MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Kesehatan Olahraga
yang dibina Bapak Dr. Sugiharto, M.S.
oleh
BENEDICTUS KRISTIAWAN 140621606508
GOZY ENDRA V 14062160
FEBRY DHARMA P 14062160
1.3 Tujuan
1. Mengetahui yang dimaksud dengan olahraga.
2. Mengetahui apa yang dimaksud dengan imun serta mekanismenya.
3. Mengetahui hubungan dari olahraga dengan peningkatan imun.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Olahraga
adalah aktivitas gerak manusia menurut teknik tertentu dalam
pelaksanaannya ada unsur bermain, ada rasa senang, dilakukan waktu luang,
aktivitas dipilih (sukarela), kepuasan dalam proses, Jika tidak dilaksanakan ada
sanksi dan nilai positif. Definisi Olahraga Secara umum, Olahraga adalah suatu
bentuk aktivitas fisik yang terencana dan terstruktur yang melibatkan gerakan
tubuh berulang-ulang dan ditujukan untuk meningkatkan kebugaran jasmani.
Olahraga menurut para ahli ialah sebagai berikut :
1.Cholik Mutohir
Olahraga adalah sistematik yang berupa suatu kegiatan atau usaha yang
dapat mendorong mengembangkan dan membina potensi-potensi jasmaniah dan
rohhaniah seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat dalam bentuk
permainan, perlombaan/pertandingan dan pestasi puncak dalam pembentukan
manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan pancasila.
2.Jaya Wardana (2010:1)
Olahraga merupakan kemampuan dasar yang dimiliki manusia yang bisa
dikembangkan dan dilatih untuk kepentingan kesehatan bagi dirinya.
3.UNESCO
setiap aktivitas tubuh berupa permainan yang berisikan perjuangan
melawan unsur-unsur alam, orang lain, ataupun diri kita sendiri
2.2 Imun
Kata imun berasal dari bahasa Latin immunitas yang berarti
pembebasan (kekebalan) yang diberikan kepada para senator Romawi selama
masa jabatan mereka terhadap kewajiban sebagai warganegara biasa dan terhadap
dakwaan. Dalam sejarah, istilah ini kemudian berkembang sehingga
pengertiannya berubah menjadi perlindungan terhadap penyakit, dan lebih
spesifik lagi, terhadap penyakit menular. Sistem imun adalah sistem pertahanan
yang ada pada tubuh manusia yang berfungsi untuk menjaga manusia dari benda-
benda yang asing bagi tubuh manusia. Pada sistem imun ada istilah yang disebut
Imunitas. Imunitas sendiri adalah ketahanan tubuh kita atau resistensi tubuh kita
terhadap suatu penyakit. Jadi sistem imun pada tubuh kita mempunyai imunitas
terhadap berbagai macam penyakit yang dapat membahayakan tubuh kita.
Menurut Guyton dan Hall (1996:435) tubuh manusia mempunyai
kemampuan untuk melawan segala macam organisme atau toksin yang cenderung
merusak jaringan dan organ tubuh. Kemampuan itu disebut kekebalan atau
imunitas. Sebagian besar imunitas disebabkan oleh suatu imun khusus yang
membentuk antibodi dan limfosit yang diaktifkan yang akan menyerang dan
menghancurkan toksin tertentu, kekebalan ini disebut kekebalan buatan/
kekebalan yang didapat/ sistem imun spesifik (acquired adaptive immunity) Ada
suatu jenis imunitas tambahan yang disebabkan oleh proses umum dan bukan
disebabkan dari proses untuk melawan organisme penyebab penyakit spesifik.
Kekebalan ini disebut kekebalan bawaan/ sistem imun nonspesifik (innate
immunity).
Sistem imun buatan ini mempunyai kemampuan untuk mengenal benda
yang dianggap asing bagi dirinya. Benda asing yang pertama kali muncul segera
dikenal sehingga terjadi sensitisasi sel-sel sistem imun tersebut. Bila sel imun
tersebut berpapasan kembali dengan sel asing yang sama, maka benda asing yang
terakhir ini akan dikenal lebih cepat kemudian akan dihancurkan (Baratawidjaya,
1991: 30).
Respon imun menurut pendapat modern menjalankan tiga fungsi utama
yaitu pertahanan (defense), homeostatis dan pengawasan (survaillance) (Bellanti,
1985: 15). Kondisi stress berhubungan erat dengan respon imun. Pada saat stress,
terjadi respon imun yang lebih bertujuan untuk mengembalikan keadaan individu
pada keadaan homeostatis (Locke, 1982 dalam Miller dan Norin, 1989).
Makrofag sebagai sel fagosit mengenali bakteri dengan reseptor yang ada
pada permukaan sel. Reseptor tersebut mengenal konstituen yang ada pada
permukaan sel bakteri. Molekul yang berada pada permukaan sel bakteri berikatan
dengan reseptor yang ada pada makrofag dan merangsang makrofag untuk
memfagosit bakteri tersebut. Makrofag yang teraktifkan mampu mensekresi
sitokin. Sitokin merupakan protein yang disekresi suatu sel dan memiliki efek
mengubah tingkah laku sel lain yang mempunyai reseptor untuk sitokin tersebut.
Makrofag yang teraktifkan juga mensekresi protein yang dikenal dengan nama
kemokin. Kemokin mempunyai kemampuan merekrut sel-sel lain yang memiliki
reseptor kemokin, seperti neutrofil dan monosit dari sirkulasi darah. Sitokin dan
kemokin yang dihasilkan makrofag sebagai respon terhadap molekul yang
terdapat pada bakteri akan mengawali proses inflamasi.
Sel dendritik belum masak yang terletak pada daerah luka akan
menangkap patogen dengan reseptor yang memediasi fagositosis, sedangkan
antigennya akan ditangkap dengan makropinositosis. Sel dendritik ini terstimuli
dan bermigrasi ke lymph node terdekat melalui pembuluh limfatik. Pada LN sel
dendritik telah masak sempurna dan kehilangan kemampuan sebagai sel fagosit.
Pada LN, sel dendritik tertemu dan mengaktifkan sel T yang masuk LN melalui
pembuluh darah khusus yang disebut high endothelial venule (HEV). Sel endotel
yang menyusun HEV sangat spesifik berbentuk kuboid.
Frisina JP, Gauderi S, Cable T, Keast, Palmer TN. 1993. Effect of Acute Exercise
on Lymphocite Sub Set and Metabolic Activity. Int. J. Sport Med., 15(1).
http://kidungkawan.blogspot.co.id/2013/10/pengertian-fungsi-dan-mekanisme-
sistem.html