A. Judul Modul : Akhlak Terhadap Diri Sendiri dan Orang Lain
B. Kegiatan Belajar : Empat (KB 4)
C. Refleksi
NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN
1. al-Haya' (malu) adalah sifat yang mendorong seseorang yang merasa tidak enak ketika meninggalkan suatu hal yang tidak biasa atau yang sudah ditentukan, seperti ketika meninggalkan sholat jum’at dan nongkrong di warung, yang masih ada iman pasti malu ketika kebiasaan orang-orang pada hari jum’at melaksanakan tapi ini bersembunyi di warteg. Ataupun seperti keadaan di sekolah yang menerapkan disiplin waktu, malu ketika datang terlambat, karena tidak dalam posisi biasa. Akan tetapi malu disini bisa tergantung terhadap posisi hatinya, Sifat malu tergantung bagaimana seseorang dekat terhadap Rabbnya. Atau dengan kata lain bisa disebut bahwa malu adalah sifat yang melekat pada diri seseorang terkait dengan kualitas imannya. Malu sangatlah penting karena sebagai malu merupakan suatu benteng pemelihara akhlak Konsep (Beberapa istilah 1 seseorang dan bahkan sumber utama untuk dan definisi) di KB berbuat kebaikan. 2. al-Khauf adalah perasaan takut terhadap siksa dan keadaan yang tidak mengenakkan karena kemaksiatan dan dosa yang telah diperbuat. Takut disini adalah takut terhadap perlakuan yang mendorong diri untuk melakukan hal yang bersipat dosa, karena sejatinya setiap manusia pasti selalu mendapatkan biskan untuk mendorong diri untuk melakukan kejahatan, maka darisini kita perlu menumbukan sifat khauf ini untuk dijadikan sebagai benteng atau rem agar tidak melakukan perbuatan dosa karena takut akan balasan nanti di akhirat kelak. Akan tetapi dalam hal ini perlu diketahui juga bahwa ketika kita tidak melakukan dosa, jangan memiliki sifat ujub atau merasa diri paling suci dan bersih dari dosa, sebab dalam hal penilaian ini hanya Allah SWT lah yang tau siapa yang paling bertakwa kepadaNya. 3. ar-Rahiim (Kasih Sayang) merupakan sifat kepedulian terhadap orang lain, dan alam sekitar, ketika kita sayang terhadap diri sendiri pastik akan mengurusi segala hal yang di inginkan diri ini, begitupun contohnya terhadap pasangan, ketika kita ingin memberikan kasih sayang kepada pasangan kita pasti kita aka memberikan dan melaukan hal apapun yang di inginkannya, akan tetapi ini dilakukan terhadap sesama mahluk Allah SWT, tanpa diminta tapi kita harus mampu berbuat ketika kebaikan dan kasih sayang terhadap manusia, salah satunya memberikan pertolongan ketika ada orang dalam posisi membutuhkan, yang secara jelas dapat terciptanya kepedulian, kedamaian dan rasa empati kepada orang lain . Dalam hal kasih sayang ini kita harus mampu dan bisa terbiasa untuk meniatkan diri beribadah kepada Allah dalam setiap hal yang kita lakukan, termasuk dalam hati atau perasaan kita. Tidak ada rasa kasih dan sayang yang kita berikan kepada orang lain atau maahluk Allah lainnya kecuali untuk memperoleh ridha Allah Swt (Ikhlas) tanpa menginginkan atau mengharap imbalan atau balasan. 4. Pemaaf adalah sikap seseorang yang rela memberikan maaf kepada orang lain atas kesalah yang dilakukannya tanpa menyisakan rasa benci dan keinginan untuk membalasnya. Perbuataan ini merupakan perbuatan yang sangat mulia, sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW., ketika Rasul ingin pergi ke masjid pernah ada orang kafir yang selalu menunggu Rasul lewat dan selalu meludahinya ketika Rasul lewat dihadapannya, Rasul tidak pernah marah dan benci terhadap orang yang meludahinya, malah ketika suatu hari orang yang meludahinya tidak ada ditempat basa Rasul menanyakan orang tersebut kepada para Sahabat, para sahabat menjawab bahwa orang tersebut sedang sakit, ketika Rasul tau orang yang selalu meludahinya itu sakit, Rasul lalu datang menjenguknya dan mendo’akannya agar cepat sehat kembali seperti biasa, dan Alhamduillah Hidayah datang kepada orang meludahi Rasul itu dengan sehingga ia pun masuk Islam. 5. Ikhlas adalah segala sesuatu yang berkenaan dengan masalah hati/niat sebab niat merupakan titik penentu dalam menentukan amal seseorang. Sebagaimana disebutkan bahwa orang yang ikhlas tidak akan dikatakan ikhlas jika belum sampai kepada taat dan mampu mengesakan Allah SWT yaitu berupa menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi larangannya. Dalam pelaksanaan ibadah sehari-haripun hanya mengharap ridho Allah SWT bukan ingin ternilai oleh orang lain atau untuk menghasilkan apapun. Sebab tidak sedikit masyarakat yang melakukan suatu ibadah akan tetapi ingin mendapatkan pujian, ingin dihargai, ingin disukai atau lebih kecil ingin mendapatkan tanda terimakasipun itu malah akan merusak amal ibadah dan keikhlasannya kepada Allah SWT. 6. Toleransi adalah pendirian atau sikap yang terlihat pada kesediaan untuk menerima berbagai pandangan dan pendirian yang beraneka ragam meskipun tidak sependapat. Toleransi disini mengajarkan bersikap bebas, bebas atau membiarkan orang lain bersikap dan berbuat apapun sesuai keyakinannya, akan tetapi bebas atau berlepas diri disini berlepas dari mereka yang melakukan dan berbuat amalan yang mereka kerjakan. Contoh ketika di Indonesaia banyak terdapat banyak Agama, misalkan Islam membiarkan masyarakat non muslim beribadah, walaupun di tengah-tengah lingkungan masyarakat mayoritas muslim. Tentu sebaliknya juga perlu dilakukan masyarakat non muslim, saat kelompok muslim minoritas berada di lingkungan non muslim mayoritas, perlu mengizinkan masyarakat muslim mengumandangkan azan. akan tetapi dalam kontek ini jangan sampai umat muslim ikut serta melaksakana apa yang dikerjakan oleh non muslim. Kita harus tau batasan sampai mana itu toleransi. Nifak, sifat menyembunyikan kekafiran dengan menyatakan dan mengikrarkan keimanannya kepada Allah Swt. Jadi jelas akan menghilangkan keikhlasan karena tidak didasari dengan keimanan yang benar kepada Allah Swt. Daftar materi pada KB 2 Raja’ adalah perasaan penuh harap akan surga yang sulit dipahami dan berbagai kenikmatan lainnya, sebagai buah dari ketaatan kepada Allah dan Rasul -Nya. Bagi seorang muslim, kedua rasa ini mutlak dihadirkan. Karena akan mengantarkan pada satu keadaan spiritual yang mendukung kualitas keberagamaan. 1. Toleransi, terkadang kita sering salah paham apa itu toleransi, seperti halnya kita ikut mengamankan ibadah orang-orang non-muslim dan ikut serta bernyanyi lantunan ayah isi dari kitab orang kafir. Daftar materi yang sering 2. Ikhlas, terkadang mengenai iklas sering orang- 3 mengalami miskonsepsi orang melakukan segala aktifitas akan tetapi ingin dalam pembelajaran terlihat dan ingin muncul terpuji dihadapan masyarakat luas. Padahal dalam hal ini kita perlu lebih paham apa itu ikhlas yang sebenarnya agar tidak dikategorikan riya atau yang lainnya.