Anda di halaman 1dari 15

PENGGUNAAN KITAB AL-JURUMIYYAH UNTUK

PEMBELAJARAN NAHWU BAB MUBTADA’ DAN


KHABAR UNTUK SANTRI KELAS IBTIDA’ DI PONDOK AL
ITQON BENDUNGREJO JOGOROTO JOMBANG

Wachid Solihuddin Putra


Universitas Hasyim Asy’ari Tebuireng-Jombang-Jawa Timur
Indonesia

Wachidputra@gmail

Doktor. Mu’at, M. Pd
Universitas Hasyim Asy’ari Tebuireng-Jombang-Jawa Timur
Indonesia
pakmuat@gmail.com

Abstract: Based on the researchers' observations, the main


purpose of teaching language lessons is for students to master
Arabic grammar, so that when students read the Qur'an, Hadith
or other books, they can understand it without having to focus
on translation. The purpose of the study was: to find out nahwu
learning in mubtada and khabar chapters using the book al
jurūmīyah for student ibtida' at the al itqon Islamic boarding
school Bendungrejo Jogoroto Jombang. And to find out the
advantages and disadvantages of learning nahwu in the chapter
of mubtada and khabar by using the book of al jurūmīyah for
student ibtida' at the Islamic boarding school al itqon
Bendungrejo Jogoroto Jombang. This type of research is
descriptive qualitative research by approaching qualitative
research, in this case researchers collect meaningful data:
0bservatins, interview, and documentations. The results of this
Wachid Solihuddin Putra dan Mu’at

study can be summarized as follows: 1) The subjects taught are


classic books written by scholars using classical techniques
and methods, namely the Bandongan, Sorogan, Qowaid wa
Tarjamah methods, with techniques that use grammatical
symbols. 2) Advantages by studying al jurumiyyah books
students easily understand Arabic in grammar magazines,
sentence structure, especially in beginner and news subjects.
But the drawback is that how to teach it is still with classical
methods that will saturate students.

Keywords: Application, Book Al Jurumiyyah, Nahwu


(Mubtada’ dan Khabar).

2
Penggunaan Kitab Aj Jurumiyyah

Pendahuluan
Dalam prakteknya kegiatan pembelajaran bahasa Arab pasti kita
menjumpai yang namanya kalimat sempurna dan kalimat tidak
sempurna, contohnya kalimat yang didahului oleh isim atau kata
benda yang biasa disebut dengan Jumlah Ismiyyah atau Mubtada dan
Khabar. Kalimat yang didahului oleh isim, tanda harakat akhir rafa’
(dhammah) dan berada di awal kalimat biasa disebut dengan Mubtada
dan isim yang menjelaskannya atau kata penjelasnya disebut dengan
Khabar. Mubtada’ dan Khabar ini adalah suatu kesatuan yang tidak
dapat dipisahkan didalam struktur Bahasa arab.
Dengan demikian, di pelajaran Bahasa Indonesia tentunya, jika
Mubtada sebagai orang atau benda juga biasanya disebut dengan
subyek dan Khabar sebagai predikat atau berupa kata kerja yang
menjadi penjelas kalimat sebelumnya. Hukum dari Mubtada adalah
kalimat yang didahulukan dan hukum asal Khabar adalah kalimat
yang diakhirkan. Namun, pada beberapa kejadian juga Mubtada harus
berada diakhir atau juga disebut Mubtada’ Muakhkhar dan Khabar
juga bisa berada diawal kalimat atau biasa disebut Khabar Muqaddam.
Perntingnya kita mempelajari ilmu nahwu/kaidah menulis
Bahasa arab khususnya pada materi mubtada’ dan khabar adalah agar
kita dapat memahami beberapa kaidah penulisan kalimat dengan benar
dalam mempelajari bahasa Arab. Dan juga Bahasa Arab memiliki
banyak pola kalimat yang berbeda dengan bahasa lain khususnya
dalam Bahasa Indonesia. Karena Bahasa arab tidak hanya berbicara
tentang susunan kata dalam suatu kalimat, tetapi juga berbicara
tentang bagaimana harakat huruf terakhir dari suatu kata yang ada
pada kalimat. Dari beberapa hal yang ada diatas pembelajaran ilmu
nahwu menjadi sesuatu yang sangat penting bagi pecinta Bahasa Arab.
Oleh karena itu, sebagai guru bahasa Arab harus mampu menemukan
model model pembelajaran bahasa Arab yang sesuai dengan siswa,
baik, komunikatif, efisien, inovasi dan yang paling penting adalah bisa
menyenangkan bagi siswa.
Berdasarkan hal hal diatas, dalam kegiatan belajar mengajar
memerlukan kitab dan metode atau model model pembelajaran yang
tepat. Karena Model pembelajaran merupakan bentuk atau cara
pembelajaran yang menerapkan kegiatan dari awal masuk sampai
akhir yang dilakukan oleh guru. Di dalam kelas ibtida’ di Madrasah
Diniyyah al itqan ini untuk kelas ibtida’ sendiri menggunakan kitab
Al-Jurumiyah.
3
Wachid Solihuddin Putra dan Mu’at

Penelitian ini lebih mengedepankan pada penggunaan Kitab Al-


Jurumiyah dalam pembelajaran nahwu, karena kitab tersebut diajarkan
kepada santri yang belum memiliki dasar-dasar ilmu Nahwu dimana
ditingkatan ini santri diberi cara menulis arab jawa pegon dan materi
materi dasar nahwu yang terdapat di kitab Al Jurumiyyah dan juga
penerapan membaca kitab kitab kuning lain.
Penelitian ini lebih memfokuskan penggambaran tentang fakta
fakta dan kejadian yang dialami oleh obyek yang akan diteliti dengan
demikian peneiliti selalu aktif melakukan pengamatan dan mencari
informasi yang berkaitan dengan tujuan penelitian ini. Untuk
membuat penelitian ini berjalan dengan baik peneliti dalam
mengumpulkan data data dari informan peneliti memilih jenis
pendekatan penelitian yaitu deskriptif kualitatif.
Dalam sebuah penelitian pasti ada yang namanya metode
penelitian, dan metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah
metode kualitatif. Menurut Moelong dalam bukunya menjelaskan
bahwa Penelitian kualitatif merupakan cara penelitian yang biasanya
menemukan beberapa fakta fakta lapangan kemudian dianalis menjadi
data dekriftif berupa tulisan tulisan atau secara lisan dari para
instrument orang yang terlibat.1 Selain itu juga, David William
mengemukakan pendapatnya bahwa metode kualitatif adalah metode
dengan cara mengumpulkan beberapa data data dari seseorang secara
alamiah.2
Barometer atau yang digunakan dalam instrument penelitian
kualitaif adalah peneliti itu sendiri. Peneliti perlu menguasai materi
yang akan dia teliti dan harus mampu melaksanakan penelitian dengan
teliti dan hati-hati. Oleh karena itu kesungguhan dalam pengambilan
data dilapangan harus sesuai dengan prosedur penelitian kualitatif
karena itu merupakan suatu kebutuhan yang sangan penting.
Untuk Tempat Penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah di
Madrasah Diniyyah Pondok Pesantren Al Itqon Bendungrejo Jogoroto
Jombang. Alasan melakukan penelitian di tempat tersebut karena
sesuai dengan masalah yang akan diteliti, serta Pondok Pesantren Al
Itqon tersebut merupakan salah satu Pondok Pesantren khusus
penghafal Al Qur’an tetapi tetap mempelajari ilmu ilmu pesantren
seperti diniyyah (nahwu dan shorof) dan menjadi pondok pesantren
Favorif di daerah Jombang dan memiliki metode – metode
1
Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remadas Karya, 2002), hlm.
7.
2
Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remadas Karya, 2002), hlm.
5.

4
Penggunaan Kitab Aj Jurumiyyah

pembelajaran khusus yang mmapu mengantrakan para santrinya


sukses dalam Pembelajaran Nahwu. Sedangkan waktu penelitian
mulai dari tanggal 05 Januari 2023, dimulai dari perencanaan (survei
awal) sampai tanggal 12 Mei 2023.
Setelah melakukan penelusuran tempat penelitian peneliti
biasanya menggunakan tekni pengumpul data dengan cara observasi,
dilanjut wawancara kebeberapa instrument data serta yang terakhir
adalah melakukan dokumentasi. Peneliti menggunakan observasi
partisipasi aktif (active participation) yaitu dengan cara melihat secara
langsung bentuk penggunaan kitab al jurumiyyah untuk pembelajaran
nahwu bab mubtada’ dan khabar didalam kelas diniyyah. khususnya
melalui pemberian materi, berdiskusi dengan sesama teman,
pemberian makna oleh pengajar, dan pembelajaran para santri. Peneliti
menggunakan wawancara mendalam dengan tujuan untuk
mendapatkan informasi sesuai dengan kebutuhan dan tujuan peneliti.
Dokumentasi dilakukan untuk mengetahui bagaimana aktivitas siswa.
Dokumentasi dilakukan dari interaksi di dalam kelas ibtida’ diniyyah.
Hal ini untuk mengetahui sejauh mana siswa dalam memahami kitab
al jurumiyyah khususnya dalam ilmu nahwu bab mubtada’ dan khabar.
Untuk penelitian kualitatif ini pengecekan keabsahan data dapat
dilakukan dengan uji kredibilitas. yaitu dengan3 cara meningkatkan
keuletan serta ketelitian berarti melakukan pengamatan secara lebih
cermat/mendalam dan berkaitan.
Dengan cara cara diatas maka keaslian data dan urutan urutan dari
peristiwa pengamatan akan direkam secara asli dan sistematis.
Kemudian untuk Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini peneliti
melakukan pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai
cara dan berbagai waktu.

Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian di Madrasah Diniyyah kelas ibtida’
pondok pesantren Al Itqon Bendungrejo Jogoroto Jombang dengan
metode wawancara secara terstruktur, observasi atau pengamatan
partisipan dan dokumentasi kepada narasumber dan informan yang
terkait dengan penggunaan kitab Al-Jurumiyyah untuk pembelajaran
nahwu bab Mubtada’ dan Khabar untuk santri kelas Ibtida’ di Pondok
3
. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta, Hal 271-274

5
Wachid Solihuddin Putra dan Mu’at

Pesantren Al Itqon bendungrejo jogoroto jombang peneliti akan


memaparkan hasil temuan dilapangan yang disusun secara sistematis
sebagai berikut:
a. Pembelajaran nahwu bab mubtada’ khabar dengan
penggunaan kitab jurumiyyah di pondok al itqon bendungrejo
jogoroto
Dengan perkembangan era saat ini, serta adanya keinginan
beberapa elemen masyarakat yang butuh pendidikan formal
maupun non formal yang tepat serta baik. Muncullah pendidikan
non formal yakni Pondok Pesantren. Baik modern maupun
tradisional (salaf). Pondok tradisional (salaf) biasanya hanya
mengajarkan pendidikan keagamaan dan akhlaq saja.
Menurut Zamakhsyari Dhofier, disebutkan ciri ciri dari
pondok pesantren tradisional (salaf) yakni:
1) Kitab Kuning adalah sebuah kitab klasik dimana banyak
materi materi tentang islam seperti kitab nahwu yang
diajarkan dikalangan pesantren Indonesia rata rata
menggunakan faham imam syafi’i karena berwarna kuning.
2) Metode yang diterapkan yaitu membaca kitab kemudian
membaca kitab lain yang lebih tinggi.
3) System sorogan ini system atau cara yang sanagat lama
dikembangkan di kalangan pesantren dipelajari setelah santri
sudah menyelesaikan khatam Al Qur’an.4
Didalam pengajaran ilmu nahwu, pesantren tradisional (salaf)
masih menggunakan metode yang dari dulu masih di terapkan di
pondok pesantren yaitu metode sorogan, bandongan, dan qawaid
wa tarjamah. Metode Sorogan adalah metode pembelajaran kitab
kuning yang biasanya diterapkan di pondok pesantren dengan cara
guru menyimak murid membaca kitab kuning gundul (tanpa
harakat).
Sependapat dengan Maksum dalam bukunya bahwa Metode
sorogan adalah praktek belajar membaca langsung oleh santri

4
Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren: studi tentang pandangan hidup kyai dan
visinya mengenai masa depan Indonesia, (Jakarta: LP3ES, 2011), hlm. 10.

6
Penggunaan Kitab Aj Jurumiyyah

dengan menggunakan kitab kitab kuning tanpa harakat untuk


mengukur kemampuan santri atas bimbingan dewan assatidz.5
Metode sorogan ini berusia dari pondok pesantrennya, karena
metode ini sudah terkenal sejak terdahulu dalam pendidikan islam
yang pernah diajarkan di musola atau masjid masjid dulu. Pertama
saat zaman dulu anak anak ketika ingin belajar Al Qur’an ke guru
guru ngaji atau kiai kampung. Kemudian berlanjut metode
sorogan ini digunakan atau diterapkan di pondok pondok
pesantren yang mana pada saat itu dan sekarang pondok pesantren
adalah salah satu lembaga islami terbesar di Indonesia. Dengan
penggunaan metode Sorogan ini dimana guru ngaji atau ustadz
ustadzah biasanya mengawasi anak, membimbing serta menilai
kemampuan para anak anak (santri) secara langsung dan
terstruktur. Santri juga wajib menguasai cara membaca dan
menerjemahkan secara benar dan tepat. Yang mana dengan cara
tersebut melatih para santri untuk bersabar, ulet, rajin taat serta
disiplin.
Dari pengamatan (observasi) peneliti tentang proses
pembelajaran nahwu bab mubtada’ dan khabar pada santri pondok
pesantren Al-Itqon Bendungrejo, diceritakan bahwa pelaksanaan
kegiatan dilakukan setelah sholat isya’ dilanjukan pada awal
pembelajaran guru atau ustadz mengucapkan salam serta berdoa,
kemudian mengabsen kehadiran santri, lau guru menjelaskan
materi materi mubtada’ dan khabar setelah itu ustadz memberi
pertanyaan kepada santri dan membuka sesi pertanyaan apabila
ada yang belum dipahami, kemudian santri diperintahkan untuk
maju satu persatu untuk membaca kedepan kitab yang mereka
pelajari.
Adapun kitab yang di pelajari di pondok pesantren Al Itqon
dalam menunjang proses pembelajannya adalah menggunakan
kitab Al Jurumiyyah (kelas ibtida’). Santri santri yang belajar
nahwu kitab Al Jurumiyyah di ajar langsung oleh ustadz dan
ustadzah dimana ia adalah alumni dari pondok pesantren.

5
Maksum, Pola Pembelajaran Di Pesantren, (Jakarta: Departemen Agama RI,
2003), hlm. 74.

7
Wachid Solihuddin Putra dan Mu’at

Pembelajaran nahwu dengan menggunakan kitab Al-


Jurumiyah merupakan sumber materi bagi para santri yang dapat
mengembangkan uji pengetahuan santri untuk mempelajari
struktur kaidah penulisan atau pembacaan Bahasa arab/nahwu
khususnya dalam mempelajari bab muntada’ dan khabar.
Sependapat apa yang dikatakan oleh Muhammad Shari Bahwa
jika ingin mempermudah proses belajar mengajar ilmu nahwu bab
muntada’ dan khabar harus memberikan materi yang cocok dan
jelas serta ringkas sesuai dengan porsi masing-masing. Maka dari
itu tersusunlah kitab kitab kecil yang dinamakan Mukhtashar yang
mana r Mukhtashar ini berisi tentang bab bab ilmu kaidah nahwu
sesuai porsi santri. Dan tidak berlebihan memberi materi yang
rinci tetapi diringkas agar mudah dipahami oleh pembaca.6
Pondok pesantren adalah salah satu lembaga di indonesia yang
mengembangkan ilmu ilmu agama serta bidang
pendidikan/lembaga pesantrennya. Pondok pesantren Al-Itqon
Bendungrejo adalah salah satu pondok pesantren di Jombang
penghafal Al Qur’an dan juga mempelajari ilmu ilmu kitab kuning
salaf. Sebagaimana yang dikutip dalam judul ini yaitu penggunaan
kitab jurumiyyah dalam pembelajaran nahwu bab mubtada’ dan
khabar.
Dalam pembelajaran nahwu di pondok Al Itqon Bendungrejo
Jogoroto Jombang ustadz/ustadzah dalam pembelajarannya
menggunakan kitab Al-Jurumiyah sebagai buku ajar dan materi
dalam ilmu nahwu bab mubtada’ dan khabar. Alasan ustadz
menggunakan kitab Al Jurumiyyah dalam proses belajar mengajar
ilmu nahwu bab mubtada’ dan khabar khususnya pada kelas ibtida’
dikarenakan kitab Al Jurumiyyah adalah kitab dasar bagi pemula
untuk belajar kaidah kaidah penulisan Bahasa arab dan dalam
materi penunjangnya urut dan banyak contoh contohnya.
Dalam proses pembelajaran dengan Penggunaan kitab Al
Jurumiyyah ustadz mempunyai ciri khas masing masing dalam
mengajar dari cara ustadz menerjemahkan makna dalam kitab
santri menulis kembali makna tersebut kemudian menganalis satu
6
Muhammad Shari, Taisīr al-Nahwi; Mūdhah am Dharūrah, fakultas Humaniora dan
Budaya Universitas Inabah Aljazair.

8
Penggunaan Kitab Aj Jurumiyyah

persatu kedudukan atau kaidah nahwunya dan juga para santri


belajar menguasai rumus rumus ilmu nahwu.
Dibawah ini adalah kode dari rumus memaknai kitab kuning
yang dituliskan oleh Syuhada’ Syarkun ketikan santri memberi
makna pada kitabnya:7

‫مكانة‬ ‫معىن‬ ‫رموز‬ ‫رقم‬

1
‫مبتدأ‬ ‫اوتاوي‬ ‫م‬

2
‫خرب‬ ‫ايكو‬ ‫خ‬

3
‫جواب‬ ‫موعكو‬ ‫ج‬

4
‫حال‬ ٓ‫حال‬ ‫حا‬

5
‫فاعل عاقيل‬ ‫صوفا‬ ‫فا‬

6
‫فاعل غري عاقيل‬ ‫اوفا‬ ‫ف‬

7
‫مفعول به‬ ‫ايع‬ ‫مف‬

8
‫بدل‬ ‫روفاىن‬ ‫بد‬

9
‫مفعول مطلق‬ ‫كالوان‬ ‫مط‬
7
Syuhada’ syarkun, S. Ag, M. HI, Menimba Ilmu Nahwu dalam al Ajurumiyyah,
(Jakarta Pusat: Pustaka Syarkun, 2017), hlm. vi

9
Wachid Solihuddin Putra dan Mu’at

‫ظرف‬ ‫ايعدامل‬ ‫ظ‬ 10

Selain melihat rumus rumus diatas para santri juga harus


memperhatikan makna ketika membaca makna kitab, seperti
contoh dalam membaca dan memaknai kitab santri juga harus
mengetahui tata caranya yaitu dengan memaknai perkata contoh
kalimat ‫قَاِئل‬ ‫حُمَ َّم ٌد‬: Muhammad adalah orang yang berkata.
ٌ
Dalam sebuah pembelajaran biasanya terdapat metode atau
cara guru dalam mengajar. Menurut Oemar Hamalik, Metode
merupakan Sebuah kegiatan atau perangkat yang dipakai oleh
pengajar didalam sebuah proses belajar mengajar agar tujuan dari
pembelajaran ini berjalan dengan tepat dan baik.8 Oleh karena itu
metode ini biasanya dipakai untuk meraih sebuah setrategi yang
sudah ditentukan, karena didalam pembelajaran metode sangat
penting berhasil tidaknya metode tergantung cara penerapannya.
Adapun metode pengajaran nahwu yang digunakan di pondok
pesantren al- Itqon Bendungrejo Jogoroto Jombang yang telah
diimplementasikan oleh dewan assatidz dalam proses belajar
mengajar ilmu nahwu bab mubtada’ dan khabar dengan
penggunaan kitab Al-Jurumiyah adalah memakai metode
Tradisional atau juga disebut kalasikal: 1) Metode Sorogan, 2)
Metode Bandongan, 3) Metode Qawaid wa Tarjamah.
Penggunaan metode tersebut di pondok pesantren yang sering
digunakan di kalangan besar pondok-pondok pesantren modern
maupun salaf di Indonesia khususnya. Metode tersebut materinya
sangat banyak dan untuk waktunya hanya sedikit dalam
menguasai kaidah nahwu dari ketiga metode tersebut ada metode

8
Oemar Hamalik, Kurikulum Dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2001),
hlm. 57.

10
Penggunaan Kitab Aj Jurumiyyah

qowaid dan tarjamah metode ini sangat popular dalam dunia


pesantren dan dengan metode ini menjadi sangat mudah dipahamu
oleh santri dimana metode ini menggunakan makna jawa (rumus
nahwu) dan gabungan dari struktur kalimatnya.
Penerapan kitab Al Jurumiyyah ini didalamnya berisi tentang
tata cara penulisan dan beberapa penjelasan materi materi nahwu
dengan penggabungan metode yang cocok untuk memahamkan
santri. Perlu diketahui dalam sebuah proses pembelajaran adalah
bagaimana ustadz menjelaskan materi nahwu khususnya bab
mubtada’ dan khabar ini agar santri dapat mengetahui dan
menguasai inti materi di kitab Al Jurumiyyah dengan
menggunakan rumus rumus nahwu tersebut. Ketika proses
membaca dan memberi makna sekaligus santri dapat menerapkan
penggunaan rumus rumus nahwu serta paham dengan I’rob I’rob
tertentu, sehingga santri lebih memahami dan bisa membaca serta
memaknai dengan baik dan benar.
Oleh karena itu penggunaan kitab Al Jurumiyyah di Madrasah
diniyyah kelas Ibtida’ pondok pesantren Al Itqon Bendungrejo
Jogoroto Jombang membuat santri lebih memahami dan
menguasai kaidah kaidah Bahasa khususnya ilmu nahwu bab
mubtada’ dan khabar dan terus dikembangkan lagi. Karena itu
kitab Al Jurumiyyah ini tidak boleh kita anggap sebelah mata saja
tapi harus lebih di pelajari lagi Karena kitab ini menjadi dasar
untuk mempelajari kitab yang lebih tinggi lagi materinya.
Dari beberapa deskripsi tersebut bisa kita simpulkan bahwa
dalam pembelajaran nahwu bab mubtada’ dan khabar
menggunakan kitab Al Jurumiiyah di Madrasah diniyyah kelas
Ibtida’ pondok pesantren Al Itqon Bendungrejo Jogoroto Jombang
dalam pelaksanaanya dilakukan setelah sholat isya’ kemudian
santri menuju ke kelas masing masing setelah itu ustadz
menggunakan metode klasikal sesuai dengan materinya dengan
penggabungan antara metode sorogan-bandongan dengan qawaid
dan tarjamah diajar oleh assatidz yang professional lulusan
ponpes terbaik dan bersertifikat khusus. Dengan membacakan

11
Wachid Solihuddin Putra dan Mu’at

makna lalu memmberi makna kemudian dijelaskan dan untuk


yang terakhir santri satu persatu maju membaca di depan.
Jadi itulah gambaran dari penggunaan kitab Al Jurumiyyah di
Madrasah diniyyah kelas Ibtida’ pondok pesantren Al Itqon
Bendungrejo Jogoroto Jombang. Proses Pembelajaran ini
bertujuan agar dapat mengembangkan pengetahuan ilmu nahwu
k h u s u s n y a b a b m u b t a d a ’ d a n k h a b a r . Dengan
ini santri dapat menerapkan untuk membaca kitab kitab kuning
yang lebih tinggi lagi.
b. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran nahwu bab
mubtada’ khabar dengan penggunaan kitab jurumiyyah di
pondok al itqon bendungrejo jogoroto
Pembahasan diatas tentang penggunaan kitab Al Jurumiyyah
di Madrasah diniyyah kelas Ibtida’ pondok pesantren Al Itqon
Bendungrejo Jogoroto Jombang tidak akan terlepas dari yang
namanya kelebihan serta kekurangan karena itu dibawah ini
peneliti mengemukannya sebagai berikut:
1. Kelebihan
a) Santri bisa memahami ilmu-ilmu kaidah Bahasa arab serta
struktur susunan dan pola kalimat yaitu ilmu nahwu
khususnya dalam bab mubtada’ dan khabar.
b) Santri lebih mudah menguasai kaidah kaidah (qowaid) dan
pola struktur cara penulisan kalimat Bahasa arab
khususnya mubtada’ dan khabar.
c) Materi yang dasar membuat santri dapat memahami
dengan baik mubtada’ dan khabar.
d) Pemberian contoh yang banyak membuat kitab Al
Jurumiyyah sangat cocok bagi santri pemula yang ingin
belajar struktur Bahasa arab bab mubtada’ dan khabar.
e) Dengan kitab ini santri sudah bisa belajar memaknai
sendiri serta membaca kitab kitab kuning lain yang
sepadan.
f) Pembahasan yang mudah dimengerti dari kitab ini
membuat santri ringan dalam mempelajarinya sebelum
melanjutkan kitab yang lebih tinggi.
12
Penggunaan Kitab Aj Jurumiyyah

Menurut Muhammad sari dalam bukunya bahwa:


a) Berisi kalimat syair syair atau nadhoman dan prosa Bahasa
yang bagus sehingga santri lebih mudah memahami serta
menghafalnya.
b) Baik dalam memasukkan bab bab sesuai kebutuhan santri
pemula dan materi materinya sangat urut dan lebih praktis.
c) Sangat baik penjelasan materinya sehingga santri lebih focus
dengan bab bab dan beberapa permasalahannya.9

2. Kekurangan
a) Sebagian materi materi yang ada didalam kitab Al
Jurumiyyah lebih banyak kaidah dan bab bab seputar ilmu
nahwu dan belum terlalu mendalam dan belum lengkap
perlu kajian kajian dari kitab lain seperti kitab imrithi dan
alfiyah.
b) penggunaan kitab Al Jurumiyyah di Madrasah diniyyah
kelas Ibtida’ pondok pesantren Al Itqon Bendungrejo
Jogoroto Jombang lebih banyak materi dan contoh yang
sedikit membuat ustadz mencari contoh contoh lain yang
sama dengan materinya.
c) Santri yang baru dikelas ibtida’ rata rata dari luar jawa
yang mana belum mengerti Bahasa jawa yang digunakan
ustadz dalam membaca kitab dan santri masih terasa asing
dengan rumus rumus nahwu khususnya.
d) Kurangnya strategi yang lain dari ustadz yang notabenya
ustadz selalu menggunakan metode lama dan terkesan
membuat santri kurang tertarik dan bosan.

Menurut Muhammad shari dari kekurangannya dari segi


materi maupun beberapa contoh masih banyak yang kurang dan
belum bermakna dan itu terjadi karena kitab Al Jurumiyyah
tersebut tidak dituliskan latar siswa yang belum memahami sama
sekali Bahasa arab. Dan kurangnya keterampilan atau maharah
seperti kitabahnya, contoh, qira’ah, dan kalamnya. Itu membuat
9
Muhammad Shari, Taisīr al-Nahwi; Mūdhah am Dharūrah, fakultas Humaniora dan
Budaya Universitas Inabah Aljazair.hlm. 35

13
Wachid Solihuddin Putra dan Mu’at

siswa kurang bisa mendalami kaidah Bahasa arab khususnya bab


mubtada’ dan khabar dan lebih mengarah hanya kepada
penguasaan analisis dari Bahasa arab itu sendiri dan tentang
materi kaidah kaidah nahwu saja.10

Kesimpulan
Dalam prosesnya kegiatan pembelajaran di madrasah diniyyah
kelas Ibtida’ Pondok Pesantren Al Itqon ini sudah sangat bagus untuk
diterapkan dengan menampilkan gaya khas pesantren dengan adanya
metode klasikal (sorogan, bandongan, dan qawaid taejamah) ala
pesantren tidak meninggalkan ciri khas pesantren dalam kitab Al
Jurumiyyah juga bagus untuk panduan awal santri untuk belajar
kaidah kaidah Bahasa dan juga menggunakan sedikit rumus rumus
nahwu dalam memaknai kitabnya.
Untuk kelbihan dalam penggunaan kitab Al Jurumiyyah lebih
mudah menguasai kaidah Bahasa sesuai aturan, susunan kalimat
khususnya pada materi mubtada’ dan khabar dan santri bisa cepat
memahami karena kitab ini masih dasar dan cocok untuk pemula.
namun kekurangannya adalah metode yang diajarkannya masih
dengan metode klasikal yang akan membuat jenuh siswa, Bahasa yang
digunakan Bahasa jawa yang mana banyak santri dari luar jawa.

10
Muhammad Shari, Taisīr al-Nahwi; Mūdhah am Dharūrah, fakultas Humaniora
dan Budaya Universitas Inabah Aljazair.hlm. 35

14
Penggunaan Kitab Aj Jurumiyyah

Daftar Pustaka

Moleong. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remadas


Karya.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Nurkholis. 2017. Metode Pembelajaran Bahasa Arab di Pondok
Pesantren Tradisional (jurnal An Nabighah, Volume 19
Nomor 02, 2017)
Maksum. 2003. Pola Pembelajaran Di Pesantren. Jakarta:
Departemen Agama RI.
Shari, Muhammad. Taisīr al-Nahwi; Mūdhah am Dharūrah, fakultas
Humaniora dan Budaya: Universitas Inabah Aljazair.
Syarkun, Syuhada’. 2017. Menimba Ilmu Nahwu dalam al
Ajurumiyyah. Jakarta Pusat: Pustaka Syarkun.

15

Anda mungkin juga menyukai