Anda di halaman 1dari 39

MEMBANGUN PERKEBUNAN BAMBU

BERKELANJUTAN

Tropenbos
30 Oktober 2021
Keunggulan Bambu

– Tumbuh paling cepat


– Fiksasi karbon lebih tinggi dibanding spesies
pohon lain
– Menghasilkan oksigen 35% lebih banyak
– Biomass meningkat 10-30% per tahun, untuk
pohon 5-10%
– Kemampuan menyimpan air tinggi sementara
penggunaan air rendah
– Kapasitas tukar karbon yang sangat baik
– Stabilisasi tanah, kanopi penutup
– Pendapatan reguler karena panen lebih cepat
tanpa menghancurkan rumpun
– Panen selektif sehingga tidak tebang habis >
ekosistem terjaga
Keunggulan Bambu

Keunggulan utama bambu:


- Laju pertumbuhan superior
- Tidak perlu rotasi
- Dapat dibudidayakan dengan mudah
Perkebunan percobaan yang dibuat pada tahun 1950an
dan 1960an oleh USDA membuktikan bahwa
pertumbuhan yang cepat dan potensi hasil beberapa
spesies bambu melebihi produk-produk hutan di bagian
selatan Amerika Serikat.

Trilema food-energy-environment dapat


dihindari terutama jika bambu ditanam di
lahan terdegradasi atau lahan terbengkalai
dengan memanfaatkan sistem agroforestry.

Hasil adalah kunci kesuksesan yang tidak terpisahkan dengan


manajemen perkebunan.
Bambu untuk Lingkungan

- Sekitar 58.7 ton CO2


disekuestrasi oleh 1 ha bambu
setiap tahun
- Sekitar 42.7 ton O2 dilepaskan
oleh 1 ha bambu setiap tahun
- 1 ha bambu menyediakan O2
untuk 481 orang setiap tahun
- 1 ha bambu menangkap CO2
- Mengurangi erosi tanah hingga yang dilepaskan rata-rata 30
80% orang setiap tahun
- Membangun bahan organik tanah - Mendukung aksi klimat (SDG 13)
- Mempertahankan kandungan
mineral di lahan
- Menjaga kesuburan tanah
- Meningkatkan level air, 10 m dalam
- Mendukung keberlanjutan
20 tahun
lahan(SDG 15)
- Mengurangi runoff hingga 25%
- Meningkatkan penyimpanan air
tanah
- Meningkatkan kehidupan di air
tawar, sungai, danau, dll.
- Mendukung kehidupan di dalam air
(SDG 14)
Bambu di Lahan Gambut
Sanga-sanga, Kalimantan Timur Kab. Banjar, Kalimantan Selatan

Foto tanggal 4 Juli 2012. Dendrocalamus asper (bambu petung)


PT Adimitra Baratama Nusantara Lokasi: Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Riam Kiwa,
Foto di bawah pemberian pupuk kandang untuk bambu Kec. Matraman, Kab. Banjar, Kalimantan Selatan

Tahun 2001 Kondisi tapak lereng,


solum tanah tipis (1 0
cm). Tanah berkerikil.
Jenis gambut fibrik.
Awal tanam tidak
menggunakan pupuk
kandang, tapi
menggunakan NPK.
Tanah lempung
berbatu.

Bambu ampel Bambu petung


(B. vulgaris (D. asper)
‘Vulgaris’) 3 tahun
Bambu di Lahan Gambut
Kalimantan Tengah Sampit, Kalimantan Tengah

Lokasi: Kanan kiri kanal lahan


gambut Desa Tumbang Nusa Ditanam awal 2021 oleh komunitas lokal
Kalimantan Tengah Program memampatkan lahan gambut sisa terbakar
Kedalaman gambut: 1 meter
Spesies: G. levis, G. atter, D. asper
Perawatan: pembersihan gulma di sekitar bambu

Bambu ori/duri (B. blumeana)


6 bulan
Bambu di Lahan Gambut
Kepulauan Meranti, Riau

Bambusa vulgaris ’Vulgaris’


(bambu ampel) Foto tanggal 30 Oktober 2014
Penanaman: 1 Oktober 2014
Foto Nov-Des 2013, setelah penanaman di musim hujan PT National Sago Prima (Sampoerna Agro), Kecamatan Tebing
PT National Sago Prima (Sampoerna Agro), Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau Tinggi, Kota Selat Panjang, Kabupaten Kepulauan Meranti, RIAU

Bambusa vulgaris ’Vulgaris’


Bambusa balcooa (bambu balku) (bambu ampel)
di air
Bambu di Lahan Gambut
Selat Panjang, Riau

Tanggal: 20 November 2015


Penanaman tahun 2014
Lokasi: Blok Q14, Selat Panjang, Riau
Spesies: Bambusa balcooa var. Capensis (bambu beema) dan B. vulgaris ’Vulgaris’ (bambu ampel)

Dendrocalamus asper (Bambu petung)


Ditanam 2015

Bambusa balcooa (bambu balku) B. vulgaris ‘Vittata’


ditanam 2014 (Bambu kuning)
ditanam 2014
Perkebunan Bambu
Pemanfaatan Bambu Berdasarkan Umur Batang
Umur Penggunaan Foto Umur Penggunaan Foto

Makanan
Furniture dan
7-30 hari (rebung) atau 2-3 tahun
produk non-
untuk pakan (masa dewasa
struktural, pulp
akhir)
dan kertas

Penandaan warna berbeda setiap tahun


untuk mengidentifikasi umur batang
Untuk tali dan
1-12 bulan (fase
keranjang (umur
juvenil)
8-12 bulan)

3-4 tahun Konstruksi,


(umur tua) produk industri

1-2 tahun Bahan baku


(dewasa) keranjang, tikar

Penulisan tahun dan bulan


>4 tahun (umur Elastisitas sudah berkurang, batang mulai kemunculan rebung
tua akhir) mengalami deteriotasi

Sumber: Manual for Sustainable Management of Clumping Bamboo Forest (INBAR 2019)
Hasil Biomassa Bambu
Produktivitas Bambu Petung (Dendrocalamus asper)
• Beragam tergantung tanah, curah hujan, irigasi, suhu
kompos/pupuk, dan manajemen perkebunan.
• Dengan jarak tanam 7 m x 7 m @204 rumpun/Ha
• Hasil panen (berat kering) 5 batang/rumpun @64.6
kg = 323 kg/rumpun = 65 ton/ha. Aplikasi pupuk
dapat menghasilkan peningkatan hingga 3x lipat = 80
ton kering per ha per tahun (Decipulo et al. 2009)
• Saat mencapai umur 5 tahun dipanen 30% dari
rumpun per tahun (panen berkelanjutan)
• Hasil panen akan terus meningkat hingga mencapai
kapasitas genetik optimal
• Penanaman ulang hanya sekali dalam 60 sampai 100
tahun = mengurangi biaya
Industri Bambu Harus Didukung dengan
Perkebunan Bambu = Bibit Berkualitas

• Cara perbanyakan vegetatif konvensional


membutuhkan tenaga kerja sangat tinggi.
• Perbanyakan dengan stek batang dan stek
cabang, pendongkelan rumpun, dan
pemisahan umbi tidak efisien karena
dibutuhkan banyak bahan perbanyakan.

Perkebunan bambu di Malawi untuk produksi arang bambu pengganti Green school, Bali = The biggest
arang kayu bamboo construction in the world
(2.200 m2, 3 floors)

• Biji bambu jarang tersedia


karena jenis bambu tropis
berbunga pada interval waktu
yang sangat panjang (40 hingga
>100 tahun untuk beberapa
spesies).

Perkebunan bambu di Brazil untuk selulosa dan biomassa

Industri bambu TIDAK AKAN berkembang dan berkelanjutan


sebelum ada suplai bahan baku yang memadai.
Profil Asal Bibit Bambu
PT Bambu Nusa Verde - Laboratorium

• Infrastruktur steril
• Ruang tanam dengan 13 meja
laminar
• Ruang tumbuh: suhu,
kelembaban, cahaya, terkontrol
• Peralatan sterilisasi dan
pembuatan media
• Sistem penyaringan air dengan
kemurnian tertinggi
Profil Asal Bibit Bambu
PT Bambu Nusa Verde - Nursery

• Tunnels untuk aklimatisasi dan pertumbuhan


optimal planlet bambu
Greenhouse dan nursery tertutup: 7
• Penutup tanah khusus untuk pengendalian
gulma dan penetrasi air
• Net untuk melindungi dari sinar matahari
langsung;
• Instalasi penyemprotan dan pemupukan
• Kapasitas 300.000+ plants
Nursery terbuka:
• Penyimpanan planlet bambu di polybag
dengan ukuran hingga 100+ cm
• Penutup tanah khusus untuk pengendalian
gulma dan penetrasi air
• Net untuk melindungi dari sinar matahari
langsung;
• Instalasi penyemprotan dan pemupukan
• Kapasitas 500.000+ plants
• Bambu siap ditanam di lahan
Profil Asal Bibit Bambu Pra-laboratorium – tahapan pra-
kultur jaringan
Proses Kultur Jaringan “0”: Persiapan, pemilihan jenis
bambu, pengumpulan
potongan buku cabang,
persiapan kultur in vitro.
0 1 Laboratorium – proses kultur
2 jaringan, suhu dan kelembaban
terkontrol
“1”: Inisiasi, sterilisasi eksplan
fail “2”: Propogasi kultur jarungan
dengan multiplikasi, proses
fail genetis terkontrol, simulasi
pertumbuhan percabangan
“3”: Rooting: proses genetis
terkontrol, stimulasi
pembentukan akar.
Greenhouse – ruang aklimatisasi:
“4”: Transplanting ke greenhouse,
penguatan di tray di bawah
6 5 4 tunnel aklimatisasi, suhu dan
3 kelembaban terkontrol.
“5” Ditumbuhkan di trays/plugs (30
cm). Transfer ke nursery atau
lokasi penanaman akhir.
Nursery – mempersiapkan tanaman
sebelum siap ditanam di lahan:
“6”: Nursery / siap tanam, Transfer
ke poly-bag kapasitas 1 liter.
Ditumbuhkan di polybag (min.
50 cm), siap tanam.
fail
Profil Asal Bibit Bambu
Keunggulan Bambu Kultur Jaringan
Dimulai dengan 1 propagul ribuan tanaman dapat dihasilkan dengan kuljar dalam waktu 1 tahun!
• Pemilihan motherplant: sehat,
Genotif elit pertumbuhan bagus, dan muda
• Tumbuh steril, bebas dari virus dan hama,
sehingga tanaman kuat
Kondisi tumbuh ideal • Multiplikasi dan perbanyakan besar
• plantlets berukuran kecil, sesuai untuk
packing, transport, dan penanaman
• Pertumbuhan akar distimulasi saat proses
Pertumbuhan cepat kultur jaringan sehingga menghasilkan
pertumbuhan akar superior yang
menghasilkan pertumbuhan optimal di
Ukuran seragam lahan.
• Pembentukan rumpun lebih cepat, ukuran
dan hasil seragam
• Nilai jual pasar terbaik dibandingkan
Peningkatan biomassa metode perbanyakan bambu lainnya
• Kuantitas besar dapat disiapkan dalam
waktu singkat
Hasil panen lebih tinggi
Profil Asal Bibit Bambu
Ruang Lingkup dan Rekomendasi Pengiriman
Pengiriman ukuran planlet berkaitan dengan total ukuran proyek atau jumlah bambu yang akan ditanam.
Ruang lingkup Bentuk Infrastruktur yang Jumlah per shipment
proyek Komentar
pengiriman diperlukan – dari

Rekomendasi Dari polybag ukuran 0.5 – 1 liter. Dengan truk (4k);


Jumlah Naungan : Ex. Nursery -
polybag Ditumbuhkan hingga min. 50 cm, Atau box/dos
<=100.000 siap tanam
Stage “5” ditanam di lokasi final. (160/box)

Waktu recovery bibit (lama pemeliharaan sebelum siap ditanam di lahan) berdasarkan lama perjalanan:
Packing tanpa media - dos Packing dengan media - polybag

Lama perjalanan Waktu recovery Lama perjalanan Waktu recovery


3 hari 14 hari 1 sd 6 hari 14 hari
Di atas 15 hari atau kurang dari 30
4 sd 6 hari 7 sd 15 hari 30 hari
hari
7 sd 15 hari 30 sd 90 hari
Profil Asal Bibit Bambu
Kebutuhan Nursery

Detail penjelasan:
• Per 6.000 Polybag diperlukan Nursery
dengan ukuran 40 x 15 m
• Net untuk melindungi dari sinar
matahari langsung (65%)
• Penutup tanah untuk pengendalian
gulma, namun masih bisa dilewati air
• Instalasi air
• Penutup tanah untuk pengendalian
gulma, namun masih bisa dilewati air
Profil Asal Bibit Bambu

Tanpa Media
Persediaan dan persiapan bibit sebelum dilakukan pengiriman Bambu yang terlalu tinggi dipangkas sesuai dengan ukuran
dos (78 x 48 x 39 cm)

Penerimaan Bibit
Packing dan
Dos ditutup dan siap dikirim via udara dengan pesawat Akar dilapisi cocopeat dan 1-Methylcyclopropene untuk
atau via darat dengan truk meminimalkan respirasi bibit dalam proses pengiriman
Profil Asal Bibit Bambu

Pemindahan
ke polybag
Persiapan media dalam polybag Proses pemindahan bibit ke polybag

Penerimaan Bibit
Packing dan
Bibit umur 1 minggu setelah dipindah Bibit umur >14 hari setelah dipindah
Perkebunan Bambu
Rekomendasi Penanaman

JARAK TANAM Direkomendasikan bambu ditanam di awal


1.5 m
musim hujan untuk menjamin ketahanan
(Bambu duri) > dan memenuhi kebutuhan air untuk
untuk pagar jika 1.5 m
pertumbuhan bibit. Hujan dapat
dibutuhkan
Tujuan: mempertahankan kelembaban tanah yang
Rehabilitasi dan dibutuhkan untuk pertumbuhan awal bibit
pagar
bambu.
Min. jarak
6m
Bambu petung,
balcooa, beema,
8m
duri dan ampel
Antar baris
Tujuan:
Rehabilitasi dan
produksi
8m
4m
Perkebunan Bambu
Kriteria Lahan dan Persiapan Lahan
Pada dasarnya bambu bisa ditanam di hampir semua jenis tanah dan kondisi lahan, namun poin-poin berikut dapat
menjadi perhatian:
1. Tanah: Jenis tanah yang paling cocok untuk bambu adalah lempung berpasir hingga lempung liat karena
porositasnya (permeabilitas), kesuburan (kandungan bahan organik tinggi) dan kapasitas menahan
air/kelembaban. Kedalaman tanah setidaknya 30-45 cm.
2. Pencahayaan: Disarankan untuk menanam bambu di tempat terbuka (sinar matahari langsung) atau di lokasi
dengan tajuk jarang (<10%).
3. Drainase/genangan air: Bambu dapat bertahan dari banjir bandang (hitungan hari), tetapi sebagian besar
tidak dapat bertahan di bawah genangan air selama jangka waktu yang lama (hitungan minggu/bulan). Karena
itu, pilih lokasi yang memiliki drainase yang baik.
4. Topografi: Tanah datar dan lereng landai paling cocok.
5. Ketinggian air tanah: Level air tanah harus lebih rendah dari 50 cm.
6. Lokasi dan aksesibilitas: Mudah diakses melalui jalan darat

• Persiapan tanah dan pembersihan lahan: Dilakukan setidaknya satu bulan sebelum penanaman untuk
menyediakan waktu yang cukup untuk pelapukan tanah. Pembajakan lokasi penanaman secara menyeluruh
(kedalaman 30 cm) dapat membantu mengaduk/mengatur ulang lapisan tanah dan melonggarkan tanah, serta
memperbaiki kualitas tanah
• Pagar: Hal-hal berikut harus diperhatikan: a) Jika penghalang sudah ada, pagari saja tempat-tempat di mana
hewan bisa masuk; dan b) Pemagaran harus dilakukan sebelum penggalian lubang dan penanaman.
• Pencegahan kebakaran: Bersihkan semua jenis semak berkayu, rumput dan bahan vegetatif lainnya yang
dapat terbakar dalam jarak 5 m di sekitar lokasi.

Sumber: Manual for Sustainable Management of Clumping Bamboo Forest (INBAR 2019)
Perkebunan Bambu
Jarak Tanam
• Jarak tanam penting untuk mengurangi kompetisi di atas tanah untuk cahaya dan kompetisi di
bawah tanah untuk air dan nutrisi. Jika jarak tanam terlalu sempit, sebagian besar bambu akan
tumbuh tinggi, tetapi tidak menghasilkan batang yang berdiameter besar. Jika jaraknya terlalu
besar, sinar matahari akan menembus kanopi, memungkinkan rumput/gulma untuk tumbuh dan
meningkatkan resiko kebakaran di musim kemarau.

Jarak tanam tergantung jenis dan tujuannya: Jarak persegi panjang Jarak segitiga
a) 4 × 4 m: Bambu berdiameter kecil: 4–8 cm (misalnya Oxytenanthera abyssinica, Dendrocalamus
strictus, Bambusa multiplex, Thyrsostachys oliveri).
b) 5 × 5 hingga 7 × 7 m: Bambu berdiameter sedang: 8–15 cm (Yushania alpina, B. vulgaris, D.
asper, D. hamiltonii, D. membranaceus, B. tulda, B. polymorpha, Cephalostachyum pergracile, D.
brandisii, B. balcooa, B. bambos, dll).
c) 7 × 7 hingga 10 × 10 m: Bambu berdiameter besar: >15 cm (D. giganteus).

• Dua pola jarak dapat digunakan, yaitu sebagai berikut: (a) jarak persegi panjang dan (b) jarak
segitiga. Untuk perkebunan komersial skala besar, dianjurkan untuk menggunakan jarak segitiga,
yang memungkinkan pemanfaatan maksimal lahan dan penyebaran ruang antar rumpun.

• Kerapatan di dalam rumpun: Berdasarkan ukuran batang: besar, sedang dan kecil, sekitar 12, 16
dan 20 batang bambu dapat dipertahankan per rumpun. Jika rumpun terletak di daerah lereng
yang curam, jumlah batang dalam satu rumpun bisa 1,5 sampai 2 kali lebih banyak untuk
meningkatkan fungsi pengendalian erosi tanah.

• Komposisi usia: Tahun 1: Tahun 2: Tahun 3: Tahun 4 = 1:1:1:1

Sumber: Manual for Sustainable Management of Clumping Bamboo Forest (INBAR 2019)
Perkebunan Bambu
Penanaman
• Beberapa minggu sebelum penanaman, lubang tanam ditandai dengan potongan
bambu atau tongkat untuk menandai lokasi penggalian lubang
• Ukuran lubang tanam krusial untuk memfasilitasi pertumbuhan awal rhizome dan
perakaran. Lubang tanam harus disiapkan minimal 15 hari sebelum penanaman untuk
memfasilitasi pelapukan tanah. Ukuran lubang tanam harus 2x dari ukuran rhizome:
30 cm x 30 cm x 30 cm untuk bibit dari polybag dan 60 cm x 60 cm x 60 cm untuk bibit
ukuran lebih besar.
• Pastikan top soil dan bottom soil/sub soil diletakkan di sisi berbeda dari lubang
tanam.
• Pupuk kandang atau kompos dapat diaplikasikan ke lubang tanam saat penanaman. 5
kg pupuk kandang/kompos dicampur merata dengan top soil. Campuran ini kemudian
dimasukkan ke dasar lubang tanam kemudian padatkan.
• Lepaskan bibit dari polybag secara perlahan, jangan sampai merusak akar. Jika ada
polybag yang menempel di akar jangan dilepaskan paksa.
• Letakkan bibit bambu di dasar lubang tanam. Ujung polybag harus berada sejajar
dengan batas atas lubang tanam.
• Isi bagian lubang tanam yang kosong dengan sisa campuran top soil, kemudian
penuhi dengan bottom soil di bagian atasnya.
• Tanah di lubang tanam dipadatkan dan buat gundukan tanah di sekitar bibit; serta
parit di sekitar lubang untuk memungkinkanketersediaan air.

Sumber: Manual for Sustainable Management of Clumping Bamboo Forest (INBAR 2019)
Perkebunan Bambu
Pemeliharaan dan Perawatan – Tahap Bibit (1-3 Tahun)
Pemeliharaan dilakukan 2x setahun
• Sebelum akhir musim hujan: pembersihan gulma dan penggemburan tanah untuk
meningkatkan kelembaban tanah. Dapat dilakukan dengan pembajakan seluruh lahan
perkebunan atau di sekitar rumpun dengan radius minimal 50 cm dan kedalaman hingga 15 cm.
• Awal musim hujan: pembersihan gulma dan semak di tahap awal pertumbuhan agar bambu
bisa tumbuh cepat saat musim hujan berlangsung
• Trenching: siapkan parit (setidaknya radius 50 cm) di sekitar tanaman bambu untuk menahan Pembersihan gulma dan Mulching
penggemburan tanah
air.
• Mulching: Sebarkan lapisan tebal (≈5–10 cm) bahan organik (hijau dan/atau bahan kering:
dedaunan, cabang, dan ranting) di permukaan tanah sekitar tanaman bambu
• Pemupukan: Buat parit dangkal di sekitar bambu (kedalaman 20 cm × lebar 20 cm,
• dan diameter 60–100 cm); setelah pemberian pupuk kandang/pupuk, tutup parit/lubang
dengan tanah.
Jumlah
Aplikasi Waktu Pemupukan dan trenching
Pupuk kandang NPK
1 Satu bulan setelah tanam 5 kg 50 g
2 Awal musim hujan berikutnya (tahun 2) 10 kg 100-150 g
3 Awal musim hujan berikutnya (tahun 3) 30 kg 500 g

• Irigasi: Terutama pada tahun pertama. Selama musim kering yang panjang diairi dengan selang
waktu 10-15 hari. Siramkan air (15–20 L) di parit yang dibuat di sekitar tanaman bambu dengan
channel irrigation atau drip irrigation. Irigasi

Sumber: Manual for Sustainable Management of Clumping Bamboo Forest (INBAR 2019)
Perkebunan Bambu
Pemeliharaan dan Perawatan – Tahap Pematangan Awal (3-5 Tahun)

• Fokus pemeliharaan selama fase pematangan awal adalah untuk mengurangi kepadatan
rumpun dan coppicing dan untuk memudahkan memanen batang bambu yang sudah siap
panen.
• Pembersihan dan penipisan: mulai dari tahun ke-3 atau ke-4. Buang/potong batang yang mati,
tua atau rusak (di tengah rumpun) dan batang cacat
• Pemangkasan dan de-budding: mulai dari tahun ke-3. Pemangkasan cabang dan de-budding Pembersihan dan penipisan
dilakukan di sepertiga bagian bawah batang bambu untuk mengurangi kepadatan rumpun dan
mengurangi hama dan penyakit. Waktu terbaik adalah akhir musim hujan (setelah rebung baru
berkembang menjadi batang yang tumbuh dengan baik)
• Penipisan rebung: Selama musim rebung, mungkin ada banyak rebung yang muncul dari
batang yang sama yang biasanya berkembang menjadi batang yang lemah karena kurangnya
pasokan air dan nutrisi dari batang induk dan akhirnya membuat rumpun terlalu padat. Sisakan
satu atau dua rebung untuk tumbuh dari satu batang, dan panen rebung lainnya. Pemangkasan dan de-budding
• Penggemburan dan pembuatan gundukan tanah di sekitar rumpun: ditambah dengan aplikasi
pupuk kendang/kompos 30 kg per rumpun ditambah 500 g NPK jika memungkinkan.
• Pengendalian api: Pertahankan firebreak setidaknya 20 m mengelilingi perkebunan bambu

Tinggalkan satu rebung bambu yang paling kuat

Sumber: Manual for Sustainable Management of Clumping Bamboo Forest (INBAR 2019)
Perkebunan Bambu
Intercropping

• Tanaman yang umum ditanam dengan bambu di tahun 1-2:


Kedelai, singkong, tembakau, cabai, semangka, sayur-sayuran,
umbi-umbian, nanas, pisang, kacang-kacangan, dan papaya.
• Tanaman yang umum ditanam dengan bambu di tahun 3-4: jahe,
kunyit, ubi jalar dan yam, tanaman obat-obatan dan tanaman yang
menyukai naungan lainnya.
• Untuk menghindari persaingan, hindari menanam tanaman sela
dalam radius 1-1,5 m di sekitar rumpun bambu.
• Hindari tanaman sela yang termasuk dalam famili rumput-
rumputan (jagung/jagung, gandum). Baik bambu maupun tanaman
sela akan bersaing untuk mendapatkan nutrisi dan diserang oleh
sebagian besar serangga dan hama yang sama.

Sumber: Manual for Sustainable Management of Clumping Bamboo Forest (INBAR 2019)
Perkebunan Bambu
Pemanenan
Jika batang bambu (dewasa) tidak dipanen secara teratur, produktivitas dan kualitas
batang dan rebung akan berkurang drastis. Jika panen berlebihan, produktivitas turun,
yang dapat menyebabkan degradasi rumpun.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemanenan (untuk pemanfaatan batang):


1) Tidak boleh menebang seluruh batang di rumpun dalam satu waktu
Pembersihan dan penipisan
2) Semua batang bambu tua atau dewasa harus dipanen (>3 tahun)
3) Batang tahun berjalan harus dipertahankan untuk reproduksi
4) Sedikitnya minimal enam batang berumur lebih dari satu tahun, dengan jarak yang
seragam di rumpun, harus dipertahankan. Ketika ada rumpun yang besar, batang
yang lebih dewasa dapat dipertahankan secara proporsional.
5) Jumlah batang yang dapat dipanen tidak boleh melebihi jumlah batang baru yang
muncul di tahun sebelumnya
6) Rebung muda tidak boleh dipanen, kecuali rebung lemah yang tidak akan
berkembang menjadi batang baru
7) Batang harus ditebang/dipotong pada ruas pertama dari tanah (sekitar 10 cm dari
permukaan tanah)
8) Alat tajam (pisau atau gergaji) harus digunakan pada saat penebangan untuk
menghindari terbelah dan rusaknya batang
9) Semua bambu yang mati dan kering, serta semua puing-puing akibat pemanenan
dan pemotongan tinggi (karena patah), harus disingkirkan dari rumpun

Sumber: Manual for Sustainable Management of Clumping Bamboo Forest (INBAR 2019)
Perkebunan Bambu
Waktu dan Teknik Pemanenan
Waktu panen: Setelah musim hujan atau di awal musim kemarau adalah waktu terbaik untuk memanen batang bambu.
Selama musim hujan, kandungan pati relatif lebih rendah (karena rebung baru mengkonsumsi sebagian besar nutrisi dalam
rumpun). Pemanenan atau penebangan tidak boleh dilakukan pada saat masa pertumbuhan rebung.
Pemanenan sebaiknya tidak dilakukan pada akhir musim kemarau atau awal musim hujan karena tanaman bambu banyak
mengandung akumulasi pati dan nutrisi untuk memberi makan rebung yang muncul. Batang bambu yang dipanen selama
periode ini akan rentan terhadap penggerek dan serangan serangga karena konsentrasi pati yang tinggi.
Potong batang secara miring (45 °) pada ruas pertama (sekitar 10-15 cm di atas ruas pertama) untuk meminimalkan
pemborosan, menghindari pertumbuhan cabang, dan mencegah air hujan menggenang di rongga bagian tunggul

Teknik tunnel/terowongan Teknik horseshoe/sepatu kuda


Buat jalur selebar 60 cm dari satu ujung rumpun ke ujung lainnya. Buat jalur selebar 60–100 cm dari pinggiran atau luar bambu ke
Pastikan terowongan yang dibuat melewati bagian tengah tengah rumpun. Pilih lokasi atau sisi rumpun dengan jumlah
rumpun. Karena sebagian besar batang bambu dewasa berada di tengah batang bambu muda paling sedikit, untuk menghindari
rumpun, terowongan dibuat agar orang bisa masuk, memanen pemotongan batang bambu muda
dan menarik batang bambu

Sumber: Manual for Sustainable Management of Clumping Bamboo Forest (INBAR 2019)
Perkebunan Bambu
Malawi, Afrika Tengah

Maret 2014 Oktober 2015, puncak musim kering Maret 2016

Maret 2015 Maret 2016 Maret 2016


Perkebunan Bambu
Malawi, Afrika Tengah
• Lisoka Estate 2017
• Penanaman 2013-2014
• Spesies: D. asper
• 200 ha sudah ditanam
total 300.000 bambu
• Penanaman bambu
untuk menggantikan
kayu yang habis
ditebang untuk bahan
bakar memasak
Perkebunan Bambu
Ketapang, Kalimantan Barat

Lahan sebelum tanam Jenis tanah dystrudept dan quartzipsamments Land clearing Penanaman awal 2015

Juni 2015 Agustus 2016 Juli 2017


Perkebunan Bambu
Ketapang, Kalimantan Barat

2018 Mei 2020

Oktober 2021

Spesies: D. asper, B. balcooa, B. balcooa var. Capensis


Sudah ditanam seluas 500 ha
Penanaman bambu untuk biomassa
Terima kasih
Referensi Media Sosial - Sertifikat
Produksi BNV: https://www.youtube.com/watch?v=Ovv_p89jtw8

Luar Negeri:
Benin West Africa: 11.2016 Tanda Daftar sebagai Produsen dan Pengedar &
https://www.youtube.com/watch?v=D_BXknK4_ls&t=24s Sertifikasi Bibit Bambu:
5.2018: https://www.youtube.com/watch?v=uXax5ZA_AMI&feature=em- https://drive.google.com/file/d/1XtJ9BczDWIvkgBJ
share_video_user VIb_T5puOejp0t0yc/view?usp=sharing

Malawi, Central Africa: https://www.youtube.com/watch?v=sUJzcZ2mpkU Company Profile :


https://www.linkedin.com/feed/update/urn:li:ugcPost:6488456693612187648/ https://www.youtube.com/channel/UCV2CdBb3Jy
WOOySefa6m6mA/videos?view
Indonesia: www.bambunusaverde.com
Ketapang, Kalimantan Barat: https://www.youtube.com/watch?v=PVqEzF6Aezc
Siberut, Mentawai: https://www.youtube.com/watch?v=tIPcxVc21go&t=164s
Energi :https://www.youtube.com/watch?v=OXVlFPIOItM

Media Sosial BNV:


Youtube: https://www.youtube.com/channel/UCV2CdBb3JyWOOySefa6m6mA
Instagram: instagram.com/bambunusaverde/?hl=id
Facebook: www.facebook.com/bambunusaverde
Twitter: @bambunusa_verde
Sertifikat Sumber Benih
Tanda Daftar Pengada dan Pengedar – KLHK RI
Sertifikat Proses Produksi dan
Pengujian Kebenaran Varietas - Kementan RI
Tanda Daftar Pengada dan Pengedar – Kementan RI dan
Sertifikasi Laboratorium - Kementan Australia
KONTAK

Untuk follow-up:

P.T. Bambu Nusa Verde


Jl. Mangunan(Boyong), Tebonan, Harjobinangun, Pakem,
Sleman, Yogyakarta 55582
info@bambunusaverde.com / www.bambunusaverde.com
Telp.: 0274 898 022, 055
WA: Hana : +62 811-264-1189
Nisa : +62 815-4281-8729 / +62 812-8306-0722
POTENSI PENGEMBANGAN BAMBU UNTUK
REHABILITASI LAHAN DI FLORES

Lestari Alamku, Lestari Desaku


Robbert Eppedando

Kerja sama antara


Bambu Nusa Verde
dan
Flores Corpus Nusantara
dan
Flores Sejati Foundation
Program ini akan menyebar di
Kondisi lahan: kekurangan vegetasi yang Kawasan Timur Flores (Sikka,
menyebabkan kondisi udara yang berdebu Flores Timur, Lembata); Kawasan
7 bulan kering > potensi lebih baik dibanding
Tengah Flores (Ngada, Nagekeo,
Malawi (9 bulan kering) Ende), etc…

Anda mungkin juga menyukai