Anda di halaman 1dari 6

Contoh penerapan FMEA

PENERAPAN METODE FMEA PADA


PEMELIHARAAN PREDIKTIF PEMBANGKIT LISTRIK

Disusun oleh:
MUHAMMAD RAJA KHAMAINI
NIM 1604102010069

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


JURUSAN TEKNIK MESIN DAN INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM-BANDA ACEH
2020
Tabel 1. FMEA pada Sepuluh Peringkat Risk Priority Number Tertinggi

Modus Dampak Penyebab


Fungsi
Peralatan Kegagalan Kegagalan Kegagalan S O D RPN
Peralatan
Potensial Potensial Potensial
Menyalurkan Trafo trip, unit
Meningkatnya
tenaga dengan trip,
Short Circuit kandungan gas 10 8 6 480
Generator menaikkan transformer
dalam trafo.
Transforme tegangan dari meledak.
r pembangkit ke
Change over fan Jarang
dalam saluran Derating Trafo 8 8 7 448
tidak rutin beroperasi
transmisi.
Melayani Lingkungan
Panas yang
beban-beban ruangan yang
Short Circuit berlebihan dan 10 8 6 480
Station dari sistem kotor dan
kebakaran
Services kelistrikan berdebu.
Transforme pemakaian
Proteksi over
r sendiri dalam Main breaker
Unit trip load tidak 9 8 6 432
satu kesatuan terbakar
bekerja,
unit
Perangkat yang Pekerjaan
Misalignment
mengubah Vibrasi rotor alignment tidak
kopling
energi mekanik maksimal
Generator yang diperoleh 9 8 6 432
Pekerjaan
dari sumber
Unbalance rotor Vibrasi rotor inspeksi tidak
lain menjadi
maksimal
energi listrik
Pekerjaan
Missalignment
Vibrasi tinggi alignment tidak
Mengubah pada kopling
maksimal
energi potensial
Turbine Naiknya suhu Kebocoran air 9 8 6 432
air menjadi
Kerusakan pada bantalan, pada sistem
energi kinetik
bantalan poros. babbit bantalan pelumasan
rusak. bantalan.
Penipisan Konduktifitas air
Merupakan Kebocoran pipa
WaterWall pengisi Boiler
media panas Boiler
Boiler tinggi
yang merubah
Water Wall Penumpukan 7 6 10 420
air baku Perpindahan
Pemakaian batu jelaga pada
menjadi uap panas tidak
bara boros dinding Water
jenuh maksimal.
Wall.
Boiler Feed Untuk Adanya keausan 9 7 6 378
Unbalance rotor Vibrasi tinggi
Water mengontrol dan pada fan blade
Pump mensupply air Turbulensi pada Vibrasi tinggi Pembukaan
pada jumlah pompa katup masuk
tertentu yang tidak sesuai SOP

2
berasal dari
Untuk sistem
pelumasan dan
Main Oil Adanya keausan
sistem hidrolik Unbalance rotor Vibrasi tinggi 7 8 6 336
Pump pada vane blade
pada waktu
normal operasi
Seal ring
Grease pada Bearing cepat
Bearing sudah
motor habis rusak
Memompa air kendor
Circulating
laut menuju Adanya keausan
Water Unbalance rotor Vibrasi tinggi 9 6 6 324
tube- tube pada vane blade
Pump
condensor Pembukaan
Turbulensi pada
Vibrasi tinggi katup tidak
pompa
sesuai SOP
Sebagai udara Pembukaan
Turbulensi udara
pengangkut Vibrasi tinggi katup tidak
Primary Air pada fan
serbuk batubara sesuai SOP 9 6 6 324
Fan
dari pulverizer Adanya keausan
Unbalance rotor Vibrasi tinggi
menuju burner pada fan blade
Pembukaan
Sebagai Turbulensi udara
Vibrasi tinggi katup tidak
Forced penghasil udara pada fan
sesuai SOP 9 6 6 324
Draft Fan sekunder
Adanya keausan
(secondary air) Unbalance rotor Vibrasi tinggi
pada fan blade

 Nilai Severity
Ranking Kriteria
negligible severity (pengaruh buruk yang dapat diabaikan).
Kita tidak perlu memikirkan bahwa akibat ini akan berdampak
1
pada kinerja produk. Pengguna akhir mungkin tidak akan
memperhatikan kecacatan ini.
mild severity (pengaruh buruk yang ringan). Akibat yang
2 ditimbulkan hanya bersifat ringan. Pengguna akhir tidak akan
3 merasakan perubahan kinerja. Perbaikan dapat dikerjakan
pada saat pemeliharaan regular.
moderate severity (pengaruh buruk yang moderat). Pengguna
4
akhir akan merasakan penurunan kinerja, namun masih dalam
5
batas toteransi. Perbaikan yang dilakukan tidak mahal dan
6
dapat selesai dalam waktu singkat.
high severity (pengaruh buruk yang tinggi). Pengguna akhir
7
akan merasakan akibat buruk yang tidak akan diterima, berada
8
diluar batas toleransi. Perbaikan yang dilakukan sangat mahal.
9 potential safety problems (masalah keamanan potensial).

3
Akibat yang ditimbulkan sangat berbahaya dan berpengaruh
10
terhadap keselamatan pengguna. Bertentangan dengan hukum.

 Nilai Occurance
Rating Classification Example
10 dan 9 Sangat Tinggi Kegagalan yang tak terganti
8 dan 7 Tinggi Kegagalan berulang
6 dan 5 Sedang Kegagalan sesekali
4, 3 dan 2 Rendah Sedikit kegagalan

 Nilai Detection
Detection Rank Criteria
Pengontrol tidak dapat mendeteksi
Hampir tidak mungkin 10
kegagalan
Sangat jauh kemungkinan pengontrol akan
Sangat Jarang 9
menemukan potensi kegagalan
Jarang kemungkinan pengontrol akan
Jarang 8
menemukan potensi kegagalan
Kemungkinan pengontrol akan mendeteksi
Sangat Rendah 7
kegagalan sangat rendah
Kemungkinan pengontrol akan mendeteksi
Rendah 6
kegagalan rendah
Kemungkinan pengontrol akan mendeteksi
Sedang 5
kegagalan sedang
Kemungkinan pengontrol akan mendeteksi
AgakTinggi 4
kegagalan agak tinggi
Kemungkinan pengontrol akan mendeteksi
Tinggi 3
kegagalan tinggi
Kemungkinan pengontrol akan mendeteksi
Sangat Tinggi 2
kegagalan sangat tinggi
Kegagalan dalam proses tidak dapat terjadi
Hampir Pasti 1
karena telah di cegah melalui desain solusi

A. Penentuan RPN pada Generator Transformer


Dari Tabel 1, dapat dilihat bahwa transformer memiliki nilai RPN tertinggi
dari keseluruhan peralatan yang ada pada pembangkit listrik. Selain transformer
terdapat peralatan lain yang memiliki tingkat risiko yang tinggi yaitu station
services transformer, generator, turbine, dan seterusnya. Kesepuluh peralatan
tersebut menjadi perhatian utama mengingat tingginya dampak yang dapat terjadi
terhadap unit pembangkit listrik apabila peralatan tersebut mengalami kegagalan.

4
Oleh karena itu dilakukan workshop Failure Mode Effect Analysis secara berkala
terhadap peralatan untuk menentukan semua kegagalan yang pernah terjadi dan
potensi kegagalan yang mungkin akan terjadi dari suatu komponen peralatan.
1. Mode kegagalan potensial Short Circuit pada Generator Transformer
Mode kegagalan potensial Short Circuit pada Generator Transformer yang
disebabkan oleh meningkatnya kandungan gas dalam trafo. Dampak potensial
Short Circuit pada Generator Transformer dapat membahayakan karena
menyebabkan Trafo trip, unit trip, atau transformer meledak. Berdasarkan hal
tersebut, maka kegagalan potensial Short Circuit pada Generator Transformer di
bobot nilai:
a. Severity adalah 10 karena dari kegagalan potensial tersebut akibat yang
ditimbulkan sangat berbahaya dan berpengaruh terhadap keselamatan
pengguna karena dapat menyebabkan Generator Transformer meledak.
b. Occurrence adalah 8 karena berdasarkan data yang tersedia menunjukkan
kegagalan Short Circuit telah terjadi berulang kali.
c. Detection adalah 6 karena berdasarkan cara deteksi yang dilakukan
perusahaan di dalam mencegah terjadi Short Circuit yaitu dengan
melakukan pengukuran terhadap kondisi Transformer sebelum terjadi
kerusakan/mendeteksi ketika Short Circuit terjadi.
Berdasarkan Severity, Occurrence dan Detection dari mode kegagalan potensial
Short Circuit pada Generator Transformer, maka diperoleh nilai RPN adalah :
RPN = S x O x D = 10 x 8 x 6 = 480
2. Mode kegagalan potensial Change over fan tidak rutin pada Generator
Transformer
Mode kegagalan potensial Change over fan tidak rutin pada Generator
Transformer yang disebabkan oleh jarangnya alat beroperasi. Dampak potensial
Change over fan pada Generator Transformer dapat menyebabkan Derating
Trafo yang menyebabakan penurunan daya pada generator. Berdasarkan hal
tersebut, maka kegagalan potensial Change over fan tidak rutin pada Generator
Transformer di bobot nilai:
d. Severity adalah 8 karena dari kegagalan potensial tersebut akibat yang
ditimbulkan sangat berpengaruh terhadap pengguna. Pengguna akhir akan
merasakan akibat buruk yang tidak akan diterima, berada diluar batas
toleransi.
e. Occurrence adalah 8 karena berdasarkan data yang tersedia menunjukkan
kegagalan Change over fan tidak rutin telah sering terjadi karena
pengecekan yang jarang.

5
f. Detection adalah 7 karena berdasarkan cara deteksi yang dilakukan
perusahaan di dalam mencegah terjadi Change over fan tidak rutin yaitu
dengan melakukan pengecekan rutin terhadap kondisi Change over fan
sebelum terjadi kerusakan.
Berdasarkan Severity, Occurrence dan Detection dari mode kegagalan potensial
Short Circuit pada Generator Transformer, maka diperoleh nilai RPN adalah :
RPN = S x O x D = 8 x 8 x 7 = 448
B. Analisa RPN
Tabel 2. Tabel Pareto pada Generator Transformer

RPN
Mode Kegagalan
Peralatan RPN RPN (%) Komulatif
Potensial
(%)
Short Circuit 480 51,7 % 51,7 %
Generator
Change over fan tidak
Transformer 448 48,3 % 100 %
rutin
Total 928

120%

100%
100%

80%
Komulatif RPN

60%
51%

40%

20%

0%
Short Circuit Change over fan tidak rutin
Mode Kegagalan

Short Circuit Linear (Short Circuit)

Gambar 1. Diagram Pareto Nilai RPN Generator Transformer

Anda mungkin juga menyukai