Wachidputra@gmail
Doktor. Mu’at, M. Pd
Universitas Hasyim Asy’ari Tebuireng-Jombang-Jawa Timur
Indonesia
pakmuat@gmail.com
2
Penggunaan Kitab Aj Jurumiyyah
Pendahuluan
Dalam prakteknya kegiatan pembelajaran bahasa Arab pasti kita
menjumpai yang namanya kalimat sempurna dan kalimat tidak
sempurna, contohnya kalimat yang didahului oleh isim atau kata
benda yang biasa disebut dengan Jumlah Ismiyyah atau Mubtada dan
Khabar. Kalimat yang didahului oleh isim, tanda harakat akhir rafa’
(dhammah) dan berada di awal kalimat biasa disebut dengan Mubtada
dan isim yang menjelaskannya atau kata penjelasnya disebut dengan
Khabar. Mubtada’ dan Khabar ini adalah suatu kesatuan yang tidak
dapat dipisahkan didalam struktur Bahasa arab.
Dengan demikian, di pelajaran Bahasa Indonesia tentunya, jika
Mubtada sebagai orang atau benda juga biasanya disebut dengan
subyek dan Khabar sebagai predikat atau berupa kata kerja yang
menjadi penjelas kalimat sebelumnya. Hukum dari Mubtada adalah
kalimat yang didahulukan dan hukum asal Khabar adalah kalimat
yang diakhirkan. Namun, pada beberapa kejadian juga Mubtada harus
berada diakhir atau juga disebut Mubtada’ Muakhkhar dan Khabar
juga bisa berada diawal kalimat atau biasa disebut Khabar Muqaddam.
Perntingnya kita mempelajari ilmu nahwu/kaidah menulis
Bahasa arab khususnya pada materi mubtada’ dan khabar adalah agar
kita dapat memahami beberapa kaidah penulisan kalimat dengan benar
dalam mempelajari bahasa Arab. Dan juga Bahasa Arab memiliki
banyak pola kalimat yang berbeda dengan bahasa lain khususnya
dalam Bahasa Indonesia. Karena Bahasa arab tidak hanya berbicara
tentang susunan kata dalam suatu kalimat, tetapi juga berbicara
tentang bagaimana harakat huruf terakhir dari suatu kata yang ada
pada kalimat. Dari beberapa hal yang ada diatas pembelajaran ilmu
nahwu menjadi sesuatu yang sangat penting bagi pecinta Bahasa Arab.
Oleh karena itu, sebagai guru bahasa Arab harus mampu menemukan
model model pembelajaran bahasa Arab yang sesuai dengan siswa,
baik, komunikatif, efisien, inovasi dan yang paling penting adalah bisa
menyenangkan bagi siswa.
Berdasarkan hal hal diatas, dalam kegiatan belajar mengajar
memerlukan kitab dan metode atau model model pembelajaran yang
tepat. Karena Model pembelajaran merupakan bentuk atau cara
pembelajaran yang menerapkan kegiatan dari awal masuk sampai
akhir yang dilakukan oleh guru. Di dalam kelas ibtida’ di Madrasah
Diniyyah al itqan ini untuk kelas ibtida’ sendiri menggunakan kitab
Al-Jurumiyah.
3
Wachid Solihuddin Putra dan Mu’at
4
Penggunaan Kitab Aj Jurumiyyah
Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian di Madrasah Diniyyah kelas ibtida’
pondok pesantren Al Itqon Bendungrejo Jogoroto Jombang dengan
metode wawancara secara terstruktur, observasi atau pengamatan
partisipan dan dokumentasi kepada narasumber dan informan yang
terkait dengan penggunaan kitab Al-Jurumiyyah untuk pembelajaran
nahwu bab Mubtada’ dan Khabar untuk santri kelas Ibtida’ di Pondok
3
. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta, Hal 271-274
5
Wachid Solihuddin Putra dan Mu’at
4
Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren: studi tentang pandangan hidup kyai dan
visinya mengenai masa depan Indonesia, (Jakarta: LP3ES, 2011), hlm. 10.
6
Penggunaan Kitab Aj Jurumiyyah
5
Maksum, Pola Pembelajaran Di Pesantren, (Jakarta: Departemen Agama RI,
2003), hlm. 74.
7
Wachid Solihuddin Putra dan Mu’at
8
Penggunaan Kitab Aj Jurumiyyah
1
مبتدأ اوتاوي م
2
خرب ايكو خ
3
جواب موعكو ج
4
حال ٓحال حا
5
فاعل عاقيل صوفا فا
6
فاعل غري عاقيل اوفا ف
7
مفعول به ايع مف
8
بدل روفاىن بد
9
مفعول مطلق كالوان مط
7
Syuhada’ syarkun, S. Ag, M. HI, Menimba Ilmu Nahwu dalam al Ajurumiyyah,
(Jakarta Pusat: Pustaka Syarkun, 2017), hlm. vi
9
Wachid Solihuddin Putra dan Mu’at
8
Oemar Hamalik, Kurikulum Dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2001),
hlm. 57.
10
Penggunaan Kitab Aj Jurumiyyah
11
Wachid Solihuddin Putra dan Mu’at
2. Kekurangan
a) Sebagian materi materi yang ada didalam kitab Al
Jurumiyyah lebih banyak kaidah dan bab bab seputar ilmu
nahwu dan belum terlalu mendalam dan belum lengkap
perlu kajian kajian dari kitab lain seperti kitab imrithi dan
alfiyah.
b) penggunaan kitab Al Jurumiyyah di Madrasah diniyyah
kelas Ibtida’ pondok pesantren Al Itqon Bendungrejo
Jogoroto Jombang lebih banyak materi dan contoh yang
sedikit membuat ustadz mencari contoh contoh lain yang
sama dengan materinya.
c) Santri yang baru dikelas ibtida’ rata rata dari luar jawa
yang mana belum mengerti Bahasa jawa yang digunakan
ustadz dalam membaca kitab dan santri masih terasa asing
dengan rumus rumus nahwu khususnya.
d) Kurangnya strategi yang lain dari ustadz yang notabenya
ustadz selalu menggunakan metode lama dan terkesan
membuat santri kurang tertarik dan bosan.
13
Wachid Solihuddin Putra dan Mu’at
Kesimpulan
Dalam prosesnya kegiatan pembelajaran di madrasah diniyyah
kelas Ibtida’ Pondok Pesantren Al Itqon ini sudah sangat bagus untuk
diterapkan dengan menampilkan gaya khas pesantren dengan adanya
metode klasikal (sorogan, bandongan, dan qawaid taejamah) ala
pesantren tidak meninggalkan ciri khas pesantren dalam kitab Al
Jurumiyyah juga bagus untuk panduan awal santri untuk belajar
kaidah kaidah Bahasa dan juga menggunakan sedikit rumus rumus
nahwu dalam memaknai kitabnya.
Untuk kelbihan dalam penggunaan kitab Al Jurumiyyah lebih
mudah menguasai kaidah Bahasa sesuai aturan, susunan kalimat
khususnya pada materi mubtada’ dan khabar dan santri bisa cepat
memahami karena kitab ini masih dasar dan cocok untuk pemula.
namun kekurangannya adalah metode yang diajarkannya masih
dengan metode klasikal yang akan membuat jenuh siswa, Bahasa yang
digunakan Bahasa jawa yang mana banyak santri dari luar jawa.
10
Muhammad Shari, Taisīr al-Nahwi; Mūdhah am Dharūrah, fakultas Humaniora
dan Budaya Universitas Inabah Aljazair.hlm. 35
14
Penggunaan Kitab Aj Jurumiyyah
Daftar Pustaka
15