Anda di halaman 1dari 3

Ahmad Fadillah

2110027015

TUGAS PERIODONSIA

1. Perbedaan atrisi, erosi, abrasi, dan abfraksi


Jawab:
a. Atrisi
Keadaan hilangnya jaringan gigi atau restorasi yang disebabkan oleh proses
mekanis yang terjadi antara gigi yang berlawanan. Biasanya terjadi pada permukaan
kontak insisal dan oklusal. Tanda klinis awal dari atrisi adalah terdapat keausan atau
sedikit pendataran pada tepi insisal dan pengikisan tonjol gigi posterior. Pada kasus
atrisi yang parah, pemendekan mahkota klinis dengan terbukanya dentin dan pulpa
dapat terlihat.

b. Erosi
Hilangnya substansi gigi oleh proses kimia. Erosi dapat disebabkan karena
konsumsi makanan yang mengandung asam seperti buah jeruk, jus, minuman bersoda
obat-obatan, muntah, lingkungan atau industri terkait.. Tanda klinis awal dapat
muncul sebagai permukaan halus dangkal yang mempengaruhi email. Secara
makroskopis gigi terlihat mengkilap, transparan, dan licin. Dapat terjadi secara
menyeluruh pada gigi geligi.

c. Abrasi
Abrasi adalah hilangnya permukaan gigi secara fisik yang disebabkan oleh proses
mekanis. Abrasi dapat terjadi akibat suatu benda atau bahan yang berulang kali
berkontak dengan permukaan gigi. Penyebab yang paling umum terjadi adalah
kesalahan dalam menyikat gigi. Tanda klinis yang terjadi adalah adanya lesi yang
biasanya berbentuk parit bulat atau 'V' yang terletak di servikal gigi daerah bukal atau
labial. Gigi yang paling sering terkena adalah kaninus dan premolar.

d. Abfraksi
Keausan gigi yang disebabkan karena beban oklusal eksentrik yang menimbulkan
gaya tekan pada daerah servikal gigi. Lesi muncul seperti baji berbentuk dengan tepi
tajam di CEJ. Hilangnya jaringan keras gigi yang terjadi pada daerah servikal atau
labial gigi bisa karena fatique (kelelahan pada gigi), fraktur, dan deformasi struktur
gigi akibat tekanan biomekanis.

Daftar Pustaka:
- A. Algadhi, Abdulaziz. (2021). Tooth Surface Loss: Definitions, Prevention and
Diagnosis. Saudi Journal of Oral and Dental Research, 6(3), 129–133.
https://doi.org/10.36348/sjodr.2021.v06i03.005
- Litonjua, L., Andreana, S., Bush, P. J., & Cohen, R. E. (2003). Tooth wear:
Attrition, erosion, and abrasion. Restorative Dentistry, 34(6), 435–446.

2. Identifikasi etiologi berdasarkan gambaran klinis

KASUS GINGIVAL ENLARGEMENT

Skenario
Seorang wanita berusia 60 tahun dengan gusi yang meradang, bengkak dan berdarah.
Pada pemeriksaan umum, tubuh pasien sedang; menderita hipertensi sejak 2 tahun dan sedang
menjalani terapi Amlodipine. Pemeriksaan mulut didapatkan tidak adanya gigi M1 bawah di sisi
kiri dan karies pada gigi premolar kedua kanan bawah. Gingival enlargement umum terlihat
jelas. Kedalaman probing 3-4 mm.
Etiologi:

1. Akumulasi plak dan kalkulus


2. Edentulous pada gigi 36
3. Karies pada gigi 45
4. Diastema pada gigi anterior rahang atas
5. Maloklusi
6. Resesi gingiva

Artikel: Aspalli, S., Mulla, S. A., Gaddale, R., & G, N. (2019). Individualized Treatment Plan for
Gingival Enlargement: A Case Series. Dentistry, 09(02). https://doi.org/10.4172/2161-
1122.1000537

Anda mungkin juga menyukai