Anda di halaman 1dari 10

MATERI SIDANG PREVIEW

Assalamu’alaikum.
Perkenalkan saya Muhammd Fauzi dengan NIM 20180060026
Terima kasih kepada Bapak Rifki Nugraha, terima kasih kepada Ibu Raray
Istianah, dan terima kasih kepada Ibu Elida Christine Sari yang telah memberi
kesempatan kepada saya dalam memaparkan laporan preview karya tugas
akhir.

BAB 1 LATAR BELAKANG


Fenomena yang terjadi akhir-akhir ini, yaitu gula aren yang dipakai sebagai
pemanis alternatif di berbagai minuman kekinian, kini menjadi hal yang sedang
tren. Seperti es teh, kopi caphuchino, mocha, boba, dan bahkan saya pernah
dengar bahwa es kelapa pun ada yang memakai gula aren sebagai pemanisnya.
Pemakaian gula aren sebagai pemanis membuat gula pasir semakin
dipinggirkan, bukan karena soal rasa, tetapi karena gula aren lebih
menyehatkan karena mengandung banyak kandungan nutrisi serta memiliki
indeks glikemiks yang rendah (yaitu 35) dibanding gula pasir (yang diangka
100), sehingga gula aren aman bagi penderita diabetes.
Salah satu usaha gula semut aren di Kawasan Sukabumi, yaitu UMKM Senang
Manis yang berlokasi di Cimahi, Kec. Cicantayan. Hadir dalam naungan PT.
Aditya Agri Mandiri yang telah beroperasi dari tahun 2021. Nama Senang
Manis itu sendiri didasari harapan dapat menyenangkan konsumen atas
kualitas produk sebagai pemanis alami.
Setelah melakukan observasi ke lapangan tepatnya ke kediaman usaha Senang
Manis, saya menemukan permasalahan yang dapat diajukan sebagai
perancangan tugas akhir, yaitu 1) Senang Manis masih belum mempunyai logo
sebagai identitas usaha, 2) Informasi yang tertera di dalam kemasan masih
belum lengkap atau belum memenuhi standarisasi kemasan, 3) Keamanan
bahan kemasan yang saat ini dipakai masih belum bisa melindungi isi produk
secara optimal, 4) Dan kepraktisan atau segi ergonomis dari kemasan yang
belum maksimal seperti konsumen masih repot dalam membuka kemasan dan
mengambil gula semut yang ada di dalamnya. Dari segi dimensi juga kurang
enak digenggam, serta kondisi samping dari kemasan itu terasa tajam jika
bergesekan dengan kulit.
Maka dari itu, saya mengajukan untuk merancang ulang desain kemasan dari
Senang Manis yang bertujuan untuk melengkapi informasi yang tertera dan
memenuhi standarisasi kemasan, ditambah merancang logo sebagai identitas
usaha Senang Manis, serta mengoptimalkan bahan kemasan agar keamanan
dan kepraktisannya terjamin.

BAB 2 LANDASAN TEORI


Saya mengambil landasan teori tentang Desain Komunikasi Visual yang
bersumber dari buku karya Supriono, meliputi unsur-unsur desain, prinsip
desain.
Desain Komunikasi Visual adalah istilah yang menggambarkan suatu proses
penyampaian informasi atau pengungkapan pesan yang dapat terlihat dengan
jelas melalui pengolahan media komunikasi. Menurut Supriyono (2019:9),
Desain Komunikasi Visual berperan dan berfungsi menyampaikan informasi
atau pesan kepada masyarakat melalui keunggulan visual seperti warna,
tipografi, tata letak, gambar dan unsur desain lainnya menggunakan
pemanfaatan teknologi digital.
Unsur-unsur desain (Supriyono)
- Garis
- Bentuk
- Warna
- Tekstur
- Gelap Terang
- Ukuran
- Ilustrasi
Prinsip Desain (Supriyono)
- Keseimbangan
- Kesatuan
- Irama
- Penekanan

Lalu teori tentang Rebranding yang diambil dari referensi jurnal, seperti
menurut Muzellec & Lambkin.
Sederhananya, rebranding adalah usaha atau upaya suatu entitas untuk
merubah atau melakukan penyegaran agar menjadi lebih baik dari sebelumnya
dan terlihat berbeda.
Menurut Muzellec & Lambkin (2006), rebranding merupakan pembentukan
nama baru yang dapat mewakili perubahan pola pikir dari pemangku
kepentingandan berfungsi sebagai faktor pembeda dari pesaing lainnya.
Selanjutnya teori tentang Media dan Kemasan, yang diambil dari referensi
beberapa jurnal.
Sumber Teori Kemasan :
- (Rangkuti,2010) (definisi kemasan),
- Simamora (2007) (fungsi kemasan),
- Louw & Kimber (2007) (tujuan kemasan),
- Widiati (2019: 71) (jenis jenis kemaasan),
- Kementrian Negara Koperasi dan UKM RI (Kriteria SNI kemasan),
- Irrubai (2015) (label kemasan),
- Syarif & Irawati (1998) (ragam kemasan),
- Nitisemito (1986) (Kriteria penilaian kemasan).

BAB 3 METODE PERANCANGAN


Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan
instrument penelitian meliputi observasi, wawancara, studi Pustaka, dan
kuesioner tertutup.
Khusus untuk Kuesioner, dibuat dalam rangka membantu memetakan
segmentasi pasar dan menentukan target audien dari UMKM Senang Manis.
Hasil dari observasi dan wawancara yaitu, Produk gula semut Senang Manis
hanya memiliki satu bahan kemasan untuk dipasarkan kepada konsumen.
Kemasan berbentuk standing pouch berbahan kertas kraft yang secara umum
masih belum bisa menjaga daya tahan produk gula semut secara optimal. Lalu
segi ergonomis pada kemasan masih kurang.
Kemasan saat ini masih belum memenuhi standarisasi kemasan, serta desain
label kemasan yang disajikan masih belum maksimal dalam menarik minat
konsumen.
Untuk Kuesioner, Diutamakan untuk menggali informasi tentang gender, usia,
asal kota, pendapatan responden. Terdapat 152 responden, disebar ke mereka
yang belum mengetahui tentang eksistensi Senang Manis sebagai usaha gula
semut aren.
Ini adalah rekapan dari hasil kuesioner yang telah saya buat.

Strategi Perancangan, Saya membuat strategi perancangan yang didasari buku


Desain Kemasan karya Klimchuk & Krasovec (2008).
Tahapan tersebut meliputi :
- Mengetahui karakteristik produk (analisis SWOT).
- Referensi visual & moodboard.
- Analisis Kompetitor.
- Brainstorming.
- Konsep Desain Kemasan.
Tujuan strategi perancangan ulang kemasan produk ini ialah untuk membuat
produk Senang Manis memiliki citra sebagai pemanis yang menyehatkan, dan
dapat menyenangkan konsumen atau menaikan mood.
Tahap pertama : Analisis SWOT Gula Semut,
Kekuatan (S)
1. Dibuat menggunakan nira pohon aren secara alami dan berkualitas.
2. Diproses tanpa penambahan bahan kimia atau bahan pengawet.
3. Tekstur butir gula yang halus, yaitu 15-18 mesh.
4. Memiliki indeks glikemiks yang rendah sehingga aman untuk penderita
diabetes.
5. Kaya akan nutrisi dan banyak manfaat untuk kesehatan.
Kelemahan (W)
1. Dapat teroksidasi jika terkena udara luar.
2. Mudah menggumpal jika terkena zat cair atau kelembaban.
3. Kualitas masa kadaluarsa tergantung suhu lingkungan, jika lembab maka
akan lebih cepat.
4. Rasa manis yang tidak semanis gula pasir putih, karena memiliki indeks
glikemiks yang rendah.
Peluang (O)
1. Mempunyai peran untuk menjadi tren pemanis sehat yang alami.
2. Kebutuhan konsumsi gula semut aren menjadi naik, seiring berkembangnya
pola hidup sehat.
3. Peluang pasar gula semut aren yang masih terbuka luas.
Ancaman (T)
1. Suhu dan curah hujan yang tidak menentu yang dapat
mempengaruhi proses pengeringan dan kualitas produksi.

Tahap kedua : Referensi Visual, Saya biasanya mencari referensi desain visual
dari pinterest, behance, dan dribble.
Tahap ketiga : Analisis Kompetitor, Penulis menemukan tiga usaha gula semut
aren yang sama-sama berlokasi di wilayah Sukabumi meskipun berjauhan
dengan usaha Senang Manis, yaitu :
1. Pinnata
Pinnata merupakan usaha gula semut aren yang berasal dari Pelabuhan Ratu.
Nama Pinnata diambil dari sebutan aren yaitu Arenga Pinnata. Penulis
menemukan produk Pinnata yang di distribusikan melalui Gerai Dekranasda,
Cisaat, Sukabumi. Harga Pinnata pada saat itu adalah Rp. 30.000 dengan
ukuran 500 gram yang dikemas dalam kemasan standing pouch berbahan
alumunium foil desain full print dengan laminasi glossy atau mengkilap.
Kemasan yang digunakan Pinnata sudah cukup baik dalam melindungi isi
produk, akan tetapi terdapat kekurangan dari segi ergonomis, yaitu tidak
terdapat zip lock sebagai fitur buka tutup yang membuat isi produk mudah
menggumpal atau keras akibat terkena paparan lingkungan.
1. Miko Sugar
Miko Sugar merupakan usaha gula semut aren yang berasal dari Cisolok,
Sukabumi. Penulis menemukan produk Miko Sugar yang di distribusikan
melalui Gerai Dekranasda, Cisaat, Sukabumi. Harga Miko Sugar pada saat itu
adalah Rp.30.000 dengan ukuran 500 gram yang dikemas dalam kemasan
standing pouch berbahan plastic dengan desain label.
Kemasan yang digunakan Miko Sugar sudah cukup baik dalam melindungi isi
produk, ditambah zip lock yang bisa dibuka tutup sehingga tidak perlu
memindahkan isi produk ke dalam wadah lain, akan tetapi kurang efektif jika
dibiarkan terlalu lama karena tingkat ketahanan bahan kemasan plastik tidak
sebagus alumunium foil.
2. Raja Kawung
Raja Kawung merupakan usaha gula semut aren yang berasal dari Cisolok,
Sukabumi. Nama Raja Kawung diambil dari gula aren itu sendiri yang sering
juga disebut sebagai kawung karena memiliki pohon yang sama. Harga produk
Raja Kawung pada saat itu adalah Rp. 30.000 dengan ukuran 1 kg dan Rp.
13,000 dengan ukuran 250 gram yang hanya dikemas dengan balutan plastik
biasa dengan stiker label kecil di bagian tengah.

Kemasan yang digunakan masih kurang efektif dalam melindugi isi produk
karena dilihat dari karakteristik kemasan plastik tersebut yang tipis dan mudah
robek. Terdapat juga kekurangan dari segi ergonomis, yang mengharuskan
konsumen untuk harus memindahkan isi produk ke dalam wadah terpisah.
Tahap keempat : Brainstorming
Sebagai langkah awal dalam menentukan konsep desain kemasan, saya
membuat sebuah mind mapping berupa brainstorming agar rebranding
kemasan produk Senang Manis dapat tepat sasaran, jelas, dan terarah.
Pengolahan ide dilandasi kata kunci yang dipaparkan berdasarkan data yang
telah dikumpulkan sehingga dapat menjadi acuan dalam merancang ulang
kemasan produk Senang Manis dengan menyesuaikan ilustrasi, tipografi,
warna, layout, dan unsur desain lainnya agar dapat menghasilkan penyajian
visual yang harmonis, mudah diingat, dan menarik perhatian konsumen.
Agar dapat menghindari kerugian yang terjadi akibat proses rebranding
kemasan produk ini, saya membuat pendekatan analisis strength, weakness,
opportunities, threats (SWOT), dan analisis data segmenting, targeting,
positioning (STP).
Kemasan yang dianalisis meliputi tiga bahan yang salah satunya akan
ditetapkan sebagai bahan kemasan terpilih melalui tahap perbandingan.
Bahan Kemasan tersebut ialah :
- Kemasan standing pouch berbahan alumunium foil.
- Kemasan Jar berbahan plastik PET.
- Kemasan Jar berbahan kaca.
Setelah proses perbandingan, maka ditetapkan bahan kemasan yang akan
dipakai ialah Kemasan Jar berbahan plastik PET karena didasari dari mudahnya
proses daur ulang yang menyebabkan keramahan lingkungan, serta sesuai
dengan produk yaitu gula semut aren yang merupakan produk organik.
Karena biasanya jika produk organik itu tidak jauh dari menerapkan fokus
strategi desain yang ramah lingkungan seperti menggunakan bahan material
kemasan yang dapat didaur ulang dan penggunaan grafis yang memiliki unsur
alam atau yang berhubungan dengan produk itu sendiri.
Segmenting, Targeting, dan Positioning (STP), yang sebelumnya dihasilkan dari
kuesioner meliputi :
- Segmentasi Demografis
- Usia : 15-50 tahun
- Jenis Kelamin : Laki-laki dan perempuan
- Pekerjaan : Pelajar dan semua pekerjaan
- Kalangan : Semua kalangan
- Segmentasi Gemografis
- Wilayah : Sukabumi
- Segmentasi Psikografis
- Gaya Hidup : Yang memperhatikan pola hidup sehat
Target audience yang menjadi sasaran dalam rebranding produk gula semut
aren Senang Manis, yaitu laki-laki dan perempuan dari semua kalangan, yang
berusia 15-50 tahun dan berlokasi di wilayah Sukabumi, Indonesia.
Positioning untuk memposisikan gula semut aren Senang Manis sebagai merek
produk di pasaran, yaitu “Senang Manis sebagai pemanis alami khas Sukabumi
yang menyehatkan serta banyak manfaat, dibuat dari nira aren murni tanpa
bahan pengawet, memiliki aroma dan rasa yang khas, dengan kemasan
ekslusif, namun harga terjangkau bagi semua kalangan”.
Konsep visual untuk desain kemasan produk yaitu menggunakan gaya dasar
simple yang bersifat modern, clean, dan mudah diingat. Dipadukan dengan
gaya nature seperti ilustrasi gula semut yang dihiasi daun pohon aren agar
mewakili sifat segar dan organik, perpaduan warna hijau dan coklat, dan
penggunaan tipografi terkait keterangan dan manfaat produk.
Media utama perancangan adalah kemasan primer berupa label kemasan,
dan sebuah kemasan sekunder berupa handle box. Adapun media pendukung
dari kemasan produk Senang Manis ini ialah brosur mini dan shopping bag.

Proses Perancangan Karya, Pra Produksi,


Konsep Desain, yang berangkat dari brainstorming ialah lebih ke inovasi visual
yang terlihat modern, simple, nature, agar terlihat higienis dan lebih fresh.
Konsep Desain logo, Melalui pendekatan dua kata kunci yaitu senang dan
manis yang akhirnya menghasilkan bentuk heart atau love, menyesuaikan
dengan citra produk.
Setelah konsep ditentukan, Tahap selanjutnya ialah proses perancangan itu
sendiri yang dimulai dari :
Sketsa Manual, untuk menentukan logo, tata letak, dan ilustrasi dengan tujuan
dapat mempermudah proses produksi produk.
Setelah sketsa manual telah dibuat, saya pun mengembangkan visual menjadi
desain digital seperti logo, ilustrasi, elemen grafis, dan layout untuk keperluan
media utama yaitu desain kemasan primer dari produk Senang Manis yang
dikerjakan dalam software Adobe Illustrator dan Adobe Photoshop.
Ini merupakan Alternatif logo yang sudah saya buat, terdapat 5 opsi logo yang
ditawarkan. Semuanya merupakan jenis logo Monogram yang mengambil
inisial S dan M yang berbentuk pola hati / love sesuai citra dari usaha Senang
Manis.
Selanjutnya, Ilustrasi untuk kebutuhan kemasan, meliputi ilustrasi gula
semut, Alternatif pola, dan ilustrasi kemasan yaitu jar berbahan plastik PET.
Lalu, saya membuat alternatif pola dan layout untuk label kemasan yang
belum diberi sentuhan warna dasar.
Dilanjut dengan Alternatif desain label kemasan yang sudah diberi warna
dasar dan diberi sentuhan pattern. Sebenarnya saya membuat 6 opsi label
kemasan, yang setiap 3 opsi itu diberi sentuhan pattern yang berbeda sesuai
opsi pattern yang telah dibuat sebelumnya.
Yang terakhir, saya menawarkan desain kemasan sekunder, yang diawali
sebuah dieline, lalu dilanjut dengan menerapkan desain visual di setiap sisi.

Masuk ke tahap produksi


Desain Final Ilustrasi, saya memilih ilustrasi gula semut yang diwadahi
mangkuk berbentuk love karena lebih sesuai dengan citra dari usaha Senang
Manis itu sendiri.
Dan pattern yang terpilih ialah pattern kedua, menampilkan lembaran daun
aren yang saling beriringan dengan membentuk sebuah lekukan atau irama
tertentu.
Desain Final Logo, yang terpilih ialah opsi ke 5, karena bentuk monogram nya
yang berbeda dari kebanyakan logo yang serupa atau istilahnya itu bentuk opsi
logo kelima ini tidak generik. Logo monogram yang menampilkan inisial S dan
M yang membentuk pola love.
Dan untuk Desain Final Label Kemasan, dipilih yang opsi pertama dengan
memakai pattern kedua. Karena tampilan Primary Display Panel yang lebih
terlihat bersih dan elegan, dengan titik fokus ilustrasi berada di tengah dengan
didukung kontras tipografi pada judul produk yang terlihat pas.
Terakhir, Tampilan Final Kemasan Sekunder nya adalah sebagai berikut.
Handle box yang bisa dijinjing. Dapat menampung 4 toples kemasan primer
untuk konsumen yang ingin membeli lebih dari 1 atau 2 produk.
Untuk bahan kemasannya masih belum fix ditentukan, tapi yang pasti.. bisa
mampu menahan bobot dari ke 4 kemasan primer dengan kokoh agar tidak
bocor.

Mungkin sekian yang dapat saya sampaikan, mohon maaf bila terdapat
kekurangan dalam penyampaian atau penampilan. Terima kasih banyak bagi
para dosen penguji yang telah memberi banyak masukan. Saya akan
memperbaiki apa yang harus saya perbaiki secepatnya.
Wassalamu’alaikum wr.wb
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai