Disusun oleh:
MUHAMMAD RAJA KHAMAINI
NIM 1604102010069
2
berasal dari
Untuk sistem
pelumasan dan
Main Oil Adanya keausan
sistem hidrolik Unbalance rotor Vibrasi tinggi 7 8 6 336
Pump pada vane blade
pada waktu
normal operasi
Seal ring
Grease pada Bearing cepat
Bearing sudah
motor habis rusak
Memompa air kendor
Circulating
laut menuju Adanya keausan
Water Unbalance rotor Vibrasi tinggi 9 6 6 324
tube- tube pada vane blade
Pump
condensor Pembukaan
Turbulensi pada
Vibrasi tinggi katup tidak
pompa
sesuai SOP
Sebagai udara Pembukaan
Turbulensi udara
pengangkut Vibrasi tinggi katup tidak
Primary Air pada fan
serbuk batubara sesuai SOP 9 6 6 324
Fan
dari pulverizer Adanya keausan
Unbalance rotor Vibrasi tinggi
menuju burner pada fan blade
Pembukaan
Sebagai Turbulensi udara
Vibrasi tinggi katup tidak
Forced penghasil udara pada fan
sesuai SOP 9 6 6 324
Draft Fan sekunder
Adanya keausan
(secondary air) Unbalance rotor Vibrasi tinggi
pada fan blade
Nilai Severity
Ranking Kriteria
negligible severity (pengaruh buruk yang dapat diabaikan).
Kita tidak perlu memikirkan bahwa akibat ini akan berdampak
1
pada kinerja produk. Pengguna akhir mungkin tidak akan
memperhatikan kecacatan ini.
mild severity (pengaruh buruk yang ringan). Akibat yang
2 ditimbulkan hanya bersifat ringan. Pengguna akhir tidak akan
3 merasakan perubahan kinerja. Perbaikan dapat dikerjakan
pada saat pemeliharaan regular.
moderate severity (pengaruh buruk yang moderat). Pengguna
4
akhir akan merasakan penurunan kinerja, namun masih dalam
5
batas toteransi. Perbaikan yang dilakukan tidak mahal dan
6
dapat selesai dalam waktu singkat.
high severity (pengaruh buruk yang tinggi). Pengguna akhir
7
akan merasakan akibat buruk yang tidak akan diterima, berada
8
diluar batas toleransi. Perbaikan yang dilakukan sangat mahal.
9 potential safety problems (masalah keamanan potensial).
3
Akibat yang ditimbulkan sangat berbahaya dan berpengaruh
10
terhadap keselamatan pengguna. Bertentangan dengan hukum.
Nilai Occurance
Rating Classification Example
10 dan 9 Sangat Tinggi Kegagalan yang tak terganti
8 dan 7 Tinggi Kegagalan berulang
6 dan 5 Sedang Kegagalan sesekali
4, 3 dan 2 Rendah Sedikit kegagalan
Nilai Detection
Detection Rank Criteria
Pengontrol tidak dapat mendeteksi
Hampir tidak mungkin 10
kegagalan
Sangat jauh kemungkinan pengontrol akan
Sangat Jarang 9
menemukan potensi kegagalan
Jarang kemungkinan pengontrol akan
Jarang 8
menemukan potensi kegagalan
Kemungkinan pengontrol akan mendeteksi
Sangat Rendah 7
kegagalan sangat rendah
Kemungkinan pengontrol akan mendeteksi
Rendah 6
kegagalan rendah
Kemungkinan pengontrol akan mendeteksi
Sedang 5
kegagalan sedang
Kemungkinan pengontrol akan mendeteksi
AgakTinggi 4
kegagalan agak tinggi
Kemungkinan pengontrol akan mendeteksi
Tinggi 3
kegagalan tinggi
Kemungkinan pengontrol akan mendeteksi
Sangat Tinggi 2
kegagalan sangat tinggi
Kegagalan dalam proses tidak dapat terjadi
Hampir Pasti 1
karena telah di cegah melalui desain solusi
4
Oleh karena itu dilakukan workshop Failure Mode Effect Analysis secara berkala
terhadap peralatan untuk menentukan semua kegagalan yang pernah terjadi dan
potensi kegagalan yang mungkin akan terjadi dari suatu komponen peralatan.
1. Mode kegagalan potensial Short Circuit pada Generator Transformer
Mode kegagalan potensial Short Circuit pada Generator Transformer yang
disebabkan oleh meningkatnya kandungan gas dalam trafo. Dampak potensial
Short Circuit pada Generator Transformer dapat membahayakan karena
menyebabkan Trafo trip, unit trip, atau transformer meledak. Berdasarkan hal
tersebut, maka kegagalan potensial Short Circuit pada Generator Transformer di
bobot nilai:
a. Severity adalah 10 karena dari kegagalan potensial tersebut akibat yang
ditimbulkan sangat berbahaya dan berpengaruh terhadap keselamatan
pengguna karena dapat menyebabkan Generator Transformer meledak.
b. Occurrence adalah 8 karena berdasarkan data yang tersedia menunjukkan
kegagalan Short Circuit telah terjadi berulang kali.
c. Detection adalah 6 karena berdasarkan cara deteksi yang dilakukan
perusahaan di dalam mencegah terjadi Short Circuit yaitu dengan
melakukan pengukuran terhadap kondisi Transformer sebelum terjadi
kerusakan/mendeteksi ketika Short Circuit terjadi.
Berdasarkan Severity, Occurrence dan Detection dari mode kegagalan potensial
Short Circuit pada Generator Transformer, maka diperoleh nilai RPN adalah :
RPN = S x O x D = 10 x 8 x 6 = 480
2. Mode kegagalan potensial Change over fan tidak rutin pada Generator
Transformer
Mode kegagalan potensial Change over fan tidak rutin pada Generator
Transformer yang disebabkan oleh jarangnya alat beroperasi. Dampak potensial
Change over fan pada Generator Transformer dapat menyebabkan Derating
Trafo yang menyebabakan penurunan daya pada generator. Berdasarkan hal
tersebut, maka kegagalan potensial Change over fan tidak rutin pada Generator
Transformer di bobot nilai:
d. Severity adalah 8 karena dari kegagalan potensial tersebut akibat yang
ditimbulkan sangat berpengaruh terhadap pengguna. Pengguna akhir akan
merasakan akibat buruk yang tidak akan diterima, berada diluar batas
toleransi.
e. Occurrence adalah 8 karena berdasarkan data yang tersedia menunjukkan
kegagalan Change over fan tidak rutin telah sering terjadi karena
pengecekan yang jarang.
5
f. Detection adalah 7 karena berdasarkan cara deteksi yang dilakukan
perusahaan di dalam mencegah terjadi Change over fan tidak rutin yaitu
dengan melakukan pengecekan rutin terhadap kondisi Change over fan
sebelum terjadi kerusakan.
Berdasarkan Severity, Occurrence dan Detection dari mode kegagalan potensial
Short Circuit pada Generator Transformer, maka diperoleh nilai RPN adalah :
RPN = S x O x D = 8 x 8 x 7 = 448
B. Analisa RPN
Tabel 2. Tabel Pareto pada Generator Transformer
RPN
Mode Kegagalan
Peralatan RPN RPN (%) Komulatif
Potensial
(%)
Short Circuit 480 51,7 % 51,7 %
Generator
Change over fan tidak
Transformer 448 48,3 % 100 %
rutin
Total 928
120%
100%
100%
80%
Komulatif RPN
60%
51%
40%
20%
0%
Short Circuit Change over fan tidak rutin
Mode Kegagalan