Anda di halaman 1dari 18

PROSES PEMBENTUKAN DESAIN KEMASAN PADA PRODUK

CAMILAN TRADISIONAL JAGUNG MARNING DI DESA JARIN


KECAMATAN PADEMAWU KABUPATEN PAMEKASAN
Nur Aisatus Sholehah1, Iftahiyah2, Hayatun Niamah3, Septian Maghfiroh Ar Roziqi4,
Sholehuddin5
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Institut Agama Islam Negeri Madura
Abstrak
Desa jarin merupakan salah satu desa yang ada di pademawu. Hampir keseluruhan masyarakat desa
jarin berprofesi sebagai petani, seperti bertani tembakau, padi, jagung, tomat, terong dan masih
banyak lagi. Salah satu dari hasil bumi yang ada di desa jarin adalah jagung. Dari jagung ini lah salah
satu masyarakat jarin membuat makanan ringan atau camilan yang berbahan dasar jagung yang
kemudian diolah menjadi marning. Marning adalah makanan ringan yang dapat berpotensi manjadi
makanan khas oleh-oleh dari desa jarin pademawu. Melalui perancangan ini kami ingin meningkatkan
brand image produk marning yang ada di desa jarin, selain itu ingin memperkenalkan produk marning
yang ada di desa jarin kepada masyarakat luas.
Kata kunci: Pembentukan, Kemasan, Camilan.
Abstract
Jarin village is one of the villages in pademawu. Practically all villagers in jarin are farmers, such as
tobacco farming, rice, corn, tomatoes, eggplants, and many other things. One of the produce at the
jarin village is corn. From this it is one of the jarin communities that makes a snack or a corn - based
snack and is then treated as marning. Marning is a potentially potent snack from jarin pademawu
village. With this design we want to improve the brand image of marning products in jarin village,
and also want to introduce marning products in jarin village to the general public.
Keyword: Packaging design, Snack.

Pendahuluan
Desa Jarin merupakan desa yang ada di Kecamatan Pademawu Kabupaten
Pamekasan. Letak geografis yang ada di Desa Jarin yang merupakan daratan rendah dan
memiliki cuaca yang panas membuat sebagian besar penduduk nya berprofesi sebagai buruh
tani. Salah satu hasil tani yang diolah masyarakat desa jarin adalah jagung yang dijadikan
camilan atau makanan ringan yang sering disebut dengan marning Jagung goreng atau yang
lebih dikenal marning jagung dibuat melalui proses penggorengan (pemasakan di dalam
minyak yang panas), yang membuat rasanya menjadi renyah dan gurih. Marning jagung
biasanya dijadikan hidangan bagi para tamu dan kerabat di hari raya, dan juga sebagai
makanan ringan bagi keluarga sehari-hari.
Saat ini, marning jagung tidak hanya diberi garam untuk memunculkan rasa asin,
namun ada produsen yang mencampurkan perasa lain yang membuat rasa dari marning
jagung semakin bervariasi. Dengan demikian akan dapat memilih pilihan rasa sesuai dengan
selera. Produknya marning jagung ini belum memiliki cap dagang atau merk, hanya dikemas
dengan menggunakan plastik dan masing-masing memiliki berat 500g. Ada pula yang
dikemas dalam plastik besar untuk memenui permitaan bagi para pedagang yang ingin
menjualnya kembali.
Dengan memiliki merk, sebuah produk akan memiliki nama, karena merk merupakan
tanda pengenal yang digunakan untuk membedakan satu produk dengan produk yang lainnya.
Konsumen akan lebih mudah untuk memilih produk bila ada tanda pengenal yang jelas dari
produk itu. Selain merk, kemasan merupakan bagian yang penting bagi tampilan suatu
produk. Kemasan merupakan seluruh kegiatan merancang dan memproduksi wadah atau
bungkus atau kemasan suatu produk. Kemasan meliputi tiga hal, yaitu merek, kemasan itu
sendiri, dan label (Cenadi 92).
Mengemas sebuah produk, harus mempertimbangkan berbagai aspek. Kemasan yang
baik harus mampu memunculkan citra yang baik pula dari produk yang ingin
dijualnya.Kemasan merupakan pakaian yang seharusnya sesuai dan pantas dipakai oleh
produk. Ada tiga tingkatan bahan kemasan menurut Kotler (119), yakni:
a. Kemasan primer merupakan kemasan yang langsung bersentuhan dengan produk.
b. Kemasan sekunder merupakan kemasan yang membungkus kemasan sekunder.
Contohnya kemasan kardus yang membungkus tube pasta gigi.
c. Kemasan pengiriman merupakan kemasan yang membungkus kemasan primer dan atau
sekunder yang berfungsi melindungi selama pendistribusiannya hingga sampai kepada
konsumen.
Di sebuah swalayan maupun pusat oleh-oleh, berbagai merek dari produk yang sama
berjejer di etalase untuk berebut perhatian dari para calon pembeli. Sebuah kemasan haruslah
stand out dan berbeda dengan kemasan lain, agar tidak kalah bila bersaing dengan produk
sejenis. Ada beberapa faktor penting dalam desain kemasan yang akan mendukungnya dalam
kegiatan pemasaran (Wirya 6),yakni:
a. Faktor Keamanan
Sebuah kemasan yang baik harus melindungi produk terhadap berbagai kemungkinan
yang dapat penyebab timbulnya kerusakan barang. Misalnya karena cuaca, sinar, jatuh,
tumpukan, dan lain sebagainya.
b. Faktor Ekonomi
Dalam mendesain, harus diperhatikan tentang biaya dari bahan yang digunakan, sehingga
tidak melebihi proporsi manfaatnya.
c. Faktor Pendistribusian
Sebuah kemasan haruslah memiliki kemudahan dalam hal distribusinya, serta harus
memiliki kemudahan juga bila ditempatkan di rak toko.
d. Faktor Komunikasi
Kemasan juga berfungsi sebagai media komunikasi, di sini berarti menerangkan dan
mencerminkan produk, citra merk, dan juga bagian dari produksi dengan pertimbangan
mudah dilihat, dipahami, dan diingat. Dan akhirnya diharapkan kemasan mampu
berfungsi untuk menjual produk.
e. Faktor Ergonomi
Juga perlu untuk dipertimbangan agar kemasan mudah untuk dibawa dan dipegang,
dibuka, dan mudah juga bila akan mengambil produknya.
f. Faktor Estetika
Estetika itu sendiri berhubungan dengan daya tarik visual yang memiliki pertimbangan
akan unsur warna, bentuk, merek, ilustrasi, huruf, tata letak dan maskot. Yang kemudian
dapat mempengaruhi sisi emosi dan psikologis konsumen dalam memilih produk yang
akan dipilihnya.
g. Faktor Identitas
Kemasan haruslah berbeda dengan dengan kemasan dari produk lain, karena kemasan
akan menjadi pengingat dan identitas dari sbuah produk.
h. Faktor Promosi
Peranan penting yang lain dari kemasan yakni dalam bidang promosi, dalam hal ini
kemasan berfungsi sebagai promosi yang tidak berjalan.
i. Faktor Lingkungan
Dalam kondisi lingkungan saat ini, sangat perlu dipertimbangkan bahan dari kemasan.
Bahan tersebut haruslah ramah lingkungan, sehingga tidak merusak lingkungan.

Dalam sebuah kemasan, terdapat elemen-elemen visual yang membangunnya.


Keseluruhan elemen visual haruslah terlihat selaras satu sama lain sehingga sebuah kemasan
menjadi enak untuk dilihat.Tampil menarik merupakan syarat utama agar kemasan mampu
bersaing dengan kemasan produk yang lainnya.
Sampai saat ini, kemasan untuk produk camilan marning hanya berupa plastik dengan
ditambah label atau stiker yang berisikan informasi tentang produk. Dengan kemasan seperti
itu, camilan ini kurang memiliki nilai lebih dan tentu kurang menarik minat dari konsumen.
Sehingga dibutuhkan sebuah kemasan yang memiliki desain lebih menarik, untuk menaikan
nilai jual dari produk tersebut.

Metode
Kegiatan KPM (Kuliah Pengabdian pada Masyarakat) IAIN Madura Posko 18 Jarin
Marning dilaksanakan pada bulan Juli sampai Agustus 2022 yang lokasinya berada di desa
jarin, kecamatan Pademawu, kabupaten Pamekasan, menggunakan Metode ABCD (Asset
Based Community Development). ABCD adalah model pendekatan dalam pemberdayaan
masyarakat dengan berfokus pada asset yang dimiliki masyarakat. Metode ABCD ini dapat
mengutamakan pemanfaatan asset/potensi desa berupa kekayaan alam dan karya inovatif
pemberdayaan masyarakat setempat.1 Desa jarin mempunyai wilayah terbesar yang terdiri
dari 33 wilayah dan penduduknya kurang lebih sekitar 4.000 penduduk itu didalamnya juga
mempunyai beberapa asset, termasuk asset dibidang ekonomi. Salah satunya yaitu UMKM
Good Marning milik bapak Didik. UMKM Good Marning merupakan asset dan potensi
masyarakat yang dapat dikembangkan karena kemasannya unik, memiliki logo, rasanya gurih
dan halal untuk di konsumsi.
Paradigma dan prinsip-prinsip pengembangan masyarakat berbasis asset (ABCD)
menjadi acuan pokok dan karakteristik serta membedakan dari pendekatan lain. Poin penting
dalam paradigma dan prinsip yang dimiliki oleh pendekatan ABCD yaitu bahwa semua
mengarah kepada konteks pemahaman dan internalisasi asset, potensi, kekuatan dan
pendayagunaan mandiri dan maksimal. Paradigm dan prinsip-prinsip pengembangan
masyarakat berbasis asset (ABCD) terdiri dari setelah terisi lebih berarti, semua punya
potensi, partisipasi, kemitraan, penyimpangan positif, berasal dari dalam masyarakat,
mengarah pada sumber energi.
Dalam prinsip ABCD, kemampuan masyarakat untuk menemukenali asset, kekuatan
dan potensi yang dipandang mampu menggerakkan dan memotivasi untuk melakukan
perubahan. Metode atau teknik menemukenali dan memobilisasi asset yang bisa digunakan
dalam pendekatan ABCD antara lain yaitu :
1. Penemuan apresiatif adalah suatu yang mendorong perubahan positif dengan focus pada
pengalaman puncak dan kesuksesan masa lalu. Metodologi ini menggunakan wawancara
dan bertutur cerita memancing memori positif, serta analisis kolektif terhadap kesuksesan
yang ada. Kemudian, analisis tersebut akan menjadi titik referensi untuk merancang
perubahan di masa yang akan mendatang.
2. Pemetaan komunitas adalah pendekatan atau cara untuk memperluas akses ke
pengetahuan local. Tujuan dari pemetaan yaitu untuk dapat memahami dan
mengidentifikasi kekuatan yang sudah dimiliki.
1
Widayanti, Ferly Usman. dkk, Geliat Asa Dalam Bingkai Pengabdian Masyarakat (Parepare: IAIN Parepare
Nusantara Pers, 2021), 238.
3. Pemetaan asset individu, metode yang dapat digunakan untuk melakukan pemetaan
individual asset antara lain kuisioner, interview dan focus group discussion. Salah satu
manfaat pemetaan asset individual yaitu membantu masyarakat mengidentifikasi
keterampilan dan bakat mereka sendiri.
4. Sirkulasi keuangan artinya perputaran ekonomi yang berupa kas, barang dan jasa
merupakan hal yang tidak terpisahkan dari masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
Seberapa jauh tingkat dinaminitas dalam pengembangan ekonomi local dapat dilihat dari
seberapa banyak kekuatan ekonomi yang masuk dan keluar. Salah satu pendekatan yang
digunakan dalam pendekatan ABCD yaitu melalui Leaky Bucket.
5. Skala prioritas adalah salah satu cara atau tindakan yang mudah untuk diambil dan
dilakukan untuk menentukan manakah salah satu mimpi yang bisa direalisasikan dengan
menggunakan potensi itu sendiri tanpa ada bantuan dari pihak luar.

Ada beberapa tahapan pelaksanaan pengabdian masyarakat dengan pendekatan ABCD,


yaitu :
a. Tahap perkenalan (Inkulturasi). Tahapan perkenalan dilakukan melalui proses
komunikasi dengan masyarakat. Tahapan ini bertujuan agar mitra memahami tujuan
melakukan kegiatan pengabdian, membangun kepercayaan dengan mitra. Informasi yang
telah diperoleh pada tahap ini dapat digunakan untuk perencanaan kegiatan dan
pengembangan asset yang ada.
b. Tahap mengungkapkan informasi (Discovery). Tahap ini dapat dilaksanakan setelah
tahap perkenalan selesai. Discovery secara umum terdiri dari dua hal. Pertama,
mengungkapkan (discover) sukses, artinya mengungkap keberhasilan apa saja yang
sudah diraih dimasa lampau. Kedua, menelaah sukses dan kekuatan, artinya mengungkap
elemen dan sifat khusus yang muncul dari telaah cerita yang disampaikan yang bisa
dikembangkan untuk masa depan . pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan dapat berupa
pemetaan asset.
c. Mengetahui asset dan mengidentifikasi peluang (Design). Design merupakan proses
untuk merancang apa yang perlu dikembangkan dalam memanfaatkan otensi yang sudah
ada. Dalam tahap ini, tujuan penggolongan dan mobilisasi asset yaitu untuk membentuk
jalan menuju pencapaian visi atau gambaran masa depan. Hasil dari tahapan ini yaitu
rencana kerja yang didasarkan pada apa yang bisa langsung dilakukan di awal
berdasarkan asset yang dimiliki.
d. Mendukung keterlaksanaan program kerja (Define). Pada tahap ini, masyarakat yang
sudah bisa menentukan bahwa satu program inilah yang akan menjadi prioritas utama.
Program tersebut akan dilaksanakan oleh orang-orang yang berkomitmen untuk
melangkah mewujudkan mimpi.
e. Refleksi (Reflection). Pendekatan berbasis asset membutuhkan studi data dasar,
monitoring perkembangan dan kinerja. Hasil monitoring disertai dengan refleksi.2

Tinjauan Umum Asset-Based Community Development

Aset bukanlah sesuatu yang ada begitu saja atau bukanlah kepemilikan atas sesuatu.
Lebih tepatnya aset merupakan hak atau klaim yang berhubungan dengan properti baik
konkret maupun abstrak. Hak dan klaim ini dilindungi oleh adat, konvensi atau hukum,
sedangkan kepemilikan pribadi adalah klaim sosial seseorang untuk menggunakan ataupun
melarang menerima keuntungan dari hak-hak tertentu. Kepemilikan aset ini sama dengan
2
Imelda Afriana, Niswatul Hidayati, “PENGEMBANGAN UMKM MARNING JAGUNG MULYA JAYA
MELALUI INOVASI PRODUK DAN PEMASARAN,” Prodimas 1, no. t.n. (2019): 501-503.
pengertian dalam hal pendapatan seseorang, namun secara terperinci memiliki perbedaan
yang mendasar untuk memahaminya. Aset memiliki kelebihan dibanding pendapatan,
kelebihan ini terlihat dari sumber yang didapat dari masing-masing. Aset sudah ada secara
alamiah yang lebih bersifat paten dan terus-menerus, sedangkan pendapatan hanya sebuah
usaha yang didapat dari pekerjaan seseorang. Sehingga pendapatan bisa dimungkinkan
menghilang dan habis lebih cepat dibanding aset yang dikembangkan dengan baik.
Kelebihan dan perbedaan aset juga terlihat dari prinsip yang digunakan masing-
masing. Seseorang mendapatkan sebuah pendapatan dengan berusaha kerja keras sehingga
dalam fikiran lebih bersifat konsumtif dan melakukan segala cara, sedangkan dalam asset
seseorang lebih berprinsip menjaga dan mengembangkan. Secara teori menjaga dan
mengembangkan lebih kepada pertahanan identitas yang ada dibandingkan mendapatkan
sesuatu yang baru. Komunitas ditingkat lokal secara hakiki telah menyumbangkan suatu aset
atau modal yang menjadi sumber daya bagi komunitas tersebut, setidaknya terdapat enam
aset, yakni modal fisik, modal finansial, modal lingkungan, modal teknologi, modal manusia
dan modal sosial. Asset - aset tersebut merupakan potensi yang perlu dikembangkan dalam
menunjang kesejahteraan disuatu masyarakat. Secara konsep aset dibagi dengan nyata
(tangible) dan tidak nyata (intangible), masing-masing tipe aset tersebut dapat
dikategorisasikan (dalam semua hal kategori) sebagai sesuatu yang nyata dan tidak nyata.
Adapun pembagiannya dalam penjelasan sebagai berikut:

a. Aset-Aset Yang Nyata (Tangible Aset)

Aset nyata merupakan sesuatu yang sah dimiliki termasuk didalamnya properti fisik
sebagaimana hak milik dan berfungsi sama seperti properti fisik. Ini dapat dibagi
menjadi delapan kategori umum, yaitu sebagai berikut:
1. Tabungan uang yang pemasukannya dalam bentuk bunga. Dalam hal yang termasuk
adalah semua tabungan yang dimilikinya, baik rekening tabungan, rekening cek dan
semua instrument pasar keuangan.
2. Saham, surat tanggungan, dan semua bentuk jaminan finansial yang bentuk
pemasukannya seperti saham bunga.
3. Properti nyata. Seperti bangunan atau tanah, dengan pemasukan dalam bentuk
pembayaran sewa beserta keuntungan.
4. Aset-aset berat, dengan pemasukan dalam bentuk keuntungan modal. Dalam hal ini
berarti seperti metal berharga, perhiasan furnitur, dan semua koleksi lainya.
5. Mesin, alat-alat dan komponen produksi nyata lainya.
6. Barang keluarga yang kuat dan tahan lama, dengan keuntungan lewat meningkatnya
efisiensi tugas keluarga.
7. Sumber alam, seperti perkebunan, minyak, mineral, dan kayu hutan.
8. Hak cipta dan hak paten dengan keuntungan dalam bentuk royalty dan biaya
penggunaan lainnya. Secara lebih jelasnya dalam aset nyata ini adalah segala sesuatu
yang berhubungan dengan aset fisik yang dimiliki oleh seseorang. Sedangkan aset
yang berikutnya adalah aset tidak nyata.
b. Aset Tidak Nyata (Intangible Asset)
Aset tidak nyata ini lebih bersifat tidak pasti, tidak secara legal diatur dan sering kali
diatur secara tidak jelas oleh karakter individu atau hubungan sosial dan ekonomi,
adapun yang dalam termasuk aset tidak nyata sebagai berikut:
1. Manusia (human capital), yang secara umum memiliki inteligensi, pendidikan,
pengalaman kerja, pengetahuan, keterampilan, kesehatan dan juga energi, visi, dan
harapan.
2. Modal Budaya (cultural capital), dalam bentuk subjek yang signifikan seperti
kemampuan berbicara, cara berpakaian, budaya yang berlaku disuatu daerah, dll.
3. Modal sosial informal (Informal social Capital), dalam bentuk keluarga, teman,
koneksi yang datang, lebih tepatnya informasi yang dimiliki seseorang dalam
mengembangkan setiappekerjaan dan urusannya.
4. Modal sosial formal atau modal organisasi, artinya struktur organisasi yang ada
disuatu daerah dan peraturan yang ada.
5. Modal politisi dalam bentuk partisipasi, 8 Tipe-tipe yang nyata dan tidak nyata ini
tidak bersifat paten dan masih bersifat arbitratif yang tentunya masih bisa
berkembang bahkan dipadukan dengan aset satu dengan aset lainnya bahkan
ditambahkan. Beberapa tipe-tipe lain dari aset seperti nilai tradisional, pencerahan
spiritual, penampilan yang karismatik, dll. Pada akhirnya cukup kiranya uraian
pemahaman mengenai aset. Sehingga dapat memberikan pemahaman untuk
memasuki program Asset Based Community Development dalam pemberdayaan
masyarakat.3

Dampak dari Program Asset-Based Community Development

Adapun beberapa dampak ABCD, yaitu :


a. Dampak aset pada keluarga dengan menggunakan program aset ini dalam bidang
finansial atau ekonomi, akan memberikan pengaruh yang positif dalam pengembangan
keluarga tentunya dalam pengaturan pengeluaran dan pemasukan anggaran rumah
tangga. Aset yang dimiliki berupa kecakapan berwirausaha dan menabung setiap
penghasilan akan membuat siklus ekonomi menjadi berjalan lurus sehingga keluarga
akan sejahtera.
Aset inilah juga perlu diterapkan kepada anak-anak mereka dalam pengembangannya,
diajarkan bagaimana menggunakan uang dengan baik dan benar. Dimulai dengan
menabung sedikit demi sedikit. Sehingga manfaat juga ada dalam hal pendidikan
karakter seorang anak dalam kehidupannya.
b. Meningkatkan orientasi masa depan Sudah terdapat dalam poin melakukan program
ABCD yaitu “Dream” dengan melihat harapan dan cita-cita seseorang. Dampak
positifnya adalah seseorang akan menjadi lebih semangat dan optimis ketika
membayangkan keindahan dan kenyamanan serta kesuksesan mereka. Sehingga
seseorang akan melakukan pekerjaan dengan penuh harapan guna mewujudkan apa yang
telah ia impikan Selain itu, seseorang juga akan terhindar dari perilaku-perilaku yang
merusak di masa lampau dan sekarang, karena yang ia fikirkan adalah mimpi mereka
yang penuh dengan kebahagiaan dan kesuksesan.
c. Meningkatkan Efisiensi Personal Seseorang yang memiliki kekuatan, kontrol, talenta dan
keterampilan tentunya sudah terlihat dalam setiap kehidupannya dan berbeda dengan
teman sebayanya. Manfaat dari kelebihan tersebut adalah ia dapat menghasilkan karya-
karya yang orang lain tidak dapat membuatnya. Tentunya hal ini dapat menunjang
eksistensi dia sebagai seseorang yang diakui dibidang karya.
d. Perilaku seseorang yang memiliki kemampuan lebih ini tentunya juga berbeda dengan
orang lain, ia cenderung lebih sensitif terhadap fenomena yang ada di dunia ini, dengan
kecerdasan dan talenta yang dimiliki akan digunakan untuk memecahkan masalah dan
mencari solusi yang terbaik.
e. Meningkatkan pengaruh sosial dampak positif dari pengaruh sosial adalah seseorang
menjadi lebih peka dengan keadaan sekitar, karena dalam program ABCD ini terdapat
3
Mirza Maulana, “ASSET-BASED COMMUNITY DEVELOPMENT: Strategi Pengembangan Masyarakat di
Desa Wisata Ledok Sambi Kaliurang,” EMPOWER 4, no. 2 (Desember, 2019): 263-266.
unsur mengumpulkan kekuatan bersama. Menyatukan kekuatan dengan kebersamaan
merupakan salah satu modal utama dalam keberhasilan program ini. Sehingga seseorang
dengan seringnya menyatukan kekuatan bersama melalui sebuah gotong royong akan
menumbuhkan jiwa pahlawan dalam dirinya, suka menolong dan diharapkan
memunculkan harmoni sosial.
f. Meningkatkan partisipasi politik manfaat yang terlihat dalam partisipasi yang tercangkup
dalam aset sosial adalah menumbuhkan partisipasi politik yang tinggi. Kehadiran
seseorang dalam merumuskan masalah bersama dan menyelesaikan secara bersamaan
membuat seseorang menjadi lebih peka dalam jabatan struktural politik.4

Hasil
Hasil kegiatan KPM (Kuliah Pengabdian pada Masyarakat) posko 18 di desa Jarin ini
dapat dilihat dari perubahan desain kemasan pada produk Good Marning. Peneliti melakukan
inovasi terhadap produk melalui “seminar pelatihan kewirausahaan (UMKM pada
masyarakat desa Jarin). salah satu cara agar UMKM Good Marning berkembang dengan
pesat yaitu melakukan pemasaran baik melalui strategi marketing atau memanfaatkan gadget
melalui internet, merubah desain kemasan. Selain itu peneliti sendiri juga mempromosikan
produk langsung kepada masyarakat dan melalui media sosial.
Hasil pelaksanaan kegiatan KPM secara garis besar dapat dilihat dari beberapa hal,
yaitu minat beli konsumen dan penjualan terhadap produk Good Marning meningkat, setelah
perubahan desain kemasan produk menjadi unik berbentuk standing pouch berukuran (14cm
x 23cm) dengan label yang menarik dan juga rasa asin gurihnya jagung marning khas desa
Jarin membuat konsumen tertarik.

Pembahasan
Tujuan Kreatif
Tujuan yang utama dari proses pembetukan desain kemasan camilan tradisional
marning jagung ini tidak hanya untuk meningkatkan target pasar ke tingkat yang lebih tinggi
seperti di tempat/toko pusat oleh-oleh dan juga akan ditembuskan ke toko Wamiramart yang
didirikan oleh dinas UMKM Kabupaten Pamekasan dalam megembangkan produk UMKM di
sekitar Kabupaten Pamekasan. Hal ini juga dapat lebih mengenalkan produk tradisional dari
Madura baik ke masyarakat Madura itu sendiri maupun ke masyarakat diluar pulau Madura
bahkan ke manca negara.
Dalam proses pembentukan ini, akan dibuat sebuah kemasan yang sesuai dengan
produk marning dimana produk yang sebelumnya kurang dikenali oleh konsumen dan
kemasan yang digunakan masih menggunakan plastik kiloan yang transparan. Jadi, dalam hal
ini, kemasan akan dirancang dengan mengutamakan sisi kepraktisan, ekonomis, higienis,
serta tidak akan memberatkan produsen dari segi produksi serta konsumen dari segi harga.
Konsep secara keseluruhan dari desain kemasan adalah ingin menampilkan sisi tradisional
yang disatukan dengan sisi modern, dengan menggunakan jenis desain yang sesuai dengan
selera saat ini. Tetap diangkat desain dari sisi tradisonal karena tidak ingin meninggalkan sisi
tradisional dari produk sendiri. Dengan demikian produk marning ini akan memiliki wajah
baru, dan siap untuk maju ke pasar yang lebih tinggi.

Brand Positioning
Pada proses pembentukan ini, positioning yang diharapkan adalah produk marning ini
merupakan produk yang berkualitas, dan cocok dijadikan sebagai oleh-oleh khas dari Madura
dan juga mampu bersaing dengan produk-produk tinggi lainnya baik di Wamiramart hingga
4
Ibid., 275-276.
ke toko-toko besar seperti alfamart atau indomaret. Jadi persepsi yang ingin ditampilkan bagi
konsumen adalah selain produk oleh-oleh, juga dapat dijadikan cemilan yang praktis, sehat
dan juga kualitas yang terjamin. Sebagai barang konsumsi, produk marning ini merupakan
teman yang tepat dikala sedang melakukan aktivitas sehari-hari. Aktivitas tersebut antara
lain, bersantai, belajar, bermain bahkan ketika sedang berkumpul dengan keluarga mauun
tema-teman.

Brand Identity
Pada proses pembentukan ini, identitas produk yang akan digunakan adalah Good
Marning. Penggunaan identitas tersebut merupakan ciri khas dari posko 18 Fakultas Ekonomi
dan Bsnis Islam Institut Agama Islam Negeri Madura. Selain itu, penggunaan Good Marning
menggambarkan bahwa bisnis ini yang merupakan bisnis produk marning akan berkembang
lebih baik kedepannya dan dapat meningkat pada bisnis yang setara dengan bisnis yang sudah
menyebar di seluruh Indonesia bahkan tersebar di berbabagi negara.

Brand Image
Pada proses pembentukan ini, brand image yang ingin ditampilkan pada kemasan
adalah kesan tradisional dan alami. Hal ini sesuai dengan produk yang ditawarkan, yakni
marning jagung yang merupakan camilan tradisional dengan menggunakan bahan alami.
Ilustrasi yang akan ditambahkan adalah gambar jagung itu sendiri, sebagai penegas bahwa ini
merupakan produk olahan jagung. Serta akan ditambahkan pula ibu yang memegang alat
dapur, dimana hal ini menggambarkan bahwa Good Marning merupakan olahan yang
diproduksi sendiri dan diproduksi oleh seseorang yang handal dalam membuat/memasak
marnig jagung tersebut.

Pola Dasar Bentuk Kemasan


Untuk produk camilan keripik seperti marning jagung, kemasan yang paling tepat
untuk digunakan adalah kemasan plastik. Kemasan ini dianggap paling tepat karena dapat
tetap menjaga kerenyahan dari produk. Sebagai tambahannya akan digunakan penutup zipper
pada bagian atas, hal ini dapat mempermudah konsumen dalam mengkonsumsi marning
jagung tersebut. Di bagian kemasan plastik ini akan diberikan identitas dari produk serta
tambahan informasi yang mendukung. Ukuran yang digunakan akan menyesuaikan dengan
produk.

Fungsi Utama Kemasan


Dalam hal ini, kemasan yang digunakan akan menjadi kemasan yang fungsional.
Kemasan disini memiliki peran sebagai pelindung dan sarana untuk memberitahukan
informasi-informasi tentang produk kepada konsumen, selain itu kemasan ini menjadi daya
Tarik kepada konsumen karena di desain dengan gambar yang menarik. Sehingga melalui
kemasan ini, produsen dapat berbicara kepada konsumen mengenai produknya tanpa harus
bertatap muka secara langsung.

Bahan Kemasan
Bahan pelindung utama atau kemasan utamanya menggunakan standing pouh berbahan
plastik yang di desain full gambar dan memiliki ketebalan kurang lebih 0,7 mm. Yang mana
dengan menggunakan standing pouch plastik ini memiliki maksud bahwa produk akan lebih
terlindungi dengan baik serta lebih terlihat meyakinkan bagi konsumen. Standing pouch
merupakan kemasan yang modern dan banyak diminati oleh kalangan masyarakat saat ini.
Karena bentuknya yang unit dan dapat memudahkan konsumen megkonsumsi suatu produk
di dalamnya, maka akan memiliki daya tarik yang lebih kuat dan memiliki nilai produk yang
tinggi.

Gaya Desain
Gaya desain yang digunakan secara garis besar merupakan perpaduan antara gaya
desain retro dengan gaya desain tempoe doeloe. Dengan adanya perpaduan gaya desain
tersebut, diharapkan memunculkan suatu kesan yang tetap tradisional dan juga menarik.
Adapun penggunaan gaya desain ini memiliki maksud agar kemasan mampu menghindarkan
kesan menjenuhkan atau membosankan. Untuk logo akan digunakan typeface yang lebih
menunjukkan dari sisi tradisional atau tempoe doeloe-nya namun berkesan modern dan juga
menarik. Sedangkan gaya ilustrasi akan lebih menggunakan vektor, yang mana dianggap
sesuai dengan jenis desain kemasan.

Sistem Buka Tutup


Sistem buka tutup yang digunakan seperti kemasan pada umumnya, diaman pada
bagian atas terdapat zipper yang memudahkan konsumen membukanya dan menyimpan
produk marning jagung ketika selesai mengkonsumsinya. Dengan adanya zipper tersebut
sehingga mampu melindungi isinya dengan baik dan menjaga produk marning dalam keadaan
renyah. apabila produk tidak langsung habis dikonsumsi. Pada penutup kemasan akan
ditambahkan segel dengan tujuan untuk menimbulkan kesan eksklusif produk.

Warna
Untuk menyesuai dengan tipe desain modern maka akan digunakan kesan warna
kuning maupun hitam sebagai latar utamanya. Warna tersebut memiliki kesan menarik dan
modern meskipun isiannya merupakan produk tradisional. Selain itu, warna tersebut
mengikuti warna bahan dasar produk marning jagung yaitu warna kuning. Logo Good
Marning yang digunakan merupakan brand name, bukan logo perusahaan, sehingga warna
dapat berubah sesuai dengan keinginan dari pemuat desain karena mengikuti trend konsumen.
Warna yang digunakan pun tidak akan terlalu banyak. Ini dikarenakan untuk menekan biaya
cetak bagi produsen.

Logo
Merek yang akan digunakan untuk produk adalah Good Marning, yang merupakan
nama inovasi dari posko 18 Kuliah Pengabdian Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam Institut Agama Islam Negeri Madura. Pada produk ini terdapat logo sebagai pelengkap
bagi desain kemasan itu sendiri. Logo akan didesain dengan konsep sederhana dan
kekeluargaan sesuai dengan bagaimana produk tersebut diproduksi.
Gambar 1. Logo Good Marning

Ilustrasi
Ilustrasi yang digunakan sebagai pendukung dalam elemen desain kemasan marning jagung
ini adalah gambar jagung. Digunakan jagung sebagai ilustrasi adalah dengan maksud karena
ingin memperjelas bahwa marning ini merupakan produk olahan dari jagung tanpa harus
membaca terlebih dahulu komposisi dari produk. Gambar jagung juga mampu menunjukkan
sisi alami dari produk yang ingin ditonjolkan. Sebagai elemen tambahan, akan diberi motif
pada desain kemasan. Motif disini memberi nilai tambah pada kemasan sehingga lebih
menarik dan terlihat modern.

Gambar 2. Kemasan Good Marning Depan


Gambar 3. Kemasan Good Marning Belakang

Typeface
Yang akan digunakan adalah jenis typeface jenis serif yakni Dekthusian untuk bagian
merek, serta sans serif dan juga serif untuk bagian pendukung seperti bagian yang
menginformasikan tentang pruduk. Adanya perpaduan ini akan sesuai dengan tipe desain
yang memadukan tempoe doeloe dan tipe desain modern.

Warna
Warna yang digunakan hanya terdiri dari sedikt warna, tidak hanya untuk menekan
harga cetak tetapi juga untuk memunculkan kesan modern dan minimalis dari desain. Warna
juga akan menjadi identitas dari brand, sehingga penerapan warna akan dilakukan seragam
pada setiap produk. Untuk merek akan menggunakan jenis huruf sanserif. Logo akan diolah
dari tipografinya. Dan di sini logo akan menjadi bagian yang paling penting, karena
merupakan identitas utama yang harus ditonjolkan.

Penjaringan Ide Bentuk


Sebagai produk makanan, maka yang penting adalah perlu diperhatikan
kehigienisannya. Maka untuk menjaga produk tersebut bahan kemasan paling utamanya
adalah plastik. Plastik dapat melindungi makanan agar tahan lebih lama dan tetap renyah
sampai saat akan dikonsumsi. Sehingga bahan utama yang pasti digunakan adalah plastik.
Bukan hanya sebagai pelindung, plastik disini juga berfungsi sebagai daya tarik serta
menampilkan informasi tentang produk.
Perlu diperhatikan pula, karena produk ini merupakan produk yang tidak mahal, maka
bahan yang digunakan pun harus menyesuaikan. Sehingga tidak bisa jika hanya
mementingkan visualnya agar terlihat menarik, namun juga harus diperhatikan bahwa harga
kemasan tidak lebih tinggi dari harga produknya. Dalam hal ini harus dipikirkan kembali
bagimana membuat desain yang menarik, namun harus tetap ekonomis dan sesuai dengan
produk. Karena ada kalanya, bila kemasan terlalu menonjol konsumen menjadi takut untuk
membeli, karena konsumen berpikir bahwa harganya akan mahal. Dari hasil observasi yang
telah dilakukan, telah didapatkan konsep utama dari desain adalah kesederhanaan.
Kesederhanaan diperoleh dari bagiamana sebuah marning jagung, dan bagaiman cara untuk
mengolahnya. Marning jagung sendiri merupakan sebuah camilan yang sudah ada sejak
jaman dulu, dan dikonsumsi oleh siapapun. Dikarenakan camilan ini memiliki harga yang
terjangkau, ringan, dan cocok untuk dikonsumsi siapa saja. Brandname yang digunakan
adalah Good Marning.
Gambar 4. Desain Kemasan Good Marning Depan

Gambar 5. Desain Kemasan Good Marning Belakang


Gambar 7. Kemasan Asli Good Marning
Gambar 8. Produk Good Marning
Kesimpulan
Daftar Pustaka

Widayanti, F. U. (2021). Geliat Asa Dalam Bingkai Pengabdian Masyarakat . Parepare: IAIN Parepare
Nusantara Pers.

Imelda Afriana, N. H. (2019). "PENGEMBANGAN UMKM MARNING JAGUNG MULYA JAYA MELALUI
INOVASI PRODUK DAN PEMASARAN,". Prodimas, 501-503.

Maulana, M. (2019). "ASSET-BASED COMMUNITY DEVELOPMENT: Strategi Pengembangan


Masyarakat di Desa Wisata Ledok Sambi Kaliurang". EMPOWER, 263-266.

Anda mungkin juga menyukai