22 - Kelas C - 2411171101 - Rifki Bayu Pratama - Tugas 5
22 - Kelas C - 2411171101 - Rifki Bayu Pratama - Tugas 5
METODE PENELITIAN
Oleh :
Rifki Bayu Pratama
NIM 2411171101
b. Literatur 4
Judul Perencanaan Drainase Perkotaan di Kota Nanga Bulik
Kabupaten Lamandu Provinsi Kalimantan Tengah
Pengarang : Saputro, D.A.T., Ismoya, M.J., Wicaksono, P.H.
Tahun Terbit : 2015
Penerbit : Brawijaya Knowledge Garden
Jenis : Jurnal
Penulisan di Saputro, D.A.T., Ismoya, M.J., Wicaksono, P.H. (2015) :
Daftar Pustaka Perencanaan Drainase Perkotaan di Kota Nanga Bulik
Kabupaten Lamandu Provinsi Kalimantan
Tengah.Brawijaya Knowledge Garden, Malang.
Keyword 1 : Tidak ada
Keyword 2 : 15
Keyword 3 :5
Keyword 4 : 21
Keyword 5 :9
METODE
PENELITIAN
c. Literatur 5
Judul : Green Cimahi Watershed for
Balancing Water Supply and Flood Control
Pengarang : Safarina, A.B., Karnisah, I., dan Sufianto, D.
Tahun Terbit : 2019
Penerbit : IOP Publishing.
Jenis : Paper
Penulisan di Safarina, A.B., Karnisah, I., dan Sufianto, D. (2019) : Green
Daftar Pustaka Cimahi Watershed for Balancing Water Supply and Flood
Control, IOP Publishing.
Keyword 1 : 103
Keyword 2 : Tidak ada
Keyword 3 : Tidak ada
Keyword 4 :9
Keyword 5 : 38
Gambar 1 4 Bahu jalan yang berfungsi sebagai saluran pembawa (penampang melintang)
METODE
PENELITIAN
4. Kajian Pustaka
Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan wilayah daratan yang menjadi satu kesatuan
dengan sungai dan anak sungai lainnya. DAS memiliki fungsi menampung, menyimpan,
dan mengalirkan air yang berasal dari hujan ke danau atau laut secara alami. Berikut adalah
DAS Cimahi yang terdiri dari beberapa sungai :
Setelah diperoleh DAS lalu ditentukan titik outlet DAS dari cabang sungai menuju sungai
utama yaitu sungai Cimahi agar diketahui debit yang dialirkan dari cabang sungai menuju
sungai utama, berikut adalah gambar penempatan titik outlet DAS :
METODE
PENELITIAN
Pada titik oulet dibutuhkan debit yang keluar dari tiap outlet dimana Debit adalah banyak
volume air yang dapat melewati suatu penampang tertentu atau yang dapat ditampung
dalam suatu tempat tiap satu satuan waktu. Debit sangat berguna dalam perancangan
bangunan air seperti debit banjir digunakan dalam perancangan bangunan bending.
Parameter hidraulik sungai diukur dari potongan penampang suatu sungai, kemiringan
dasar sungai atau saluran, kecepatan aliran, kedalaman aliran, dan elevasi sungai. Dengan
menghitung debit menggunankan nilai dari kekasaran manning, kemiringan, jari-jari
hidraulis dan luas penampang yang dapat menjadi persamaan seperti berikut :
1 2 1
𝑄= 𝐴𝑅 3 𝑆 2
𝑛
(Ariani Budi Safarina dkk, 2019).
METODE
PENELITIAN
Berbeda dengan debit yang keluar, untuk membuat suatu hidrograf dibutuhkan debit
puncak dimana Hidrograf satuan merupakan hidrograf untuk nilai dari ordinat per-1mm
hujan efektif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sintetik
Nakayasu karena DAS Cimahi memenuhi kriteria DAS yang sesuadi dengan Metode
Nakayasu dengan persamaan seperti berikut :
𝐶𝐴𝑅0
𝑄𝑃 =
3,6(0,3𝑇𝑃 + 𝑇0,3 )
Sehingga akan diperoleh bentuk hidrograf seperti gambar 1
Intensitas hujan adalah kumulatif hujan yang dinyatakan dalam satuan tinggi hujan atau
volume hujan tiap satuan waktu, dan terjadi pada satu kurun waktu air hujan terkonsentrasi
dalam 24 jam. Intensitas hujan digunakan untuk mencari debit puncak, dengan persamaan
intensitas hujan seperti berikut :
𝑅24 24 2/3
𝐼= [ ]
24 𝑡𝑐
Gambar 4 Bahu jalan yang berfungsi sebagai saluran pembawa (penampang melintang)
Pada kawasan jalan yang memiliki bahu jalan berfungsi sebagai saluran pembawa harus
diperhitungkan debit yang mengalirnya dengan persamaan seperti berikut :
8/3
𝑑𝑔 . 𝑖 1/2
𝑄𝑔 = 0,375
𝑆𝑁 . 𝑛𝑁
Dimana Qg adalah debit yang mengalir di saluran pembawa (m3/dt), F adalah faktor akibat
bentuk saluran pembawa (0,8 bila trotoar tegak lurus, 0,9 bila tegak lurus), dg adalah
kedalama aliran tertinggi (m), I adalah kemiringan memanjang ruas jalan, SN adalah
kemiringan melintang, badan atau bahu jalan, nN adalah kekasaran manning yang
tergantung dari bahan permukaan jalan (Danang Ady dkk, 2015).