TAHUN 2020
Ditetapkan,
STANDAR
Tanggal Terbit :
PROSEDUR
05 April 2020
OPERASIONAL Dr. Enrico A. Rinaldi, MARS, MH
(SPO) Direktur Utama
PENGERTIAN Dokter jaga on site adalah dokter umum di RS MMA yang bertugas di IGD sesuai
dengan jadwal dokter jaga on site IGD.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah pengaturan jadwal dinas/jaga dokter
umum IGD on site.
KEBIJAKAN Peraturan direktur RSU MMA No: 054/SK/DIRUT/RSUMMA/I/2019 tentang Standar
Pelayanan Minimal RSU Menteng Mitra Afia
PROSEDUR 1. IGD RS MMA memiliki dokter jaga on site selama 24 jam yang dibagi menjadi 3
shift:
a) Shift pagi jam : 08.00 - 15.00 WIB
b) Shift siang jam : 15.00 - 20.00 WIB
c) Shift malam jam : 20.00 - 08.00 WIB
2. Dokter jaga on site IGD harus mengetahui jadwal dinasnya masing-masing.
3. Apabila dokter jaga berhalangan untuk jaga maka dokter tersebut harus mencari
penggantinya atau menukar jaga dan mengganti jadwal jaga setelah ada
persetujuan dengan dokter pengganti.
4. Apabila sedang menjalankan tugas jaga, dokter jaga berhalangan untuk
melanjutkan jaga karena ada keperluan yang mendesak/tidak bisa ditunda maka
dokter jaga yang bersangkutan terus menghubungi Kepala IGD dan bersama-
sama dengan Kepala IGD mencari dokter jaga pengganti.
5. Dokter jaga IGD wajib memberikan pertolongan kepada semua pasien yang
datang ke IGD, dengan prioritas kepada pasien gawat darurat.
6. Dokter jaga melakukan pemeriksaan, mendiagnosa dan memberikan terapi
pasien gawat darurat serta evaluasi (observasi).
7. Mekakukan konsultasi kepada kepala IGD atau spesialis jika terdapat pasien
yang membutuhkan penanganan lebih lanjut sesuai jadwal jaga dokter spesialis.
8. Mengisi rekam medis pasien secara lengkap dengan tulisan yang dapat dibaca.
9. Membuat surat rujukan rumah sakit jika terdapat pasien IGD yang perlu dirujuk.
10.Membuat visum et repertum, keterngan sakit jika diperlukan.
UNIT TERKAIT Instalasi Gawat Darurat
Ditetapkan,
STANDAR
Tanggal Terbit :
PROSEDUR
05 April 2020
OPERASIONAL Dr. Enrico A. Rinaldi, MARS, MH
(SPO) Direktur Utama
PENGERTIAN Perawat jaga on site adalah perawat umum di RS MMA yang bertugas di IGD sesuai
dengan jadwal perawat jaga on site IGD.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah pengaturan jadwal dinas/jaga perawat
umum IGD on site.
KEBIJAKAN Peraturan direktur RSU MMA No: 054/SK/DIRUT/RSUMMA/I/2019 tentang Standar
Pelayanan Minimal RSU Menteng Mitra Afia
PROSEDUR 1. IGD RS MMA memiliki perawat jaga on site selama 24 jam yang dibagi menjadi 3
shift:
a) Shift pagi jam : 07.00 - 14.00 WIB
b) Shift siang jam : 14.00 - 21.00 WIB
c) Shift malam jam : 21.00 - 07.00 WIB
2. Perawat jaga on site IGD harus mengetahui jadwal dinasnya masing-masing.
3. Apabila perawat jaga berhalangan untuk jaga maka harus memberitahu kepala
ruangan untuk mencari penggantinya atau menukar jaga dan mengganti jadwal
jaga setelah ada persetujuan dengan kepala ruangan.
4. Pada saat pergantian shift jaga perawat, harus dilaksanakan timbang terima yang
meliputi:
a) Penderita yang dalam observasi, kondisi dan terapi yang diberikan.
b) Jumlah pemakaian dan persediaan obat-obatan dan alat medis.
c) Kondisi alat medis dan alat angkut pasien.
d) Lain-lain.
UNIT TERKAIT 1. Instalasi Gawat Darurat
2. Kabag Keperawatan
Ditetapkan,
STANDAR
Tanggal Terbit :
PROSEDUR
05 April 2020
OPERASIONAL Dr. Enrico A. Rinaldi, MARS, MH
(SPO) Direktur Utama
PENGERTIAN Alur pelayan medis bagi pasien yang masuk lewat pintu IGD.
TUJUAN Agar pasien dapat ditangani dengan secepat mungkin dan seoptimal mungkin.
KEBIJAKAN Peraturan direktur RSU MMA No: 054/SK/DIRUT/RSUMMA/I/2019 tentang Standar
Pelayanan Minimal RSU Menteng Mitra Afia
PROSEDUR 1. Pasien masuk ruang gawat darurat pengantar / keluarga pasien mendaftar ke
pendaftaran.
2. Perawat IGD melakukan triase memeriksa kondisi pasien IGD menerima status
pasien dari rekam medik status IGD berwarna hijau.
3. Perawat IGD melaporkan data pada dokter IGD setelah melakukan
labelisasi/triase merah, kuning, hijau, hitam.
4. Perawat dan dokter melakukan tindakan yang diperlukan sesuai dengan SPM
emergensi.
5. Doikter menjelaskan tindakan yang dilakukan dan disetujui oleh pasien/keluarga
(inform consent).
6. Bila pasien menolaj pemeriksaan dan / atau tindakan (medik, penunjang, rawat
inap) maka pasien dan keluarga menandatangi surat penolakan.
7. Pasien tanpa pengantar dan dalam kondisi tidak sadar. Dokter dan perawat
berhak melakukan tindakan penyelamatan bila terdapat kondisi yang
mengancam jiwa pasien.
8. Bila diperlukan pemeriksaan penunjang dokter membuat pengantar ke unit terkait
dan menginformasikan lewat telepon, pengambilan sample dilakukan di ruangan
IGD, untuk pemeriksaan radiologi petugas IGD mengantar pasien ke unit
radiologi.
9. Dokter jaga IGD mencatat hasil bacaan penunjang medik di dokumen RM dan
salinannya disimpan di RM.
10.Dokter jaga IGD mencatat hasil pemeriksaan diagnosis dan terapi di lembar
emergensi dokumen RM serta menuliskan resep.
UNIT TERKAIT 1. Instalasi Gawat Darurat
2. Bidang pelayanan medis / Bidang keperawatan
3. Rekam medis
4. Pendaftaran
Ditetapkan,
STANDAR
Tanggal Terbit :
PROSEDUR
05 April 2020
OPERASIONAL Dr. Enrico A. Rinaldi, MARS, MH
(SPO) Direktur Utama
PENGERTIAN TRIAGE adalah memilah dan menentukan derajat kegawatan penderita.
TUJUAN Sebagai acuan menentukan prioritas dan tempat pelayanan medik penderita dan
mendahulukan penderita yang lebih gawat, bukan yang datang dahulu.
KEBIJAKAN Peraturan direktur RSU MMA No: 054/SK/DIRUT/RSUMMA/I/2019 tentang Standar
Pelayanan Minimal RSU Menteng Mitra Afia
PROSEDUR 1. Penderita datang diterima petugas / paramedis IGD.
2. Inform consent (penandatanganan persetujuan tindakan) oleh pasien/keluarga.
3. Diruang triase dilakukan anamnesa dan pemeriksaan singkat dan cepat (selintas)
untuk menentukan derajat kegawatannya. Oleh paramedis yang terlatih dan
dokter.
4. Penderita dibedakan menurut kegawatannya dengan memberikan kode warna.
a. Hijau adalah penderita tidak gawat dan tidak darurat.
Misalnya: Penderita common cold, penderita rawat jalan, abses.
b. Kuning adalah penderita yang kegawatdaruratannya masih tidak urgent.
Misalnya : Penderita thipoid, hipertensi, DM.
c. Merah adalah penderita gawat darurat (pasien dengan kondisi
mengancam nyawa).
Misalnya : Penderita stroke, luka bakar, serangan jantung.
d. Hitam adalah pasien meninggal.
Misalnya : Pasien DOA (death on arrival).
UNIT TERKAIT Instalasi Gawat Darurat
Ditetapkan,
STANDAR
Tanggal Terbit :
PROSEDUR
05 April 2020
OPERASIONAL Dr. Enrico A. Rinaldi, MARS, MH
(SPO) Direktur Utama
PENGERTIAN Pelayanan pasien tidak akut dan tidak darurat adalah pasien yang tidak dalam
kondisi gawat dan tidak memerlukan tindakan segera.
TUJUAN Sebagai acuan penetapan langkah-langkah untuk pelayanan pasien tidak gawat
darurat di rumah sakit.
KEBIJAKAN Peraturan direktur RSU MMA No: 054/SK/DIRUT/RSUMMA/I/2019 tentang Standar
Pelayanan Minimal RSU Menteng Mitra Afia
PROSEDUR 1. Pasien datang ke IGD oleh perawat IGD segera dilakukan triase.
2. Bila pasien tidak dalam keadaan gawat pada jam kerja (jam 08.00 – 13.00)
dikirim ke bagian rawat jalan atau poliklinik yang sesuai dengan kasus
penyakitnya.
3. Pendaftaran pasien dilakukan di pendaftaran rawat jalan.
4. Penderita yang datang di luar jam kerja dilayani di IGD dimana pasien dan
keluarga mekakukan pendaftaran ke bagian IGD.
5. Pemberian terapi pada pasien/peresepan untuk pasien dengan pembiayaan
umum dapat diberikan selama 3 hari dan sesuai dengan kebijakan. Pembiayaan
BPJS hanya diberi terapi/peresepan untuk 1 hari selanjutnya pasien diberi
penjelasan untuk berobat ke bagian rawat jalan atau poliklinik keesokan harinya.
6. Setelah pelayanan tindakan pada pasien selesai, keluarga/penanggung jawab
pasien menyelesaikan administrasi tindakan di bagian pendaftaran/kasir
kemudian pasien diperbolehkan pulang.
Ditetapkan,
STANDAR
Tanggal Terbit :
PROSEDUR
05 April 2020
OPERASIONAL Dr. Enrico A. Rinaldi, MARS, MH
(SPO) Direktur Utama
PENGERTIAN Memantau keadaan pasien gawat melalui tanda vital dan gejala yang muncul pada
pasien gawat agar selamat jiwanya.
TUJUAN Sebagai acuan pemantauan/observasi penderita gawat agar selamat jiwanya.
Pelayanan yang cepat dan tepat akan menyelamatkan jiwa seseorang.
KEBIJAKAN Peraturan direktur RSU MMA No: 054/SK/DIRUT/RSUMMA/I/2019 tentang Standar
Pelayanan Minimal RSU Menteng Mitra Afia
PROSEDUR 1. Penderita gawat harus diobservasi.
2. Observasi dilakukan tiap 15 menit sesuai dengan tingkat kegawatannya.
3. Observasi dilakukan oleh paramedis, perawat, bila perlu oleh dokter.
4. Hal yang perlu diobservasi:
a) Keadaan umum penderita
b) Kesadaran penderita
c) Kelancaran jalan napas (air way) penderita
d) Kelancaran pemberian oksigen
e) Tanda-tanda vital:
i. Tekanan darah
ii. Nadi
iii. Respirasi / pernapasan
iv. Suhu
f) Kelancaran tetesan infus.
g) Lain-lain.
5. Apabila hasil observasi menunjukkan keadaan penderita semakin tidak baik
maka paramedis perawat harus lapor kepada dokter yang sedang bertugas.
6. Apabila kasus penyakitnya di luar kemampuan dokter IGD maka perlu dikonsul
ke dokter spesialis.
7. Observasi dilakukan maksimal 6 jam di IGD, selanjutnya diputuskan penderita
bisa pulang, dirujuk atau rawat inap.
8. Perkembangan penderita selama observasi dicata di status rekam medik
penderita / lembar observasi.
9. Setelah observasi tentukan apakah penderita perlu rawat jalan / rawat inap /
rujuk.
1
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
0
PENGISIAN DOKUMEN ASUHAN
KEPERAWATAN IGD
Halaman
No.Dokumen No.Revisi 1/1
RS Menteng Mitra 007/IGD/SPO/XII/2021 01
Afia
Ditetapkan oleh
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPRASIONAL 10/12/2021 dr. Ambun Suri, MARS
(SPO) Direktur Utama
1
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
1
PENGUNAAN PATIENT MONITOR CRITICAL
CARE
Halaman
No.Dokumen No.Revisi 1/1
RS Menteng Mitra 008/IGD/SPO/XII/2021 01
Afia
Ditetapkan oleh
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPRASIONAL 10/12/2021 dr. Ambun Suri, MARS
(SPO) Direktur Utama
1
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
2
Catatan:
Bersihkan atau lap serta rapihkan dan gulung kabel, setiap kali selesai
pemakaian.
INSTALASI Bidang pelayanan medis/bidang keperawatan.
TERKAIT
RS Menteng Mitra
Afia MENERIMA PASIEN DENGAN KEDARURATAN
PSIKIATRI
Ditetapkan oleh
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPRASIONAL 10/12/2021 dr. Ambun Suri, MARS
(SPO) Direktur Utama
PENGERTIAN Suatu kegiatan menerima pasien baru dengan gangguan atau perubahan
prilaku alam pikir atau alam perasaan yang timbul secara tiba-tiba untuk
mendapat pertolongan segera.
TUJUAN Untuk menghindari ancaman integritas fisik atau psikis terhadap
pasien/orang lain maupun ancaman integritas sosial.
KEBIJAKAN Peraturan direktur RSU MMA No: 054/SK/DIRUT/RSUMMA/I/2019
tentang Standar Pelayanan Minimal RSU Menteng Mitra Afia
PROSEDUR 1. Petugas menggunakan alat palindung (masker, kacamata sefety,
handscoon, scort).
2. Mendampingi pasien saat di lakukan pemeriksaan/anamnesa.
3. Melakukan orientasi minimal dengan memanggil nama pasien
menyebut nama perawat.
4. Meminta kepada pasien untuk mencoba mengendalikan diri dengan
kata sederhana dan mudah di mengerti.
5. Mengajak pasien ketempat tenang dan motivasi verbal untuk
mengungkapkan perasaan secara verbal.
6. Libatkan keluarga pasien secara langsung dalam melakukan
komunikasi pertama kali.
7. Pasien gaduh gelisa yang tidak dapat dikendalikan petugas terpaksa
melakukan penanganan.
8. Memegang tangan kanan dan kiri pasien kemudian di silangkan
1
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
3
kedepan dada.
9. Membimbing pasien menuju tempat yang telah disediakan atau bila
gaduh pasien di pasang jaket pengaman. Bila pasien tetap
memberonta dan kalau di anggap perlu petugas menutup muka
pasien. petugas kedua dan ketiga memegangi kaki kanan dan kaki kiri
pasien kemudian mengangkat ketempat tidur yang telah disediakan.
10. Memasang manset tangan dan kaki kanan dan kaki kiri pasien di sisi
tempat tidur dengan posisi tangan satu keatas dan tangan satu lagi ke
bawah sambil menjelaskan bahwa tindakan tersebut di lakukan untuk
mengontrol prilakunya dan akan di buka bila sudah mampu
mengendalikan diri.
11. Mengobservasi pasien sebelum dan sesudah tindakan meliputi:
a. TD
b. Nadi
c. Pernafasan
d. Respon dan perilaku pasien
12. Melakukan program pengobatan.
13. Membantu pasien untuk memenuhi kebutuhan gizi
14. Membantu pasien untuk memenuhi kebutuhan personal hygine dan
eliminasi.
1
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
4
MENERIMA PASIEN DENGAN PENURUNAN
KESADARAN
Halaman
No.Dokumen No.Revisi 1/1
RS Menteng Mitra 010/IGD/SPO/XII/2021 01
Afia
Ditetapkan oleh
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPRASIONAL 10/12/2021 dr. Ambun Suri, MARS
(SPO) Direktur Utama
1
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
5
1. Pemasangan bed rail dan kalau perlu pemasangan manset untuk
menghindari cidera
2. Bila ada indikasi fraktur cervikal juga pasien jangan sampai
bangun, pasang neck collar
3. Bila tekanan darah sistolik kurang dari 100 mmg atur posisi
kepala pasien lebih rendah 30 derajat dari kaki
INSTALASI IGD
TERKAIT
RS Menteng Mitra
Afia
MELAKUKAN INTUBASI
No.Revisi
01
No.Dokumen Halaman
011/IGD/SPO/XII/2021 1/2
Ditetapkan oleh
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPRASIONAL 10/12/2021 dr. Ambun Suri, MARS
(SPO) Direktur Utama
1
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
7
MELAKUKAN RESUSITASI JANTUNG PARU
(RJP)
Halaman
No.Dokumen No.Revisi 1/2
RS Menteng Mitra 012/IGD/SPO/XII/2021 01
Afia
Ditetapkan oleh
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPRASIONAL 10/12/2021 dr. Ambun Suri, MARS
(SPO) Direktur Utama
1
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
8
tentang Standar Pelayanan Minimal RSU Menteng Mitra Afia
PROSEDUR 1. Petugas menggunakan alat pelindung ( masker, handscoon,
google, gown.)
2. Mengecek kesadaran pasien dengan cara :
a. Memanggil nama
b. Menanyakan keadaan
c. Menggoyangkan bahu atau mencubit pasien.
3. Jika pasien tidak sadar dan tidak respon, aktifkan SPGDT.
4. Buka jalan napas dengan head till chin lift dan bersihkan jala
napas dari sumbatan
5. Menilai pernafasan dengan cara :
a. Melihat pergerakan dada dan perut
b. Mendengar suara keluar atau masuk udara dari hidung
c. Merakan adanya udara dari mulut/hidung dengan pipi
ataupun punggung tangan
6. Jika pasien bernapas, berikan napas bantuan dengan bag
resusisator sebanyak 12 kali permenit secara perlahan
7. Periksa denyut artery karotis tidak teraba lakukan kombinasi
dengan napas buatan dan kompresi jantung luar dengan
perbandingan 30:2 ( satu penolong) 15:2 ( dua penolong )
8. Setiap 5 sirkulasi ( 150 kali kompresi dan 10 kali ventilasi )
kemudian lakukan evaluasi.
9. Jika napas tetap belum ada maka di lanjutkan tehnik kombinasi
mulai dengan kompresi jatung luar.
Hal-hal yang perlu di perhatikan:
1) Evaluasi pasien tiap 2 menit saat dilakukan RJP BC kombinasi
( setiap 5 siklus )
2) Lakukan RJP BC sampai :
a. Timbul napas spontan
b. Diambil napas spontan
c. Dinyatakan meninggal
3) Kompresi jantung luar dengan cara :
a. Dewasa
1) Penekanan menggunakan 2 pangkal telapak tangan
dengan kejutan bahu
2) Penekanan pada daerah meide sternum diantara puting
susu.
3) Kedalaman tekanan 4-5 cm
4) Frekuensi penekanan 100 kali permenit
b. Anak
1) Penekanan menggunakan satu pangkal telapak tangan
2) Kedalam 2-3 cm
3) Frekuensi penekanan 120 kali permenit
c. Neonatus
1) Punggung bayi di letakan pada lengan bawah kiri
penolong sedangkan tangan kiri memegang lengan atas
bayi sambil meraba artery brakhialis
2) Jari tangan dan telunjuk penolong menekan dada bayi
dengan posisi sejajar puting susu 1 cm kebawah
3) Kedalaman tekanan 1-2 cm. Perbandingan kompresi
jantung dengan bagging adalah 3:1
INSTALASI 1. Bidang pelayan medis/ bidang keperawatan
TERKAIT 2. IGD
1
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
9
3. RANAP
4. RAJAL
5. ICU
6. HCU
7. HD
8. Kebidanan
No.Revisi
No.Dokumen 01 Halaman
RS Menteng Mitra 013/IGD/SPO/XII/2021 1/1
Afia
Ditetapkan oleh
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPRASIONAL 10/12/2021 dr. Ambun Suri, MARS
(SPO) Direktur Utama
2
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
0
PENGERTIAN Penyakit jantung koronen yang di tandai dengan nyeri dada khas yang
tifikal dapat menjalar ke lengan , bahu, rahang kiri, dapat di pengaruhi
aktifitas, disertai cemas dan keringat dingin.
TUJUAN Agar penderita yang mendapat serangan IMA dapat diselamatkan.
KEBIJAKAN SK DIREKTUR RSU MMA NO. /1.1/SKDIR/RSUMMA/XII/2021
tentang PENANGANAN INFARK MIOKARD AKUT
PROSEDUR Pelaksanaan tindakan :
1. Petugas menggunakan alat pelindung diri ( masker, handscoon,
google, gown, gloves)
2. Penderita di layani dengan sesuai prosedur pelayanan unit gawat
darurat.
3. Baringkan pasien dengan posisi semi fowler
4. Berika 02( oksigen) 4 lpm
5. Pasang EKG 12 sadapan
6. Pasang infuse
7. Ambil sample darah untuk pemeriksaan enzim jantung
8. Kolaborasi dengan tim medis pemberian ISDN 5 mg sublingual
(hati-hati jika sistolik <90 mmHg) Clopidogrel loading dpse 300
mg, aspilet 160-320 mg, morfin 5 mg IV jika perlu
9. Siapkan ICU, persiapkan untuk revaskularisasi/rujuk
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
1. Observasi tanda-tanda syok kardigenik ( tekanan darah menurun,
nadi melema, gelisah,akral dingin dan keringat dingin )
2. Observasi tandan-tanda vital
3. Pada awal serangan pasien istirahat total
INSTALASI 1. Bidang pelayan medis/ bidang keperawatan
TERKAIT 2. IGD
3. RANAP
No.Revisi
No.Dokumen 01 Halaman
RS Menteng Mitra 014/IGD/SPO/XII/2021 1/2
Afia
2
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
1
Ditetapkan oleh
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPRASIONAL 10/12/2021
dr. Ambun Suri, MARS
(SPO)
Direktur Utama
PENGERTIAN Syok anafilaktik merupakan bentuk syok distributive dimana syok terjadi
karena penurunan sistemik vaskuler resistence (SVR ) yang hebat, yang
biasa nya terjadi segera ( kurang dari 30 menit) setelah penyuntikan
serum atau pencetus lain terhadap penderita yang sensitive.
TUJUAN Agar penderita yang mendapat serangan IMA dapat diselamatkan.
KEBIJAKAN Peraturan direktur RSU MMA No: 054/SK/DIRUT/RSUMMA/I/2019
tentang Standar Pelayanan Minimal RSU Menteng Mitra Afia
PROSEDUR ANAMNESIS:
1. “ Baru “ mendapat suntikan serum atau obat – obatan terutama
antibiotik atau pencetus lain ( makanan, racun, serangga)
2. Sering didahului dengan keluhan nyeri kepala, gangguan
penglihatan, gatal pada kulit, bengkak sekitar mata, mual – mual,
rasa kesemutan di ekstermitas, hidung tersumbat, mata berair,
bersin – bersin.
3. Sesak nafas.
4. Kesdaran menurun.
PEMERIKSAAN FISIK :
1. Tanda – tanda syok :
Kesadran menurun / gelisah
Hipotensi TD sistolik < 90 mmHg, atau tekanan nadi < 20
mmHg.
Takikardi
Nadi kecil, sulit di raba.
Akral dingin, pucat.
Sianosis
Capilarry reffill > 2 detik
2. Bronchospasme : wheezing dan ekspirasi memanjang.
3. Stridor inspirator ( edema laring ).
4. Ultikaria, edema wajah.
TATA LAKSANA :
2
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
2
Methilprednisolone 1-2 mg/KgBB/Kali, tiap 6 jam selama
48 jam.
Antihistamin : diberikan setalah kegawatan teratasi yaitu
dipenhydramine 1 – 2 mg/KgBB/Kali, tiap 6 jam setelah 48
jam.
5. Torniquett dipasang proximal dari tempat gigitan / suntikan bila
syok analfilatik akibat gigitan serangga/ suntikan dilonggarkan
tiap 10 menit sekali.
6. Bila spasme bronchus tetap terjadi dapat diberikan aminophillin
IV pelan – pelan 20 -30 menit, dosis 4 -6 mg/KgBB/Kali, tiap 6
jam atau inhalasi dengan nebulezer.
7. Setelah kegawat daruratan teratasi, pasien tetap dirawat dan
mendapat pengawasan selama 48 jam.
8. Bila perlu rawat di ICU
INSTALASI 1. IGD
TERKAIT 2. ICU/ HCU
3. Rawat Inap
4. Kamar Operasi
2
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
3
RS Menteng Mitra
Afia
No.Dokumen No.Revisi Halaman
015/IGD/SPO/XII/2021 01 1/1
Ditetapkan oleh
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPRASIONAL 10/12/2021 dr. Ambun Suri, MARS
(SPO) Direktur Utama
2
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
4
RS Menteng Mitra
Afia
PENANGANAN SYOK HEMORAGIK
No.Revisi
01
No.Dokumen Halaman
016/IGD/SPO/XII/2021 1/1
Ditetapkan oleh
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPRASIONAL 10/12/2021 dr. Ambun Suri, MARS
(SPO) Direktur Utama
2
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
5
5. Pasang monitor
6. Pasang NG6T
7. Pasang kateter dan nilai produksi urine
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
1. Harus dilakukan di pusat gawat darurat tingkat IV sampai tingkat
1
2. Pasien dengan pendarahan yang masih aktif tidak dapat atau
tidak boleh di evakuasi/mendesak
3. Metabolisme anaerob
4. Kematian sel, tranlokasi bakteri, SIRS
5. Gagal organ multi/mutipel organ failure ( MOF dan kematian)
INSTALASI 1. Bidang pelayanan/bidang keperawatan
TERKAIT
PENANGANAN PNEUMOTORAKS
No.Revisi
No.Dokumen 01 Halaman
RS Menteng Mitra 017/IGD/SPO/XII/2021 1/1
Afia
Ditetapkan oleh
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPRASIONAL 10/12/2021 dr. Ambun Suri, MARS
(SPO) Direktur Utama
2
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
6
PROSEDUR Pelaksanaan tindakan:
1. Petugas menggunakan alat pelindung diri (masker, gloves)
2. Penderita di layani sesuai dengan prosedur pelayanan unit gawat
darurat
3. Baringkan pasien dengan posisi semi fowler
4. Koordinasi dengan tim dokter paru untuk tindakan dekompresi jika
kondisi pasien semakin sesak dan saturasi terus menurun kurang
dari 95%
PENANGANAN KETOASIDOSIS
No.Revisi
No.Dokumen 01 Halaman
RS Menteng Mitra 018/IGD/SPO/XII/2021 1/1
Afia
Ditetapkan oleh
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPRASIONAL 10/12/2021 dr. Ambun Suri, MARS
(SPO) Direktur Utama
No.Revisi
No.Dokumen 01 Halaman
RS Menteng Mitra 019/IGD/SPO/XII/2021 1/2
Afia
Ditetapkan oleh
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPRASIONAL 10/12/2021 dr. Ambun Suri, MARS
(SPO) Direktur Utama
2
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
8
jahitan untuk menghindari infeksi lanjutan
KEBIJAKAN Peraturan direktur RSU MMA No: 054/SK/DIRUT/RSUMMA/I/2019
tentang Standar Pelayanan Minimal RSU Menteng Mitra Afia
PROSEDUR Persiapan :
1. Gloves steril
2. Duk bolong steril
3. Kasa steril
4. Lidocainsteril
5. Sofratule
6. Spuit 3 cc
7. Bethadine solution
8. Alcohol 70 %
9. Benang silk untuk kulit dan catgut untuk pembuluh darah
10. Baik instrumen steril
11. Pincet anatomi
12. Musquito ( klem arteri kecil )
13. Naalp houder / needle holder
14. Jarum kulit
15. Gunting
16. Cairan Nacl 0,9 %
17. Cairan H2O2 hidrogen proksida
Pelaksanaan :
2
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
9
PENANGANAN DEHIDRASI BERAT
No.Revisi
No.Dokumen 01 Halaman
RS Menteng Mitra 020/IGD/SPO/XII/2021 1/1
Afia
3
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
0
Ditetapkan oleh
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPRASIONAL 10/12/2021 dr. Ambun Suri, MARS
(SPO) Direktur Utama
PEMERIKSAAN EKG
3
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
1
RS Menteng Mitra No.Revisi
Afia 01
No.Dokumen Halaman
021/IGD/SPO/XII/2021 1/1
Ditetapkan oleh
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPRASIONAL 10/12/2021 dr. Ambun Suri, MARS
(SPO) Direktur Utama
3
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
2
RS Menteng Mitra
Afia
PEMASANGAN NGT
No.Revisi
01
No.Dokumen Halaman
022/IGD/SPO/XII/2021 1/2
Ditetapkan oleh
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPRASIONAL 10/12/2021 dr. Ambun Suri, MARS
(SPO) Direktur Utama
3
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
4
PEMBERIAN ADRENALIN
No.Revisi
No.Dokumen 01 Halaman
RS Menteng Mitra 023/IGD/SPO/XII/2021 1/1
Afia
Ditetapkan oleh
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPRASIONAL 10/12/2021 dr. Ambun Suri, MARS
(SPO) Direktur Utama
3
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
5
PENGERTIAN Pemberian adrenalin adalah pemberian obat yang dapat merangsang
reseptor ɑ, β1, β2 adrenergik secara kuat.
TUJUAN 1. Mengatasi kegawatan pasien dengan shock anafilaksis.
2. Merangsang denyut jantung pada kondisi gambaran EKG pasien
asistole.
3. Memperbaiki koordinasi denyut jantung pada ventrikel fibrilasi.
KEBIJAKAN Peraturan direktur RSU MMA No: 054/SK/DIRUT/RSUMMA/I/2019
tentang Standar Pelayanan Minimal RSU Menteng Mitra Afia
PROSEDUR 1. Untuk pasien dengan gambaran EKG asistole dan ventrikel fibrilasi,
maka monitor EKG harus dipasang selama pemberian adrenalin.
2. Dosis mulai dengan 1 ampul ( adrenalin 1:10.000) dapat dinaikan,
jika belum timbul respon yang diinginkan.
3. Untuk pasien dengan shock anafilaksis, berikan 0,01 mg/KgBB
secara IM/SC dan lihat reaksinya dan dosis dapat diulangi 3-5 menit
jika telah ada respon.
4. 4 untuk klinis indikasinya adalah :
shock anafilaksis
anti alergik yang paten
asistole
ventrikel fibrilasi
INSTALASI 1. Bidang Pelayanan Medis / bidang keperawatan
TERKAIT 2. Instalasi Gawat Darurat
3. Ranap
PEMASANGAN INFUSE
Halaman
No.Dokumen No.Revisi 1/2
RS Menteng Mitra 024/IGD/SPO/XII/2021 01
Afia
3
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
6
Ditetapkan oleh
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPRASIONAL 10/12/2021
dr. Ambun Suri, MARS
(SPO)
Direktur Utama
3
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
8
PEMASANGAN NECK COLLAR
3
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
9
PEMASANGAN CATETER URINE
4
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
0
5. Mengobservasi respon pasien
6. Menggantungkan urobag disisi tempat tidur pasien
7. Memfiksasi kateter dengan plester pada paha bagian atas
8. Klien dirapikan
9. Alat-alat dibersihkan dan dibereskan
10. Perawat cuci tangan
11. Mencatat kegiatan respon pasien pada catatan keperawatan
4
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
1
MENGHISAP LENDIR
4
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
2
MERAWAT LUKA
1. Alat steril
a. Alat pelidung (masker, handscoon )
b. Heckting set
c. Duk lubang
d. Sarung tangan
e. Spuit 2,5 dan 5 CC
f. Benang jahit
g. Kain kassa.
2. Alat tidak steril
a. Verban
b. Plaster
c. Gunting perban
d. Bengkok
e. Ember
4
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
3
3. Obat dan cairan
a. Obat anastesi
b. Nacl 0,9 %
c. Alkohol 70 %
d. Antiseptik
e. Aquabidest
4. Lingkungan yang bersih.
5. Pasien
a. Di berikan penjelasan tentang tindakan yang akan di
lakukan
b. Posisi pasien di ataur sesuai kebutuhan
6. Petugas : 1 – 2 orang
Pelaksanaan :
4
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
4
1. Observasi keadaan umum pasien selama penjahitan luka
2. Satu heckting set untuk satu orang
3. Khusus luka infeksi di tangani dengan prinsip teknik isolasi
4. Khusus untuk luka gigitan anjing, kucing atau monyet luka di
cuci dengan sabun ditergen, di bilas dengan air mengalir dan
luka tidak perlu di jahit kecuali luka lebar ( jahit, situasi
seminimal mungkin )
5. Hindari balutan terlalu kencang atau terlalu longgar.
6. Di larang keras memberikan anastesi lokal dengan obat
anastesi yang mengandung adrenalin untuk daerah sakral
( jari, telinga, penis)
4
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
5
SPO MEMBILAS LAMBUNG
4
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
7
5. Atur posisi pasien dan siapkan lingkungan.
6. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan dan siapkan obat sesuai
dosis dan sesuai dengan resep atau instruksi dokter bersangkutan.
7. Lepaskan pakaian pasien pada daerah yang akan disuntik,
kemudian pasang perlak / alas dibawah daerah yang akan disuntik
tersebut.
8. Tentukan lokasi penyuntikan, umumnya di vena besar Fossa Cubiti.
Apabila sulit dicari dapat diganti dengan vena besar lainnya didaerah
lengan bawah atau tangan atau kaki dengan patokan vena tersebut
mempunyai dasar yang keras misalnya tulang.
9. Ikat daerah yang akan disuntik dengan karet pembendug / stuving
agar vena mudah diraba atau dilihat. Disarankan agar lengan pasien
dikepalkan.
10. Desinfeksi daerah yang akan disuntik dengan kapas alkohol, lalu
tusukkan jarum kedalam vena dengan lubang jarum mengarah
keatas sejajar dengan vena (sudut 300 - 450 ).
11. Setelah selsai cabut jarum dan bersihkan kembali area tempat
penyuntikan.
UNIT TERKAIT Bidang Pelayanan Medis / Bidang Keperawatan.
4
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
8
MELAKUKAN NEBULAIZER
4
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
9
4. atau kadang diberi dexamethasone pada status asmatikus.
5. Memasang masker pada pasien
6. Nebulaizer dinyalakan
7. Observasi pasien
8. Selesai dilakukan tindakan pasien dirapikan
9. Alat-alat dibereskan dan dikembalikan
10. Perawat cuci tangan
MEMASANG BIDAI
5
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
0
1. Respon atau keluhan pasien
2. Observasi tekanan darah, nadi, pernafasan.
3. Pengikatan tidak boleh terlalu kuat atau terlalu longgar.
4. Observasi vaskulererisasi daeha distal.
UNIT TERKAIT Bidang Pelayanan Medis / Bidang Keperawatan.
1. Alat :
a. Gips dengan jumlah dan ukuran yang sesuai kebutuhan
b. Kapas lemak “padding”
c. Ember berisi air
d. Perlak
e. Perban
2. Pasien :
a. Pasien diberikan penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan agar
kooperatif.
b. Posisi pasien diatur sesuai jenis tindakan.
c. Bila diperlukan pembilasan pasien dipuasakan.
d. Bila perlu debridement sebelumnya pemasangan gips pasien masih dalam
pemeriksaan.
5
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
1
3. Lingkungan : bersih dan tenang.
4. Petugas 2 orang.
Penatalaksanaan :
5
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
2
PERAWATAN LUKA BAKAR
2. Pelaksanaan :
5
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
3
a. Melakukan verifikasi program.
b. Mencuci tangan.
c. Menempatkan alat dekat pasien dengan benar.
d. Memberitahukan serta menjelaskan tujuan dan prosedur kepada pasien dan
keluarga
e. Menjaga privasi pasien.
f. Mengatur posisi pasien sehingga luka dapat terlihat dengan jelas.
g. Membuka peralatan.
h. Memakai sarung tangan.
i. Membuka balutan, bila susah basahi dengan Nacl 0.9%.
j. Bersihkan luka dengan cairan Nacl 0.9%.
k. Melakukan debridement bila ada jaringan yang nekrotik (bila ada bula
jangan dipecahkan tapi dihisap dengan menggunakan spuit setelah hari
ketiga).
l. Keringkan luka dengan kassa steril.
m. Memberikan obat topical sesuai instruksi pada luka.
n. Menutup luka dengan kassa steril kemudian pasang verban dan plester.
o. Merapikan pasien.
p. Evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan.
q. Bereskan alat.
r. Mencuci tangan.
s. Catat tindakan pada lembar catatan keperawatan.
5
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
4
PENANGANAN AKUT ABDOMEN
5
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
5
1 amp jika perlu
5
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
6
UNIT TERKAIT Bidang Pelayanan Medis / Bidang Keperawatan.
5
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
7
8. pasang NGT jika pasien muntah atau distensi abdomen
5
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
8
7. Koordinasi dengan dokter Obgyn dan kebidanan untuk periksa USG
8. Observasi tanda vital IBU dan janin, serta tanda syok akibat
perdarahan
PENANGANAN EKLAMPSIA
5
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
9
7. Bila terjadi kejang, perhatikan patensi jalan napas
8. MgSO4 diberikan IV sebanyak 4 gram (pastikan tersedia Ca
Glukonas 10%, ada refleks patella, dan urin minimal 0,5 ml/kg
9. Koordinasi dengan dokter Obgyn dan bagian kebidanan
10. persiapkan ICU atau jika pasien gagal nafas persiapkan untuk
intubasi
6
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
0
yang sesuai , orofaringeal jangan di fiksasi
7. Membantu dokter pasang intubasi jika ada indikasi
8. Pertahankan berathing airway dengan memakai masker oksigen dan
berikan 100 % dengan kecepatan 10 – 12 L/menit.
9. Monitor sirkulasi dan stop perdarahan. Berikan infuse RL 1 – 2 liter
bila ada tanda – tanda syok dan gangguan perfusi, hentikan
perdarahan luar dengan cara balut tekan.
10. Periksa tanda – tanda lateralisasi dan nilai GCS.
11. Pasang folley cateter dan pipa nasogastrik tube bila tidak ada kontra
indikasi.
12. Selimuti tubuh pasien setelah di periksa seluruh tubuhnya.
13. Persiapkan pasien untuk pemeriksaan diagnostik/foto kepala.
Hal – hal yang perlu di perhatikan
6
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
1
PENANGANAN PASIEN KEJANG DEMAM
PROSEDUR Persiapan :
1. Alat :
a. Alat pelindung (masker, handscoon )
6
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
2
b. Set terapi oksigen
c. Alat untuk mengukur tanda – tanda vital
d. Alat kompres
e. Sulip lidah
f. Obat – obatan sesuai kebutuhan.
2. Pasien
Berikan penjelasan tentang tindakan yang akan di lakukan.
3. Petugas
2 orang
Pelaksanaan tindakan :
6
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
3
PENANGANAN PASIEN KERACUNAN
6
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
4
3. Bersihkan saluran napas dari kotoran dan lendir atau muntahan
4. Berikan bantuan napas kalau terjadi henti napas secara langsung, hindari
aspirasi gas beracun dari pasien.
5. Cegah penyerapan racun dan keluarkan dengan cara:
Bila ditelan:
a. Encerkan racun yang ada di lambung dan halangi penyerapan dengan
susu atau putih telur mentah atau air matang 200 cc + norit atau berikan
universal antidote (2 bagian norit + 1 bagian teh pekat + 1 bagian antasid)
b. Kosongkan lambung (efektif bila dilakukan 4 jam pertama setelah racun
ditelan) dengan tindakan emesis yaitu:
Mekanik : rangsang dinding faring dengan jari
Obat-obatan: air garam dan sirup pekat CuS atau ZnSO4
c. Lakukan bilas lambung dengan cara:
a) Penderita telungkup dengan kepala dan bahu lebih rendah (setelah
pasien terpasang NGT dengan nomor besar)
b) Masukkan universal antidote
c) Bilas dengan cairan pembilas yang hangat sekitar 250 cc setiap kali,
sampai kurang dari 20x dengan bilasan terakhir ditinggalkan di dalam
lambung
d) Bila perlu bilas usus besar dengan pencahar dan kiasma sabun/gliserin
per rectal
d. Tidak dilakukan bila keracunan disebabkan zat korosif (asam/basa kuat)
keracunan senyawa hidrokarbon (minyak tanah, bensin) adanya penurunan
kesadaran atau kejang
6
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
5
2. Bidang Pelayanan Medis / Bidang Keperawatan
No.Dokumen
No. Revisi : Halaman :
044/IGD/SPO/XII/2021 00 1/1
Ditetapkan,
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL Tanggal Terbit
(SPO) 10/12/2021
Dr. Ambun Suri, MARS
Direktur Utama
Merupakan tindakan pemberian MgSO4 yang di berikan pada
PENGERTIAN pasien - pasien IGD yang membutuhkan.
Mengurangi dampak yang lebih buruk pada ibu dan bayi dari
TUJUAN
serangan eklamasi
6
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
7
KEBIJAKAN 054/SK/DIRUT/RSUMMA/I/2019 tentang Standar Pelayanan
Minimal RSU Menteng Mitra Afia
Persiapan :
PROSEDUR
a. Obat Mg SO4 40 % dan 20 %
b. Cairan infuse D5W
c. Infuse set
d. Spuit 10 cc
Penatalaksanaan :
a. Tentukan dengan pasti pasien yang akan di berikan
b. MgSO4 sesuai dengan pasti
c. Berikan MgSO4 gr bolus dalam 10 menit MgSO4 di
encerkan dalam Nacl 0,9 %
d. Berikan 12 gr MgsO4 dalam 500 cc dextrose 5 %
sebanyak 28 tetes sampai stabil
e. Bila terjadi kejang berulang berikan diazepam 10 mg
f. Kolaborasi dengan tim medis untuk penanganan
selanjutnya.
g. Bila terjadi tanda – tanda keracunan seperti paralytis
total, depresi pernafasan dan hipotensi berikan anti
dotum : Ca gluconas10 % sebanyak 100 cc IV selama 3
menit.
Hal – hal yang perlu di perhatikan :
a. Selama pemberian MgSO4 set O2 harus tersedia
b. Di dalam pemberian MgSO4 produksi urin harus cukup
c. Awasi tanda – tanda vital dan kesadaran.
UNIT TERKAIT Bidang Pelayanan Medis / Bidang Keperawatan.
6
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
9
PEMBERIAN DOPAMIN
7
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
0
dopamin.
2. Memberikan pertolongan yang cepat dan tepat sehingga pasien
dapat tertolong sebagaimana mestinya.
KEBIJAKAN Peraturan direktur RSU MMA No: 054/SK/DIRUT/RSUMMA/I/2019 tentang
Standar Pelayanan Minimal RSU Menteng Mitra Afia
PROSEDUR 1. Pelaksana adalah perawat.
2. Lakukan observasi tanda vital sebelum pemberian injeksi dopamin.
3. Lihat persediaan dopamin yang ada, jika persediaan yang ada 100 mg
dilarutkan dalam cairan 100cc cairan dextrose berarti 1 cc = 1 mg =
1000mg (60 tetes microdrip).
Untuk penderita yang membutuhkan sebanyak 5 mg/kgBB/menit
dengan erat badan 50 kg, maka tetesannya menjadi 250 x 60 = 15
tetes.
1000
PEMBERIAN KALIUM
7
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
1
2. Tercapainya kinerja efektif, efisien dan cepat dalam pemberian kalium.
KEBIJAKAN Peraturan direktur RSU MMA No: 054/SK/DIRUT/RSUMMA/I/2019 tentang
Standar Pelayanan Minimal RSU Menteng Mitra Afia
PROSEDUR 1. Siapkan jumlah larutan kalium yang akan diberikan dengan rumus:
Delta kalium x Berat badan x 1/3 Delta kalim = jumlah yang ingin dicapai –
jumlah kalium saat ini.
2. Karena kalium merupakan basa kuat dan bersifat korosif, maka sebaiknya
dilakukan pengenceran dan disuntikkan lewat vena besar secara hati-hati dan
pelan.
3. Cairan pengencer dapat berupa D5% atau NaCl 0.9%. Selanjutnya perhatikan
respon pasien dan pasang monitor EKG pada pemberian bolus secara tepat.
PEMBERIAN OKSIGEN
7
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
2
KEBIJAKAN Peraturan direktur RSU MMA No: 054/SK/DIRUT/RSUMMA/I/2019 tentang
Standar Pelayanan Minimal RSU Menteng Mitra Afia
PROSEDUR Persiapan alat:
1. Tabung O2 lengkap dengan manometer.
2. Mengukur aliran (flowmeter).
3. Botol pelembab berisi air steril / aquadest
4. Selang O2
5. Plester
6. Kapas alcohol
Prosedur
1. Atur posisi semifoler
2. Selang dihubungkan
3. Sebelum memasang selang pada hidung pasien selang dibersihkan dahulu
dengan kapas alcohol
4. Flowmeter dibuka, dicoba pada punggung tangan lalu ditutup kembali
5. Memasang kanul hidung, lakukan fixasi (plester)
6. Membuka flowmeter kembali dengan ukuran sesuai advis dokter
PEMBERIAN LANOXIN
7
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
3
2. Mengatasi kegawatan kardiologi pasien berupa takikardi, flutte, atrial vibrilasi
KEBIJAKAN Peraturan direktur RSU MMA No: 054/SK/DIRUT/RSUMMA/I/2019 tentang
Standar Pelayanan Minimal RSU Menteng Mitra Afia
PROSEDUR 1. Selama pemberian lanoxin secara intravena langsung, monitor EKG harus
terus terpasang.
2. Untuk dosis 1 mg, berikan bolus intravena dengan pengenceran 5 cc
dextrose 5% secara perlahan-lahan dan sesuaikan pemberian dengan
respon yang terjadi.
UNIT TERKAIT 1. Instalasi Gawat Darurat
2. Bidang Pelayanan Medis / Bidang Keperawatan
3. Rawat inap
7
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
4
2. Petugas : Perawat
TUJUAN 1. Agar rumah sakit asal yang merujuk mengetahui perkembangan dari kondisi
pasien yang dirujuk.
2. Tercapainya kinerja efektif, efisien dan cepat dalam pengembalian pasien ke
tempat rujukan asal berikut proses administrasinya.
KEBIJAKAN Peraturan direktur RSU MMA No: 054/SK/DIRUT/RSUMMA/I/2019 tentang
Standar Pelayanan Minimal RSU Menteng Mitra Afia
PROSEDUR 1. Selama pemberian sulfas atropine untuk tujuan point no 1 dan 2, monitor
EKG selalu terpasang.
2. Untuk mengatasi keracunan organofosfat, tidak diperlukan monitor EKG
tetapi perhatikan tanda-tanda atropinasi, seperti muka merah, pupil dilatasi,
keringat dan mulut kering.
3. Berikan dosis mulai dengan 2 ampul (0,5 mg) atau untuk atropinasi
sebanyak 4 ampul, dosis dapat dilipatgandakan hingga klinis yang
diharapkan maksimal dosis untuk gangguan irama / AV block 2 mg. Untuk
atropinisasi 32-64 ampul dalam waktu 1 (satu) hari.
4. Keadaan yang memerlukan pemberian sulfas atropine :
- Premedikasi bersama pethidin
- Bradikardi
- AV Block derajat I-II
- Keracunan organofosfat
UNIT TERKAIT 1. Instalasi Gawat Darurat
2. Bidang Pelayanan Medis / Bidang Keperawatan
3. Rawat inap
7
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
5
subkutan dan khusus untuk ketoasidosis melalui suntikan intravena.
TUJUAN Untuk mengendalikan kadar gula darah di dalam tubuh.
KEBIJAKAN Peraturan direktur RSU MMA No: 054/SK/DIRUT/RSUMMA/I/2019 tentang
Standar Pelayanan Minimal RSU Menteng Mitra Afia
PROSEDUR Persiapan
Alat dan obat :
a. Persiapan pemasangan infus
b. Three way stop cock
c. Alcohol swab
d. Gkukometer]
e. Microdrip
f. Obat insulin
Pasien:
a. Pasien di berikan penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan.
b. Posisi pasien diatur sesuai dengan kebutuhan.
Pelaksanaan :
1. Pemberian insulin per drip IV
a. Memasangan infus sesuai program
b. Mendesinfeksi karet penutup
c. Mengisi spuit dengan insulin sesuai dengan dosis yang telah ditentukan
d. Mengeluarkan udara di dalam spuit
e. Mendesindeksi three way bila pemberian dengan cara bolus atau karet
mikrodrip, bila pemberian obat dengan perdrip.
f. Masukan obat insulin dengan cara
1) Bila pemberian drip saluran bolus di tutup.
2) Mengatur tetesan infus sesuai program.
7
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
7
(SPO) Dr. Ambun Suri, MARS
Direktur Utama
PENGERTIAN Pemberian bicnat secara drip adalah proses untuk memberikan cairan bicnat melalui
jalur intravena secara berkelanjutan ke dalam cairan infus pasien sesuai dnegan
instruksi dokter.
TUJUAN 1. Tercapainya kinerja efektif, efesien dan cepat dalam pemberian bicnat
secara drip.
2. Menghindari terjadinya kecelakaan kerja (luka bakar) pada bagian tubuh.
3. Agar pasien mendapatkan terapi bicnat sesuai kebutuhan secara
berkelanjutan.
KEBIJAKAN Peraturan direktur RSU MMA No: 054/SK/DIRUT/RSUMMA/I/2019 tentang
Standar Pelayanan Minimal RSU Menteng Mitra Afia
PROSEDUR 1. Pelaksana adalah bidan / perawat.
2. Periksa terlebih dulu peralatan yang harus disiapkan meliputi:
- Cairan bicnat sesuai kebutuhan
- Cairan infus sesuai kebutuhan
- Kapas beralkohol 70%
- Plester untuk penulisan etiket
- Persiapan alat untuk pemasangan infus, apabila pasien belum terpasang
infus
3. Lakukan informed consent oleh dokter yang merawat kepada pasien / keluarga
pasien tentang prosedur yang akan dilakukan berikut efek samping pemberian
bicnat kemudian arahkan pasien / keluarga pasien untuk menandatangani surat
persetujuan tersebut apabila sudah jelas.
4. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan.
5. Sebelum pemberian bicnat dilakukan, pastikan bahwa jarum infus terpasang
dengan benar yaitu dengan cara spoel NaCl ± 2 cc pada jarum infus tersebut
dan aspirasikan apakah darah keluar atau tidak.
6. Berikan bicnat melalui cairan infus sesuai kebutuhan secara drip.
7. Selama pemberian bicnat, observasi pasien secara ketat oleh perawat pada
daerah pemasangan infus terutama pada daerah lokasi pemasangan jarum.
8. Awasi daerah pemasangan infus, apabila terjadi phlebitis atau timbul tanda putih
pucat (tanda khas / vaso kontriksi) di sekitar ujung jarum infus segera hentikan
pemberian bicnat.
9. Apabila timbul tanda pada point nomor 8 (delapan), segara cabut jarum infus
dan kompres daerah tersebut dengan kassa berisi NaCl 0.9% : heparin (500 cc :
0.1) hingga tanda hilang.
10. Perhatikan:
- Saat pemasangan bicnat dimulai, longgarkan fiksasi bagian atas dari tempat
pemasangan infus.
- Tanda putih pucat merupakan tanda terjadinya vasokintriksi pembuluh
darah.
- Beri etiket pada plabot infus tentang penggunangan cairan bicnat.
UNIT TERKAIT 1. Instalasi Gawat Darurat
2. Rawat Inap
3. Rawat Jalan
4. ICU/HCU
7
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
8
PEMERIKSAAN RADIOLOGI PASIEN INSTALASI GAWAT
DARURAT
No.Dokumen No. Revisi : Halaman :
053/IGD/SPO/XII/2021 00 1/1
Tanggal Terbit
Ditetapkan,
STANDAR 10/12/2021
7
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
9
PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO) Dr. Ambun Suri, MARS
Direktur Utama
PENGERTIAN Pasien instalasi gawat darurat yang membutuhkan pemeriksaan radiologi.
TUJUAN Sebagai acuan bagi doktre dan perawat instalasi gawat darurat, apabila pasien IGD
memerlukan pemeriksaan radiologi.
KEBIJAKAN Peraturan direktur RSU MMA No: 054/SK/DIRUT/RSUMMA/I/2019 tentang
Standar Pelayanan Minimal RSU Menteng Mitra Afia
PROSEDUR 1. Pasien datang ke IGD dan melakukan pendaftaran di bagian pendaftaran.
2. Dokter IGD melakukan pemeriksaan kepada pasien, apabila pasien memerlukan
pemeriksaan radiologi. Kemudian dokter menjelaskan kepada pasien bahwa
diperlukan pemeriksaan radiologi.
3. Bila pasien telah setuju dilakukan pemeriksaan radiologi, maka perawat IGD
menelepon ke bagian isntalasi radiologi untuk pemberitahuan bahwa pasien IGD
membutuhkan pemeriksaan radiologi.
4. Dokter IGD membuat surat pengantar untuk pasien yang memerlukan
pemeriksaan radiologi.
5. Petugas IGD membawa pasien ke ruang pemeriksaan radiologi sambil
membawa surat pengantar, kemudian petugas radiologi melakukan
pemeriksaan.
6. Pada jam kerja hasil pemeriksaan langsung dibaca oleh dokter spesialis
radiologi, sedangkan di luar jam kerja dibaca oleh dokter spesialis radiologi
keesokan harinya.
7. Semua pasien IGD yang dirujuk ke ruang rawat inap dan memerlukan
pemeriksaan cyto radiologi maka sebelum dikirim harus dilakukan terlebih
dahulu pemeriksaan radiologi meskipun di luar jam kerja.
8. Jika pasien rawat jalan maka pembayaran langsung dilakukan di kasir dan untuk
pasien rawat inap pembayaran dilakukan setelah pasien pulang dari rawat inap
(pasca bayar).
UNIT TERKAIT 1. Bidan Pelayanan Medis / Bidang Keperawatan
2. Dokter IGD
3. Kasir
4. Rekam Medik
KOMUNIKASI EFEKTIF
8
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
2
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 10/12/2021
(SPO) Dr. Ambun Suri, MARS
Direktur Utama
PENGERTIAN Komunikasi efektif adalah komunikasi yang dilaukan secara akurat, lengkap,
dimengerti, tidak duplikasi, dan tepat kepada penerimaan informasi untuk menguangi
kesalahan dan untuk meningkatkan keselamatan pasien. Komunikasi dapat
dilakukan menggunakan tulisan, verbal atau elektronik.
TUJUAN 1. Meningkatkan komunikasi efektif antar petugas kesehatan.
2. Pesan yang disampaikan dapat diterima sesuai yang diinstruksikan.
KEBIJAKAN Peraturan direktur RSU MMA No: 054/SK/DIRUT/RSUMMA/I/2019 tentang
Standar Pelayanan Minimal RSU Menteng Mitra Afia
PROSEDUR 1. Tenaga kesehatan yang melaporkan kondisi pasien atau hasil test laboratorium
yang kritis kepada DPJP menggunakan komunikasi SBAR ( Situation –
Background – Assessment – Recommendation)
2. Ketika tenaga ksehatan menerima pesan verbal / per telepon menerapkan TBaK
→ Tulis Baca Konfirmasi / write down read back confirmation.
3. Tenaga kesehatan menuliskan pesan yang diterima di catatan terintegrasi.
4. Dalam menulis pesan verbal, ditulis lengkap dan dapat dibaca dengan jelas agar
sumber instruksi dapat dilacak bila diperlukan verifikasi.
5. Verifikasi dokter pengirim pesan dengan menandatangani catatan pesan yang
ditulis penerima pesan sebagai tanda persetujuan dalam waktu 1 x 24 jam.
UNIT TERKAIT Semua instalasi
8
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
3
Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 10/12/2021
(SPO) Dr. Ambun Suri, MARS
Direktur Utama
PENGERTIAN Petugas yang mendampingi pasien selama dalam perjalanan menuju ke rumah sakit
lain yang mempunyai fasilitas lebih lengkap.
TUJUAN Agar pasien mendapatkan pengawasan dan pertolongan jika diperlukan selama
dalam perjalanan dan sampai ke rumah sakit yang dituju tetap dalam kondisi stabil.
KEBIJAKAN Peraturan direktur RSU MMA No: 054/SK/DIRUT/RSUMMA/I/2019 tentang
Standar Pelayanan Minimal RSU Menteng Mitra Afia
PROSEDUR 1. Sebelum dirujuk petugas IGD atau keluarga pasien harus mencari kepastian
tempat rumah sakit yang dituju.
2. Setelah tempat tersedia, dokter atau perawat IGD, akan menjelaskan kepada
keluarga pasien bahwa rujukan akan menggunakan jasa ambulans rumah sakit
dan perawat sebagai pendamping.
3. Perawat IGD menghubungi supir ambulans untuk menyiapkan ambulans karena
ada pasien yang mau dirujuk dan memberitahukan perawat pendamping.
4. Apabila dalam keadaan tertentu misalnya ambulans rumah sakit sedang dipakai
atau kondisi pasien tertentu. Dapat dipertimbangkan untuk menggunakan jasa
ambulans dari pihak ketiga.
UNIT TERKAIT Instalasi Gawat Darurat
Rawat inap
Bidan pelayanan medis / Bidang keperawatan
8
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
4
00 1/1
058/IGD/SPO/XII/2021
Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 10/12/2021
(SPO) Dr. Ambun Suri, MARS
Direktur Utama
PENGERTIAN Ambulans adalah kendaraan yang digunakan untuk mengantar, menjemput dan
membantu keperluan orang sakit.
Pasien dirujuk adalah pasein yang atas pertimbangan dokter / perawat / bidan
memerlukan pelayanan di RS baik untuk diagnostik penunjang atau terapi.
TUJUAN Sebagai acuan penatalaksanaan pengantaran rujukan sampai rumah sakit tujuan
dengan cepat dan aman.
KEBIJAKAN Peraturan direktur RSU MMA No: 054/SK/DIRUT/RSUMMA/I/2019 tentang
Standar Pelayanan Minimal RSU Menteng Mitra Afia
PROSEDUR 1. Petugas (IGD / Rawat inap) menyatakan pasien perlu rujukan.
2. Petugas (IGD / Rawat inap) menjelaskan dan meminta persetujuan kepada
keluarga pasien untuk dirujuk.
3. Keluarga pasien setuju.
4. Petugas (IGD / Rawat inap) membuat surat rujukan.
5. Petugas (IGD / Rawat inap) membuat rincian biaya pasien pulang dan biaya
penggunaan ambulans untuk [asien rawat inap atau pasien IGD yang sudah
diberikan terapi, bagi pasien IGD yang tidak mendapat terapi cukup membayar
biaya ambulans saja.
6. Keluarga pasien membayar dan menerima kwitansi di bagian kasir kemudian
menerima surat rujukan.
7. Petugas (IGD / Rawat inap) mempersiapkan kesiapan pasien dan petugas yang
lain segera menghubungi sopir ambulans.
8. Sopir menyiapkan ambulans, jika sudah siap, sopir segera menghubungi
petugas (IGD / Rawat inap) bahwa ambulans sudah siap.
9. Petugas (IGD / Rawat inap) mendampingi dan mengantarkan pasien ke tempat
tujuan dengan ambulans. Setelah selesai mengantarkan dan kembali ke rumah
sakit, petugas (IGD / Rawat inap) menulis laporan kegiatan pada buku kegiatan.
UNIT TERKAIT Instalasi Gawat Darurat
ICU/HCU
Rawat inap
Rawat jalan
8
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
5
EVAKUASI PASIEN BENCANA DARI LUAR RUMAH SAKIT
8
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
6
PENGGUNAAN BRANCARD DAN ROSTOLE
8
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
7
PENJELASAN PASIEN PULANG
8
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
8
SPO PERMINTAAN DARAH KE PMI
8
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
9
RUJUK DAN PINDAH RAWAT
9
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
0
PENANGANAN PASIEN DOA (DEATH ON ARRIVAL)
9
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
1
PEMELIHARAAN RUTIN PERALATAN MEDIS IGD
9
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
2
PEMAKAIAN OBAT, ALAT DAN BAHAN MEDIS HABIS PAKAI
DI INSTALASI GAWAT DARURAT
No.Dokumen No. Revisi : Halaman :
066/IGD/SPO/XII/2021 00 1/1
Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 10/12/2021
(SPO) Dr. Ambun Suri, MARS
Direktur Utama
PENGERTIAN Pemakaian obat, alat dan bahan medis habis pakai adalah suatu pemakaian obat-
obatan, alat, dan bahan medois habis pakai yang tersedia di IGD yang digunakan
untuk menganani pasien.
TUJUAN Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan pada obat, alat dan bahan habis pakai
yang tersedia di IGD.
KEBIJAKAN Peraturan direktur RSU MMA No: 054/SK/DIRUT/RSUMMA/I/2019 tentang
Standar Pelayanan Minimal RSU Menteng Mitra Afia
PROSEDUR 1. Petugas inventaris menyiapkan jenis dan jumlah obat-obatan, alat dan bahan
habis pakai di lemari obat/troli setiap hari sesuai dengan kebutuhan harian.
2. Petugas inventaris menyediakan buku pemakaian obat harian yang dibagi
menjadi 3 shift.
3. Setiap perawat yang menggunakan obat-obatan harus menuliskan nama, tanda
tangan, jumlah dan jenis obat yang digunakan.
4. Penanggung jawab shift harus menuliskan jumlah pemakaian obat-obatan setiap
shift.
5. Penanggung jawab shift harus segera menghubungi petugas inventaris apabila
persediaan obat di troli/lemari habis.
6. Sebagian obat dan alat kesehatan habis pakai diambil di farmasi IGD.
UNIT TERKAIT 1. Instalasi Gawat Darurat
2. Bidan Pelayanan Medis / Bidang Keperawatan
3. Rekam Medis
4. Rawat inap
5. Rawat jalan
9
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
3
PERMINTAAN OBAT, ALAT, DAN BAHAN MEDIS HABIS
PAKAI DI INSTALASI GAWAT DARURAT
No.Dokumen No. Revisi : Halaman :
067/IGD/SPO/XII/2021 00 1/1
Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 10/12/2021
(SPO) Dr. Ambun Suri, MARS
Direktur Utama
PENGERTIAN Permintaan obat, alat dan bahan medis habis pakai adalah suatu proses pemenuhan
kebutuhan obat-obatan, alat, dan bahan habis pakai untuk menangani pasien yang
datang ke IGD baik dalam kondisi gawat darurat maupun tidak gawat darurat.
TUJUAN Guna menunjang pemberian pelayanan secara tepat dan cepat.
KEBIJAKAN Peraturan direktur RSU MMA No: 054/SK/DIRUT/RSUMMA/I/2019 tentang
Standar Pelayanan Minimal RSU Menteng Mitra Afia
PROSEDUR 1. Petugas inventaris mendata jumlah dan sisa obat-obatan, alat dan bahan habis
pakai di IGD setiap minggu.
2. Petugas inventaris mengisi blanko permintaan obat dan alat medis habis pakai ke
instalasi farmasi menggunakan buku permintaan (amprahan) seminggu sekali.
3. Banyaknya permitaan obat, alat, dan bahan medis habis pakai berdasarkan
jumlah pemakaian rata-rata dalam seminggu ditambah 25% dari jumlah
pemakaian sebagai cadangan/stok.
4. Petugas farmasi mengecek ketersediaan obat dan alat medis habis pakai di
gudang farmasi.
5. Petugas gudang farmasi mengecek ketersediaan obat dan alat medis habis pakai
sesuai dengan permitnaan IGD.
6. Petugas inventaris melakukan pengecekan terhadap obat dan alat/bahan medis
habis pakai yang sudah disiapkan instalasi farmasi.
7. Jika persediaan obat, alat dan bahan habis pakai di farmasi terbatas/tidak ada
maka jumlah akan dikurangi.
8. Petugas inventasi dan farmasi sama-sama menandatangani buku permintaan
obat amprahan.
9. Sebagian obat dan alat kesehatan habis pakai disediakan di troli emergency IGD.
UNIT TERKAIT 1. Instalasi Gawat Darurat
2. Bidan Pelayanan Medis / Bidang Keperawatan
3. Rekam Medis
4. Pendaftaran
5. Kasir
6. Apotik
9
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
4
PROSEDUR TRANFUSI DARAH
9
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
5
1. Dokter mengisi form permintaan tranfusi darah dan diberikan
kepada petugas laboratorium.
2. Petugas laboratorium mengambil sampel darah pasien yang akan
ditranfusi.
3. Sampel darah harus diberi nama sesuai yang tercantum dalam
form permintaan tranfusi darah.
4. Petugas laboratorium memberikan sampel dan form permintaan
tranfusi darah kepada petugas kurir RSU Menteng Minta Afia.
Form permintaan tranfusi darah harus di stempel Rumah Sakit.
5. Petugas kurir mengantar form permintaan tranfusi darah dan
sampel darah dalam box yang telah berisi es ke UTDD PMI DKI
Jakarta.
PROSEDUR 6. Petugas kurir mengambil darah tranfusi dari UTDD PMI DKI
Jakarta dengan membawa bukti pengambilan dari UTDD PMI
DKI Jakarta setelah 2 jam.
7. Darah tranfusi yang telah diterima petugas laboratorium diberikan
kepada perawat dengan menggunakan buku ekspedisi. Buku
ekspedisi berisi :
Nama pasien yang menerima tranfusi darah.
Nomor Medical Record
Jenis golongan darah
Jenis komponen darah dan jumlahnya
Nomor kantong darah
Nama petugas yang memberikan darah
Nama petugas yang menerima darah
9
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
6
pelayanan dapat segera diutamakan
KEBIJAKAN Peraturan direktur RSU MMA No: 054/SK/DIRUT/RSUMMA/I/2019 tentang
Standar Pelayanan Minimal RSU Menteng Mitra Afia
PROSEDUR Dokter atau tenaga medis memiliki akses untuk menulis rekam medis harus
memahami serta mematuhi daftar symbol yang boleh digunakan sesuai dengan
pedoman relayanan rekam medis
UNIT TERKAIT 1. Instalasi Gawat Darurat
2. Komite Medis
3. Rawat inap
4. Rawat jalan
9
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
9
3. Terlaksananya sistem rujukan yang komprehensif
KEBIJAKAN Peraturan direktur RSU MMA No: 054/SK/DIRUT/RSUMMA/I/2019 tentang
Standar Pelayanan Minimal RSU Menteng Mitra Afia
PROSEDUR 1. Petugas IGD PONEK melakukan skrining pasien baru
2. Dilakukan triase, anamnesa dan pemeriksaan fisik oleh dokter IGD dan bidan
PONEK
3. Petugas IGD mengarahkan keluarga pasien untuk mendaftarkan pasien ke loket
pendaftaran
4. Setelah anamnesa dan pemeriksaan fisik kemudian dokter IGD menentukan
apakah pasien tersebut masuk dalam kategori gawat darurat atau tidak gawat
darurat
5. Jika pasien gawat darurat, dokter IGD menangani kegawatdaruratan pasien ke-
mudian melakukan konsultasi kepada DPJP terkait
6. Jika pasien tidak gawat darurat dilakukan tatalaksana sesuai kebutuhan pasien
7. Penatalaksanaan pasien sesuai advis DPJP
UNIT TERKAIT 1. Ruang IGD PONEK
2. Ruang Rawat Inap Kebidanan
1
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN 0
0
KEBIJAKAN Peraturan direktur RSU MMA No: 054/SK/DIRUT/RSUMMA/I/2019 tentang
Standar Pelayanan Minimal RSU Menteng Mitra Afia
PROSEDUR 1. Persiapan pertolongan kelahiran bayi
4. Lahirnya bahu
Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tempatkan kedua tangan dimasing-
masing sisi muka bayi. Menganjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi berikut-
nya. Dengan lembut menariknya kearah bawah dan kearah luar hingga bahu an-
terior muncul dibawah arkus pubis dan kemudian dengan lembur menarik kearah
atas dan luar untuk melahirkan bahu posterior.
1
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN 0
1
2. Ruang rawat ianp perinatologi
1
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN 0
2
(SPO) Dr. Ambun Suri, MARS
Direktur Utama
PENGERTIAN Alat transportasi atau pengangkutan pasien untuk mempermudah pelayanan.
TUJUAN Tercapainya ketertiban dan kelancaran pemakaian ambulance.
1
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN 0
3
Transportasi jenasah menggunakan ambulance
jenasah melalui pintu belakang/kamar mayat.
Keluarga/penanggung jawab membawa surat
kematian.
4. Transportasi kepentingan dinas
Ambulane dapat digunakan untuk kepentingan
dinas atas perintah direktur.
1
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN 0
4