Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENGARUH JARAK KEHAMILAN TERHADAP KEJADIAN RESIKO


KEHAMILAN DAN PERSALINAN
DAN PERSPEKTIF SOSIAL BUDAYA DAN AGAMA TERHADAP JARAK
KEHAMILAN

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah asuhan kebidanan pada pranikah dan
prakonsepsi

DOSEN PENGAMPU : WULAN DAMAYANTI, SST, M. KM

DISUSUN OLEH KELOMPOK 9 KELAS B:


 Herli Yuningsih
 Iis Rohimawati
 Septa Rialianti
 Suryati

PRODI KEBIDANAN ALIH JENJANG FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdullilah atas segala limpahan karunia Allah SWT. Atas izin-Nya
lah kami dapat membuat makalah ini. Tak lupa kami kirimkan shalawat serta
salam kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW yang telah menunjukan
jalan kebaikan dan kebenaran di dunia dan akhirat kepada umat manusia. Tidak
lupa kami mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dalam penyelesaian
makalah “PENGARUH JARAK KEHAMILAN TERHADAP KEJADIAN
RESIKO KEHAMILAN DAN PERSALINAN DAN PERSPEKTIF SOSIAL
BUDAYA DAN AGAMA TERHADAP JARAK KEHAMILAN”.
Kami menyadari bahwa makalah kami masih jauh dari kata sempurna, hal ini
karena kemampuan dan pengalaman kami. Untuk itu kritik dan saran dari semua
pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah
ini bermanfaat sebagai sarana menambah pengetahuan kepada pembaca dan
umumnya dan kami khususnya. Akhir kata kami ucapkan terima kasih semoga
Allah SWT. Senantiasa melindungi dan meridhoi kita

Tangerang, 21 November 2022

1
DAFTAR ISI

MAKALAH...............................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................................1
DAFTAR ISI.............................................................................................................................2
BAB I.........................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.....................................................................................................................3
A. Latar Belakang...............................................................................................................3
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................4
C. Tujuan.............................................................................................................................4
BAB II.......................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.......................................................................................................................5
A.Pengaruh Jarak Kehamilan Terhadap Kejadian Resiko Kehamilan dan
Persalinan........................................................................................................................5
B. Tujuan dan Manfaat Menentukan Jarak Kehamilan
……………………………………………………...……………………………..…….… 5
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Jarak Kehamilan dan Dampak Atau Resiko
Yang Terjadi Pada Jarak Kehamilan Yang Tidak
Baik……………………………………………….…………………………………….6
D. Peran Bidan Dalam Menentukan Jarak Kehamilan ……………………………….9
E. Perspektif Sosial Budaya dan Agama Terhadap Jarak Kehamilan ………………9
BAB III ...................................................................................................................................13
PENUTUP...............................................................................................................................13
A. KESIMPULAN.............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................14

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan dambaan semua perempuan, juga termasuk suami dan
anggota keluarga lainnya. Namun ada kondisi-kondisi dimana terjadi
kehamilan beresiko tingi, suatu keadaan dimana kesehatan ibu dan bayi dalam
kandungan bisa terancam.
Mengatur jarak kehamilan merupakan hal yang penting dari program keluarga
berencana, karena jarak kehamilan yang terlalu jauh maupun terlalu dekat
dapat mempengaruhi kondisi kesehatan anak maupun ibu. Jarak antar anak
yang ideal adalah 2 tahun di karenakan sejak dilahirkan anak memiliki
kebutuhan akan ASI. Karena itu setiap ibu disarankan untuk menyusui
bayinya selama 2 tahun, tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan bayi akan
nutrisi dan mengembangkan daya tahan tubuh, menyusui juga berkaitan
dengan bonding atau membangun ikatan antara ibu dan bayi. Sebaiknya jarak
antar anak minimal 2 tahun untuk memastikan anak yang masih menyusu
dapat terpenuhi kebutuhannya akan ASI hingga masanya selesai. Namun
Masih Banyak ibu hamil yang belum menerapkan jarak ideal antar anak ,
padahal mengatur jarak kehamilan di eramodern seperti sekarang sudah
tersedia berbagai cara salah satunya adalah pemakaian kontrasepsi, keinginan
kembali ibu untuk hamil belum berbekal pengetahuan tentang pengaturan
jarak yang seharusnya. Maka dari itu diharapkan ibu dapat mengatur jarak
kehamilan dengan menggunakan alat kontrasepsi yang sesuai dengan
kebutuhannya.
Semakin kecil jarak antara dua kelahiran semakin besar risiko untuk
melahirkan BBLR. Kejadian tersebut oleh komplikasi pendarahan
antepartum, partus prematur dan anemia berat. Jarak kehamilan sangat
pendek dan sangat panjang menjadi faktor risiko terjadinya ibu melahirkan
dengan BBLR. (Saifuddin, 2006)
Manuaba (1998), seorang wanita memerlukan 2-3 tahun jarak kelahiran agar
dapat pulih secara psikologis setelah mengalami kehamilan dan persalinan

3
serta mempersiapkan diri untuk kehamilan berikutnya. Semakin pendek jarak
waktu antara 2 kelahiran, semakin besar pula risiko untuk ibu dan anak
terutama jika jarak kelahiran tersebut kurang dari 2 tahun sehingga dapat
terjadi komplikasi dalam kehamilan seperti anemia berat, partus preterm dan
pendarahan

B. Rumusan Masalah
 Bagaimana pengaruh jarak kehamilan terhadap kejadian resiko kehamilan
dan persalinan?
 Bagaimana perspektif sosial budaya dan agama terhadap jarak kehamilan?

C. Tujuan
 Dapat memahami pengaruh jarak kehamilan terhadap kejadian resiko
kehamilan dan persalinan
 Dapat memahami perspektif sosial budaya dan agama terhadap jarak
kehamilan

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengaruh Jarak Kehamilan Terhadap Kejadian Resiko Kehamilan dan


Persalinan
Jarak adalah ruang sela (panjang atau jauh) antara dua benda atau tempat
(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2000). Penentuan jarak memiliki anak sama
hal-nya dengan penentuan jarak kehamilan yang didefinisikan sebagai upaya
untuk menetapkan atau memberi batasan sela antara kehamilan yang lalu
dengan kehamilan yang akan datang
(Siregar, 2011).
Jarak kehamilan adalah waktu sejak kehamilan sebelum sampai terjadinya
kelahiran berikutnya. Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
(2016) dalam skor Poedji Rochjati jarak kehamilan yang terlalu cepat ialah <
2 tahun dan kehamilan terlalu jauh ≥ 10 tahun.
Penentuan jarak kehamilan merupakan salah satu cara untuk menentukan
berapa jarak yang akan direncanakan diantara kehamilan satu dengan yang
lain (Dwijayanti, 2005). Pengaturan jarak kehamilan merupakan salah satu
usaha agar pasangan dapat lebih menerima dan siap untuk memiliki anak.
(Masyhuri, 2007). Jarak kehamilan ternyata juga dapat mempengaruhi
kesehatan ibu dan janin. Jarak kehamilan yang optimal dianjurkan adalah 36
bulan.

B. Tujuan dan Manfaat Menentukan Jarak Kehamilan


Kehamilan dengan jarak yang terlalu dekat dapat beresiko untuk terjadi
perdarahan,anemia dan ketuban dini.sedangkan jarak yang terlalu jauh pun
beresiko,yaitu meningkatkan persalinan premature dan berat bayi
redah.sehingga penting bagi pasangan usia subur untuk dapat merencanakan
dan menentukan jarak kehamilan.semakin tinggi tanggung jawab keluarga

5
terhdap nilai anak maa semakin tinggi pula dorongan keluarga untu
merencanakan jumlah anak yang ideal.
Adapun 5 manfaat menentukan jarak kehamilan adalah
1. Anak mendapatkan nutrisi yang optimal
periode emas pertumbuhan anak dimulai sejak si kecil dalam kandungan
hingga anak berusia 2 tahun. Dalam periode ini sangat penting bagi orang
tua untuk memenuhi kebutuhan nutrisi si kecil guna menghindari risiko
berbagai masalah kesehatan, termasuk stunting. 
2. Anak mendapatkan bonding dengan orang tua
Anak tidak hanya membutuhkan nutrisi, namun juga perhatian dan
dukungan emosional dari orang tua. Usia kakak adik yang terlalu dekat
bisa membuat orang tua sulit membagi perhatian.
3. Ibu terhindar dari penyakit beresiko
Dengan mengatur jarak kehamilan kita dapat menyiapkan kondisi
keuangan dengan lebih baik. Hal ini tidak hanya berhubungan dengan
biaya persalinan, namun juga dana pendidikan dan investasi untuk si kecil
di masa depan.
4. Orang tua dapat menyiapkan kondisi keuangan
Dengan mengatur jarak kehamilan kita dapat menyiapkan kondisi
keuangan dengan lebih baik. Hal ini tidak hanya berhubungan dengan
biaya persalinan, namun juga dana pendidikan dan investasi untuk si kecil
di masa depan.
5. Sehat fisik dan psikis ibu dan anak.
Selain menghindarkan dari risiko penyakit, memberi jarak kehamilan juga
baik untuk fisik dan psikis orang tua. Setelah melahirkan, kesehatan dan
imunitas tubuh ibu tentu belum terlalu prima.
Tidak jarang hal tersebut menyebabkan kelelahan, bahkan bisa berujung
stres. Dengan memberi jarak kehamilan dan dapat me-recharge kembali
stamina fisik dan psikis. Hal ini akan membuat perawatan setiap anak jadi
lebih optimal

6
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi jarak kehamilan dan dampak atau
resiko yang terjadi pada jarak kehamilan yang tidak baik.
1. Faktor yang dapat menyebabkan jarak kehamilan terlalu dekat, antara lain:
 Pola dan pilihan gaya hidup yang buruk
 Pola seks yang tidak tepat
 Kehamilan yang tidak direncanakan
 Komplikasi pada persalinan ibu
 Hamil usia dibawah <16 tahun dan > 35 tahun
Jarak kehamilan terlalu dekat dapat menimbulkan komplikasi yang
serius pada kehamilan maupun proses kelahiran.
2. Risiko jarak kehamilan terlalu dekat, sebagai berikut:
 Kondisi fisik dan mental ibu belum pulih benar
Setelah melahirkan, fisik dan mental ibu butuh waktu untuk pulih
sampai siap hamil lagi. Kondisi fisik dan mental ibu hamil lagi belum
prima karena masih menyusui, kurang tidur, merawat bayinya, dan
terkadang bekas jahitan atau luka melahirkan masih terasa nyeri.
 Meningkatkan risiko anemia saat hamil
Pasalnya, ibu biasanya masih menyusui dan cadangan nutrisinya
belum kembali optimal setelah persalinan.
 Ibu akan lebih sering kontraksi palsu
Ketika masih aktif menyusui bayinya, ibu bakal melepaskan hormon
oksitosin. Efek pelepasan hormon ini bisa membuat kontraksi palsu
saat hamil jadi lebih sering dan lebih kencang. Selain itu, kehamilan
juga bisa membuat produksi ASI makin seret.
 Meningkatkan risiko bayi lahir premature
Jarak kehamilan kurang dari setahun dari persalinan sebelumnya
memiliki risiko melahirkan bayi prematur sebanyak 8,5 persen lebih
tinggi dibandingkan ibu dengan jarak kehamilan ideal. Risiko ini naik
jadi 40 persen apabila jarak kehamilan kurang dari enam bulan.
 Bayi berisiko lahir dengan berat badan rendah
Ibu yang hamil lagi kurang dari 1,5 tahun sejak persalinan sebelumnya
memiliki risiko 61 persen lebih tinggi melahirkan bayi dengan berat

7
badan rendah, dibandingkan ibu yang hamil lagi selang minimal 1,5
tahun dari persalinan sebelumnya.
 Bayi berisiko mengalami kelainan bawaan
Ibu yang hamil dengan jarak kurang dari setahun dari persalinan
sebelumnya juga lebih berisiko melahirkan bayi dengan autisme,
kelainan bawaan seperti kebutaan, gangguan paru-paru, sampai
tumbuh kembang terlambat. Jarak kehamilan terlalu dekat dapat
menimbulkan komplikasi yang serius pada kehamilan maupun proses
kelahiran.

3. Faktor yang mempengaruhi jarak kehamilan terlalu jauh, antara lain:


 Gaya hidup ibu yang buruk (merokok, minum alkohol serta
menggunakan obat-obatan terlarang)
 Kondisi fisik ibu
 Riwayat IUFD
 Komplikasi persalinan.
4. Risiko jarak kehamilan terlalu jauh, sebagai berikut:
 Meningkatkan risiko preeklamsia pada ibu hamil yang sebelumnya
belum pernah mengalami punya riwayat komplikasi kehamilan ini
 Kapasitas rahim tidak seoptimal kehamilan berjarak kurang dari lima
tahun. Hal ini disebabkan, kehamilan biasanya meningkatkan
kapasitas rahim untuk menunjang tumbuh kembang janin. Tapi,
karena jarak persalinan terlalu lama, manfaat ini berkurang sampai
menghilang
 Jarak kehamilan yang terlalu jauh biasanya membuat kehamilan
lebih berisiko, terutama jika ibu hamil lagi di usia 35 tahun ke atas
Jarak kehamilan yang terlalu jauh berhubungan dengan semakin
bertambahnya usia ibu, sehingga terjadi degenatif yang berpengaruh
pada proses kehamilan dan persalinan akibat dari melemahnya
kekuatan fungsi-fungsi otot uterus dan otot panggul (Leveno, 2009).

8
Jarak kehamilan agar organ reproduksi berfungsi dengan baik
minimal 24 bulan. Kehamilan dengan jarak diatas 24 bulan, sangat
baik untuk ibu karena kondisi ibu sudah normal kembali, dimana
endometrium yang semula mengalami trombosis dan nekrosis karena
pelepasan plasenta dari dinding endometrium telah mengalami
pertumbuhan dan kemajuan fungsi seperti keadaan semula
dikarenakan dinding-dinding endometrium mulai regenerasi dan sel-
sel epitel endometrium mulai berkembang.
Jarak kehamilan kurang dari 2 tahun maupun jarak kehamilan terlalu
jauh lebih dari 10 tahun dapat menimbulkan pertumbuhan janin
kurang baik, persalinan lama, dan perdarahan pada saat persalinan
karena keadaan rahim belum pulih dengan baik. Ibu yang melahirkan
anak dengan jarak yang berdekatan (<2 tahun atau >10 tahun) akan
mengalami peningkatan resiko terhadap terjadinya perdarahan pada
TM 3, anemia, ketuban pecah dini serta dapat melahirkan bayi
dengan berat lahir rendah (<2500 gram).

D. Peran Bidan Dalam Menentukan jarak kehamilan


a. Pencegahan Resiko Hamil Terlalu Dekat Jarak Kehamilan (< 2 Tahun)
Upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk menecegah terjadinya resiko
hamil dengan terlalu dekat jarak kehamilan (< 2 tahun) yaitu dengan
 Menganjurkan ibu menggunakan alat kontrasepsi
 Memberikan penyuluhan Asi Ekslusif selama 6 bulan, lanjutkan
sampai 2 tahun, dengan
 makanan pendamping ASI (MP-ASI)
 Memberikan penyuluhan tentang jarak kehamilan yang baik.
b. Cara Mencegah Kehamilan dengan Usia Terlalu Tua (>35 Tahun):
 Tidak hamil lagi
 Menggunakan alat kontrasepsi
 Konsultasi atau konseling pada tenaga Kesehatan tentang kehamilan
yang baik.

9
5. Perspektif Sosial Budaya dan Agama Terhadap Jarak Kehamilan
Penentuan jarak kehamilan merupakan salah satu cara untuk menentukan
berapa jarak yang akan direncanakan diantara kehamilan satu dengan yang
lain. Banyak faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan pasangan
suami istri dalam menentukan jarak kehamilan diantaranya yaitu
kematangan ekonomi, umur pasangan, pengaruh sosial budaya,
lingkungan, pekerjaan maupun status kesehatan pasangan (Susan, 2006).
Selain beberapa faktor tersebut, peranan komunikasi antara suami istri
juga merupakan faktor yang sangat berpengaruh.
Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Handayani (2010)
bahwa kondisi sosial budaya (adat istiadat) dan kondisi lingkungan
(kondisi geografis) berpengaruh terhadap pemilihan metode kontrasepsi.
Hal ini dikemukakan berdasarkan realita, bahwa masyarakat Indonesia
pada umumnya sudah terbiasa menganggap bahwa mengikuti program KB
merupakan suatu hal yang tidak diwajibkan. Hal ini tentu berkaitan pula
tentang pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang pentingnya
program KB untuk mengontrol kehamilan dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan keluarga.

1) Wanita Diperbolehkan Menjaga Jarak Kehamilan


Islam secara tersurat dan tersirat telah menjelaskan bahwa seorang
wanita boleh menjaga jarak dalam mengatur kehamilan. Menjaga jarak
dengan tujuan memberikan anak perhatian yang cukup demi kesehatan
wanita itu sendiri. Mengandung dan melahirkan merupakan sebuah
perjuangan yang beresiko tinggi, kelalaian dalam menjaga kesehatan
dan keselamatan ibu hamil bisa berakibat fatal bahkan bisa
menyebabkan seorang wanita meninggal dunia ketika hamil atau
Melahirkan. Dalam Al-Qur’an ditegaskan bahwa seorang ibu harus
menyusui anaknya secara baik dan mencukupi dengan batas waktu
hingga 2 tahun, sebagaimana firman Allah SWT yang berbunyi:

10
Artinya: “Para ibu hendaklah menyusui anaknya dua tahun penuh,
bagi yang ingin menyusui secara sempurna. Dan kewajiban
memberikan makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma’ruf.
Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya.
Janganlah seoarng ibu menderita kesengasaraan karena anaknya, dan
warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih
(sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawatan,
maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu
disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu
memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu
kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang
kamu kerjakan”.(QS.Al-Baqarah: 233)
2) Program KB dalam Pandangan Islam
Program Keluarga Berencana merupakan kebijakan atau program yang
dicanangkan oleh pemerintah yang bertujuan untuk kesejahteraan
seluruh warga negara dan seluruh anak bangsa. Dalam suatu diktum
fikih, yakni tasharruf al-imam ‘ala al-ra’iyyah manuthun bi al
mashlahah ( tindakan imam/pemimpin terhadap rakyatnya harus
didasarkan kepada kemaslahatan).
Keluarga berencana dalam pengertian sederhana adalah merujuk dalam
penggunaan metode kontrasepsi oleh suami istri atas persetujuan
bersama, untuk mengatur kesuburan dengan tujuan untuk menghindari
kesulitan kesehatan, ekonomi, dan memungkinkan mereka memikul
tanggung jawab terhadap anak-anaknya dan masyarakat.

11
Keluarga berencana meliputi hal-hal sebagai berikut:
 Menjarangkan anak untuk memungkinkan penyusuan dan penjagaan
kesehatan ibu dan anak.
 Pengaturan waktu hamil agar terjadi pada waktu yang aman.
 Mengatur jumlah anak, bukan hanya untuk keperluan keluarga,
melainkan juga untuk kemampuan fisik, finansial, pendidikan dan
pemeliharan anak.
3) Keluarga Berencana (KB) ditinjau dari metodenya:
Metode KB ada yang halal dan haram sesuai dengan metodenya
bertentangan dengan syariat Islam atau tidak, seperti dapat
menimbulkan bahaya yang lebih besar atau melanggar syariat Islam.
1. Metode yang Boleh:
 Metode Penanggalan
 Metode Coitus Interuptus “Azl”
 Metode Barier/Kondom
 Metode Lendir dan Suhu
 Metode hormon baik dengan obat dan suntik KB
 Metode Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
2. Metode yang Haram:
 Metode Vasektomi dan Tubektomi.

12
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
 Jarak kehamilan adalah waktu sejak kehamilan sebelum sampai
terjadinya kelahiran berikutnya. Menurut Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia (2016) dalam skor Poedji Rochjati jarak kehamilan
yang terlalu cepat ialah < 2 tahun dan kehamilan terlalu jauh ≥ 10
tahun.
 Penentuan jarak kehamilan merupakan salah satu cara untuk
menentukan berapa jarak yang akan direncanakan diantara kehamilan
satu dengan yang lain (Dwijayanti, 2005). Pengaturan jarak kehamilan
merupakan salah satu usaha agar pasangan dapat lebih menerima dan
siap untuk memiliki anak. (Masyhuri, 2007).
 Risiko jarak kehamilan terlalu dekat, sebagai berikut: Kondisi fisik dan
mental ibu belum pulih benar, meningkatkan risiko anemia saat hamil,
ibu akan lebih sering kontraksi palsu, meningkatkan risiko bayi lahir
premature, bayi berisiko lahir dengan berat badan rendah, dan bayi
berisiko mengalami kelainan bawaan.
 Risiko jarak kehamilan terlalu jauh, sebagai berikut: meningkatkan
risiko preeklampsia pada ibu hamil, kapasitas rahim tidak seoptimal
kehamilan, dan membuat kehamilan lebih beresiko terutama di usia 35
tahun ke atas.
 Banyak faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan pasangan
suami istri dalam menentukan jarak kehamilan diantaranya yaitu
kematangan ekonomi, umur pasangan, pengaruh sosial budaya,
lingkungan, pekerjaan maupun status kesehatan pasangan (Susan,
2006). Selain beberapa faktor tersebut, peranan komunikasi antara
suami istri juga merupakan faktor yang sangat berpengaruh.
 Program Keluarga Berencana merupakan kebijakan atau program yang
dicanangkan oleh pemerintah yang bertujuan untuk kesejahteraan
seluruh warga negara dan seluruh anak bangsa. Dalam suatu diktum

13
fikih, yakni tasharruf al-imam ‘ala al-ra’iyyah manuthun bi al
mashlahah ( tindakan imam/pemimpin terhadap rakyatnya harus
didasarkan kepada kemaslahatan).

DAFTAR PUSTAKA

14
Afifah, M. N. (2022, juli 8). 3 Risiko Jarak Kehamilan Terlalu Jauh. Retrieved
from health.kompas.com:
https://health.kompas.com/read/2022/07/08/180100168/3-risiko-jarak-
kehamilan-terlalu-jauh
Afifah, M. N. (2022, juli 7). 6 Risiko Jarak Kehamilan Terlalu Dekat yang Perlu
Diwaspadai. Retrieved from health.kompas.com:
https://health.kompas.com/read/2022/07/08/180100168/3-risiko-jarak-
kehamilan-terlalu-jauh
Eny Qurniyawati, B. M. (n.d.). HUBUNGAN USIA IBU HAMIL, JUMLAH
ANAK, JARAK KEHAMILAN DENGAN KEJADIAN KEHAMILAN
TIDAK DIINGINKAN.
Paritas. (2014). Pengaruh paritas, bbl, jarak kehamilan dan riwayat perdarahan
terhadap kejadian perdarahan postpartum. 396-407.
SARASWATI, C. (2017). HUBUNGAN JARAK KEHAMILAN DENGAN
KEJADIAN BBLR DI RSUD DR. WAHIDIN SUDIRO HUSODO
KAB.MOJOKERTO.
Uliyatul Laili, N. M. (2018, September). PENENTUAN KEHAMILAN PADA
PASANGAN USIA SUBUR. Jurnal Kesehatan Al-Irsyad, XI, 52-55.
Genbest.5 manfaat mengatur jarak kehamilan bagi anak dan orang tua.diunduh
17 mei 2021
https://genbest.id/articles/5-manfaat-mengatur-jarak-kehamilan-bagi-anak-
dan-orang-tua

15

Anda mungkin juga menyukai