MATERI
PEMBANGKITAN TENAGA LISTRIK
SEMARANG 2008
MATERI PELATIHAN
1. Penggerak Mula dan Generator
1.1. Penggerak Mula
1.2. Bagian Utama Generator
2. Prinsip Operasi Jenis-jenis Unit Pembangkit
2.1. Unit Pembangkit Tenaga Air ( PLTA )
2.2. Unit Pembangkit Tenaga Gas ( PLTG )
2.3. Unit Pembangkit Tenaga Uap ( PLTU )
2.4. Unit Pembangkit Tenaga Gas Uap ( PLTGU )
2.5. Unit Pembangkit Tenaga Panas Bumi ( PLTP )
2.6. Unit Pembangkit Tenaga Diesel ( PLTD )
MATERI PELATIHAN
3. Karakteristik Operasi Unit Pembangkit
3.1. D r o o p
3.2. Frequency Deadband
3.3. Efisiensi
3.4. Daya Mampu dan Daya Minimum
3.5. Ramp Rate
3.6. Start - Stop
3.7. Minimum Up-time
3.8. Minimum Down-time
4. Karakteristik Listrik Generator
4.1. Kurva V
4.2. Kurva Kapabilitas Reaktif
PENGGERAK MULA
( PRIME MOVER )
Energi/Daya Listrik yang dihasilkan Generator
didapat dari Energi Mekanis ( putaran ) Generator
yang digerakkan oleh Penggerak Mula ( Prime
Mover ) diantaranya : Mesin Diesel, Turbin Gas,
Turbin Air, Turbin Uap dll.
Pemilihan Pengerak Mula ( Prime Mover ), didasarkan :
* Ketersediaan Energi Primier
** Lokasi/Kondisi Geografis
*** Tingkat Ke Ekonomian dll.
Perkembangan Penggerak Mula ( Prime Mover )
berupa gabungan Turbin Uap dan Turbin Gas untuk
mendapatkan tingkat Effisiensi Thermal yang
optimal
PENGGERAK MULA
( PRIME MOVER )
MAX. MOMEN
PUNTIR/TORSI
FSNL
SPEED
60 % SPEED 100 % SPEED
Prinsip Kerja :
Rotor di Supply arus DC untuk menghasilkan
medan magnit Rotor, lalu diputar oleh Penggerak
Mula ( Turbin atau lainnya ) sehingga diperoleh
Medan Magnit Putar dan Medan Magnit inilah yang
menginduksi Tegangan AC 3 Fasa ke Belitan Stator
Penampang Generator
nxp
Fr =
60
BAGIAN UTAMA GENERATOR
( UMUM )
I.2a.Stator Housing Kerangka dan dinding yang tersusun atas plat plat
baja melingkar dan dihubungkan satu sama lainnya
dengan batang besi Longitudinal
II.1. Prinsip Operasi PLTA sangat sederhana, yaitu air yang berada di
Waduk dialirkan melalui saluran ( Pipa Pesat ) menuju Turbin Air dengan
membuka Katup Utama ( Inlet Valve ), pengaturan jumlah air
dilaksanakan oleh Guide Vane sebelum masuk ke Impeller Turbin Air
dan turbin ini di kopel dengan Generator untuk menghasilkan Daya
Listrik
Bagian-bagian utama dari sebuah pusat listrik tenaga air (PLTA) terdiri
dari sbb. :
Bendungan/dam (water reservoir).
Pipa pesat (pipe line).
Turbin air (water turbine).
PRINSIP OPERASI PEMBANGKIT
PLTA
KETERANGAN :
1. Waduk
2. Power Intake
3. Bendungan
4. Pipa Pesat
5. Katub Utama
6. Turbin
7. Generator
8. Tail race
9. Sungai
10. Trafo Utama
11. Gardu Induk
12. Tegangan Tinggi
13. Pelimpas Otomatis
PRINSIP OPERASI PEMBANGKIT
1 Keterangan :
2 3 4 5 6 1. Inlet Filter House
2. Kompressor
3. Supply Bh. Bakar
4. Ruang Bakar
5. Turbin
6. Generator
14
7. Lube Oil After Cooler
13
7 8. Lube Oil Before Cooler
12 9. Heat Exchanger
9
10. Water Cooler
11
11. Lube Oil Storage
12. Main Lube Oil Pump
10 13. Reduction Gear
14. Starting Device
PRINSIP OPERASI PLTG
3
2 3
tem
t
pre per
e
ssu atur
m
re e 2 4
p
e
r
a
1 4 t 1
u
volume r entrophy
e
Siklus Brayton
PRINSIP OPERASI PTG
Combustion chamber
generator
compressor
turbine
PRINSIP OPERASI PEMBANGKIT
1 2
Keterangan :
3
1. Turbin Tek. Rendah
2. Turbin Tek. Tinggi
3. Generator
1
7
4 4. Kondensor
1
5. Deaerator
6 Sea water
supply 5 6. Heater Tek Tinggi
1 6 7. Boiler Feed Pump
5
7 8. Heater Tek Rendah
1
4
8 9. Condensate Pump
9 10. FD Fan
11. Air Heater
12. Water Header
Cerobong 13. Burner
14. Economiser
15. Superheater
16. Steam Drum
1 1 1 1 17. Reheater
3 2 1 0
PRINSIP OPERASI PLTU
PRINSIP OPERASI PLTU
temperature, T entalphi, h
K 3
2 3 3
3 2
2 K
2
4
1 4 4 k 4
k
k 1
k
entrophi, s entrophi, s
PRINSIP OPERASI PEMBANGKIT
1 2 3 4 5 6
Keterangan :
7
1. Auxiliary Equipment
2. Reduction Gear
3. Turbin Uap
4. Generator
5. Mist Elliminator
8 6. Final Separator
7. Steam Flow
8. Condenser
9. Cooling Tower
10. River make-up Pump
9
11. River make-up Water
12. Water Cooling Pump
10
12
11
PRINSIP OPERASI PLTP
PRINSIP
PRINSIP OPERASI
OPERASI PEMBANGKIT
PEMBANGKIT
pressure
1. Fluida kerja dianggap sebagai gas Qm
ideal dengan kalor spesifik yang
2 3
konstan.
2. Langkah isap (0 1) merupakan
proses tekanan konstan.
3. Langkah kompresi (1 2) ialah
proses isentropic.
4. Proses pembakaran pada tekanan
konstan (2 3) dianggap sebagai 4 Qk
104% N1
100% N2
S1 Speed Drop, S1 = 4%
Nrating
S2 Speed Drop S2 > S1
P1 P2 Prating
0 100 Beban (%)
KARAKTERISTIK OPERASI
UNIT PEMBANGKIT
49.95 50.05
KARAKTERISTIK OPERASI
UNIT PEMBANGKIT
III.3. E F F I S I E N S I
Effisiensi adalah suatu parameter yang menyatakan
tingkat unjuk kerja dari Unit Pembangkit
Prinsip dasar Effisiensi adalah Perbandingan antara
Kerja/Energi yang dihasilkan dengan Usaha/Energi
yang digunakan.
Pada Unit Pembangkit Listrik dikenal istilah Effisiensi
Thermal yaitu perbandingan antara Daya Output
Generator dengan Pemakaian Energi Kalor Bahan
Bakar ( Specific Fuel Consumption SFc )
KARAKTERISTIK OPERASI
UNIT PEMBANGKIT
Q out
th = Q in
HR : SFC X Sg X LHV
860
th = X 100 %
HR
KARAKTERISTIK OPERASI
UNIT PEMBANGKIT
III.4. DAYA MAMPU
* DAYA MAMPU BRUTTO Daya ( Kapasitas ) yang
dihasilkan Generator pada periode tertentu dengan
tidak dipengaruhi oleh Musim atau Derating lainnya
* DAYA MAMPU NETTO Daya Mampu Brutto
dikurangi dengan Pemakaian Sendiri ( Alat bantu
Operasional )
* DAYA MAMPU MINIMUM Daya ( Kapasitas )
Minimum yang dihasilkan Generator dengan tidak
mempengaruhi beroperasinya peralatan bantu Unit
PLTU biasanya dibatasi kondisi pembakaran di Boiler dan Vibrasi di
Turbin
PLTA dibatasi terjadinya Kavitasi di Turbin ( Draft Tube )
PLTGU pembukaan Main Throttle Valve (minimum Steam masuk
Turbin )
KARAKTERISTIK OPERASI
UNIT PEMBANGKIT
Repair Time
KARAKTERISTIK OPERASI
UNIT PEMBANGKIT
IV.1. Kurva V
190 MW
0.9
171 MW
0.8
K 133 MW
I
L 0.7
O
V
O 95 MW
L 0.6
T
A
M 0.5
P B
E
A
PF
R
E 0.4
PF
0 0.4 0.5 0.8 0.9 1 0 .8 0 .5 0
0.3
LEADING LAGGING
0.2
0.1
200 3.1 BA
R GAS
PRESS
.
160 2.1 BA
O R GAS
PRESS
V .
E
0.8 PF
R
120
E
X
C ROTOR END
I
T 80
A
T B
I
O
40
N
STATOR
0 MW
40 80 120 160 200 240
U 40
N
D
E
CORE END
R
80
E
X 0.95 PF
C 120
I
T
A
T
I 160
O
N C
KARAKTERISTIK OPERASI
UNIT PEMBANGKIT
0 PF Lag Axis
Field Heating Limit
"A"
MEGAWATTS
"C"
MEGAVARS
Unity PF Axis
Leading
86G2 Relay generator 2 Lock Out Gangguan pada sistem generator 2 Internal pembangkit Trip
Internal pembangkit
63AT2 Relay Tekanan minyak MAT 2 Gangguan kegagalan tekanan minyak pada MAT 2 Trip
PB Turbin Emergency Trip Gangguan Darurat Turbin (Push Bottom) Internal pembangkit Trip
86G2 Generator1 lockout relay Gangguan pada generator 2 Internal pembangkit Trip
Trip setelah 5
86G Generator lockout relay Gangguan pada generator Internal pembangkit
detik
Generator backup lockout Trip setelah 5
86GB Gangguan pada generator Internal pembangkit
relay detik
Gangguan tekanan boiler tinggi 500 mmWc (mm Trip setelah 5 Relay yang
Furnace Pressure High Internal pembangkit
Water Column) detik memproteksi gangguan
FD Fan stop Gangguan pada FD Fan Internal pembangkit Master Fuel Trip sistem operasi di turbin
Relay 2AB 2 dan boiler.
Gangguan pada level drum boiler (-152 Memberikan sinyal trip
Boiler Drum Level Low Internal pembangkit Trip
NWL/Normal Water Level) pada BCS
Burner Control System Trip Gangguan pada sistem burner Internal pembangkit Trip
Main Steam Flow Interrupted Gangguan aliran uap masuk turbin HP Internal pembangkit Alarm
Reheat Steam Flow Interrupted Gangguan aliran uap reheat masuk turbin IP Internal pembangkit Alarm
Burner Lights Off Failure Gangguan pada sistem burner Internal pembangkit Trip
Loss of Power to BCS Gangguan tekanan sumber tenaga pada BCS Internal pembangkit Trip
PROTEKSI PLTU TAMBAK LOROK UNIT 3
86G3 Relay Generator 3 Lock Out Gangguan pada sistem generator 3 Internal pembangkit Trip
Relay backup Generator 3
86GB3 Gangguan pada sistem generator 3 Internal pembangkit Trip
Lock Out
Diluar area 150 kV Circuit
86TT1 Relay Bus Tie Trans I LO Gangguan pada sistem bus Trip
pembangkit Breaker AB4
Relay Bus Tie Trans I backup Diluar area
86BT1B Gangguan pada sistem bus (backup) Trip
LO pembangkit
Diluar area
86AB4 Relay Breaker Failure Gangguan pada breaker Trip
pembangkit
PB Turbin Emergency Trip Gangguan Darurat Turbin (Push Button) Internal pembangkit Trip
86G Generator lockout relay Gangguan pada generator dan jaringan Internal pembangkit Trip
Overspeed Gangguan putaran lebih > 3330 rpm Internal pembangkit Trip
Aliran Udara di Bawah minimum Gangguan udara pembakaran di boiler <25% Internal pembangkit Trip
Trip setelah 5
86G Generator lockout relay Gangguan pada generator Internal pembangkit
detik
Gangguan tekanan boiler tinggi >400 mmWc (mm Trip setelah 5
Furnace Pressure Internal pembangkit
Water Column) detik
FD Fan stop Gangguan pada FD Fan Internal pembangkit Trip Relay yang
Master Fuel memproteksi gangguan
Gangguan pada level drum boiler (-152 Relay 3AB sistem pembakaran
Boiler Drum Level Low2 Internal pembangkit Trip
NWL/Normal Water Level) boiler
Burner Management System Gangguan pada sistem burner Internal pembangkit Trip
Main Steam Flow Interrupted Gangguan aliran uap masuk turbin HP Internal pembangkit Alarm
Reheat Steam Flow Interrupted Gangguan aliran uap reheat masuk turbin IP Internal pembangkit Alarm
Air Flow minimum Gangguan udara masuk boiler < 25% Internal pembangkit Trip
Fuel Oil Header Temperature min Gangguan temperatur main fuel oil < 75 oC Internal pembangkit Trip
Main Fuel Relay 3AB Gangguan MFR Trip Internal pembangkit Trip
PENGARUH START-STOP
PADA UNIT PEMBANGKIT
(TERUTAMA PLTG)
PERBANDINGAN BBM DAN BBG
HEAT RATE
dengan BBG heat rate lebih rendah 0,75 % atau
effesiensinya lebih baik 1,33 %
(BBM : 10.600 btu/kWh; BBM : 10.680 btu/kWH)
PERBANDINGAN BBM DAN BBG
FAKTOR PEMELIHARAAN
EOH dengan HSD = 1,5 kali BBG yang berarti akan
mempersingkat interval waktu antar inspeksi :
CI : 8.000 jam 5.333 jam
HGPI : 24.000 jam 16.000 jam
MI : 48.000 jam 32.000 jam
berdampak pada besar anggaran pemeliharaan per
tahun dan harga ketidaksiapan yang harus
dibayar
DAMPAK POLA START-STOP
Jumlah start dan jam operasi selama thn 2002
FAKTOR PEMELIHARAAN
basis perhitungan interval inspeksi berdasar
jumlah start unit cyclic duty ( CI : 400 start,
HGPI : 1.200 start, MI : 2.400 start)
1 x start setara dengan 13,33 jam EOH (5.333
OH /400 start)
Dengan rata2 operasi GTG 7 jam sehari terjadi
kehilangan kesempatan prod. 6,33 jam; total
setahun sebesar 2.310 jam atau 26,4 % dari
maksimum OH setahun.
DAMPAK POLA START-STOP
Effesiensi
penggunaan bahan bakar selama proses start-up
dan shutdown GTG
dari firing-FSNL dibutuhkan + 1320 l/mnt;
untuk 201 x start = 530 kL BBM (902 jt)
pelepasan panas/kalor setelah shutdown HRSG
hingga proses start-up lagi
dari press 73 bar/292 C (setelah stop) jadi
press 10 bar/175 C
transfer kalor pada HRSG menjadi tidak optimal
akibat korosif
DAMPAK POLA START-STOP
Frekuensi force outtage lebih besar
GTG malfunction pada peralatan utama yang
rentan (spark plug, motor pompa dan blower,hot
gas path component)
HRSG kebocoran pada sistem pemipaan
serta keausan dan kerusakkan akibat energize
dan de-energize valve2 utama, motor pompa dan
actuator damper.
Data kerusakan HRSG (Block I dan II) interval
waktu Oktober 2000-April 2002)
kebocoran pada vent header LP dan HP : 8 kasus
Kebocoran pada sistem pemipaan lainnya : 23
kasus
kebocoran pada expantion joint : 6 kasus
DAMPAK POLA START-STOP