Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

MENGIMPLEMENTASIKAN PANCASILA DALAM


KEHIDUPAN BERMASYARAKAT

Guru Pengampu : Runi Amaliya, S. Sos

DISUSUN OLEH :
KEMAL PASHA ( 0068626326 )

MATA PELAJARAN SOSIOLOGI


MADRASAH ALIYAH PLUS YASPIDA SUKABUMI
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................1
C. Tujuan Penelitian....................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2
A. Implementasi Pancasila Dalam Sejarah..................................................2
B. Nilai-Nilai Dalam Pancasila....................................................................3
C. Penerapan Nilai-Nilai Pancasila............................................................4-5
BAB III PENUTUP.................................................................................................6
A. Kesimpulan.............................................................................................6
B. Saran........................................................................................................6
C. Daftar Pustaka.........................................................................................7

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dasar Negara adalah sebuah landasan kehidupan dalam bernegara. Dalam
bernegara, sebuah dasar Negara merupakan landasan terpenting yang harus
dimiliki oleh setiap Negara. Tanpa adanya dasar negara, kita akan mengalami
kesulitan dalam mengarahkan Negara kearah yang lebih baik. Dengan adanya
dasar negara yang berupa Pancasila, Negara Kesatuan Republik Indonesia
memiliki ciri tersendiri dengan Negara lain yang berupa kepribadian.
Dalam Pancasila ini terdapat nilai-nilai yang dapat mengarahkan dan
mempedomani cara berperilaku yang baik dalam kehidupan bermasyarakat.
Pancasila sendiri bersifat luhur dan tidak bisa diubah ataupun diganti. Itulah
kebulatan tekad rakyat Indonesia yang telah ditetapkan dengan pertimbangan yang
sangat matang dan di sesuaikan dengan karakteristik Bangsa Indonesia. Pancasila
ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945 melalui Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia. Dengan demikian, begitu pentingnya bagi masyarakat Indonesia
memahami arti dan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.

B. Rumusan Masalah
1. Implementasi Pancasila Dalam Sejarah ?
2. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila ?
3. Makna yang terkandung dalam Pancasila ?
4. Penerapan Nilai Pancasila ?

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengatahui Pengertian Pancasila dalam Sejarah.
2. Untuk mengetahui Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
3. Untuk mengatahui Makna yang terkandung dalam Pancasila.
4. Untuk Mengetahui Penerapan Nilai Pancasila.

iii
BAB II
PEMBAHASAN

A. Implementasi Pancasila Dalam Sejarah


Pancasila dapat diartikan secara etimologis dan secara terminomologis.
Secara etimologis, kata Pancasila berasal dari bahasa sangsakerta yang
mempunyai arti “panca” yang artinya “lima” dan “sila” artinya “alas atau dasar”
(Moh Yamin). Perkataan Pancasila awal mula digunakan di dalam masyarakat
India yang beragama Budha, yang mengartikan lima aturan yang harus ditaati oleh
penganutnya. Sisa pengaruh pengertian Pancasila menurut pengamat Budha itu
masih di kenal di masyarakat Jawa, yaitu dilarang: Mateni (membunuh), Maling,
Wadon (berzina), Mabuk, dan Main. Secara terminologis istilah Pancasila artinya
lima dasar atau lima alas, untuk nama dasar negara kita Republik Indonesia.
Istilah ini mulai di usulkan oleh Bung Karno dalam sidang BPUPKI tanggal 1
Juni 1945 sebagai dasar negara Republik Indonesia dan baru disahkan pada sidang
PPKI tanggal 18 Agustus 1945.
Akibat hukum dari disahkannya Pancasila sebagai dasar negara, maka
seluruh kehidupan bernegara dan bermasyarakat haruslah didasari oleh Pancasila.
Landasan hukum Pancasila sebagai dasar negara memberi akibat hukum dan
filosofis; yaitu kehidupan bernegara dari Bangsa ini haruslah berpedoman kepada
Pancasila. Bagaimana sebetulnya implementasi Pancasila dalam Sejarah Indonesia
selama ini dan pentingnya upaya untuk mengimplementasikan nilai-nilai
Pancasila yang setelah reformasi mulai ditinggalkan demi tegaknya persatuan dan
kesatuan N.K.R.I (Negara Kesatuan Republik Indonesia).
Penetapan Pancasila sebagai dasar negara dapat dikatakan mulai padamasa
orde lama, tanggal 18 Agustus 1945 sehari setelah Indonesia baru
memproklamirkan diri kemerdekaannya. Apalagi Soekarno akhirnya menjadi
presiden yang pertama Republik Indonesia. Pancasila yang merupakan dasar dan
ideologi negara dan bangsa wajib diimplementasikan dalam seluruh aspek
kehidupan bernegara. Dalam mewujudkan Pancasila melalui kebijakan ternyata
tidaklah mulus, karenasangat dipengaruhi oleh pimpinan yang menguasai negara,
sehingga pengisiankemerdekaan dengan nilai-nilai Pancasila menampilkan bentuk
dan diri tertentu.

iv
B. Nilai-Nilai Dalam Pancasila
1.Nilai Ketuhanan
Nilai ketuhanan Yang Maha Esa Mengandung makna adanya pengakuan dan
keyakinan Bangsa terhadap adanya Tuhan sebagai pancipta alam semesta. Dengan
adanya nilai ini, bahwa Bangsa Indonesia merupakan Bangsa yang religius dan
bukan Bangsa yang atheis. Nilai Ketuhanan juga memiliki arti adanya pengakuan
akan kebebasan untuk memeluk agama, menghormati kemerdekaan beragama,
dan tidak ada paksaan serta tidak berlaku diskriminatif antar-umat beragama.
2.Nilai Kemanusiaan
Nilai Kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung makna kesadaran
sikap dan perilaku sesuai dengan nilai-nilai moral dalam hidup bersama atas dasar
tuntutan hati nurani dengan memperlakukan sesuatu hal sebagaimana mestinya.
3.Nilai Persatuan
Nilai Persatuan Indonesia mengandung makna usaha ke arah bersatu dalam
kebulatan rakyat untuk membina rasa nasionalisme dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia,sekaligus mengakui dan menghargai sepenuhnya terhadap
keanekaragaman yang dimiliki oleh Bangsa Indonesia.
4.Nilai Kerakyatan
Nilai Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan mengandung makna suatu pemerintahan dari rakyat,
oleh rakyat, dan untuk rakyat dengan cara musyawarah mufakat melalui lembaga-
lembaga perwakilan.
5.Nilai Keadilan
Nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia mengandung makna
sebagai dasar sekaligus tujuan, yaitu tercapainya masyarakat Indonesia Yang Adil
dan Makmur secara lahiriyah ataupun batiniyah. Nilai-nilai dasar itu sifatnya
abstrak dan normatif. Karena sifatnya abstrak dan normatif, isinya belum dapat
dioperasionalkan. Agar dapat bersifat operasional dan eksplisit, perlu dijabarkan
ke dalam nilai instrumental. Contoh nilai instrumental tersebut adalah UUD 1945
dan peraturan perundang- undangan lainnya.

v
C. Penerapan Nilai – Nilai Pancasila
1. Sila Pertama
a. Misalnya menyayangi antar-sesama makhluk, taat beribadah, dan menjauhi
segala larangan-Nya.
b. Selalu menjaga kebersihan dan sebagainya. Dalam Islam bahkan ditekankan,
bahwa Allah tidak suka pada orang-orang yang membuat kerusakan di muka
bumi, tetapi Allah senang terhadap orang-orang yang selalu bertakwa dan selalu
berbuat baik. Lingkungan hidup Indonesia yang dianugerahkan Tuhan Yang Maha
Esa kepada rakyat dan Bangsa Indonesia merupakan karunia dan rahmat-Nya
yang wajib dilestarikan dan dikembangkan agar tetap dapat menjadi sumber dan
penunjang hidup bagi rakyat dan Bangsa Indonesia serta makhluk hidup lainnya
demi kelangsungan dan peningkatan kualitas hidup makhluk itu sendiri.
2. Sila Kedua
a. Dapat diwujudkan dalam bentuk kepedulian akan hak setiap orang untuk
memperoleh lingkungan hidup yang baik dan sehat.
b. Hak setiap orang untuk mendapatkan informasi lingkungan hidup yang
berkaitan dengan peran dalam pengelolaan lingkungan hidup.
c. Hak setiap orang untuk berperan dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup
yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku dan sebagainya.
Dalam hal ini banyak yang bisa dilakukan oleh masyarakat untuk mengamalkan
Sila ini. Misalnya mengadakan pengendalian tingkat polusi udara yang dihirup
agar bisa tetap nyaman, menjaga kelestarian tumbuh- tumbuhan yang ada di
lingkungan sekitar, dan sebagainya.
3. Sila Ketiga
a. Adanya larangan untuk menebang pohon tertentu tanpa seizin sesepuh adat.
b. Dilarang memakan binatang-bintang tertentu yang sangat dihormati pada
kehidupan masyarakat yang bersangkutan dan sebagainya.
4. Sila Keempat
a. Mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan dan meningkatkan kesadaran
akan hak dan tanggung jawab masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup.
b. Mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan dan meningkatkan kemitraan
masyarakat, dunia usaha dan pemerintah dalam upaya pelestarian daya dukung
dan daya tampung lingkungan hidup.

vi
5. Sila Kelima
a. Mengelola sumber daya alam dan memelihara daya dukungnya agar bermanfaat
bagi peningkatan kesejahteraan rakyat dari generasi ke generasi.
b. Pembangunan yang berkelanjutan, kepentingan ekonomi dan budaya
masyarakat lokal serta penataan ruang yang pengaturannya diatur dengan Undang-
Undang.
c. Menerapkan indikator-indikator yang memungkinkan pelestarian, kemampuan
Meningkatkan pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan hidup dengan
melakukan konservasi, rehabilitasi dan penghematan penggunaan dengan
menerapkan teknologi ramah lingkungan.

vii
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari penjelasan tersebut didapatkan kesimpulan sebagai berikut :
1. Pancasila merupakan lima dasar atau aturan yang harus ditaati dan dilaksanakan
oleh seluruh warga Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Pengamalan butir-butir Pancasila dalam kehidupan sehari-hari meliputi :
a. Sila Pertama tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain.
b. Sila Kedua mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban asasi
setiap manusia.
c. Sila Ketiga mengembangkan dan menjaga Persatuan Indonesia atas dasar
Bhinneka Tunggal Ika.
d. Sila Keempat mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan
untuk kepentingan bersama.
e. Sila Kelima mengembangkan sikap adil terhadap sesama.

B. Saran
Berdasarkan uraian di atas, menyadari bahwa Pancasila merupakan filsafat
(pandangan hidup bangsa) Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berarti
Pancasila berfungsi sebagai pedoman dan pegangan dalam hal sikap, tingkah laku,
dan perbuatan sehari-hari dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara bagi Bangsa Indonesia dimanapun kita berada. Maka kita harus
menjunjung tinggi dan mengamalkan sila-sila dari Pancasila tersebut dengan
setulus hati dan penuh rasa tanggung jawab. Selain itu juga, kita perlu lebih
mendalami pemahaman tentang sila- sila dan fungsinya agar tepat dalam
pengamalannya. Dengan demikian, cita-cita dan tujuan-tujuan dari Pancasila
dapat terwujud dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

viii
C. Daftar Pustaka

1.  Hatta, Mohammad (2015). Politik, Kebangsaan, Ekonomi (1926-


1977). Jakarta: Kompas. hlm. 309. ISBN 9789797099671.
2. ^ M.H, Dr Jazim Hamidi, S. H. (2013-01-12). CIVIC EDUCATION.
Gramedia Pustaka Utama. hlm.  53. ISBN 978-602-03-4927-5.
3. ^ https://katadata.co.id/agung/berita/639d2c251f90f/memahami-rumusan-
pancasila-menurut-moh-yamin
4. ^ Suwarno, P.J. Pancasila Budaya Bangsa Indonesia. hlm. 12.
5. ^ Schindehuette, Matti Justus (2006). Zivilreligion als Verantwortung der
Gesellschaft. Religion als politischer Faktor innerhalb der Entwicklung
der Pancasila Indonesiens. Hamburg: Universitas. hlm. 151. Diarsipkan
dari versi asli  tanggal 2017-08-20. Diakses tanggal 2018-10-30.
6. ^ Sihotang, Kasdin; Mikhael, Mali Benyamin; Molan, Benyamin; Kama,
Vinsensius Felisianus (2019-07-30). Pendidikan Pancasila: Upaya
Internalisasi Nilai - Nilai Kebangsaan. Penerbit Unika Atma Jaya
Jakarta. hlm. 46.  ISBN 978-623-7247-07-4.
7. ^ S.H, Prof Dr Sutan Remy Sjahdeini (2021-08-01). Sejarah Hukum
Indonesia: Seri Sejarah Hukum. Prenada Media. hlm. 51. ISBN 978-623-
218-947-8.
8. ^ "Jadi Hari Libur Nasional, Inilah Keppres Penetapan 1 Juni Sebagai Hari
Lahir Pancasila" Diarsipkan 2017-10-22 di Wayback
Machine., Sekretariat Kabinet Republik Indonesia, (diakses pada 01
Oktober 2016)
9. ^ Salikun & Lukman Surya (2014). Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan,. jakarta: Pusat Kurikulum dan Penerbitan, Balitbang,
Kemendikbud. hlm. 36.
10.^ Pemerintah Pusat Republik Indonesia (12 Agustus, 2011). "undang-
undang Republik Indonesia tentang peraturan perundang-undangan no
12 tahun 2011 pasal
2" (PDF). https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/39188/uu-no-12-
tahun-2011. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2019-02-14.
Diakses tanggal 22 januari 2020. Hapus pranala luar di parameter |
website= (bantuan)
11.^ Bagian ini sudah tidak berlaku lagi karena Ketetapan MPR
No.II/MPR/1978 telah dicabut dengan Ketetapan MPR
No.XVIII/MPR/1998 dan termasuk dalam kelompok Ketetapan MPR
yang sudah bersifat final atau selesai dilaksanakan menurut Ketetapan
MPR No.I/MPR/2003
12.^ "Communist teachings do not recognize religious socialism". Angkatan
Bersendjata. Medan. 3 January 1966.
13.^ "https://jakartaglobe.id/archive". Jakarta Globe. Diarsipkan dari versi
asli tanggal 2020-07-12. Diakses tanggal 2020-07-12. Hapus pranala luar

ix
di parameter |title= (bantuan)

Anda mungkin juga menyukai