Anda di halaman 1dari 104

RUMAH SAKIT UMUM

MENTENG MITRA AFIA


TIDAK PERNAH BERHENTI UNTUK MENJADI LEBIH BAIK

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL


INSTALASI GAWAT DARURAT

TAHUN 2020

KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN 1


DAFTAR ISI SPO INSTALASI GAWAT DARURAT
No Spo Isi Hal
001 Dokter Jaga On Site IGD 1
002 Perawat Jaga On Site IGD 2
003 Alur Pasien IGD 3
004 TRIAGE 4
005 Pelayanan Pasien Tidak Akut Dan Tidak Darurat Di IGD 5
006 Observasi Pasien Gawat 6
007 Pengisian Dokumen Asuhan Keperawatan IGD 7
008 Penggunaan Patient Monitor Critical Care 8
009 Menerima Pasien Dengan Kedaruratan Psikiatri 9
010 Menerima Pasien Dengan Penurunan Kesadaran 11
011 Melakukan Intubasi 12
012 Melakukan Resusitasi Jantung Paru ( RJP ) 14
013 Penanganan Infark Miocard Akut 16
014 Penatalaksanaan Syok Anafilaktik 17
015 Penanganan Trauma Abdomen 19
016 Penanganan Syok Hemoragik 20
017 Penanganan Pneumotoraks 21
018 Penanganan Ketoasidosis 22
019 Penatalaksanaan Hecting/ Suturing 23
020 Penanganan Dehidrasi 25
021 Pemeriksaan EKG 26
022 Pemasangan NGT 27
023 Pemberian Adrenalin 29
024 Pemasangan Infus 30
025 Pemasangan Neck Collar 32
026 Pemasangan Cateter Urine 33
027 Menghisap Lender/ Suction 35
028 Merawat Luka 36
029 Membilas Lambung 39
030 Melakukan Suntikan Intravena 40

KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN 2


031 Melakukan Nebulizer 42
032 Memasang Bidai 43
033 Penyiapan Pasien Dan Alat Untuk Tindakan Pemasangan Gips Pada 44
Tulang
034 Perawatan Luka Bakar 46
035 Penanganan Akut Abdomen 48
036 Penanganan Gagal Ginjal Kronik 49
037 Penanganan Hernia InkaRSerata 50
038 Penanganan Plasenta Previa 51
039 Penanganan Eclampsia 52
040 Penanganan Pasien Cidera Kepala 53
041 Penanganan Pasien Kejang Demam 55
042 Penanganan Pasien Keracunan 57
043 Penanganan Pasien Meninggal Di IGD 59
044 Tindakan Pemberian MgSO4 60
045 Pemberian Bicnat Secara Loading 61
045 Pemberian Dopamine 63
047 Pemberian Kalium 64
048 Pemberian Oksigen 65
049 Pemberian Lanoxin 66
050 Pemberian Sulfas Atropine 67
051 Pemberian Suntikan Insulin 68
052 Pemberian Bicnat Secara Drip 70
053 Pemeriksaan Radiologi Pada Pasien IGD 72
054 Pemeriksaan Laboratorium Pasien IGD 73
055 Konsultasi Medis Di IGD 74
056 Komunikasi Efektif 75
057 Pendamping Pasien Yang Akan Dirujuk Dari IGD 76
058 Pemakaian Ambulan Untuk Rujukan 77
059 Evakuasi Pasien Bencana Dari Luar RS 78

060 Penggunaan Brankar Dan Rostole 79


061 Penjelasan Pasien Pulang 80

KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN 3


062 Permintaan Darah Ke Pmi 81
063 Rujuk Dan Pindah Rawat 82
064 Penanganan Pasien Doa ( Death On Arrival ) 83
065 Pemeliharaan Rutin Peralatan Medis IGD 84
066 Pemakaian Obat, Alat Dan Bahan Medis Habis Pakai Di IGD 85
067 Permintaan Obat, Alat, Dan Bahan Habis Pakai Di IGD 86
068 Prosedur Transfuse Darah Di IGD 87
069 Symbol, Tanda Bahaya Dan Singkatan Penyakit Yang Digunakan 88
070 Skrining Pasien Dari Luar RS 89
071 Skrining Pasien Dari Dalam RS 90
072 Pelayanan IGD Ponek 91
073 Pertolongan Kelahiran Bayi Di Ruang Ponek 92
074 Operasional Ambulance RSU MMA 94

DOKTER JAGA ON SITE INSTALASI GAWAT DARURAT


(IGD)

KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN 4


No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
001/IGD/MMA/IV/2020 00 1/1

Ditetapkan,
STANDAR
Tanggal Terbit :
PROSEDUR
05 April 2020
OPERASIONAL Dr. Enrico A. Rinaldi, MARS, MH
(SPO) Direktur Utama
PENGERTIAN Dokter jaga on site adalah dokter umum di RS MMA yang bertugas di IGD sesuai
dengan jadwal dokter jaga on site IGD.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah pengaturan jadwal dinas/jaga dokter
umum IGD on site.
KEBIJAKAN Peraturan direktur RSU MMA No: 054/SK/DIRUT/RSUMMA/I/2019 tentang Standar
Pelayanan Minimal RSU Menteng Mitra Afia
PROSEDUR 1. IGD RS MMA memiliki dokter jaga on site selama 24 jam yang dibagi menjadi 3
shift:
a) Shift pagi jam : 08.00 - 15.00 WIB
b) Shift siang jam : 15.00 - 20.00 WIB
c) Shift malam jam : 20.00 - 08.00 WIB
2. Dokter jaga on site IGD harus mengetahui jadwal dinasnya masing-masing.
3. Apabila dokter jaga berhalangan untuk jaga maka dokter tersebut harus mencari
penggantinya atau menukar jaga dan mengganti jadwal jaga setelah ada
persetujuan dengan dokter pengganti.
4. Apabila sedang menjalankan tugas jaga, dokter jaga berhalangan untuk
melanjutkan jaga karena ada keperluan yang mendesak/tidak bisa ditunda maka
dokter jaga yang bersangkutan terus menghubungi Kepala IGD dan bersama-
sama dengan Kepala IGD mencari dokter jaga pengganti.
5. Dokter jaga IGD wajib memberikan pertolongan kepada semua pasien yang
datang ke IGD, dengan prioritas kepada pasien gawat darurat.
6. Dokter jaga melakukan pemeriksaan, mendiagnosa dan memberikan terapi
pasien gawat darurat serta evaluasi (observasi).
7. Mekakukan konsultasi kepada kepala IGD atau spesialis jika terdapat pasien
yang membutuhkan penanganan lebih lanjut sesuai jadwal jaga dokter spesialis.
8. Mengisi rekam medis pasien secara lengkap dengan tulisan yang dapat dibaca.
9. Membuat surat rujukan rumah sakit jika terdapat pasien IGD yang perlu dirujuk.
10.Membuat visum et repertum, keterngan sakit jika diperlukan.
UNIT TERKAIT Instalasi Gawat Darurat

KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN 5


PERAWAT JAGA ON SITE INSTALASI GAWAT DARURAT
(IGD)
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
002/IGD/MMA/IV/2020 00 1/1

Ditetapkan,
STANDAR
Tanggal Terbit :
PROSEDUR
05 April 2020
OPERASIONAL Dr. Enrico A. Rinaldi, MARS, MH
(SPO) Direktur Utama
PENGERTIAN Perawat jaga on site adalah perawat umum di RS MMA yang bertugas di IGD sesuai
dengan jadwal perawat jaga on site IGD.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah pengaturan jadwal dinas/jaga perawat
umum IGD on site.
KEBIJAKAN Peraturan direktur RSU MMA No: 054/SK/DIRUT/RSUMMA/I/2019 tentang Standar
Pelayanan Minimal RSU Menteng Mitra Afia
PROSEDUR 1. IGD RS MMA memiliki perawat jaga on site selama 24 jam yang dibagi menjadi 3
shift:
a) Shift pagi jam : 07.00 - 14.00 WIB
b) Shift siang jam : 14.00 - 21.00 WIB
c) Shift malam jam : 21.00 - 07.00 WIB
2. Perawat jaga on site IGD harus mengetahui jadwal dinasnya masing-masing.
3. Apabila perawat jaga berhalangan untuk jaga maka harus memberitahu kepala
ruangan untuk mencari penggantinya atau menukar jaga dan mengganti jadwal
jaga setelah ada persetujuan dengan kepala ruangan.
4. Pada saat pergantian shift jaga perawat, harus dilaksanakan timbang terima yang
meliputi:
a) Penderita yang dalam observasi, kondisi dan terapi yang diberikan.
b) Jumlah pemakaian dan persediaan obat-obatan dan alat medis.
c) Kondisi alat medis dan alat angkut pasien.
d) Lain-lain.
UNIT TERKAIT 1. Instalasi Gawat Darurat
2. Kabag Keperawatan

KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN 6


ALUR PASIEN INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD)

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


003/IGD/MMA/IV/2020 00 1/1

Ditetapkan,
STANDAR
Tanggal Terbit :
PROSEDUR
05 April 2020
OPERASIONAL Dr. Enrico A. Rinaldi, MARS, MH
(SPO) Direktur Utama
PENGERTIAN Alur pelayan medis bagi pasien yang masuk lewat pintu IGD.
TUJUAN Agar pasien dapat ditangani dengan secepat mungkin dan seoptimal mungkin.
KEBIJAKAN Peraturan direktur RSU MMA No: 054/SK/DIRUT/RSUMMA/I/2019 tentang Standar
Pelayanan Minimal RSU Menteng Mitra Afia
PROSEDUR 1. Pasien masuk ruang gawat darurat pengantar / keluarga pasien mendaftar ke
pendaftaran.
2. Perawat IGD melakukan triase memeriksa kondisi pasien IGD menerima status
pasien dari rekam medik status IGD berwarna hijau.
3. Perawat IGD melaporkan data pada dokter IGD setelah melakukan
labelisasi/triase merah, kuning, hijau, hitam.
4. Perawat dan dokter melakukan tindakan yang diperlukan sesuai dengan SPM
emergensi.
5. Doikter menjelaskan tindakan yang dilakukan dan disetujui oleh pasien/keluarga
(inform consent).
6. Bila pasien menolaj pemeriksaan dan / atau tindakan (medik, penunjang, rawat
inap) maka pasien dan keluarga menandatangi surat penolakan.
7. Pasien tanpa pengantar dan dalam kondisi tidak sadar. Dokter dan perawat
berhak melakukan tindakan penyelamatan bila terdapat kondisi yang
mengancam jiwa pasien.
8. Bila diperlukan pemeriksaan penunjang dokter membuat pengantar ke unit terkait
dan menginformasikan lewat telepon, pengambilan sample dilakukan di ruangan
IGD, untuk pemeriksaan radiologi petugas IGD mengantar pasien ke unit
radiologi.
9. Dokter jaga IGD mencatat hasil bacaan penunjang medik di dokumen RM dan
salinannya disimpan di RM.
10.Dokter jaga IGD mencatat hasil pemeriksaan diagnosis dan terapi di lembar
emergensi dokumen RM serta menuliskan resep.
UNIT TERKAIT 1. Instalasi Gawat Darurat
2. Bidang pelayanan medis / Bidang keperawatan
3. Rekam medis
4. Pendaftaran

KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN 7


TRIAGE

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


004/IGD/MMA/IV/2020 00 1/1

Ditetapkan,
STANDAR
Tanggal Terbit :
PROSEDUR
05 April 2020
OPERASIONAL Dr. Enrico A. Rinaldi, MARS, MH
(SPO) Direktur Utama
PENGERTIAN TRIAGE adalah memilah dan menentukan derajat kegawatan penderita.
TUJUAN Sebagai acuan menentukan prioritas dan tempat pelayanan medik penderita dan
mendahulukan penderita yang lebih gawat, bukan yang datang dahulu.
KEBIJAKAN Peraturan direktur RSU MMA No: 054/SK/DIRUT/RSUMMA/I/2019 tentang Standar
Pelayanan Minimal RSU Menteng Mitra Afia
PROSEDUR 1. Penderita datang diterima petugas / paramedis IGD.
2. Inform consent (penandatanganan persetujuan tindakan) oleh pasien/keluarga.
3. Diruang triase dilakukan anamnesa dan pemeriksaan singkat dan cepat (selintas)
untuk menentukan derajat kegawatannya. Oleh paramedis yang terlatih dan
dokter.
4. Penderita dibedakan menurut kegawatannya dengan memberikan kode warna.
a. Hijau adalah penderita tidak gawat dan tidak darurat.
Misalnya: Penderita common cold, penderita rawat jalan, abses.
b. Kuning adalah penderita yang kegawatdaruratannya masih tidak urgent.
Misalnya : Penderita thipoid, hipertensi, DM.
c. Merah adalah penderita gawat darurat (pasien dengan kondisi
mengancam nyawa).
Misalnya : Penderita stroke, luka bakar, serangan jantung.
d. Hitam adalah pasien meninggal.
Misalnya : Pasien DOA (death on arrival).
UNIT TERKAIT Instalasi Gawat Darurat

KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN 8


PELAYANAN PASIEN TIDAK AKUT DAN TIDAK DARURAT DI
INSTALASI GAWAT DARURAT
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
005/IGD/MMA/IV/2020 00 1/1

Ditetapkan,
STANDAR
Tanggal Terbit :
PROSEDUR
05 April 2020
OPERASIONAL Dr. Enrico A. Rinaldi, MARS, MH
(SPO) Direktur Utama
PENGERTIAN Pelayanan pasien tidak akut dan tidak darurat adalah pasien yang tidak dalam
kondisi gawat dan tidak memerlukan tindakan segera.
TUJUAN Sebagai acuan penetapan langkah-langkah untuk pelayanan pasien tidak gawat
darurat di rumah sakit.
KEBIJAKAN Peraturan direktur RSU MMA No: 054/SK/DIRUT/RSUMMA/I/2019 tentang Standar
Pelayanan Minimal RSU Menteng Mitra Afia
PROSEDUR 1. Pasien datang ke IGD oleh perawat IGD segera dilakukan triase.
2. Bila pasien tidak dalam keadaan gawat pada jam kerja (jam 08.00 – 13.00)
dikirim ke bagian rawat jalan atau poliklinik yang sesuai dengan kasus
penyakitnya.
3. Pendaftaran pasien dilakukan di pendaftaran rawat jalan.
4. Penderita yang datang di luar jam kerja dilayani di IGD dimana pasien dan
keluarga mekakukan pendaftaran ke bagian IGD.
5. Pemberian terapi pada pasien/peresepan untuk pasien dengan pembiayaan
umum dapat diberikan selama 3 hari dan sesuai dengan kebijakan. Pembiayaan
BPJS hanya diberi terapi/peresepan untuk 1 hari selanjutnya pasien diberi
penjelasan untuk berobat ke bagian rawat jalan atau poliklinik keesokan harinya.
6. Setelah pelayanan tindakan pada pasien selesai, keluarga/penanggung jawab
pasien menyelesaikan administrasi tindakan di bagian pendaftaran/kasir
kemudian pasien diperbolehkan pulang.

UNIT TERKAIT 1. Instalasi Gawat Darurat


2. Bidang Pelayanan Medis / Bidang Keperawatan
3. Rekam Medis
4. Pendaftaran

KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN 9


OBSERVASI PASIEN GAWAT

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


006/IGD/MMA/IV/2020 00 1/1

Ditetapkan,
STANDAR
Tanggal Terbit :
PROSEDUR
05 April 2020
OPERASIONAL Dr. Enrico A. Rinaldi, MARS, MH
(SPO) Direktur Utama
PENGERTIAN Memantau keadaan pasien gawat melalui tanda vital dan gejala yang muncul pada
pasien gawat agar selamat jiwanya.
TUJUAN Sebagai acuan pemantauan/observasi penderita gawat agar selamat jiwanya.
Pelayanan yang cepat dan tepat akan menyelamatkan jiwa seseorang.
KEBIJAKAN Peraturan direktur RSU MMA No: 054/SK/DIRUT/RSUMMA/I/2019 tentang Standar
Pelayanan Minimal RSU Menteng Mitra Afia
PROSEDUR 1. Penderita gawat harus diobservasi.
2. Observasi dilakukan tiap 15 menit sesuai dengan tingkat kegawatannya.
3. Observasi dilakukan oleh paramedis, perawat, bila perlu oleh dokter.
4. Hal yang perlu diobservasi:
a) Keadaan umum penderita
b) Kesadaran penderita
c) Kelancaran jalan napas (air way) penderita
d) Kelancaran pemberian oksigen
e) Tanda-tanda vital:
i. Tekanan darah
ii. Nadi
iii. Respirasi / pernapasan
iv. Suhu
f) Kelancaran tetesan infus.
g) Lain-lain.
5. Apabila hasil observasi menunjukkan keadaan penderita semakin tidak baik
maka paramedis perawat harus lapor kepada dokter yang sedang bertugas.
6. Apabila kasus penyakitnya di luar kemampuan dokter IGD maka perlu dikonsul
ke dokter spesialis.
7. Observasi dilakukan maksimal 6 jam di IGD, selanjutnya diputuskan penderita
bisa pulang, dirujuk atau rawat inap.
8. Perkembangan penderita selama observasi dicata di status rekam medik
penderita / lembar observasi.
9. Setelah observasi tentukan apakah penderita perlu rawat jalan / rawat inap /
rujuk.

UNIT TERKAIT 1. Instalasi Gawat Darurat


2. Bidang Pelayanan Medis / Bidang Keperawatan

1
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
0
PENGISIAN DOKUMEN ASUHAN
KEPERAWATAN IGD

Halaman
No.Dokumen No.Revisi 1/1
RS Menteng Mitra 007/IGD/SPO/XII/2021 01
Afia
Ditetapkan oleh
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPRASIONAL 10/12/2021 dr. Ambun Suri, MARS
(SPO) Direktur Utama

PENGERTIAN Metode pembinaan asuhan keperawatan yang dilakukan secara


sistematik dan teratur.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam melaksanakan
pengisian asuhan keperawatan.
KEBIJAKAN Peraturan direktur RSU MMA No: 054/SK/DIRUT/RSUMMA/I/2019
tentang Standar Pelayanan Minimal RSU Menteng Mitra Afia
PROSEDUR 1. Perawat mengisi formula pengkajian setiap proses baru dan
mencatat serta mengkaji data setiap pasien masuk rawat dan
pulang
2. Data dikelompokkan bio,psiko,sosial, spiritual sesuai dengan
pengkajian.
3. Setelah pengkajian, perawat merumuskan diagnosa yang timbul,
yang mengandung komponen problem, etiologi, symptom,
diagnosa di buat berdasarkan prioritas masalah.
4. Perawat menyusun rencanan tindakan keperawatan berdasarkan
prioritas, masalah, tujuan, implementasi dan intervensi serta
menggambarkan kesinambungan tim kesehatan lainnya.
5. Perawat melaksanakan tindakan keperawatan mangacu pada
rencana tindakan.
6. Perawat mencatat tindakan keperawatan.
7. Perawat mencatat evaluasi keperawatan.
8. Setiap melakukan tindakan keperawatan mencantumkan nama,
paraf/tanda tangan.
9. Merekomendasikan ke rekam medis.
INSTALASI 1. Bidang pelayanan medis/ Bidang Keperawatan
TERKAIT 2. Instalasi Gawat Darurat
3. Rekam Medis

1
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
1
PENGUNAAN PATIENT MONITOR CRITICAL
CARE

Halaman
No.Dokumen No.Revisi 1/1
RS Menteng Mitra 008/IGD/SPO/XII/2021 01
Afia
Ditetapkan oleh
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPRASIONAL 10/12/2021 dr. Ambun Suri, MARS
(SPO) Direktur Utama

PENGERTIAN Patient monitor care adalah alat/sarana yang digunakan untuk


menunjang kegiatan medis dalam hal pengukuran/memonitor tanda-
tanda vital pasien yang meliputi tekanan darah, respirasi, saluran oksigen
dan ECG
TUJUAN 1. Memberikan petujuk pemakaian kepada pelaksana agar dapat
mengoperasikan dan memelihara sesuai prosedur yang berlaku
sehingga fungsi alat dapat dioptimalkan.
2. Tercapai kinerja efektif, efesien dan cepat dalam penggunaan patient
monitor criticare 507 E.
3. Agar dapat terpantau dengan tepat temperatur, tekanan darah,
respirasi, satuari saluran oksigen dan ECG
KEBIJAKAN Peraturan direktur RSU MMA No: 054/SK/DIRUT/RSUMMA/I/2019
tentang Standar Pelayanan Minimal RSU Menteng Mitra Afia
PROSEDUR 1. Pasang kabel ECG, kabel temperatur, kabel SPO 2 dan tekanan darah
ke pesawat monitor.
2. Kemudian hubungkan pesawat monitor ke adaptor. Setelah itu, cuci
tangan oleh perawat sebelum melakukan tindakan.
3. Pasangkan medikotes R.A diantara tulang iga 2-3 kanan. Sedangkan
medokotes L.A dipasangkan antara tulang iga kiri. Untuk LL, pasang
pada tulang iga kiri paling bawah.
4. Pasang probe temperatur di tempat yang datar, seperti: paha,
kemudian pasang oksimeter (Spo2) pada ibu jari dengan penjepit
sensor (yang ada lampunya) dibagian kuku pasien atau tempelkan
pada dahi.
5. Tekan tombol power, kemudian tekan tombol set up hingga keluar
angka dan tentukan batas minimum serta maksimum, jika ingin menu
lain, tekan kembali tombol set up.
6. Tekan set alarm hingga keluar angka dan tentukan pula batas
minimum dan maksimumnya. Jika menginginkan menu lain, tekan
kembali tombol set alarm.
7. Setelah itu, tekan display dan tentukan gambar yang dikehendaki.
Jika ingin memindahkan ke gambar lain, tekan display kembali.
8. Tekan tombol cycle time, kemudian tekan tanda naik dan turun untuk
menentukan tiap berapa menit mesin tekanan darah berkeja.
Sedangkan untuk menghilangkan suara monitor ataupun mengatur
suara monitor ataupun mengatur suara monitor, tekan alarm silence.

1
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
2
Catatan:
Bersihkan atau lap serta rapihkan dan gulung kabel, setiap kali selesai
pemakaian.
INSTALASI Bidang pelayanan medis/bidang keperawatan.
TERKAIT

RS Menteng Mitra
Afia MENERIMA PASIEN DENGAN KEDARURATAN
PSIKIATRI

No.Dokumen No.Revisi Halaman


009/IGD/SPO/XII/2021 01 1/1

Ditetapkan oleh
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPRASIONAL 10/12/2021 dr. Ambun Suri, MARS
(SPO) Direktur Utama

PENGERTIAN Suatu kegiatan menerima pasien baru dengan gangguan atau perubahan
prilaku alam pikir atau alam perasaan yang timbul secara tiba-tiba untuk
mendapat pertolongan segera.
TUJUAN Untuk menghindari ancaman integritas fisik atau psikis terhadap
pasien/orang lain maupun ancaman integritas sosial.
KEBIJAKAN Peraturan direktur RSU MMA No: 054/SK/DIRUT/RSUMMA/I/2019
tentang Standar Pelayanan Minimal RSU Menteng Mitra Afia
PROSEDUR 1. Petugas menggunakan alat palindung (masker, kacamata sefety,
handscoon, scort).
2. Mendampingi pasien saat di lakukan pemeriksaan/anamnesa.
3. Melakukan orientasi minimal dengan memanggil nama pasien
menyebut nama perawat.
4. Meminta kepada pasien untuk mencoba mengendalikan diri dengan
kata sederhana dan mudah di mengerti.
5. Mengajak pasien ketempat tenang dan motivasi verbal untuk
mengungkapkan perasaan secara verbal.
6. Libatkan keluarga pasien secara langsung dalam melakukan
komunikasi pertama kali.
7. Pasien gaduh gelisa yang tidak dapat dikendalikan petugas terpaksa
melakukan penanganan.
8. Memegang tangan kanan dan kiri pasien kemudian di silangkan

1
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
3
kedepan dada.
9. Membimbing pasien menuju tempat yang telah disediakan atau bila
gaduh pasien di pasang jaket pengaman. Bila pasien tetap
memberonta dan kalau di anggap perlu petugas menutup muka
pasien. petugas kedua dan ketiga memegangi kaki kanan dan kaki kiri
pasien kemudian mengangkat ketempat tidur yang telah disediakan.
10. Memasang manset tangan dan kaki kanan dan kaki kiri pasien di sisi
tempat tidur dengan posisi tangan satu keatas dan tangan satu lagi ke
bawah sambil menjelaskan bahwa tindakan tersebut di lakukan untuk
mengontrol prilakunya dan akan di buka bila sudah mampu
mengendalikan diri.
11. Mengobservasi pasien sebelum dan sesudah tindakan meliputi:
a. TD
b. Nadi
c. Pernafasan
d. Respon dan perilaku pasien
12. Melakukan program pengobatan.
13. Membantu pasien untuk memenuhi kebutuhan gizi
14. Membantu pasien untuk memenuhi kebutuhan personal hygine dan
eliminasi.

Hal-hal yang perlu diperhatikan:

1. Petugas tetap menjaga jarak fisik dengan komunikasi.


2. Pasca satu orang petugas lain, mengawasi mereka dari jauh dan
bila pasien tidak dapat mengendalikan diri.
3. Ikat pasien dengan posisi yang sopan, kak tidak segera manset
dibuka apabila pasien sudah dapat mengendalikan diri.
4. Apabila tidak tersedia tempat rawat inap pasien di rujuk sesuai
prosedur rujukan.
5. Libatkan petugas security jika perlu.
INSTALASI 1. Bidang pelayanan medis/ Bidang Keperawatan
TERKAIT 2. Instalasi Gawat Darurat

1
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
4
MENERIMA PASIEN DENGAN PENURUNAN
KESADARAN

Halaman
No.Dokumen No.Revisi 1/1
RS Menteng Mitra 010/IGD/SPO/XII/2021 01
Afia
Ditetapkan oleh
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPRASIONAL 10/12/2021 dr. Ambun Suri, MARS
(SPO) Direktur Utama

PENGERTIAN Kesadaran menurun adalah menurun nya respon pasien terhadap


rangsangan verbal dan rangsangan nyeri.
TUJUAN Mempertahankan kelangsungan hidup pasien dan mencegah terjadinya
cacat tetap.
KEBIJAKAN Peraturan direktur RSU MMA No: 054/SK/DIRUT/RSUMMA/I/2019 tentang
Standar Pelayanan Minimal RSU Menteng Mitra Afia
PROSEDUR 1. Petugas mengunakan alat pelindung diri
2. Menidurkan dan mengatur posisi pasien sesuai dengan kondisi,
kalau perlu posisi samping
3. Menilai kesadaran pasien dengan cara :
a. Memanggil nama pasien/ menanyakan keadaan nya
b. Mencubit pasien
c. Nilai dan catat GCS pasien
4. Memberi o2 sesuai dengan kebutuhan
5. Kolaborasi dengan petugas laboratorium untuk pemeriksaan
darah sesuai kebutuhan
6. Kolaborasi dengan tim medis untuk pemasangan infus dan bila
sulit persiapkan untuk pemasangan vena seksi atau CVP
Hal – hal yang perlu di perhatikan :

1
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
5
1. Pemasangan bed rail dan kalau perlu pemasangan manset untuk
menghindari cidera
2. Bila ada indikasi fraktur cervikal juga pasien jangan sampai
bangun, pasang neck collar
3. Bila tekanan darah sistolik kurang dari 100 mmg atur posisi
kepala pasien lebih rendah 30 derajat dari kaki
INSTALASI IGD
TERKAIT

RS Menteng Mitra
Afia
MELAKUKAN INTUBASI

No.Revisi
01

No.Dokumen Halaman
011/IGD/SPO/XII/2021 1/2

Ditetapkan oleh
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPRASIONAL 10/12/2021 dr. Ambun Suri, MARS
(SPO) Direktur Utama

PENGERTIAN Melakukan intubasi adalah tindakan untuk memasukan pipa endotracheal


sampai kedalam saluran napas ( bronchus) melalui mulut atau hidung.
TUJUAN 1. Menajamin agar jalan napas bebas dan mempermudah dalam
penghisapan seret pada saluran napas
2. Mencegah terjadinya aspirasi pada pasien dengna ventisali
mekanik.
3. Tercapainya kinerja efektif, efisien dan cepat dalam melakukan
intubasi sesuai dengan prosedur yang berlaku.
KEBIJAKAN Peraturan direktur RSU MMA No: 054/SK/DIRUT/RSUMMA/I/2019 tentang
1
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
6
Standar Pelayanan Minimal RSU Menteng Mitra Afia
PROSEDUR 1. Pelaksana adalah perawat
2. Siapkan peralatan sebgai berikut:
 Pipa endrotracheal
 Laringoskop, loparinge, oroparingeal airway, ambu bag,
tabung oksigen, dan selangnya
 Xylocain jelly, disposible sringe, sarung tangan, plester,
gunting, stetoskop
 Magil forceps, stilet/mandrin, mesin suction dan selangnya
3. Cuci tangan terlebih dahulu sebelum melakukan tindakan
kemudian gunakan sarung tangan
4. Siapkan peralatan sesuai daftar pada point nomor 2 (dua) dan
pastikan semua alat befungsi dengan baik.
5. Letakan pasien dengan posisi telentang dan kepala ekstensi,
kecuali pada kasus tertentu dimana keala tidak boleh terlalu
banyak manipulasi misalnya: pada kasus trauma leher, kepala
dan fakrtur
6. Siapkan pipa endotracheal ( endotracheal tub) sesua dengan
ukuran jari kelingking pasien, kemudian lumuri ujungnya
dengan xylocain jelly dan pasang stilet 1 mandrin jika
diperlukan.
7. Siapkan laringoskop sesuai ukuran yang diperlukan dan
memasukan pipa endrotracheal dengan dipandu oleh
laringoskop, setelah pipa endrotracheal masuk kembangkan
balonnya dengan menggunakan disposible syringe.
8. Periksa apakah endotreacheal masuk ke saluran napas dengan
cara dipompa (bagging) sambil melakukan auscultasi untuk
mendengar ada atau tidaknya suara nafas. Apabila terdengan
suara nafas maka dapat dipastikan bahwa pipa endotracheal
masyk kesaluran napas.
9. Setelah itu periksa apakah suara napas hemitorax kanan dan kiri
sama, jika sama maka fiksasi pipa endotracheal dengan plester,
kemudian pasang oroparingeal airway.
10. Sedangkan jika suara napas hemitrorax kanan dan kiri tidak
sama, lakukan penarikan pipa endrotracheal secara hati-hati
hingga terdengar sama dengan terlebih dulu kempiskan
balonnya. Lalu lakukan seperti poin no 9 ( sembilan ).
11. Lakukan penghisapan lendir melalui pipa endotracheal mulut
dan hidung jika diperlukan.
INSTALASI 1. Bidang pelayanan medis/ bidang keperawatan
TERKAIT 2. IGD

1
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
7
MELAKUKAN RESUSITASI JANTUNG PARU
(RJP)

Halaman
No.Dokumen No.Revisi 1/2
RS Menteng Mitra 012/IGD/SPO/XII/2021 01
Afia
Ditetapkan oleh
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPRASIONAL 10/12/2021 dr. Ambun Suri, MARS
(SPO) Direktur Utama

PENGERTIAN Resusitasi jantung paru adalah suatu tindakan untuk mengembalikan


fungsi pernapasan dan jantung guna kelangsungan hidup pasien.
TUJUAN Mengembalikan fungsi jantung dan paru
KEBIJAKAN Peraturan direktur RSU MMA No: 054/SK/DIRUT/RSUMMA/I/2019

1
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
8
tentang Standar Pelayanan Minimal RSU Menteng Mitra Afia
PROSEDUR 1. Petugas menggunakan alat pelindung ( masker, handscoon,
google, gown.)
2. Mengecek kesadaran pasien dengan cara :
a. Memanggil nama
b. Menanyakan keadaan
c. Menggoyangkan bahu atau mencubit pasien.
3. Jika pasien tidak sadar dan tidak respon, aktifkan SPGDT.
4. Buka jalan napas dengan head till chin lift dan bersihkan jala
napas dari sumbatan
5. Menilai pernafasan dengan cara :
a. Melihat pergerakan dada dan perut
b. Mendengar suara keluar atau masuk udara dari hidung
c. Merakan adanya udara dari mulut/hidung dengan pipi
ataupun punggung tangan
6. Jika pasien bernapas, berikan napas bantuan dengan bag
resusisator sebanyak 12 kali permenit secara perlahan
7. Periksa denyut artery karotis tidak teraba lakukan kombinasi
dengan napas buatan dan kompresi jantung luar dengan
perbandingan 30:2 ( satu penolong) 15:2 ( dua penolong )
8. Setiap 5 sirkulasi ( 150 kali kompresi dan 10 kali ventilasi )
kemudian lakukan evaluasi.
9. Jika napas tetap belum ada maka di lanjutkan tehnik kombinasi
mulai dengan kompresi jatung luar.
Hal-hal yang perlu di perhatikan:
1) Evaluasi pasien tiap 2 menit saat dilakukan RJP BC kombinasi
( setiap 5 siklus )
2) Lakukan RJP BC sampai :
a. Timbul napas spontan
b. Diambil napas spontan
c. Dinyatakan meninggal
3) Kompresi jantung luar dengan cara :
a. Dewasa
1) Penekanan menggunakan 2 pangkal telapak tangan
dengan kejutan bahu
2) Penekanan pada daerah meide sternum diantara puting
susu.
3) Kedalaman tekanan 4-5 cm
4) Frekuensi penekanan 100 kali permenit
b. Anak
1) Penekanan menggunakan satu pangkal telapak tangan
2) Kedalam 2-3 cm
3) Frekuensi penekanan 120 kali permenit
c. Neonatus
1) Punggung bayi di letakan pada lengan bawah kiri
penolong sedangkan tangan kiri memegang lengan atas
bayi sambil meraba artery brakhialis
2) Jari tangan dan telunjuk penolong menekan dada bayi
dengan posisi sejajar puting susu 1 cm kebawah
3) Kedalaman tekanan 1-2 cm. Perbandingan kompresi
jantung dengan bagging adalah 3:1
INSTALASI 1. Bidang pelayan medis/ bidang keperawatan
TERKAIT 2. IGD

1
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
9
3. RANAP
4. RAJAL
5. ICU
6. HCU
7. HD
8. Kebidanan

PENANGANAN INFARK MIOKARD AKUT

No.Revisi
No.Dokumen 01 Halaman
RS Menteng Mitra 013/IGD/SPO/XII/2021 1/1
Afia
Ditetapkan oleh
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPRASIONAL 10/12/2021 dr. Ambun Suri, MARS
(SPO) Direktur Utama

2
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
0
PENGERTIAN Penyakit jantung koronen yang di tandai dengan nyeri dada khas yang
tifikal dapat menjalar ke lengan , bahu, rahang kiri, dapat di pengaruhi
aktifitas, disertai cemas dan keringat dingin.
TUJUAN Agar penderita yang mendapat serangan IMA dapat diselamatkan.
KEBIJAKAN SK DIREKTUR RSU MMA NO. /1.1/SKDIR/RSUMMA/XII/2021
tentang PENANGANAN INFARK MIOKARD AKUT
PROSEDUR Pelaksanaan tindakan :
1. Petugas menggunakan alat pelindung diri ( masker, handscoon,
google, gown, gloves)
2. Penderita di layani dengan sesuai prosedur pelayanan unit gawat
darurat.
3. Baringkan pasien dengan posisi semi fowler
4. Berika 02( oksigen) 4 lpm
5. Pasang EKG 12 sadapan
6. Pasang infuse
7. Ambil sample darah untuk pemeriksaan enzim jantung
8. Kolaborasi dengan tim medis pemberian ISDN 5 mg sublingual
(hati-hati jika sistolik <90 mmHg) Clopidogrel loading dpse 300
mg, aspilet 160-320 mg, morfin 5 mg IV jika perlu
9. Siapkan ICU, persiapkan untuk revaskularisasi/rujuk
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
1. Observasi tanda-tanda syok kardigenik ( tekanan darah menurun,
nadi melema, gelisah,akral dingin dan keringat dingin )
2. Observasi tandan-tanda vital
3. Pada awal serangan pasien istirahat total
INSTALASI 1. Bidang pelayan medis/ bidang keperawatan
TERKAIT 2. IGD
3. RANAP

PENATALAKSANAAN SYOK ANAFILAKTIK

No.Revisi
No.Dokumen 01 Halaman
RS Menteng Mitra 014/IGD/SPO/XII/2021 1/2
Afia

2
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
1
Ditetapkan oleh
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPRASIONAL 10/12/2021
dr. Ambun Suri, MARS
(SPO)
Direktur Utama

PENGERTIAN Syok anafilaktik merupakan bentuk syok distributive dimana syok terjadi
karena penurunan sistemik vaskuler resistence (SVR ) yang hebat, yang
biasa nya terjadi segera ( kurang dari 30 menit) setelah penyuntikan
serum atau pencetus lain terhadap penderita yang sensitive.
TUJUAN Agar penderita yang mendapat serangan IMA dapat diselamatkan.
KEBIJAKAN Peraturan direktur RSU MMA No: 054/SK/DIRUT/RSUMMA/I/2019
tentang Standar Pelayanan Minimal RSU Menteng Mitra Afia
PROSEDUR ANAMNESIS:
1. “ Baru “ mendapat suntikan serum atau obat – obatan terutama
antibiotik atau pencetus lain ( makanan, racun, serangga)
2. Sering didahului dengan keluhan nyeri kepala, gangguan
penglihatan, gatal pada kulit, bengkak sekitar mata, mual – mual,
rasa kesemutan di ekstermitas, hidung tersumbat, mata berair,
bersin – bersin.
3. Sesak nafas.
4. Kesdaran menurun.
PEMERIKSAAN FISIK :
1. Tanda – tanda syok :
 Kesadran menurun / gelisah
 Hipotensi TD sistolik < 90 mmHg, atau tekanan nadi < 20
mmHg.
 Takikardi
 Nadi kecil, sulit di raba.
 Akral dingin, pucat.
 Sianosis
 Capilarry reffill > 2 detik
2. Bronchospasme : wheezing dan ekspirasi memanjang.
3. Stridor inspirator ( edema laring ).
4. Ultikaria, edema wajah.

TATA LAKSANA :

1. Baringkan pasien dengan posisis kaki lebih tinggi.


2. Lakukan prosedur A, B, C
3. Berikan suntikan Adrenalin / Ephineprin.
 Adrenalin / Ephineprin 1: 1000, dosis 0,001 ml/kgBB
( dosis maksimal pada anak 0,3 ml) secara IM di legan
atas.
 Dosis Adrenalin / Ephineprin dapat diulang setelah 5 – 15
menit.
 Bila disebabkan oleh gigitan serangga dapat diberikan
suntikan infiltrasi sekitar tempat gigitan separuh dosis.
4. Obat lain ( untuk mencegah reaksi belanjut / berulang) :
 Desamethason, inisial 0,5 – 1 mg/KgBB IM atau IV,
selanjutnya 0,5 – 1 mg/KgBB/Hari dibagi dalam 3 dosis
selama 48 jam.

2
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
2
 Methilprednisolone 1-2 mg/KgBB/Kali, tiap 6 jam selama
48 jam.
 Antihistamin : diberikan setalah kegawatan teratasi yaitu
dipenhydramine 1 – 2 mg/KgBB/Kali, tiap 6 jam setelah 48
jam.
5. Torniquett dipasang proximal dari tempat gigitan / suntikan bila
syok analfilatik akibat gigitan serangga/ suntikan dilonggarkan
tiap 10 menit sekali.
6. Bila spasme bronchus tetap terjadi dapat diberikan aminophillin
IV pelan – pelan 20 -30 menit, dosis 4 -6 mg/KgBB/Kali, tiap 6
jam atau inhalasi dengan nebulezer.
7. Setelah kegawat daruratan teratasi, pasien tetap dirawat dan
mendapat pengawasan selama 48 jam.
8. Bila perlu rawat di ICU

INSTALASI 1. IGD
TERKAIT 2. ICU/ HCU
3. Rawat Inap
4. Kamar Operasi

PENANGANAN TRAUMA ABDOMEN

2
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
3
RS Menteng Mitra
Afia
No.Dokumen No.Revisi Halaman
015/IGD/SPO/XII/2021 01 1/1

Ditetapkan oleh
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPRASIONAL 10/12/2021 dr. Ambun Suri, MARS
(SPO) Direktur Utama

PENGERTIAN Suatau keadaan dimana abdomen mengalami benturan


TUJUAN 1. Mencegah kerusakan lebih lanjut organ di rongga abdomen
2. Mencegah terjadinya syok
KEBIJAKAN Peraturan direktur RSU MMA No: 054/SK/DIRUT/RSUMMA/I/2019
tentang Standar Pelayanan Minimal RSU Menteng Mitra Afia
PROSEDUR 1. Petugas menggunakan alat pelindung masker dan gloves
2. Pertahankan jalan napas tetap terbuka dan imobilisasi spine
3. Pasien di beri oksigen 6 lpm
4. Pasang infuse RL hangat dengan jarumyang besar.
5. Pasang gurita jika terjadi pendarahan internal
6. Jika terdapat organ yang keluar tutup dengan kasa steril yang
lembab
7. Membantu dokter untuk mempersiapkan pasien untuk dilakukan
operasi
8. Monitor tanda-tanda vital pasien
Hal-hal yang harus diperhatikan
1. Syok hemoragik/hipovolemik
2. Koaguiopat
3. Cegah hipoglikemia
4. Asidosis
5. Cegah jangan sampai hipotermia
INSTALASI 1. Bidang pelayanan/bidang keperawatan
TERKAIT

2
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
4
RS Menteng Mitra
Afia
PENANGANAN SYOK HEMORAGIK

No.Revisi
01

No.Dokumen Halaman
016/IGD/SPO/XII/2021 1/1

Ditetapkan oleh
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPRASIONAL 10/12/2021 dr. Ambun Suri, MARS
(SPO) Direktur Utama

PENGERTIAN Suatau keadaan dimana terjadi gangguan perfusi yang di sebabkan


karena adanya perdarahan.
TUJUAN 1. Memulihkan perfusi pada jaringan
2. Memulihkan keseimbangan cairan dalam tubuh
3. Mencegah kematian
KEBIJAKAN Peraturan direktur RSU MMA No: 054/SK/DIRUT/RSUMMA/I/2019
tentang Standar Pelayanan Minimal RSU Menteng Mitra Afia
PROSEDUR 1. Petugas menggunakan alat pelindung ( kacamata safty,masker,
gloves, apron )
2. Airway dan C spin dijamin aman
3. Breathing dijamin aman, berikan oksigen
4. Circulation :
a. Infuse 2 line dengan jarum 14/16, RL 1000-2000 sesuai
dengan kebutuhan atau kelasnya syok
b. Periksa laboratoirum darah : golongan darah, HB, HT, AGD
c. Tranfusi spesifik tyfe atau golongan O
d. Stop sumber perdarahan
e. Tidak ada reaksi lakukan bedah resusitasi untuk
menghentikan pendarah

2
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
5
5. Pasang monitor
6. Pasang NG6T
7. Pasang kateter dan nilai produksi urine
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
1. Harus dilakukan di pusat gawat darurat tingkat IV sampai tingkat
1
2. Pasien dengan pendarahan yang masih aktif tidak dapat atau
tidak boleh di evakuasi/mendesak
3. Metabolisme anaerob
4. Kematian sel, tranlokasi bakteri, SIRS
5. Gagal organ multi/mutipel organ failure ( MOF dan kematian)
INSTALASI 1. Bidang pelayanan/bidang keperawatan
TERKAIT

PENANGANAN PNEUMOTORAKS

No.Revisi
No.Dokumen 01 Halaman
RS Menteng Mitra 017/IGD/SPO/XII/2021 1/1
Afia
Ditetapkan oleh
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPRASIONAL 10/12/2021 dr. Ambun Suri, MARS
(SPO) Direktur Utama

PENGERTIAN Pneumotoraks merupakan kondisi kegawatan ditandai dengan adanya udara


bebas dalam rongga pleura yang dapat menyebabkan kematian.
TUJUAN Pasien daat diselamatkan.
KEBIJAKAN Peraturan direktur RSU MMA No: 054/SK/DIRUT/RSUMMA/I/2019 tentang
Standar Pelayanan Minimal RSU Menteng Mitra Afia

2
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
6
PROSEDUR Pelaksanaan tindakan:
1. Petugas menggunakan alat pelindung diri (masker, gloves)
2. Penderita di layani sesuai dengan prosedur pelayanan unit gawat
darurat
3. Baringkan pasien dengan posisi semi fowler
4. Koordinasi dengan tim dokter paru untuk tindakan dekompresi jika
kondisi pasien semakin sesak dan saturasi terus menurun kurang
dari 95%

Hal-hal yang perlu di perhatikan:


Observasi tanda-tanda sesak, pneumotoraks spontan yang ditandai dengan
saturasi dan klinis memburuk
INSTALASI Bidang pelayanan medis/bidang keperawatan, IGD
TERKAIT

PENANGANAN KETOASIDOSIS

No.Revisi
No.Dokumen 01 Halaman
RS Menteng Mitra 018/IGD/SPO/XII/2021 1/1
Afia
Ditetapkan oleh
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPRASIONAL 10/12/2021 dr. Ambun Suri, MARS
(SPO) Direktur Utama

PENGERTIAN Ketoasidosis diabetikum merupakan kondisi diabetes tidak terkontrol


dengan keton >5 mmol/L, hiperglikemia, dan asidosis
TUJUAN Agar penderita yang mendapat penanganan yang tepat sehingga
mengurangi gangguan metabolik
2
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
7
KEBIJAKAN Peraturan direktur RSU MMA No: 054/SK/DIRUT/RSUMMA/I/2019
tentang Standar Pelayanan Minimal RSU Menteng Mitra Afia
PROSEDUR Pelaksanaan tindakan:
1. Petugas menggunakan alat pelindung diri (masker, gloves).
2. Penderita di layani sesuai dengan prosedur pelayanan unit gawat
darurat.
3. Baringkan pasien.
4. Pemeriksaan EKG.
5. Akses IV.
6. Pemeriksaan gula darah,analisa gas darah, ureum,kreatinin,
elektrolit, bikarbonat, dan keton.
7. Koordinasi dengan dokter penyakit dalam.
8. Melakukan terapi cairan di IGD 1-1.5 L cairan NaCL 0.9%.
9. Koordnias dengan internist untuk pemberian insulin, dan perbaiki
kondisi asidosis.

Hal- hal yang perlu diperhatikan :


1. Observasi kesadaran, klinis, tanda vital, jumlah urin per jam.
2. Cek gula darah/ 1 jam.
INSTALASI Bidang Pelayanan Medis / bidang keperawatan, IGD, Ranap
TERKAIT

PENATALAKSANAAN HECHTING / SUTURING

No.Revisi
No.Dokumen 01 Halaman
RS Menteng Mitra 019/IGD/SPO/XII/2021 1/2
Afia
Ditetapkan oleh
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPRASIONAL 10/12/2021 dr. Ambun Suri, MARS
(SPO) Direktur Utama

PENGERTIAN Hechting adalah penjahitan luka terbuka


TUJUAN Sebagian acuan penatalaksanaan penjahitan sampai luka tertutup oleh

2
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
8
jahitan untuk menghindari infeksi lanjutan
KEBIJAKAN Peraturan direktur RSU MMA No: 054/SK/DIRUT/RSUMMA/I/2019
tentang Standar Pelayanan Minimal RSU Menteng Mitra Afia
PROSEDUR Persiapan :
1. Gloves steril
2. Duk bolong steril
3. Kasa steril
4. Lidocainsteril
5. Sofratule
6. Spuit 3 cc
7. Bethadine solution
8. Alcohol 70 %
9. Benang silk untuk kulit dan catgut untuk pembuluh darah
10. Baik instrumen steril
11. Pincet anatomi
12. Musquito ( klem arteri kecil )
13. Naalp houder / needle holder
14. Jarum kulit
15. Gunting
16. Cairan Nacl 0,9 %
17. Cairan H2O2 hidrogen proksida

Pelaksanaan :

1. Dokter / perawat cuci tangan


2. Dokter / perawat menyiapkan alat didekat pasien dan
menjelaskan keluarga pasien ( inform concent )
3. Perawat memakai Gloves
4. Dep luka dengan kasa steril, kemudian bersihkan dengan cairan
Nacl apabila kotor siram dengan H2O2
5. Olesi luka dengan Bethadine
6. Olesi dengan kapas alkohol, lalu suntikan lidocain injeksi ± 2 cc
disekitar pinggiran luka tunggu ±5 menit.
7. Dep luka dengan kasa steril kemudian bila ada pembuluh darah
yang terpotong diklem dengan benang cat gut.
8. Pegang bibir luka dengan pinset kalau ada kotoran ambil dengan
pinset anatomi.
9. Pasang jarum dan benang kulit di naaldhouder, lalu jahit bibir
luka dengan rapi, setelah luka ditutup olesi dengan bethadine.
Kemudian dari sofratule, lalu tutup dengan kasa steril dan
verband.
10. Bersihkan daerah bekas luka
11. Duk bolong dibuka
12. Konsling pada pasien (anjuran untuk menjaga sterilitas di daerah
luka)
INSTALASI 1. Bidang pelayanan/bidang keperawatan
TERKAIT 2. IGD
3. OK

2
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
9
PENANGANAN DEHIDRASI BERAT

No.Revisi
No.Dokumen 01 Halaman
RS Menteng Mitra 020/IGD/SPO/XII/2021 1/1
Afia

3
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
0
Ditetapkan oleh
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPRASIONAL 10/12/2021 dr. Ambun Suri, MARS
(SPO) Direktur Utama

PENGERTIAN Dehidrasi merupakan kondisi keseimbangan cairan yang negatif akibat


defisit cairan yang belum dapat digantikan dengan cairan dari luar
ditandai dengan haus, lidah kering, turgor kulit menurun, gelisah hingga
syok.
TUJUAN Untuk cegah kematian dan sebagai penanganan yang tepat untuk cegah
syok pada anak
KEBIJAKAN Peraturan direktur RSU MMA No: 054/SK/DIRUT/RSUMMA/I/2019
tentang Standar Pelayanan Minimal RSU Menteng Mitra Afia
PROSEDUR Pelaksanaan tindakan:
1. Petugas menggunakan alat pelindung diri ( masker,
handscone)
2. Penderita di layani sesuai dengan prosedur pelayanan unit
gawat darurat.
3. Baringkan pasien dengan posisi semi fowler
4. Berikan O2 4 LPM
5. Pasang akses IV segera
6. Rehidrasi dengan 100 cc/KgBB; untuk anak < 12 bulan
dengan 30 cc/KgBB pada 1 jam pertama dan 70 cc/KgBB
pada 5 jam berikutnya, sedangkan pada anak > 12 bulan
dengan 30 cc/KgBB selama 30 menit pertama dan 70
cc/KgBB pada 2.5 jam kedua.
7. Observasi klinis, tanda vital, dan urin hingga mencapai 0.5-1
cc/KgBB
INSTALASI 1. Bidang Pelayanan Medis / bidang keperawatan
TERKAIT 2. Instalasi Gawat Darurat
3. Ranap

PEMERIKSAAN EKG

3
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
1
RS Menteng Mitra No.Revisi
Afia 01
No.Dokumen Halaman
021/IGD/SPO/XII/2021 1/1

Ditetapkan oleh
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPRASIONAL 10/12/2021 dr. Ambun Suri, MARS
(SPO) Direktur Utama

PENGERTIAN Perekaman irama jantung yang menggambarkan aktivitas listrik jantung


yang tercetak dikertas dalam bentuk gelombang dan mampu
menggambarkan irama dari keempat ruang jantung.
TUJUAN Mengetahui ada atau tidaknya gangguan irama pada jantung terutama
membantu diagnosa pada kasus serangan jantung.
KEBIJAKAN Peraturan direktur RSU MMA No: 054/SK/DIRUT/RSUMMA/I/2019
tentang Standar Pelayanan Minimal RSU Menteng Mitra Afia
PROSEDUR Pelaksanaan tindakan:
1. Petugas menggunakan alat pelindung diri
( masker,handscone)
2. Penderita di layani sesuai dengan prosedur pelayanan untuk
gawat darurat.
3. Baringkan pasien dengan posisi semi fowler
4. Lepaskan cincin, jam tangan dengan aksesoris berbahan
metal lainnya dari pasien.
5. Pastikan seluruh anggota tubuh pasien tidak menempel pada
kerangka besi bed pasien
6. Pasang EKG 12 sadapan
INSTALASI 1. Bidang Pelayanan Medis / bidang keperawatan
TERKAIT 2. Instalasi Gawat Darurat
3. Ranap
4. Rajal

3
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
2
RS Menteng Mitra
Afia
PEMASANGAN NGT

No.Revisi
01

No.Dokumen Halaman
022/IGD/SPO/XII/2021 1/2

Ditetapkan oleh
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPRASIONAL 10/12/2021 dr. Ambun Suri, MARS
(SPO) Direktur Utama

PENGERTIAN Memasukan selang Nasogastric Tube (NGT) melalui hidung ke dalam


lambung.
TUJUAN 1. Membilas lambung
2. Memberikan makanan dan obat - obatan
3
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
3
KEBIJAKAN Peraturan direktur RSU MMA No: 054/SK/DIRUT/RSUMMA/I/2019
tentang Standar Pelayanan Minimal RSU Menteng Mitra Afia
PROSEDUR Pelaksanaan tindakan:
1. Menjelaskan tujuan pemasangan NGT pada keluarga pasien.
2. Membawa alat-alat ke dekat pasien.
3. Mengatur posisi pasien sesuai dengan keadaan pasien.
4. Memasang perlak pada daerah dada
5. Mencuci tangan dan memakai sarung tangan
6. Mengukur dan memberi tanda pada NGT yang akan
dipasang lebih kurang 40-45 cm (diukur mulai dahi s/d
proxesus Xypoideus )
7. Mengoles NGT dengan Xylocain Gell sepanjang 15 cm dari
ujung NGT
8. Memasukkan NGT melalui lubang hidung dan pasien
dianjurkan untuk menelan ( jika pasien tidak sadar tekan
lidah pasien dengan tongue spatel ) memasukan NGT
sampai pada batas yang ditentukan sambil perhatikan
keadaan umum pasien.
9. Cek posisi NGT ( apa masuk di lambung atau di paru –
paru ) dengan 3 cara :
a. Aspirasi cairan lambung dengan spuit 10 cc jika
cairan bercampur isi lambung berarti sudah masuk
ke lambung.
b. Memasukan ujung NGT ke dalam kom berisi air bila
ada gelembung berarti NGT mausk kedalam paru –
paru.
c. Petugas memasukan udara kedalam selang NGT
dengan menggunakan kateter tip sambil
mendengarkan suara perut dengan menggunakan
stetoskop.
10. Memasang kateter tip ( yang sudah dibilas dengan air
hangat) kemudian memasukan obat – obatan/ makanan.
11. Melepaskan kateter tip, menutup/klem selang NGT
12. Merapikan alat – alat dan pasien kemudian sarung tangan
lepas
13. Mendokumentasikan

Hal – hal yang diperlukan :


NGT/Sonde dipasang selama 7 hari ( ganti setiap 7 hari sekali )
INSTALASI 1. Bidang Pelayanan Medis / bidang keperawatan
TERKAIT 2. Instalasai Gawat Darurat
3. Ranap
4. Rajal

3
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
4
PEMBERIAN ADRENALIN

No.Revisi
No.Dokumen 01 Halaman
RS Menteng Mitra 023/IGD/SPO/XII/2021 1/1
Afia
Ditetapkan oleh
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPRASIONAL 10/12/2021 dr. Ambun Suri, MARS
(SPO) Direktur Utama

3
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
5
PENGERTIAN Pemberian adrenalin adalah pemberian obat yang dapat merangsang
reseptor ɑ, β1, β2 adrenergik secara kuat.
TUJUAN 1. Mengatasi kegawatan pasien dengan shock anafilaksis.
2. Merangsang denyut jantung pada kondisi gambaran EKG pasien
asistole.
3. Memperbaiki koordinasi denyut jantung pada ventrikel fibrilasi.
KEBIJAKAN Peraturan direktur RSU MMA No: 054/SK/DIRUT/RSUMMA/I/2019
tentang Standar Pelayanan Minimal RSU Menteng Mitra Afia
PROSEDUR 1. Untuk pasien dengan gambaran EKG asistole dan ventrikel fibrilasi,
maka monitor EKG harus dipasang selama pemberian adrenalin.
2. Dosis mulai dengan 1 ampul ( adrenalin 1:10.000) dapat dinaikan,
jika belum timbul respon yang diinginkan.
3. Untuk pasien dengan shock anafilaksis, berikan 0,01 mg/KgBB
secara IM/SC dan lihat reaksinya dan dosis dapat diulangi 3-5 menit
jika telah ada respon.
4. 4 untuk klinis indikasinya adalah :
 shock anafilaksis
 anti alergik yang paten
 asistole
 ventrikel fibrilasi
INSTALASI 1. Bidang Pelayanan Medis / bidang keperawatan
TERKAIT 2. Instalasi Gawat Darurat
3. Ranap

PEMASANGAN INFUSE

Halaman
No.Dokumen No.Revisi 1/2
RS Menteng Mitra 024/IGD/SPO/XII/2021 01
Afia

3
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
6
Ditetapkan oleh
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPRASIONAL 10/12/2021
dr. Ambun Suri, MARS
(SPO)
Direktur Utama

PENGERTIAN Pemasangan infus adalah tindakan untuk memberikan atau memasukan


cairan parenteral (obat/makanan) ke dalam tubuh dalam jumlah dan
waktu tertentu melalui selang infus pada pembuluh darah vena.
TUJUAN 1. untuk menghindari terjadinya infeksi dan komplikasi pada saat
pemasangan infus dan setelah pemasangan infus.
2. Membantu pasien selama dalam proses perawatan dalam hal
pemberian nutrisi, terapi dan menyeimbangkan caira dan
elektrolit.
KEBIJAKAN Peraturan direktur RSU MMA No: 054/SK/DIRUT/RSUMMA/I/2019
tentang Standar Pelayanan Minimal RSU Menteng Mitra Afia
PROSEDUR 1. Pelaksanaan adalah TIM infus ( dokter, perawat dan bidan )
2. Persiapan peralatan yang harus dilakukan :
 Standar infus dan cairan steril sesuai intruksi.
 Penahanan botol dan set infus steril
 Box berisi :
a. Intravena catheter dengan nomor yang sesuai
dengan kebutuhan.
b. Torniquet
c. Perlak, plester, gunting, kassa, sarung tangan,
tigaderm kecil.
d. Kapas alkohol 70% dan betadine zalf.
3. Beritahukan tindakan yang dilakukan.
4. Cuci tangan bersih dan periksa etiket yang tertera pada kantong
infus. Setelah itu, gantungkan botol infus dan suci hamakan karet
penutup botol.
5. Tutup pengaturan tetesan dengan jarak ±2- 4cm dibawah tempat
tetesan dan masukkan set infus steril ke dalam botol infus
kemudian isi ruang tetesan setengahnya dan usahakan jangan
sampai terendam.
6. Isi selang infus dengan cairan infus steril sesuai intruksi dokter
keluarkan udara didalam selang infus.
7. Kenakan sarung tangan. Setelah itu, tentukan vena punctie dan
lokasi pemasangan infus yaitu:
 Jika akan dilakukan di lengan, lipat lengan baju keatas.
 Jika di kaki, lepaskan pakaian bagia bawah seperti:
celana panjang, rok dan lain-lain.
8. Letakkan perlak kecil dibawah bagian yang akan dipucntie.
Kemudian lakukan pembendungan dengan torniquet dan
sterilkan lokasi pucntie menggunakan alkohol 70%.
9. Kemudian tusuk i.v. chateter kedalam vena hingga darah keluar
dan tarik mandrinnya.
10. Buka pembendung dan sambungkan dengan selang infus serta
buka pengatur tetsa. Evaluasi ada tidaknnya pembengkakkan.
11. Tutup menggunakan tegaderm kecil.
12. Pasang bidai dan fiksasi dengan plestes jika di perlukan.
Kemudian atur jumlah tetesan dalam waktu 1 (satu) menit sesuai
intruksi.
3
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
7
13. Rapikan kembali pasien dan bereskan serta kembalikan peralatan
ketempatnya semula.
14. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan setelah selesai
melakukan tindakan.
15. Catat tanggal, jam pemasangan dan nama pelaksanaan pada
plestes etiket yang ada di tegadrem dan pada selang infus.
16. Pada kolf (botol infus) catat jam mulai cairan menetes, jumlah
tetesan infus sesuai intruksi dokter.
17. Obsevari reaksi pasien.
18. Dokumentasikan semua tindakan dalam asuhan keperawatan
dikolom tindakan.
INSTALASI 1. Bidang Pelayanan Medis / bidang keperawatan
TERKAIT 2. Instalasi Gawat Darurat
3. Ranap
4. Rajal
5. HCU,/ICU
6. HD.

3
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
8
PEMASANGAN NECK COLLAR

No.Dokumen No. Revisi : Halaman :


025/IGD/SPO/XII/2021 00 1/1
Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 10/12/2021
(SPO) Dr. Ambun Suri, MARS
Direktur Utama
PENGERTIAN Pemasangan alat neck colla untuk immobilisasi leher ( mempertahankan
servikal )
TUJUAN 1. Mencegah pergerakan tulang servikal yang patah
2. Mencegah bertambahnya kerusakan tulang servik dan spinal cord
3. Mengurangi rasa sakit.
KEBIJAKAN Peraturan direktur RSU MMA No: 054/SK/DIRUT/RSUMMA/I/2019 tentang
Standar Pelayanan Minimal RSU Menteng Mitra Afia
PROSEDUR 1. Petugas menggunakan masker dan handscoon
2. Pegang kepala dengan cara satu tangan memegang bagian kanan
kepala mulai mandibula kearah temporal. Demikian juga bagian
sebelah kiri dengan tangan yang lain dengan cara yang sama.
3. Petugas lainnya memasukan neck collar secara perlahan kebagian
belakang leher dengan sedikit melewati leher.
4. Letakkan neck collar yang tertekuk ke bagian dagu
5. Rekatkan 2 sisi neck collar satu sama lain
6. Pasang bantal pasier di kedua sisi kepala pasien.

UNIT TERKAIT Bidang Pelayanan Medis / Bidang Keperawatan.

3
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
9
PEMASANGAN CATETER URINE

No.Dokumen No. Revisi : Halaman :


026/IGD/SPO/XII/2021 00 1/2
Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 10/12/2021
(SPO) Dr. Ambun Suri, MARS
Direktur Utama
PENGERTIAN Sebagai acuan pelaksanaan pemasangan kateter untuk
mengeluarkan air kencing.
TUJUAN Untuk membantu mengeluarakan urin.
KEBIJAKAN Peraturan direktur RSU MMA No: 054/SK/DIRUT/RSUMMA/I/2019 tentang Standar
Pelayanan Minimal RSU Menteng Mitra Afia
PROSEDUR 1. memberikan penjelasan kepada keluarga dan pasien
2. mendekatkan peralatan disamping penderita
3. memasang perlak dan petugas mencuci tangan
4. memakai sarung tangan
5. mengatur posisi pasien
PADA LAKI-LAKI

1. Mengolesi slang kateter dengan aqua jelly


2. Tangan kiri dengan kasa memegang penis sampai tegak ± 60
o
3. Tangan kanan memasukkan ujung kateter dan mendorong
secara pelan-pelan
4. Sampai urine keluar
PADA WANITA

1. Jari tangan kiri dengan kapas cebok membuka labia


2. Tangan kanan memasukkan ujung kateter dan mendorong
secara pelan-pelan sampai urine keluar
3. Bila urine telah keluar, pangkal kateter dihubungkan dengan
urine bak
4. Kunci kateter dengan larutuan Aqua/NS (20-30cc)

4
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
0
5. Mengobservasi respon pasien
6. Menggantungkan urobag disisi tempat tidur pasien
7. Memfiksasi kateter dengan plester pada paha bagian atas
8. Klien dirapikan
9. Alat-alat dibersihkan dan dibereskan
10. Perawat cuci tangan
11. Mencatat kegiatan respon pasien pada catatan keperawatan

UNIT TERKAIT Bidang Pelayanan Medis / Bidang Keperawatan.

4
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
1
MENGHISAP LENDIR

No.Dokumen No. Revisi : Halaman :


027/IGD/SPO/XII/2021 00 1/1
Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit :
OPERASIONAL 05 Desemberl 2021
(SPO) Dr. Ambun Suri, MARS
Direktur Utama
PENGERTIAN Menghisap lendir adalah suatu tindakan untuk mengambil lendir
melalui hidung atau mulut dengan alat penghisap.
TUJUAN Sebagai acuan penatalaksanaan tindakan penghisapan lendir,
mengeluarkan lendir, melonggarkan jalan nafas.
KEBIJAKAN Peraturan direktur RSU MMA No: 054/SK/DIRUT/RSUMMA/I/2019
tentang Standar Pelayanan Minimal RSU Menteng Mitra Afia
PROSEDUR 1. Jelaskan pada pasien/ keluarga + inform concern
2. Alat didekatkan pada pasien dan perawat cuci tangan
3. Perawat memakai sarung tangan
4. Pasien disiapkan sesuai dengan kondisi
5. Slang dipasang pada mesin penghisap lendir
6. Mesin penghisap lendir dihidupkan
7. Sebelum menghisap lendir pada pasien, cobakan lebih dahulu
untuk air bersih yang tersedia
8. tekan lidah dengan spatel
9. Hisap lendir pasien sampai selesai.Mesin/pesawat dimatikan
10. Bersihkan mulut pasien kasa
11. membersihakan slang dengan air dalam kom
12. Slang direndam dalam cairan desinfektan yang tersedia
13. Perawat cuci tangan

UNIT TERKAIT Bidang Pelayanan Medis / Bidang Keperawatan.

4
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
2
MERAWAT LUKA

No.Dokumen No. Revisi : Halaman :


028/IGD/SPO/XII/2021 00 1/3
Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 10/12/2021
(SPO) Dr. Ambun Suri, MARS
Direktur Utama
PENGERTIAN Suatu rangkaian kegiatan yang meliputi membersihkan, mengobati
menutup dan membalut luka.
TUJUAN 1. Mencegah terjadinya infeksi
2. Memberi rasa nyaman pada pasien
3. Membantu penyembuhan primer.
KEBIJAKAN Peraturan direktur RSU MMA No: 054/SK/DIRUT/RSUMMA/I/2019
tentang Standar Pelayanan Minimal RSU Menteng Mitra Afia
PROSEDUR Persiapan alat :

1. Alat steril
a. Alat pelidung (masker, handscoon )
b. Heckting set
c. Duk lubang
d. Sarung tangan
e. Spuit 2,5 dan 5 CC
f. Benang jahit
g. Kain kassa.
2. Alat tidak steril
a. Verban
b. Plaster
c. Gunting perban
d. Bengkok
e. Ember

4
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
3
3. Obat dan cairan
a. Obat anastesi
b. Nacl 0,9 %
c. Alkohol 70 %
d. Antiseptik
e. Aquabidest
4. Lingkungan yang bersih.
5. Pasien
a. Di berikan penjelasan tentang tindakan yang akan di
lakukan
b. Posisi pasien di ataur sesuai kebutuhan
6. Petugas : 1 – 2 orang
Pelaksanaan :

1. Petugas menggunakan masker dan handscoon


2. Mengatur posisi pasien sesuai dengan keadaan luka
3. Membersihakan daerah luka dari kotoran, darah kering
sebelum di jahit.
4. Membantu dokter dalam melakukan penjahitan luka, meliputi :
a. Mendesinfeksi
b. Memberi anastesi lokal
c. Membersihkan luka dengan H2O@ bila luka terpapar karet
besi dan cuci luka dengan Nacl 0,9 % yntuk luka lainnya
dengan menekan secara hati – hati.
d. Membuang jaringan nekrotik
e. Menjahit luka
f. Membersihkan sekitar luka
5. Menutup lukan dengan kainkasa steril kemudiansekitarnya di
bersihkan sampai bersih dan kering.
6. Nenfiksasi kasa dan plaster
7. Membantu luka dengan verban.
Hal – hal yang harus di perhatikan :

4
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
4
1. Observasi keadaan umum pasien selama penjahitan luka
2. Satu heckting set untuk satu orang
3. Khusus luka infeksi di tangani dengan prinsip teknik isolasi
4. Khusus untuk luka gigitan anjing, kucing atau monyet luka di
cuci dengan sabun ditergen, di bilas dengan air mengalir dan
luka tidak perlu di jahit kecuali luka lebar ( jahit, situasi
seminimal mungkin )
5. Hindari balutan terlalu kencang atau terlalu longgar.
6. Di larang keras memberikan anastesi lokal dengan obat
anastesi yang mengandung adrenalin untuk daerah sakral
( jari, telinga, penis)

UNIT TERKAIT Bidang Pelayanan Medis / Bidang Keperawatan.

4
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
5
SPO MEMBILAS LAMBUNG

No.Dokumen No. Revisi : Halaman :


029/IGD/SPO/XII/2021 01 1/1
Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 10/12/2021
(SPO) Dr. Ambun Suri, MARS
Direktur Utama
PENGERTIAN Membilas lambung adalah membersihkan lambung dengan cara memasukkan alat
air/cairan tertentu ke dalam lambung dan mengeluarkan kembali menggunakan
selang.
TUJUAN Membersihkan dan mengeluarkan racun/darah dari dalam lambung.
KEBIJAKAN Peraturan direktur RSU MMA No: 054/SK/DIRUT/RSUMMA/I/2019 tentang Standar
Pelayanan Minimal RSU Menteng Mitra Afia
PROSEDUR 1. Memasang perlak dan alasnya di dada pasien.
2. Meletekkan bengkok di bawah dada pasien.
3. Meletakkan ember yang diberi alas kain pel kedekat pasien.
4. Menentukan panjang selang penduga yang masuk lambung.
5. Memberi pelicin pada ujung selang penduga lambung.
6. Menutup pangkal selang dengan cara menekuk/klem.
7. Memasukkan selang penduga pelan-pelan ke dalam lambung melalui hidung
pasien. Bagi pasien yang sadar dianjurkan untuk menelan.
8. Meyakinkan selang penduga masuk ke dalam lambung dengan cara
memasukkan ujung selang ke dalam mangkok berisi air dan tidak tampak ada
gelembung udara di dalam air.
9. Setelah yakin selang penduga masuk ke dalam lambung pasien, posisi di atur
miring kiri tanpa bantal dan letak kepala lebih rendah.
10. Memasang corong/spuit sonde pada pangkal selang kemudian masukan
air/cairan, selanjutnya tunggu sampai air/cairan tersebut keluar dari lambung
dan ditampung dalam ember.
11. Membilas lambung dilakukan berulang kali sampai cairan yang keluar
berwarna jernih tidak berbau racun.
12. Mengobservasi tekanan darah, nadi, pernafasan dan respon pasien.
4
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
6
13. Mencatat semua tindakan yang telah dilakukan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan :

1. Observasi dan catat warna cairan.


2. Cairan terakhir dimasukan tidak boleh dikeluarkan lagi.

UNIT TERKAIT Bidang Pelayanan Medis / Bidang Keperawatan.

MELAKUKAN SUNTIKAN INTRAVENA

No.Dokumen No. Revisi : Halaman :


030/IGD/SPO/XII/2021 00 1/2
Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 10/12/2021
(SPO) Dr. Ambun Suri, MARS
Direktur Utama
PENGERTIAN Suntikan intravena adalah menusukkan jarum suntik steril kedalam
pembuluh darah balik tubuh (vena) yang dangkal dan dekat dengan tulang
melalui lengan (vena media cubiti / vena cephaliga), tungkai (vena
saphenous), leher (vena jugularis) dan kepala (vena frontalis / vena
temporalis).
TUJUAN 1. Dapat melakukan suntikan dengan baik dan benar.
2. Mencegah terjadinya komplikasi dari reaksi alergi hingga reaksi
infeksi (lokal atau sepsis).
3. Mempercepat reaksi karena obat langsung masuk ke peredaran
darah.
KEBIJAKAN Peraturan direktur RSU MMA No: 054/SK/DIRUT/RSUMMA/I/2019
tentang Standar Pelayanan Minimal RSU Menteng Mitra Afia
PROSEDUR 1. Pelaksana adalah perawat / bidan.
2. Persiapan peralatan yang harus dilakukan :
 Disposable spuit dan disposable needle.
 Kapas beralkohol 70% dalam tempatnya.
 Plester.
 Mangkuk ginjal / bengkok.
 Obat pasien sesuai dosis.
 Alas / perlak.
 Torniquet / karet pegnikat atau pembendung /stuing.
 Alat tulis.
3. Beritahu dan jelaskan tindakan yang akan dilakukan kepada pasien.
4. Indetifikasi pasien dengan cara mencocokkan data pasien dengan
pasien bersangkutan.

4
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
7
5. Atur posisi pasien dan siapkan lingkungan.
6. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan dan siapkan obat sesuai
dosis dan sesuai dengan resep atau instruksi dokter bersangkutan.
7. Lepaskan pakaian pasien pada daerah yang akan disuntik,
kemudian pasang perlak / alas dibawah daerah yang akan disuntik
tersebut.
8. Tentukan lokasi penyuntikan, umumnya di vena besar Fossa Cubiti.
Apabila sulit dicari dapat diganti dengan vena besar lainnya didaerah
lengan bawah atau tangan atau kaki dengan patokan vena tersebut
mempunyai dasar yang keras misalnya tulang.
9. Ikat daerah yang akan disuntik dengan karet pembendug / stuving
agar vena mudah diraba atau dilihat. Disarankan agar lengan pasien
dikepalkan.
10. Desinfeksi daerah yang akan disuntik dengan kapas alkohol, lalu
tusukkan jarum kedalam vena dengan lubang jarum mengarah
keatas sejajar dengan vena (sudut 300 - 450 ).
11. Setelah selsai cabut jarum dan bersihkan kembali area tempat
penyuntikan.
UNIT TERKAIT Bidang Pelayanan Medis / Bidang Keperawatan.

4
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
8
MELAKUKAN NEBULAIZER

No.Dokumen No. Revisi : Halaman :


031/IGD/SPO/XII/2021 00 1/1
Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 10/12/2021
(SPO) Dr. Ambun Suri, MARS
Direktur Utama
PENGERTIAN Nebulaizer adalah suatu tindakan yang bertujuan untuk mengencerkan
dahak dan melonggarkan jalan nafas.

TUJUAN Sebagai acuan tindakan nebulaizer.

KEBIJAKAN Peraturan direktur RSU MMA No: 054/SK/DIRUT/RSUMMA/I/2019


tentang Standar Pelayanan Minimal RSU Menteng Mitra Afia
PROSEDUR Se PERSIAPAN ALAT :
1. Tabung O2
2. Obat untuk bronchodilator antara lain : ventolin, NaCl 0,9%,
dexamethasone
3. Masker oksigen
4. Nebulaizer
PERSIAPAN PASIEN :
1. Pasien/keluarga diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan
dilakukan
2. Pasien diatur sesuai kebutuhan
PELAKSANAAN :
1. Perawat cuci tangan
2. Mengisi ventolin pada nebulezer
3. Mengisi pada tempat humidifaier dengan bronchodilator misalnya :
ventolin (sabutamol)

4
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
9
4. atau kadang diberi dexamethasone pada status asmatikus.
5. Memasang masker pada pasien
6. Nebulaizer dinyalakan
7. Observasi pasien
8. Selesai dilakukan tindakan pasien dirapikan
9. Alat-alat dibereskan dan dikembalikan
10. Perawat cuci tangan

UNIT TERKAIT Bidang Pelayanan Medis / Bidang Keperawatan.

MEMASANG BIDAI

No.Dokumen No. Revisi : Halaman :


032/IGD/SPO/XII/2021 00 1/1
Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 10/12/2021
(SPO) Dr. Ambun Suri, MARS
Direktur Utama
PENGERTIAN Tindakan memasang bidai adalah memasang alat untuk immobilisasi
( mempertahankan kedudukan tulang )

TUJUAN 1. Mencegah pergerakan tulang


2. Mencegah bertambahnya perlekukan pada tulang patah.
3. Mengurangi rasa sakit
4. Mengistirahatkan daerah yang patah.

KEBIJAKAN Peraturan direktur RSU MMA No: 054/SK/DIRUT/RSUMMA/I/2019


tentang Standar Pelayanan Minimal RSU Menteng Mitra Afia
PROSEDUR 1. Petugas menggunakan masker dab handscoon
2. Petugas 1 mengangkat daerah ynag akan di pasang bidai.
3. Petugas 2 meletakkan bidai melewati 2 persendian anggota gerak.
4. Jumlah ukuran bidai yang akan di pakai disesuaikan dengan lokasi
yang patah.
5. Petugas 1 mempertahnkan posisi, sementara petugas 2
mengangkat bidai.
6. Pengikat tidak boleh terlalu kuat atau terlalu longgar
7. Mengatur posisi pasien, sesuaikan dengan posisi luka.
8. Pada fraktur terbuka atau fraktur luka, rawat luka terlebih dahulu dan
tutup luka dengan kasa steril
9. Mencatat respon dan tindakan yang telah di lakukan dalam catatan
keperawatan.
Hal – hal yang perlu di perhatikan :

5
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
0
1. Respon atau keluhan pasien
2. Observasi tekanan darah, nadi, pernafasan.
3. Pengikatan tidak boleh terlalu kuat atau terlalu longgar.
4. Observasi vaskulererisasi daeha distal.
UNIT TERKAIT Bidang Pelayanan Medis / Bidang Keperawatan.

PENYIAPAN PASIEN DAN ALAT UNTUK TINDAKAN


PEMASANGAN GIPS PADA TULANG
No.Dokumen No. Revisi : Halaman :
033/IGD/SPO/XII/2021 01 1/2
Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 10/12/2021
(SPO) Dr. Ambun Suri, MARS
Direktur Utama
PENGERTIAN Suatu kegiatan untuk menyiapkan peralatan dan pasien yang dipasang gips
TUJUAN 1. Fiksasi.
2. Reposisi.
3. Imobilisasi.
4. Penyembuhan tulang sesuai dengan yang diharapkan.
KEBIJAKAN Peraturan direktur RSU MMA No: 054/SK/DIRUT/RSUMMA/I/2019
tentang Standar Pelayanan Minimal RSU Menteng Mitra Afia
PROSEDUR Persiapan :

1. Alat :
a. Gips dengan jumlah dan ukuran yang sesuai kebutuhan
b. Kapas lemak “padding”
c. Ember berisi air
d. Perlak
e. Perban
2. Pasien :
a. Pasien diberikan penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan agar
kooperatif.
b. Posisi pasien diatur sesuai jenis tindakan.
c. Bila diperlukan pembilasan pasien dipuasakan.
d. Bila perlu debridement sebelumnya pemasangan gips pasien masih dalam
pemeriksaan.
5
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
1
3. Lingkungan : bersih dan tenang.
4. Petugas 2 orang.

Penatalaksanaan :

1. Memindahkan pasien ke ruangan khusus (bila ada) atau di meja operasi.


2. Memasang perlak di bawah daerah yang akan di gips.
3. Mengisi ember dengan air secukupnya.
4. Membantu dokter pada saat pemasangan gips.
a. Mengatur posisi pasien.
b. Mengangkat daerah yang akan dipasang gips dan posisi tersebut
dipertahankan selama tindakan.
c. Mengukur daerah yang akan dipasang gips dan membersihkannya.
d. Memasang gips dengan cara :
1) Masukkan gulungan verban gips ke dalam air
2) Biarkan verban gips di dalam air beberapa saat sampai gips
mengeluarkan gelembung udara.
3) Angkat verban gips dan peras sedikit.
4) Pemasangan verban gips pada daerah yang fraktur dengan posisi gips
terletak di sebelah luar, sebelumnya daerah pemasangan gips dilapisi
dengan apas atau powder secukupnya untuk memberi ruang dan
menghindari alergi/gatal-gatal.
5) Haluskan gips setelah balutan gips dirasakan sudah cukup.
e. Atur posisi setelah pemasangan, bersihkan daerah disekitar gips.
f. Melakukan observasi terhadap :
1) Respon setelah tindakan/keluhan pasien
2) Neurovaskular baik
g. Memindahkan pasien dari meja pemasangan gips ke brangkar atau kursi
dorong.
h. Mencatat seluruh tindakan pada lembar catatan keperawatan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan :


1. Pemasangan gips tidak boleh terlalu kencang atau terlalu longgar.
2. Segera laporkan ke dokter jika ada reaksi :
a. Rasa sakit pada daerah fraktur
b. Rasa gatal
c. Rasa kesemutan
3. Tanggal pemasangan gips harus dituliskan pada gips yang terpasang.
4. Waktu dan tempat berobat selanjutnya

UNIT TERKAIT 1. Bidang Pelayanan Medis / Bidang Keperawatan


2. Instalasi Gawat Darurat
3. OK

5
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
2
PERAWATAN LUKA BAKAR

No.Dokumen No. Revisi : Halaman :


034/IGD/SPO/XII/2021 01 1/2
Ditetapkan oleh
STANDAR
Tanggal Terbit
PROSEDUR 10/12/2021
OPERASIONAL dr. Ambun Suri, MARS
(SPO) Direktur Utama
PENGERTIAN Melakukan tindakan perawatan terhadap luka bakar untuk mencegah infeksi pada
luka dan mempercepat proses penyembuhan luka.
TUJUAN Agar perawat mampu melakukan tindakan sesuai dengan derajat tingkat luka bakar.
KEBIJAKAN Peraturan direktur RSU MMA No: 054/SK/DIRUT/RSUMMA/I/2019 tentang Standar
Pelayanan Minimal RSU Menteng Mitra Afia
PROSEDUR 1. Persiapan alat:
a. Bak instrumen yang berisi :
 Pinset anatomis
 Pinset sirugis
 Gunting debridement
 Kom 3 buah
b. Peralatan lain :
 Spuit 5cc atau 10cc
 Sarung tangan
 Gunting plester
 Plester atau perekat
 Desinfektan
 Nacl 0.9%
 Bengkok 2 buah, salah satunya berisi cairan desinfektan
 Verban
 Obat luka sesuai kebutuhan

2. Pelaksanaan :
5
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
3
a. Melakukan verifikasi program.
b. Mencuci tangan.
c. Menempatkan alat dekat pasien dengan benar.
d. Memberitahukan serta menjelaskan tujuan dan prosedur kepada pasien dan
keluarga
e. Menjaga privasi pasien.
f. Mengatur posisi pasien sehingga luka dapat terlihat dengan jelas.
g. Membuka peralatan.
h. Memakai sarung tangan.
i. Membuka balutan, bila susah basahi dengan Nacl 0.9%.
j. Bersihkan luka dengan cairan Nacl 0.9%.
k. Melakukan debridement bila ada jaringan yang nekrotik (bila ada bula
jangan dipecahkan tapi dihisap dengan menggunakan spuit setelah hari
ketiga).
l. Keringkan luka dengan kassa steril.
m. Memberikan obat topical sesuai instruksi pada luka.
n. Menutup luka dengan kassa steril kemudian pasang verban dan plester.
o. Merapikan pasien.
p. Evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan.
q. Bereskan alat.
r. Mencuci tangan.
s. Catat tindakan pada lembar catatan keperawatan.

UNIT TERKAIT  Bidang Pelayanan Medis / Bidang Keperawatan


 Instalasi Gawat Darurat

5
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
4
PENANGANAN AKUT ABDOMEN

No.Dokumen No. Revisi : Halaman :


035/IGD/SPO/XII/2021 00 1/1
Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 10/12/2021
(SPO) Dr. Ambun Suri, MARS
Direktur Utama
PENGERTIAN Akut abdomen merupakan tanda dan gejala yang disebabkan penyakit intra
abdominal dengan nyeri abdomen yang timbul mendadak dan butuh
tindakan segera. Gejala disertai pasien gelisah, keringat dingin, mual, dan
muntah.

TUJUAN Menentukan penanganan yang tepat sehingga mengurangi mortalitas.

KEBIJAKAN Peraturan direktur RSU MMA No: 054/SK/DIRUT/RSUMMA/I/2019 tentang


Standar Pelayanan Minimal RSU Menteng Mitra Afia
PROSEDUR Pelaksanaan tindakan :
1. Petugas menggunakan alat pelindung diri (masker, handscooc )
2. Penderita di layani sesuai dengan prosedur pelayanana unit gawat
darurat
3. Baringkan pasien dengan posisi demi fowler
4. Berikan 02 4 LPM
5. Pemeriksaan fisik lengkap
6. pemeriksaan laboratorium darah
7. Pemeriksaan radiologik berupa foto polos abdomen atau USG
abdomen
8. Koordinasi dengan dokter bedah
9. Jika kondisi nyeri menyebabkan pasien gelisah, berikan Ketorolac IV

5
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
5
1 amp jika perlu

UNIT TERKAIT Bidang Pelayanan Medis / Bidang Keperawatan.

PENANGANAN GAGAL GINJAL KRONIK

No.Dokumen No. Revisi : Halaman :


036/IGD/SPO/XII/2021 00 1/1
Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 10/12/2021
(SPO) Dr. Ambun Suri, MARS
Direktur Utama
PENGERTIAN Penyakit gagal ginjal kronik terjadi apabilan kedua ginjal mengalami
penurunan fungsi ginjal > 75%, penurunan lanju filtrasi glomerulus 50%,
peningkatan BUN dan kreatinin.

TUJUAN Pasien mendapatkan penanganan yang tepat.

KEBIJAKAN Peraturan direktur RSU MMA No: 054/SK/DIRUT/RSUMMA/I/2019 tentang


Standar Pelayanan Minimal RSU Menteng Mitra Afia
PROSEDUR Pelaksanaan tindakan :
1. Petugas menggunakan alat pelindung diri (masker, handscooc )
2. Penderita di layani sesuai dengan prosedur pelayanana unit gawat
darurat
3. Baringkan pasien dengan posisi demi fowler
4. Berikan 02 4 LPM
5. Pemeriksaan EKG 12 sadapan
6. Pasang infuse
7. Ambil sample darah untuk pemeriksaan hematologi lengkap, ureum-
kreatinin, elektrolit
8. Koordinasi dengan dokter penyakit dalam dan bagian hemodialisa
jika diperlukan

5
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
6
UNIT TERKAIT Bidang Pelayanan Medis / Bidang Keperawatan.

PENANGANAN HERNIA INKARSERATA

No.Dokumen No. Revisi : Halaman :


037/IGD/SPO/XII/2021 00 1/1
Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 10/12/2021
(SPO) Dr. Ambun Suri, MARS
Direktur Utama
PENGERTIAN Hernia inkarserata timbul karena usus yang masuk dalam kantung hernia
terjepit oleh anulus sehingga timbul gejala obstruksi dan strangulasi usus.
Gejala nya berupa nyeri disertai bengkak, tanda peradangan berupa merah,
panas, pasien sulit defekasi, muntah, dan perut kembung.

TUJUAN Agar penderita yang mendapat serangan IMA dapat diselamatkan.

KEBIJAKAN Peraturan direktur RSU MMA No: 054/SK/DIRUT/RSUMMA/I/2019 tentang


Standar Pelayanan Minimal RSU Menteng Mitra Afia

PROSEDUR Pelaksanaan tindakan :


1. Petugas menggunakan alat pelindung diri (masker, handscooc )
2. Penderita di layani sesuai dengan prosedur pelayanana unit gawat
darurat
3. Baringkan pasien dengan posisi demi fowler
4. Berikan 02 4 LPM
5. Pasang infuse
6. Rujuk ke dokter bedah untuk operasi CITO
7. puasakan pasien

5
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
7
8. pasang NGT jika pasien muntah atau distensi abdomen

UNIT TERKAIT Bidang Pelayanan Medis / Bidang Keperawatan.

PENANGANAN PLASENTA PREVIA

No.Dokumen No. Revisi : Halaman :


038/IGD/SPO/XII/2021 00 1/1
Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 10/12/2021
(SPO) Dr. Ambun Suri, MARS
Direktur Utama
PENGERTIAN Plasenta previa merupakan kondisi dimana plasenta berada pada segmen
bawah rahim sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri
internum (OUI). Gejalanya berupa nyeri berulang, perdarahan tanpa sebab,
bagian atas janin tinggi.

TUJUAN Agar penderita yang mendapat serangan IMA dapat diselamatkan.

KEBIJAKAN Peraturan direktur RSU MMA No: 054/SK/DIRUT/RSUMMA/I/2019 tentang


Standar Pelayanan Minimal RSU Menteng Mitra Afia

PROSEDUR Pelaksanaan tindakan :


1. Petugas menggunakan alat pelindung diri (masker, handscooc )
2. Penderita di layani sesuai dengan prosedur pelayanana unit gawat
darurat
3. Baringkan pasien dengan posisi demi fowler
4. Berikan 02 4 LPM
5. Pemeriksaan EKG
6. Pemeriksaan darah lengkap, elektrolit

5
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
8
7. Koordinasi dengan dokter Obgyn dan kebidanan untuk periksa USG
8. Observasi tanda vital IBU dan janin, serta tanda syok akibat
perdarahan

UNIT TERKAIT Bidang Pelayanan Medis / Bidang Keperawatan.

PENANGANAN EKLAMPSIA

No.Dokumen No. Revisi : Halaman :


039/IGD/SPO/XII/2021 00 1/1
Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 10/12/2021
(SPO) Dr. Ambun Suri, MARS
Direktur Utama
PENGERTIAN Eklampsia merupakan kondisi timbulnya hipertensi disertai proteinuria pada
usia kehamilan lebih dari 20 minggu disertai keluhan serebral, gangguan
penglihatan, edema paru, hingga kejang.

TUJUAN Agar penderita yang mendapat serangan IMA dapat diselamatkan.

KEBIJAKAN Peraturan direktur RSU MMA No: 054/SK/DIRUT/RSUMMA/I/2019 tentang


Standar Pelayanan Minimal RSU Menteng Mitra Afia

PROSEDUR Pelaksanaan tindakan :


1. Petugas menggunakan alat pelindung diri (masker, handscooc )
2. Penderita di layani sesuai dengan prosedur pelayanana unit gawat
darurat
3. Baringkan pasien dengan posisi demi fowler
4. Berikan 02 4 LPM
5. Pasang EKG monitor
6. Pasang infuse

5
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
9
7. Bila terjadi kejang, perhatikan patensi jalan napas
8. MgSO4 diberikan IV sebanyak 4 gram (pastikan tersedia Ca
Glukonas 10%, ada refleks patella, dan urin minimal 0,5 ml/kg
9. Koordinasi dengan dokter Obgyn dan bagian kebidanan
10. persiapkan ICU atau jika pasien gagal nafas persiapkan untuk
intubasi

UNIT TERKAIT Bidang Pelayanan Medis / Bidang Keperawatan.

PENANGANAN PASIEN CEDERA KEPALA

No.Dokumen No. Revisi : Halaman :


040/IGD/SPO/XII/2021 00 1/2
Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 10/12/2021
(SPO) Dr. Ambun Suri, MARS
Direktur Utama
PENGERTIAN Suatu tindakan dimana kepala mengalami cidera akibat adanya trauma.

TUJUAN 1. Mencegah kerusakan otak sekunder


2. Mempertahankan pasien tetap hidup
KEBIJAKAN Peraturan direktur RSU MMA No: 054/SK/DIRUT/RSUMMA/I/2019 tentang
Standar Pelayanan Minimal RSU Menteng Mitra Afia

PROSEDUR 1. Petugas menggunakan alat pelindung diri ( masker dan handscoon )


2. Bersihkan jalan nafas dari kotoran ( darah, sekret, muntah ) dengan
suction
3. Mobilisasi C spine dengan neck collar
4. Jika tiba – tiba muntah miringkan dengan teknik “ lock roll “
5. Letakkan pasien di atas long spinal board
6. Bila pasien mengorok pasang orofaringeal airway dengan ukuran

6
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
0
yang sesuai , orofaringeal jangan di fiksasi
7. Membantu dokter pasang intubasi jika ada indikasi
8. Pertahankan berathing airway dengan memakai masker oksigen dan
berikan 100 % dengan kecepatan 10 – 12 L/menit.
9. Monitor sirkulasi dan stop perdarahan. Berikan infuse RL 1 – 2 liter
bila ada tanda – tanda syok dan gangguan perfusi, hentikan
perdarahan luar dengan cara balut tekan.
10. Periksa tanda – tanda lateralisasi dan nilai GCS.
11. Pasang folley cateter dan pipa nasogastrik tube bila tidak ada kontra
indikasi.
12. Selimuti tubuh pasien setelah di periksa seluruh tubuhnya.
13. Persiapkan pasien untuk pemeriksaan diagnostik/foto kepala.
Hal – hal yang perlu di perhatikan

1. Gangguan kesadaran dan perubahan kesadaran dengan skala koma


Glasgow lebih kecil dari 9 yaitu E 1 M 5 V 2
2. Pupil anisokor dengan perlambatan reaksi cahaya
3. Hemiparesis
5. Monitor tanda – tanda vital secara ketat.
UNIT TERKAIT Bidang Pelayanan Medis / Bidang Keperawatan.

6
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
1
PENANGANAN PASIEN KEJANG DEMAM

No.Dokumen No. Revisi : Halaman :


041/IGD/SPO/XII/2021 00 1/2
Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 10/12/2021
(SPO) Dr. Ambun Suri, MARS
Direktur Utama
PENGERTIAN Kejang demam adalah kejang yang terjadi akibat adanya kenaikan suhu
tubuh yang di sebabkan oleh sutu proses ikhstrakranium.

TUJUAN 3. Mencegah terjadinya kerjang demam


4. Meminimalisir cidera akbiat kejang.

KEBIJAKAN Peraturan direktur RSU MMA No: 054/SK/DIRUT/RSUMMA/I/2019 tentang


Standar Pelayanan Minimal RSU Menteng Mitra Afia

PROSEDUR Persiapan :

1. Alat :
a. Alat pelindung (masker, handscoon )

6
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
2
b. Set terapi oksigen
c. Alat untuk mengukur tanda – tanda vital
d. Alat kompres
e. Sulip lidah
f. Obat – obatan sesuai kebutuhan.
2. Pasien
Berikan penjelasan tentang tindakan yang akan di lakukan.
3. Petugas
2 orang
Pelaksanaan tindakan :

1. Petugas mengggunakan alat pelindung ( masker, handscoon )


2. Mengatur posisi pasien ( cegah terbentur dengan benda – banda
sekitar )
3. Berikan oksigen
4. Memasang sulip lidah
5. Memasang infuse
6. Memberikan obat obatan sesuai indikasi
7. Mengukur tanda – tanda vital

Hal – hal yang perlu di perhatikan :

1. Sebelum tindakan dilakukan lengkapi form inform consent pasien


2. Awasi terjadinya kejang berulang
3. Evaluasi terjadinya efek samping dan pemberian anti convulsion.

UNIT TERKAIT Bidang Pelayanan Medis / Bidang Keperawatan.

6
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
3
PENANGANAN PASIEN KERACUNAN

No.Dokumen No. Revisi : Halaman :


042/IGD/SPO/XII/2021 00 1/2
Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 10/12/2021
(SPO) Dr. Ambun Suri, MARS
Direktur Utama
PENGERTIAN Pertolongan yang diberikan kepada pasien keracunan baik yang disebabkan karena
sengaja maupun tidak sengaja.
TUJUAN 1. Mencegah dan menghentikan efek samping racun dengan dekontaminasi (mata,
kulit, saluran cerna)
2. Mencegah kematian dengan pengobatan penunjang (terapi support) dan eleminasi
cepat.
KEBIJAKAN Peraturan direktur RSU MMA No: 054/SK/DIRUT/RSUMMA/I/2019 tentang
Standar Pelayanan Minimal RSU Menteng Mitra Afia

PROSEDUR 1. Cari penyebab keracunan


2. Pakai sarung tangan, masker dan celemek

6
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
4
3. Bersihkan saluran napas dari kotoran dan lendir atau muntahan
4. Berikan bantuan napas kalau terjadi henti napas secara langsung, hindari
aspirasi gas beracun dari pasien.
5. Cegah penyerapan racun dan keluarkan dengan cara:
Bila ditelan:
a. Encerkan racun yang ada di lambung dan halangi penyerapan dengan
susu atau putih telur mentah atau air matang 200 cc + norit atau berikan
universal antidote (2 bagian norit + 1 bagian teh pekat + 1 bagian antasid)
b. Kosongkan lambung (efektif bila dilakukan 4 jam pertama setelah racun
ditelan) dengan tindakan emesis yaitu:
Mekanik : rangsang dinding faring dengan jari
Obat-obatan: air garam dan sirup pekat CuS atau ZnSO4
c. Lakukan bilas lambung dengan cara:
a) Penderita telungkup dengan kepala dan bahu lebih rendah (setelah
pasien terpasang NGT dengan nomor besar)
b) Masukkan universal antidote
c) Bilas dengan cairan pembilas yang hangat sekitar 250 cc setiap kali,
sampai kurang dari 20x dengan bilasan terakhir ditinggalkan di dalam
lambung
d) Bila perlu bilas usus besar dengan pencahar dan kiasma sabun/gliserin
per rectal
d. Tidak dilakukan bila keracunan disebabkan zat korosif (asam/basa kuat)
keracunan senyawa hidrokarbon (minyak tanah, bensin) adanya penurunan
kesadaran atau kejang

Bila keracunan mengenai kulit atau mata


a. Pakai yang terkena kontaminasi dilepas
b. Cuci atau bilas bagian yang terkena dengan air dan sabun atau jika
terkontaminasi asam kuat dapat dibilas dengan laurat Na-bicarbonat dan jika
kena basa kuat dapat dibilas dengan asam cuka encer.

Bila racun melalui suntikan


a. Pasangkan turniket pada bagian proksimak tempat suntikan, jaga agar denyut
nadi bagian distal masih teraba lepaskan selama 1 menit tiap 15 menit sekali
b. Beri kompres dingin es di tempat suntikan
c. Berikan epinefrin 1/1000 dengan dosis 0.3-0.4 SC/IM

Bila racun melalui inhalasi


a. Pindahkan penderita ke tempat yang aman.
b. Lakukan pernapasan buatan dengan mengeluarkan racun yang terhisap, jangan
lakukan dari mulut ke mulut

Hal-hal yang perlu diperhatikan


a. Perhatikan kesadaran dan vital sign selama dari setelah tindakan/pertolongan
b. Amankan fungsi pernapasan dan sirkulasi
c. Segera lakukan kolaborasi dengan tim medis untuk tindakan forced suiresus atau
kebutuhan terapi lainnya

UNIT TERKAIT 1. Instalasi Gawat Darurat

6
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
5
2. Bidang Pelayanan Medis / Bidang Keperawatan

PENANGANAN PASIEN MENINGGAL DI IGD

No.Dokumen No. Revisi : Halaman :


043/IGD/SPO/XII/2021 00 1/1
Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 10/12/2021
(SPO) Dr. Ambun Suri, MARS
Direktur Utama
PENGERTIAN Pasien yang meninggal di IGD yaitu pasien yang datang masih hidup dengan
kesadaran gawat dan setelah dilakukan penanganan resusitasi tidak berhasil dan
akhirnya meninggal.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah penanganan pasien meninggal di IGD.
KEBIJAKAN Peraturan direktur RSU MMA No: 054/SK/DIRUT/RSUMMA/I/2019 tentang
Standar Pelayanan Minimal RSU Menteng Mitra Afia

PROSEDUR 1. Pasien melalui triase masuk ke ruang resusitasi.


6
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
6
2. Dokter melakukan resustiasi seusai dengan keadaan pasien.
3. Catat jam masuk dan jam resusitasi serta jam dinyatakan meninggal.
4. Catatan penyebab kematian.
5. Dilakukan pemeriksaan pasien secara lengkap dan catat di rekam medik IGD.
6. Dokter memberitahukan kepada keluarga bahwa pasien sudah meninggal dunia.
7. Pasien yang meninggal dirapikan dan dibawa ke kamar jenazah.

UNIT TERKAIT 1. Instalasi Gawat Darurat


2. Bidang Pelayanan Medis / Bidang Keperawatan
3. Rekam medik

TINDAKAN PEMBERIAN MgSO4

No.Dokumen
No. Revisi : Halaman :
044/IGD/SPO/XII/2021 00 1/1

Ditetapkan,
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL Tanggal Terbit
(SPO) 10/12/2021
Dr. Ambun Suri, MARS
Direktur Utama
Merupakan tindakan pemberian MgSO4 yang di berikan pada
PENGERTIAN pasien - pasien IGD yang membutuhkan.
Mengurangi dampak yang lebih buruk pada ibu dan bayi dari
TUJUAN
serangan eklamasi

Peraturan direktur RSU MMA No:

6
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
7
KEBIJAKAN 054/SK/DIRUT/RSUMMA/I/2019 tentang Standar Pelayanan
Minimal RSU Menteng Mitra Afia

Persiapan :
PROSEDUR
a. Obat Mg SO4 40 % dan 20 %
b. Cairan infuse D5W
c. Infuse set
d. Spuit 10 cc
Penatalaksanaan :
a. Tentukan dengan pasti pasien yang akan di berikan
b. MgSO4 sesuai dengan pasti
c. Berikan MgSO4 gr bolus dalam 10 menit MgSO4 di
encerkan dalam Nacl 0,9 %
d. Berikan 12 gr MgsO4 dalam 500 cc dextrose 5 %
sebanyak 28 tetes sampai stabil
e. Bila terjadi kejang berulang berikan diazepam 10 mg
f. Kolaborasi dengan tim medis untuk penanganan
selanjutnya.
g. Bila terjadi tanda – tanda keracunan seperti paralytis
total, depresi pernafasan dan hipotensi berikan anti
dotum : Ca gluconas10 % sebanyak 100 cc IV selama 3
menit.
Hal – hal yang perlu di perhatikan :
a. Selama pemberian MgSO4 set O2 harus tersedia
b. Di dalam pemberian MgSO4 produksi urin harus cukup
c. Awasi tanda – tanda vital dan kesadaran.
UNIT TERKAIT Bidang Pelayanan Medis / Bidang Keperawatan.

PEMBERIAN BICNAT SECARA LOADING

No.Dokumen No. Revisi : Halaman :


045/IGD/SPO/XII/2021 00 1/1
Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 10/12/2021
(SPO) Dr. Ambun Suri, MARS
Direktur Utama
PENGERTIAN Pemberian bicnat secara loading adalah proses untuk memberikan
cairan bicnat melalui jalur intravena secara berkelanjutan kedalam
cairan infus pasien sesuai dengan instruksi dokter.
TUJUAN 1. Tercapainya kinerja efektif, efisien dan cepat dalam pemberian
6
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
8
bicnat secara loading.
2. Menghindari terjadinya kecelakaan kerja (luka bakar) pada bagian
tubuh.
3. Agar pasien mendapatkan terapi bicnat sesuai kebutuhan secara
berkelanjutan.
KEBIJAKAN Peraturan direktur RSU MMA No: 054/SK/DIRUT/RSUMMA/I/2019 tentang
Standar Pelayanan Minimal RSU Menteng Mitra Afia
PROSEDUR 1. Pelaksana adalah perawat.
2. Periksa terlebih dulu peralatan yang harus disiapkan meliputi :
- Cairan bicnat yang telah diencerkan dengan NaCL 0,9%
sesuai kebutuhan.
- Spuit 20 cc / 50 cc sesuai kebutuhan.
- Kapas beralkohol 70%.
- Plester untuk penulisan etiket.
- Syringe pump.
- ET.
- Tree way
3. Lakukan informed consent oleh dokter yang merawat kepada
pasien / keluarga pasien tentang prosedur yang akan
dilakukan berikut efek samping pemberian bicnat, kemudian
arahakan pasien / keluarga pasien untuk menandatangani
surat persetujuan tersebut apabila sudah jelas.
4. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan.
5. Sebelum pemberian bicnat dilakukan, pastikan bahwa jarum
infus terpasang dengan benar yaitu dengan cara spoel NaCL ±
2 cc pada jarum infus tersebut dan aspirasikan apakah darah
keluar atau tidak.
6. Berikan cairan Bicnat yang telah diencerkan dengan NaCL
0,9% (1:4) secara loading intravena dengan menggunakan
syringe pump (biasanya habis dalam waktu 30 menit).
7. Selam pemberian bicnat dilakukan, lakukan pengawasan ketat
oleh pelaksana dengan cara mendampingi atau duduk
disamping pasien bersangkutan.
8. Awasi daerah pemasangan infus, apabil aterjadi phlebitis atau
timbul tanda putih pucat (tanda khas / vaso kontriksi) disekitar
ujung jarum infus segera hentikan pemberian bicnat.
9. Apabila timbul tanda butir putih nomor 8 (delapan), segera
cabut jarum infus dan kompres daerah tersebut dengan kassa
berisi NaCL 0,9% : heparin (500 cc : 0,1) hingga tanda hilang.
10. Perhatikan hal penting berikut : saat pemasangan bicnat
dimulai, longgarkan fiksasi bagian atas dari tempat
pemasangan infus.

UNIT TERKAIT Bidang Pelayanan Medis / Bidang Keperawatan.

6
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
9
PEMBERIAN DOPAMIN

No.Dokumen No. Revisi : Halaman :


046/IGD/SPO/XII/2021 00 1/1
Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 10/12/2021
(SPO) Dr. Ambun Suri, MARS
Direktur Utama
PENGERTIAN Dopamin adalah pemberian obat yang sangat berguna untuk kenaikan
tekanan darah sentral (vaso pressure).

TUJUAN 1. Tercapai kinerja efektif, efisien dan cepat dalam pemberian

7
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
0
dopamin.
2. Memberikan pertolongan yang cepat dan tepat sehingga pasien
dapat tertolong sebagaimana mestinya.
KEBIJAKAN Peraturan direktur RSU MMA No: 054/SK/DIRUT/RSUMMA/I/2019 tentang
Standar Pelayanan Minimal RSU Menteng Mitra Afia
PROSEDUR 1. Pelaksana adalah perawat.
2. Lakukan observasi tanda vital sebelum pemberian injeksi dopamin.
3. Lihat persediaan dopamin yang ada, jika persediaan yang ada 100 mg
dilarutkan dalam cairan 100cc cairan dextrose berarti 1 cc = 1 mg =
1000mg (60 tetes microdrip).
 Untuk penderita yang membutuhkan sebanyak 5 mg/kgBB/menit
dengan erat badan 50 kg, maka tetesannya menjadi 250 x 60 = 15
tetes.
1000

 Cara yang lain ; apabila tidak ada persediaan microdip misal


persediaan dopamin 200 mg dalam dextrose 500 cc berarti 1 cc = 0,4
mg = 400 mg. Dengan kebutuhan dan berat badan pasien yang seperti
diatas maka tetesan = 250 x 20 (tetesan microdip) =  12 tetes
1000
4. Setelah pemberian injeksi dopamin, observasi kembali tanda – tanda
vital.
UNIT TERKAIT Bidang Pelayanan Medis / Bidang Keperawatan.

PEMBERIAN KALIUM

No.Dokumen No. Revisi : Halaman :


047/IGD/SPO/XII/2021 00 1/1
Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 10/12/2021
(SPO) Dr. Ambun Suri, MARS
Direktur Utama
PENGERTIAN Ion kalium adalah komponen utama intraseluller yang berperan penting pada proses
kontraksi otot, baik otot polos maupun otot rangka.
TUJUAN 1. Memperbaiki keadaan pasien dan mencegah kegawatan pasien akibat
kekurangan kalium.

7
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
1
2. Tercapainya kinerja efektif, efisien dan cepat dalam pemberian kalium.
KEBIJAKAN Peraturan direktur RSU MMA No: 054/SK/DIRUT/RSUMMA/I/2019 tentang
Standar Pelayanan Minimal RSU Menteng Mitra Afia
PROSEDUR 1. Siapkan jumlah larutan kalium yang akan diberikan dengan rumus:
Delta kalium x Berat badan x 1/3 Delta kalim = jumlah yang ingin dicapai –
jumlah kalium saat ini.
2. Karena kalium merupakan basa kuat dan bersifat korosif, maka sebaiknya
dilakukan pengenceran dan disuntikkan lewat vena besar secara hati-hati dan
pelan.
3. Cairan pengencer dapat berupa D5% atau NaCl 0.9%. Selanjutnya perhatikan
respon pasien dan pasang monitor EKG pada pemberian bolus secara tepat.

UNIT TERKAIT 1. Instalasi Gawat Darurat


2. Bidang Pelayanan Medis / Bidang Keperawatan
3. Rawat inap

PEMBERIAN OKSIGEN

No.Dokumen No. Revisi : Halaman :


048/IGD/SPO/XII/2021 00 1/1
Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 10/12/2021
(SPO) Dr. Ambun Suri, MARS
Direktur Utama
PENGERTIAN Memberikan oksigen kepada pasien.
TUJUAN Untuk memenuhi kebutuhan oksigen pada pasien.

7
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
2
KEBIJAKAN Peraturan direktur RSU MMA No: 054/SK/DIRUT/RSUMMA/I/2019 tentang
Standar Pelayanan Minimal RSU Menteng Mitra Afia
PROSEDUR Persiapan alat:
1. Tabung O2 lengkap dengan manometer.
2. Mengukur aliran (flowmeter).
3. Botol pelembab berisi air steril / aquadest
4. Selang O2
5. Plester
6. Kapas alcohol

Prosedur
1. Atur posisi semifoler
2. Selang dihubungkan
3. Sebelum memasang selang pada hidung pasien selang dibersihkan dahulu
dengan kapas alcohol
4. Flowmeter dibuka, dicoba pada punggung tangan lalu ditutup kembali
5. Memasang kanul hidung, lakukan fixasi (plester)
6. Membuka flowmeter kembali dengan ukuran sesuai advis dokter

Hal-hal yang perlu diperhatikan:


1. Apakah jumlah yang masuk (cc/menit) sudah sesuai dengan instruksi? Lihat
angka pada manometer.
2. Apakah ujung kateter oksigen sudah masuk maksimal ke lubang hidung?
Bila ujung kateter diperbaiki
3. Bila memakai oksigen, tetap/masih sianosis lapor dokter
4. Memberitahukan pada keluarga pasien untuk melapor kepada petugas bila
tabung oksigen / air steril habis.
UNIT TERKAIT 1. Instalasi Gawat Darurat
2. Bidang Pelayanan Medis / Bidang Keperawatan
3. Rawat inap
4. Rawat jalan

PEMBERIAN LANOXIN

No.Dokumen No. Revisi : Halaman :


049/IGD/SPO/XII/2021 00 1/1
Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 10/12/2021
(SPO) Dr. Ambun Suri, MARS
Direktur Utama
PENGERTIAN Lanoxin adalah obat yang mempunyai efek inotropik.
TUJUAN 1. Tercapai kinerja efektif, efisien dan cepat dalam pemberian lanoxin.

7
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
3
2. Mengatasi kegawatan kardiologi pasien berupa takikardi, flutte, atrial vibrilasi
KEBIJAKAN Peraturan direktur RSU MMA No: 054/SK/DIRUT/RSUMMA/I/2019 tentang
Standar Pelayanan Minimal RSU Menteng Mitra Afia
PROSEDUR 1. Selama pemberian lanoxin secara intravena langsung, monitor EKG harus
terus terpasang.
2. Untuk dosis 1 mg, berikan bolus intravena dengan pengenceran 5 cc
dextrose 5% secara perlahan-lahan dan sesuaikan pemberian dengan
respon yang terjadi.
UNIT TERKAIT 1. Instalasi Gawat Darurat
2. Bidang Pelayanan Medis / Bidang Keperawatan
3. Rawat inap

PEMBERIAN SULFAS ATROPIN

No.Dokumen No. Revisi : Halaman :


050/IGD/SPO/XII/2021 00 1/1
Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 10/12/2021
(SPO) Dr. Ambun Suri, MARS
Direktur Utama
PENGERTIAN 1. Pemberian sulfas atropine yaitu pemberian obat dari golongan anti
kolinesterase yang menyebabkan kerja simpatik lebih dominan.

7
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
4
2. Petugas : Perawat
TUJUAN 1. Agar rumah sakit asal yang merujuk mengetahui perkembangan dari kondisi
pasien yang dirujuk.
2. Tercapainya kinerja efektif, efisien dan cepat dalam pengembalian pasien ke
tempat rujukan asal berikut proses administrasinya.
KEBIJAKAN Peraturan direktur RSU MMA No: 054/SK/DIRUT/RSUMMA/I/2019 tentang
Standar Pelayanan Minimal RSU Menteng Mitra Afia
PROSEDUR 1. Selama pemberian sulfas atropine untuk tujuan point no 1 dan 2, monitor
EKG selalu terpasang.
2. Untuk mengatasi keracunan organofosfat, tidak diperlukan monitor EKG
tetapi perhatikan tanda-tanda atropinasi, seperti muka merah, pupil dilatasi,
keringat dan mulut kering.
3. Berikan dosis mulai dengan 2 ampul (0,5 mg) atau untuk atropinasi
sebanyak 4 ampul, dosis dapat dilipatgandakan hingga klinis yang
diharapkan maksimal dosis untuk gangguan irama / AV block 2 mg. Untuk
atropinisasi 32-64 ampul dalam waktu 1 (satu) hari.
4. Keadaan yang memerlukan pemberian sulfas atropine :
- Premedikasi bersama pethidin
- Bradikardi
- AV Block derajat I-II
- Keracunan organofosfat
UNIT TERKAIT 1. Instalasi Gawat Darurat
2. Bidang Pelayanan Medis / Bidang Keperawatan
3. Rawat inap

MEMBERIKAN SUNTIKAN INSULIN

No.Dokumen No. Revisi : Halaman :


051/IGD/SPO/XII/2021 00 1/2
Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 10/12/2021
(SPO) Dr. Ambun Suri, MARS
Direktur Utama
PENGERTIAN Suatu kegiatan memasukkan obat insulin ke dalam jaringan tubuh melalui suntikan

7
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
5
subkutan dan khusus untuk ketoasidosis melalui suntikan intravena.
TUJUAN Untuk mengendalikan kadar gula darah di dalam tubuh.
KEBIJAKAN Peraturan direktur RSU MMA No: 054/SK/DIRUT/RSUMMA/I/2019 tentang
Standar Pelayanan Minimal RSU Menteng Mitra Afia
PROSEDUR Persiapan
Alat dan obat :
a. Persiapan pemasangan infus
b. Three way stop cock
c. Alcohol swab
d. Gkukometer]
e. Microdrip
f. Obat insulin

Pasien:
a. Pasien di berikan penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan.
b. Posisi pasien diatur sesuai dengan kebutuhan.

Pelaksanaan :
1. Pemberian insulin per drip IV
a. Memasangan infus sesuai program
b. Mendesinfeksi karet penutup
c. Mengisi spuit dengan insulin sesuai dengan dosis yang telah ditentukan
d. Mengeluarkan udara di dalam spuit
e. Mendesindeksi three way bila pemberian dengan cara bolus atau karet
mikrodrip, bila pemberian obat dengan perdrip.
f. Masukan obat insulin dengan cara
1) Bila pemberian drip saluran bolus di tutup.
2) Mengatur tetesan infus sesuai program.

Hal-hal yang perlu diperhatikan:


a. Dosis, jumlah pengenceran dan tetesan serta waktu pemberian harus tepat.
b. Observasi tekanan darah, nadi, suhu dan pernapasan.
c. Memantau pola darah sesuai protap.
d. Mencatat reaksi pasien.

2. Pemberian insulin subkutan


a. Menyingsingkan lengan baju klien.
b. Mendisenfeksi penutup obat insulin.
c. Mengisi spuit dengan insulin sesuai dengan dosis yang telah ditentukan.
d. Mengeluarkan udara dari dalam spuit.
e. Mengdisenfeksi daerah yang akan disuntik.
f. Menyuntik secara subkutan.

Hal-hal yang harus diperhatikan:


a. Dosis waktu pemberian obat harus tetap dan dicatat.
b. Perhatikan hasil laboratorium.
c. Observasi dingin pasca pemberian insulin.
d. Perhatikan perubahan status mental pasien.
e. Observasi perubahan umum keadaan pasien.
7
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
6
UNIT TERKAIT 1. Instalasi Gawat Darurat
2. Laboratorium
3. Rawat inap
4. Rawat jalan

PEMBERIAN BICNAT SECARA DRIP

No.Dokumen No. Revisi : Halaman :


052/IGD/SPO/XII/2021 00 1/2
Ditetapkan,
STANDAR Tanggal Terbit
PROSEDUR 10/12/2021
OPERASIONAL

7
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
7
(SPO) Dr. Ambun Suri, MARS
Direktur Utama
PENGERTIAN Pemberian bicnat secara drip adalah proses untuk memberikan cairan bicnat melalui
jalur intravena secara berkelanjutan ke dalam cairan infus pasien sesuai dnegan
instruksi dokter.
TUJUAN 1. Tercapainya kinerja efektif, efesien dan cepat dalam pemberian bicnat
secara drip.
2. Menghindari terjadinya kecelakaan kerja (luka bakar) pada bagian tubuh.
3. Agar pasien mendapatkan terapi bicnat sesuai kebutuhan secara
berkelanjutan.
KEBIJAKAN Peraturan direktur RSU MMA No: 054/SK/DIRUT/RSUMMA/I/2019 tentang
Standar Pelayanan Minimal RSU Menteng Mitra Afia
PROSEDUR 1. Pelaksana adalah bidan / perawat.
2. Periksa terlebih dulu peralatan yang harus disiapkan meliputi:
- Cairan bicnat sesuai kebutuhan
- Cairan infus sesuai kebutuhan
- Kapas beralkohol 70%
- Plester untuk penulisan etiket
- Persiapan alat untuk pemasangan infus, apabila pasien belum terpasang
infus
3. Lakukan informed consent oleh dokter yang merawat kepada pasien / keluarga
pasien tentang prosedur yang akan dilakukan berikut efek samping pemberian
bicnat kemudian arahkan pasien / keluarga pasien untuk menandatangani surat
persetujuan tersebut apabila sudah jelas.
4. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan.
5. Sebelum pemberian bicnat dilakukan, pastikan bahwa jarum infus terpasang
dengan benar yaitu dengan cara spoel NaCl ± 2 cc pada jarum infus tersebut
dan aspirasikan apakah darah keluar atau tidak.
6. Berikan bicnat melalui cairan infus sesuai kebutuhan secara drip.
7. Selama pemberian bicnat, observasi pasien secara ketat oleh perawat pada
daerah pemasangan infus terutama pada daerah lokasi pemasangan jarum.
8. Awasi daerah pemasangan infus, apabila terjadi phlebitis atau timbul tanda putih
pucat (tanda khas / vaso kontriksi) di sekitar ujung jarum infus segera hentikan
pemberian bicnat.
9. Apabila timbul tanda pada point nomor 8 (delapan), segara cabut jarum infus
dan kompres daerah tersebut dengan kassa berisi NaCl 0.9% : heparin (500 cc :
0.1) hingga tanda hilang.
10. Perhatikan:
- Saat pemasangan bicnat dimulai, longgarkan fiksasi bagian atas dari tempat
pemasangan infus.
- Tanda putih pucat merupakan tanda terjadinya vasokintriksi pembuluh
darah.
- Beri etiket pada plabot infus tentang penggunangan cairan bicnat.
UNIT TERKAIT 1. Instalasi Gawat Darurat
2. Rawat Inap
3. Rawat Jalan
4. ICU/HCU

7
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
8
PEMERIKSAAN RADIOLOGI PASIEN INSTALASI GAWAT
DARURAT
No.Dokumen No. Revisi : Halaman :
053/IGD/SPO/XII/2021 00 1/1
Tanggal Terbit
Ditetapkan,
STANDAR 10/12/2021

7
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
9
PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO) Dr. Ambun Suri, MARS
Direktur Utama
PENGERTIAN Pasien instalasi gawat darurat yang membutuhkan pemeriksaan radiologi.
TUJUAN Sebagai acuan bagi doktre dan perawat instalasi gawat darurat, apabila pasien IGD
memerlukan pemeriksaan radiologi.
KEBIJAKAN Peraturan direktur RSU MMA No: 054/SK/DIRUT/RSUMMA/I/2019 tentang
Standar Pelayanan Minimal RSU Menteng Mitra Afia
PROSEDUR 1. Pasien datang ke IGD dan melakukan pendaftaran di bagian pendaftaran.
2. Dokter IGD melakukan pemeriksaan kepada pasien, apabila pasien memerlukan
pemeriksaan radiologi. Kemudian dokter menjelaskan kepada pasien bahwa
diperlukan pemeriksaan radiologi.
3. Bila pasien telah setuju dilakukan pemeriksaan radiologi, maka perawat IGD
menelepon ke bagian isntalasi radiologi untuk pemberitahuan bahwa pasien IGD
membutuhkan pemeriksaan radiologi.
4. Dokter IGD membuat surat pengantar untuk pasien yang memerlukan
pemeriksaan radiologi.
5. Petugas IGD membawa pasien ke ruang pemeriksaan radiologi sambil
membawa surat pengantar, kemudian petugas radiologi melakukan
pemeriksaan.
6. Pada jam kerja hasil pemeriksaan langsung dibaca oleh dokter spesialis
radiologi, sedangkan di luar jam kerja dibaca oleh dokter spesialis radiologi
keesokan harinya.
7. Semua pasien IGD yang dirujuk ke ruang rawat inap dan memerlukan
pemeriksaan cyto radiologi maka sebelum dikirim harus dilakukan terlebih
dahulu pemeriksaan radiologi meskipun di luar jam kerja.
8. Jika pasien rawat jalan maka pembayaran langsung dilakukan di kasir dan untuk
pasien rawat inap pembayaran dilakukan setelah pasien pulang dari rawat inap
(pasca bayar).
UNIT TERKAIT 1. Bidan Pelayanan Medis / Bidang Keperawatan
2. Dokter IGD
3. Kasir
4. Rekam Medik

PEMERIKSAAN LABORATORIUM PASIEN INSTALASI


GAWAT DARURAT
No.Dokumen No. Revisi : Halaman :
054/IGD/SPO/XII/2021 00 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan,
STANDAR 10/12/2021
8
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
0
PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO) Dr. Ambun Suri, MARS
Direktur Utama
PENGERTIAN Pasien instalasi gawat darurat yang membutuhkan pemeriksaan laboratorium.
TUJUAN Sebagai acuan bagi dokter dan perawat instalasi gawat darurat, apabila pasien IGD
membutuhkan pemeriksaan laboratorium.
KEBIJAKAN Peraturan direktur RSU MMA No: 054/SK/DIRUT/RSUMMA/I/2019 tentang
Standar Pelayanan Minimal RSU Menteng Mitra Afia
PROSEDUR 1. Pasien datang ke instalasi gawat darurat kemudian keluarga pasien melakukan
pendaftaran di bagian pendaftaran.
2. Dokter IGD melakukan pemeriksaan keapada pasien, apabila pasien
memerlukan pemeriksaan laboratorium, dokter menjelaskan kepada keluarga
bahwa perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium.
3. Bila pasien telah setuju dilakukan pemeriksaan laboratorium. Maka perawat IGD
menelpon ke instalasi laboratorium untuk pemberitahuan bahwa ada pasien di
IGD membutuhkan pemeriksaan laboratorium.
4. Dokter IGD membuat pengantar untuk pasien yang memerlukan pemeriksaan
laboratorium.
5. Petugas laboratorium datang ke IGD melihat surat pengantar dari dokter dan
melakukan pengambilan specimen untuk pasien IGD yang memerlukan
pemeriksaan.
6. Apabila hasil pemeriksaan laboratorium sudah selesai petugas laboratorium
mengantar hasil ke IGD.
7. Setelah seluruh pelayanan selesai keluarga pasien atau pasien yang berobat
jalan menyelesaikan pembayaran di bagian kasir. Untuk rawat inap pembayaran
akan dilakukan setelah pasien mau pulang dari rawat inap (pasca bayar).
UNIT TERKAIT 1. Dokter IGD
2. Laboratorium
3. Kasir
4. Rekam Medik

KONSULTASI MEDIS DI IGD

No.Dokumen No. Revisi : Halaman :


055/IGD/SPO/XII/2021 00 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan,
STANDAR 10/12/2021
8
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
1
PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO) Dr. Ambun Suri, MARS
Direktur Utama
PENGERTIAN 1. Konsultasi adalah pendapat, saran dan instruksi lebih lanjut yang dilakukan
oleh dokter IGD/dokter ahli lain sehubungan dengan keadaan sakit atau
cidera.
2. Konsultasi dapat dilakukan oleh dokter IGD kepada dokter ahli RS Menteng
Mitra Afia.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah melakukan konsultasi medis dokter
spesilais konsulen IGD RS Menteng Mitra Afia, sehingga pasien mendapat
penanganan yang segera dari dokter ahli yang dibutuhkan.
KEBIJAKAN Peraturan direktur RSU MMA No: 054/SK/DIRUT/RSUMMA/I/2019 tentang
Standar Pelayanan Minimal RSU Menteng Mitra Afia
PROSEDUR 1. Pasien datang ke IGD dilayani oleh perawat dan dokter jaga IGD
2. Setelah selesai dilakukan pemeriksaan oleh dokter memberi pengobatan dan
tindakan sesuai dengan diagnose.
3. Apabila pasien membutuhkan konsultasi medis spesialis maka dokter jaga IGD
menghubungi segara dokter spesialis konsulen IGD yang dibutuhkan melalui
telepon.
4. Apabila dokter jaga spesialis on call dalam 15 menit tidak berhasil dihubungi.
Maka dokter jaga IGD menghubungi dokter jaga on call yang lain yang akan
bertugas berikutnya.
5. Pada kasus cito, dokter konsulen harus datang dan memeriksa pasien IGD.
6. Dokter konsulen menuliskan hasil pemeriksaan serta sarannya pada status
pasien dnegan menuliskan tanggal dan jam konsultasi dijawab.
7. Pada kasus biasa dokter konsulen dapat memeriksa langsung pasien dan atau
hanya memberikan saran melalui telepon.
8. Dokter IGD yang menerima jawaban konsul melalui telepon harus menuliskan
jawaban konsul dengan jelas dan teliti di lembar rekam medis.
9. Dokter IGD menjalankan instruksi tindakan/terapi yang disarankan oleh dokter
konsulen.
UNIT TERKAIT 1. Instalasi Gawat Darurat
2. Bidan Pelayanan Medis / Bidan Keperawatan

KOMUNIKASI EFEKTIF

No.Dokumen No. Revisi : Halaman :


056/IGD/SPO/XII/2021 00 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan,

8
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
2
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 10/12/2021
(SPO) Dr. Ambun Suri, MARS
Direktur Utama
PENGERTIAN Komunikasi efektif adalah komunikasi yang dilaukan secara akurat, lengkap,
dimengerti, tidak duplikasi, dan tepat kepada penerimaan informasi untuk menguangi
kesalahan dan untuk meningkatkan keselamatan pasien. Komunikasi dapat
dilakukan menggunakan tulisan, verbal atau elektronik.
TUJUAN 1. Meningkatkan komunikasi efektif antar petugas kesehatan.
2. Pesan yang disampaikan dapat diterima sesuai yang diinstruksikan.
KEBIJAKAN Peraturan direktur RSU MMA No: 054/SK/DIRUT/RSUMMA/I/2019 tentang
Standar Pelayanan Minimal RSU Menteng Mitra Afia
PROSEDUR 1. Tenaga kesehatan yang melaporkan kondisi pasien atau hasil test laboratorium
yang kritis kepada DPJP menggunakan komunikasi SBAR ( Situation –
Background – Assessment – Recommendation)
2. Ketika tenaga ksehatan menerima pesan verbal / per telepon menerapkan TBaK
→ Tulis Baca Konfirmasi / write down read back confirmation.
3. Tenaga kesehatan menuliskan pesan yang diterima di catatan terintegrasi.
4. Dalam menulis pesan verbal, ditulis lengkap dan dapat dibaca dengan jelas agar
sumber instruksi dapat dilacak bila diperlukan verifikasi.
5. Verifikasi dokter pengirim pesan dengan menandatangani catatan pesan yang
ditulis penerima pesan sebagai tanda persetujuan dalam waktu 1 x 24 jam.
UNIT TERKAIT Semua instalasi

PENDAMPING PASIEN YANG AKAN DIRUJUK DARI


INSTALASI GAWAT DARURAT
No.Dokumen No. Revisi : Halaman :
057/IGD/SPO/XII/2021 00 1/1

8
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
3
Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 10/12/2021
(SPO) Dr. Ambun Suri, MARS
Direktur Utama
PENGERTIAN Petugas yang mendampingi pasien selama dalam perjalanan menuju ke rumah sakit
lain yang mempunyai fasilitas lebih lengkap.
TUJUAN Agar pasien mendapatkan pengawasan dan pertolongan jika diperlukan selama
dalam perjalanan dan sampai ke rumah sakit yang dituju tetap dalam kondisi stabil.
KEBIJAKAN Peraturan direktur RSU MMA No: 054/SK/DIRUT/RSUMMA/I/2019 tentang
Standar Pelayanan Minimal RSU Menteng Mitra Afia
PROSEDUR 1. Sebelum dirujuk petugas IGD atau keluarga pasien harus mencari kepastian
tempat rumah sakit yang dituju.
2. Setelah tempat tersedia, dokter atau perawat IGD, akan menjelaskan kepada
keluarga pasien bahwa rujukan akan menggunakan jasa ambulans rumah sakit
dan perawat sebagai pendamping.
3. Perawat IGD menghubungi supir ambulans untuk menyiapkan ambulans karena
ada pasien yang mau dirujuk dan memberitahukan perawat pendamping.
4. Apabila dalam keadaan tertentu misalnya ambulans rumah sakit sedang dipakai
atau kondisi pasien tertentu. Dapat dipertimbangkan untuk menggunakan jasa
ambulans dari pihak ketiga.
UNIT TERKAIT  Instalasi Gawat Darurat
 Rawat inap
 Bidan pelayanan medis / Bidang keperawatan

SOP PEMAKAIAN AMBULANS UNTUK RUJUKAN

No.Dokumen No. Revisi : Halaman :

8
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
4
00 1/1

058/IGD/SPO/XII/2021

Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 10/12/2021
(SPO) Dr. Ambun Suri, MARS
Direktur Utama
PENGERTIAN Ambulans adalah kendaraan yang digunakan untuk mengantar, menjemput dan
membantu keperluan orang sakit.
Pasien dirujuk adalah pasein yang atas pertimbangan dokter / perawat / bidan
memerlukan pelayanan di RS baik untuk diagnostik penunjang atau terapi.
TUJUAN Sebagai acuan penatalaksanaan pengantaran rujukan sampai rumah sakit tujuan
dengan cepat dan aman.
KEBIJAKAN Peraturan direktur RSU MMA No: 054/SK/DIRUT/RSUMMA/I/2019 tentang
Standar Pelayanan Minimal RSU Menteng Mitra Afia
PROSEDUR 1. Petugas (IGD / Rawat inap) menyatakan pasien perlu rujukan.
2. Petugas (IGD / Rawat inap) menjelaskan dan meminta persetujuan kepada
keluarga pasien untuk dirujuk.
3. Keluarga pasien setuju.
4. Petugas (IGD / Rawat inap) membuat surat rujukan.
5. Petugas (IGD / Rawat inap) membuat rincian biaya pasien pulang dan biaya
penggunaan ambulans untuk [asien rawat inap atau pasien IGD yang sudah
diberikan terapi, bagi pasien IGD yang tidak mendapat terapi cukup membayar
biaya ambulans saja.
6. Keluarga pasien membayar dan menerima kwitansi di bagian kasir kemudian
menerima surat rujukan.
7. Petugas (IGD / Rawat inap) mempersiapkan kesiapan pasien dan petugas yang
lain segera menghubungi sopir ambulans.
8. Sopir menyiapkan ambulans, jika sudah siap, sopir segera menghubungi
petugas (IGD / Rawat inap) bahwa ambulans sudah siap.
9. Petugas (IGD / Rawat inap) mendampingi dan mengantarkan pasien ke tempat
tujuan dengan ambulans. Setelah selesai mengantarkan dan kembali ke rumah
sakit, petugas (IGD / Rawat inap) menulis laporan kegiatan pada buku kegiatan.
UNIT TERKAIT  Instalasi Gawat Darurat
 ICU/HCU
 Rawat inap
 Rawat jalan

8
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
5
EVAKUASI PASIEN BENCANA DARI LUAR RUMAH SAKIT

No.Dokumen No. Revisi : Halaman :


059/IGD/SPO/XII/2021 00 1/1
Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 10/12/2021
(SPO) Dr. Ambun Suri, MARS
Direktur Utama
PENGERTIAN Evakuasi merupakan suatu tindakan pemindahan korban dari lokasi kejadian /
bencana ke lokasi yang lebih aman pada situasi yang berbahaya, perlu tindakan
yang tepat, cepat dan waspada / cermat.
TUJUAN Untuk memindahkan penderita / korban bencana dengan aman tanpa memperberat
keadaan penderita ke sarana kesehatan yang memadai.
KEBIJAKAN Peraturan direktur RSU MMA No: 054/SK/DIRUT/RSUMMA/I/2019 tentang
Standar Pelayanan Minimal RSU Menteng Mitra Afia
PROSEDUR 1. Persiapan ambulans gawat darurat di rumah sakit maupun di lokasi
pengungsian.
2. Menerima dan menanggapi panggilan emergensi dari lokasi bencana.
3. Mengoperasikan ambulans gawat darurat apabila ada korban yang
mmebutuhkan pengangkutan.
4. Memindahkan korban / pasien dari tempat kejadian ke ambulans.
5. Transportasi pasien ke rumah sakit lapangan atau rumah sakit terdekat.
6. Pengiriman pasien ke rumah sakit menggunakan ambulans harus sesuai
dengan peraturan penggunaan ambulans di jalan raya.
7. Memindahkan pasien ke unit gawat darurat untuk dilakukan penanganan secara
cepat.
UNIT TERKAIT  Instalasi Gawat Darurat
 ICU/HCU
 Rawat inap
 Kamar operasi

8
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
6
PENGGUNAAN BRANCARD DAN ROSTOLE

No.Dokumen No. Revisi : Halaman :


060/IGD/SPO/XII/2021 00 1/1
Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 10/12/2021
(SPO) Dr. Ambun Suri, MARS
Direktur Utama
PENGERTIAN Brancard dan rostole adalah alat untuk dipergunakan untuk mengangkut pasien dan
terdapat di ruangan.
TUJUAN Untuk memudahkan dalam mobilisasi pasien.
KEBIJAKAN Peraturan direktur RSU MMA No: 054/SK/DIRUT/RSUMMA/I/2019 tentang
Standar Pelayanan Minimal RSU Menteng Mitra Afia
PROSEDUR 1. Perhatikan kondisi brancard terutama roda, rem dalam kondisi baik.
2. Pastikan posisi pasien sudah baik dan benar, pasang pagar pengaman dan
kunci.
3. Untuk pasien sesak napas dipasang oksigen portable dan diposisikan semi
fowler.
4. Selama pemindahan dan mobilisasi pasien dengan brancard dan rostole
perhatikan keselamatan pasien.

Fungsi brancard dan kursi roda :


1. Untuk mengantar pasien dari ambulance / mobil pengantar pasien ke dalam IGD
begitu juga sebaliknya.
2. Dari IGD ke RO dan fisioterapi.
3. Dari IGD ke ruangan perawatan.
UNIT TERKAIT  Instalasi Gawat Darurat
 Bidang Pelayanan Medis / Bidang Keperawatan

8
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
7
PENJELASAN PASIEN PULANG

No.Dokumen No. Revisi : Halaman :


061/IGD/SPO/XII/2021 00 1/1
Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 10/12/2021
(SPO) Dr. Ambun Suri, MARS
Direktur Utama
PENGERTIAN Penjelasan dan memberikan keterangan kepada pasien dan keluarga.
TUJUAN Sebagai acuan bagi staf IGD dalam pemberian penjelasan kepada pasien atau
keluarga yang pulang.
KEBIJAKAN Peraturan direktur RSU MMA No: 054/SK/DIRUT/RSUMMA/I/2019 tentang
Standar Pelayanan Minimal RSU Menteng Mitra Afia
PROSEDUR 1. Dokter atau perawat menjelaskan pada pasien dan keluarga, pasien boleh
pulang.
2. Berikan penjelasan mengenai keadaan penyakit cara perawatan di rumah dan
cara minum obat.
3. Berikan penjelasan mengenai hari kontrol ke poliklinik.
4. Berikan penjelasan cara pembayaran dan administrasi.
5. Penjelasan diberikan sampai keluarga mengerti.
UNIT TERKAIT  Instalasi Gawat Darurat
 Bidang Pelayanan Medis / Bidang Keperawatan
 Kasir
 Administrasi
 Apotek

8
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
8
SPO PERMINTAAN DARAH KE PMI

No.Dokumen No. Revisi : Halaman :


062/IGD/SPO/XII/2021 00 1/1
Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 10/12/2021
(SPO) Dr. Ambun Suri, MARS
Direktur Utama
PENGERTIAN Tata cara dalam pemenuhan akan kebutuhan darah pasien IGD.
TUJUAN 1. Untuk memenuhi kebutuhan akan darah.
2. Upaya menyelamatkan pasien.
KEBIJAKAN Peraturan direktur RSU MMA No: 054/SK/DIRUT/RSUMMA/I/2019 tentang
Standar Pelayanan Minimal RSU Menteng Mitra Afia
PROSEDUR 1. Dokter jaga IGD melakukan pemeriksaan darah pasien.
2. Dokter IGD mengisi formulir permintaan darah sesuai dengan kebutuhan pasien.
3. Formulir diberikan ke keluarga pasien untuk diberikan ke bagian laboratorium
dan melengkapi persyaratan permintaan darah di laboratorium.
4. Petugas laboratorium menghubungi PMI dan memenuhi permintaan darah
sesuai dengan apa yang ada di formulir yang sudah dibuat.
UNIT TERKAIT  Instalasi Gawat Darurat
 Bidang Pelayanan Medis / Bidang Keperawatan

8
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
9
RUJUK DAN PINDAH RAWAT

No.Dokumen No. Revisi : Halaman :


063/IGD/SPO/XII/2021 00 1/1
Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 10/12/2021
(SPO) Dr. Ambun Suri, MARS
Direktur Utama
PENGERTIAN Pasien dirujuk adalah pasien yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan atau
fasilitias khusus yang tidak tersedia di RS Menteng Mitra Afia.
Pasien pindah rawat adalah pasien yang dikirim e rumah sakit lain karena
permintaan pasien atau keluarganya atau karena tempat rawat inap di RS Menteng
Mitra Afia penuh.
TUJUAN 1. Mengirim pasien yang dirujuk atau pindah rawat ke rumah sakit lain secara
cepat, cermat dan aman bagi pasien.
2. Menjalin kerjasama yang baik dan efisien dengan rumah sakit yang dituju.
KEBIJAKAN Peraturan direktur RSU MMA No: 054/SK/DIRUT/RSUMMA/I/2019 tentang
Standar Pelayanan Minimal RSU Menteng Mitra Afia
PROSEDUR 1. Pasien yang akan dirujuk / pindah rawat harus dalam keadaan stabil.
2. Atas salah satu atau lebih indikasi tersebut di atas. Dokter IGD yang memeriksa
mengintruksikan untuk merujuk pasien ke RS lain.
3. Dokter menuliskan rekam medik pasien bahwa pasien dirujuk ke RS (nama RS
rujukan) disertai dengan alasan rujuk.
4. Dokter dan atau perawat memberitahu dan menjelaskan ke RS lain beserta
alasan pasien di rujuk.
5. Dokter membuat surat rujukan.
6. Lengkapi persiapan pasien untuk dipindahkan bila perlu ambulance lengkap
dengan peralatan penunjang hidup dan peralatan lainnya. Obat dan bahan yang
diperlukan sesuai kebutuhan kondisi dan kasus pasien.
7. Kalau memungkinkan dokter dan perawat dapat mengubungi dokter atau
perawat RS rujukan melalui telepon, jejaring sosial atau SISRUTE untuk
penyiapan informasi dan untuk mempersiapkan pasien.
8. Pasien gawat (dalam keadaan stabil) harus ditemani dokter atau perawat yang
telah menguasai dan mampu melakukan observasi dan pemantauan
kegawatdaruratan pasien sampai ke RS rujukan.
9. Petugas yang mengantar melakukan serah terima pasien kepada petugas RS
rujukan.
UNIT TERKAIT  Instalasi Gawat Darurat
 Bidang Pelayanan Medis / Bidang Keperawatan

9
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
0
PENANGANAN PASIEN DOA (DEATH ON ARRIVAL)

No.Dokumen No. Revisi : Halaman :


064/IGD/SPO/XII/2021 00 1/1
Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 10/12/2021
(SPO) Dr. Ambun Suri, MARS
Direktur Utama
PENGERTIAN DOA adalah pasien datang ke IGD dalam keadaan meninggal dunia.
TUJUAN Sebagai acuan dalam menangani pasien DOA.
KEBIJAKAN Peraturan direktur RSU MMA No: 054/SK/DIRUT/RSUMMA/I/2019 tentang
Standar Pelayanan Minimal RSU Menteng Mitra Afia
PROSEDUR 1. Dokter/perawat IGD melakukan triase.
2. Dokter memeriksa pasien, memastikan pasien apakah betul-betul sudah
meninggal.
3. Identifikasi pasien mulai jam datang dan keadaan pasien.
4. Dokter memberitahu pengantar pasien bahwa pasien sudah meninggal ketika
datang ke rumah sakit.
5. Dokter mengisi dan menandatangani keterangan pasien yang sudah meninggal
rangkap dua, satu diserahkan ke keluarga pasien satu disimpan untuk
diarsipkan.
6. Setelah pemeriksaan selesai pasien dapat langsung dibawa pulang dibawa
pulang bila tidak ada keluarga langsung dibawa ke kamar mayat.
UNIT TERKAIT  Instalasi Gawat Darurat
 Bidang Pelayanan Medis / Bidang Keperawatan

9
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
1
PEMELIHARAAN RUTIN PERALATAN MEDIS IGD

No.Dokumen No. Revisi : Halaman :


065/IGD/SPO/XII/2021 00 1/1
Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 10/12/2021
(SPO) Dr. Ambun Suri, MARS
Direktur Utama
PENGERTIAN Proses pemeliharaan secara rutin seluruh peralatan medis yang ada di IGD baik
bahan kaca, karet, logam dan plastik.
TUJUAN Agar pemerliharaan peralatan medis di IGD baik dari bahan kaca, karet logam dan
plastic dapat di lakukan secara rutin dan sesuai standar.
KEBIJAKAN Peraturan direktur RSU MMA No: 054/SK/DIRUT/RSUMMA/I/2019 tentang
Standar Pelayanan Minimal RSU Menteng Mitra Afia
PROSEDUR 1. Kepala ruangan IGD menugaskan CS dan dibantu oleh petugas inventaris dan
seluruh perawat untuk membersihkan seluruh alat medis yang kotor setiap hari
pada awal shift dinas.
2. Perawat dengan bantuan CS membersihkan kembali seluruh peralatan medis
yang kotor setiap kali melakukan tindakan.
3. Sebelum dibersihkan di bawah air yang mengalir, alat harus direndam terlebih
dahulu dengan menggunakan larutan desinfektan.
4. Alat medis dari bahan kaca, karet, plastik cukup direndam dalam cairan
desinfektan. Dicuci di bawah air mengalir dan dikeringkan.
5. Alat medis dari bahan logam setelah direndam dicuci di bawah air yang
mengalir, dikeringkan, ditaruh di tempat semula kemudian disterilkan dalam
autoklaf (sterilitator).
6. Setelah alat-alat dibersihkan ditaruh kembali ke tempat semula.
7. Petugas inventaris harus mengecek semua alat medis di IGD setiap hari dalam
kondisi siap pakai.
UNIT TERKAIT Instalasi Gawat Darurat

9
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
2
PEMAKAIAN OBAT, ALAT DAN BAHAN MEDIS HABIS PAKAI
DI INSTALASI GAWAT DARURAT
No.Dokumen No. Revisi : Halaman :
066/IGD/SPO/XII/2021 00 1/1
Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 10/12/2021
(SPO) Dr. Ambun Suri, MARS
Direktur Utama
PENGERTIAN Pemakaian obat, alat dan bahan medis habis pakai adalah suatu pemakaian obat-
obatan, alat, dan bahan medois habis pakai yang tersedia di IGD yang digunakan
untuk menganani pasien.
TUJUAN Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan pada obat, alat dan bahan habis pakai
yang tersedia di IGD.
KEBIJAKAN Peraturan direktur RSU MMA No: 054/SK/DIRUT/RSUMMA/I/2019 tentang
Standar Pelayanan Minimal RSU Menteng Mitra Afia
PROSEDUR 1. Petugas inventaris menyiapkan jenis dan jumlah obat-obatan, alat dan bahan
habis pakai di lemari obat/troli setiap hari sesuai dengan kebutuhan harian.
2. Petugas inventaris menyediakan buku pemakaian obat harian yang dibagi
menjadi 3 shift.
3. Setiap perawat yang menggunakan obat-obatan harus menuliskan nama, tanda
tangan, jumlah dan jenis obat yang digunakan.
4. Penanggung jawab shift harus menuliskan jumlah pemakaian obat-obatan setiap
shift.
5. Penanggung jawab shift harus segera menghubungi petugas inventaris apabila
persediaan obat di troli/lemari habis.
6. Sebagian obat dan alat kesehatan habis pakai diambil di farmasi IGD.
UNIT TERKAIT 1. Instalasi Gawat Darurat
2. Bidan Pelayanan Medis / Bidang Keperawatan
3. Rekam Medis
4. Rawat inap
5. Rawat jalan

9
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
3
PERMINTAAN OBAT, ALAT, DAN BAHAN MEDIS HABIS
PAKAI DI INSTALASI GAWAT DARURAT
No.Dokumen No. Revisi : Halaman :
067/IGD/SPO/XII/2021 00 1/1
Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 10/12/2021
(SPO) Dr. Ambun Suri, MARS
Direktur Utama
PENGERTIAN Permintaan obat, alat dan bahan medis habis pakai adalah suatu proses pemenuhan
kebutuhan obat-obatan, alat, dan bahan habis pakai untuk menangani pasien yang
datang ke IGD baik dalam kondisi gawat darurat maupun tidak gawat darurat.
TUJUAN Guna menunjang pemberian pelayanan secara tepat dan cepat.
KEBIJAKAN Peraturan direktur RSU MMA No: 054/SK/DIRUT/RSUMMA/I/2019 tentang
Standar Pelayanan Minimal RSU Menteng Mitra Afia
PROSEDUR 1. Petugas inventaris mendata jumlah dan sisa obat-obatan, alat dan bahan habis
pakai di IGD setiap minggu.
2. Petugas inventaris mengisi blanko permintaan obat dan alat medis habis pakai ke
instalasi farmasi menggunakan buku permintaan (amprahan) seminggu sekali.
3. Banyaknya permitaan obat, alat, dan bahan medis habis pakai berdasarkan
jumlah pemakaian rata-rata dalam seminggu ditambah 25% dari jumlah
pemakaian sebagai cadangan/stok.
4. Petugas farmasi mengecek ketersediaan obat dan alat medis habis pakai di
gudang farmasi.
5. Petugas gudang farmasi mengecek ketersediaan obat dan alat medis habis pakai
sesuai dengan permitnaan IGD.
6. Petugas inventaris melakukan pengecekan terhadap obat dan alat/bahan medis
habis pakai yang sudah disiapkan instalasi farmasi.
7. Jika persediaan obat, alat dan bahan habis pakai di farmasi terbatas/tidak ada
maka jumlah akan dikurangi.
8. Petugas inventasi dan farmasi sama-sama menandatangani buku permintaan
obat amprahan.
9. Sebagian obat dan alat kesehatan habis pakai disediakan di troli emergency IGD.
UNIT TERKAIT 1. Instalasi Gawat Darurat
2. Bidan Pelayanan Medis / Bidang Keperawatan
3. Rekam Medis
4. Pendaftaran
5. Kasir
6. Apotik
9
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
4
PROSEDUR TRANFUSI DARAH

No.Dokumen No.Revisi Halaman


068/IGD/SPO/II/2019 00 1/2
STANDAR Direktur
PROSEDUR RSU Menteng Mitra Afia
Tanggal Terbit
OPERASIONAL
10/2/2019

dr. Barlian Rahmat P.S., Sp.OG


Proses yang dilakukan dari permintaan darah sampai mendapatkan
PENGERTIAN
darah untuk tranfusi.
Untuk memberikan petunjuk kepada petugas laboratorium maupun
TUJUAN petugas lainnya dalam proses tranfusi darah.
Direktur Utama RSU Menteng Mitra Afia Nomor :
KEBIJAKAN
002/LAB/SK/II/2019 tentang Pelayanan laboratorium

9
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
5
1. Dokter mengisi form permintaan tranfusi darah dan diberikan
kepada petugas laboratorium.
2. Petugas laboratorium mengambil sampel darah pasien yang akan
ditranfusi.
3. Sampel darah harus diberi nama sesuai yang tercantum dalam
form permintaan tranfusi darah.
4. Petugas laboratorium memberikan sampel dan form permintaan
tranfusi darah kepada petugas kurir RSU Menteng Minta Afia.
Form permintaan tranfusi darah harus di stempel Rumah Sakit.
5. Petugas kurir mengantar form permintaan tranfusi darah dan
sampel darah dalam box yang telah berisi es ke UTDD PMI DKI
Jakarta.
PROSEDUR 6. Petugas kurir mengambil darah tranfusi dari UTDD PMI DKI
Jakarta dengan membawa bukti pengambilan dari UTDD PMI
DKI Jakarta setelah 2 jam.
7. Darah tranfusi yang telah diterima petugas laboratorium diberikan
kepada perawat dengan menggunakan buku ekspedisi. Buku
ekspedisi berisi :
 Nama pasien yang menerima tranfusi darah.
 Nomor Medical Record
 Jenis golongan darah
 Jenis komponen darah dan jumlahnya
 Nomor kantong darah
 Nama petugas yang memberikan darah
 Nama petugas yang menerima darah

UNIT TERKAIT IGD, RAWAT INAP

SIMBOL, TANDA BAHAYA DAN SINGKATAN PENYAKIT


YANG DIGUNAKAN
No.Dokumen No. Revisi : Halaman :
069/IGD/SPO/XII/2021 00 1/1
Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 10/12/2021
(SPO) Dr. Ambun Suri, MARS
Direktur Utama
PENGERTIAN Symbol tanda bahaya dan singkatan penyakit adalah penyelenggaraan penulisan
symbol , tanda bahaya dan singkatan penyakit yang digunakan dalam penulisan
diberkas rekam medis
TUJUAN 1. Menyamakan persepsi tentang simbol, tanda bahaya dan singkatan penyakit
yang biasa digunakan didalam rekam medis
2. Memudahkan komunikasi melalui simbol, tanda bahaya dan singkatan penyakit
antar tenaga kesehatan
3. Mempercepat atau mempersingkat waktu pengisian lembar rekam medis agar

9
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
6
pelayanan dapat segera diutamakan
KEBIJAKAN Peraturan direktur RSU MMA No: 054/SK/DIRUT/RSUMMA/I/2019 tentang
Standar Pelayanan Minimal RSU Menteng Mitra Afia
PROSEDUR Dokter atau tenaga medis memiliki akses untuk menulis rekam medis harus
memahami serta mematuhi daftar symbol yang boleh digunakan sesuai dengan
pedoman relayanan rekam medis
UNIT TERKAIT 1. Instalasi Gawat Darurat
2. Komite Medis
3. Rawat inap
4. Rawat jalan

SKRINING PASIEN DARI LUAR RUMAH SAKIT

No.Dokumen No. Revisi : Halaman :


070/IGD/SPO/XII/2021 00 1/1
Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 10/12/2021
(SPO) Dr. Ambun Suri, MARS
Direktur Utama
PENGERTIAN Identifikasi awal melalui telepon dan SPGDT mengenai pasien yang akan dirujuk ke
RS
TUJUAN Sebagai acuan pelaksanaan skrining rujukan pasien melalui telepon dan SPGDT
KEBIJAKAN Peraturan direktur RSU MMA No: 054/SK/DIRUT/RSUMMA/I/2019 tentang
Standar Pelayanan Minimal RSU Menteng Mitra Afia
PROSEDUR 1. Dokter dan perawat IGD menerima telepon atau pesan SPGDT mengenai pasien
9
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
7
yang akan dirujuk/ dirawat di RS
2. Dokter dan perawat IGD menanyakan identitas dan kondisi pasien: nama pasien,
usia, jenis kelamin, pihak perujuk, keadaan umum, tanda-tanda vitas serta diag-
nosis
3. Dokter dan perawat IGD mengidentifikasi apakan pasien membutuhkan
pelayanan preventif, kuratif, rehabilitative, atau paliatif
4. Berdasarkan hasil skrining tersebut, apakan kebutuhan pasien sesuai dengan
misi dan sumber daya RS dan ketersediaan tempat
UNIT TERKAIT IGD, Poliklinik, Pendaftaran

SKRINING PASIEN DARI DALAM RUMAH SAKIT

No.Dokumen No. Revisi : Halaman :


071/IGD/SPO/XII/2021 00 1/1
Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 10/12/2021
(SPO) Dr. Ambun Suri, MARS
Direktur Utama
PENGERTIAN Identifikasi awal pasien yang datang langsung ke RS dengan membawa surat
rujukan atau pengantar pemerksaan dari luar
TUJUAN Sebagai acuan pelaksanaan skrining pasien di rumah sakit
KEBIJAKAN Peraturan direktur RSU MMA No: 054/SK/DIRUT/RSUMMA/I/2019 tentang
Standar Pelayanan Minimal RSU Menteng Mitra Afia
9
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
8
PROSEDUR 1. Petugas pendaftaran menanyakan surat rujukan atau pengantar diagnostuik
pada pasien
2. Identifikasi pakah pasien membutuhkan pelayanan preventif, paliatif, kuratif, reha-
bilitative atau paliatif
3. Petugas mengarahkan ke unit yang sesuai kebutuhan pasien
4. Bila pasien datang dengan kebutuhan untuk melakukan pemeriksaan dokter
umum atau dokter spesialis , maka petugas mengarahkan ke bagian pendaftaran
rawat jalan untuk dokter spesialia dan IGD untuk dokter umum
5. Bila pasien datang dengan kebutuhan dan pemeriksaan penunjang dengan su-
dah membawa pengantar dari dokter di luar rumah sakit MMA, maka petugas
layanan informasi mengarah ke bagian pemeriksaan penunjang laboratorium
atau radiologi
6. Bila pasien datang dengan keadaan umum yang tidak memungkinkan untuk men-
dapatkan layanan rawat jalan ( membutuhkan layanan Kesehatan emergency ),
maka petugas layanan informasi langsung mengarahkan pasien ke IGD
UNIT TERKAIT IGD, Poliklinik, Pendaftaran, Laboratorium, Radiologi

PELAYANAN IGD PONEK

No.Dokumen No. Revisi : Halaman :


072/IGD/SPO/XII/2021 00 1/1
Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 10/12/2021
(SPO) Dr. Ambun Suri, MARS
Direktur Utama
PENGERTIAN Pelayanan IGD PONEK merupakan alur layanan penerimaan pasien PONEK di IGD
yang mengalami kegawatdaruratan baik maternal dan neonatal.
TUJUAN 1. Meningkatkan mutu layanan RSU MMA
2. Mengurani angka kematian ibu dan bayi

9
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
9
3. Terlaksananya sistem rujukan yang komprehensif
KEBIJAKAN Peraturan direktur RSU MMA No: 054/SK/DIRUT/RSUMMA/I/2019 tentang
Standar Pelayanan Minimal RSU Menteng Mitra Afia
PROSEDUR 1. Petugas IGD PONEK melakukan skrining pasien baru
2. Dilakukan triase, anamnesa dan pemeriksaan fisik oleh dokter IGD dan bidan
PONEK
3. Petugas IGD mengarahkan keluarga pasien untuk mendaftarkan pasien ke loket
pendaftaran
4. Setelah anamnesa dan pemeriksaan fisik kemudian dokter IGD menentukan
apakah pasien tersebut masuk dalam kategori gawat darurat atau tidak gawat
darurat
5. Jika pasien gawat darurat, dokter IGD menangani kegawatdaruratan pasien ke-
mudian melakukan konsultasi kepada DPJP terkait
6. Jika pasien tidak gawat darurat dilakukan tatalaksana sesuai kebutuhan pasien
7. Penatalaksanaan pasien sesuai advis DPJP
UNIT TERKAIT 1. Ruang IGD PONEK
2. Ruang Rawat Inap Kebidanan

PERTOLONGAN KELAHIRAN BAYI DI RUANG PONEK

No.Dokumen No. Revisi : Halaman :


073/IGD/SPO/XII/2021 00 1/2
Ditetapkan,
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 10/12/2021
(SPO) Dr. Ambun Suri, MARS
Direktur Utama
PENGERTIAN Pertolongan yang dilakukan untuk melahirkan bayi secara tepat dan adekuat
TUJUAN 1. Mencegah terjadinya penyulit
2. Mengenali gangguan / komplikasi yang terjadi

1
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN 0
0
KEBIJAKAN Peraturan direktur RSU MMA No: 054/SK/DIRUT/RSUMMA/I/2019 tentang
Standar Pelayanan Minimal RSU Menteng Mitra Afia
PROSEDUR 1. Persiapan pertolongan kelahiran bayi

2. Menghubungi perawat perinatology dengan segera:


a. Jika kepala telah terlihat di vulva 5-6 cm, meletakkan duk bersih di atas perut
ibu untuk mengeringkan bayi
b. Meletakkan kain yang bersih di lipat 1/3 bagian, dibawah bokong ibu
c. Menemukan partus set
d. Memakai partus set

3. Menolong kelahiran bayi:


a. Saat kepala bayi terlihat di vulva 5-6 cm, melindungi perineum dengan satu
tangan yang dilapisi kain tadi, meletakkan tangan yang lain di kepala bayi dan
melakukan tekanan yang lembut dan tidak menghambat pada bayi, mem-
biarkan kepala keluar perlahan-lahan. Menganjurkan ibu untuk meneran per-
lahan- lahan atau bernafas secepat saat kepala lahir. Jika ada meconium
dalam cairan ketuban, segera hisap mulut dan hidung bayi setelah kepala
lahir menggunakan penghisap lendir.
b. Dengan lembut mengusap muka, mult, hidung bayi dengan kain kasa yang
bersih
c. Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai jika hal itu
terjadi, dan kemudian meneruskan segera proses kelahiran bayi
d. Jika tali pusat melilit di leher janin dengan longgar, lepaskan lewat bagian atas
kepala bayi
e. Jika tali pusat melilit leher bayi dengan erat, mengklemnya di dua tempat dan
memotongnya
f. Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan.

4. Lahirnya bahu
Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tempatkan kedua tangan dimasing-
masing sisi muka bayi. Menganjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi berikut-
nya. Dengan lembut menariknya kearah bawah dan kearah luar hingga bahu an-
terior muncul dibawah arkus pubis dan kemudian dengan lembur menarik kearah
atas dan luar untuk melahirkan bahu posterior.

5. Lahirnya badan dan tungkai


Setelah kedua bahu dilahirkan, menelusurkan tangan mulai kepala bayi berada
dibagian bawah kearah perineum, membiarkan bahu dan lengan posterior lahir
ketangan tersebut. Mengendalikan kelahiran siku dan tangan anterior bayi saat
keduanya lahir. Setelah tubuh dan lengan lahir, menelusur tangan yang diatas
(anterior ) dari punggung kearah kaki bayi untuk menyangganya saat punggung
dan kaki lahir. Memegabg kedua mata kaki bayi dan dengan hati-hati membantu
kelahiran kaki.

6. Perawat perinatology melakukan pertolongan pada bayi baru lahir

UNIT TERKAIT 1. Ruangan IGD PONEK

1
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN 0
1
2. Ruang rawat ianp perinatologi

STANDAR OPERASIONAL AMBULANCE


RUMAH SAKIT UMUM MENTENG MITRA AFIA

No.Dokumen No. Revisi : Halaman :


074/IGD/SPO/XII/2021 00 1/2
Ditetapkan,
STANDAR Tanggal Terbit
PROSEDUR 10/12/2021
OPERASIONAL

1
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN 0
2
(SPO) Dr. Ambun Suri, MARS
Direktur Utama
PENGERTIAN Alat transportasi atau pengangkutan pasien untuk mempermudah pelayanan.
TUJUAN Tercapainya ketertiban dan kelancaran pemakaian ambulance.

KEBIJAKAN Peraturan direktur RSU MMA No: 054/SK/DIRUT/RSUMMA/I/2019 tentang


Standar Pelayanan Minimal RSU Menteng Mitra Afia
PROSEDUR 1. Transportasi pasien rujukan
 Pasien yang dirujuk ke Rumah Sakit Iain, bila
dalam harus keadaan didampingi oleh perawat
dimana dia dirawat dan tidak gawat bisa
petugas Iain.
 Perawa pengantar mampu melaksanakan basic
live support (pertolongan hidup dasar).
 Melakukan tindakan sesuai dengan instruksi
dokter pengiriman masal, misalnya :
penggantian cairan, obat-obatan, dll.
 Membawa surat rujukan dan hasil tes
diagnostik.
 Pasien/keIuarga/penanggung jawab
menandatangani blanko permintaan pemakaian
ambulance dan diketahui oleh petugas IGD.
 Pembayaran biaya sewa ambulance dilakukan
dikasir dengan membawa blanko permintaan
pemakaian ambulance oleh
pasien/keIuarga/penanggung jawab.
 Pembayaran sah apabila blanko telah dibubuhi
tanda lunas dari kasir dan disimpan di IGD.
 Untuk penggantian bahan bakar minyak, jasa,
sopir, jasa pengantar sesuai peraturan dirumah
sakit.
 Sopir mencatat pemakaian ambulance pada
buku pemakaian ambulance. (nama,
tanggal,/jam, tujuan, tanda tangan) dan papan
tulis.
 Sopir dan petugas pengantar meneliti
kelengkapan ambulance dan bertanggung
jawab atas keutuhannya.
2. Transportasi pasien pulang
 Ambulance dapat digunakan untuk mengantar
pasien pulang baik dalam keadaan perbaikan
maupun sembuh.
 Bila pasien/keluarga memerlukan petugas
pengantar, petugas berasal dari dimana dia
dirawat.
3. Transportasi jenasah

1
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN 0
3
 Transportasi jenasah menggunakan ambulance
jenasah melalui pintu belakang/kamar mayat.
 Keluarga/penanggung jawab membawa surat
kematian.
4. Transportasi kepentingan dinas
Ambulane dapat digunakan untuk kepentingan
dinas atas perintah direktur.

5. Sopir dan petugas bertanggung jawab atas


keutuhan
ambulance.

UNIT TERKAIT 1. Instalasi IGD


2. Rawat Inap
3. Bagian Umum

1
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN 0
4

Anda mungkin juga menyukai