Anda di halaman 1dari 3

Carilah satu buah contoh di bidang metalurgi dan/atau material untuk masing masing tipe

hipotesis di bawah ini:


a. simple hypothesis
Welding root bisa menjadi ukuran root face yang mempengaruhi proses pengelasan

b. complex hypothesis
Meningkatkan suhu dan tekanan sambil mengubah komposisi pada komposit matriks
polimer akan menghasilkan peningkatan sifat mekanik (mechanical properties),
seperti peningkatan kekuatan dan kekakuan, karena peningkatan ikatan interfacial
antara matriks dan bahan penguat.

c. null hypothesis
Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam sifat mekanik komposit matriks polimer
ketika suhu, tekanan, dan komposisi beragam.
d. alternative hypothesis
Meningkatkan konsentrasi ion klorida dalam larutan netral ke larutan acidic akan
menghasilkan pitting corrosion yang jauh lebih tinggi dalam baja tahan karat karena
kerusakan local pada passive film di permukaan logam.

e. logical hypothesis
Pembentukan martensit dalam baja diatur oleh stabilitas austenit, yang ditentukan
oleh unsur-unsur paduan dan laju pendinginan. Transformasi terjadi oleh shear proses
tanpa difusi, yang menghasilkan perubahan struktur kristal (FCC menjadi BCC atau
atau BCT).Transformasi disertai dengan peningkatan kekerasan dan kekuatan yang
signifikan karena pembentukan struktur mikro yang tidak beraturan. Tingkat
transformasi martensit dipengaruhi oleh laju pendinginan, ukuran butir austenit, dan
kandungan karbon pada baja.

f. empirical hypothesis
Sifat kegagalan pada material komposit di bawah pembebanan siklik dipengaruhi oleh
sifat material, pengaruh beban, dan faktor lingkungan, dan dapat dijelaskan dengan
model empiris yang menghubungkan jumlah siklus dengan kegagalan terhadap
amplitudo tegangan yang diterapkan dan tegangan rata-rata. Parameter model dapat
ditentukan secara empiris melalui pengujian kelelahan material dalam kondisi yang
berbeda.dan dapat digunakan untuk memprediksi umur kelelahan material dalam
kondisi pembebanan yang sama. Mekanisme kegagalan material dapat dianalisis
menggunakan mikroskop dan teknik pengujian lainnya untuk mengidentifikasi
initiation crack and crack propagation, dan untuk menghubungkannya dengan
perilaku kelelahan material yang diamati/diuji.

g. statistical hypothesis
Tingkat perambatan retak (Crack Propagation) pada material di bawah pembebanan
siklik dipengaruhi oleh sifat material, kondisi pembebanan, dan faktor lingkungan, dan
dapat dijelaskan dengan model statistik yang menghubungkan laju pertumbuhan retak
dengan faktor intensitas tegangan yang diterapkan, panjang retak, dan variabel relevan
lainnya.
Parameter model dapat ditentukan secara statistik melalui pengujian kelelahan material
dalam kondisi yang berbeda, dan dapat digunakan untuk memprediksi tingkat
pertumbuhan retak material dalam kondisi pembebanan yang sama. Hipotesis statistik
adalah bahwa distribusi data laju pertumbuhan retak mengikuti distribusi probabilitas
tertentu, seperti distribusi lognormal, dan bahwa parameter model dapat diperkirakan
menggunakan estimasi kemungkinan maksimum atau metode statistik lainnya.
Hipotesis dapat diuji menggunakan uji goodness-of-fit, uji chi-square atau uji
Kolmogorov-Smirnov, untuk menentukan apakah data yang diamati sesuai dengan
distribusi probabilitas yang diasumsikan. Model statistik dapat digunakan untuk
menganalisis efek dari variabel yang berbeda pada perilaku perambatan retak material,
dan untuk mengoptimalkan desain dan kinerja material di bawah pembebanan siklik

Bagian 2:
Dengan mempelajari pola hipotesis di Bagian 1 tersebut, buatlah hipotesis (2-3
paragraf) dari hasil review kritis literatur yang telah anda buat di Tugas 2 terkait
dengan topik atau tema yang anda pilih tersebut dan permasalahan yang harus
diselesaikan.
Sebagai suatu dampak (outcome), hipotesis anda harus mengarah kepada pernyataan-
pernyataan (statements) yang jelas dan eksplisit mengarah kepada: problem solution,
yaitu solusi solusi apa yang dapat anda lakukan terhadap permasahan yang masih ada
(remaining problems) dan bagaimana prediksi kemungkinan besar (high probability)
hasilnya yang dapat diperoleh jika solusi tersebut berhasil dilakukan

Metode FMEA dapat dilakukan baik pada tingkat fungsional atau bagian-bagian
dan dapat digunakan untuk mengidentifikasi modekegagalan potensial dan
penyebabnya, dan untuk mengembangkan strategi, mencegah atau mengurangi dampak
yang terjadi sehingga memiliki tingkat keandalan yang baik.
FMEA adalah metode analisis kegagalan kuantitatif yang melibatkan
pembuatan serangkaian hubungan antara potensi kegagalan (mode kegagalan), efek
yang terjadi, dan mekanisme penyebab kegagalan.Failure mode ditentukan dengan
menghitung angka kekritisan dari equipment (FMECA), yang merupakan ukuran relatif
dari tingkat keparahan efek dan probabilitas terjadinya mode kegagalan. Mode
kegagalan dan analisis kekritisan dari proses manufaktur dapat dilakukan dengan
menggunakan model statistik yang menghubungkan probabilitas kegagalan dengan
tingkat keparahan, kejadian, dan kemampuan deteksi mode kegagalan. Parameter
model dapat diperkirakan menggunakan data historis pada failure mode dan
konsekuensinya, dan dapat digunakan untuk mengidentifikasi mode kegagalan yang
paling kritis dan memprioritaskan untuk pembuatan corrective action. Untuk penelitian
ini probabilitas kegagalan mengikuti distribusi probabilitas tertentu, seperti distribusi
Weibull, dan bahwa parameter model dapat diperkirakan menggunakan estimasi
kemungkinan maksimum dengan metode Anova.
Model statistik dapat digunakan untuk menganalisis efek variabel yang berbeda
pada probabilitas kegagalan proses manufaktur, dan untuk mengoptimalkan desain dan
kinerja proses untuk mengurangi risiko kegagalan. Penanganan diawal dengan baik
(Right First Time) terhadap suatu kualitas produk dapat menjamin keberlangsungan
proses bisnis yang baik dan mengurangi dampak kegagalan saat operasional
berlangsung ke pihak konsumen.

Anda mungkin juga menyukai