Jalan-Jalan Jeprat-Jepret
Gunung Lembu dengan ketinggian 780 mdpl dapat dikunjungi dengan mengambil rute
keluar tol Ciganea-Purwakarta, belok kanan ke arah jalan raya Sindangkasih tinggal
mengikuti jalan dan petunjuk yang ada sampai tiba di pos pelaporan di desa
Panyindangan kecamatan Sukatani. Setelah mendaftarkan nama-nama pengunjung,
diharapkan untuk membayar retribusi dengan sukarela. Dan siksaan pun dimulai....
Hutan bambu di awal pendakian
Panorama puncak 1
Tanjakan ke 2 ini berlangsung sekitar 25 menit lagi, setelah itu jalur datar
menyambut dengan ditandai makam keramat Mbah Jongrang Kalipitung, disinilah
puncak pertama dari Gunung Lembu. Dari sini perjalanan sudah lebih mudah tapi
cukup menantang karena kami harus menyusur jalan setapak dengan jurang di kanan
kiri. Di beberapa titik, batu-batu pijakan bahkan ada yang sudah ambrol dengan
turunan curam hampir 90 derajat. Perjalanan menantang seperti ini akan terus
menemani sampai bertemu di puncak kedua yang ditandai dengan makan keramat
Mbah Raden Suryakencana.
Tanjakan curam menuju puncak 2
Pemandangan di puncak 2
Selepas puncak 2 ini adalah area perkemahan, mudah saja menandainya dipastikan
banyak kemah dan semilir bau kotoran manusia. Wajar saja karena di area ini tidak
ada aliran sungai ataupun mata air jadi jalan satu-satunya adalah mengubur harta
karunnya di gundukan daun.
Area perkemahan yang minim sumber air
Tak jauh dari area perkemahan ini adalah puncak ke 3 alias puncak tertinggi di
Gunung Lembu namun lokasi terbaik untuk menatap waduk Jatiluhur harus sedikit
turun sekitar 10 menit dari puncak 3 menuju batu lembu. Tebing yang menjorok
keluar ini seperti punuk Sapi sehingga dinamakan Batu Lembu. Walaupun cukup
menyeramkan untuk berada dibibir tebing ini tapi rasanya kurang afdol jika kita tidak
memacu sedikit adrenalin untuk memandang Jatiluhur dari bibir tebing.