Anda di halaman 1dari 17

Mengenali Sistem Pengapian Mobil

Mengenali Sistem Pengapian Mobil - kita ketahui sistem pengapian pada mobil sangatlah
penting, ini karena untuk mobil bisa hidup untuk pembakaran yang akhirnya menimbulkan
tenaga dan gerak ini tidak lain yang mempunyai peranan penting tidak lain yaitu sistem
pengisian; jadi sistem pengapian yaitu untuk membangkitkan bunga api pada busi ketika piston
mencapai titik mati atas yang akhinya terjadi pembakaran yang menghasilkan gerak dan
tenaga....

Berikut kompunen sistem pengapian dan fungsi nya;


- Batere / acu
batere ini berfungsi ; sebagai penyimpan arus yang nanti di gunakan untuk kebutuhan sarana dari
sistem pengapian dari mobil tersebut
- Kunci kontak
kunci kontak ini berfungsi sebagai penghubung dan pemutus sumber arus dari batere/ acu ke
kompunen instalasi kelisterikan dari mobil tersebut

- Koil
Koil ini mempunyai peranan yaitu mengubah arus dari batere/acu yaitu 12v menjadi 12000v
yang di gunakan untuk pengapian
- Condensor/ condensator
condensor ini mempunyai fungsi untuk menampung muatan arus dan untuk mengurangi
terjadinya percikan di platina

- Platina
platina ini mempunyai fungsi yaitu untuk memutus dan menghubungkan arus dari kunci kontak
distributor / delco yang nanti arus nya akan di bagikan menuju busi sesuai urutan nya
- Distributor/ delco dan Cop delco
distributor / delco ini berfungsi sebagai tempat platina/ CDI , dan sebagai pembagi arus
platina/CDI menuju busi yang sesuai urutan nya yaitu 1,3,4,2 ini mobil yang 4 cylinder
- Kabel busi / kabel tegangan tinggi
kabel busi ini berfungsi yaitu untuk penghantar acus tegangan tinggi yang berasal dari koil
menuju delco kemudian di bagikan ke busi

- Busi
busi ini berperan untuk sebagai percikan arus yang di gunakan untuk pembakaran bahan bakardi
cylinder untuk menjadikan pembakaran menjadi tenaga dan gerak piston
Berikut gambar nya Sistem Pengapian Mobil

Nah itu tadi Sistem Pengapian Mobil yang sederhana, mudah mudahan bermanfa`at amiin......

Sistem Pengapian
PRINSIP KERJA SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL

Berikut akan dijelaskan mengenai prinsip kerja sistem pengapian konvensional.


Prinsip kerja sistem pengapian konvensional ada dua kondisi yaitu kondisi saat kunci kontak ON
platina menutup dan Aliran arus listrik pada saat platina membuka.

1) Pada saat kunci kontak ON, Platina menutup


Aliran Arus Listrik Saat Konci Kontak ON, Platina Menutup

Aliran arusnya adalah sebagai berikut:

Baterai —-> Kunci kontak —-> Primer koil —-> Platina —-> Massa.

Akibat aliran listrik pada primer koil, maka inti koil menjadi magnet.

2) Saat platina membuka

Aliran Arus Saat


Platina terbuka
Saat platina membuka, arus listrik melalui primer koil terputus, terjadi induksi tegangan tinggi
pada sekunder koil, sehingga arus akan mengalir seperti dibawah ini:

Sekunder koil —-> Kabel tegangan tinggi —-> Tutup distributor —-> Rotor —-> Kabel tegangan tinggi
(kabel busi) —-> Busi —-> Massa.

Akibat aliran listrik tegangan tinggi dari sekunder koil, mampu meloncati tahanan udara antara
elektroda tengah dengan elektroda massa pada busi dan menimbulkan percikan bunga api.

KOMPONEN SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL PADA MOBIL

Sistem pengapian konvensional terdiri dari beberapa komponen. Berikut akan dijelaskan apa saja
komponen sistem pengapian beserta dengan fungsi masing-masing komponen sistem pengapian.

1. Baterai

Baterai berfungsi sebagai sumber energi listrik.

2.Kunci Kontak

Kunci kontak berfungsi untuk memutuskan dan menghubungkan listrik pada rangkaian atau mematikan
dan menghidupkan sistem. Kunci kontak pada kendaraan memiliki 3 atau lebih terminal.

Terminal utama pada kontak adalah terminal B atau AM dihubungkan ke baterai, Terminal IG
dihubungkan ke (+) koil pengapian dan beban lain yang membutuhkan, terminal ST dihubungkan ke
selenoid starter. Jika kunci kontak tersebut memiliki 4 terminal maka terminal yang ke 4 yaitu terminal
ACC yang dihubungkan ke accesoris kendaraan, seperti: radio, tape dan lain-lainnya.

Hubungan terminal Pada Kunci Kontak

2. Koil Pengapian
Koil pengapian berfungsi sebagai step up trafo, yaitu menaikan tegangan dari tegangan baterai
12 Volt menjadi tegangan tinggi lebih dari 15.000 Volt. Koil pengapian terdiri dari: inti besi
lunak, primer koil, sekunder koil, rumah koil dan terminal koil.

Konstruksi Koil Pengapian

3. Distributor
Distributor berfungsi untuk mendistribusikan induksi tegangan tinggi sekunder koil ke busi
sesuai dengan urutan pengapian motor atau FO (firing order).
Distributor merupakan tempat sebagian besar sistem pengapian. Komponen yang ada pada
distributor antara lain: platina (kontak breaker), kondensor, nok kontak pemutus arus, centrifugal
advancer, vacum advancer, rotor distributor dan tutup distributor.

MERAWAT SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL

Kinerja sistem pengapian sangat besar pengaruhnya terhadap kesempurnaan proses pembakaran
di dalam silinder, dengan sistem pengapian yang baik akan diperoleh performa mesin optimal
dan pemakaian bahan bakar yang hemat. Agar kinerja sistem pengapian selalu dalam kondisi
baik maka sistem ini perlu dirawat dengan baik. Perawatan sistem pengapian dengan cara
membersihkan, melumasi dan menyetel komponen atau mesin.
Sistem Pengapian Konvensional
Komponen sistem pengapian yang cepat kotor adalah busi, platina, ujung rotor dan terminal pada
tutup distributor. Bagian tersebut diatas perlu diperiksa dan dibersihkan kotorannya
menggunakan amplas.
Bagian sistem pengapian yang perlu diberi pelumas adalah Nok dan Rubbing block, Poros Nok
dan Centrifugal Advancer.
Penyetelan sistem pengapian meliputi penyetelan celah busi, celah platina atau besar sudut dwell,
dan penyetelan saat pengapian.

Bagi pemilik kendaraan perawatan dapat dilakukan sendiri dengan alat yang terdapat pada
kelengkapan kendaraan, alat dan bahan yang diperlukan, yaitu:

 Bahan : Grease (pelumas); amplas.


 Alat : Kunci busi; kunci ring nomor 10, 12, 19; obeng (+); obeng (-); feeler gauge; lampu 12 volt
dengan dua kabel; multimeter.

Selain alat diatas pada bengkel yang baik menggunakan beberapa alat, diantaranya:

 Spark plug cleaner and tester, merupakan alat untuk membersihkan dan memeriksa busi.
 Spark plug gauge, untuk mengukur dan menyetel celah busi.
 Tune up tester, untuk mengukur putaran dan sudut dweel.
 Timing tester, untuk mengetahui saat pengapian.
 Condensor tester, berfungsi untuk memeriksa kapasitas kondensor.

Langkah kerja dalam merawat sistem pengapian adalah sebagai berikut:

1. Memeriksa secara visual kelainan pada komponen dan rangkaian sistem pengapian.
2. Memeriksa, membersihkan dan menyetel celah busi.
3. Memeriksa dan membersihkan kabel tegangan tinggi.
4. Memeriksa, membersihkan rotor dan tutup distributor.
5. Memeriksa nok, centrifugal advancer dan vacum advancer.
6. Memeriksa koil pengapian.
7. Memeriksa, membersihkan dan menyetel celah platina atau menyetel sudut dwell.

JENIS-JENIS GANGGUAN PADA SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL

Kinerja sistem pengapian sangat besar pengaruhnya terhadap kesempurnaan proses pembakaran
di dalam silinder, dengan sistem pengapian yang baik akan diperoleh performa mesin optimal
dan pemakaian bahan bakar yang hemat.
Gangguan sistem pengapian konvensional pada motor bensin paling sering terjadi dibandingkan
sistem lain.
Berikut akan diuraikan mengenai gejala dari gangguan pada sistem pengapian konvensional
beserta dengan kemungkinan penyebab dan cara mengatasi gangguan yang terjadi pada sistem
pengapian konvensional.

No. GEJALA KEMUNGKINAN PENYEBAB CARA MENGATASI

Busi mati atau deposit


Ganti busi atau bersihkan.
berlebihan.

Kabel tegangan tinggi bocor


Ganti kabel tegangan tinggi.
berlebihan.

Rotor tidak terpasang. Pasang rotor.

Urutan pengapian tidak benar. Perbaiki urutan pengapian.

Platina terganjal kotoran Bersihkan kotorannya.


Mesin tidak dapat hidup (tidak ada
1
percikan api di busi) Platina menutup terus atau Setel celah platina atau sudut
membuka terus. dwell

Koil mati Ganti koil

Kondensor mati Ganti kondensator

Pasang konektor kabel yang


Konektor kabel lepas
lepas

Ganti atau perbaiki kabel


Kabel putus
yang putus
Kontak rusak Ganti kontak

Deposit (penumpukan kerak)


Bersihkan atau ganti busi.
dibusi berlebihan.

Kabel tegangan tinggi bocor. Ganti kabel tegangan tinggi.

Bersihkan terminal ditutup


Tutup distributor kotor.
distributor.

Pasang karbon atau ganti


Karbon ditutup distributor hilang.
tutup distributor.

Tutup distributor retak. Ganti tutup distributor.

Mesin sulit hidup (percikan api Urutan pengapian tidak benar. Perbaiki urutan pengapian.
2
dibusi kecil)
Kontak platina kotor. Bersihkan kontak atau ganti.

Setel celah platina atau sudut


Setelan celah platina tidak tepat.
dwell.

Saat pengapian tidak tepat. Saat setel pengapian

Koil rusak. Ganti koil.

Kondensor rusak. Ganti kondensor.

Bersihkan terminal konektor


Konektor kabel kotor.
kabel.

Bersihkan busi atau ganti


Busi kotor.
busi

3 Terjadi ledakan di knalpot


Platina kotor. Bersihkan platina atau ganti.

Saat pengapian terlalu mundur. Stel saat pengapian.

No. GEJALA KEMUNGKINAN PENYEBAB CARA MENGATASI

4 Terjadi ledakan di knalpot saat Kerja vacum advancer kurang Perbaiki mekanisme vacum
pedal gas dilepas sempurna. advancer.

Terjadi ledakan di knalpot saat Kerja centrifugal advancer Perbaiki mekanisme centrifugal
5
pedal gas ditekan kurang sempurna. advancer.

Pemakaian busi yang tidak Ganti busi dengan tingkat panas


6 Busi cepat kotor
tepat yang tepat.

Platina kotor. Bersihkan atau ganti platina.

Saat pengapian tidak tepat. Stel saat pengapian.

Pemakaian tingkat busi yang Ganti busi dengan tingkat panas


7 Elektroda busi meleleh
terlalu panas. busi yang lebih dingin.

Posisi Platina Hasil Pengukuran Keterangan

12 volt Baik

Platina hubung singkat


Membuka
0 volt Kabel platina hubung singkat

Tidak ada arus ke koil pengapian

0 volt Baik

Menutup Kontak platina terganjal kotoran


12 volt
Kabel ke platina putus
Sistem pengapian elektronik CDI ( capacitive discharge ignition )

Sistem pengapian kondensator (kapasitor) atau CDI (Capacitor Discharge Ignition) merupakan
salah satu jenis sistem pengapian pada kendaraan bermotor yang memanfaatkan arus
pengosongan muatan (discharge current) dari kondensator, guna mencatudaya kumparan
pengapian (ignition coil).

sistim atau cara kerja dari CDI yaitu Awalnya sebuah pencatu daya akan mengisi muatan pada
kondensator dalam bentuk Arus listrik searah sampai mencapai beberapa ratus volt. Selanjutnya
sebuah pemicu akan diaktifkan untuk menghentikan proses pengisian muatan kondensator,
sekaligus memulai proses pengosongan muatan kondensator untuk mencatudaya kumparan
pengapian melalui sebuah saklar elektronik.

Karena bekerja dengan secara elektronik, sebagian besar komponennya merupakan komponen-
komponen elektronik yang ditempatkan pada papan rangkaian tercetak atau Printed Circuit
Board (PCB), lalu dibungkus dengan bahan khusus agar terlindungi dari kotoran, uap, cairan
maupun panas. Banyak orang yang menyebutnya modul CDI (CDI module), kotak CDI (CDI
box), atau “CDI” saja.

Berdasarkan pencatu dayanya, sistem pengapian CDI terbagi menjadi dua jenis, yaitu:

 Sistem pengapian CDI AC yang merupakan dasar dari sistem pengapian CDI, dan menggunakan
pencatu daya dari sumber Arus bolak balik (dinamo AC/alternator).
 Sistem pengapian CDI DC yang menggunakan pencatu daya dari sumber arus listrik searah
(misalnya dinamo DC, Batrai, maupun Aki).
Demikianlah pembahasan mengenai Pengertian Dan Macam-Macam Sistem Pengapian
semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat berguna dan bermanfaat bagi anda semua,
Motor
1 K U B I
720
JP   720o Pe
1 silinder 1

Motor boxer 1 K U B I
720
JP   360o Pe
2 silinder 2 B I K U 2

Motor sebaris
1 K U B I
720
JP   360o Pe
2 silinder 2 B I K U 2

Motor sebaris 1 K U B I FO : 1 – 3 – 4 – 2

4 silinder 2 U B I K 720
JP =  1800 Pe
4
3 I K U B

4 B I K U

Motor boxer
1 K U B I FO : 1 –4 – 3 – 2
4 silinder 2 U B I K
720
JP =  1800 Pe
3 B I K U 4

4 I K U B

Motor sebaris
1 K U B I FO : 1 – 2 – 4 – 5 – 3
5 silinder 2 I K U B I
720
JP =  1440 Pe
3 K U B I K 5

4 B I K U B

5 U B I K U
Motor sebaris 1 K U B I
FO = 1-5-3-6-2-4
6 silinder 2 U B I K U

3 B I K U B 720
JP =  1200 Pe
6
4 K U B I K

5 I K U B I

6 B I K U

Motor “V” 1 K U B I

2 I K U B
FO = 1-8-2-7-4-5-3-6
8 silinder
3 U B I K
720
JP =  900 Pe
4 B I K U 8

5 U B I K U

6 K U B I K

7 B I K U B

8 I K U B I

Anda mungkin juga menyukai