Anda di halaman 1dari 17

Ramuna Astuti, S.

Pd

Sistem Pertahanan Tubuh


Manusia

MAN Insan Cendekia Sambas


Kalimantan Barat
PETA KONSEP SISTEM PERTAHANAN TUBUH MANUSIA
Pertahanan yang
Terdapat
Dipermukaan
Tubuh

Respons
Pertahanan Tubuh Peradangan
Kekebalan Aktif Nonspesifik (inflamasi)
Jenis-jenis pertahanan
Jenis Jenis Kekebalan tubuh
Tubuh Fagositosis

Kekebalan Pasif
Protein
Antimikrobia

Sitem Pertahanan
Alergi
Tubuh pada Manusia
Limfosit
Pertahanan Tubuh
Diabetes Spesifik
Melitus
antibodi
Myasthenia (Immunoglobulin)
Gravis
Autoimunitas Ganguan pada Sistem
Addison's Kekebalan Tubuh Respon Pertahanan
disease Tubuh Terhadap Antigen Kekebalan Humoral

Lupus

Imunodefisiensi kekebalan seluler


BAB
V
SISTEM PERTAHANAN TUBUH MANUSIA

Indikator
1. Menjelaskan jenis-jenis pertahanan tubuh
2. Menjelaskan struktur jaringan penyusun sistem pertahanan tubuh
3. Menjelaskan mekanisme pertahanan tubuh
4. Menjelakan jenis-jenis imunitas tubuh
5. Menjelaskan gangguan pada sistem imunitas tubuh

Sistem pertahanan tubuh (sistem imunitas) adalah sistem pertahanan yang berperan
dalam mengenal, menghancurkan serta menetralkan benda-benda asing atau sel-sel abnormal
yang berpotensi merugikan bagi tubuh. Kemampuan tubuh untuk menahan atau
menghilangkan benda asing serta sel-sel abnormal disebut imunitas (kekebalan).
Fungsi Sistem Pertahanan Tubuh

1. Melindungi tubuh dari serangan benda asing atau bibit penyakit yang masuk ke dalam
tubuh, misalnya bakteri, virus, protozoa dan jamur.
2. Menghancurkan jaringan atau sel mati atau rusak untuk perbaikan jaringan.
3. Mengenali dan menghancurkan sel abnormal (mutan) seperti kanker.

1 JENIS-JENIS PERTAHANAN TUBUH


Tubuh manusia memiliki dua macam mekanisme pertahanan tubuh, yaitu pertahanan
nonspesifik (alamiah) dan pertahanan spesifik
A. SISTEM PERTAHANAN TUBUH NONSPESIFIK (ALAMIAH)
Pertahanan nonspesifik merupakan imunitas bawaan sejak lahir, berupa komponen
normal tubuh yang selalu ditemukan pada individu sehat, dan siap mencegah serta
menyingkirkan dengan cepat antigen yang masuk ke dalam tubuh. Pertahanan ini disebut
nonspesifik karena tidak ditujukan untuk melawan antigen tertentu, tetapi dapat
memberikan respon langsung terhadap berbagai antigen untuk melindungi tubuh. Jumlah
komponennya dapat meningkat oleh infeksi, misalnya jumlah sel darah putih akan
meningkat jika terjadi infeksi.

1) Pertahanan yang terdapat di Permukaan Tubuh


a. Pertahanan Fisik
Pertahanan fisik dilakukan oleh lapisan terluar tubuh yang berfungsi
menghalangi jalan masuknya patogen ke tubuh. Pertahanan ini dilakukan oleh
kulit dan membran mukosa. Kulit yang sehat dan utuh menjadi garis
pertahanan pertama terhadap antigen. Sebaliknya, kulit yang rusak atau hilang
(misalnya akibat luka bakar), akan meningkatkan resiko infeksi. Luka kecil
jarang menyebabkan infeksi yang parah karena luka kecil dapat diatasi oleh
respons imunitas kulit. Membran mukosa yang melapisi permukaan bagian
dalam tubuh, menyekresikan mukus sehingga dapat memerangkap antigen,
serta menutup jalan masuk ke sel epitel. Contohnya partikel yang besar dalam
saluran pernapasan akan dikeluarkan saat bersin dan batuk. Partikel kecil dan
mikroorganisme yang mungkin lolos dari pertahanan mukus akan ditangkap
oleh silia sel epitel untuk dikeluarkan atau ditelan bersama mukus ke dalam
saluran pencernaan.
b. Pertahanan Mekanis
Pertahanan tubuh secara mekanis dilakukan oleh rambut hidung dan silia pada
trakea. Rambut hidung berfungsi menyaring udara yang dihirup dari partikel-
partikel berbahaya maupun mikkroba. Silia yang terdapat pada trakea
berfungsi menyapu partikel-partikel berbahaya yang terperangkap dalam
lendir agar dapat dikeluarkan oleh tubuh.
c. Pertahanan Kimiawi
Pertahanan tubuh secara kimiawi dilakukan oleh sekret yang dihasilkan kulit
dan membran mukosa. Sekret tersebut mengandung zat-zat kimia yang dapat
menghambat pertumbuhan mikroba. Zat kimia membentuk lingkungan yang
buruk bagi beberapa mikroorganisme. Contohnya, lisozim yang terkandung
dalam keringat, ludah, air mata, dan air susu ibu (ASI), dapat menghancurkan
lapisan peptidoglikan dinding sel bakteri. Pada Laktooksidase dan asam
neuraminat dalam ASI dapat menghancurkan bakteri Escherichia coli dan
Staphylococcus sp. Zat antimikroba lainnya adalah HCL (asam klorida) dalam
lambung, enzim proteolitik, empedu dalam usus halus, serta keasaman cairan
vagina. Pembilasan oleh air mata, saliva dan urine berperan juga dalam
perlindungan terhadap infeksi.
d. Pertahanan Biologis
Pertahanan tubuh secara biologis dilakukan oleh populasi bakteri tidak
berbahaya yang hidup di kulit dan membran mukosa. Bakteri-bakteri tersebut
melindungi tubuh dengan cara berkompetisi dengan patogen dalam
memperoleh nutrisi.

2) Respons Peradangan (Inflamasi)


Inflamasi merupakan respon tubuh terhadap keruusakan jaringan, misal akibat
tergores atau benturan keras. Penyebabnya antara lain terbakar, toksin, produk
bakteri, dan gigitan serangga. Inflamasi dapat bersifat akut (jangka pendek) atau
kronik (berlangsung lama). Tanda-tanda lokal respons inflamasi, yaitu kemerahan,
panas, pembengkakan, nyeri atau kehilangan fungsi. Efek inflamasi menyebabkan
demam (suhu tubuh tinggi abnormal) hingga infeksi teratasi dan leukositosis
(peningkatan jumlah leukosit dalam darah) karena produksi leukosit dalam
sumsung tulang meningkat.

(a) (b)
Gambar tanda-tanda inflamasi Tanda-tanda Inflamasi: (a) Bintik Merah pada
Kulit dan (b) Jari Kaki yang Membengkak dan Berwarna Kemerahan
Inflamasi berfungsi membawa fagosit dan protein plasma ke jaringan yang
terinfeksi/rusak untuk mengisolasi, menghancurkan, menginaktifkan agen
penyerang, membersihkan debris (sel-sel yang rusak atau mati) serta
mempersiapkan proses penyembuhan dan perbaikan jaringan.
Mekanisme pertahanan tubuh melalui inflamasi:

3) Fagositosis

Fagositosis adalah suatu mekanisme pertahanan yang dilakukan oleh sel-sel


fagosit dengan cara mencerna mikroba atau partikel asing. Sel fagosit terdiri atas
dua jenis yaitu fagosit mononuklear, contohnya adalah monosit di dalam darah
dan jika bermigrasi ke jaringan akan berperan sebagai magrofag dan fagoosit
polimorfonuklear contohnya adalah granulosit yang terdiri atas neutrofil,
eosinofil, basofil dan cell mast.
Mekanisme fagositosis:
4) Protein Antimikroba
Zat antimikroba nonspesifik dapat bekerja tanpa adanya interaksi antigen dan
antibodi sebagai pemicu.
a. Interferon, protein antivirus yang dapat disintesis oleh sebagian besar sel tubuh
sebagai respons terhadap infeksi virus, stimulasi imunitas, dan stimulan kimia.
Interferon berfungsi menghalangi multiplikasi virus. Contohnya, IFN-α
(diproduksi oleh leukosit yang terinfeksi virus) dan IFN-β (diproduksi oleh
fibroblas yang terinfeksi virus).
b. Komplemen, beberapa jenis protein plasma yang tidak aktif tetapi dapat
diaktifkan oleh berbagai bahan dari antigen seperti liposakarida bakteri.
Aktivasi komplemen bertujuan untuk menghancurkan mikroorganisme atau
antigen asing tetapi terkadang menimbulkan kerusakan jaringan tubuh sendiri

B. SISTEM PERTAHANAN TUBUH SPESIFIK (ADAPTIF)

Sistem pertahanan tubuh spesifik merupakan pertahanan tubuh terhadap patogen


tertentu yang masuk ke dalam tubuh. Sistem ini bekerja apabila patogen berhasil melewati
sistem pertahanan tubuh nonspesifik. Pertahanan tubuh secara spesifik dilakukan oleh
antibodi yang dibentuk oleh limposit karena adanya antigen yang masuk ke tubuh.

1) Limposit
Limposit terdiri atas dua tipe yaitu limposit B (sel B) dan limposit T (sel T).
a. Sel B
Proses pembentukan dan pematangan sel B terjadi di sumsum tulang. Sel B
berperan dalam pembentukan kekebalan humoral dengan membentuk
antibodi. Sel B dibedakan menjadi tiga jenis yaitu:

1) Sel B plasma, berfungsi membentuk antiboodi


2) Sel B pengingat, berfungsi mengingat antigen yang pernah masuk ke
tubuh serta menstimulasi pembentukan sel B plasma jika terjadi
infeksi kedua
3) Sel B pembelah, berfungsi membentuk sel B plasma dan sel B
pengingat
b. Sel T
Proses pembentukan sel T terjadi di sumsum tulang dan pematangannya terjadi
di kelenjar timus. Sel T berperan dalam pembentukan kekebalan seluler
yaitu dengan cara menyerang penghasil antigen secara langsung. Sel T
juga ikut membantu produksi antibodi oleh sel B plasma. Sel T dibedakan
menjadi tiga jenis yaitu:

1) Sel T pembunuh, berfungsi menyerang pataogen yang masuk ke


tubuh, sel tubuh terinfeksi, serta sel kanker secara langsung.
2) Sel T pembantu, berfungsi menstimulasi pembentukan jenis sel T
lainnya dan sel B plasma serta mengaktivasi makrofag untuk
melakukan fagositosis.
3) Sel T supresor, berfungsi menurunkan dan menghentikan respons
imun dengan cara menurunkan produksi antibodi dan mengurani
aktivitas sel T pembunuh. Sel T supresor akan bekerja setelah
infeksi berhasil ditangani

Respon kekebalan tubuh seccara spesifik dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar Respon Imun Spesifik

2) Antibodi (Immunoglobin/Ig)

Antibodi akan dibentuk oleh tubuh ketika ada antigen yang masuk ke tubuh.
Antigen merupakan senyawa protein yang terdapat pada patogen sel asing atau sel
kanker. Antibodi disebut juga immunoglobulin atau serum protein globulin karena
berfungsi melindungi tubuh melalui proses kekebalan (immune). Antibodi
merupakan senyawa protein yang berfungsi melawan antigen dengan cara
mengikat antigen tersebut. Selanjutnya, sel asing yang antigennya telah diikat oleh
antibodi akan ditangkap dan dihancurkan oleh makrofag. Suatu antibodi bekerja
secara spesifik untuk antigen tertentu. Contoh antibodi cacar hanya bekerja untuk
antigen cacar.
Antibodi tersusun atas dua macam rantai polipeptida yang identik yaitu dua
rantai ringan dan dua rantai berat. Keempat rantai pada molekul antibodi tersebut
dihubungkan satu sama lain oleh ikatan disulfida dan bentuk molekulnya seperti
huruf Y. Setiap lengan dari molekul tersebut memiliki tempat pengikatan antigen.
Pada umumnya molekul antibodi berbentuk seperti huruf Y, yang terdiri atas
bagian-bagian sebagai berikut:

Gambar Struktur Antibodi

Dua rantai berat dan dua rantai ringan yang dihubungkan oleh jembatan
disulfida.
Daerah variabel (V) antarmolekul memiliki rangkaian asam amino yang
berbeda dan membentuk suatu reseptor untuk antigen spesifik.
Daerah konstan (C) menstabilkan sisi pengikat antigen.
Daerah hinge (engsel) memungkinkan kedua lengan Y dapat membuka atau
menutup untuk mengakomodasi pengikatan terhadap dua determinan antigen
yang terpisah pada jarak tertentu seperti yang ditemukan pada permukaan
bakteri.
Beberapa cara kerja antibodi dalam mengaktivasi antigen sebagai berikut:
a. Netralisasi (menghalangi tempat pengikatan virus, membungkus bakteri dan
atau opsonisasi).
b. Aglutinasi partikel yang mengandung antigen, seperti mikrobia.
c. Presipitasi (pengendapan) antigen yang dapat larut.
d. Fiksasi komplemen (aktivasi komplemen).
Antibodi merupakan protein plasma yang disebut imunoglobulin (Ig).
Antibodi dapat dibedakan menjadi lima tipe, yaitu IgM, IgG, IgA, IgD, dan IgE.
IgM, antibodi yang pertama tiba di lokasi infeksi. IgM menetap di dalam
pembuluh darah dan tidak masuk ke jaringan. IgM berumur relatif pendek serta
berfungsi mengaktivasi komplemen dan memperbanyak fagositosis.
IgG, berjumlah paling banyak sekitar 80% dari keseluruhan antibodi yang
bersirkulasi. Jumlahnya akan lebih besar saat terjadi pajanan ke-2, ke-3, dan
seterusnya terhadap suatu antigen spesifik. IgG dapat menembus plasenta dan
memberikan imunitas pada bayi yang baru lahir. IgG berfungsi sebagai
pelindung terhadap mikroorganisme dan toksin, mengaktivasi komplemen dan
meningkatkan efektivitas sel fagositik.
IgA, berfungsi untuk melawan mikroorganisme yang masuk ke dalam tubuh.
IgA berjumlah sekitar 15% dari semua antibodi dalam serum darah serta dapat
ditemukan dalam zat sekresi seperti keringat, ludah, air mata, ASI, pernapasan
dan sekresi usus.
IgD, berfungsi membantu memicu respons imunitas. IgD banyak ditemukan
dalam limfosit B. IgD dalam serum darah dan limfa berjumlah relatif sedikit.
IgE, terikat pada reseptor sel mast dan basofil. IgE menyebabkan pelepasan
histamin dan mediator kimia lainnya. IgE dapat ditemukan dalam darah
dengan konsentrasi yang rendah. Namun kadarnya akan meningkat selama
reaksi alergi dan pada penyakit parasitik tertentu.

Gambar Bentuk Imunoglobulin (Ig)

2 RESPONS KEKEBALAN TUBUH TERHADAP ANTIGEN


A. KEKEBALAN HUMORAL

Kekebalan humoral melibatkan aktivitas sel B dan antibodi yang beredar dalam cairan
darah dan limfe. Ketika suatu antigen masuk ke tubuh untuk pertama kalinya, sel B
pembelah akan membentuk sel B plasma dan sel B pengingat. Sel B plasma akan
menghasilkan antibodi yang berfungsi mengikat antigen. Dengan demikian, makrofag
akan lebih mudah menangkap dan menghancurkan patogen. Setelah infeksi berakhir, sel
B plasma akan mati, sedangkan sel B pengingat akan tetap hidup dalam waktu lama.
Serangkaian respons terhadap patogen ini disebut respons kekebalan primer.
Apabila antigen yang sama masuk kembai ke tubuh, sel B pengingat akan
mengenalinya dan menstimulasi pembentukan sel B plasma. Sel B plasma berfungsi
memproduksi antibodi. Respons tersebut dinamakan respons kekebalan sekunder. Respons
kekebalan sekunder terjadi lebih cepat dan konsentrasi antibodi yang dihasilkan lebih besar
dibandingkan pada respons kekebalan primer. Hal ini dikarenakan adanya memori
imunologi yaitu kemampuan sistem imun untuk mengenali antigen yang pemah masuk ke
tubuh.
Gambar Cara Kerja Kekebalan Humoral

B. KEKEBALAN SELULER

Kekebalan seluler melibatkan sel T yang bertugas menyerang sel-sel asing atau
jaringan tubuh yang terinfeksi secara langsung. Ketika sel T pembunuh kontak dengan
antigen pada permukaan sel asing, sel T pembunuh akan menyerang dan
menghancurkannya dengan cara merusak membran sel asing. Apabila infeksi telah
berhasil ditangani, sel T supresor akan menghentikan respons kekebalan dengan cara
menghambat aktivitas sel T pembunuh dan membatasi produksi antibodi.

3 JENIS-JENIS KEKEBALAN TUBUH


A. KEKEBALAN AKTIF/IMUNITAS AKTIF

Imunitas aktif alami, terjadi jika seseorang terpapar satu jenis penyakit, kemudian
sistem imunitas memproduksi antibodi dan limfosit khusus. Imunitas ini dapat bersifat
seumur hidup (contohnya, cacar dan campak) atau sementara (contohnya, gonore dan
pneumonia).

(a) (b)
Gambar Penyakit Imunitas Aktif Alami: (a) Cacar Air dan (b) Campak

Imunitas aktif buatan (induksi), merupakan hasil vaksinasi. Vaksin adalah patogen
yang mati/dilemahkan, atau toksin yang telah diubah. Vaksin dapat merangsang
respon imunitas, tetapi tidak menyebabkan penyakit. Contohnya, vaksin Sabin untuk
menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit poliomielitis, BCG (bacille calmette
guerin) untuk melawan tuberkulosis, TFT (tetanusformoltoxoid) untuk melawan
tetanus, MMR (measlesmumpsrubella) untuk melawan campak, DPT untuk melawan
difteri, pertusis (batuk rejan), dan tetanus.

Gambar Vaksinasi dengan Cara Disuntik

B. KEKEBALAN PASIF/IMUNITAS PASIF

Kekebalan pasif adalah kekebalan yang diperoleh setelah tubuh menerima antibodi dari
luar. Kekebalan ini dapat diperoleh secara alami dan buatan.
Imunitas pasif alami, terjadi melalui pemberian ASI kepada bayi dan saat IgG ibu
masuk ke plasenta, sehingga dapat memberikan kekebalan sementara untuk beberapa
minggu atau beberapa bulan setelah kelahiran.
Imunitas pasif buatan, terjadi melalui injeksi antibodi dalam serum yang dihasilkan
oleh orang atau hewan yang kebal karena pernah terpapar antigen tertentu. Contohnya,
antibodi dari kuda yang kebal terhadap gigitan ular dapat diinjeksikan kepada manusia
yang digigit ular sejenis.

4 GANGGUAN PADA SISTEM KEKEBALAN TUBUH

A. HIPERSENSITIVITAS (ALERGI)

Hipersensitivitas adalah peningkatan sensitivitas atau reaktivitas terhadap antigen


yang pernah dipajankan atau dikenal sebelumnya. Respon imunitas ini berlebihan dan
tidak diinginkan karena menyebabkan ketidaknyamanan. Pada umumnya terjadi pada
beberapa orang saja dan tidak terlalu membahayakan tubuh. Antigen yang mendorong
timbulnya alergi disebut alergen. Contohnya spora kapang, serbuk sari, rambut hewan,
kotoran serangga, karet lateks, obat-obatan, dan bahan makanan (telur, susu, kacang,
udang, dan kerang).
Pajanan terhadap alergen akan membuat tubuh sensitif, sehingga pajanan berikutnya
mengakibatkan reaksi alergi. Gejala reaksi alergi yaitu gatal-gatal, ruam (kemerahan di
kulit), mata merah, kesulitan bernapas, kram berlebihan, serumsickness, dan Stevens
Johnson Syndrome (SJS).
(a) (b)
Gambar Gejala Reaksi Alergi: (a) Gatal-gatal dan (b) Penderita Sindrom Stevens Johnson

B. AUTOIMUNITAS

Autoimunitas adalah kegagalan sistem imunitas untuk membedakan sel tubuh dengan
sel asing sehingga sistem imunitas menyerang sel tubuh sendiri. Contohnya, artritis
rematoid, penyakit Grave (hipertiroidism), anemia pernisiosa, penyakit Addison, systemic
lupus erythematosus (SLE), diabetes mellitus tergantung insulin (DM tipe 1), dan
multiplesclerosis (MS, penyakit neurologis kronis) (Gambar 19).

(a) (b)
Gambar Penyakit Autoimunitas: (a) Artritis Rematoid dan (b) Systemic Lupus
Erythematosus

C. IMUNODEFISIENSI

Imunodefisiensi adalah kondisi menurunnya keefektifan sistem imunitas atau


ketidakmampuan sistem imunitas untuk merespon antigen.
Defisiensi imun kongenital, keadaan tidak memiliki sel B maupun sel T sejak lahir.
Penderita harus hidup dalam lingkungan steril.
AIDS (acquired immunodeficiency syndrome), disebabkan oleh virus HIV (human
immunodeficiency virus). Jumlah sel T penolong berkurang, sehingga sistem imunitas
melemah. Penderita rentan terhadap penyakit oportunistik (penyakit infeksi yang timbul
saat daya tahan tubuh lemah dan biasanya tidak menyebabkan penyakit pada orang dengan
sistem kekebalan tubuh normal, seperti infeksi Pneumocystis carinii, menderita sarkoma
Kaposi (sejenis kanker kulit dan pembuluh darah), kerusakan neurologis, penurunan
fisiologis, dan kematian. Angka kematian AIDS hampir 100%.
LATIHAN UJI KOMPETENSI
Pilihan ganda: Pilihlah jawaban yang Anda anggap paling benar!

1. Sistem pertahanan tubuh adalah .... 4. Perhatikan komponen yang terlibat


a. Kemampuan tubuh dalam dalam sistem pertahanan tubuh.
menghasilkan limfosit dewasa 1) Limfosit
b. Kemampuan dalam menjalani 2) Rambut hidung
persaingan kehidupan 3) Kulit
c. Kemampuan memakan antigen 4) Membran mukosa
yang masuk ke dalam tubuh 5) Antibodi
d. Kemampuan tubuh dalam Komponen yang terlibat dalam sistem
menghasilkan sel kekebalan pertahanan tubuh nonspesifik terdapat
e. Kemampuan tubuh dalam pada nomor ....
mempertahankan diri dari a. 1), 2), dan 3)
serangan penyakit b. 1), 3), dan 5)
2. Pernyataan berikut merupakan fungsi c. 2), 3), dan 4)
sistem pertahanan tubuh: d. 2), 3), dan 5)
1. Mempertahankan tubuh dari e. 3), 4), dan 5)
patogen invasif 5. Perhatikan proses fagositosis berikut!
2. Melindungi tubuh terhadap suatu 1) Partikel asing mengeluarkan zat
agen dari lingkungan eksternal yang dapat memikat sel hidup
3. Menyingkirkan sel-sel yang sudah 2) Partikel asing terdeteksi oleh sel-
rusak akibat penyakit atau cedera. sel fagosit
4. Mengenali dan menghancurkan 3) Seluruh permukaan partikel asing
sel-sel normal dicerna sampai hancur oleh enzim-
5. Mengenali dan menghancurkan enzim penghancur seperti acid
sel abnormal hydrolase dan peroksidase
Pernyataan yang bukan merupakan 4) Sel fagosit bergerak menuju
fungsi sistem pertahanan tubuh, yaitu: partikel asing yang tidak dicerna
a. 1 akan dikeluarkan oleh sel fagosit
b. 2 5) Sisa partikel asing yang tidak
c. 3 dicerna akan dikeluarkan oleh sel
d. 4 fagosit
e. 5 6) Membran sel fagosit akan
3. Sistem pertahanan alamiah bersifat menyelubungi seluruh permukaan
nonspesifik, artinya .... partikel asing dan menelannya ke
a. Hanya melawan antigen tertentu dalam sitoplasma
b. Melindungi tubuh dari berbagai Urutan proses fagositosis yang benar
kuman adalah .....
c. Membentuk antibodi a. 2) – 1) – 4) – 6) – 3) – 5)
d. Menghasilkan imunoglobulin b. 2) – 3) – 1) – 4) – 6) – 5)
e. Membunuh mikroorganisme c. 3) – 2) – 4) – 1) – 6) – 5)
dengan sel T sitotoksik d. 3) – 5) – 4) – 6) – 1) – 2)
e. 4) – 5) – 6) – 1) – 3) – 2)
6. Inflamasi merupakan reaksi lokal 10. Organ yang menghasilkan antibodi
jaringan terhadap infeksi jaringan atau dalam tubuh manusia adalah ....
cedera. Prosesnya secara berurutan a. Kelenjar pankreas
adalah ... b. Kelenjar paratiroid dan tiroid
a. Cedera – konstriksi pembuluh c. Tulang selangka
darah – isolasi area kerusakan – d. Sumsum tulang dan hipotalamus
fagositosis – regenerasi jaringan e. Sumsum tulang dan kelenjar timus
b. Cedera – isolasi area cedera – 11. Perhatikan Tabel 1 berikut!
fagositosis – vasodilatasi – Tipe
Karakteristik
regenerasi jaringan Antibodi
c. Cedera – fagositosis – vasodilatasi I. IgM P. Mencegah infeksi pada
– isolasi area kerusakan – permukaan epitelium,
regenerasi jaringan serta dapat ditemukan
d. Cedera – vasodilatasi – isolasi area dalam air mata, air ludah,
kerusakan – fagositosis – keringat, dan membran
regenerasi jaringan mukosa
e. Cedera – vasodilatasi – konstriksi II. IgG Q. Dilepaskan ke aliran
pembuluh darah – fagositosis – darah saat terjadi infeksi
regenerasi jaringan yang pertama kali
7. Zat antimikroba yang secara alamiah (respons kekebalan
terkandung dalam air mata, urine, dan primer)
keringat adalah .... III. IgA R. Banyak terdapat di dalam
a. Interferon darah dan diproduksi saat
b. Antibodi terjadi infeksi kedua
c. Komplemen (respons kekebalan
d. Lisozim sekunder)
e. Antigen IV. IgD S. Memengaruhi sel untuk
8. Interferon merupakan protein yang melepaskan histamin
dapat disintesis oleh sel-sel tubuh yang terlibat dalam reaksi
sebagai respon terhadap infeksi .... alergi, serta dapat
a. Bakteri ditemukan terikat pada
b. Cacing basofil dan mastosit.
c. Jamur V. IgE T. Ditemukan pada
d. Protozoa permukaan limfosit B
e. Virus sebagai reseptor dan
9. Berikut adalah mekanisme pertahanan berfungsi merangsang
tubuh. pembentukan antibodi
1. Respon peradangan oleh sel B plasma.
2. Limfosit Pasangan antara tipe antibodi dan
3. Sekresi karakteristiknya yang benar terdapat pada
4. Antibodi ....
5. Fagositosit a. I – P, II – Q, III – R, IV – S, dan V – T
Mekanisme pertahanan tubuh yang b. I – Q, II – R, III – P, IV – T, dan V – S
bersifat spesifik adalah.... c. I – R, II – P, III – T, IV – R, dan V – S
d. I – S, II – P, III – R, IV – T, dan V – Q
a. 1 dan 2
e. I – T, II – S, III – P, IV – R, dan V – Q
b. 2 dan 3
c. 2 dan 4
d. 3 dan 4
e. 3 dan 5
12. Berikut merupakan mekanisme kerja 15. Pasangan yang benar antara jenis
antibodi dalam menginaktivasi limfosit dan fungsinya dalam tabel
antigen, kecuali .... berikut adalah....
a. Menghalangi tempat pengikatan No Jenis Fungsi
virus dan membungkus bakteri limfosit
b. Menghasilkan zat yang dapat a Sel B Menurunkan dan
mencegah virus bereplikasi pembelah menghentikan
c. Menggumpalkan partikel yang respons imun
mengandung antigen dengan cara
d. Mengendapkan antigen yang menurunkan
dapat larut produksi
e. Mengaktivasi komplemen antibodi.
13. Perhatikan Gambar dibawah ini! b Sel B Membentuk sel B
plasma pengingat
c Sel T Menyerang
pembunuh patogen yang
masuk ke tubuh,
sel tubuh yang
terinfeksi, dan sel
kanker secara
Mekanisme pengikatan antibodi dan
langsung
antigen
Berdasarkan Gambar 1, terjadinya d Sel T Menstimulasi
pembantu pembentukan
ikatan antara antibodi dan bakteri
jenis sel T
tersebut dengan cara ....
a. Fiksasi komplemen lainnya dan sel B
plasma serta
b. Opsonisasi
mengaktivasi
c. Aglutinasi
d. Presipitasi makrofag untuk
melakukan
e. Netralisasi
fagositosis
14. Berdasarkan cara memperoleh
kekebalan tubuh, dapatdigolongkan e Sel T Membentuk
menjadi dua kelompok yaitu kekebalan supresor antibodi
aktif dan kekebalan pasif. Pernyataan 16. Apabila terjadi infeksi oleh patogen
yang benarmengenai kekebalan pasif yang sama untuk kedua kalinya, sistem
adalah .... pertahanantubuh akan merespons
a. Kekebalan pasif hanya diperoleh dengan cara ....
secara alami a. Sel T pembunuh segera
b. Kekebalan pasif dihasilkan oleh membunuh penyebab infeksi
tubuh itu sendiri tersebut
c. Kekebalan pasif hanya diperoleh b. Sel B pengingat menstimulasi
secara buatan pembentukan sel B plasma
d. Kekebalan pasif alami dapat c. Sel T supresor menekan kerja sel
ditemukan pada bayi setelah T pembunuh
menerima antibodi dari ibunya d. Sel B pembelah membentuk sel B
e. Kekebalan pasif buatan dapat plasma
diperoleh dengan cara e. Sel T pembantu memproduksi
memberikan vaksinasi kepada antibody
anak-anak
17. Pada respon kekebalan humoral, 21. Berikut yang bukan merupakan faktor-
antibodi dihasilkan oleh .... faktor yang memengaruhi sistem
a. Sel T penolong pertahanan tubuh adalah .....
b. Limfosit B a. Stres, usia, dan olahraga
c. Sel T sitotoksik b. Genetik, fisiologis, dan hormon
d. Makrofag c. Tidur, nutrisi, dan racun tubuh
e. Trombosit d. Nutrisi, obat-obatan, hormon
18. Sel-sel limfoid yang berperan dalam e. Usia, pekerjaan, dan olahraga
kekebalan yang diperantai sel adalah 22. Seorang siswa merasakan gatal-gatal
…. dan pembengkakan pada kulitnya
a. Limfosit T setelah mengonsumsi seafood.
b. Limfosit B Kemungkinan siswa tersebut
c. Pembuluh limfa mengalami gangguan sistem imunitas
d. Immunoglobulin M .....
e. Immunoglobulin G a. Hipersentivitas
19. Pernyataan-pernyataan berikut b. Inflamasi
berhubungan dengan sistem c. Imunodefisiensi
pertahanan tubuh. d. Defisiensi imun kongenital
1) Kekebalan seluler melibakan sel T e. Penyakit oportunistik
2) Kekebalan seluler melibatkan 23. Penyakit autoimun merupakan
aktivitas sel B dan antibodi penyakit yang disebabkan karena ....
3) Kekebalan seluler akan a. Kerusakan limfosit
menyerang dan menghancurkan b. Antigen yang masuk ke dalam
antigen dengan merusak membran tubuh
asing c. Transfusi darah
4) Kekebalan seluler melibatkan d. Antibodi yang menyerang
makrofag untuk melawan antigen. jaringannya sendiri
Pernyataan yang tepat mengenai sistem e. Transplantasi organ
kekebalan seluler dalam tubuh terdapat 24. Mengonsumsi obat-obatan
pada nomor.... sembarangan dapat mengakibatkan
a. 1 dan 2 reaksi alergi pada kulit dan kelenjar
b. 1 dan 3 mukosa yang sangat berbahaya,
c. 2 dan 3 bahkan dapat menyebabkan kematian.
d. 3 dan 4 Penyakit tersebut adalah....
e. 3 dan 5 a. Sindrom Down
20. Perbedaan mendasar antara b. Addison
mekanisme pertahanan tubuh melalui c. Sindrom Stevens Johnson
imunitas seluler dan imunitas humoral d. Artritis rematoid
adalah pada kinerja sel T sitotoksik e. Grave (hipertiroidism)
yang berperan untuk .... 25. Gangguan sistem imunitas ditandai
a. Menghancurkan sel tubuh yang dengan melemahnya kekebalan tubuh
terinfeksi sehingga menjadi rentan terhadap
b. Memperbaiki sel tubuh yang penyakit opurtunistik. Hal tersebut
terinfeksi dialami oleh penderita....
c. Menekan kerusakan sel tubuh yang a. AIDS
terinfeksi b. Malaria
d. Menghancurkan patogen di luar sel c. Anemia pernisiosa
tubuh d. Diabetes mellitus
e. Memperkuat membran sel tubuh e. Lupus
yang sehat

Anda mungkin juga menyukai