Anda di halaman 1dari 14

KARYA ILMIAH

PSIKOLOGI ARSITEKTUR

KOTA TUA : COLONIALISM FOOTPRINT & TOUR DESTINATION


Disusun Oleh :
Priscillia Angel Ruth Meyoki Ferdinand / 315210042
Regina Christanta Wijaya / 315210046
Elisha Hartawidjaja / 315210098

Dosen Kelas:
Theresia Budi Jayanti, ST., M.Sc

Dosen Pembimbing:
Dr. Eng. Titin Fatimah, S.T., M.Eng

PROGRAM STUDI SARJANA ARSITEKTUR


JURUSAN ARSITEKTUR DAN PERENCANAAN
FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS TARUMANAGARA
2022
1. PENDAHULUAN pengalaman individu lain yang telah merasakan
1.1 Latar Belakang hal tersebut.
Seluruh tempat di dunia pasti memiliki Seluruh karakteristik tersebut dapat
karakteristik dan ciri khas tersendiri yang dapat membentuk identitas Kota Tua Jakarta dalam
dirasakan dan diingat manusia. Karakteristik dan wujud lingkungan Kawasan Kota Tua, aktivitas
ciri khas ini akhirnya membentuk citra atau serta perilaku yang dilakukan individu, suasana
identitas suatu tempat. Identitas ini terbentuk yang terbentuk, serta identitas pengunjungnya.
melalui memori dalam otak manusia yang
dirasakan ketika menginjakkan kaki di suatu 1.2 Rumusan Masalah
tempat, melihat foto, atau bahkan hanya dengan 1. Apa pengaruh identity of place di Kota Tua
mendengar cerita orang lain. Saat ini, identitas Jakarta ?
yang terbentuk dari suatu tempat sangatlah
2. Hal apa yang membentuk identity of place
berpengaruh terhadap perkembangan dan
Kota Tua Jakarta ?
kegiatan yang terjadi di tempat tersebut.
3. Perubahan apa saja yang terjadi di Kota Tua
Kota Tua Jakarta merupakan sebuah yang mempengaruhi identitasnya ?
kawasan yang terdiri dari bangunan bersejarah
peninggalan penjajah yang dipertahankan 4. Bagaimana pandangan dan pendapat individu
hingga kini. Kota Tua terletak diantara dua terhadap identitas Kota Tua Jakarta ?
kotamadya yaitu Jakarta Barat dan Jakarta Utara, 5. Bagaimana pengaruh identity of place bagi
tepatnya di Kelurahan Pinangsia Kecamatan perilaku dan aktivitas individu di Kota Tua
Tamansari. Letaknya yang strategis, yaitu di Jakarta ?
dekat Pelabuhan Sunda Kelapa membuat Kota
1.3 Tujuan Penelitian
Tua menjadi pusat perdagangan Asia pada masa
penjajahan Belanda. Saat ini, Kota Tua menjadi 1. Mengetahhui pengaruh identity of place bagi
kawasan wisata dan merupakan salah satu Kota Tua Jakarta.
warisan budaya. 2. Mengetahui hal – hal yang membentuk
Kota Tua yang sudah berumur ratusan tahun identity of place Kota Tua Jakarta.
tentunya memiliki identitas tersendiri yang tidak 3. Mengetahui perubahan yang mempengaruhi
dimiliki tempat lainnya. Identitas Kota Tua identitas Kota Tua Jakarta.
Jakarta dapat terbentuk dari beberapa aspek.
4. Mengatahui pandangan dan pendapat
Yang pertama adalah ciri khas fisik yang dapat
individu bagi identitas Kota Tua Jakarta.
dilihat dari bangunan bersejarah yang
dipertahankan hingga kini. Yang kedua adalah 5. Mengetahui pengaruh identity of place bagi
interaksi sosial, berupa aktivitas, perilaku, serta perilaku dan aktivitas individu di Kota Tua
perkataan individu. Yang ketiga merupakan Jakarta.
pengalaman berupa perasaan yang dirasakan
oleh individu saat berada di Kota Tua. Dan yang
terakhir adalah re-memory, yaitu perasaan yang
dirasakan oleh individu yang bukan berasal dari
memorinya sendiri, tetapi melalui cerita
2. KAJIAN LITERATUR
Identifikasi dari individual berarti identitas
2.1 Identity
suatu tempat itu berbeda bagi setiap orang,
Identitas tidak hanya terikat pada suatu hal, tergantung kepada pengalaman yang dirasakan
seperti dialog, fisik, sejarah, sosial, geografi, atau saat mengalami pertemuan. Identitas suatu
estetika, tetapi merupakan kompilasi dari tempat juga terbentuk dari kepercayaan serta
perjalanan hidup serta budaya yang sikap individu terhadap suatu tempat.
berkelanjutan (Pallasma, J. (2012)). Identitas
merupakan salah satu kebutuhan manusia Setelah pergi ke suatu tempat, identitas dari
dalam mengekspresikan dirinya sebagai mahluk tempat itu terus ikut ke manusianya.Yang
yang unik. Wujud dalam mengekspresikan diri ini membekas adalah perasaan yang dialami ketika
lahir dari perasaan dan pikiran manusia dan berada di tempat tersebut. Bukan hanya
diwujudkan dalam bentuk tindakan, perkataan, membekas di pikiran, tetapi juga pada tubuh
dan aktivitas yang tentunya akan mempengaruhi manusia. Maka dari itu, identitas suatu tempat
lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, identitas yang sudah dikunjungi selamanya membekas
dan tempat merupakan hal yang saling pada pengunjungnya dan disimpan dalam
berkaitan. bentuk memori.
2.1 Place
Memori tersebut kemudian disebarkan ke
Casey dalam bukunya yang berjudul
orang lain melalui proses Re-memory. Yaitu
“Between Geography and Philosophy: What
proses transfer memori manusia satu ke
Does It Mean to Be in the Place-World?,”
manusia lain dengan berbagi cerita pengalaman
mengatakan bahwa “place” atau tempat adalah
yang dirasakan atau ilmu yang didapatkan
lingkungan yang mengelilingi tubuh manusia,
sehingga bisa diterapkan oleh manusia lain yang
juga merupakan area dimana aksi fisik,
belum pernah mengunjungi tempat tersebut.
bersejarah, sosial, dan budaya berlangsung. Oleh
karena itu, manusia dan place merupakan dua
2.4 Berkembangnya Identity of Place
hal yang tidak akan dapat dipisahkan karena
place merupakan sarana bagi manusia dalam Identitas suatu tempat tidak dapat selalu
bertindak untuk mengekspresikan dirinya. Selain diartikan dengan elemen fisik yang statis, tetapi
sebagai sebuah sarana, bentuk dari ekspresi diri dari konstruksi sosial yang terus berganti.
manusia juga akan mempengaruhi lingkungan Pembangunan lingkungan harus selalu
dan tempat disekitarnya. mengikuti perkembangan manusia yang ada di
dalamnya. Identitas dari suatu tempat selalu
berubah, terus diperbaiki, disusun kembali, dan
2.3 Identity of Place sebelum masa “sekarang” berakhir dan
Identitas dapat diobervasi dari perilaku yang pembangunan untuk masa “sekarang” ini
dilahirkan dari identitas tersebut (erikson, 1956, selesai, makna dari identitas harus dikaji kembali
pp. 67 - 68). Identitas merupakan perkumpulan untuk masa “nanti” yang sudah menjadi
dari identifikasi dari individual di masa lalu, yang “sekarang”. Proses ini terus terjadi tanpa ada
kemudian berkaitan dan membentuk identitas akhir.
yang utuh dan unik.
2.5 Re-memory dengan suatu tempat. Hal ini membuktikan
bahwa individu dan tempat merupakan satu
Re-memory is an inscription of time in place,
kesatuan. Oleh karena itu, dalam membangun
which is touched, accessed or meditated through
sesuatu, identitas tempat merupakan elemen
sensory stimuli. A scent, sound or sight can
penting.
metonymically transport you to a place where
you have never been, but which is recalled Hubungan antara individu dengan suatu
through the inscription left in the imagination, tempat harus terjalin dengan kuat dengan
lodged there by others’ narratives (Toria-Kelly, menciptakan dan mengembangkan hubungan
2004: 316) tersebut. Oleh karena itu, hubungan individu
dengan suatu tempat merupakan hubungan
Identitas dari suatu tempat dikonstruksikan
yang bersifat transaksional dan tempat
oleh beberapa aspek yang saling berikatan,
merupakan bagian untuk seseorang membentuk
bertumpuk, dan berelasi satu dengan yang lain.
identitas dirinya.
Karakteristik dari suatu tempat yang melekat
dengan sejarah tidak hanya dihasilkan dari Dalam membangun identitas tempat
bangunan tua yang dikonservasi, tetapi juga dari dibutuhkan Sense of Place yang merupakan
hubungan antar-manusia, hal yang sering persepsi yang dipegang seseorang dalam
didengar dari tempat tersebut, dan cerita menggambarkan apa yang dirasakan ketika
pengalaman orang lain. Hal-hal tersebut jika membangun hubungan dengan suatu tempat.
digabungkan akan mengakibatkan kesan Sense of Place dapat lahir dari perasaan
identitas yang otentik, meskipun penyebabnya seseorang ketika berada di suatu tempat, ciri
tidak dapat dideskripsikan atau ditunjuk dengan khas suatu tempat, dan ingatan seseorang akan
jari. suatu tempat. Selain itu, identitas tempat juga
menjadi database kognitif terhadap apa yang
Pelestarian identitas kota dengan metode
dialami oleh fisik seseorang dalam suatu tempat.
re-memory dapat diaplikasikan melalui
penyebaran sejarah dari suatu kota secara detail 2.7 Social Identity dan Identity of Place
dan deskriptif sehingga melekat kepada
Salah satu hal yang mempengaruhi
pendengar. Jika dilakukan terus-menerus,
bagaimana identitas seseorang adalah arsitektur
meskipuno belum pernah mengalami hal
dan lingkungan alam. Walaupun hal ini
tersebut secara personal atau hanya pernah
sebenarnya terlihat tidak terlalu penting,
membacanya melalui buku, hal tersebut akan
namun nyatanya penting untuk menentukan
tetap melekat dan terasa personal sehingga
identitas seseorang yang nantinya akan
semakin banyak re-memory yang dimiliki oleh
dikembangkan menjadi identitas suatu tempat.
manusia, semakin melekat pula identitas dari
Beberapa bidang seperti psikologi dan ilmu
suatu kota.
sosial arsitektur di suatu tempat juga menjadi
2.6 Sense of Place sebuah faktor untuk mempertimbangkan
identitas suatu tempat. Proses yang telah
Identitas tempat adalah hubungan sosial
dijelaskan melalui teori identitas sosial dan teori
antara seseorang dengan dunia fisik. Identitas
proses identitas telah membuka wawasan untuk
tempat lahir dari campuran kognitif, emosional,
masyarakat tentang hubungan terkait identitas
dan persepsi yang terbentuk melalui hubungan
dan tempat. Selain itu, karakter seseorang
terbentuk dari kehidupan mereka sehari-hari tindakan seseorang. Suatu tempat pastinya
dan dengan apa mereka sudah terbiasa. memiliki makna tersendiri bagi penggunanya
dan pastinya akan mempengaruhi sifat dan
2.8 Sejarah dan Identity of Place
tingkah laku seseorang. Dalam konteks
Bangunan yang bersejarah di suatu kota perkotaan, identitas tempat dapat lahir dari
dapat dijadikan salah satu alasan untuk keberlanjutan apa yang terjadi di masa lalu,
menentukan identitas suatu kota. Bangunan perasaan seseorang pada suatu kota,
bersejarah adalah bangunan yang sudah lama pengalaman sehari - hari di sebuah kota,
dibangun di suatu kota, dan sudah berdiri sejak komitmen seseorang untuk tinggal, dan
lama, dan pada akhirnya memiliki arti atau perbandingan keistimewaan dengan kota
makna tersendiri. Pariwisata warisan adalah lainnya.
suatu hal yang dapat menarik wisatawan untuk
3. METODE PENELITIAN
datang mengunjungi kota tersebut. Seperti kota
Medan, yang sedang berkembang karena 3.1 Pendekatan/Metode Penelitian
adanya bangunan peninggalan yang bersejarah,
Metode yang digunakan adalah
dan pada akhirnya banyak wisatawan yang
gabungan dari kuantitatif dan kualitatif, karena
tertarik untuk mengunjungi Kota Medan. Oleh
menggunakan kuisioner dengan hasil numerik
karena itu, bangunan yang memiliki sejarah
serta pengamatan perilaku manusia yang
jugalah salah satu faktor untuk menentukan
dilakukan secara langsung ke lokasi.
identitas suatu tempat.
3.2 Metode Perolehan Data
2.9 Fungsi Identity of Place
Penelitian dilakukan dengan beberapa
Eksplorasi lebih lanjut mengenai
cara, yaitu observasi/pengamatan langsung di
masyarakat kota, sejarah, dan kebutuhan hidup
lokasi, menyebarkan survei melalui platform
warganya akan menghasilkan gambaran yang
google form, dokumentasi foto/video, serta
lebih jelas dan terarah mengenai identitas suatu
pemetaan perilaku (person-centered dan place
kota. Jika identitas aslinya telah ditemukan,
centered)
pembangunan kota dengan tetap
mempertahankan identitas karakteristik asli dari 3.3 Metode Analisis
suatu kota itu dapat dilakukan dengan lebih
Pendekatan metode analisis deskriptif
optimal, tanpa melakukan generalisasi
digunakan untuk mengolah data kuantitatif,
pembangunan kota yang dapat mengakibatkan
sedangkan data kualitatif diolah menggunakan
hilangnya identitas suatu kota.
analisis naratif.
Dalam perencanaan dan perancangan suatu
4. METODE PENELITIAN
kota, identitas tempat merupakan hal yang
sangat penting. Identitas tempat merupakan 4.1 Hasil Penelitian
konsep yang membicarakan bagaimana
4.1.1 Survei Lokasi
lingkungan lokal berpengaruh terhadap hidup
seseorang yang tinggal di dalamnya. Dari sinilah, Survei ke Kawasan Kota Tua Jakarta
lingkungan dapat memperoleh nilai simboliknya dilakukan sebanyak dua kali, yaitu Weekdays
yang berkaitan dengan sosial, emosional, dan pada Senin, 12 September 2022 dan Weekend
pada Sabtu, 1 Oktober 2022. Kawasan Kota Tua Seperti yang dapat dilihat pada gambar.
Jakarta sebenarnya sangat luas, tetapi kami Kawasan Kota Tua Jakarta pada saat hari kerja
memberi parameter lokasi survei untuk atau bukan hari libur sepi. Kurangnya
memudahkan kami mengamati perilaku manusia pengunjung pada hari kerja tersebut
serta identitas dari Kota Tua Jakarta. Berikut mengakibatkan kurangnya juga jumlah penjual
adalah batasan yang sudah kami tentukan: (baik barang maupun jasa).

Aktivitas manusia yang kami amati berpusat B.Sabtu, 1 Oktober 2022


pada Taman Fatahillah, serta sedikit jalan-jalan
penghubung yang berada di sekelilingnya.
Alasan kami menentukan batasan tersebut
adalah karena Taman Fatahilah merupakan
pusat keramaian, sehingga kami memiliki subyek
obervasi yang optimal pada batasan yang kami
sudah tentukan.

Pengamatan yang kami lakukan pada hari


Sabtu tanggal 1 Oktober memungkinkan
terjadinya sedikit perbedaan dari hari libur
biasanya, karena tanpa sepengetahuan kami,
waktu survey yang kami sudah tentukan
bertepatan dengan diadakannya kegiatan live
music di Taman Fatahillah. Namun, kami
mengamati hal yang tidak bersangkutan dengan
atribut maupun kegiatan yang berhubungan
dengan live music yang bukan merupakan
kegiatan yang sehari-harinya ada di Kota Tua
A.Senin, 12 September 2022 Jakarta. Dengan adanya live music, obyek yang
dapat kami amati perilakunya, yaitu pengunjung,
jumlahnya lebih banyak.

Pengamatan atas Kawasan Kota Tua Jakarta yang


kami lakukan dibagi menjadi dua kategori, yaitu
berdasarkan titik lokasi dan manusia.
4.1.2 Data Pengunjung 1. Data reponden

Weekdays A. Umur

B. Jenis Kelamin

Weekend

C.Tempat tumbuh dan dibesarkan

D.Apakah pernah pergi ke Kota Tua Jakarta

4.1.3 Hasil Kuesioner

Berdasarkan hasil kuesioner yang kami bagikan


selama dua minggu, tepatnya dari Kamis, 15
September 2022 hingga Kamis, 29 September
2022, didapatkan 120 responden dengan 101
responden yang pernah mengunjungi Kota Tua
Jakarta dan 19 responden yang belum pernah
berkunjung ke Kota Tua Jakarta. Data yang
didapat dari menyebarkan kuesioner adalah
sebagai berikut :
2. Jika pernah mengunjungi Kota Tua : E. Asal persepsi
A. Tujuan pergi ke Kota Tua Jakarta

B. Yang menjadi ciri khas utama Kota Tua F.Apakah persepsi berubah setelah mengunjungi
Jakarta ? Kota Tua Jakarta

G. Jika berubah, persepsi setelah mengunjungi


C. Suasana yang dirasakan ketika berada di Kota
Kota Tua menjadi seperti apa
Tua Jakarta

2. Jika belum pernah mengunjungi Kota Tua :


D. Persepsi awal sebelum mengunjungi Kota A. Apa yang terlintas di pikiran saat mendengar
Tua Jakarta “Kota Tua Jakarta”
B. Asal persepsi

Cosplay tokoh sejarah Indonesia tersebar di


seluruh Kawasan Taman Fatahillah. Pada area
yang ramai dilewati pengunjung, terdapat
banyak cosplay. Hal ini bertujuan agar semakin
banyak pengunjung yang melihat dan tertarik
untuk mengambil foto dengan para cosplay.
C. Jika memiliki kesempatan untuk mengunjungi Pemeran cosplay tidak menentukan tarif bayar,
Kota Tua Jakarta, hal apa yang membuat pengunjung memberi bayaran seikhlasnya.
tertarik
Menurut wawancara yang dilakukan dengan
salah satu pemeran cosplay, tidak ada kerjasama
antara pihak pengelola Kota Tua Jakarta dengan
pemeran cosplay. Mereka tidak dibayar oleh
pihak pengelola Kota Tua Jakarta ataupun
membayar sewa tempat, tetapi mereka harus
mendapatkan izin jika ingin menjadi pemeran
cosplay serta harus menjaga kebersihan dengan
4.2 Analisis tidak meninggalkan perlengkapan keperluan
4.2.1 Place-Centered mereka. Hal tersebut terjadi karena kedua pihak
mendapat keuntungan masing-masing. Kota Tua
ramai karena banyak hiburan berupa cosplay,
pemeran cosplay mendapatkan tempat padat
pengunjung secara gratis.

2.Bicycle Rental

1.Street Art / Cosplay

Lokasi penyewaan sepeda tersebar di


Kawasan Kota Tua Jakarta. Namun, terdapat
tempat yang lebih padat pengunjung, sehingga
penyewa sepeda di area tersebut berjumlah
lebih dari satu. Contohnya, terdapat dua
penyewa sepeda berbeda yang terletak
mengelilingi Taman Fatahillah. Meskipun
jaraknya tidak lebih dari 10 meter, menurut 4.Sun Hat Rental
pengamatan kami pengunjung terbagi secara
merata ke dua tempat penyewaan tersebut. Satu
penyewaan sepeda lainnya berada cukup jauh
dari Taman Fatahillah, yaitu di dekat Museum
Bank Indonesia.

Salah satu aspek yang membuat penjualnya


meletakkan penyewaannya di tempat yang
berbeda dari kebanyakan penjual lainnya karena
area tersebut memiliki kelebihan yaitu adanya
jalur sepeda yang lebih tertata dan juga terdapat Penyewaan topi pantai lebar seringkali
toko makanan ringan yang menjadi salah satu digabung dengan penyewaan sepeda. Warna
daya tarik pengunjung. Selain itu, jalur tersebut topi dan sepeda disewakan senada. Namun, ada
juga merupakan salah satu akses utama menuju juga yang menyewakan topi terpisah, tanpa
Taman Fatahillah karena berdekatan dengan perlu menyewa sepeda. Model topi pantai cukup
Stasiun Jakarta Kota. beragam dengan berbagai variasi warna. Letak
penyewaan topi pantai hanya di sekeliling
3.Penjual jasa
Taman Fatahillah. Topi sewa diletakkan di atas
pembatas taman yang juga dapat berfungsi
seagai tempat duduk.

5.Titik Foto

Tidak terlihat pedagang kaki lima (PKL) pada


beberapa akses pintu masuk menuju area
museum dan taman. Penjual yang menggelar
lapaknya hanya merupakan penjual layanan jasa,
seperti jasa melukis, membaca tangan, jasa foto Seluruh Kawasan Kota Tua Jakarta dapat
serta print foto, dan lain-lain. Saat ini, penjual menjadi titik foto karena obyek pemotretan
makanan dan minuman memang tidak tergantung kepada momen yang ingin
diperbolehkan masuk ke area wisata Kota Tua diabadikan. Namun, menurut pengamatan kami,
karena akan direlokasikan ke lokasi binaan di kebanyakan pengunjung berfoto Bersama obyek
Kota Intan. bangunan-bangunan tua dan titik pengambilan
gambar dapat dilakukan dari segala arah karena
Taman Fatahillah dikelilingi oleh bangunan-
bangunan tua.
6.Area Duduk 1.International Tourist

Pengunjung Kawasan Kota Tua Jakarta Pengunjung mancanegara selalu berpindah


tergolong banyak setiap harinya. Pada hari kerja tempat, terus bergerak, tidak berdiam di satu
yang tergolong sepi dibandingkan hari libur tempat, kecuali untuk mengambil foto atau
(weekend), pengunjung kota Tua masih terbilang melihat pemandu arah. Tidak sedikit pengunjung
banyak. Meskipun begitu, area duduk di mancanegara yang masuk ke café Batavia,
Kawasan Kota Tua tidak sebanding dengan jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan
jumlah pengunjungnya. Tidak ada tempat duduk wisatawan domestik. Selain itu, wisatawan
yang dapat nyaman digunakan duduk untuk mancanegara cenderung lebih memperhatikan
waktu yang lama, oleh karena itu kebanyakan suasana sekitar secara seksama. Kepala yang
pengunjung duduk di lantai. Selain itu, area selalu menengok ke segala arah, Langkah kaki
tempat duduk juga tidak dispesifikasikan yang tidak ada hentinya ingin mengeksplor
sehingga pengunjung duduk di sembarang seluruh kawasan, serta foto yang terus diambil
tempat tanpa adanya ketertiban. adalah buktinya.
4.2.2 Person-Centered 2. Family

Wisatawan yang berkunjung bersama


keluarganya cenderung melakukan aktivitas di
tempat yang terbuka, karena kebanyakan
membawa anak kecil. Aktivitas yang dilakukan
adalah berfoto Bersama, bermain kejar-kejaran,
bermain sepeda, skateboard, dan lain-lain. Di
Taman Fatahillah banyak didapati anak-anak
bermain secara bebas dengan pengawasan
orang tua. Jika diperhatikan dari Bahasa tubuh 4. Dewasa
pengunjung, akan terlihat pengunjung yang
memiliki relasi keluarga antara satu dengan lain.
Tubuh serta pandangan orang tua menghadap
ke arah anaknya meskipun sembari melakukan
kegiatan lain. Jika anak bermain terlalu jauh,
orang tua akan memanggil atau menghampiri
anaknya. Selain Taman Fatahillah, lokasi yang
dituju oleh keluarga di Kawasan Kota Tua adalah
3d art museum, gerai eskrim, serta berfoto
dengan manusia patung.

3. Remaja Kegiatan yang dilakukan oleh pengunjung


dengan usia dewasa adalah mengelilingi
Kawasan Kota Tua. Wisatawan dengan umur
dewasa biasanya pergi Bersama anaknya atau
dengan pasangannya. Namun, tidak sedikit juga
yang pergi dengan teman seusianya.

5. Lansia

Pengunjung dalam kelompok usia cenderung


pergi dengan kelompok, terdiri dari sekurang-
kurangnya 3 orang, kebanyakan lebih. Kegiatan
yang dilakukan oleh remaja yang berkunjung ke
Kawasan Kota Tua Jakarta adalah berbincang-
Pengunjung dengan usia lansia kebanyakan
bincang sambil menikmati suasana kota tua,
yang mengunjungi Kota Tua adalah komunitas
mengelilingi Kawasan Kota Tua sambil
Wanita lansia, Kegiatan yang dilakukan adalah
mengambil foto, membeli makanan atau
duduk di lantai pinggiran Kota Tua sambil
minuman di gerai yang tersedia. Tidak sedikit
berbincang-bincang untuk waktu yang lama.
juga kelompok remaja yang menyewa satu
Selain itu, beberapa kelompok wanita lansia
sepeda, kemudian dipakai bersama-sama. Selain
lainnya juga ada yang berfoto dengan manusia
itu, ketika kami melakukan survei, terdapat
patung serta cosplay lainnya.
sekelompok remaja yang juga sedang melakukan
tugas akademik dengan bentuk wawancara dan
observasi.
4.2.3 Atribut Fisik 4.2.4 Hasil Pengamatan Weekdays dan
1.Tempat Duduk Weekend
Kebanyakan atribut yang dapat berfungsi A. Hasil pengamatan saat weekdays :
sebagai tempat duduk memiliki fungsi utama
Pengunjung didominasi oleh lansia, yaitu
bukan sebagai tempat duduk, tetapi sebagai
komunitas wanita. Hal ini karena pada hari kerja,
dekorasi maupun pembatas area. Namun,
para remaja dan orang dewasa bekerja dan
jumlahnya yang banyak serta lokasinya yang
sekolah. Kegiatan yang dilakukan oleh komunitas
tersebar di seluruh Kawasan sekitar Taman
wanita ini adalah duduk sambil bercengkrama di
Fatahillah membuat atribut tersebut menjadi
area akses masuk Kota Tua Jakarta yang rimbun
alternatif tempat duduk pengunjung. Beberapa
dengan pohon. Hal ini karena mereka mencari
tempat duduk lainnya berbentuk layaknya
tempat yang nyaman untuk berteduh, sehingga
tempat duduk pada umumnya, tetapi dibuat
durasi bercengkrama dan berkumpul mereka
sedemikian rupa untuk menghindari atribut
juga lama. Selain itu, mereka juga mengambil
dijadikan alas tidur oleh masyarakat tunawisma
foto di berbagai titik di Kota Tua Jakarta.

Selain itu, terdapat remaja SMP – SMA yang


sedang melakukan studi wisata di area Kota Tua
dengan mengenakan seragam sekolah masing –
masing. Kegiatan yang mereka lakukan adalah
mengunjungi museum yang ada di Kota Tua
sambil berfoto – foto di area Kota Tua.

Pada hari kerja, tidak terdapat cosplay,


penyewaan sepeda, dan penjual topi pada hari
2. Penunjuk Arah kerja. Hal ini karena jumlah pengunjung Kota Tua
jauh lebih sedikit dibandingkan saat weekend.
Untuk ukuran kawasan sekitar Taman Terlihat beberapa turis asing pada weekdays
Fatahillah yang luas serta beruas-ruas, penunjuk yang datang secara berkelompok. Kegiatan yang
arah yang terletak hanya di ujung persimpangan mereka lakukan adalah berkeliling di area Kota
jalan dengan ukuran yang kecil serta warna yang Tua sambil mengambil foto dan mengunjungi
tidak menonjol tidak cukup untuk berlaku Café Batavia.
sebagai panduan arah. Dalam hal ini fungsi dari
penunjuk arah tidak terpenuhi. B. Hasil pengamatan saat weekend :

Pengunjung pada weekend didominasi oleh


para remaja. Sebagian besar dari mereka tidak
datang sendiri, melainkan bersama sahabat atau
pacar. Kegiatan yang mereka lakukan juga
beragam, antara lain berfoto – foto di berbagai
titik di Kota Tua atau dengan cosplay, menyewa
sepeda, membeli jajanan di toko makanan kecil
dan duduk sambil bercengkrama. Pakaian yang
digunakan oleh para remaja kebanyakan banyaknya pengunjung yang duduk
berwara earthtone atau netral bercengkrama sambil makan juga meninggalkan
sampah – sampah sehingga membuat kotor).
Selain remaja, juga terdapat banyak keluarga
Para turis asing tetap hanya mengelilingi area
yang datang. Kegiatan yang mereka lakukan
Kota Tua tanpa mengunjungi objek wisata yang
adalah berfoto – foto, menyewa sepeda, dan
ada
duduk sambal menikmati suasana Kota Tua.
Sebagian besar dari keluarga yang datang sudah Perbedaan :
memiliki anak (balita – anak anak), oleh karena
Terdapat perbedaan yang cukup signifikan
itu ketika sedang berada di area Kota Tua, orang
antara jumlah pengunjung pada weekdays dan
tua menunjukkan gesture / gerak tubuh yang
weekend dimana pada weekend jumlah
selalu memperhatikan dan menjaga anaknya
pengunjung jauh lebih banyak dan ramai. Karena
walaupun sedang melakukan aktivitas lainnya.
pada weekend jauh lebih ramai, maka street art
Terdapat turis asing juga pada weekend yang (cosplay), penyewaan sepeda, dan penjual topi
mengelilingi area Kota Tua. Sebagian besar dari hanya ada pada saat weekend.
mereka hanya mengelilingi area Kota Tua tanpa
4.2.5 Analisis Hasil Kuesioner
mengunjungi tempat wisata yang ada, seperti
Dari survei yang sudah dibagikan, dapat
museum. Menurut wawancara yang dilakukan,
disimpulkan bahwa terbentuknya identitas Kota
Sebagian besar dari mereka tidak tau ada tempat Tua Jakarta didominasi oleh aspek ciri khas fisik
wisata (penunjuk arah tidak berfungsi dengan yang dapat dilihat dari bangunan-bangunan tua
baik), serta mereka juga mengalami kendala dan bersejarah yang terdapat di Kota Tua. Hal ini
bahasa. Tempat yang cukup banyak dikunjungi disimpulkan dari tujuan pengunjung
oleh para turis ini di Kota Tua adalah Café mengunjungi Kota Tua, ciri khas yang terlihat,
Batavia. Hal ini karena Café Batavia menjual serta persepsi awal mengenai Kota Tua sebelum
makanan dengan harga yang cukup tinggi untuk berkunjung. Oleh karena itu, bangunan tua dan
warga Indonesia yang berkunjung ke Kota Tua, bersejarah yang ada di Kota Tua harus terus
sehingga lebih cocok untuk para turis. Selain itu, dijaga dan dilestarikan karena merupakan
menu makanan yang dijual Café Batavia juga identitas dari Kota Tua.
cocok dengan lidah para turis. Para lansia juga
terlihat banyak pada weekend. Kegiatan yang
mereka lakukan adalah berfoto dengan para
cosplay dan duduk sambil berbincang

C. Perbedaan dan persamaan weekdays dan


weekend :

Persamaan :

Baik weekdays ataupun weekend, tetap


banyak pengunjung yang duduk di lantai. Hal ini
karena jumlah tempat duduk di Kota Tua belum
memadai. (pengunjung yang duduk di lantai
membuat area menjadi terlihat kumuh, selain itu

Anda mungkin juga menyukai