Anda di halaman 1dari 5

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

SURVEY BUDAYA KESELAMATAN PASIEN

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO


DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS BALONG
KECAMATAN BALONG
Jl. Pemuda No 4 A Telp (0352) 371793 Email:pkmbalong@gmail.com

1
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
SURVEY BUDAYA KESELAMATAN PASIEN

I. PENDAHULUAN
Peningkatan mutu adalah program yang disusun secara objektif dan
sistematik untuk memantau dan menilai mutu serta kewajaran asuhan terhadap
pasien, menggunakan peluang untuk meningkatkan asuhan pasien dan memecahkan
masalah-masalah yang terungkap (Jacobalis S, 1989)
Pelayanan yang berkualitas merupakan cerminan dari sebuah proses yang
berkesinambungan dengan berorientasi pada hasil yang memuaskan. Dalam
perkembangan masyarakat yang semakin kritis, mutu pelayanan Puskesmas tidak
hanya disorot dari aspek klinis medisnya saja namun juga dari aspek keselamatan
pasien dan aspek pemberi pelayanan, karena muara dari pelayanan Puskesmas
adalah pelayanan jasa.
Dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, seluruh unit pelayanan
yang ada dan seluruh karyawan berkomitmen untuk memberikan pelayanan yang
bermutu dan peduli terhadap keselamatan pasien, pengunjung, masyarakat, dan
karyawan yang bekerja di Puskesmas.Pelaksana kegiatan Pengawasan Pemantauan
ARV dilaksanakan sesuai visi Puskesmas Balong yaitu : Tercapainya Kecamatan
Balong Sehat, sesuai Tata Nilai Puskesmas Balong yaitu : Profesional, Inovatif
Kreatif, Tanggung Jawab, Ramah (PINTAR).

II. LATAR BELAKANG


Keselamatan Pasien/KP (Patient Safety) merupakan issue Global dan
Nasional bagi fasilitas pelayanan kesehatan dan merupakan komponen penting dari
mutu pelayanan kesehatan, serta merupakan prinsip dasar dalam pelayanan pasien
dan komponen kritis dalam manajemen mutu. Perhatian dan fokus terhadap
keselamatan pasien ini didorong oleh masih tingginya angka kejadian Tak Diinginkan
(KTD) atau Adverse Event (AE) baik secara global maupun nasional. KTD yang
terjadi di berbagai negara dipekirakan sekitar 4.0 – 16.6 % dan hampir 50 %
diantaranya adalah kejadian yang dapat dicegah, sedangkan data KTD di Indonesia
masih sangat sulit diperoleh secara lengkap dan akurat, tetapi dapat diasumsikan
tidaklah kecil. Adanya KTD tersebut selain berdampak pada peningkatan biaya
pelayanan juga dapat membawa fasilitas pelayanan kesehatan ke area blamming,
menimbulkan konflik antara dokter/petugas kesehatan lain dan pasien, dan tidak
jarang berakhir dengan tuntutan hukum yang dapat merugikan bagi fasyankes.
Sebagai upaya memecahkan masalah tersebut dan mewujudkan pelayanan
kesehatan yang lebih aman diperlukan suatu perubahan budaya dalam pelayanan
kesehatan dari budaya yang menyalahkan individu menjadi suatu budaya di mana
insiden dipandang sebagai kesempatan untuk memperbaiki sistem. Sistem pelaporan
yang mengutamakan pembelanjaran dari kesalahan dan perbaikkan sistem
pelayanan merupakan dasar budaya keselamatan. Meningkatnya kesadaran

2
pelayanan kesehatan mengenai pentingnya mewujudkan budaya keselamatan
pasien menyebabkan meningkatnya pula kebutuhan untuk mengukur budaya
keselamatan. Perubahan budaya keselamatan dapat dipergunakan sebagai bukti
keberhasilan implementasi program keselamatan pasien.
Langkah pertama dalam membangun budaya keselamatan adalah melakukan
survey budaya keselamatan pasien di puskesmas. Survey tersebut bermanfaat untuk
mengetahui tingkat budaya keselamatan di puskesmas sebagai acuan menyusun
program kerja dan melakukan evaluasi keberhasilan program keselamatan pasien.
Assesmen dalam survey ini menggambarkan tingkat budaya keselamatan pasien
dalam satu waktu tertentu saja sehingga membutuhkan pengulangan assesmen
secara berkala untuk menilai perkembangannya

III. TUJUAN
A. Tujuan umum :
Meningkatkan rnutu dan kualitas pelayanan kesehatan Puskesmas melalui
survey budaya keselamatan pasien di Puskesmas Balong

B. Tujuan khusus:
1. Sebagai pedoman dalam melakukan survei budaya keselamatan pasien.
2. Sebagai evaluasi terhadap program kerja yang telah dilakukan sebagai upaya
membangun budaya keselamatan di puskesmas khususnya sistem pelaporan
dan pembelajaran.
3. Sebagai salah satu sarana untuk meningkatkan kesadaran tentang budaya
keselamatan pasien.
4. Mengidentifikasi area membutuhkan pengembangan dalam budaya
keselamatan sesuai komponen untuk menyusun program kerja selanjutnya.
5. Faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan program keselamatan
pasien khususnya pelaporan insiden.

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

NO KEGIATAN POKOK RINCIAN KEGIATAN


1. Membuat soal untuk survey di google form
2. Membagikan link survey kepada semua karyawan
3. Merekap hasil survey
1 Melakukan Survey
4. Menganalisa hasil survey
5. Membuat tindak lanjut survey
6. Membuat laporan survey

3
V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

Kegiatan Cara melaksanakan


No Sasaran Rincian Kegiatan
pokok Kegiatan
1 Melakukan Karyawan 1.Membuat soal untuk Tim survey membuat
Survey survey di google form soal di google form
2.Membagikan link kemudian membagikan
survey kepada semua link survey kepada
karyawan semua karyawan untuk
3.Merekap hasil survey diisi. Kemudian hasil
4.Menganalisa hasil survey di rekap dan
survey dianalisa untuk
5.Membuat tindak lanjut selanjutkan dibuat
survey rencana tindak lanjut
6.Membuat laporan dan laporan.
survey

VI. SASARAN
Semua karyawan di Puskesmas Balong

VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


Bulan
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Melakukan
1 x
survey

VIII. MONITORING EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Monitoring pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan cara melihat kesesuaian
rencana kegiatan dengan pelaksanaan kegiatan.

IX. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Pencatatan, pelaporan dilaksanakan oleh penanggung jawab mutu dan
keselamatan pasien, dilaporkan kepada Kepala Puskesmas dan Dinas Kesehatan
Kabupaten. Hasil suvey disampaikan kepada karyawan melalui rapat lokakarya mini
Puskesmas. Evaluasi kegiatan dilakukan pada wakktu kegiatan lokakarya mini
bulanan dan Rapat tinjauan mutu.
Ponorogo, Januari 2023
Mengesahkan ,
Kepala Puskesmas Balong

dr. SAPTO NUGROHO


PEMBINA Tk I
NIP. 19710111 200604 1 024

4
5

Anda mungkin juga menyukai