ARTIKEL PENELITIAN
Oleh :
Kelompok 1
FAKULTAS DAKWAH
TAHUN 2023
PENGARUH KOMPETENSI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP
KINERJA KARYAWAN PT PLN NUSANTARA POWER UNIT
PEMBANGKITAN PAITON 1 DAN 2
Muhammad Ali Hasyemi, Lugas Ibnu Sholana, Qonita Maulidia, Firda Amalia
Abstrak
1
Abstract
Competence and work environment is one of the factors that influence employee
performance. According to Wibowo, competence is an ability to carry out or carry out a
job or task that is based on skills and knowledge and is supported by the work attitude
required by the job. While the work environment according to Danang Sunyoto is
everything that is around the workers and which can affect them in carrying out the tasks
assigned. This study aims to examine the effect of competence and work environment on
the performance of employees of PT PLN Nusantara Power Generation Unit Paiton 1
and 2. This research is a type of multiple regression quantitative research. The subjects
of this study were employees of PT PLN Nusantara Power Generation Unit Paiton Units
1 and 2. The objects in this study were competency, work environment and employee
performance variables. The population used in the study were all employees of PT PLN
Nusantara Power Paiton Generation Unit. The samples used in this study were all
employees of PT PLN Nusantara Power Generation Unit Paiton Units 1 and 2, which
totaled approximately 200 employees, but we only obtained sample data of 55 employees.
The instrument used in data collection is in the form of a questionnaire which will be
given a score based on a Likert scale. This study uses multiple regression analysis
method. The results of this study indicate that competence greatly influences performance
and the work environment does not affect employee performance.
Keywords: Competence, Work Environment and Employee Performance
A. PENDAHULUAN
2
itu, organisasi perlu mengelola dengan baik untuk dapat menaikkan kinerja
karyawan dalam melaksanakan pekerjaan yang dilaksanakannya. Selain itu, dalam
mencari tenaga kerja bagus atau unggul, maka memiliki kompetensi yang bagus
untuk jangka panjang maupun jangka pendek. Kinerja karyawan yang baik akan
membuat perusahaan mengalami peningkatan dan mendapatkan hasil yang sesuai
dengan keinginan perusahaan sehingga perusahaan menjadi berkembang.
Fakta sosialnya adalah salah satu dari kami memiliki tetangga yang bekerja
di suatu perusahaan yang ada di Kabupaten Banyuwangi, tetangga tersebut resign
setelah bekerja di perusahaan tersebut kurang lebih satu tahun, hal yang menjadi
penyebab mengapa tetangga itu resign adalah rasa ketidaknyamanan terhadap
kebersihan yang ada pada perusahaan, sampah berserakan, dan lain sejenisnya.
Lalu ada juga karyawan di suatu perusahaan di Bali yang kewalahan dalam
mengerjakan tugas kerja sebab posisi atau bidang kerja yang karyawan itu terima
tidak sesuai dengan kompetensi atau keahlian yang dimilikinya.
3
berpengaruh besar dalam meningkatkan kinerja karyawan PT Kampung Coklat
Blitar. Semakin tinggi kualitas lingkungan kerja maka akan semakin tinggi juga
semangat kerja yang dilakukan karyawan terhadap perusahaan. Namun, ada juga
penelitian terdahulu yang menyatakan bahwasannya lingkungan kerja tidak
berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Penelitian yang dilakukan oleh Basuki dan
Saputra (2017) menyatakan bahwa dari hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
variable lingkungan kerja berpengaruh tidak signifikan terhadap kinerja karyawan.
Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Yulinda dan Rozzyana (2018)
menyatakan bahwa lingkungan kerja tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja
karyawan.
Dari adanya perbedaan itu kami tertarik untuk bisa membuktikkan apakah
lingkungan kerja yang ada di PT PLN Nusantara itu sangat berpengaruh terhadap
kinerja atau justru tidak berpengaruh sama sekali. Sebab, setiap perusahaan itu
kualitas lingkungan kerjanya berbeda-beda, ada sebagian perusahaan yang dimana
karyawannya menganggap lingkungan kerja itu tidak terlalu mempengaruhi kinerja
dan ada juga perusahaan yang dimana karyawannya menganggap bahwasannya
lingkungan kerja itu sangat mempengaruhi kinerjanya.
Ada beberapa tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini, adapun tujuan dari
penelitian ini antaralain :
Ada beberapa hipotesis yang kami teliti dalam penelitian ini, adapun
hipotesisnya adalah sebagai berikut :
4
b. Dugaan menurunnya produktivitas kinerja dari seorang karyawan
diakibatkan oleh kurang mendukungnya sarana prasarana dan
lingkungan kerja seperti contoh masalah kebersihan dan sejenisnya.
B. TINJAUAN PUSTAKA
1. Motif, sesuatu yang secara konsisten dipikirkan atau diinginkan orang yang
menyebabkan tindakan. Motif mendorong, mengarahkan, dan memilih
perilaku menuju tindakan atau tujuan tertentu.
2. Sifat, karakteristik fisik dan respons yang konsisten terhadap situasi atau
informasi. Kecepatan reaksi dan ketajaman mata merupakan ciri fisik
kompetensi seorang pilot tempur.
3. Konsep diri sikap, nilai-nilai, atau citra diri seseorang. Percaya diri
merupakan keyakinan orang bahwa mereka dapat efektif dalam hampir
setiap situasi adalah bagian dari konsep diri orang.
5
4. Pengetahuan informasi yang dimiliki orang dalam bidang spesifik.
Pengetahuan adalah kompetensi yang kompleks. Skor pada tes pengetahuan
sering gagal memprediksi prestasi kerja karena gagal mengukur
pengetahuan dan keterampilan dengan cara yang sebenarnya dipergunakan
dalam pekerjaan.
2. Keterampilan Karyawan
3. Pengetahuan Karyawan
Setiap penelitian pasti memiliki fungsi uji variabel, fungsi uji variabel
kompetensi adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengukur seberapa kuat dan seberapa relevan antara pekerjaan yang
diterima/dilakukan karyawan di PT PLN Nusantara Power dengankeahlian,
bakat ataupun jurusan yang telah karyawan miliki dan yang telah karyawan
pelajari pada saat menempuh dijenjang perkuliahan ataupun pada saat
dijenjang SMA/SMK/SMA dan juga mengukur seberapa luas ilmu
pengetahuan dari karyawan terhadap bidang pekerjaan yang sedang
digelutinya.
2. Untuk mengukur seberapa besar keterampilan kerja yang dimiliki seorang
karyawan, seperti halnya keterampilan berbicara dengan rekan sesama kerja
ataupun dengan atasan.
6
3. Untuk mengukur seberapa siap seorang karyawan untuk melakukan
pekerjaan yang diperintahkan oleh atasan dan mengukur tingkat kecekatan
karyawan dalam menerima permintaan dan pertanyaan dari pihak yang
membutuhkan.
4. Untuk mengukur seberapa kuat tingkat kedisplinan dan kejujuran karyawan
dalam bekerja serta mengukur seberapa besar hubungan sosial seorang
karyawan dengan karyawan ataupun seorang karyawan dengan atasan.
7
karyawan misalnya sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingin, getaran, bau
tidak sedap, warna dan lain-lain.
Fungsi uji variabel lingkungan kerja pada penelitian kali ini sebagai berikut:
8
Adapun Indikator dari kinerja adalah sebagai berikut:
1. Kualitas Kerja
2. Kuantitas Kerja
Fungsi uji variabel lingkungan kerja pada penelitian kali ini sebagai berikut:
C. METODE PENELITIAN
9
Guna mempercepat penyelesaian penelitian, kami menggunakan beberapa
instrumen penelitian, salah satunya menggunakan penyebaran kuesioner langsung
dengan cara door to door ke ruangan karyawan. Kuesioner yang kami sebar
menggunakan metode kuesioner berpola Skala Likert. Skala Likert adalah suatu
skala psikometrik yang umum digunakan dalam angket dan merupakan skala yang
paling banyak digunakan dalam riset berupa survei. Cara pengukurannya adalah
menggunakan skala likert dengan menghadapkan seorang responden dengan
pertanyaan dan kemudian di minta memberi jawaban dengan indikator skala likert.
10
dan kinerja karyawan. Setelah merancang dan melaksanakan prosedur atau tahapan
penelitian, kami melakukan teknik pengumpulan data dan analisis data.
11
Setelah merekap data sesuai bukti diatas, selanjutnya kami melakukan
analisis data tersebut menggunakan analisis regresi berganda menggunakan
aplikasi SPSS. Aplikasi SPSS merupakan aplikasi yang digunakan untuk
mengalisis data-data yang telah didapatkan dari penyebaran kuesioner tadi apakah
data-data tersebut valid atau tidak valid. Ada beberapa analisis uji data yang kami
lakukan, yakni uji validitas, uji realiabilitas, dan uji t.
1. Uji Validitas
Uji validitas adalah uji yang digunakan untuk menunjukkan sejauh mana
alat ukur yang digunakan dalam suatu mengukur apa yang diukur. Ghozali
(2009) menyatakan bahwa uji validitas digunakan untuk mengukur sah, atau
valid tidaknya suatu kuesioner.
12
Tabel 3. Hasil Uji Validitas
13
Sebuah instrumen penelitian dapat dikatakan valid jika nilai r hitung lebih
besar dari r tabel. Berdasarkan hasil uji validitas menggunakan aplikasi SPSS di
atas, maka seluruh instrumen dalam penelitian ini dapat dikatakan valid dengan
rincian sebagai berikut:
r r
Variabel Item Keterangan
Hitung Tabel
X1.1 0,860 Valid
X1.2 0,868 Valid
X1.3 0,821 Valid
Kompetensi X1.4 0,767 Valid
0,266
(X1) X1.5 0,765 Valid
X1.6 0,441 Valid
X1.7 0,727 Valid
X1.8 0,733 Valid
X2.1 0,747 Valid
Lingkungan X2.2 0,776 Valid
0,266
Kerja (X2) X2.3 0,701 Valid
X2.4 0,725 Valid
Y1 0,773 Valid
Y2 0,834 Valid
Y3 0,860 Valid
Kinerja
Y4 0,859 Valid
Karyawan 0,266
Y5 0,857 Valid
(Y)
Y6 0,833 Valid
Y7 0,624 Valid
Y8 0,589 Valid
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan
indikator dari variabel atau konstruk, Ghozali (2018). Suatu instrumen dapat
dikatakan reliabel apabila memiliki nilai Cronbach’s Alpha > 0,60 (Sekaran &
Bougie, 2016). Seluruh variabel dalam penelitian telah memenuhi uji reliabilitas,
dengan rincian sebagai berikut:
14
Tabel 6. Hasil Uji Realiabilitas
Cronbach's
Variabel Nilai Ukur Keterangan
Alpha
Kompetensi
0,845 Valid
(X1)
Lingkungan
Kerja 0,718 Valid
0,60
(X2)
Kinerja
Karyawan 0,903 Valid
(Y)
15
3. Uji Hipotesis
a. Uji f
Tabel 8. Hasil Uji f
16
Berdasarkan hasil uji t di atas, dapat diketahui:
17
Walaupun karyawan memiliki pengetahuan mengenai pekerjaan tetapi tidak
diimbangi dengan keterampilan yang dimilki maka pekerjaan akan sulit mencapai
target kerja yang ditentukan sehingga hasil yang dicapai akan kurang maksimal.
Berbanding terbalik dengan hasil dari lingkungan kerja. Hasil uji dari
lingkungan kerja dalam penelitian ini yakni negatif, yang berarti lingkungan kerja
tidak berpengaruh terhadap kinerja PT PLN Nusantara Power Unit Pembangkitan
Paiton 1 dan 2. Hasil ini juga sangat relevan atau sejalur dengan hasil penelitian
dengan studi kasus dan judul penelitian yang sama, yakni penelitian yang dilakukan
oleh Penelitian yang dilakukan oleh Basuki dan Saputra (2017) menyatakan bahwa
dari hasil penelitiannya menunjukkan bahwa variable lingkungan kerja
berpengaruh tidak signifikan terhadap kinerja karyawan. Selanjutnya penelitian
yang dilakukan oleh Yulinda dan Rozzyana (2018) menyatakan bahwa lingkungan
kerja tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan. PT PLN Nusantara
Power Unit Pembangkitan Paiton 1 dan 2 merupakan salah satu perusahaan mega
power yang dimiliki oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (Kementerian
BUMN), yang dimana kebanyakan perusahaan yang berada dalam naungan
Kementerian BUMN itu sudah terjamin kualitas sarana prasarana, dan lingkungan
kerjanya. Maka sehubungungan dengan itu hasil ini sudah sejalan atau sudah
relevan dengan kondisi di lapangan. Ketika kami melakukan penelitian secara
langsung di PT PLN Nusantara Power Unit Pembangkitan paiton Unit 1 dan 2
kondisi di PT tersebut memang sangat nyaman, asri dan sangat cocot untuk
mendukung karyawan dalam melakukan pekerjaannya. Sudah tak heran lagi
mengapa hasil dari lingkungan kerja ini tidak terlalu mempengaruhi kinerja dari
karyawan di PT PLN Nusantara Power Unit pembangkitan Paiton Unit 1 dan 2,
sebab karyawan sudah terjamin kualitas lingkungan kerjanya dan tidak perlu lagi
dipertanyakan.
Penelitian ini kami rasa sangat unik, sebab hasil dari penelitian yang sejenis
menunjukkan bahwasannya komptensi dan lingkungan kerja sangat berpengaruh
positif bagi kinerja karyawan. Namun, pada penelitian ini salah satu dari variabel
tidak terlalu berpengaruh dalam kinerja karyawan. Setiap perusahaan pasti
memiliki caranya masing masing untuk dapat memberikan pelayanan terbaik bagi
karyawannya, dan setiap karyawan juga pasti memberikan yang terbaik bagi
18
perusahaannya. Mutualan antara seorang karyawan dan perusahaan itu sangat
berkaitan erat dengan kinerja dan perkembangan perusahaan.
19
kerja yang dikerjakan di perusahaan. Hal ini juga tentu sangat perlu diantisipasi
bagi diri seorang karyawan dan dari pihak perusahaan. Bagi diri karyawan, sebelum
berkerja harus melihat dulu apakah keahlian yang dimiliki sesuai dengan calon
pekerjaannya. Jangan asal memilih pekerjaan dengan gaji yang besar tapi
pekerjaannya tidak sesuai dengan keahlian yang dimiliki, hal itu juga nantinya akan
mempengaruhi kualitas dari perusahaan itu sendiri. Perusahaan harus selektif dalam
memilih calon karyawan, kompetensi dan bidang kerja harus sesuai, jika sudah
terlanjur, maka yang dilakukan perusahaan harus melaksanakan edukasi
kompetensi terhadap karyawan.
Hasil riset ini sangat sesuai dengan realita, dengan sesuainya kompetensi
yang dimiliki karyawan di PT PLN Nusantara Power Unit Pembangkitan Paiton 1
dan 2 menjadikan perusahaan mega power naungan Kementerian BUMN ini
menjadi Perusahaan Pembangkit Listrik terbesar di Asia Tenggara dan PLTU
penghasil daya listrik terbesar di Indonesia.
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan oleh
peneliti mengenai “Pengaruh Kompetensi dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja
Karyawan pada PT PLN Nusantara Power Unit Pembangkitan Paiton 1 dan 2”,
maka peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut:
a. Berdasarkan hasil dari uji f, Kompetensi (X1) dan Lingkungan Kerja (X2)
secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan (Y)
pada PT PLN Nusantara Power Unit Pembangkitan Paiton 1 dan 2.
20
b. Kompetensi secara langsung dapat berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
Dengan kata lain, semakin tinggi dan sesuai kompetensi seorang karyawan
maka semakin tinggi juga kinerja karyawan tersebut pada PT PLN Nusantara
Power Unit Pembangkitan 1 dan 2.
c. Dari hasil pengolahan data kuesioner pada pernyataan variabel Kompetensi
(X1) pada butir pernyataan no.6 “Bidang pekerjaan saya sudah sesuai dengan
jurusan yang saya tempuh di perkuliahan atau SMA/SMK/MA”, dari total 55
responden, 22 di antaranya menjawab dengan bobot jawaban mulai dari 3 ke
bawah hingga 1 (netral/ragu-ragu hingga sangat tidak setuju). Artinya sebanyak
22 orang karyawan tersebut merasa bidang pekerjaan yang mereka dapatkan
pada PT PLN Nusantara Power Unit Pembangkitan Paiton 1 dan 2 masih belum
sesuai dengan kompetensi yang dimiliki atau dipelajari pada jenjang pendidikan
sebelumnya.
d. Lingkungan kerja tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja
karyawan. Hal itu disebabkan karena lingkungan kerja secara fisik ataupun
sarana prasarana yang terdapat pada PT PLN Nusantara Power Unit
Pembangkitan 1 dan 2 kualitasnya sangat baik dan sudah menjadi hal lumrah
bagi perusahaan sekelas BUMN memiliki fasilitas dan sarana prasarana yang
sangat memadai, sehingga hal itu membuat para karyawan pada PT PLN
Nusantara Power Unit Pembangkitan 1 dan 2 tidak terlalu terfokus pada saranan
prasarana yang ada di sana karena notabenenya fasilitas yang disediakan sudah
sangat baik dan memadai.
2. Saran
Berdasarkan hasil temuan dari penelitian ini, peneliti berusaha memberikan
saran dengan harapan saran ini dapat memberikan manfaat kepada beberapa pihak.
Adapun saran peneliti ialah sebagai berikut:
a. Saran Metodologis
1. Bagi peneliti selanjutnya agar dapat menambah faktor-faktor atau variabel-
variabel lainnya seperti kepemimpinan, motivasi, kecerdasan emosional,
OCB, dan lain sebagainya yang dapat meningkatkan kualitas manajerial
ataupun sumber daya manusia pada perusahaan-perusahaan besar maupun
yang ada di bawahnya.
21
2. Agar mendapatkan gambaran yang lebih luas, pada penelitian selanjutnya
maka diperlukan untuk memperluas jangkauan dan juga jumlah subjek yang
dijadikan sampel dalam penelitian. Begitu juga dengan area penyebarannya
yang tidak hanya pada Unit 1 dan 2 pada Pembangkitan Paiton.
b. Saran Praktis
1) PT PLN Nusantara Power Unit Pembangkitan Paiton 1 dan 2 perlu
meningkatkan kesesuaian kompetensi karyawan-karyawan yang bekerja di
sana, karena hal tersebut penting dilakukan untuk meningkatkan kinerja
karyawan. Hal tersebut dapat dilkukan dengan cara meningkatkan
standarisasi pada proses rekrutmen karena hal tersebut berkaitan langsung
dengan individu dengan kompetensi seperti apa yang nantinya akan bekerja
sebagai karyawan pada PT PLN Nusantara Power Unit Pembangkitan
Paiton 1 dan 2.
2) Selain meningkatkan standarisasi pada proses rekrutmen, pihak PT PLN
Nusantara Power Unit Pembangkitan Paiton 1 dan 2 juga perlu mengadakan
pelatihan khusus terhadap karyawan yang sekiranya masih kesulitan dalam
hal bekerja sebab pekerjaan yang diterima tidak sesuai dengan keahliannya.
Pihak PT PLN Nusantara Power Unit Pembangkitan Paiton 1 dan 2 juga
harus memberikan pengembangan karier kepada karyawannya seperti studi
lapangan kepada sesama perusahaan besar milik BUMN dan juga
pengembangan karir berupa memberikan pendidikan lanjutan terhadap
karyawan, semisal ada salah satu karyawan yang hanya lulus dijenjang
SMA/SMK/MA untuk dapat melanjutkan pendidikan minimal pada taraf
D1 sesuai bidangnya. Dengan begitu, dari pengetahuan yang ia dapatkan
akan memberikan dampak positif bagi kinerjanya kedepannya setelah ia
lulus dari pendidikan yang ditempuhnya.
3) Lingkungan kerja secara fisik seperti fasilitas atau sarana prasarana yang
terdapat pada PT PLN Nusantara Power Unit Pembangkitan Paiton 1 dan 2
sudah sangat baik dan juga memadai, pernyataan tersebut juga didukung
oleh pengamatan yang dilakukan langsung oleh peneliti pada saat
berkunjung ke sana, sehingga saran yang bisa diberikan agar PT PLN
Nusantara Power Unit Pembangkitan Paiton 1 dan 2 senantiasa menjaga
22
kualitas dan juga kuantitas sarana prasarana yang terdapat di sana.
4) Adapun untuk lingkungan kerja secara non fisik seperti hubungan
antarkaryawan atau hubungan karyawan dengan atasan merupakan salah
satu faktor krusial pada dunia kerja karena dibanding lingkungan kerja
secara fisik, lingkungan kerja secara fisik memiliki sedikit lebih banyak
pengaruh secara tidak langsung terhadap kinerja karyawan pada PT PLN
Nusantara Power Unit Pembangkitan Paiton 1 dan 2 maupun pada
perusahaan-perusahaan lainnya.
23
DAFTAR PUSTAKA
Julianti, L.F. 2015. “Pengaruh Kompetensi dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja
Karyawan Pada PT Karya Pak Oles Tokcer Tahun 2015. Skripsi. Jurusan
Manajemen, Universitas Pendidikan Ganesha.
Kadir, S dan Nasrul. 2018. “Pengaruh Kompetensi Dan Disiplin Kerja Terhadap
Kinerja Pegawai (The Effect Of Competence And Discipline Of Work On
Performance OfEmployees)”. Jurnal Manajemen, Bisnis, dan
Organisasi. Vol. 2 No. 2 (hlm 22-28)
24
Posuma, C.O. 2013. “Pengaruh Kompetensi, Kompensasi dan Kepemimpinan
Terhadap Kinerja Karyawan Pada Rumah Sakit Ratumbuysang
Manado”. Jurnal Manajemen Ekonomi dan Bisnis. Vol. 1 No. 4 (hlm
646-656).
Dessler, Gary, 2009, Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Kesepuluh Jilid Satu,
PT Macanan Jaya Cemerlang, Jakarta.
Setiawan, Rudi., dan Lestari, Etty Puji. (2016). Pengaruh Budaya Organisasi,
Komunikasi, Lingkungan Kerja dan Motivasi terhadap Komitmen
Organisasi dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai. Jurnal Organisasi dan
Manajemen, 12 (2), 169-184.
Simbolon, Julius., dan Nuridin. (2017). Pengaruh K3 dan Lingkungan Kerja terhadap
Kinerja Karyawan (Studi pada PT. Dwi Lestari Nusantara). Jurnal
Manajemen Bisnis Krisnadwipayana, 5 (2), 1-13
Sahilmi., Aziz, Nasir., dan Mahdani. (2014). Pengaruh Penggunaan Sistem Informasi
dan Lingkungan Kerja terhadap Motivasi Kerja serta Dampaknya pada
Kinerja Pegawai Kantor Kementrian Agama Kabupaten Aceh Barat
Daya. Jurnal Manajemen, 3 (2), 54-60.
25
Bambang, S. (2013). Pengantar Metodologi Penelitian. Universitas Nasional Pasim.
Rivai, V., & Sagala, E. J. (2018). Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk
Perusahaan ; Dari Teori Ke Praktik (Edisi 13). Rajawali Pers.
Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. CV. Alfabeta.
Bandung.
Suharsimi, A. (2016). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi). Jakarta:
Rineka
Indikator : Pengertian, Fungsi dan Jenis | SILABUS. (2023). Diakses pada 21 Juni
2023, dari https://www.silabus.web.id/indikator/
26