Anda di halaman 1dari 41

Tooth Surface Loss : A Review of

Literature
ABDULHADI WARRETH, EYAS ABUHIJLEH, MOHAMMAD ADEL ALMAGHRIBI
Introduction
Kehilangan struktur jaringan keras secara irreversible
Tooth Surface Loss
yang disebabkan oleh factor selain dental karies

atrisi abrasi
Secara klinis
abfraksi erosi

simtomatik
Secara Gejala

asimtomatik

fisiologis
Secara Jenis
Patologis
Atrisi
Proses pengikisan yang terjadi pada jaringan keras gigi
Definisi
karena kontak langsung antar gigi geligi

Ciri klinis Bentuk aus yang jelas pada satu rahang yang sesuai
dengan gigi antagonis

Faktor predisposisi • Kontak gigi asli dan antagonis porcelain


• Bruksism
• Kehilangan dukungan posterior
Abrasi
Tipe TSL yang disebabkan oleh gesekan atau sikatan
Definisi
dari objek eksternal ke permukaan gigi

Gambaran klinis V shape notch pada bagian servikal permukaan fasial dengan
batas margin tajam dan permukaan licin pada satu atau
lebih gigi
Abfraksi

Tipe TSL yang disebabkan oleh tensile stress yang Grippo 1991,
Definisi
disebabkan oleh non-axial cyclic occlusal forces chu et al 2002
Kehilangan patologis jaringan keras karena The glossary
prosthodontic term
biomechanical loading forces 2017

Clinical presentation • Pada permukaan facial berbentuk V atau wedge,


terdapat batas jelas sudut di internal dan
eksternalnya
• Defek C-shaped dengan dasar membulat
• Dapat terbentuk subgingiva
Erosi
Disolusi dari jaringan keras gigi karena asam non
Definisi
bakteriogenik

Dentin hipersensitivity
Gejala Erosi Dental

Perubahan negative dalam


estetik gigi
Faktor etiologi erosi
Manajemen TSL
•Bergantung pada penyebab, kompleksitas dan keparahan kondisi
•TSL minimal → monitoring & restorasi direct
•TSL parah → butuh manajemen interdisiplin jangka panjang

1.Riwayat sosial, medis, dental


Observasi apakah lesi
2.Pemeriksaan klinis akurat
aktif / tidak?
3.Pemeriksaan pendukung
Simtomatik / tidak?
(pemeriksaan laju alir saliva,
Gangguan estetik?
radiograf)
Metode diagnosis dan monitor TSL

Scratch test Serial colour Model studi Basic Erosive Wear


• Membuat goresan pada photographs • Melihat perkembangan Examination
permukaan gigi dengan • Membandingkan lesi erosi
blade → apabila goresan
(BEWE)
perubahan translusensi
hilang itu indikasi erosi email dan warna email Membagi menjadi
beberapa sektan dan
menilai sesuai skor.
Rencana perawatan
disesuaikan dengan
skor
Gold standard → aplikasi fluoride

Studi in vitro → aplikasi APF gel mengandung


nano-hidroksiapatit, CPP-ACP, bioglass efektif

Perlu dilakukan penelitian klinis untuk bahan


diatas
NON-CARIOUS CERVICAL
LESIONS (NCCL)
Dibaca oleh: Ajrina Busri
PROBLEM
Servikcal junction merupakan batas anatomis antara mahkota dan akar.

Servikal junction mencakup tiga struktur yang berbeda: enamel,


dentin, dan sementum, masing-masing memiliki sifat tertentu.

Servikal junction meliputi


• Acellular afibrillar cementum (AAC)
• ditemukan di koronal, memiliki ketebalan 1-15μm, tidak
mengandung kolagen, tidak ada fibril
• Acellular extrinsic fiber cementum (AEFC)
• Di dekat servikal, memiliki ketebalan bervariasi 50 μm - 200 μm
4 tipe servikal junction:
COMPARISSON
Lesi servikal non-karies ditandai dengan hilangnya jaringan keras gigi yang terletak di servikal junction.

Tidak ada bakteri yang terlibat dalam lesi servikal non karies

a) Abrasi → dihasilkan oleh interaksi antar gigi dengan objek eksternal

b) Atrisi → disebabkan oleh mengunyah atau grinding

c) Erosi → akibat melarutnya jaringan keras oleh zat asam. Kehilangan substansi gigi
secara progresif karena efek kimia atau asam.
• Erosi kimia terjadi oleh ion hidrogen, atau oleh anion yang dapat mengikat kompleks
kalsium. Asam anorganik, seperti asam klorida berdisosiasi dalam air menjadi ion
hidrogen dan klorida → menyebabkan larutnya permukaan mineral.
d. Abfraksi → Ada 3 jenis: lesi berbentuk C, lesi berbentuk V, dan campuran.
Abfraksi telah diidentifikasi sebagai "Lesi yang disebabkan oleh Stres".
Hilangnya mikrostruktur substansi gigi di area konsentrasi tegangan.
• sejumlah penelitian menyebutkan:
• Analisis stres pada gaya oklusal pada gigi kaninus berfokus pada hubungan yang kuat
dengan lesi servikal non karies. Konsentrasi tensile stress tampaknya terkait dengan
lesi servikal, menyebabkan lesi muncul sebagai lesi servikal berbentuk wedge.
• Tensile dan compressive stresses menjadi peran utama dalam menyebabkan fraktur
enamel dan dentin yang menciptakan lesi servikal berbentuk wedges.
• Harus ditekankan bahwa lesi servikal nonkaries dapat terjadi sebagai bagian dari
peristiwa multifaktorial yang mekanismenya belum dijelaskan secara lengkap. Selain
itu, hubungan faktor beban oklusal dan lesi servikal nonkaries belum tentu saling
menyebabkan.
Lesi servikal non karies:
•Faktor intrinsik : parafungsi, vit C, tablet aspirin, Gastrointestinal reflux
(gastroesophageal reflux disease (atau GERD), bulimia dan bruxism.
•Faktor ekstrinsik (eksogen): minuman makanan asam (erosi), dental floss, sikat gigi.

Tampakan klinik lesi servikal non karies:


- Pada lesi terbatas pada enamel → tampak faset
- Pada fase lebih lanjut → akan menjadi cekung (dentin terbuka).
OUTCOME
Lesi serviks non-karies
• Pilihan perawatan → sealant, perawatan restorasi, pasta gigi
potasium nitrat.

Lesi servikal non-karies seperti Abrasi, Abfraksi atau Erosi


sebagian besar menggunakan GIC, RMGIC atau resin komposit.

Kegagalan restorasi servikal sangat banyak.

Restorasi lesi servikal non karies harus didukung dengan


perubahan penting pada kebiasaan pasien (menyikat gigi,
minuman asam, dan asupan makanan).
• Kegagalan restorasi adesif • Pemilihan protokol perawatan
servikal dikaitkan dengan kontrol yang tepat didukung dengan
kelembaban yang tidak • Resin komposit dapat digunakan. perubahan penting pada habit
memadai, adhesi ke substrat Baik sebagai resin mikrofil atau pasien (menyikat, diet),
yang berbeda (enamel dan sebagai resin flow pembuangan bahan berlebih dan
dentin), dengan komposisi yang pemolesan akhir restorasi.
berbeda, dan pergerakan cusp.
TERIMA
KASIH
A GUIDE TO THE CLINICAL
MANAGEMENT OF ATTRITION

J.S. Rees, S.Somi

Dibaca oleh :
Nidia Saleh - 2206099430
INTRODUCTION Pasien sering
cenderung mengalami
bruxism kearah
anterior/posterior atau
Atrisi kearah lateral

• Di definisikan sebagai hilangnya substansi gigi


yang disebabkan oleh kontak antar gigi,
walaupun sebagian besar terlihat secara oklusal,
atrisi dapat terjadi pada interproksimal karena
pergerakan gigi lateral. Jika bruxism kearah
Jika pasien sering lateral→ faset biasanya
bruxism kearah terlihat pada gigi
anterior/posterior → kaninus RA dan RB
faset biasanya terlihat (jika oklusi canine
pada gigi anterior guidance) atau faset
pada premolar dan
molar (jika oklusi
guided occlusion)
23
DIAGNOSIS 24

symptoms gejala klinis


• grinding gigi pada malam hari • Terdapat banyak faset pada gigi
• nyeri pada rahang, sakit dan • Gigi fraktur
keterbatasan membuka mulut • Gigi goyang
• gigi terasa goyang • Nekrosis pulpa
• nyeri pada gigi dan gusi • Traumatic ulser
• Sakit kepala pada bagian temporal • Linea alba
• Grinding atau clenching gigi • Otot mastikasi mengalami
dalam kondisi sadar hipertrofi
25

ETIOLOGI

Ada 3 teori utama tentang etiologi atrisi :


• Teori Fungsional
• Parafungsi yang di inisiasi oleh occlusal
interferences
• Etiologi dari central nervous system
26

Parafungsi yang di inisiasi Etiologi Central nervous


Teori Fungsional
oleh Occlusan Interferences system
• Hal ini menunjukkan bahwa • Teori bahwa parafungsi dapat di • Selama 2-3 decade ini telah menjadi
keausan gigi terjadi karena kontak inisiasi oleh occlusal interferences jelas bahwa Sebagian besar bruxism
lama antara gigi, dan pasien dan oleh karena itu manajemen disebabkan oleh rangsangan saraf
memiliki cakupan fungsi yang luas. klinis yang dilakukan sejak dahulu pusat
yaitu occlusal adjustment atau • Bruxism dapat terjadi dalam
extensive rehabilitations keadaan sadar (prevalensi 20%)
• Namun di beberapa penelitian maupun saat tidur(prevalensi 8-
menunjukkan tidak ada pengaruh 10%)
dari occlusal interferences • Dari penelitian dinyatakan bahwa
menyebabkan bruxism bruxism merupakan masalah pada
sistem syaraf dengan manifestasi
grinding gigi dan kehilangan
permukaan gigi
27

FAKTOR MODIFIKASI ATRISI

Ekstasi
• Efek samping utama pada penggunaan ekstasi → bruxism dan xerostomia
• Pada penelitian Milosevic et al menunjukkan 89% pengguna ekstasi mengalami grinding pada gigi
dan 90% mulut kering

Kebiasaan mengunyah makananan keras


• seperti mengunyah tulang dapat menyebabkan gigi atrisi

Kurangnya dukungan posterior


• beberapa penelitian menyimpulkan bahwa dukungan posterior yang berkurang mengakibatkan
pemakaian gigi anterior yang berlebih dan menyebabkan gigi atrisi namun hal ini masih belum
bisa disimpulkan secara jelas
MANAJEMEN KLINIS

sangat penting untuk


splint yang digunakan pada
perawatan bruxism dapat dibagi melakukan perawatan pada fase
pasien bruxism berupa : hard
menjadi fase diagnostik dan fase diagnostik awal sehingga dokter
splint, soft splint dan hybrid
perawatan definitive gigi dapat mengedukasi pasien
splint
untuk menggunakan splint

selama fase diagnostik awal


penting untuk eksplorasi
hard splint (akrilik) bisa
dapat digunakaan pada kedua potensi lain terhadap keausan
digunakan untuk meredakan
rahang ataupun 1 rahang gigi secara klinis, seperti erosi
spasme pada otot pengunyahan
sehingga dapat melakukan
kontrol diet
RESTORASI
Jika pasien sudah menggunakan splint secara rutin maka pertimbangan restorasi dapat diberikan.

Teknik yang popular untuk manajemen keausan gigi lokal pada gigi anterior disebut Teknik Dahl (1975)

Masalah utama keausan gigi (termasuk atrisi) yaitu biasanya terjadi perlahan dengan tipikal kehilangan gigi 15micron per
tahun, dengan hasil pada banyak pasien gigi berpindah ke ruang yang diciptakan oleh gigi yang telah aus (compensatory
overeruption)

Dahl Technique diciptakan untuk mengatasi masalah ini dengan menempatkan metal anterior bite raising platform yang harus
digunakan selama 6-12 bulan

bite platform ini nantinya akan menyebabkan gigi posterior disklusi sehingga dapat berkontak
RESTORASI
saat ini, banyak klinisi mengembangkan teknik dahl dengan menggunakan resin komposit
untuk mengelola anterior atas dan bawah dari keausan gigi, disebut Double Dahl

Sejumlah penelitian menyelidiki umur dari resin komposit direk pada dahl dan
menunjukkan keberhasilan dalam jangka waktu menengah

Namun di beberapa penelitian terlihat adanya kegagalan minor seperti chipping/staining


atau kegalalan mayor seperti crack dalam waktu 10 tahun

Alternatif lain untuk manajemen atrisi pada kedua rahang yaitu dengan menggunakan
adhesive gold onlay pada gigi molar, dan resin komposit direk/indirek untuk gigi lainnya

alternatif tradisional lainnya dengan menggunakan crown konvensional (sangat destruktif


dan mahal)
KESIMPULAN
31

Pasien dengan atrisi, terutama yang terjadi akibat dari bruxism merupakan
tantangan besar untuk dilakukan manajemen perawatannya.

Dengan kelompok pasien yang di teliti, pendekatan yang paling masuk akal
dan memungkinkan yaitu dengan pendekatan conservative adhesive karena
pendekatan preparasi minimal ini dapat mempertahankan kedua struktur
gigi dan vitalitas pulpa.

Penggunaan splint hampir selalu diperlukan dan teknik konvensional


lainnya hanya digunakan ketika benar-benar diperlukan
Noncarious Cervical Lesions as Abfraction: Etiology,
Diagnosis, and Treatment Modalities of Lesions: A
Review Article

Nia Nathania Martayoga


2206099424
Definisi
Braem et al mendefinisikan abfraksi sebagai
kehilangan substansi mikro dari struktur gigi pada
daerah servikal dimana flexure menyebabkan fraktur
mikro pada enamel rod dan permukaan sementum
kemudian tubuli dentin sehingga menyebabkan defek
berbentuk wedge pada area konsentrasi tekanan.
Grippo 1991 merupakan orang pertama yang
menjelaskan dampak dari gaya biomekanikal
menyebabkan kehilangan enamel dan dentin dengan
sebutan abfraksi

Beberapa peneliti percaya bahwa etiologi abfraksi


adalah tekanan oklusal, namun hingga saat ini
etiologi masih dipertanyakan.
Abfraksi terjadi akibat adanya fleksural di area servikal gigi dari tekanan kompresi
dan tegangan permukaan oklusal menyebabkan mikrofraktur email dan dentin di
permukaan hidroksiapatit sehingga terjadi deformitas struktur gigi

Tekanan oklusal dari mengunyah dan menelan akan menjadi konsentrasi tekanan
dan fleksi di pertemuan email dan sementum

Penyebab Namun penelitian selanjutnya menunjukkan agen abrasive seperti sikat gigi,
pasta abrasive, dan erosi juga menjadi salah satu faktor etiologi

dan teori
Beberapa peneliti mengatakan bahwa gigitan yang tidak ideal menyebabkan
Abfraksi tekanan di area servikal gigi

Selain itu dinyatakan bahwa prafungsional habit seperti bruxism menimbulkan


tekanan berlebihan di area servikal

Abfraksi seringkali ditemukan pada individu yang sering menggesekkan gigi


jangka Panjang dan dengan durasi yang lama
Pada praktik klinis, lesi abfraksi tidak selalu disertai keausan
oklusal, serta sebaliknya, maka hubungan antara tekanan
oklusal dan abfraksi dapat disimpulkan lemah korelasinya.

Penelitian menunjukkan demineralisasi dentin merupakan


tahap awal, dimana tekanan oklusal menjadi faktor
predisposisi yang menyebabkan progresifitas lesi abfraksi
Diagnosis
Abfraksi Erosi

• lebih sering terjadi di gigi premolar • disebabkan oleh adanya regurgitasi tidak
mandibula dibandingkan dengan premolar disengaja akibat masalah gastrointestinal atau
maksila disengaja pada pasien anoreksia dan bulimia
• Pada kasus yang parah, seluruh gigi terlibat nervosa.
dengan penuaan menjadi salah satu faktor • Akibat pola diet disebabkan oleh konsumsi
predisposisi makanan dan minuman asam tinggi seperti
• umumnya terdapat di area bukal, berbentuk buah asam, juice, soft drinks, dan wine.
V atau wedge dengan sudut demarkasi • Bio-korosi juga dapat terjadi akibat
internal dan eksternal yang jelas. pemakaian rutin obat kumur yg acidic/asam
• Beberapa lesi juga berbentuk C dengan dasar • Ditemukan juga pada individu yang bekerja di
membulat pabrik dan terpapar zat asam seperti di
• Apabila ada kombinasi erosi atau abrasi, lesi pabrik baterai
bisa saja menjadi tidak bersudut, lebih luas, • individu yang sering berenang akibat
dan berbentuk saucer-shaped kandungan kaporit di dalam air kolam renang
Occlusal
Observasi lesi
adjustment

Perawatan
Restorasi/
Perawatan Penutupan akar
hipersensitifitas dgn kombinasi
restorasi

Perawatan abfraksi sebisa mungkin dilakukan dengan pendekatan minimal invasive

Restorasi yang digunakan harus tahan terhadap aus dan tahan terhadap asam.

Jenis restorasi yang dapat dipilih antara lain resin komposit, GIC, RMGIC, dan Teknik laminasi antara GIC/ RMGIC dengan
resin komposit.
Conclusion

Abfraksi merupakan lesi multifactor

Beberapa faktor etiologi menyebabkan inisiasi dan progresifitas lesi


abfraksi sehingga menyebabkan tampilan klinis yang beragam

Pemeriksaan yang baik penting untuk diagnosis yang tepat serta rencana
perawatan yang baik sehingga menghasilkan prognosis yang baik.

Anda mungkin juga menyukai