Membangun - Perkebunan - Bambu - Berkelanjutan
Membangun - Perkebunan - Bambu - Berkelanjutan
BERKELANJUTAN
Tropenbos
30 Oktober 2021
Keunggulan Bambu
Makanan
Furniture dan
7-30 hari (rebung) atau 2-3 tahun
produk non-
untuk pakan (masa dewasa
struktural, pulp
akhir)
dan kertas
Sumber: Manual for Sustainable Management of Clumping Bamboo Forest (INBAR 2019)
Hasil Biomassa Bambu
Produktivitas Bambu Petung (Dendrocalamus asper)
• Beragam tergantung tanah, curah hujan, irigasi, suhu
kompos/pupuk, dan manajemen perkebunan.
• Dengan jarak tanam 7 m x 7 m @204 rumpun/Ha
• Hasil panen (berat kering) 5 batang/rumpun @64.6
kg = 323 kg/rumpun = 65 ton/ha. Aplikasi pupuk
dapat menghasilkan peningkatan hingga 3x lipat = 80
ton kering per ha per tahun (Decipulo et al. 2009)
• Saat mencapai umur 5 tahun dipanen 30% dari
rumpun per tahun (panen berkelanjutan)
• Hasil panen akan terus meningkat hingga mencapai
kapasitas genetik optimal
• Penanaman ulang hanya sekali dalam 60 sampai 100
tahun = mengurangi biaya
Industri Bambu Harus Didukung dengan
Perkebunan Bambu = Bibit Berkualitas
Perkebunan bambu di Malawi untuk produksi arang bambu pengganti Green school, Bali = The biggest
arang kayu bamboo construction in the world
(2.200 m2, 3 floors)
• Infrastruktur steril
• Ruang tanam dengan 13 meja
laminar
• Ruang tumbuh: suhu,
kelembaban, cahaya, terkontrol
• Peralatan sterilisasi dan
pembuatan media
• Sistem penyaringan air dengan
kemurnian tertinggi
Profil Asal Bibit Bambu
PT Bambu Nusa Verde - Nursery
Waktu recovery bibit (lama pemeliharaan sebelum siap ditanam di lahan) berdasarkan lama perjalanan:
Packing tanpa media - dos Packing dengan media - polybag
Detail penjelasan:
• Per 6.000 Polybag diperlukan Nursery
dengan ukuran 40 x 15 m
• Net untuk melindungi dari sinar
matahari langsung (65%)
• Penutup tanah untuk pengendalian
gulma, namun masih bisa dilewati air
• Instalasi air
• Penutup tanah untuk pengendalian
gulma, namun masih bisa dilewati air
Profil Asal Bibit Bambu
Tanpa Media
Persediaan dan persiapan bibit sebelum dilakukan pengiriman Bambu yang terlalu tinggi dipangkas sesuai dengan ukuran
dos (78 x 48 x 39 cm)
Penerimaan Bibit
Packing dan
Dos ditutup dan siap dikirim via udara dengan pesawat Akar dilapisi cocopeat dan 1-Methylcyclopropene untuk
atau via darat dengan truk meminimalkan respirasi bibit dalam proses pengiriman
Profil Asal Bibit Bambu
Pemindahan
ke polybag
Persiapan media dalam polybag Proses pemindahan bibit ke polybag
Penerimaan Bibit
Packing dan
Bibit umur 1 minggu setelah dipindah Bibit umur >14 hari setelah dipindah
Perkebunan Bambu
Rekomendasi Penanaman
• Persiapan tanah dan pembersihan lahan: Dilakukan setidaknya satu bulan sebelum penanaman untuk
menyediakan waktu yang cukup untuk pelapukan tanah. Pembajakan lokasi penanaman secara menyeluruh
(kedalaman 30 cm) dapat membantu mengaduk/mengatur ulang lapisan tanah dan melonggarkan tanah, serta
memperbaiki kualitas tanah
• Pagar: Hal-hal berikut harus diperhatikan: a) Jika penghalang sudah ada, pagari saja tempat-tempat di mana
hewan bisa masuk; dan b) Pemagaran harus dilakukan sebelum penggalian lubang dan penanaman.
• Pencegahan kebakaran: Bersihkan semua jenis semak berkayu, rumput dan bahan vegetatif lainnya yang
dapat terbakar dalam jarak 5 m di sekitar lokasi.
Sumber: Manual for Sustainable Management of Clumping Bamboo Forest (INBAR 2019)
Perkebunan Bambu
Jarak Tanam
• Jarak tanam penting untuk mengurangi kompetisi di atas tanah untuk cahaya dan kompetisi di
bawah tanah untuk air dan nutrisi. Jika jarak tanam terlalu sempit, sebagian besar bambu akan
tumbuh tinggi, tetapi tidak menghasilkan batang yang berdiameter besar. Jika jaraknya terlalu
besar, sinar matahari akan menembus kanopi, memungkinkan rumput/gulma untuk tumbuh dan
meningkatkan resiko kebakaran di musim kemarau.
Jarak tanam tergantung jenis dan tujuannya: Jarak persegi panjang Jarak segitiga
a) 4 × 4 m: Bambu berdiameter kecil: 4–8 cm (misalnya Oxytenanthera abyssinica, Dendrocalamus
strictus, Bambusa multiplex, Thyrsostachys oliveri).
b) 5 × 5 hingga 7 × 7 m: Bambu berdiameter sedang: 8–15 cm (Yushania alpina, B. vulgaris, D.
asper, D. hamiltonii, D. membranaceus, B. tulda, B. polymorpha, Cephalostachyum pergracile, D.
brandisii, B. balcooa, B. bambos, dll).
c) 7 × 7 hingga 10 × 10 m: Bambu berdiameter besar: >15 cm (D. giganteus).
• Dua pola jarak dapat digunakan, yaitu sebagai berikut: (a) jarak persegi panjang dan (b) jarak
segitiga. Untuk perkebunan komersial skala besar, dianjurkan untuk menggunakan jarak segitiga,
yang memungkinkan pemanfaatan maksimal lahan dan penyebaran ruang antar rumpun.
• Kerapatan di dalam rumpun: Berdasarkan ukuran batang: besar, sedang dan kecil, sekitar 12, 16
dan 20 batang bambu dapat dipertahankan per rumpun. Jika rumpun terletak di daerah lereng
yang curam, jumlah batang dalam satu rumpun bisa 1,5 sampai 2 kali lebih banyak untuk
meningkatkan fungsi pengendalian erosi tanah.
Sumber: Manual for Sustainable Management of Clumping Bamboo Forest (INBAR 2019)
Perkebunan Bambu
Penanaman
• Beberapa minggu sebelum penanaman, lubang tanam ditandai dengan potongan
bambu atau tongkat untuk menandai lokasi penggalian lubang
• Ukuran lubang tanam krusial untuk memfasilitasi pertumbuhan awal rhizome dan
perakaran. Lubang tanam harus disiapkan minimal 15 hari sebelum penanaman untuk
memfasilitasi pelapukan tanah. Ukuran lubang tanam harus 2x dari ukuran rhizome:
30 cm x 30 cm x 30 cm untuk bibit dari polybag dan 60 cm x 60 cm x 60 cm untuk bibit
ukuran lebih besar.
• Pastikan top soil dan bottom soil/sub soil diletakkan di sisi berbeda dari lubang
tanam.
• Pupuk kandang atau kompos dapat diaplikasikan ke lubang tanam saat penanaman. 5
kg pupuk kandang/kompos dicampur merata dengan top soil. Campuran ini kemudian
dimasukkan ke dasar lubang tanam kemudian padatkan.
• Lepaskan bibit dari polybag secara perlahan, jangan sampai merusak akar. Jika ada
polybag yang menempel di akar jangan dilepaskan paksa.
• Letakkan bibit bambu di dasar lubang tanam. Ujung polybag harus berada sejajar
dengan batas atas lubang tanam.
• Isi bagian lubang tanam yang kosong dengan sisa campuran top soil, kemudian
penuhi dengan bottom soil di bagian atasnya.
• Tanah di lubang tanam dipadatkan dan buat gundukan tanah di sekitar bibit; serta
parit di sekitar lubang untuk memungkinkanketersediaan air.
Sumber: Manual for Sustainable Management of Clumping Bamboo Forest (INBAR 2019)
Perkebunan Bambu
Pemeliharaan dan Perawatan – Tahap Bibit (1-3 Tahun)
Pemeliharaan dilakukan 2x setahun
• Sebelum akhir musim hujan: pembersihan gulma dan penggemburan tanah untuk
meningkatkan kelembaban tanah. Dapat dilakukan dengan pembajakan seluruh lahan
perkebunan atau di sekitar rumpun dengan radius minimal 50 cm dan kedalaman hingga 15 cm.
• Awal musim hujan: pembersihan gulma dan semak di tahap awal pertumbuhan agar bambu
bisa tumbuh cepat saat musim hujan berlangsung
• Trenching: siapkan parit (setidaknya radius 50 cm) di sekitar tanaman bambu untuk menahan Pembersihan gulma dan Mulching
penggemburan tanah
air.
• Mulching: Sebarkan lapisan tebal (≈5–10 cm) bahan organik (hijau dan/atau bahan kering:
dedaunan, cabang, dan ranting) di permukaan tanah sekitar tanaman bambu
• Pemupukan: Buat parit dangkal di sekitar bambu (kedalaman 20 cm × lebar 20 cm,
• dan diameter 60–100 cm); setelah pemberian pupuk kandang/pupuk, tutup parit/lubang
dengan tanah.
Jumlah
Aplikasi Waktu Pemupukan dan trenching
Pupuk kandang NPK
1 Satu bulan setelah tanam 5 kg 50 g
2 Awal musim hujan berikutnya (tahun 2) 10 kg 100-150 g
3 Awal musim hujan berikutnya (tahun 3) 30 kg 500 g
• Irigasi: Terutama pada tahun pertama. Selama musim kering yang panjang diairi dengan selang
waktu 10-15 hari. Siramkan air (15–20 L) di parit yang dibuat di sekitar tanaman bambu dengan
channel irrigation atau drip irrigation. Irigasi
Sumber: Manual for Sustainable Management of Clumping Bamboo Forest (INBAR 2019)
Perkebunan Bambu
Pemeliharaan dan Perawatan – Tahap Pematangan Awal (3-5 Tahun)
• Fokus pemeliharaan selama fase pematangan awal adalah untuk mengurangi kepadatan
rumpun dan coppicing dan untuk memudahkan memanen batang bambu yang sudah siap
panen.
• Pembersihan dan penipisan: mulai dari tahun ke-3 atau ke-4. Buang/potong batang yang mati,
tua atau rusak (di tengah rumpun) dan batang cacat
• Pemangkasan dan de-budding: mulai dari tahun ke-3. Pemangkasan cabang dan de-budding Pembersihan dan penipisan
dilakukan di sepertiga bagian bawah batang bambu untuk mengurangi kepadatan rumpun dan
mengurangi hama dan penyakit. Waktu terbaik adalah akhir musim hujan (setelah rebung baru
berkembang menjadi batang yang tumbuh dengan baik)
• Penipisan rebung: Selama musim rebung, mungkin ada banyak rebung yang muncul dari
batang yang sama yang biasanya berkembang menjadi batang yang lemah karena kurangnya
pasokan air dan nutrisi dari batang induk dan akhirnya membuat rumpun terlalu padat. Sisakan
satu atau dua rebung untuk tumbuh dari satu batang, dan panen rebung lainnya. Pemangkasan dan de-budding
• Penggemburan dan pembuatan gundukan tanah di sekitar rumpun: ditambah dengan aplikasi
pupuk kendang/kompos 30 kg per rumpun ditambah 500 g NPK jika memungkinkan.
• Pengendalian api: Pertahankan firebreak setidaknya 20 m mengelilingi perkebunan bambu
Sumber: Manual for Sustainable Management of Clumping Bamboo Forest (INBAR 2019)
Perkebunan Bambu
Intercropping
Sumber: Manual for Sustainable Management of Clumping Bamboo Forest (INBAR 2019)
Perkebunan Bambu
Pemanenan
Jika batang bambu (dewasa) tidak dipanen secara teratur, produktivitas dan kualitas
batang dan rebung akan berkurang drastis. Jika panen berlebihan, produktivitas turun,
yang dapat menyebabkan degradasi rumpun.
Sumber: Manual for Sustainable Management of Clumping Bamboo Forest (INBAR 2019)
Perkebunan Bambu
Waktu dan Teknik Pemanenan
Waktu panen: Setelah musim hujan atau di awal musim kemarau adalah waktu terbaik untuk memanen batang bambu.
Selama musim hujan, kandungan pati relatif lebih rendah (karena rebung baru mengkonsumsi sebagian besar nutrisi dalam
rumpun). Pemanenan atau penebangan tidak boleh dilakukan pada saat masa pertumbuhan rebung.
Pemanenan sebaiknya tidak dilakukan pada akhir musim kemarau atau awal musim hujan karena tanaman bambu banyak
mengandung akumulasi pati dan nutrisi untuk memberi makan rebung yang muncul. Batang bambu yang dipanen selama
periode ini akan rentan terhadap penggerek dan serangan serangga karena konsentrasi pati yang tinggi.
Potong batang secara miring (45 °) pada ruas pertama (sekitar 10-15 cm di atas ruas pertama) untuk meminimalkan
pemborosan, menghindari pertumbuhan cabang, dan mencegah air hujan menggenang di rongga bagian tunggul
Sumber: Manual for Sustainable Management of Clumping Bamboo Forest (INBAR 2019)
Perkebunan Bambu
Malawi, Afrika Tengah
Lahan sebelum tanam Jenis tanah dystrudept dan quartzipsamments Land clearing Penanaman awal 2015
Oktober 2021
Luar Negeri:
Benin West Africa: 11.2016 Tanda Daftar sebagai Produsen dan Pengedar &
https://www.youtube.com/watch?v=D_BXknK4_ls&t=24s Sertifikasi Bibit Bambu:
5.2018: https://www.youtube.com/watch?v=uXax5ZA_AMI&feature=em- https://drive.google.com/file/d/1XtJ9BczDWIvkgBJ
share_video_user VIb_T5puOejp0t0yc/view?usp=sharing
Untuk follow-up: