Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

“Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Kebersihan dan Perawatan


Diri, Mobilitas, dan Imobilitas”

Dosen Pengampu :

Ns. Yuanita Ananda, M. Kep

Disusun oleh :
Kelompok 8

1. Faizah Ramadhani 2111312047

2. Mezanechia Gheviranica 2111313002

3. Muttaqwiyani Aliyya 2111311044

4. Nurul Maduri Kusumawardhani 2111312056

5. Shelfila Renita Fauzan 2111313041

6. Yolla Oktavia 2111312038

7. Zahara Lorenza 2111311038

PROGRAM STUDI ILMU


KEPERAWATAN FAKULTAS
KEPERAWATAN UNIVERSITAS
ANDALAS
i
2022

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan
selesai tepat waktu. Adapun judul dari makalah ini adalah “Asuhan Keperawatan
Pemenuhan Kebutuhan Kebersihan dan Perawatan Diri, Mobilitas, dan Imobilitas”.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Ns. Yuanita Ananda, M.Kep selaku
dosen pengampu di mata kuliah proses keperawatan dan berfikir kritis yang telah
membimbing kami dalam pengerjaan tugas makalah ini. Kami juga menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang dengan tulus
memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari bahwa masih ada banyak kekurangan baik
dari segi materi maupun kalimatnya. Oleh karena itu, kami mohon saran dan kritik dari
teman- teman maupun dosen. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat dan menambah pengetahuan.

Padang, 2 Juni 2022

Kelompok 8

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Kasus..................................................................................................................3
2.2 Pengkajian..........................................................................................................3
2.3 Diagnosa............................................................................................................6
2.4 Kriteria Hasil......................................................................................................7
2.5 Intervensi...........................................................................................................7
2.6 Implementasi......................................................................................................9
2.7 Evaluasi..............................................................................................................10
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan........................................................................................................11
3.2 Saran..................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................12

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Nightingale menyatakan bahwa pemenuhan kebersihan diri adalah esensi dari merawat
orang. Tubuh yang bersih dapat memberikan kenyamanan, disamping itu menjaga kebersihan
tubuh dan lingkungan menjadi prioritas dalam pendidikan keperawatan. Perawatan
kebersihan muncul sebagai perawatan otonom dan penting dari disiplin profesi keperawatan.

Dalam penelitian yang telah dilakukan sebelumnya pada beberapa sumber, menunjukkan
bahwa kebersihan diri dipandang sebagai tindakan tidak menarik karena tidak
menyenangkan, berulang-ulang, dan menuntut tugas fisik. Kemudian masalah kebersihan diri
pada klien imobolisasi fisik di instalasi rawat inap kurang diperhatikan karena dianggap
bukan prioritas kebutuhan dan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kesembuhan
klien. Pada penelitian lain, mengenai perilaku perawatdalam memenuhi kebersihan diri
pasien, dilihat dari masing- masing pertanyaan masih ada beberapa pertanyaan yangdijawab
salah oleh perawat, perawat masih belum memahami cara melakukan perawatan kulit yang
benar bahwa perawatan kulit dilakukan pada seluruh tubuh dan dilakukan pemijatan, perawat
belum memahami bagaimana cara melakukan perawatan genitalia pada pasien dengan benar,
perawat masih belum memahami tentang alat-alat yang tepat yang digunakan pada perawatan
mulut rperawat masih belum memahami tentang alat- alat yang tepat yang digunakan pada
perawatan rambut.

Sehingga beberapa Fenomena di atas menunjukkan pemenuhan kebutuhan kebersihan diri


masih menjadi permasalahan dalam keperawatan. Padahal menurut maslow, berlaku juga
pada kebutuhan kebersihan diri dan perawatan diri ini, yaitu jika terdapat kebutuhan yang
tidak terpenuhi, maka akan sulit untuk memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi. Sehingga
perlu untuk kita mengetahui dan menerapkan ilmu pengetahuan serta menambah informasi
tentang pemenuhan kebersihan diri, perawatan diri, mobilitas dan imobilitas ini, sehingga
nantinya mampu untuk membantu meningkatkan kualitas perawat dalam pemenuhan
kebersihan diri dan meningkatkan derajat kesehatan klien.

1.2. Rumusan masalah


1. Bagaimana Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Kebutuhan Kebersihan Diri,
Perawatan Diri, Mobilitas Dan Imobilitas ?

1
1.3. Tujuan penulisan
1. Untuk Mengetahui Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Kebutuhan Kebersihan
Diri, Perawatan Diri, Mobilitas Dan Imobilitas ?

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kasus

Seorang pasien laki-laki berusia 45 tahun datang kerumah sakit dengan keluhan nyeri
dada disebelah kiri yang menjalar kebahu kiri. Dari hasil pemeriksaan fisik diperoleh data
bibir dan ujung jari sianosis. Tekanan darah 140/100 mmHg, RR 30 kali/menit. Pasien
tampak sesak dan hasil pemeriksaan EKG sinus takikardi.

2.2 Pengkajian

1. Identitas pasien
Nama : Tn. M
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 45 tahun
Status : Menikah
Agama : Islam
Suku Bangsa : Indonesia
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Petani
Alamat : Jalan Limau Manis, Pauh, Padang, Sumatera
Barat Diagnosa Medis: Sinus takikardi
2. Identitas penanggung jawab
Nama : Ny. N
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 40 tahun
Hub. dengan pasien : Istri pasien
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jalan Limau Manis, Pauh, Padang, Sumatera Barat
3. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Pasien mengeluh nyeri dada disebelah kiri yang menjalar kebahu kiri
dan pasien tampak sesak.
b. Riwayat kesehatan dahulu

3
Pasien mengatakan pernah mengalami keluhan yang sama tiga bulan
yang lalu tetapi sembuh setelah satu hari.
c. Riwayat kesehatan keluarga
1) Keluarga pasien tidak pernah mengalami keluhan yang sama dengan
pasien
2) Ibu pasien pernah menderita anemia
4. TTV
a. TD : 140/100 mmHg
b. Nadi : 110 kali/menit
c. Suhu : 36,6°C
d. RR : RR 30 kali/menit
5. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan kepala
a. Rambut
Inspeksi : rambut berwarna hitam, kulit kepala bersih
Palpasi : tidak ada fraktur dan nyeri
b. Mata
Inspeksi : mata kiri dan kanan simetris
Palpasi : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, tekanan intraokuler
bola mata sama
c. Telinga
Inspeksi : daun telinga simetris, tidak ada kelainan pada daun telinga, liang
telinga bersih, membran timpani utuh
Palpasi : daun telinga tidak bengkak, tulang mastoid tidak bengkak
d. Hidung
Inspeksi : bentuk hidung simetris, terdapat sekret pada mukosa hidung
Palpasi : tulang hidung tidak bengkok dan tidak terdapat adanya fraktur
e. Mulut
Inspeksi : bibir sianosis, gigi berlubang, lidah tidak ada bercak putih dan bersih
f. Leher
Inspeksi : tidak terlihat adanya pembesaran kelenjar tiroid
Palpasi : kelenjar getah bening tidak ada benjolan, tidak ada pembesaran pada
kelenjar tiroid

4
Pemeriksaan thorax
a. Paru
Inspeksi : dada simetris, pernapasan cepat
Palpasi : nyeri pada bagian dada kiri
Perkusi : suara paru sonor
Auskultasi : suara napas vesikuler
b. Jantung
Inspeksi : tidak ada sianosis
Palpasi : tidak ada benjolan
Perkusi : bunyi jantung kuat dan teratur
Auskultasi : bunyi jantung cepat
Pemeriksaan ektremitas
a. Inspeksi : ujung jari sianosis
b. Palpasi : nyeri di bahu kiri
6. Pemeriksaan penunjang
Hasil pemeriksaan EKG sinus takikardi
7. Psikologis
a. Hubungan Sosial:
 Orang yang berarti bagi pasien adalah anak dan istrinya
 Hubungan pasien dengan keluarga baik
 Hubungan pasien dengan orang lain baik
 Tidak ada hambatan dalam berhubungan dengan orang lain

a. Spiritual
 Pasien meyakini dan menganut agama islam
 Pasien mengatakan melakukan ibadah wajib agama islam setiap hari

5
8. Analisis data

NO DATA ETIOLOGI MASALAH


1. Ds: Cedera traumatis → Agen Nyeri akut
Pasien mengatakan merasakan pencedera fisik
nyeri pada dada sebelah kiri (melakukan aktivitas
yang menjalar kebahu kiri dengan posisi yang tidak
Do: ergonois) → Nyeri akut
Pasien tampak meringis saat
menggerakkan bahunya
2. Ds: Atelektasis paru → Gangguan
Pasien mengalami sesak napas Pertukaran O2 dan CO2 pertukaran
Do: terganggu → Hasil AGD gas
Bibir dan ujung jari sianosis abnormal, hiperkapnia →
RR : RR 30 kali/menit Gangguan Pertukaran Gas
3. Ds: Hipetermia → Penurunan
Pasien mengatakan dirinya Peningkatan beban kerja curah
merasa lelah dan lemah jantung → Penurunan jantung
Do: oksigen ke organ dan
Wajah pasien pucat, hasil jaringan → Penurunan
pemeriksaan EKG sinus perfusi → Kelelahan,
takikardi lemah, pucat →
TD : 140/100 mmHg Penurunan curah jantung
Nadi : 110 kali/menit

2.3 Diagnosa Keperawatan


1. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis (iskhemia otot sekunder terhadap sumbatan
arteri koroner) d.d nyeri pda dada disebelah kiri yang menjalar ke bahu kiri.
2. Penurunan curah jantung b.d perubahan irama jantung yang d.d hasi pemerikasaan
EKG sinus takikardi.
3. Gangguan pertukatan gas b.d ketidakseimbangan ventilasi-perpusi d.d pasien tampak
sesak napas serat bibir dan ujung jari sianosis.

6
2.4 Kriteria Hasil
1. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis (iskhemia otot sekunder terhadap sumbatan
arteri koroner) d.d nyeri pda dada disebelah kiri yang menjalar ke bahu kiri.
a. Keluhan nyeri meningkat dari 2 ke 4
b. Meringis meningkat dari 2 ke 4
c. Pola napas meningkat dari 2 ke 4
d. Tekanan darah meningkat dari 2 ke 4
2. Penurunan curah jantung b.d perubahan irama jantung d.d hasi pemerikasaan EKG
sinus takikardia
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3x24 jam. Maka penurunan jantung
meningkat dengan dengan criteria hasil :
a. Kekuatan nadi perifer meningkat dari 2 ke 4
b. Palpitasi menurun dari 2 ke 4
c. Takikardia menurun dari 2 ke 4
d. Gambaran EKG aritmia menurun dari 2 ke 4
e. Tekanan darah menurun dari 2 ke 4
f. Sianosis menurun dari 2 ke 4
3. Gangguan pertukatan gas b.d ketidakseimbangan ventilasi-perpusi d.d pasien tampak
sesak napas serat bibir dan ujung jari sianosis.
a. Sianosis meningkata dari 2 ke 4
b. Pola napas meningkat dari 2 ke 4
c. Takukardia meningkat dari 2 ke 4
d. Disana meningkat dari 2 dan 4

2.5 Intervensi Keperawatan


1. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis (iskhemia otot sekunder terhadap sumbatan
arteri koroner) d.d nyeri pda dada disebelah kiri yang menjalar ke bahu kiri.
Observasi
a. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi , frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
b. Identifikasi skala nyeri
c. Identifikas respon repons nyeri no verbal
d. Identifikasfaktor yang memperberat dan memperingan nyeri
e. Identifikas pengetahuan dan keyakainan dan memperingatan nyeri
f. Identifikas pengaruh budaya budaya terhadap respon nyeri
g. Identifikas pengaruh nyeri pada kualitas hidup
h. Monitor keberhasilan tetapi komplementer yang sudah dibberikan
i. Monitor efek samping penggunaan analgetik

7
Terapeutik
a. Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri ( mis. TENS,
hypnosis, akuprestur, terapi music, biofeedback, terapi pijat, aromaterapi, teknik
imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi bermain).
b. Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri ( mis. Suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
c. Fasilitas istirahat dan tidur
d. Pertimbangan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri
Edukasi
a. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
b. Jelaskan strategi meredakan nyeri
c. Anjurkan memonitor nyeri secara secara mandiri
d. Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
e. Ajarkan teknik teknik nonfarmakologis untuk mengurasngi rasa nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberin analgetik, jika perlu
2. Penurunan curah jantung b.d perubahan irama jantung yang d.d hasi pemerikasaan
EKG sinus takikardi.
Observasi
a. Identifikasi tanda/gejala primer penurunan curah jantung (meliputi disnea,
keleahan, edema, ortopnea, paroxysmal nocturnal dyspnea, peningkatan CVP)
b. Monitor tekanan darah
c. Monitor satuan oksigen
d. Monitor keluhan nyeri dada
e. Monitor EKG 12 sadapan
f. Monitor aritmia (kelainan irama dan frekuensi)
Terapeutik
a. Posisikan pasien semi-fowler atau fowler dengan kaki ke bawah atau posisi nyaman
b. Berikan terapi relaksasi untuk mengurangi stress, jika
perlu Edukasi
a. Ajukan beraktivitas fisik sesuai toleransi
b. Anjurkan beraktivitas fisik secara bertahap
Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian antiaritmia, jika perlu
b. Rujuk ke program rehabilitasi jantung
3. Gangguan pertukatan gas b.d ketidakseimbangan ventilasi-perpusi d.d pasien tampak
sesak napas serat bibir dan ujung jari sianosis.
Observasi
a. Monitor frekuensi irama, kedalaman dan upaya napas
b. Monitor pola napas (seperti bradipnea, takipnea, hiperventilasi, kussmaul, cheyne-
stokes, Biot, ataksik)

8
c. Monitor kemampuan batuk efektif
d. Monitor adanya produksi sputum
e. Monitor ada sumbantan jalan napas
f. Palpasi kesimetrian ekspansi paru
g. Aukultasi bunyi napas
h. Monitor saturasi oksigen
i. Monitor nilsi AGD
j. Monitor hasil x-ray toraks
Terapeutik
a. Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien
b. Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
a. Jelaskan tujuan tujuan dan prosedur pemantauan
b. Informasi hasil pemantauan, jika perlu

2.6 Implementasi
Diagnosa 1 :
 Melakukan pengkajian nyeri yang komprehensif termasuk lokasi, karakterisitik,
durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri dan factor pencetus.
 Mengontrol faktor lingkungan yang mempengaruhi ketidaknyamanan pasien
 Mengurangi factor pencetus yang meningkatkan pengalaman nyeri
 Mengajarkan menggunakan teknik non-farmakologis
Diagnosa 2 :
 Melakukan pengukuran tekanan darah (bandingkan kedua lengan pada posisi
berdiri, duduk dan tiduran jika memungkinkan)
 Mengkaji kualitas nadi
 Mengauskultasi bunyi napas dan bunyi jantung
 Kolaborasi dengan dengan dokter dalam pemeriksaan serial EGC, foto thorax,
pemberian obat-obatan anti disritmia.
Diagnosa 3 :
 Melihat pola napas, dan irama napas pasien
 Memperhatikan gerakan dan kesimetrisan otot bantu dan adanya retraksi otot
intercostal dan supraclavicular
 Mengauskultasi bunyi napas pasien
 Memantau kemampuan pasien dalam batuk efektif
 Melihat adanya sianosis perifer

9
2.7 Evaluasi
Diagnosa 1 :
S: Pasien mengatakan merasakan nyeri pada dada sebelah kiri yang menjalar ke bahu kiri.
O: Pasien tampak meringis saat menggerakkan bahunya
A: Masalah nyeri akut teratasi sebagian.
P: Intervensi dilanjutkan dengan mengajarkan teknik non-farmakologis.
Diagnosa 2 :
S: Perubahan irama jantung (palpitasi)
O: - Irama jantung Takikardi
- Gambaran EKG Aritmia atau gangguan konduksi
A: Masalah teratasi sebagian
P:Intervensi dilanjutkan dengan memonitor keluhan nyeri dada, memeriksa tekanan darah
dan frekuensi nadi sebelum & sesudah aktivitas, sebelum & sesudah pemberian obat.
Diagnosa 3 :
S: Pasien mengalami sesak napas
O: Wajah pasien pucat, bibir dan ujung jari sianosis, hasil pemeriksaan EKG sinus
takikardi
- TD : 140/100 mmHg
- Nadi : 110 kali/menit
- Suhu : 36,6°C
- RR : 30 kali/menit
A: Masalah sesak napas teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjutkan dengan memastikan tingkat aktivitas pasien tidak
membahayakan jantung dan memonitor TTV secara rutin

1
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Hasil pengkajian menjelaskan pasien nyeri dada sebelah kiri yang menjalar
kebahu kiri, pasien tampak sesak, dan pasien mengatakan bellum pernah
menderita penyakit yang sama sebelumnya. Dari hasil pemeriksaan didapatkan
tekanan darah: 140/100 mmhg, denyut nadi: 70x/ menit, RR: 30 x /menit,
Suhu: 36,1°C, TB: 160 cm,BB: 58 kg.
2. Diagnosa dari pasien tersebut adalah Nyeri akut berhubungan dengan agen
pencedera fisik: cedera traumatis (melakukan aktivitas dengan posisi yang
tidak ergonois) ditandai dengan nyeri pada dada disebelah kiri yang menjalar
ke bahu kiri. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan irama
jantung ditandai dengan hasil pemerikasaan EKG sinus takikardia. Gangguan
pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan ventilasi-perfusi
ditandai dengan pasien tampak sesak napas serta bibir dan ujung jari sianosis.
3. Kriteria luaran untuk kasus diatas adalah untuk diagnosa pertama didapat
keluhan nyeri menurun dari 2 ke 4, meringis menurun dari 2 ke 4, pola napas
membaik dari 2 ke 4, tekanan darah membaik dari 2 ke 4. Untuk diagnosa
kedua didapat kekuatan nadi perifer meningkat dari 2 ke 4, palpitasi menurun
dari 2 ke 4, takikardia menurun dari 2 ke 4, gambaran EKG aritmia menurun
dari 2 ke 4, tekanan darah membaik dari 2 ke 4, sianosis menurun dari 2 ke
Untuk diagnosa ketiga didapat sianosis membaik dari 2 ke 4, pola napas
membaik dari 2 ke 4, takikardia membaik dari 2 ke 4, dyspnea menurun dari 2
dan 4.
4. Intervensi untuk tindakannya adalah untuk diagnosa 1 dilakukan manajemen
nyeri. Untuk diagnosa 2 dilakukan perawatan jantung. Untuk diagnosa 3
dilakukan pemantauan respirasi dan terapi oksigen.
5. Implementasi untuk diagnosa 1 diberikan tindakan yang dapat mengurangi
rasa nyeri pasien agar pasien nyaman seperti memberi tindakan teknik
nonfarmakologis kepada pasien, memberikan obat analgetik. Untuk diagnosa 2
diberikan tindakan yang berhubungan dengan pemantauan aktivitas jantung
pasien seperti monitor tekanan darah dan memberikan diet jantung yang tepat.
Untuk diagnosa 3 diberikan tindakan terapi oksigen dan memonitor frekuensi,
irama, kedalaman, dan upaya napas
6. Evaluasi untuk semua diagnosa menunjukkan setiap hari selama perawatan
masalah nyeri dan sesak napas sudah teratasi, dilihat dari nyeri turun dan
saturasi oksigen membaik

3.2 Saran
Demikian atas pemaparan kasus keperawatan yang berkaitan dengan “Pemenuhan
Kebutuhan Kebersihan dan Perawatan Diri, Mobilitas dan Imobilitas”menggunakan
pedoman 3S dalam makalah ini, diharapkan agar para pembaca dapat memahami
makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat dan dapat dijadikan sebagai sumber
bacaan dan referensi.Apabila ada kekurangan dalam makalah ini, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik
lagi.

1
DAFTAR PUSTAKA

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. Agustus 2017.Standar Diagnosis Keperawatan


Indonesia.
Jakarta : Penerbit DPP PPNI.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. September 2018. Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia.Jakarta : Penerbit DPP PPNI.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. Januari 2019.Strandar Luaran Keperawatan Indonesia.
Jakarta : Penerbit DPP PPNI.

Anda mungkin juga menyukai