Case Method Sosiologi Olahraga Rivaldo Brema Pardede
Case Method Sosiologi Olahraga Rivaldo Brema Pardede
OLEH :
RIVALDO
BREMA
PARDEDE
NIM : 6203121034
PKO A 2020
PENDIDIKAN KEPELATIHAN
OLAHRAGA FAKULTAS ILMU
KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS
NEGERI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadiratan Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan Case Method
dengan judul “Kun Bokator, Olahraga Asal Kamboja Yg menghasilkan Emas bagi Indonesia”
untuk memenuhi tugas mata kuliah Sosiologi Olahraga dengan baik meskipun banyak
kekurangan didalamnya. Dan juga saya berterimakasih kepada Bapak Yan Indra Siregar,
S.Pd, M.Pd dan Bapak Putra Arima, S.Pd, M.Pd selaku Dosen pengampu mata kuliah
Sosiologi Olahraga di Universitas Negeri Medan yang telah memberikan tugas dan
bimbingannya kepada penulis.
Penulis sangat berharap kiranya Case Method ini dapat bermanfaat bagi pembaca untuk
mengetahui isi Case Method ini. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas
ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan Case Method yang telah penulis buat di masa yang
akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG.............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................2
A. KESIMPULAN.......................................................................................................6
B. SARAN....................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
SEA Games (Southeast Asian Games), juga dikenal sebagai SEA Games atau SEAG,
adalah acara olahraga multisport yang diadakan setiap dua tahun di Asia Tenggara. SEA
Games merupakan pertandingan resmi bagi negara-negara anggota Komite Olimpiade Asia
Tenggara (Southeast Asian Games Federation), yang saat ini terdiri dari 11 negara, yaitu
Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura,
Thailand, Timor Leste, dan Vietnam.
SEA Games pertama kali diadakan pada tahun 1959 di Bangkok, Thailand, dengan tujuan
untuk mempromosikan persahabatan dan kerjasama antara negara-negara Asia Tenggara
melalui olahraga. Pada SEA Games pertama, hanya terdapat 6 cabang olahraga yang
dipertandingkan, yaitu atletik, sepak bola, berenang, tinju, tenis meja, dan angkat besi.
Perkembangan:
Sejak awal pelaksanaannya, SEA Games telah berkembang pesat baik dalam hal jumlah
negara peserta maupun jumlah cabang olahraga yang dipertandingkan. Berbagai negara
anggota telah menjadi tuan rumah SEA Games, termasuk Indonesia, Malaysia, Filipina,
Singapura, Thailand, Vietnam, dan lainnya.
Perubahan Nama:
Sejak didirikan, acara ini dikenal sebagai Southeast Asian Peninsular Games (SEAP
Games). Pada tahun 1977, nama acara diubah menjadi Southeast Asian Games (SEA Games)
untuk mencerminkan inklusivitas negara-negara Asia Tenggara yang terlibat.
Sea Games di Kamboja resmi ditutup. Acara penutupan atau closing ceremony digelar di
Morodok Techo National Stadium, Phnom Penh, Rabu (17/5/2023) malam WIB. Indonesia
dalam SEA Games edisi ke-32 ini berada di peringkat ketiga klasemen akhir perolehan
medali. Kontingan Merah Putih meraih 276 medali yang terdiri dari 87 emas, 80 perak, dan
109 perunggu.
Ada beberapa cabang Olahraga yang aneh yg di perlombakan di Sea games kali ini,
contohnya seperti kun bokator. Kun Bokator adalah olahraga bela diri asal Khmer Kamboja,
bela diri ini termasuk salah satu cabang olahraga unggulan bagi kamboja untuk menghasilkan
medali.
BAB II PEMBAHASAN
Kun Bokator terkait erat dengan budaya Kamboja dan memiliki pengaruh
yang mendalam dalam kehidupan sehari-hari masyarakatnya. Selain sebagai seni
bela diri, Kun Bokator juga memiliki elemen yang terkait dengan permainan
tradisional dan tarian, memperkaya warisan budaya Kamboja. Hari ini, Kun
Bokator terus berkembang dan menjadi semakin dikenal di dalam dan di luar
Kamboja. Upaya dilakukan untuk melestarikan dan mempromosikan seni bela diri
ini melalui organisasi, turnamen, dan pelatihan instruktur. Dengan sejarah dan
warisan budayanya yang kaya, Kun Bokator terus menjadi simbol kekuatan,
keindahan, dan identitas bangsa Kamboja.
Kategori Pertandingan:
Kun Bokator dapat dibagi menjadi beberapa kategori berdasarkan tingkat
pengalaman dan usia peserta. Kategori-kategori ini dapat mencakup pemula,
menengah, lanjutan, atau kategori berdasarkan usia seperti remaja atau dewasa.
Waktu Pertandingan:
Durasi pertandingan dalam Kun Bokator dapat bervariasi tergantung pada
tingkat dan konteksnya. Biasanya, pertandingan individu memiliki waktu yang
ditentukan, misalnya, dua atau tiga putaran dengan durasi tertentu di setiap
putaran. Pertandingan tim juga dapat dilakukan dengan waktu yang ditetapkan.
Arena Pertandingan:
Pertandingan Kun Bokator biasanya dilakukan di atas matras atau
permukaan datar yang cukup luas. Tidak ada ukuran standar untuk arena
pertandingan, tetapi biasanya cukup besar untuk memungkinkan gerakan dan
pergerakan yang leluasa bagi para peserta.
Peralatan:
Peserta pertandingan Kun Bokator biasanya menggunakan seragam
tradisional yang terdiri dari krama (kain sarung) atau selendang sebagai celana,
kaos, dan pelindung tubuh seperti pelindung kepala, pelindung tangan, pelindung
kaki, serta penutup dada dan perut.
Diskualifikasi:
Ada beberapa perilaku atau tindakan yang dapat menyebabkan
diskualifikasi peserta dalam pertandingan Kun Bokator. Ini mungkin termasuk
serangan yang tidak sportif, pelanggaran aturan yang serius, perilaku tidak etis,
atau tindakan yang membahayakan peserta lain.
Emas kedua didapat dari trio Riana Oktavia, Riva Hojriah, dan Eni Tri
Susilowati. Ketiganya turun di nomor Women’s Bare Hand Form Group. Mereka
mendapatkan nilai 8.50. Sedangkan diurutan kedua dihuni Kamboja dengan nilai
8.33. Sedangkan Filipina berada diposisi ketiga dengan nilai 7.75. Sementara itu,
emas ketiga diraih Gema Nur Arifin dan Yazid Hanifam Kirniawan. Keduanya
turun di nomor Men’s Dup Group. Di nomor lain, tim Kun Bokator mendapatkan
perak dan perunggu. Medali ini dipersembahkan oleh Yazid Hanifam Kurniawan
pada nomor Men’s Phkak Form Single dan Deslya Anggraini, Martin Ramadhan,
Sendiaga Putra di nomor Mixes 1 Female, 2 Male Group Performance.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Kun Bokator merupakan satu dari empat cabang olahraga (cabor) baru yang
dipertandingkan di SEA Games 2023 Kamboja. Kontingen Indonesia juga turun di nomor
tersebut sampai memiliki pelatih dari negara asal kun bokator, Kamboja. Tim kun
bokator Indonesia sukses memenangi tiga medali emas, lima perak, dan 13 perunggu di
SEA Games 2023. Hal itu membuat Kita semua bangga. Pasalnya kun bokator masih
asing di Indonesia. Kita Harus memberikan apresiasi penuh kepada seluruh atlet yang
bertanding pada cabang olahraga Kun Bokator.
B. SARAN
Olahraga Kun Bukator sangat lah berpotensi bagi bangsa indonesia, hal ini
dikarenakan seni beladiri ini mirip dengan pencak silat yang ada di Indonesia. Oleh
karena itu, saya menyarankan agar kiranya pemerintsh harus lebih memperhatikan bela
diri satu ini. Yaitu dengan memberikan fasilitas serta Infrastruktur yang memadai bagi
para atlet Kun Bokator
DAFTAR PUSTAKA
https://www.bokatorkhmerkampuchea.com/