Anda di halaman 1dari 18

PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO

DINAS KESEHATAN, PENGENDALIAN


PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA
UPT PUSKESMAS MENTIKAN
Jalan Prapanca No. 55 Telpon (0321) 321057 Fax. (0321)
321057
MOJOKERTO

KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS MENTIKAN


NOMOR: 188.4/SK/ 022 /417.502.8/I/2023

TENTANG
INDIKATOR KINERJA UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT PUSKESMAS

KEPALA UPT PUSKESMAS MENTIKAN

Menimbang : a. bahwa puskesmas mendukung pencapaian target


program baik daerah maupun nasional;
b. bahwa penanggungjawab program, petugas
puskesmas serta masyarakat seyogyanya
mengetahui dan mendukung pencapaian target
program;
c. bahwa memperhatikan sebagaimana huruf a dan b
maka perlu ditetapkan kebijakan Indikator Kinerja
Upaya Kesehatan Masyarakat Puskesmas.
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 39 tahun 2016 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan
Pendekatan Keluarga);
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 44 Tahun 2016 tentang Manajemen
Puskesmas;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Nomor 46
Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor Nomor 27 Tahun 2019 tentang Perubahan
kedua atas Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat.

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS MENTIKAN


TENTANG INDIKATOR KINERJA UPAYA
KESEHATAN MASYARAKAT PUSKESMAS.
KESATU : Mencabut pemberlakuan Surat Keputusan Kepala UPT
Puskesmas Mentikan Nomor 188.4/SK/
006/417.302.4/I/2020 tentang Indikator Kinerja Upaya
Kesehatan Masyarakat tanggal 29 Januari 2020.
KEDUA : Indikator Kinerja upaya kesehatan masyarakat
puskesmas mengacu pada indikator prioritas nasional
maupun indikator program dari daerah, baik dari provinsi
maupun pemerintah kota Mojokerto.
KETIGA : Adapun indikator kinerja upaya kesehatan masyarakat
puskesmas adalah sebagaimana tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian tak terpisahkan dari
surat keputusan ini.
KEEMPAT : Monitoring dan evaluasi hasil pencapaian indikator
kinerja upaya kesehatan masyarakat puskesmas
dilakukan setiap bulan saat rapat pralokmin UKM, rapat
minilokakarya juga pada saat pertemuan lintas sektor
dan pertemuan dengan jejaring, kelurahan maupun
kader motivator kesehatan.
KELIMA : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan
dengan ketentuan apabila di kemudian hari terdapat
kekeliruan akan diadakan perubahan/perbaikan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Mojokerto
pada tanggal : 20 Januari 2023
KEPALA UPT PUSKESMAS MENTIKAN

HESTY MUSTIKA DEWI


Pembina
NIP. 19841005 2011 01 2 005
LAMPIRAN : SURAT KEPUTUSAN KEPALA UPT
PUSKESMAS MENTIKAN TENTANG INDIKATOR
UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT
NOMOR : 188.4/SK/022/417.502.8/I/2023
TANGGAL : 20 Januari 2023

Definisi Operasional, Cara Penghitungan dan Target Indikator Kinerja UKM


Pengembangan Puskesmas:
UKM ESSENSIAL
No Indikator UKM Esensial Definisi Operasional Cara Penghitungan Target Th 2023 Sumber Data

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


2.1.UKM Esensial
2.1.1.Pelayanan Promosi Kesehatan
2.1.1.1 Pengkajian PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)
1. Rumah Tangga yang Rumah Tangga (RT) yang dikaji/dilaksanakan survey PHBS Jumlah Rumah Tangga yang dikaji PHBS dibagi 20% Laporan Tahunan
dikaji tatanan RT di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu satu jumlah sasaran Rumah Tangga dikali 100%
tahun. Pelaksanaan pengkajian pada masa pandemi dengan
memperhatikan protokol kesehatan

2. Institusi Pendidikan Institusi Pendidikan (SD/ MI , SLTP / MTs, SLTA/ MA ) yang Jumlah Institusi Pendidikan yang dikaji PHBS dibagi 50% Laporan Tahunan
yang dikaji dikaji/dilaksanakan survey PHBS tatanan Instistusi Pendidikan di jumlah sasaran Institusi Pendidikan dikali 100%
wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu satu tahun

3. Pondok Pesantren Pondok Pesantren yang dikaji/dilaksanakan survey PHBS tatanan Jumlah Pondok Pesantren yang dikaji PHBS dibagi 70% Laporan Tahunan
(Ponpes) yang dikaji Pondok Pesantren di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu jumlah Ponpes dikali 100%
satu tahun. Pelaksanaan pengkajian pada masa pandemi dengan
memperhatikan protokol kesehatan

2.1.1.2.Tatanan Sehat
1. Rumah Tangga Sehat Rumah Tangga (minimal yang dikaji adalah 20% dari Total Jumlah Rumah Tangga yang memenuhi 10 64% Laporan Tahunan
yang memenuhi 10 Rumah Tangga) yang memenuhi 10 indikator PHBS rumah tangga indikator PHBS rumah tangga dibagi jumlah
indikator PHBS (persalinan ditolong oleh nakes, bayi diberi ASI eksklusif, sasaran rumah tangga yang dikaji dikali 100%
menimbang bayi/balita, menggunakan air bersih, mencuci tangan
pakai air bersih dan sabun, menggunakan jamban sehat,
memberantas jentik dirumah, makan buah dan sayur tiap hari,
aktivitas fisik tiap hari, tidak merokok) di wilayah kerja
Puskesmas pada kurun waktu satu tahun.

2. Institusi Pendidikan Institusi Pendidikan (minimal yang dikaji adalah 50% dari institusi Jumlah Institusi Pendidikan yang memenuhi 10 -12 74% Laporan Tahunan
yang memenuhi 7 - 9 pendidikan yang ada ) yang memenuhi 7 -9 indikator PHBS Indikator PHBS Institusi Pendidikan dibagi jumlah
indikator PHBS Institusi Pendidikan (mencuci tangan dengan air yang mengalir & sasaran Institusi Pendidikan yang dikaji dikali
(klasifikasi IV) menggunakan sabun, menggunakan jamban bersih dan sehat, 100%
menggunakan masker dengan benar, menjaga jarak, melakukan
desinfektan ruang belajar, melakukan cek suhu, membawa
peralatan pribadi dan bekal makan sendiri, pengaturan sirkulasi
udara, memberantas jentik, tidak merokok di sekolah, mengukur
BB dan TB tiap 6 (enam) bulan sekali, membuang sampah pada
tempatnya) di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu satu
tahun.

3. Pondok Pesantren yang Pondok Pesantren (minimal yang dikaji adalah 70 % dari Ponpes Jumlah Ponpes yang memenuhi 13 - 15 indikator 50% Laporan Tahunan
memenuhi 13-15 yang ada) yang memenuhi 13 - 15 indikator PHBS Pondok PHBS Ponpes dibagi jumlah Pondok Pesantren
indikator PHBS Pondok Pesantren (kebersihan perorangan, penggunaan air minum dan yang dikaji dikali 100%
Pesantren (Klasifikasi air bersih, kebersihan tempat wudhu, menggunakan kamar mandi Catatan: tidak dihitung sebagai pembagi bila tidak
IV) dan jamban sehat, kebersihan asrama, kebersihan ruang belajar, ada Ponpes
kebersihan halaman, tempat penampungan air dan barang bekas
bebas jentik, mengkonsumsi makanan bergizi seimbang,
pemanfaatan Poskestren dan sarana yankes, tidak merokok,
mengetahui informasi kesehatan prioritas, menjadi peserta dana
sehat, membuang sampah di tempat sampah, kebersihan dapur)
di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu satu tahun.
LAMPIRAN : SURAT KEPUTUSAN KEPALA UPT
PUSKESMAS MENTIKAN TENTANG INDIKATOR
UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT
NOMOR : 188.4/SK/022/417.502.8/I/2023
TANGGAL : 20 Januari 2023

2.1.1.3.Intervensi/ Penyuluhan
1. Kegiatan intervensi Kelompok RT di Posyandu Balita yang telah diintervensi minimal Jumlah kegiatan penyuluhan kelompok /bentuk 100% Laporan Tribulanan
pada Kelompok Rumah 4 kali per Posyandu terkait 10 indikator PHBS bisa dengan intervensi lain terkait 10 indikator PHBS pada
Tangga penyuluhan kelompok langsung atau memberikan informasi rumah tangga melalui Posyandu Balita yang ada di
kesehatan melalui WA grub dan atau bentuk intervensi lain wilayah Puskesmas selama 1 tahun dibagi (4 kali
(dengan metode apapun) oleh petugas Puskemas di wilayah kerja jumlah posyandu Balita yang ada di wilayah kerja
Puskesmas pada kurun waktu satu tahun puskesmas) dikali 100 %

2. Kegiatan intervensi Institusi Pendidikan (SD / MI ; SLTP / MTs, SLTA/MA ) yang telah Jumlah kegiatan penyuluhan/bentuk intervensi lain 100% Laporan Semesteran
pada Institusi diintervensi minimal 2 kali per institusi pendidikan baik dengan pada institusi pendidikan yang dikaji PHBS selama 1
Pendidikan penyuluhan dan atau bentuk intervensi lainnya (dengan metode tahun dibagi (2 kali jumlah institusi pendidikan
apapun) oleh petugas Puskesmas di wilayah kerja Puskesmas yang dikaji PHBS) dikali 100 %
pada kurun waktu satu tahun

3. Kegiatan intervensi Pondok Pesantren yang telah diintervensi minimal 2 kali tiap Jumlah kegiatan penyuluhan/bentuk intervensi lain 100% Laporan Semesteran
pada Pondok Pesantren ponpes baik dengan penyuluhan kelompok langsung atau pada pondok pesantren yang dikaji PHBS selama 1
memberikan informasi kesehatan melalui WA grub dan atau tahun dibagi (2 kali jumlah pondok pesantren yang
bentuk intervensi lainnya ( dengan metode apapun ) oleh petugas dikaji PHBS) dikali 100 %
Puskesmas di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu satu
tahun

2.1.1.4.Pengembangan UKBM
1. Posyandu Balita PURI Posyandu Balita yang berstrata Purnama dan Mandiri di wilayah Jumlah Posyandu Balita Purnama dan Mandiri 76% Laporan Tahunan
(Purnama Mandiri) kerja Puskesmas dalam waktu 1 tahun dibagi jumlah Posyandu Balita dikali 100%

2. Poskesdes/ Poskeskel Poskesdes/Poskeskel yang berstrata Madya, Purnama dan Mandiri Jumlah Poskesdes/Poskeskel yang berstrata Madya, 78% Laporan Tahunan
Aktif di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu satu tahun Purnama dan Mandiri dibagi jumlah
Poskesdes/Poskeskel yang ada dikali 100%

2.1.1.5 Pengembangan Desa/Kelurahan Siaga Aktif


1. Desa/Kelurahan Siaga Desa/Kelurahan Siaga Aktif dengan Strata Pratama, Madya, Jumlah Desa/Kelurahan Siaga Aktif dengan Strata 98.3% Laporan Tahunan
Aktif Purnama dan Mandiri di wilayah kerja Puskesmas pada kurun Pratama, Madya, Purnama dan Mandiri dibagi
waktu satu tahun jumlah total desa dikali 100%

2. Desa/Kelurahan Siaga Desa/Kelurahan Siaga Aktif dengan Strata Purnama dan Mandiri di Jumlah Desa/Kelurahan Siaga Aktif Purnama dan 17.5% Laporan Tahunan
Aktif PURI (Purnama wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun Mandiri dibagi jumlah total Desa Siaga dikali 100%
Mandiri )
3. Pembinaan Pembinaan Desa/Kelurahan Siaga oleh petugas Puskesmas Jumlah Desa/Kelurahan Siaga yang dibina 2 kali 100% Laporan Semesteran
Desa/Kelurahan Siaga minimal 2 (dua) kali dalam satu tahun di wilayah kerja Puskesmas per tahun dibagi jumlah total desa/Kelurahan Siaga
Aktif dikali 100 %
2.1.1.6. Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
1. Promosi kesehatan Puskesmas dan jaringannya (Puskesmas, Pustu, Ponkesdes) Jumlah Puskesmas dan jaringannya yang 100% Laporan Bulanan
untuk program prioritas memberikan promosi kesehatan program prioritas (Penurunan melakukan promosi kesehatan program prioritas
di dalam gedung AKI & AKB, Stunting, Covid, HIV/AIDS, TB, Kusta, Napza, minimal sebanyak 12 (dua belas) kali dalam kurun
Puskesmas dan Diabetes Melitus, Hipertensi, Gangguan Jiwa , Imunisasi, Germas waktu satu tahun kepada masyarakat yang datang
jaringannya (sasaran dan Posyandu ) kepada masyarakat yang datang ke Puskesmas ke Puskesmas dan jaringannya dibagi jumlah
masyarakat) dan jaringannya minimal 12 (dua belas) kali dalam satu tahun Puskesmas dan jaringannya di satu wilayah kerja
dalam kurun waktu satu tahun yang sama dikali
100 %
2 Pengukuran dan Pengukuran dan pembinaan tingkat perkembangan UKBM adalah Jenis UKBM yang diukur dan dibina tingkat 100% Profil Promkes
Pembinaan Tingkat penentuan strata UKBM yang terdiri dari strata Pratama, Madya, perkembangannya dibagi jenis UKBM yang ada di
Perkembangan UKBM Purnama & Mandiri serta pembinaan tingkat perkembangannya satu wilayah kerja dalam kurun waktu satu tahun
agar meningkat stratanya. UKBM yang diukur dan dibina tingkat dikali 100 %
perkembangannya adalah Posyandu Balita, Poskesdes, Pos
Kesehatan Pesantren, Saka Bhakti Husada, yang ada di wilayah
kerja Puskesmas, oleh petugas Puskesmas selama 1 (satu) tahun.
Skor strata berdasarkan Buku Pedoman Pengukuran Tingkat
Perkembangan UKBM yaitu Posyandu Balita ( Pratama : <60;
Madya : 64-74; Purnama :75-94; Mandiri : 95 -100 ); Poskesdes
dan Poskestren (Pratama : <50; Madya : 50 - 69;Purnama:70-
89;Mandiri : 90 - 100); SBH ( Pratama : < 30; Madya : 30 - 49:
Purnama: 50 - 69; Mandiri : 70 -100). Penentuan cakupan dilihat
berdasarkan jenis UKBM yang ada di wilayah kerja Puskesmas.

2.1.2. Pelayanan Kesehatan Lingkungan


2.1.2.1.Penyehatan Air
1. Inspeksi Kesehatan Monitoring/ Inspeksi Kesehatan Lingkungan /IKL terhadap Sarana Jumlah SAB / SAM yang di IKL dibagi jumlah SAB / 50% Laporan Bulanan
Lingkungan Sarana Air Air Bersih (SAB) / Sarana Air Minum (SAM),yaitu yang meliputi : SAM yang ada dikali 100 %
Bersih (SAB) / Sarana Air - jaringan perpipaan, (PDAM, Hippam / BPSPAM),
Minum (SAM) - Bukan Jaringan Perpipaan Komunal (sumur pompa tangan,
sumur bor dengan pompa, sumur gali terlindung, sumur
gali dengan pompa),
- Perlindungan Mata Air (PMA),
- Penampungan Air Hujan (PAH)
yang disebut sebagai sistim penyediaan air bersih/Minum (SPAM)
di wilayah kerja Puskesmas selama kurun waktu tertentu.

2. Sarana Air Bersih Sarana Air Bersih (SAB)/Sarana Air Minum (SAM) dimana hasil Jumlah SAB/SAM yang di IKL dan memenuhi syarat 90% Laporan Bulanan
(SAB)/Sarana Air Minum Inspeksi Kesehatan Lingkungan (IKL) secara teknis sudah kesehatan dibagi jumlah SAB/SAM yang di IKL
(SAM) yang memenuhi memenuhi syarat kesehatan (kategori resiko rendah dan sedang), dikali 100 %
syarat kesehatan sehingga aman untuk dipakai kebutuhan sehari-hari (termasuk
untuk kebutuhan makan dan minum) di wilayah kerja Puskesmas
pada kurun waktu tertentu

3. Sarana Air Bersih Sarana Air Bersih (SAB)/Sarana Air Minum (SAM) yang beresiko Jumlah SAB/SAM yang di uji kualitas airnya dibagi 72% Laporan Bulanan
(SAB)/Sarana Air Minum rendah dan sedang di uji kualitas airnya di wilayah kerja jumlah SAB/SAM resiko rendah dan sedang dikali
(SAM) yang diperiksa Puskesmas selama kurun waktu tertentu 100%
kualitas airnya
LAMPIRAN : SURAT KEPUTUSAN KEPALA UPT
PUSKESMAS MENTIKAN TENTANG INDIKATOR
UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT
NOMOR : 188.4/SK/022/417.502.8/I/2023
TANGGAL : 20 Januari 2023

2.1.2.2.Penyehatan Makanan dan Minuman


1. Pembinaan Tempat Monitoring/ Inspeksi Kesehatan Lingkungan (IKL) Tempat Jumlah TPM yang di IKL dibagi jumlah TPM yang 68% Laporan Tribulan
Pengelolaan Makanan (TPM) Pengelolaan Makanan (TPM) dengan sasaran: ada dikali 100 %
1. Jasa Boga / Katering (Gol A, B, dan C)
2. Restoran
3. DAM (Depot Air Minum)
4. TPP Tertentu
5. Rumah Makan (Gol A1 dan A2)
6. Penyediaan Makanan Keliling Tempat Tidak Tetap (Gerai
Pangan Jajanan Keliling Gol A1, A2, dan B)
7. Restoran dan Penyediaan Makanan Keliling Lainnya (Sentra
Pangan Jajanan/Kantin, Gerai Pangan Jajanan, dan Dapur Gerai
Pangan Jajanan)
2. TPM yang memenuhi syarat TPM yang dari segi fisik (sanitasi) , penjamah, kualitas makanan Jumlah TPM yang memenuhi syarat kesehatan 55% Laporan Tribulan
kesehatan memenuhi syarat tidak berpotensi menimbulkan kontaminasi atau dibagi jumlah TPM yang dibina dikali 100 %
dampak negatif kesehatan, lebih valid apabila disertai dengan
bukti hasil Inspeksi sanitasi dan sertifikat laik hygiene sanitasi
selama di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu

2.1.2.3.Pembinaan Tempat-Tempat Umum ( TTU )


1. Pembinaan sarana TTU Inspeksi kesehatan lingkungan dan pembinaan yang meliputi Jumlah TTU Prioritas yang dibina dibagi jumlah 80% Laporan Tribulan
Prioritas rekomendasi teknis dll terhadap penanggung jawab dan petugas. TTU Prioritas yang terdaftar dikali 100 %
TTU Prioritas (Puskesmas, SD, SLTP) di wilayah kerja Puskesmas
pada kurun waktu tertentu.

2. TTU Prioritas yang TTU prioritas yang memenuhi syarat kesehatan sesuai dengan Jumlah TTU Prioritas yang memenuhi syarat 35% Laporan Tribulan
memenuhi syarat kesehatan pedoman yang ada, dimana secara teknis cukup aman untuk kesehatan dibagi jumlah TTU Prioritas yang
dipergunakan dan tidak memiliki resiko negatif terhadap terdaftar dikali 100 %
pengguna, petugas dan lingkungan sekitar di wilayah kerja
Puskesmas pada kurun waktu tertentu
2.1.2.4.Yankesling (Klinik Sanitasi)
1. Konseling Sanitasi Pelayanan berupa Konseling Sanitasi yang diberikan kepada Jumlah pasien PBL yang dikonseling dibagi dengan 10% Laporan Bulanan
pasien/penderita Penyakit yang Berbasis Lingkungan (PBL), yaitu jumlah Pasien PBL di wilayah Puskesmas dikali 100 Puskesmas (LB1),
ISPA, TBC, DBD, Malaria, Chikungunya, Flu burung, Filariasis, % laporan/jumlah pasien
Diare, Kecacingan, Kulit, keracunan makanan dan peptisida di jumlah
wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu .

2. Inspeksi Sanitasi PBL Inspeksi Sanitasi/Inspeksi Kesehatan Lingkungan terhadap sarana Jumlah IS sarana pasien PBL yang dikonseling 20% Laporan Bulanan
pasien PBL yang telah dikonseling dibagi dengan jumlah pasien yang dikonseling Puskesmas
dikali 100%
3. Intervensi terhadap pasien Pasien PBL menindaklanjuti hasil inspeksi Jumlah pasien PBL yang menindaklanjuti hasil 40% Laporan Bulanan
PBL yang di IS inspeksi dibagi jumlah pasien PBL yang di IS dikali Puskesmas
100%
2.1.2.5. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat ( STBM ) = Pemberdayaan Masyarakat
1. Desa/kelurahan yang Stop Desa/Kelurahan yang masyarakatnya sudah tidak ada yang Jumlah Desa/Kelurahan yang sudah Stop Buang Air 90% Laporan Bulanan STBM
Buang Air Besar berperilaku buang air besar di sembarangan tempat tetapi sudah Besar Sembarangan (SBS) dibagi jumlah
Sembarangan (SBS) buang air besar di tempat yang terpusat/jamban sehat pada kurun desa/kelurahan yang ada dikali 100 %
waktu tertentu.

2. Desa/ Kelurahan Desa/Kelurahan yang : Jumlah Desa/Kelurahan implementasi STBM 5 Pilar 30% Laporan Bulanan STBM
Implementasi STBM 5 Pilar 1. Minimal ada intervensi pemicuan 5 Pilar STBM; dibagi jumlah desa/kelurahan yang ada dikali 100%
2. Ada Natural Leader terlatih 5 Pilar STBM;
3. Ada rencana aksi kegiatan menuju 5 Pilar STBM.

3. Desa/ Kelurahan ber STBM 5 Desa/Kelurahan yang masyarakatnya : Jumlah Desa/ Kelurahan STBM 5 Pilar dibagi jumlah 15% Laporan Bulanan STBM
Pilar 1. Pilar pertama/ Stop BABS 100%; Desa/ Kelurahan yang ada dikali 100 %
2. Keempat pilar lainnya (cuci tangan pakai sabun, Mengelola air
minum dan makanan yang aman, Mengelola sampah dengan
benar, Mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman) telah
mencapai 50% dari total KK.
dan dibuktikan dengan Berita Acara Verifikasi

2.1.3 Pelayanan Kesehatan Keluarga


2.1.3.1.Kesehatan Ibu
1. Kunjungan Pertama Ibu Adalah Kontak pertama ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang Jumlah Ibu hamil yang mendapatkan pelayanan 100% Laporan PWS KIA
Hamil (K1) mempunyai kompetensi, untuk mendapatkan pelayanan terpadu ANC sesuai standar (K1) dibagi sasaran ibu hamil
dan komprehensif sesuai standar dikali 100%

2 Pelayanan Persalinan oleh Adalah Ibu bersalin yang mendapatkan pelayanan persalinan Jumlah persalinan oleh tenaga kesehatan yang 100% Laporan PWS-KIA
tenaga kesehatan di fasilitas sesuai standar di fasilitas pelayanan kesehatan kompeten di fasilitas pelayanan kesehatan dibagi
kesehatan (Pf) -SPM jumlah sasaran ibu bersalin dikali 100%

3 Pelayanan Nifas oleh tenaga Adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu mulai 6 jam Jumlah ibu nifas yang memperoleh 4 kali pelayanan 92% Laporan PWS-KIA
kesehatan (KF) sampai 42 hari pasca bersalin oleh tenaga kesehatan, dengan nifas sesuai standar dibagi sasaran ibu bersalin
distribusi waktu; 1 kali pada 6 - 48 jam, 1 kali pada 3 - 7 hari, 1 dikali 100%
kali pada 8 - 28 hari dan 1 kali pada 29 - 42 hari

4 Penanganan komplikasi Adalah penanganan komplikasi kebidanan, penyakit menular Jumlah ibu hamil,bersalin dan nifas dengan 80% Laporan PWS-KIA
kebidanan (PK) maupun tidak menular serta masalah gizi yang terjadi pada waktu komplikasi kebidanan yang mendapatkan
hamil, bersalin dan nifas oleh tenaga kesehatan yang mempunyai penanganan definitif (sampai selesai) dibagi 20%
kompetensiabortus, antara lain: perdarahan, Pre eklamsi/ eklamsi, sasaran ibu hamil dikali 100%
persalinan macet, infeksi, abortus, malaria, HIV/AIDS, Sifilis,
Hepatitis, TB, hipertensi, diabetes melitus, anemia gizi besi dan
Kurang Energi Kronis (KEK)
5 Ibu hamil yang diperiksa HIV Adalah Ibu hamil diperiksa Human Imuno Deficiency Virus (HIV) Jumlah ibu hamil yang diperiksa HIV dibagi ibu 95% LAPORAN LB3KIA
hamil K1 dikali 100 %
LAMPIRAN : SURAT KEPUTUSAN KEPALA UPT
PUSKESMAS MENTIKAN TENTANG INDIKATOR
UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT
NOMOR : 188.4/SK/022/417.502.8/I/2023
TANGGAL : 20 Januari 2023

2.1.3.2. Kesehatan Bayi


1. Pelayanan Kesehatan Neonatus yang mendapatkan pelayanan sesuai standar pada 6 Jumlah neonatus yang mendapat pelayanan sesuai 100% Laporan PWS-KIA
Neonatus pertama (KN1) (enam) sd 48 (empat puluh delapan) jam setelah lahir. Pelayanan standar pada 6-48 jam setelah lahir di bagi sasaran
yang diberikan meliputi: Inisiasi Menyusu Dini (IMD), salep mata, lahir hidup dikali 100%
perawatan tali pusat, injeksi vitamin K1, imunisasi Hepatitis B
(HB0) dan pemeriksaan menggunakan Form Manajemen Terpadu
Bayi Muda (MTBM)

2. Pelayanan Kesehatan Neonatus umur 0-28 hari yang memperoleh pelayanan kesehatan Jumlah neonatus umur 0-28 hari yang memperoleh 100% Laporan PWS KIA
Neonatus 0 - 28 hari (KN sesuai standar paling sedikit 3 (tiga) kali dengan distribusi waktu minimal 3 kali pelayanan sesuai standar dibagi
lengkap) -SPM : sasaran lahir hidup dikali 100%
1 (satu) kali pada 6 – 48 jam setelah lahir;
1 (satu) kali pada hari ke 3 – 7;
1 (satu) kali pada hari ke 8 – 28

3. Penanganan komplikasi Neonatus dengan komplikasi yang mendapat penanganan sesuai Jumlah neonatus dengan komplikasi yang 80% Laporan PWS-KIA
neonatus standar oleh tenaga kesehatan kompeten pada tingkat pelayanan mendapat penanganan sesuai standar dibagi 15%
dasar dan rujukan tertentu.Neonatal dengan komplikasi adalah sasaran lahir hidup kali 100%
neonatus dengan penyakit dan kelainan yang dapat menyebabkan
kesakitan, kecacatan dan/kematian, dan neonatus dengan
komplikasi meliputi trauma lahir, asfiksia, ikterus,
hipotermi,Tetanus Neonatorum, sepsis, Bayi Berat Badan Lahir
(BBLR) kurang dari 2500 gr, kelainan kongenital, sindrom
gangguan pernafasan maupun termasuk klasifikasi kuning dan
merah pada MTBM .
4. Pelayanan kesehatan bayi 29 Bayi yang mendapatkan pelayanan paripurna sesuai standar Jumlah bayi usia 29 hari- 11 bulan yang telah 92% PWS-KIA
hari - 11 bulan minimal 4 (empat) kali yaitu 1 (satu) kali pada umur 29 hari – 2 memperoleh 4 kali pelayanan kesehatan sesuai
bulan; 1 (satu) kali pada umur 3-5 bulan, 1 (satu) kali pada umur standar dibagi sasaran bayi dikali 100%
6-8 bulan dan 1( satu) kali pada umur 9-11 bulan sesuai standar
dan telah lulus KN lengkap pada kurun waktu tertentu. Pelayanan
kesehatan tersebut meliputi , pemberian Vitamin A 1 (satu) kali,
imunisasi dasar lengkap, SDIDTK 4 kali bila sakit di MTBS.

2.1.3.3. Kesehatan Anak Balita dan Anak Prasekolah


1 Pelayanan kesehatan balita Pelayanan kesehatan balita berusia 0-59 bulan sesuai standar Jumlah Balita usia 12-23 bulan yang mendapat 100% Laporan PWS-KIA
(0 - 59 bulan) meliputi pelayanan kesehatan balita sehat dan balita sakit Pelayanan Kesehatan sesuai Standar 1 + Jumlah
1. Pelayanan kesehatan balita usia 0-11 bulan sehat meliputi: Balita usia 24-35 bulan mendapatkan
a). Penimbangan minimal 8 kali setahun pelayanan kesehatan sesuai standar 2 + Balita usia
b).pengukuran panjang/tinggi badan minimal 2 kali/tahun. 36-59 bulan mendapakan pelayanan sesuai standar
c). Pemantauan perkembangan minimal 2 kali/tahun. 3 sesuai standar dalam kurun waktu satu tahun
d).Pemberian kapsul vitamin A pada fusia 6-11 bulan 1 kali dibagi Jumlah balita usia 12 –59 bulanpada kurun
setahun. waktu satu tahun yang sama dikali 100%
e) Pemberian imunisasi dasar lengkap.
Pelayanan kesehatan Balita usia 12-23 bulan:
(1) Penimbangan minimal 8 kali setahun (minimal 4 kali dalam
kurun waktu 6 bulan).
(2) Pengukuran panjang/tinggi badan minimal 2 kali/tahun (3)
Pemantauan perkembangan minimal 2 kali/tahun (4).Pemberian
kapsul vitamin A sebanyak 2 kali setahun.
(5) Pemberian Imunisasi Lanjutan.
Pelayanan kesehatan Balita usia 24-59 bulan:
(1) Penimbangan minimal 8 kali setahun (minimal 4 kali dalam
kurun waktu 6 bulan).
(2) Pengukuran panjang/tinggi badan minimal 2 kali/tahun.
(3) Pemantauan perkembangan minimal 2 kali/ tahun.
(4) Pemberian kapsul vitamin A sebanyak 2 kali setahun.
d) Pemantauan perkembangan balita.
e) Pemberian kapsul vitamin A.
2 Pelayanan kesehatan Anak Anak pra sekolah umur 60-72 bulan yang memperoleh Jumlah anak umur 60-72 bulan yang memperoleh 84% Laporan PWS-KIA
pra sekolah (60 - 72 bulan) pelayanan sesuai standar meliputi pemantauan pertumbuhan pelayanan kesehatan sesuai standar dibagi sasaran
minimal 8 (delapan) kali dalam 1 (satu) tahun; pemantauan anak prasekolah dikali 100%
perkembangan minimal 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun pada
kurun waktu tertentu.

2.1.3.4. Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja


1. Sekolah setingkat Sekolah setingkat SD/MI/SDLB yang mendapatkan pemeriksaan Jumlah sekolah setingkat SD/ MI/ SDLB yang 100% Laporan Penjaringan
SD/MI/SDLB yang penjaringan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun melaksanakan pemeriksaan penjaringan kesehatan Kesehatan
melaksanakan pemeriksaan waktu satu tahun ajaran pendidikan (contoh: data PKP 2020 di wilayah kerja tertentu dalam kurun waktu satu
penjaringan kesehatan menggunakan data Juli 2019 sd Juni 2020) tahun ajaran pendidikan dibagi jumlah seluruh
sekolah setingkat SD/MI/ SDLB di wilayah kerja
tertentu dalam kurun waktu satu tahun ajaran
pendidikan yang sama dikali 100%
2. Sekolah setingkat Sekolah setingkat SMP/MTs/SMPLB yang mendapatkan Jumlah sekolah setingkat SMP/ MTs/ SMPLB yang 100% Laporan Penjaringan
SMP/MTs/SMPLB yang pemeriksaan penjaringan kesehatan di wilayah kerja tertentu melaksanakan pemeriksaan penjaringan kesehatan Kesehatan
melaksanakan pemeriksaan dalam kurun waktu satu tahun ajaran pendidikan di wilayah kerja tertentu dalam kurun waktu satu
penjaringan kesehatan tahun ajaran pendidikan dibagi jumlah seluruh
sekolah setingkat SD/MI/ SDLB di wilayah kerja
tertentu dalam kurun waktu satu tahun ajaran
pendidikan yang sama dikali 100%

3. Sekolah setingkat Sekolah setingkat SMA/MA/SMK/SMALB yang mendapatkan Jumlah sekolah setingkat SMA/ MA/SMK/SMALB 100% Laporan
SMA/MA/SMK/SMALB yang pemeriksaan penjaringan kesehatan di wilayah kerja tertentu yang melaksanakan pemeriksaan penjaringan skrining/penjaringan
melaksanakan pemeriksaan dalam kurun waktu satu tahun ajaran pendidikan kesehatan di wilayah kerja tertentu dalam kurun kesehatan
penjaringan kesehatan waktu tahun ajaran pendidikan dibagi jumlah
seluruh sekolah setingkat SMA/MA/SMK/ SMALB di
wilayah kerja tertentu dalam kurun waktu satu
tahun ajaran pendidikan yang sama dikali 100%

4. Pelayanan Kesehatan pada Murid kelas 1 sampai dengan kelas 9 (SD/MI dan SMP/MTs) dan Jumlah murid kelas 1 sampai dengan kelas 9 100% Laporan
Usia Pendidikan Dasar kelas usia 7 -15 tahun diluar sekolah (pondok pesantren, panti/LKSA, (SD/MI dan SMP/MTs) dan usia 7 -15 tahun diluar skrining/penjaringan
1 sampai dengan kelas 9 dan lapas/LPKA dan lainnya) yang mendapatkan pelayanan kesehatan sekolah (pondok pesantren, panti/LKSA, lapas/LPKA kesehatan (dalam dan luar
diluar satuan pendidikan sesuai standar di wilayah kerja tertentu dalam kurun waktu satu dan lainnya) yang mendapat pelayanan kesehatan sekolah)
dasar tahun ajaran pendidikan. Pelayanan kesehatan sesuai standar sesuai standar di wilayah kerja tertentu dalam
meliputi : skrining kesehatan (penilaian status gizi, penilaian tanda kurun waktu satu tahun ajaran pendidikan dibagi
vital, penilaiankesehatan gigi dan mulut dan penilaian ketajaman jumlah semua murid kelas 1 sampai dengan kelas 9
indera) dan tindak lanjut hasil skrining kesehatan (SD/MI dan SMP/MTs) dan usia 7 -15 tahun diluar
(Standar Pelayanan Minimal ke 5) sekolah (pondok pesantren, panti/LKSA, lapas/LPKA
dan lainnya) di wilayah kerja tertentu dalam kurun
waktu satu tahun ajaran pendidikan yang sama
dikali 100%
5. Pelayanan kesehatan remaja Remaja usia 10 – 18 tahun yang mendapatkan pelayanan Jumlah remaja usia 10 - 18 tahun yang mendapat 100% Laporan pelayanan
kesehatan remaja berupa skrining kesehatan sesuai standar, pelayanan kesehatan remaja berupa skrining kesehatan remaja, Laporan
Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) , konseling dan kesehatan sesuai standar, KIE, konseling dan skrining/penjaringan
pelayanan medis di wilayah kerja tertentu dalam kurun waktu pelayanan medis di wilayah kerja tertentu dalam kesehatan.
satu tahun . kurun waktu satu tahun dibagi jumlah semua
Skrining kesehatan sesuai standar meliputi : remaja usia 10 - 18 tahun di wilayah kerja tertentu
a. pengukuran tinggi badan, berat badan dan lingkar perut, dalam kurun waktu tahun yang sama dikali 100%
b. pengukuran tekanan darah,
c. anamnesis perilaku berisiko.
LAMPIRAN : SURAT KEPUTUSAN KEPALA UPT
PUSKESMAS MENTIKAN TENTANG INDIKATOR
UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT
NOMOR : 188.4/SK/022/417.502.8/I/2023
TANGGAL : 20 Januari 2023

2.1.3.5 Pelayanan Kesehatan Lansia


1. Pelayanan Kesehatan pada Setiap warga negara usia 60 tahun atau lebih yang Jumlah warga negara berusia 60 tahun atau lebih 100% Laporan Pelayanan
Usia Lanjut (usia ≥ 60 tahun mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar minimal 1 kali yang mendapat skrining kesehatan sesuai standar Kesehatan Usia Lanjut
) (Standar pada kurun waktu satu tahun. minimal 1 (satu) kali di suatu wilayah kerja dalam
Pelayanan Minimal ke 7) Skrining meliputi : kurun waktu satu tahun di bagi jumlah semua
1. Pengukuran tinggi badan, berat badan dan lingkar perut warga negara berusia 60 tahun atau lebih di suatu
2. Pengukuran tekanan darah wilayah kerja dalam kurun waktu satu tahun yang
3. Pemeriksaan gula darah dan kolesterol. sama di kali 100 %.
4. Pemeriksaan gangguan mental
5. Pemeriksaan gangguan kognitif
6. Pemeriksaan tingkat kemandirian usia lanjut
7.Anamnesa perilaku berisiko. Tindaklanjut hasil skrining
kesehatan meliputi:
a) Melakukan rujukan jika diperlukan
b) Memberikan penyuluhan kesehatan

2. Pelayanan Kesehatan pada Setiap warga negara usia 45 tahun sampai 59 tahun yang Jumlah warga negara usia 45 tahun sampai 59 100% Laporan Pelayanan
Pra usia lanjut (45 - 59 mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar di wilayah kerja tahun yang mendapatkan pelayanan kesehatan Kesehatan Usia Lanjut dan
tahun) dalam kurun waktu satu tahun. sesuai standar di wilayah kerja tertentu dalam Pra Usia lanjut
Pelayanan kesehatan sesuai standar meliputi : kurun waktu satu tahun di bagi Jumlah semua
1. Edukasi kesehatan warga negara usia 45 tahun sampai 59 tahun di
2. Skrining faktor resiko yang dilakukan minimal 1 kali dalam wilayah kerja tertentu dalam kurun waktu satu
setahun. tahun yang sama di kali 100 %.

2.1.3.6. Pelayanan Keluarga Berencana (KB)


1. KB aktif (Contraceptive Peserta KB baru dan lama yang masih aktif memakai alokon terus- Jumlah Peserta KB aktif dibagi jumlah PUS dikali 70% LB3 USUB
Prevalence Rate/ CPR) menerus hingga saat ini untuk menjarangkan kehamilan atau 100%
yang mengakhiri kesuburan. < 65 % = sesuaia capaian
65 % - 70 % = 100 %
71 % - 75 % = 90 %
76 % - 80 % = 80 %
81 % - 85 % = 70 %
86 % - 90 % = 60 %
90 % - 100 %=50 %
2. Peserta KB baru Pasangan Usia Subur (PUS) yang baru pertama kali menggunakan Jumlah peserta KB baru dibagi jumlah PUS dikali 10% LB3 USUB
metode kontrasepsi termasuk mereka yang pasca keguguran, 100%
sesudah melahirkan, atau pasca istirahat minimal 3 (tiga) bulan
pada kurun waktu tertentu .
3. Akseptor KB Drop Out Peserta yang tidak melanjutkan penggunaan kontrasepsi (drop Jumlah peserta KB aktif yang drop out dibagi < 10 % LB3 USUB
out) dalam 1 (satu) tahun kalender diwilayah kerja Puskesmas jumlah KB aktif dikali 100% Jumlah peserta KB
pada kurun waktu tertentu .Kasus drop out tidak termasuk mereka yang drop out dibagi jumlah peserta KB aktif dikali
yang ganti cara. 100 %.
Catatan untuk kinerja Puskesmas :
< 10% = 100%;
10 - 12,5% = 75%;
>12,5-15% =50%;
>15 -17,5% =25%
>17,5% = 0%

4. Peserta KB mengalami Peserta KB baru atau lama yang mengalami gangguan kesehatan Jumlah peserta KB yang mengalami komplikasi < 3 ,5 % LB3 USUB
komplikasi dan mengarah pada keadaan patologis sebagai akibat dari proses dibagi jumlah KB aktif dikali 100% .
tindakan/ pemberian/ pemasangan alat kontrasepsi yang
digunakan seperti perdarahan, infeksi/ abses, flour albus Catatan untuk kinerja Puskesmas:
patologis, perforasi, translokasi, hematoma, tekanan darah < 3,5% = 100%;
meningkat, perubahan Hemoglobin, edikalipusi. Komplikasi yang 3,5 - 4,5% = 75%;
terjadi dalam periode 1 (satu) tahun kalender dihitung 1 (satu) > 4,5-7,5% = 50%;
kali serta dihitung per metode (IUD, implant, suntik, pil, MOP dan > 7,5 -10% = 25%
MOW) di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu > 10% = 0%

6. PUS dengan 4 T ber KB PUS dimana istrinya memiliki salah satu kriteria “4T” yaitu : 1) Jumlah PUS 4T ber KB dibagi jumlah PUS dengan 80% LB3 USUB,
berusia kurang dari 20 tahun; 4T dikali 100 %
2) berusia lebih 35 tahun;
3) telah memiliki anak hidup lebih dari 3 orang; atau
4) jarak kelahiran antara satu anak dengan lainnya kurang dari 2
tahun.

7. KB pasca persalinan Ibu yang mulai menggunakan alat kontrasepsi langsung sesudah jumlah ibu paska persalinan ber KB dibagi Jumlah 60% LB3 USUB
melahirkan (sampai dengan 42 hari sesudah melahirkan). sasaran ibu bersalin x 100%

8. CPW dilayanan kespro catin calon pengantin perempuan yang telah mendapat pelayanan Jumlah calon pengantin perempuan yang telah 65% Laporan Bulanan Catin
kesehatan reproduksi calon pengantin di Puskesmas dalam kurun mendapat pelayanan kesehatan reproduksi calon
waktu 1 tahun pengantin, dibagi jumlah calon pengantin
perempuan yang terdaftar di KUA/lembaga agama
lain di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu
1 tahun dikali 100%

2.1.4.Pelayanan Gizi
2.1.4.1.Pelayanan Gizi Masyarakat
1. Pemberian kapsul vitamin A Bayi umur 6 - 11 bulan yang mendapat kapsul vitamin A Jumlah balita 6 - 59 bulan yang mendapat kapsul 89% Sigizi (Indikator Kinerja Gizi
dosis tinggi pada balita (6- berwarna biru dengan kandungan vitamin A sebesar 100.000 Vit. A di bagi Jumlah balita 6 - 59 bulan di kali 100 /IKG)/51
59 bulan ) Satuan Internasional (SI) dan anak umur 12 sampai 59 bulan %.
yang mendapat kapsul vitamin A berwarna merah dengan
kandungan vitamin A sebesar 200.000 SI .

2 Pemberian 90 tablet Besi Ibu hamil yang mendapatkan Tablet Tambah Darah (TTD) jumlah ibu hamil yang mendapat minimal 90 Tablet 83% Sigizi (Indikator Kinerja Gizi
pada ibu hamil sekurangnya mengandung zat besi setara dengan 60 mg besi Tambah darah di bagi Jumlah ibu hamil yang ada /IKG)/77
elemental dan 0,4 mg asam folat yang disediakan oleh di kali 100 %.
pemerintah minimal 90 tablet selama masa kehamilan .

3 Pemberian Tablet Tambah Remaja perempuan berusia 12-18 tahun yang bersekolah di Jumlah remaja putri mendapat TTD di bagi Jumlah 56% Sigizi (Indikator Kinerja Gizi
Darah pada Remaja Putri SMP/SMA atau sederajat mendapat Tablet tambah darah (TTD) seluruh remaja puteri 12-18 tahun di sekolah di kali /IKG)/44
seminggu sekali yang sekurangnya mengandung zat besi setara 100 %.
dengan 60 mg besi elemental dan 0,4 mg asam folat .
LAMPIRAN : SURAT KEPUTUSAN KEPALA UPT
PUSKESMAS MENTIKAN TENTANG INDIKATOR
UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT
NOMOR : 188.4/SK/022/417.502.8/I/2023
TANGGAL : 20 Januari 2023

2.1.4.2. Penanggulangan Gangguan Gizi


1. Pemberian makanan Balita usia 6 bulan sampai dengan 59 bulan dengan kategori Jumlah balita gizi kurang mendapat makanan 85% Sigizi (Indikator Kinerja Gizi
tambahan bagi balita gizi status gizi berdasarkan indeks Berat Badan menurut Panjang tambahan di bagi jumlah seluruh balita gizi kurang /IKG)
kurang Badan (BB/PB) atau Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB) di kali 100 % .
memiliki Z-score -3 SD sampai kurang dari -2 SD yang mendapat
tambahan asupan gizi selain makanan utama.

2 Pemberian makanan Ibu hamil dengan risiko Kekurangan Energi Kronik (KEK) yang di Jumlah ibu hamil KEK yang mendapat makanan 80% Sigizi (Indikator Kinerja Gizi
tambahan pada ibu hamil tandai dengan ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) kurang dari tambahan di bagi Jumlah sasaran ibu hamil KEK /IKG)
Kurang Energi Kronik (KEK ) 23,5 cm. Yang mendapat makanan tambahan asupan zat gizi di yang ada di kali 100 % .
luar makanan utama.

3 Balita gizi buruk mendapat Anak usia 0 - 59 bulan yang memiliki tanda klinis gizi buruk dan Jumlah gizi buruk pada bayi 0-5 bulan + balita 6 - 88% Sigizi (Indikator Kinerja Gizi
perawatan sesuai standar atau indeks Berat Badan menurut panjang Badan (BB/Pb) atau 59 bulan yang mendapat perawatan di bagi Jumlah /IKG)
tatalaksana gizi buruk Berat badan menurut Tinggi badan (BB/TB) dengan nilai Z-score seluruh gizi buruk pada balita 0-59 bulan di kali
kurang dari -3 SD atau LILA <11,5 cm pada balita usia 6 - 59 100 % .
bulan yang di hrawat inap maupun rawat jalan di fasilitas
pelayanan kesehatan dan masyarakat sesuai dengan tata laksana
gizi buruk .

4 Pemberian Proses Asuhan proses asuhan gizi pada (bayi,balita,remaja,bumil,busui, lansia ) jumlah kasus yang di tangani (12 kasus ) di bagi 12 dokumen Dokumen PAG
Gizi di Puskesmas (sesuai yang mempunyai masalah gizi seperti : pemantauan jumlah dokumen yang di buat (12 dokumen ) ( 100 % )
buku pedoman asuhan gizi pertumbuhan,status gizi dan PTM serta PMBA
tahun 2018 warna kuning )

2.1.4.3. Pemantauan Status Gizi


1. Balita yang di timbang berat Anak yang berusia 0 bulan sampai 59 bulan yang di timbang Jumlah balita di timbang (D) di bagi Jumlah Balita 80% Sigizi (Indikator Kinerja Gizi
badanya ( D/S) berat badanya (D/S) yang ada (S) di kali 100 % /IKG)

2. Balita ditimbang yang naik Anak yang berusia 0 bulan sampai 59 bulan yang memiliki grafik Jumlah balita naik berat badannya (N) di bagi 86% Sigizi (Indikator Kinerja Gizi
berat badannya (N/D) berat badan mengikuti garis pertumbuhan atau kenaikan berat Jumlah seluruh balita yang di timbang (D ) di kali /IKG)
badan pada bulan ini dibandingkan bulan sebelumnya sesuai 100 %
standar.

3 Balita stunting ( pendek dan Anak umur 0 - 59 bulan dengan kategori status gizi berdasarkan Jumlah balita pendek di bagi Jumlah balita yang 16.00% e-PPGBM
sangat pendek ) indeks Panjang Badan menurut Umur (PB/U) atau Tinggi Badan diukur panjang /tinggi badan di kali 100 % .
menurut Umur (TB/U) memiliki Z-score kurang dari -2SD

4 Bayi usia 6 (enam) bulan Bayi yang sampai usia 6 bulan yang hanya diberi ASI saja tanpa Jumlah bayi usia 6 bulan mendapat ASI Eksklusif 50% Sigizi (Indikator Kinerja Gizi
mendapat ASI Eksklusif makanan atau cairan lain kecuali obat, vitamin dan mineral sejak di bagi jumlah bayi usia 6 bulan di kali 100 % /IKG)
lahir.

5 Bayi yang baru lahir Inisiasi Menyusu Dini (IMD ) adalah Proses menyusu di mulai Jumlah bayi baru lahir hidup yang mendapat IMD 66% Sigizi (Indikator Kinerja Gizi
mendapat IMD (Inisiasi segera setelah lahir. IMD dilakukan dengan cara kontak kulit ke di bagi Jumlah seluruh bayi baru lahir hidup di kali /IKG)
Menyusu Dini) kulit antara bayi dengan ibunya segera setelah lahir dan 100 %
berlangsung minimal 1 (satu) jam .

2.1.5.Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit


2.1.5.1. Diare
1. Pelayanan Diare Balita Penemuan kasus diare balita di sarana kesehatan di wilayah kerja Jumlah penderita balita diare yang datang dan 100% Laporan Register PISP
Puskesmas pada kurun waktu tertentu. dilayani di sarana kesehatan dibagi target dikali (diare) pada worksheet
100%. Target = (20% x 843/1000) x jumlah balita DIARE REKAP, kolom 16
(sesuai BPS) di wilayah kerja puskesmas pada
kurun waktu tertentu
Balita adalah anak usia 0-59 bulan.
2. Cakupan Pemberian Penderita diare balita yang berobat mendapat oralit dan tablet Jumlah penderita diare balita yang mendapat oralit 100% Laporan Register PISP
Oralit dan Zinc pada Zinc di sarana kesehatan di wilayah kerja Puskesmas pada kurun dan tablet Zinc yang datang dan dilayani di sarana (diare) pada worksheet
Penderita Diare Balita waktu tertentu kesehatan dibagi total penderita diare balita di DIARE REKAP, kolom 40
sarana kesehatan dikali 100 %

3. Pelaksanaan kegiatan LROA aktif bila melakukan minimal 2 ( dua) dari 6 kegiatan LRO, Layanan kegiatan LROA secara terus menerus 100% Laporan register PISP
Layanan Rehidrasi Oral yaitu dalam 3 bulan dengan periode pelaporan per (diare) pada worksheet
Aktif (LROA) 1. Layanan konseling rehidrasi diare/promosi upaya rehidrasi oral tribulan. Dalam 1 tribulan, laporan LRO
dan pemberian Zinc bulanan harus ada dan lengkap` Kalau dalam 1
2. Tata laksana diare tribulan hanya ada laporan 1 bulan, maka dianggap
3. SosialisasiHepatitis
2.1.5.2. Pencegahan dan Penanggulangan dan peningkatan
B padakapasitas masyarakat tentang diare
Ibu Hamil tidak ada LROA. Kalau dalam 1 tahun
1 Deteksi Dini Hepatitis B pada Semua ibu hamil yang diperiksa HBsAg di sarana kesehatan dalam Pemeriksaan HBsAg pada ibu hamil dengan RDT 100% Pencatatan dan Pelaporan
Ibu Hamil kurun waktu tertentu HBsAg (baik dari Kemenkes atau APBD II) dan Hepatitis B, Worksheet
pemeriksaan metode lain. Persentase ibu hamil Tahunan, Kolom 7
yang diperiksa = jumlah ibu hamil yang diperiksa
HBsAg dalam kurun waktu tertentu dibagi jumlah
ibu hamil dalam kurun waktu yang sama dikali
100%
2 Tatalaksana bu Hamil Semua ibu hamil dengan Hepatitis B Reaktif dirujuk ke Rumah Jumlah ibu hamil dengan HBsAg Reaktif dirujuk 100% Pencatatan dan Pelaporan
dengan Hepatitis B Reaktiif Sakit yang mampu tatalaksana Hepatitis B dalam kurun waktu dalam kurun waktubtertentu dibagi dengan jumlah Hepatitis B, Worksheet
tertentu total ibu hamil dengan HBsAg Reaktif dalam kurun Tahunan, Kolom 10
waktubyang sama dikali 100%

2.1.5.3. ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas)


1 Penemuan penderita Kasus Pneumonia balita yang ditemukan dan diberikan Jumlah penderita Pnemonia balita yang ditangani 75% Register ISPA/Pneumonia
Pneumonia balita tatalaksana sesuai standar di wilayah kerja Puskesmas pada dibagi target balita dikali 100%.
kurun waktu tertentu. Target balita = 4,45 % x (10%x jumlah
penduduk)
2.1.5.4.Kusta
1. Pemeriksaan kontak dari Pemeriksaan kontak serumah dan tetangga sejumlah lebih Jumlah kontak dari kasus Kusta baru yang lebih dari 80% Register kohort PB dan MB
kasus Kusta baru kurang 10 (sepuluh) rumah disekitar penderita Kusta baru yang diperiksa dalam 1 (satu) tahun dibagi jumlah
diperiksa. Dengan asumsi jumlah kontak yang ada disekitar kontak dari kasus Kusta baru seluruhnya dikali
penderita sejumlah 25 (dua puluh lima) orang di wilayah kerja 100%
Puskesmas pada kurun waktu tertentu

2. RFT penderita Kusta Release From Treatment (RFT) bila penderita baru tipe PB 1 Jumlah penderita baru PB 1 (satu) tahun lebih dari 90% Register kohort PB dan MB
(satu) tahun sebelumnya dan tipe MB 2 (dua) tahun sebelumnya sebelumnya dan MB 2 (dua) tahun sebelumnya
menyelesaikan pengobatan tepat waktu di wilayah kerja yang menyelesaikan pengobatan dibagi jumlah
Puskesmas pada kurun waktu tertentu penderita baru PB 1 (satu) tahun sebelumnya dan
MB 2 (dua) tahun sebelumnya yang seharusnya
menyelesaikan pengobatan dikali 100%,

3 Proporsi tenaga kesehatan Prosentase tenaga kesehatan yang ada telah tersosialisasi Jumlah tenaga kesehatan telah mendapat sosialisasi lebih dari 95% Daftar hadir
Kusta tersosialisasi Program P2 Kusta dari seluruh tenaga kesehatan yang ada kusta dibagi jumlah seluruh tenaga kesehatan
dikali 100%

4. Kader Posyandu yang telah Kader Posyandu yang telah tersosialisasi Program P2 Kusta Jumlah kader Posyandu telah mendapat sosialisasi lebih dari 95% Daftar hadir
mendapat sosialisasi kusta terutama untuk membantu penemuan suspek kusta di wilayah kusta dibagi jumlah seluruh kader Posyandu dikali
kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu 100%

5. SD/ MI telah dilakukan SD/ MI yang telah dilakukan screening Kusta pada kurun waktu Jumlah SD / MI telah dilakukan screening Kusta 100% Form Surveilans bercak
screening Kusta tertentu dibagi jumlah seluruh SD / MI dikali 100% pada anak SD
LAMPIRAN : SURAT KEPUTUSAN KEPALA UPT
PUSKESMAS MENTIKAN TENTANG INDIKATOR
UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT
NOMOR : 188.4/SK/022/417.502.8/I/2023
TANGGAL : 20 Januari 2023

2.1.5.5.TBC
1. Kasus TBC yang ditemukan Jumlah kasus TBC yang ditemukan, diobati secara baku dan Jumlah kasus TBC yang ditemukan, diobati secara LIHAT LAMPIRAN (BERDASARKAN TB 01, TB 03 & TB 07 SITB
dan diobati dilaporkan baku dan dilaporkan dibagi jumlah kasus TBC yang SURAT DIR P2PM DITJEN P2P (TBC SO dan RO TH
ditemukan dan diobati dikali 100%. KEMENKES RI TANGGAL 28 2023)
FEBRUARI 2023 NOMOR :
PM.01.01/C.III/2004/2023
PERIHAL: SURAT
PEMBERITAHUAN FINALISASI
PERKIRAAN KASUS TBC TAHUN
2023

2. Persentase Pelayanan orang Pelayanan orang terduga TBC sesuai standar bagi orang terduga Jumlah orang terduga TBC yang mendapatkan 100% TB 06
terduga TBC mendapatkan TBC meliputi : pelayanan TBC sesuai standar di fasyankes dalam
pelayanan TBC sesuai 1. Pemeriksaan klinis terduga TBC dilakukan minimal 1 kali kurun waktu satu tahun dibagi Jumlah target
standar (Standar Pelayanan setahun, adalah pemeriksaan gejala seseorang dengan batuk orang terduga TBC yang ada di wilayah kerja pada
Minimal ke 11) lebih dari 2 minggu disertai dengan gejala dan tanda lainnya kurun waktu satu tahun yang sama dikali 100%
2. Pemeriksaan penunjang , adalah pemeriksaan dahak dan/atau (Jumlah orang terduga TBC yang ada di wilayah
bakteriologis dan/atau radiologis kerja pada kurun waktu satu tahun ditentukan oleh
3. Edukasi perilaku beresiko dan pencegahan penularan Dinas Kesehatan Kab/Kota masing-masing)
4. Melakukan rujukan jika diperlukan
5. Edukasi Etika Batuk

3. Angka Keberhasilan Jumlah pasien TBC yang sembuh dan pengobatan lengkap dari Jumlah pasien TBC yang sembuh dan pengobatan >90% TB 03, TB 08 SITB (th
pengobatan kasus TBC semua pasien TBC yang diobati, dicatat dan dilaporkan, lengkap dibagi jumlah semua kasus TBC yang 2022)
(Success Rate/SR) berdasarkan data kohort 1 tahun sebelumnya diobati, dicatat dan dilaporkan dikali 100%

4. Persentase pasien TBC Jumlah pasien terkonfirmasi bakteriologis dan pasien TBC Anak Jumlah pasien terkonfirmasi bakteriologis dan >90% TB 16K, TB 16RK SITB (th
dilakukan Investigasi Kontak yang dilakukan investigasi kontak dari semua pasien TBC yang pasien TBC Anak yang dilakukan investigasi kontak 2023)
diobati, dicatat dan dilaporkan dibagi jumlah semua pasien TBC yang diobati,
dicatat dan dilaporkan dikali 100%

2.1.5.6.Pencegahan dan Penanggulangan PMS dan HIV/AIDS


1. Sekolah (SMP dan Sekolah (SMP dan SMA/sederajat) yang sudah disuluh atau Jumlah sekolah (SMP dan SMA/sederajat) yang 100% Data dari laporan kegiatan
SMA/sederajat) yang sudah dijelaskan tentang penyakit HIV/AIDS di wilayah kerja Puskesmas mendapatkan penyuluhan HIV/AIDS dibagi jumlah penyuluhan
dijangkau penyuluhan selama bulan pada kurun waktu tertentu seluruh sekolah (SMP dan SMA/sederajat) di
HIV/AIDS wilayah kerja Puskesmas dikali 100%

2. Orang yang beresiko Setiap orang yang beresiko terinfeksi HIV (ibu hamil, TB, pasien Jumlah orang yang beresiko terinfeksi HIV dibagi 100% Data dari SIHA ( Sistim
terinfeksi HIV mendapatkan Infeksi Menular Sexual/IMS), waria, Warga Binaan jumlah orang beresiko terinfeksi HIV yang Informasi HIV AIDS)
pemeriksaan HIV (Standar Pemasyarakatan (WBP), pengguna napza mendapatkan mendapatkan pemeriksaan HIV sesuai standar di
Pelayanan Minimal ke pemeriksaan HIV oleh tenaga kesehatan sesuai kewenangannya di Puskesmas dan jaringannya dalam kurun waktu 1
12) Puskesmas dan jaringannya serta lapas/rutan narkotika tahun dikali 100%

2.1.5.7. Demam Berdarah Dengue (DBD)


1. Angka Bebas Jentik (ABJ) Rumah yang bebas jentik di wilayah kerja puskesmas pada kurun Jumlah rumah bebas jentik dibagi jumlah rumah ≥95% Laporan PJB Puskesmas
waktu tertentu yang diperiksa jentiknya dikali 100 %

2. Penderita DBD ditangani Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang ditemukan Jumlah kasus DBD yang ditangani sesuai standar 100% Kewaspadaan Dini Rumah
berdasarkan kriteria World Health Organization (WHO) dan Tatalaksana Pengobatan DBD dibagi dengan jumlah Sakit ( KDRS)
ditangani sesuai standar Tatalaksana Pengobatan DBD di wilayah seluruh DBD yang terlaporkan di wilayah
kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu Puskesmas dikali 100%
Catatan: tidak dihitung sebagai pembagi bila tidak
ada kasus
3. PE kasus DBD Penyelidikan epidemologi (PE) meliputi kegiatan pemeriksaan Jumlah kasus DBD yang dilakukan PE dibagi jumlah 100% Laporan Form PE
jentik, pencarian kasus DBD yang lain serta menentukan tindakan seluruh kasus DBD di wilayah Puskesmas dikali
penanggulangan fokus selanjutnya. yang dilakukan terhadap 100%.
setiap kasus DBD di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu Catatan: tidak dihitung sebagai pembagi bila tidak
tertentu ada kasus DBD
2.1.5.8. Malaria
1. Penderita Malaria yang Kasus klinis malaria yang diperiksa Sediaan Darah (SD) nya secara Jumlah kasus klinis Malaria yang diperiksa SD nya 100% Form Rujukan Pemeriksaan
dilakukan pemeriksaan SD laboratorium di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu secara laboratorium dibagi jumlah suspect kasus Laboratorium
tertentu Malaria dikali 100%

2. Penderita positif Malaria Penderita malaria berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium, Jumlah penderita Malaria yang mendapat 100% Laporan E Sismal online
yang diobati sesuai yang dalam sediaan darahnya terdapat Plasmodium baik pengobatan ACT sesuai jenis Plasmodium dibagi
pengobatan standar Plasmodium Falciparum, Vivax atau campuran yang mendapat jumlah kasus Malaria dikali 100 %
pengobatan standart ((Artesunat Combination Therapi
(ACT)/DHP dan primaquin) dengan dosis pengobatan sesuai
jenis Plasmodium di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu
tertentu

3. Penderita positif Malaria Kasus malaria yang dilakukan follow up pengobatannya pada hari Jumlah kasus malaria yang telah dilakukan follow 100% Register penderita, register
yang di follow up ke 3, 7, 14 dan 28 sampai hasil pemeriksaan laboratoriumnya up pengobatannya pada hari ke 3, 7, 14 dan 28 laboratorium
negatif di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu sampai hasil pemeriksaan laboratoriumnya negatif
dibagi jumlah kasus malaria dikali 100 %

2.1.5.9. Pencegahan dan Penanggulangan Rabies


1. Cuci luka terhadap kasus Kasus gigitan HPR (Hewan Penular Rabies) yang dilakukan cuci Jumlah kasus gigitan HPR yang dilakukan cuci luka 100% Laporan Bulanan
gigitan HPR luka di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu dibagi jumlah kasus gigitan HPR dikali 100 %

2. Vaksinasi terhadap kasus Kasus gigitan HPR terindikasi yang mendapatkan vaksinasi di Jumlah kasus gigitan HPR terindikasi yang 100% Laporan Bulanan
gigitan HPR yang berindikasi wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu mendapatkan vaksinasi dibagi jumlah kasus gigitan
HPR terindikasi dikali 100%
LAMPIRAN : SURAT KEPUTUSAN KEPALA UPT
PUSKESMAS MENTIKAN TENTANG INDIKATOR
UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT
NOMOR : 188.4/SK/022/417.502.8/I/2023
TANGGAL : 20 Januari 2023

2.1.5.10. Pelayanan Imunisasi


1. Persentase bayi usia Persentase anak usia 0-11 bulan yang mendapat imunisasi Jumlah bayi usia 0-11 bulan yang mendapat 100% Kohort bayi
0-11 bulan yang dasar lengkap meliputi 1 dosis Hepatitis B pada usia 0-7 imunisasi dasar lengkap yang terdiri dari: satu dosis
mendapat Imunisasi hari, 1 dosis BCG, 4 dosis Polio tetes (bOPV), 1 dosis Polio Imunisasi Hepatitis B, satu dosis imunisasi BCG,
Dasar Lengkap (IDL) suntik (IPV), 3 dosis DPT-HB-Hib, serta 1 dosis Campak empat dosis imunisasi Polio oral, satu dosis
Rubela (MR) di satu wilayah dalam kurun waktu 1 tahun imunisasi IPV, tiga dosis imunisasi DPT-HB-Hib,
dan satu dosis imunisasi Campak Rubella dalam
kurun waktu satu tahun dibagi 95% jumlah bayi
yang diperkirakan hidup usia 0-11 bulan (Surviving
Infant ) selama kurun waktu yang sama, dikali 100.

2. UCI desa Jumlah desa yang tercapai UCI (Universal Child Immunization) Jumlah Desa UCI dibagi jumlah Desa di wilayah 100% Kohort bayi
adalah suatu desa/kelurahan telah tercapai minimal 80 % bayi Puskesmas dikali 100 %
yang ada di desa tersebut mendapatkan imunisasi dasar lengkap
di wilayah kerja Puskesmas selama kurun waktu 1 tahun.

3. Persentase bayi usia 0-11 Persentase anak usia 0-11 bulan yang mendapat imunisasi Jumlah bayi usia 0-11 bulan yang mendapat 100% kohort bayi
bulan yang mendapat dasar antigen baru, meliputi imunisasi PCV dan imunisasi imunisasi dasar PCV dosis terakhir dalam kurun
antigen rotavirus sesuai dosis jenis vaksin yang digunakan dalam waktu satu tahun, dan jumlah bayi usia 0-11 bulan
baru kurun waktu 1 tahun yang mendapat imunisasi dasar rotavirus dosis
terakhir dalam kurun waktu satu tahun, dibagi 80%
4. Persentase anak usia 12-24 Persentase anak usia 12-24 bulan yang sudah mendapat imunisasi jumlah
Jumlah bayi
anakyang
usia diperkirakan hidupmendapat
12-24 bulan yang usia 0-11 100% Kohort baduta
bulan yang mendapat lanjutan baduta (bayi usia di bawah 2 tahun) meliputi 1 dosis imunisasi lanjutan baduta (bayi usia di bawah 2
imunisasi lanjutan baduta imunisasi DPT-HB-HiB serta 1 dosis imunisasi Campak Rubela di tahun) meliputi 1 dosis imunisasi DPT HB-HiB serta
5. Persentase anak yang satu wilayahanak
Persentase dalam
usiakurun
kelaswaktu 1 tahun
6 Sekolah Dasar (SD)/MI/sederajat 1Jumlah
dosis imunisasi
anak usia Campak Rubela
kelas 6 SD yang dimendapat
satu wilayah 80% Laporan imunisasi (BIAS)
mendapatkan imunisasi yang sudah mendapat imunisasi lanjutan lengkap meliputi: 1 imunisasi lanjutan lengkap yaitu: satu dosis
lanjutan lengkap di usia dosis imunisasi Difteri Tetanus (DT), 1 dosis imunisasi Campak imunisasi DT, satu dosis imunisasi MR, dua dosis
sekolah dasar Rubela (MR), 2 dosis imunisasi Td di satu wilayah dalam kurun Td dalam kurun waktu satu tahun dibagi jumlah
6. Persentase wanita usia subur TT2+ : Ibu hamil yang telah mempunyai status T2 sampai Jumlah ibu hamil yang sudah memiliki status 80% Laporan TT
yang memiliki status dengan T5. Persentase ibu hamil yang sudah memiliki status imunisasi T2+ (berdasarkan hasil skrining maupun
imunisasi T2+ imunisasi T2+ di satu wilayah dalam kurun waktu 1 tahun pemberian selama masa kehamilan) dalam kurun
7. Pemantauan suhu, VVM, Pencatatan suhu, Kondisi Vial Vaccine Monitor (VVM) (A/B/C/D) waktu
Jumlahsatutahun, dibagi jumlah
bulan pemantauan ibusuhu
(grafik) hamillemari es 100% Buku grafik suhu per lemari
serta Alarm Dingin pada serta Kondisi alarm dingin (V) dengan freeze tag/ freeze alert/ pagi dan sore tiap hari (lengkap harinya,VVM dan es
lemari es penyimpan vaksin fride tag 2 di lemari es penyimpanan vaksin 2 (dua) kali sehari alarm dingin) dibagi jumlah bulan dalam setahun
pagi dan siang pada buku grafik suhu di Puskesmas pada kurun (12) dikali 100 %
waktu 1 tahun
8. Ketersediaan buku catatan Ketersediaan buku catatan stok vaksin sesuai jumlah vaksin dan Jumlah buku stok vaksin dan pelarut yg telah diisi 100% Buku stok vaksin
stok vaksin sesuai dengan pelarut serta terisi lengkap sesuai penerimaan dan lengkap dibagi 12 bulan dikali 100 %
jumlah vaksin program pengeluarannya ditunjukkan dengan pengisian buku stok vaksin di
imunisasi serta pelarutnya wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu 1 tahun
9. Laporan KIPI Zero reporting Laporan zero reporting KIPI / KIPI ( Kejadian Ikutan Paska Jumlah laporan KIPI non serius dibagi jumlah 90% Laporan KIPI
/ KIPI Non serius Imunisasi) non serius yang lengkap di wilayah kerja Puskesmas laporan 12 bulan dikali 100 %
pada kurun waktu 1 tahun
2.1.5.11.Pengamatan Penyakit (Surveillance Epidemiology)
1. Laporan STP yang tepat Laporan STP (SurveilansTerpadu Penyakit) yang tepat waktu Jumlah laporan STP tepat waktu (Ketepatan waktu) >80% Laporan STP
waktu sampai dengan tanggal 5 ( lima) setiap bulan. dibagi jumlah laporan (12 bulan) dikali 100 %

2. Kelengkapan laporan STP Laporan STP yang lengkap 12 ( dua belas) bulan di wilayah kerja Jumlah laporan STP yang lengkap (kelengkapan > 90% Laporan STP
Puskesmas pada kurun waktu tertentu laporan) dibagi jumlah laporan (12 bulan) dikali
100 %

3. Laporan MR01 tepat waktu Laporan MR01 (Campak) yang tepat waktu setiap minggu Jumlah laporan MR01 tepat waktu dibagi jumlah >80% Laporan MR01
laporan (12 bulan) dikali 100 %

4. Kelengkapan laporan MR01 Laporan MR01 yang lengkap di wilayah kerja Puskesmas pada Jumlah laporan MR01 lengkap dibagi jumlah > 90% Laporan C1
kurun waktu tertentu laporan (12 bulan) dikali 100 %

5. Ketepatan Laporan W2 Laporan W2 (KLB/Wabah Mingguan) dari unit pelapor Jumlah laporan W2 (format SKDR) yang masuk >80% Laporan W2 (format SKDR)
(format SKDR) (Puskesmas, Rumah Sakit) yang masuk dengan tepat waktu dari unit pelapor puskesmas, rumah sakit) secara
kedalam sistem (SKDR) pada hari senin atau selasa pada minggu tepat waktu dibagi jumlah unit pelapor (puskesmas,
6. Kelengkapan laporan W2 Laporan W2 yang lengkap (52 minggu)di wilayah kerja Jumlah laporan W2 (format SKDR) yang masuk > 90 % Laporan W2 (format SKDR)
(format SKDR) Puskesmas pada kurun waktu tertentu dari unit pelapor puskesmas, rumah sakit) dibagi
jumlah laporan yang harus masuk dari unit pelapor
7. Persentase Jumlah kab/kota yang merespon alert ≥ 80% Jumlah kab/kota yang merespons alert ≥ 80% > 90 % Laporan W2 (format SKDR)
kabupaten/kota yang dibandingkan dengan seluruh kabupaten / kota dibagi jumlah seluruh kab/kota) dikali 100%
8. Desa/ Kelurahan yang Desa/ Kelurahan yang mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) yang Jumlah desa/kelurahan yang mengalami KLB dan 100% Laporan KLB/ W1
mengalami KLB laporan Wabah (W1) nya diselidiki dan ditanggulangi dalam waktu ditanggulangi dalam waktu kurang dari 24 (dua
ditanggulangi dalam waktu kurang dari 24 (dua puluh empat) jam oleh Puskesmas dan atau puluh empat) jam dibagi jumlah desa/kelurahan
kurang dari 24 (dua puluh Kabupaten/Kota dan atau Provinsi. yang mengalami KLB dikali 100 %
9 empat) jamkota yang
Persentase Jumlah kab/kotayang melakukanpemetaan risikopenyakit infeksi Jumlah kab/kota yang melakukan pemetaan risiko 15%
memiliki peta risiko penyakit emerging minimal 2x dalam setahundibandingkan dengan jumlah penyakit infeksi emerging ≥ 2x dalam setahun
infeksi kab/kota pada tahun yang sama, dinyatakan dalam persen dibagi jumlah kab/kota padatahun yang sama
emerging. dikali 100%
LAMPIRAN : SURAT KEPUTUSAN KEPALA UPT
PUSKESMAS MENTIKAN TENTANG INDIKATOR
UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT
NOMOR : 188.4/SK/022/417.502.8/I/2023
TANGGAL : 20 Januari 2023

2.1.5.12.Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular


1 Fasyankes yang ada di Semua sarana atau tempat yang digunakan untuk Jumlah fasyankes yang ada di wilayah Puskesmas 100% terdapat Berita Acara Monev
wilayah Puskesmas menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, yang ada di melaksanakan KTR dibagi jumlah fasyankes di KTR (memenuhi 8
melaksanakan KTR wilayah Puskesmas melaksanakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) wilayah Puskesmas dikali 100% indikator)
(100% bebas asap rokok), yaitu
1. Tidak ditemukan orang merokok di dalam gedung
2. Tidak ditemukan ruang merokok di dalam gedung
3. Tidak tercium bau Rokok
4. Tidak ditemukan puntung rokok
5. Tidak ditemukan penjualan rokok
6. Tidak ditemukan asbak atau korek api
7. Tidak ditemukan iklan atau promosi rokok
8. Ada tanda dilarang merokok
2 Sekolah yang ada di wilayah Semua sekolah yang ada di wilayah Puskesmas melaksanakan Jumlah sekolah yang ada di wilayah Puskesmas 100% terdapat Berita Acara Monev
Puskesmas melaksanakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) (100% bebas asap rokok), yaitu melaksanakan KTR dibagi jumlah sekolah di KTR (memenuhi 8
KTR 1. Tidak ditemukan orang merokok di dalam gedung wilayah Puskesmas dikali 100% (SD, SMP, SMA indikator)
2. Tidak ditemukan ruang merokok di dalam gedung dan yang sederajat)
3. Tidak tercium bau rokok
4. Tidak ditemukan puntung rokok
5. Tidak ditemukan penjualan rokok
6. Tidak ditemukan asbak atau korek api
7. Tidak ditemukan iklan atau promosi rokok
8. Ada tanda dilarang merokok
3 Tempat Anak Bermain yang Semua tempat atau arena yang diperuntukkan untuk kegiatan Jumlah Tempat Anak Bermain yang ada di wilayah 100% terdapat Berita Acara Monev
ada di wilayah Puskesmas anak-anak baik yang ada di ruangan terbuka ataupun tertutup, Puskesmas melaksanakan KTR dibagi jumlah KTR (memenuhi 8
melaksanakan KTR yang ada di wilayah Puskesmas melaksanakan Kawasan Tanpa Taman Bermain Anak di wilayah Puskesmas dikali indikator)
Rokok (KTR) (100% bebas asap rokok), yaitu 100%
1. Tidak ditemukan orang merokok di dalam gedung
2. Tidak ditemukan ruang merokok di dalam gedung
3. Tidak tercium bau rokok
4. Tidak ditemukan puntung rokok
5. Tidak ditemukan penjualan rokok
6. Tidak ditemukan asbak atau korek api
7. Tidak ditemukan iklan atau promosi rokok
8. Ada tanda dilarang merokok
4 Persentase merokok Jumlah penduduk usia 10-18 tahun yang merokok diwilayah kerja Jumlah penduduk usia 10-18 tahun yang merokok < 8,8 %
penduduk usia 10 - 18 tahun puskesmas diwilayah kerja puskesmas dibagi jumlah penduduk
usia 10-18 tahun di wilayah puskesmas dikali
100%
5 Puskesmas Puskesmas yang menyelenggarakan layanan Upaya Berhenti Jumlah Puskesmas yang menyelenggarakan 100% SK UBM dan Laporan
menyelenggarakan layanan Merokok (UBM) dengan minimal terdapat 1 (satu) klien yang layanan Upaya Berhenti Merokok (UBM) dibagi Bulanan
Upaya Berhenti Merokok berkunjung setiap bulan jumlah puskesmas di wilayah puskesmas dikali
(UBM) 100%
6 Pelayanan Kesehatan Usia Skrining yang dilakukan minimal sekali setahun untuk penyakit Jumlah orang usia 15 - 59 tahun di puskesmas 100% Layanan puskesmas dan
Produktif menular dan penyakit tidak menular meliputi : yang mendapat pelayanan skrining kesehatan jaringannya
a. Pengukuran tinggi badan, berat badan dan lingkar perut sesuai standar dalam kurun waktu satu tahun dibagi
b. Pengukuran tekanan darah jumlah orang usia 15 - 59 tahun di wilayah kerja
c. Pemeriksaan gula darah puskesmas dalam kurun waktu satu tahun yang
d. Anamnesa perilaku beresiko sama dikali 100%
Keterangan : wanita usia 30-50 tahun yang sudah menikah atau
mempunyai riwayat berhubungan seksual berisiko dilakukan
pemeriksaan SADANIS dan cek IVA
7 Deteksi Dini Penyakit (Standar
Deteksi DiniPelayanan Minimalyang
penyakit Hipertensi Ke 6)
dilakukan dengan Jumlah penduduk usia ≥ 15 tahun yang 70%
Hipertensi pemeriksaan tekanan darah minimal sekali setahun diperiksa tekanan darah dibagi Jumlah sasaran
penduduk usia ≥ 15 tahun
di wilayah kerja puskesmas dalam kurun waktu
satu tahun yang sama dikali 100%
8 Deteksi Dini Obesitas Deteksi Dini Obesitas yang dilakukan dengan pemeriksaan Jumlah penduduk usia ≥ 15 tahun yang diperiksa 70%
IMT/Lingkar perut minimal sekali setahun. Klasifikasi IMT Obesitas (IMT/Lingkar Perut) dibagi Jumlah
berdasarkan Permenkes Nomor 41 Tahun 2014 Tentang Pedoman sasaran penduduk usia ≥ 15 tahun di wilayah kerja
Gizi Seimbang puskesmas dalam kurun waktu satu tahun yang
sama
Jumlahdikali 100% usia ≥ 40 tahun dan penduduk
penduduk
9 Deteksi Dini Penyakit Deteksi Dini Penyakit Diabetes Melitus dilakukan dengan usia 15-39 tahun dengan obesitas yang diperiksa 70%
Diabetes Melitus pemeriksaan Gula darah Sewaktu (GDA) tes minimal sekali Gula Darah dibagi Jumlah sasaran penduduk usia
setahun ≥ 40 tahu dan penduduk usia 15-39 tahun dengan
obesitas di wilayah kerja puskesmas dalam kurun
waktu satu tahun yang sama dikali 100% .
Perhitungan penduduk usia 15-39 tahun dengan
obesitas adalah jumlah penduduk usia 15-39 tahun
x prevalensi obesitas per wilayah (hasil Riskesdas
2018)
10 Deteksi Dini Stroke Deteksi Dini Penyakit Stroke dengan pemeriksaan profil lipid Jumlah penderita Hipertensi dan DM usia ≥ 40 70%
minimal sekali setahun bagi penderita DM adan atau HT usia ≥ 40 tahun yang diperiksa Profil Lipid dibagi Jumlah
tahun penderita Hipertensi dan DM usia ≥ 40 tahun di
wilayah kerja puskesmas dalam kurun waktu satu
tahun yang sama dikali 100%
11 Deteksi Dini Penyakit Deteksi Dini Penyakit Jantung dengan EKG minimal sekali setahun Jumlah penderita Hipertensi dan DM usia ≥ 40 70%
Jantung bagi penderita DM adan atau HT usia ≥ 40 tahun tahun yang diperiksa EKG dibagi Jumlah penderita
Hipertensi dan DM usia ≥ 40 tahun di wilayah
kerja puskesmas dalam kurun waktu satu tahun
yang sama dikali 100%

12 Deteksi Dini Penyakit Paru Deteksi Dini Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK) bagi perokok Jumlah perokok usia ≥ 40 tahun yang diperiksa 70%
Obstruksi Kronis (PPOK) usia ≥ 40 tahun dan atau mempunyai riwayat paparan: asap PUMA dibagi Jumlah Perokok usia ≥ 40 di wilayah
rokok, polusi udara, lingkungan tempat kerja kerja puskesmas dalam kurun waktu satu tahun
dan atau Mempunyai gejala dan keluhan batuk berdahak, sesak yang sama dikali 100%. Adapun jumlah Perokok
nafas, gejala berlangsung lama umumnya semakin memberat usia ≥ 40 tahun di suatu wilayah diambil di Hasil
dengan Kuesioner PUMA PISPK
13 Deteksi Dini Kanker Payudara Deteksi Dini Kanker Payudara dengan pemeriksaan SADANIS oleh Jumlah Wanita usia 30 – 50 tahun yang dideteksi 70% Hasil kegiatan SADA NIS di
tenaga kesehatan bagi Wanita Usia Subur (WUS) usia 30 - 50 dini Kanker Payudara dalam 3 tahun terakhir dibagi Puskesmas dan jaringan ,
tahun Jumlah sasaran dari penduduk Wanita usia 30 – 50 Bidan praktek mandiri serta
tahun di wilayah kerja puskesmas dalam kurun OPD lain ( KB, Disnaker)
waktu satu tahun yang sama dikali 100%. dsb

14 Deteksi Dini Kanker Leher Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dengan pemeriksaan IVA Tes Jumlah Wanita usia 30 – 50 tahun yang dideteksi 70% Pemeriksa IVA tes dalam
Rahim atau pap smear bagi Wanita Usia Subur (WUS) usia 30 - 50 tahun dini Kanker Leher Rahim dalam 3 tahun terakhir dan luar gedung di FKTP
dibagi Jumlah sasaran dari penduduk Wanita usia dan jaringan. OPD lain (KB,
30 – 50 tahun di wilayah kerja puskesmas dalam Disnaker) dsb serta
kurun waktu satu tahun yang sama dikali 100%. Pemeriksaan papsmear di
RS , laboratorium swasta
dsb
LAMPIRAN : SURAT KEPUTUSAN KEPALA UPT
PUSKESMAS MENTIKAN TENTANG INDIKATOR
UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT
NOMOR : 188.4/SK/022/417.502.8/I/2023
TANGGAL : 20 Januari 2023

15 Deteksi Dini Gangguan Deteksi Dini Gangguan Indera (Deteksi dini gangguan Jumlah penduduk usia 7 keatas yang dilakukan 70% Screning Kesehatan Pada
Indera penglihatan dan atau gangguan pendengaran bagi penduduk usia deteksi Dini Indera (Gangguan Penglihatan dan Usia Sekolah di UKS,
7 tahun keatas . Cara Pemeriksaan : atau gangguan pendengaran) dibagi Jumlah Screning Kesehatan Pada
Deteksi Dini Kelainan Refraksi atau deteksi dini gangguan penduduk usia 7 ke atas di wilayah kerja Usia Produktif, Screning
penglihatan: pemeriksaan tajam penglihatan yang dilakukan puskesmas dalam kurun waktu satu tahun yang Kesehatan Pada Usia Lanjut,
dengan metode hitung jari, dan/atau e-tumbling, dan/atau snellen sama dikali 100%. Pemeriksaan Kesehatan
chart. (Surat Kererangan Sehat)
di Puskesmas, Pemeriksaan
Deteksi Dini OMSK atau deteksi dini gangguan pendengaran : Mata dan Telingga di
pemeriksaan tajam pendengaran yang dilakukan dengan metode Puskesmas
berbisik modifikasi dan/atau garpu tala dan/atau inspeksi telinga.
16 Prosentase Penderita TB Prosentase penderita TB yang diperiksa Gula Darah minimal 1 kali Jumlah Penderita TB diperiksa Gula darahnya 100% Rekap Medis , TB 01
yang diperiksa Gula dalam masa pengobatan TB di FKTP dibagi Jumlah penderita TB yang berobat di FKTP
darahnya dalam kurun waktu satu tahun yang sama dikali
100%.
2.1.5.13 Pelayanan Kesehatan Jiwa
1 Persentase penduduk usia ≥ ● Persentase penduduk usia ≥ 15 tahun dengan risiko masalah Jumlah penduduk usia ≥15 tahun dengan risiko 60 % ● Simkeswa puskesmas
15 tahun dengan risiko kesehatan jiwa yang dilakukan skrining dengan menggunakan masalah kesehatan jiwa yang mendapatkan
masalah kesehatan jiwa yang instrumen SDQ (untuk usia 15-18 tahun) atau SRQ-20 (usia di skrining,
mendapatkan skrining atas 18 tahun) dan/atau ASSIST, yang dilakukan oleh tenaga dibagi
kesehatan dan/atau kader kesehatan dan/atau guru terlatih. Jumlah estimasi penduduk ≥15 tahun dengan risiko
● Hasil estimasi penduduk ≥15 tahun dengan risiko masalah masalah kesehatan jiwa,
kesehatan jiwa diperoleh dari ¼ (data WHO yang menyatakan 1 dikali 100%
dari 4 orang berisiko mengalami gangguan jiwa) dikalikan jumlah
penduduk usia ≥ 15 tahun di wilayah tersebut dalam kurun waktu
yang sama.

2 Persentase penyandang ● Persentase penderita gangguan jiwa (gangguan campuran Jumlah penderita gangguan jiwa (penyandang 60% ● Simkeswa puskesmas
gangguan jiwa yang cemas dan depresi serta skizofrenia) yang memperoleh layanan di gangguan campuran cemas dan depresi serta
memperoleh layanan di Fasyankes dengan kriteria: penyandang skizofrenia) yang dilayani di fasyankes,
Fasyankes 1) Sesuai dengan Pedoman Penggolongan dan Diagnosis dibagi
Gangguan Jiwa Edisi III (1981) Jumlah estimasi penderita gangguan jiwa
2) Nakes (UU No. 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan (penyandang gangguan campuran cemas dan
terlatih Membuat pencatatan dan pelaporan). depresi berat dan penyandang skizofrenia) yang
● Estimasi penderita gangguan jiwa (penyandang gangguan mendapatkan layanan di Fasyankes berdasarkan
campuran cemas dan depresi berat dan penyandang skizofrenia) riskedas terbaru,
diperoleh berdasarkan prevalensi komposit (provinsi) penderita dikali 100%
skizofrenia & depresi yang berobat.
● Pelayanan kesehatan pada penyandang gangguan jiwa meliputi
:
1) Pemeriksaan kesehatan jiwa
2) Edukasi
3) Rujukan jika diperlukan
3 Jumlah kunjungan pasien ● Pasien pasung adalah pasien yang mengalami tindakan berupa Jumlah pasien pasung yang dikunjungi petugas 100% ● Simkeswa puskesmas
pasung pengikatan dan atau pengekangan mekanis/fisik lainnya dan/atau atau Kader Kesehatan Jiwa (KKJ) dalam kurun
penelantaran dan/atau pengisolasian sehingga merampas waktu satu tahun,
kebebasan dan hak asasi seseorang, termasuk hak untuk dibagi
mendapatkan pelayanan kesehatan. Jumlah pasien pasung yang ada di wilayah kerja
● Jumlah kunjungan pasien pasung adalah jumlah/banyaknya puskesmas
pasien pasung yang dikunjungi petugas atau Kader Kesehatan dikali 100%
Jiwa (KKJ), minimal 12 kali dalam tahun berlangsung.
● Jumlah pasien pasung adalah jumlah riil temuan kasus pasung
di wilayah kerja, berdasarkan pendataan petugas & konfirmasi Jika pada wilayah kerja tidak ditemukan kasus
dengan data Dinas Sosial. pasung/nihil (setelah dikonfirmasi juga dengan data
dari Dinas Sosial), maka capaian dianggap telah
memenuhi target.
4 Persentase kasus pasung ● Pasien pasung adalah pasien yang mengalami tindakan berupa Jumlah pasien pasung yang dibebaskan dalam 10 % ● Simkeswa puskesmas
yang dilepaskan/dibebaskan pengikatan dan/atau pengekangan mekanis/fisik lainnya dan/atau kurun waktu satu tahun,
penelantaran dan/atau pengisolasian sehingga merampas dibagi
kebebasan dan hak asasi seseorang, termasuk hak untuk Jumlah pasien pasung yang ada di wilayah kerja
mendapatkan pelayanan kesehatan. puskesmas,
● Pelepasan/pembebasan pasung adalah pembebasan pasien dari dikali 100%
tindakan-tindakan pengikatan dan/atau pengekangan
mekanis/fisik lainnya dan/atau penelantaran dan/atau
pengisolasian, tanpa mengalami re-pasung/ pemasungan kembali Jika pada wilayah kerja tidak ditemukan kasus
pada tahun berlangsung. pasung/nihil (setelah dikonfirmasi juga dengan data
● Jumlah pasien pasung adalah jumlah riil temuan kasus pasung dari Dinas Sosial), maka capaian dianggap telah
di wilayah kerja, berdasarkan pendataan petugas & konfirmasi memenuhi target.
dengan data Dinas Sosial).
LAMPIRAN : SURAT KEPUTUSAN KEPALA UPT
PUSKESMAS MENTIKAN TENTANG INDIKATOR
UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT
NOMOR : 188.4/SK/022/417.502.8/I/2023
TANGGAL : 20 Januari 2023

2.1.6 Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat ( Perkesmas)

1 Keluarga binaan yang Jumlah keluarga binaan baru dan lanjutan pada bulan ini yang Keluarga yang dibina dan mendapat Asuhan 60% Kartu asuhan keperawatan
mendapatkan asuhan mendapatkan asuhan keperawatan keluarga oleh tim terpadu Keperawatan, dibagi jumlah keluarga yang keluarga berdasarkan PMK
keperawatan Puskesmas (medis, paramedis, gizi, kesling, promkes sesuai mempunyai masalah kesehatan dikali 100 % 31 tahun 2019
kebutuhan) Yang termasuk keluarga binaan adalah keluarga
dengan penyakit menular, tidak menular, termasuk jiwa , ibu
hamil resiko tinggi, KEK dan balita resiko tinggi, KEK dan lain-lain
di Puskesmas dan jaringannya pada periode Januari - Desember.
2 Keluarga yang dibina dan Jumlah Keluarga binaan pada bulan ini yang telah Mandiri Keluarga yang dibina dan telah Mandiri/mencapai 40%
telah Mandiri/ memenuhi /mencapai KM IV (adalah keluarga mampu melakukan tindakan KM IV, dibagi jumlah seluruh keluarga yang dibina,
kebutuhan kesehatan preventif dan promotif secara aktif sesuai kasus/anjuran petugas) dikali 100%
pada periode Januari - Desember
3 Kelompok binaan yang Jumlah Kelompok binaan baru dan lanjutan pada bulan ini yang Kelompok yang dibina dibagi jumlah kelompok 50% Kartu asuhan keperawatan
mendapatkan asuhan mendapat asuhan keperawatan kelompok oleh tim terpadu yang ada, dikali 100 % kelompok berdasarkan PMK
keperawatan Puskesmas (medis, paramedis, gizi, kesling, promkes sesuai 31 Tahun 2019
kebutuhan). Yang termasuk kelompok binaan antara lain
Posyandu Balita, Posyandu Lansia, Posbindu, posyandu Jiwa,
Poskestren, Pos UKK, Sekolah, Panti Asuhan, Panti Werda, Lapas
dll pada periode Januari - Desember
4 Desa/kelurahan binaan yang Jumlah desa/kelurahan binaan baru dan lanjutan bulan ini yang Desa/kelurahan yang dibina dibagi desa/kelurahan 30% Kartu asuhan keperawatan
mendapatkan asuhan mendapatkan asuhan keperawatan pada periode Januari - yang ada, dikali 100 % kelompok berdasarkan PMK
keperawatan Desember 31 Tahun 2019
LAMPIRAN : SURAT KEPUTUSAN KEPALA UPT
PUSKESMAS MENTIKAN TENTANG INDIKATOR
UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT
NOMOR : 188.4/SK/022/417.502.8/I/2023
TANGGAL : 20 Januari 2023

UKM PENGEMBANGAN
Indikator UKM Target Th
No Definisi Operasional Cara Penghitungan Sumber Data
Pengembangan 2023

2.2.1.Pelayanan Kesehatan Gigi Masyarakat


1. PAUD dan TK yang PAUD dan TK yang mendapat penyuluhan/ pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut di Jumlah PAUD dan TK yang mendapat 55% Lap puskesmas
mendapat penyuluhan wilayah kerja Puskesmas dalam waktu 1 tahun penyuluhan/ pemeriksaan kesehatan
/pemeriksaan gigi dan gigi dan mulut dibagi jumlah
mulut PAUD/TK di wilayah kerja Puskesmas
dikali 100%
2. Kunjungan ke Posyandu Kunjungan petugas Puskesmas terkait kesehatan gigi dan mulut ke Posyandu (Posyandu Jumlah posyandu yang dikunjungi 30% Lap puskesmas
terkait kesehatan gigi Balita dan Lansia) di wilayah kerja Puskesmas dalam waktu 1 tahun petugas Puskesmas terkait kesehatan
dan mulut gigi dan mulut ke Posyandu dibagi
jumlah Posyandu di wilayah kerja
Puskesmas dikali 100%
2.2.2.Pelayanan Kesehatan Indera
1 Deteksi dini ganguan Deteksi dini gangguan penglihatan melalui E-tumbling, E-chart Snellen chart dan Hasil kegiatan Deteksi Dini Ganguan 40%
penglihatan dan pendengaran melalui tes suara, garpu tala pada minimal40% penduduk . Kompilasi data Indera (Penglihatandan
ganguan pendengaran deteksi dini di UKBM (Posbindu, Posyandu, UKS, UKK) dan FKTP Integrasi dengan SPM Pendengaran) dibagi Total Populasi
paling kurang pada Balita, UKS dan Lansia /penduduk dikali 100%
40% populasi

2.2.3 Penanganan Masalah Penyalahgunaan Napza


1. Persentase sekolah yang Sosialisasi/Penyuluhan tentang pencegahan & penanggulangan bahaya penyalahgunaan NAPZA Jumlah sekolah (setingkat SD, SLTP & 10 % ● Laporan
mendapatkan kepada siswa sekolah (setingkat SD, SLTP & SLTA), dengan cakupan materi wajib : SLTA) di wilayah kerja yang mendapatkan puskesmas
sosialisasi/penyuluhan - Definisi NAPZA penyuluhan dalam kurun waktu satu ● Sipptimewa
tentang pencegahan & - Jenis-jenis dan contoh NAPZA tahun,dibagi Jumlah total sekolah
penanggulangan bahaya - Bahaya penyalahgunaan NAPZA (setingkat SD, SLTP & SLTA) di wilayah
penyalahgunaan NAPZA - Fasilitasi pertolongan/bantuan/perlindungan bagi korban penyalahgunaan NAPZA kerja,dikali 100%

2.2.4. Kesehatan Matra


1. Hasil pemeriksaan Jemaah haji yang dilakukan pemeriksaan kesehatan yang di entry dalam siskohat Jumlah hasil pemeriksaan jemaah 100% Laporan online
kesehatan jamaah haji (Sistem Komputerisasi Kesehatan Terpadu) pada 3 (tiga) bulan sebelum operasional haji yang di entry dalam siskohat
3 bulan sebelum pada 3 (tiga) bulan sebelum
operasional terdata. operasional dibagi dengan jumlah
kuota jemaah haji pada tahun
berjalan dikali 100 %
2.2.5.Pelayanan Kesehatan Tradisional
1. Penyehat Tradisional Penyehat Tradisional yang memiliki STPT (Surat Terdaftar Penyehat Tradisional) yang ada Jumlah Penyehat Tradisional yang 25% Laporan Tribulan
yang memiliki STPT di wilayah kerja Puskesmas. Penyehat Tradisional adalah seseorang yang memiliki memiliki STPT dibagi jumlah PKT (Pelayanan
pengetahuan pengobatan radisional dengan modalitas ketrampilan dan ramuan yang Penyehat Tradisional yang ada di Kesehatan
diperoleh secara turun temurun atau kursus pada penyehat tradisional senior wilayah kerja Puskesmas dikali 100% Tradisional)

2. Panti Sehat Panti Sehat berkelompok yang berijin yang ada di wilayah Kerja Puskesmas.Panti Sehat Jumlah Panti Sehat berkelompok 15% Laporan Tribulan
berkelompok yang adalah tempat yang digunakan untuk melakukan perawatan kesehatan tradisional empiris yang berijin dibagi jumlah Panti PKT
berijin yang berijin dan yang memberikan pelayanan lebih dari 1 (satu) orang penyehat Sehat berkelompok yang ada di
tradisional (Hattra) wilayah kerja Puskesmas dikali 100%

3. Pembinaan Penyehat Penyehat Tradisional yang ada di wilayah kerja Puskesmas yang mendapat pembinaan Jumlah Penyehat Tradisional yang 75% Laporan Tribulan
Tradisional (Sosialisasi dan Kunjungan Lapangan) oleh petugas kesehatan mendapat pembinaan oleh petugas PKT
kesehatan di bagi jumlah Penyehat
Tradisional yang ada di wilayah kerja
Puskesmas dikali 100%

4 Kelompok Asuhan Desa/Kelurahan yang memiliki Kelompok Asuhan Mandiri dengan SK Kepala Jumlah Desa/Kelurahan yang 50% Laporan Tribulan
Mandiri yang terbentuk Desa/Kelurahan di wilayah kerja Puskesmas. Kelompok Asuhan Mandiri adalah kelompok memiliki kelompok Asuhan Mandiri PKT
masyarakat yang mampu memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan yang ber SK dibagi dengan jumlah
mengatasi masalah gangguan kesehatan ringan secara mandiri oleh individu dalam desa/kelurahan yang ada di wilayah
keluarga, kelompok atau masyarakat dengan memanfaatkan Taman Obat Keluarga/TOGA kerja Puskesmas dikali 100%
dan akupresur.

Kelompok Asuhan Kelompok Asman yang berpartisipasi dalam kegiatan Posbindu PTM di Wilayah Puskesmas Jumlah Kelompok Asman yang 1 kelompok Laporan Tribulan
Mandiri yang berpartisipasi dalam kegiatan PKT
mendukung Program Posbindu PTM berupa edukasi (KIE)
Prioritas tentang ramuan tradisional dan
akupresur terkait PTM sesuai dengan
Buku Kader Posbindu PTM di wilayah
Puskesmas
LAMPIRAN : SURAT KEPUTUSAN KEPALA UPT
PUSKESMAS MENTIKAN TENTANG INDIKATOR
UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT
NOMOR : 188.4/SK/022/417.502.8/I/2023
TANGGAL : 20 Januari 2023

2.2.6.Pelayanan Kesehatan Olahraga


1. Kelompok /klub Kelompok/ klub olahraga, meliputi kelompok olahraga di sekolah, klub antara lain Jumlah kelompok/klub olahraga yang 35% Data dasar
olahraga yang dibina jantung sehat, senam asma, senam usila, senam ibu hamil, senam diabetes, senam dibina dibagi jumlah kelompok/ klub
osteoporosis, kebugaran jamah haji dan kelompok olahraga/latihan fisik lainnya yang olahraga yang ada dikali 100%
dibina di wilayah kerja Puskesmas selama pada kurun waktu tertentu.

2. Pengukuran Kebugaran Calon Jamaah Haji (CJH) yang dilakukan pengukuran kebugaran jasmani sesuai dengan Jumlah CJH yang dilakukan 80% Data dasar,
Calon Jamaah Haji pedoman yang ada. Pengukuran Kebugaran Jasmani oleh Kementerian
Puskesmas pada tahun berjalan agama
dibagi Jumlah CJH yang terdaftar di
Puskesmas pada tahun berjalan dikali
100 %

3. Puskemas Puskesmas yang melaksanakan pelayanan kesehatan olahraga internal , yaitu : 1. Jumlah bulan yang mencapai 30% Data Dasar/LBKO
menyelenggarakan perencanaan tahunan dan/atau bulanan; 2. peregangan minimal satu kali dalam sehari; 3. Indikator layanan kesehatan olahraga
pelayanan kesehatan senam bersama seminggu sekali; 4. pengukuran kebugaran jasmani karyawan Puskesmas internal (capaian indikator dibagi 4)
Olahraga internal minimal 1 kali per tahun) dibagi 12 bulan X 100 %

4 Pengukuran kebugaran Sekolah Dasar/MI adalah lembaga pendidikan yang menyelenggarakan program Jumlah Sekolah Dasar/MI yang 20%
Anak Sekolah pendidikan enam tahun bagi anak usia 6-12 tahun. Pengukuran Kebugaran Anak Sekolah diukur kebugaran jasmani dibagi
/Madarasah adalah pengukuran kebugaran pada anak kelas 4-6 tahun yang berusia 10 - jumlah SD/MI yang ada di wilayah
12 tahun kerja x 100 %

2.2.7. Pelayanan Kesehatan Kerja


1 Puskesmas Puskesmas menyelenggarakan K3 Puskesmas (internal) adalah puskesmas Jumlah bulan yang mencapai 30% Dokumen
menyelenggarakan K3 menyelenggarakan K3 di internal sesuai dengan permenkes nomor 52 Tahun 2018 yaitu : minimal 80% dari 11 indikator K3 pelaksanaan
Puskesmas (internal) 1) Pengenalan potensi bahaya dan pengendalian risiko K3 Fasyankes (minimal ada Fasyankes yang ada pada Permenkes kegiatan K3
identifikasi bahaya fisik, kimia, biologi, ergonomi dan psikososial dan ada perencanaan K3 Nomor 52 Tahun 2018 dalam satu puskesmas, Data
internal). bulan dibagi 12 bulan dikali 100% dasar dan Buku
2) Penerapan kewaspadaan standar (minimal cuci tangan, memakai APD, dan pengelolaan Regester Bantu
jarum suntik) Kesehatan Kerja
3) Penerapan prinsip ergonomi (minimal ada salah satu SOP postur tubuh saat kerja, dan
pengaturan shift kerja)
4) pemberian imunisasi (Program imunisasi : hepatitis/ covid-19 / dll)
5) Pembudayaan perilaku hidup bersih dan sehat di fasyankes (minimal ada peraturan
internal pelaksanaan aktifitas fisik (olahraga) dan tidak merokok di tempat kerja)
6) Pemeriksaan kesehatan berkala (program pemeriksaan berkala minimal posbindu)
7) Pengelolaan sarana dan prasarana fasyankes dari aspek K3 (mempunyai jadwal
pemeliharaan sarpras berkala)
8) Pengelolaan peralatan medis dari aspek K3 (mempunyai daftar inventarisasi peralatan
dan jadwal pemeliharaannya),
9) kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat atau bencana, termasuk kebakaran (minimal
peta risiko di puskesmas dan jalur evakuasi)
10) Pengelolan bahan B3 dan limbah B3 (minimal ada tempat khusus penyimpanan
barang dan limbah B3),
11) Pengelolaan limbah domestik

2 Puskesmas Puskesmas menyelenggarakan pembinaan K3 adalah pembinaan setiap SDM di puskesmas Jumlah kantor yang dibina K3 35% Data dasar dan
menyelenggarakan yang melakukan assesment dan atau intervensi. Perkantoran adalah kantor kecamatan dan Perkantoran dibagi jumlah total Laporan
pembinaan K3 kantor kelurahan perkantoran (kelurahan dan Pelaksanaan
perkantoran kecamatan) yang ada di wilayah kerja Kegiatan
dikali 100% puskesmas dan
Buku Regester
Bantu Kesehatan
Kerja
3. Promotif dan preventif Salah satu atau seluruh kegiatan promosi (penyuluhan, konseling, latihan olahraga dll) Jumlah kelompok kerja (Pos UKK) 40% Data dasar,
yang dilakukan pada dan/ atau preventif (imunisasi, pemeriksaan kesehatan, APD, ergonomi, pengendalian yang dilakukan kegiatan promotif dan Laporan Bulanan
kelompok kesehatan bahaya lingkungan dll) yang dilakukan minimal 1 (satu) kali tiap bulan selama 12 ( dua preventif yang dilakukan dalam satu Kesehatan Pekerja
kerja belas) bulan pada kelompok kesehatan kerja. bulan dibagi jumlah seluruh Pos UKK (LBKP) dan Buku
(kali 12) di wilayah binaan dikali Register Bantu
100% Kesehatan Kerja
LAMPIRAN : SURAT KEPUTUSAN KEPALA UPT
PUSKESMAS MENTIKAN TENTANG INDIKATOR
UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT
NOMOR : 188.4/SK/022/417.502.8/I/2023
TANGGAL : 20 Januari 2023

2.2.8 Kefarmasian
Edukasi dan Pemberdayaan masyarakat tentang obat pada Gerakan masyarakat cerdas menggunakan obat
1. Kader aktif pada Jumlah kader kesehatan/ kader gema cermat yang telah tersosialisasi gema cermat % Kader aktif pada kegiatan Edukasi 25% Data /notulen
kegiatan Edukasi dan yang aktif menjadi fasilitator kegiatan gema cermat kepada masyarakat diwilayah dan Pemberdayaan masyarakat kegiatan
Pemberdayaan kerjanya. tentang obat pada Gerakan penyuluhan di
masyarakat tentang masyrakat cerdas menggunakan obat puskesmas
obat pada Gerakan = Jumlah kader kesehatan aktif yang
masyrakat cerdas telah tersosialisasikan gema cermat
menggunakan obat dibagi jumlah kader yang mengikuti
sosialisasi x 100% .
Contoh :
Kader kesehatan dipuskesmas yang
disosialisasi sebanyak 100 orang
Kader kesehatan yang setelah
sosialisasi aktif sebagai fasilitator
gema cermat di wilayahnya sebanyak
20 orang.
Cara Perhitungan : 20/100 x 100%
= 20% Tugas kader sebagai fasilitor
adalah memfasilitasi kegiatan gema
cermat ke masyarakat diwilayahnya.
Contoh Tugas sebagai fasilitator :
Membuat jadwal pertemuan,
Memfasilitasi pertemuan ,
Mengedarkan daftar hadir, Mencatat
pertanyaan masyarakat selama
kegiatan sosialisasi,
Mendokumentasikan kegiatan
,Membuat laporan kegiatan gema
2 Jumlah wilayah yang Jumlah desa/kelurahan di wilayah kerja puskesmas yang telah tersosialisasi kegiatan gema % Jumlah wilayah yang dilakukan 25% Data /notulen
dilakukan Kegiatan cermat. Kegiatan Gerakan Masyarakat kegiatan
Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat = Jumlah penyuluhan di
Cerdas Menggunakan desa atau kelurahan yang telah puskesmas
Obat tersosialisasikan gema cermat dibagi
jumlah desa kelurahan di wilayah
kerja x 100%
Contoh : Puskesmas mempunyai 10
wilayah kerja (desa/kelurahan)
Yang tersosialisi : 5 desa/kelurahan
Cara perhitungan : 5/10 x100% =
50%
Catatan : Perhitungan capaian
kumulatif.
3 Jumlah masyarakat Jumlah masyarakat yang telah tersosialisasikan gema cermat = Jumlah Jumlah masyarakat yang telah 25% Data /notulen
yang telah masyarakat yang telah tersosialisasikan gema cermat dibagi jumlah tersosialisasikan gema cermat = kegiatan
tersosialisasikan gema masyarakat (usia>15 tahun) yang ditargetkan di wilayah kerja dikali 100% Jumlah masyarakat yang telah penyuluhan di
cermat dengan materi awal Dagusibu 5O serta materi tematik ( TB, HT ,DM, Stunting, tersosialisasikan gema cermat dibagi puskesmas
Jiwa) jumlah masyarakat (usia>15 tahun)
yang ditargetkan di wilayah kerja
dikali 100% dengan materi awal
Dagusibu 5O serta materi tematik (
TB, HT ,DM, Stunting, Jiwa)
Contoh :
Jumlah penduduk diwilayah kerja
puskesmas>15 tahun : 5.000
Jumlah yang ditargetkan oleh
puskesmas per tahun : 1000
Jumlah penduduk yang tersosialisasi
tahun 2023 : 500 orang
Cara perhitungan : 500/1000x100%
= 50%
Catatan : Perhitungan capaian
kumulatif.

KEPALA UPT PUSKESMAS MENTIKAN

HESTY MUSTIKA DEWI


Pembina
NIP. 19841005 2011 01 2 005

Anda mungkin juga menyukai