NIM : 2211131013
Kelas : ABPA B
Tugas !
1. Apa itu uji mikrobiologi (penanaman metode tuang dan permukaan)
Mikrobiologi adalah ilmu tentang perikehidupan organisme hidup yang sangat
kecil yang hanya dapat dilihat menggunakan mikroskop. Atau bisa diartikan sebagai
ilmu biologi yang mempelajari makhluk hidup yang sangat berukuran kecil untuk
dapat dilihat dengan menggunakan mata telanjang.
1.1 Cara kerja penanaman metode tuang
Isolasi menggunakan media cair dilakukan dengan cara pengenceran.
Dasar melakukan pengenceran adalah penurunan jumlah mikroorganisme
sehingga mudah untuk diamati.
a. Siapkan sampel sebanyak 100 gr lalu potong kecil-kecil
b. Rebus sampel dalam air aquades sebanyak 500 ml dalam waktu lebih
kurag 45 menit
c. Aduk secara perlahan dengan arah yang sama selama pemasakan
d. Ekstrak sampel yang sudah dimasak disaring sebanyak 250 ml
e. Tambahkan dekstrosa sebanyak 3 gr dan agar powder sebanyak 5 gr
f. Larutkan campuran lalu dimasak, dan setelah larutan terlarut secara
merata, didinginkan dalam suhu kamar lalu siap untuk disteril
g. Diambil enceran sebanyak 1 tetes pada tabung reaksi ketiga, kemudian
buka cawan petri yang telah berisi media agar dan dekatkan pada Bunsen,
diteteskan perlahan enceran dari tabung reaksi tiga ke cawan petri
h. Diberi label nama pada cawan petri steril
i. Dibalik cawan petri kemudian dibungkus dengan kertas HVS
j. Pipet 1 ml dari cawan 10-10 kemudian dimasukkan ke tabung reaksi yang
ke 9 atau yang disebut pengencer kedua (10-9), lakukan sampai
pengenceran terakhir (10-1)
k. Ambil 1 ml pada pengenceran 10 -6, 10-5, 10-4 , 10-3 , 10-2 , 10-1 tuang
kecawan petrri kemudian ditambahkan media NA yang masih cair (+
45ºC) lakukan secara duplo, kocok hingga homogen
l. Lakukan pengamatan dan perhitungan jumlah koloni
Sumber :
(DOC) LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI2 PENANAMAN MIKROBA DENGAN
METODE CAWAN TUANG | Mbugak Selincir - Academia.edu
Penanaman Dan Isolasi Mikrobiologi (infolabmed.com)
b. Goresan T
Bagi cawan menjadi 3 bagian menggunakan spidol
Panaskan jarum ose terlebih dahulu
Inokulasi daerah 1 dengan streak zigzag sebanyak mungkin
Panaskan Kembali jarum ose dan tunggu sampai dingin, gores ulang
pada ujung daerah 1 kemudian dilanjutkan streak zig-zag pada daerah
2. Cawan diputar untuk memperoleh goresan yang sempurna
Lakukan hal yang sama pada daerah 3
Panaskan ose sebelum diletakkan
c. Goresan kuadran
Hampir sama dengan goresan T, hanya pada goresan yang berbeda
yaitu daerah goresan dibagi 4 bagian. Daerah 1 merupakan goresan
awal sehingga masih megandung banyak sel mikroorganisme.
Goresan selanjutnya disilangkan dari goresan pertama sehingga
jumlah semakin sedikit dan akhirnya terpisah-pisah menjadi koloni
Tunggal
d. Goresan radian
Pijarkan ose lalu dinginkan. Ambil 1 ose biakan bakteri untuk
digoreskan dimulai pada bagian tepi lempengan agar
Putar lempeng agar 90 derajat dan buat goresan terputus mulai dari
bagian tepi lempeng agar
Putar lempeng agar 90 derajat dan buat goresan terputus di atas
goresan sebelumnya
Pijarkan Kembali ose sebelum diletakkan
e. Metode sebaran
Pada metode ini biakan bakteri dimasukkan ke dalam media padat
kemudian diratakan dengan spatel dan diinkubasi dengan posisi terbaik.
Cara kerja :
Untuk isolasi dengan metode sebar, siapkan cawan petri steril yang
berisi medium NA cair dan medium NA padat berisi biakan bakteri.
Masukkari secara aseptic 0,1 ml biakan ke dalam NA padat. Gunakan
spatel untuk meratakan biakan di aats permukaan medium. Inkubasi
selama 24-48 jam dalam posisi terbalik setelah itu amati pertumbuhan
koloni
Sumber :
Penanaman Dan Isolasi Mikrobiologi (infolabmed.com)
B. Seleksi Panelis
Untuk mendapatkan panelis yang diinginkan, khususnya jenis panel terlatih perlu
dilakukan tahap-tahap seleksi. Syarat umum untuk menjadi panelis adalah mempunyai
perhatian dan minat terhadap pekerjaan ini, selain itu panelis harus dapat menyadiakan waktu
khusus untuk penilaian serta mempunyai kepekaan yang dibutuhkan. Modul Penanganan
Mutu Fisis (Organoleptik) 5 Pemilihan anggota panel perlu dilakukan untuk suatu grup
panelis yang baru atau unutk mempertahankan anggota dalam grup tersebut.
Tahap-tahap seleksi adalah sebagai berikut
1. Wawancara
Wawancara dapat dilaksanakan dengan tanya jawab atau kuesioner yang bertujuan
untuk mengetahui latar belakang calon termasuk kondisi kesehatannya.
2. Tahap Penyaringan
Tahap ini perlu dilakukan untuk mengetahui keseriusan, keterbukaan, kejujuran, dan
rasa percaya diri. Selain itu dapat dinilai pula tingkat kesantaian, kepekaan umum dan
khusus serta pengetahuan umum calon panelis.
3. Tahap pemilihan
Pada tahap ini dilakukan beberapa uji sensorik untuk mengetahui kemampuan
seseorang. Dengan uji-uji ini diharapkan dapat terjaring informasi mengenai kepekaan
dan pengetahuan mengenai komoditi bahan yang diujikan. Metoda yang digunakan
dalam pemilihan panelis ini dapat berdasarkan intuisi dan rasional, namun umumnya
dilakukan uji keterandalan panelis melalui analisis sekuensial dengan uji pesangan,
duo-trio dan uji segitiga atau dengan uji rangsanganyang akan diterangkan lebih lanjut
4. Tahap Latihan
Latihan bertujuan untuk pengenalan lebih lanjut sifat-sifat sensorik suatu komoditi
dan meningkatkan kepekaan serta konsistensi penilaian. Sebelum tahap latihan
dimulai, panelis perlu diberikan instruksi yang jelas mengenai uji yang akan
dilakukan dan larangan yang disyaratkan seperti larangan untuk merokok, minum
minuman keras, menggunakan parfum dan lainnya. Lama dari intensitas latihan
sangat tergantung pada jenis analisis dan jenis komoditi yang diuji.
5. Uji kemampuan
Setelah mendapat latihan yang cukup baik, panelis diuji kemampuannya terhadap
baku atau standar tertentu dan dilakukan berulang-berulang sehingga kepekaan dan
konsistensinya bertambah baik. Setelah melewati kelima tahap tersebut di atas maka
panelis siap menjadi anggota panelis terlatih
C. Laboratorium Pengujian
Untuk melakukan uji organoleptik dibutuhkan beberapa ruang yang terdiri dari bagian
persiapan (dapur), ruang pencicip dan ruang tunggu atau ruang diskusi (gambar 1.1). Bagian
dapur harus selalu bersih dan mempunyai sarana yang lengkap untuk uji organoleptik serta
dilengkapi dengan ventilasi yang cukup. Ruang pencicip mempunyai persyaratan yang lebih
banyak, yaitu ruangan yang terisolasi dan kedap suara sehingga dapat dihindarkn komunikasi
antar panelis, suhu ruang yang cukup sejuk (20-25oC) dengan kelembaban 65-70% dan
mempunyai sumber cahaya yang baik dan netral, karena cahaya dapat mempengaruhi warna
komoditi yang diuji.
D. Persiapan Contoh
Dalam evaluasi sensori, cara penyediaan contoh sangat perlu mendapat perhatian.
Contoh dalam uji harus disajikan sedemikian rupa sehingga seragam dalam penampilannya.
Bila tidak demikian, panelis akan mudah dipengaruhi penampilan contoh tersebut meskipun
itu tidak termasuk kriteria yang akan diuji.
Penyajian contoh harus memperhatikan estetika dan beberapa hal lainnya seperti
berikut:
1. Suhu
2. Ukuran
3. Kode
4. Jumlah contoh
Pemberian contoh dalam setiap pengujian sangat tergantung pada jenis uji yang
dilakukan. dalam uji pembedaan akan disajikan jumlah contoh yang lebih sedikit dari
uji Modul Penanganan Mutu Fisis (Organoleptik) 8 penerimaan. selain itu kesulitan
factor yang akan diuji juga mempengaruhi jumlah contoh yang akan disajikan.
Sebagai contoh, bila akan diuji contoh dengan sifat tertentu sepaerti es krim
(dikonsumsi dalam keadaan beku), maka pemberian contoh untuk setiap pengujian
tidak lebih dari 6 contoh, Karena apabila lebih dari jumlah tersebut produk es krim
sudah meleleh sebelum pengujian. Factor lain yang harus dipertimbangkan adalah
waktu yang disediakan oleh panelis dan tingkat persediaan produk.
Sumber
Uji-Organoleptik-Produk-Pangan.pdf (unimus.ac.id)