Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

JARAK KEHAMILAN
Tugas Mata Kuliah Asuhan Kebidanan pada Pranikah dan Prakonsepsi

Dosen Pengampu : Dian Hanifah, SST., M. Keb

Disusun Oleh :
Adriana Yerkohok (202203152010051)
Faiza Afrilia (202203152010053)
Yuslina Lawa Jati (202203152010058)
Alince weya (202102152010021)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDEDES


PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN
Jl. R. Panji Suroso, No. 6, Arjosari, Malang, Jawa Timur
2023
MAKALAH
JARAK KEHAMILAN
Tugas Mata Kuliah Asuhan Kebidanan pada Pranikah dan Prakonsepsi

Dosen Pengampu : Dian Hanifah, SST., M. Keb

Disusun Oleh :
Adriana Yerkohok (202203152010051)
Faiza Afrilia (202203152010053)
Yuslina Lawa Jati (202203152010058)
Alince weya (202102152010021)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDEDES


PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN
Jl. R. Panji Suroso, No. 6, Arjosari, Malang, Jawa Timur
2023

I
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat
menyelesaikan tugas makalah Tentang Jarak Kehamilan dengan tepat waktu. Makalah
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah ini. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah
wawasan tentang Jarak Kehamilan bagi para pembaca dan juga bagi kami.
Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh
karena itu kami menyampaikan banyak terima kasih utamanya kepada ibu Dian Hanifah,
SST., M. Keb selaku dosen pengampu mata kuliah Asuhan Kebidanan pada Pranikah dan
Prakonsepsi.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada teman-teman dan semua pihak yang telah
membantu menyelesaikan makalah ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan
atas jasa-jasa mereka yang telah membantu dan membimbing dalam menyelesaikan penulisan
makalah ini. Jika dalam makalah ini terdapat kekurangan, maka kritik dan saran yang
konstruktif sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami berharap
makalah ini memberikan manfaat dan tambahan ilmu bagi para pembaca.

Malang, 12 Maret 2024

Penyusun

II
DAFTAR ISI

MAKALAH...............................................................................................................................I
KATA PENGANTAR.............................................................................................................II
DAFTAR ISI...........................................................................................................................III
BAB I
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................2
1.3 Tujuan..........................................................................................................................2
BAB II
2.1 Definisi Jarak Kehamilan.........................................................................................3
2.2 Faktor resiko Jarak Kehamilan................................................................................3
2.3 Jarak Ideal Kehamilan.............................................................................................6
2.4 Dampak Kehamilan Usia Tua..................................................................................7
2.5 Tujuan Menjaga Jarak Kehamilan.........................................................................10
2.6 Faktor yang Mempengaruhi Jarak Kehamilan.......................................................10
BAB III
3.1 Kesimpulan............................................................................................................12
3.2 Saran......................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA

III
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jarak kehamilan adalah suatu pertimbangan untuk menentukan kehamilan anak yang
pertama dengan kehamilan anak berikutnya. Jarak kehamilan terlalu dekat adalah jarak
antara kehamilan satu dengan kehamilan berikutnya kurang dari 2 tahun (24 bulan). Jarak
ideal antar kehamilan adalah lebih dari 2 tahun, dengan demikian memberi kesempatan
pada tubuh untuk memperbaiki persediannya dan organ – organ reproduksi untuk siap
mengandung lagi. (Faktor Yang Pertama Adalah Daerah Tempat, 2018)

Jarak adalah ruang sela (panjang jauh) antara dua benda atau tempat (Tim penyusun
kamus pusat bahasa Indonesia, 2001) . Jarak kehamilan adalah suatu pertimbangan untuk
menentukan kehamilan yang pertama dengan kehamilan berikutnya (Depkes RI, 2000).
Jarak antar kelahiran adalah waktu sejak kelahiran sebelumnya sampai terjadinya
kelahiran berikutnya (OLELE, 2008)

Jarak kehamilan adalah jarak antara kehamilan yang pertama dengan kehamilan
berikutnya dan seterusnya. Kita mengenal istilah 4 terlalu yang merupakan rumusan dari
BKKBN yaitu terlalu muda, terlalu tua, terlalu dekat, dan terlalu banyak. Jarak kehamilan
yang terlalu dekat menyebabkan ibu belum dapat memulihkan kondisinya, sehingga
mengganggu pertumbuhan janin.(Sugiarto, 2016)

Pada pengaturan jarak kehamilan yang dijalankan dari program Keluarga Berencana
ternyata tidak mudah seperti yang dibayangkan karena kenyataannya masih banyak ibu
yang memiliki jarak kehamilan terlalu dekat. Data yang ada di Indonesia menunjukkan
bahwa 36% kelahiran ibu memiliki jarak kelahiran kurang 2 tahun.(Sugiarto, 2016)

Banyaknya resiko yang terjadi pada jarak kehamilan < 2 tahun merupakan akibat dari
belum pulihnya rahim seorang ibu untuk mengandung anak lagi. Karena 30 bulan
diperlukan seorang ibu dalam mengandung anak dan menyusuinya. Masa 30 bulan itu
terbagi kepada dua fase, yaitu fase kehamilan dan menyusui. Kalau menyusui di anjurkan
2 tahun yang sama dengan 24 bulan. Berarti terdapat sisa 6 bulan lagi untuk persiapan
mempunyai anak lagi. Karena ibu dengan jarak kehamilan yang terlalu dekat akan
menyebabkan kualitas janin yang rendah dan dapat juga mempengaruhi kesehatan ibu.
Hal ini terjadi karena tubuh ibu tidak memperoleh kesempatan untuk memperbaiki
tubuhnya sendiri setelah mengandung selama 9 bulan dan melahirkan anak sebelumnya.

1
Uterus tempat tumbuh kembang bayi selama di dalam kandungan juga tidak mempunyai
waktu yang cukup untuk memulihkan diri setelah ditempati oleh anak sebelumnya.
Belum lagi trauma jalan lahir yang di alami oleh ibu untuk anak pertama hal ini akan
menyebabkan ibu mengalami stress menjelang persalinan. Masalah lain yang akan timbul
yakni ibu akan mengalami kurang gizi selama kehamilan (OLELE, 2008)

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah definisi dari jarak kehamilan?
2. Apa saja Faktor resiko jika tidak mengatur jarak kehamilan?
3. Berapakah Jarak ideal kehamilan?
4. Apasaja dampak kehamilan usia tua?
5. Tujuan menjaga jarak kehamilan?
6. Apsajakah Faktor yang mempengaruhi jarak kehamilan?

1.3 Tujuan
1. Pembaca memahami definisi kehamilan.
2 Pembaca memahami faktor resiko jika tidak mengatur jarak kehamilan.
3 Pembaca memahami jarak ideal kehamilan.
4 Pembaca mengetahui dampak kehamilan usia tua.
5 Pembaca memahami tujuan menjaga jarak kehamilan
6 Pembaca mengetahui faktpr yang mempengaruhi jarak kehamilan.

2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Definisi Jarak Kehamilan


Jarak kehamilan adalah suatu pertimbangan untuk menentukan kehamilan anak yang
pertama dengan kehamilan anak berikutnya. Jarak kehamilan terlalu dekat adalah jarak
antara kehamilan satu dengan kehamilan berikutnya kurang dari 2 tahun (24 bulan).
Jarak ideal antar kehamilan adalah lebih dari 2 tahun, dengan demikian memberi
kesempatan pada tubuh untuk memperbaiki persediannya dan organ – organ reproduksi
untuk siap mengandung lagi. (Faktor Yang Pertama Adalah Daerah Tempat, 2018)

Jarak adalah ruang sela (panjang jauh) antara dua benda atau tempat (Tim penyusun
kamus pusat bahasa Indonesia, 2001) . Jarak kehamilan adalah suatu pertimbangan untuk
menentukan kehamilan yang pertama dengan kehamilan berikutnya (Depkes RI, 2000).
Jarak antar kelahiran adalah waktu sejak kelahiran sebelumnya sampai terjadinya
kelahiran berikutnya (OLELE, 2008)

Jarak kehamilan adalah jarak antara kehamilan yang pertama dengan kehamilan
berikutnya dan seterusnya. Kita mengenal istilah 4 terlalu yang merupakan rumusan dari
BKKBN yaitu terlalu muda, terlalu tua, terlalu dekat, dan terlalu banyak. Jarak
kehamilan yang terlalu dekat menyebabkan ibu belum dapat memulihkan kondisinya,
sehingga mengganggu pertumbuhan janin.(Sugiarto, 2016)

Jarak kehamilan adalah waktu sejak kehamilan sebelum sampai terjadinya


kelahiran berikutnya. Jarak kehamilan yang terlalu dekat dengan sebelumnya
akan memberikan dampak buruk dikarenakan bentuk organ dan fungsi organ
reproduksi belum kembali dengan sempurna. Jarak kehamilan yang terlalu jauh
berhubungan dengan semakin bertambahnya usia ibu, sehingga terjadi degenatif
yang berpengaruh pada proses kehamilan dan persalinan akibat dari melemahnya
kekuatan fungsi-fungsi otot uterus dan otot panggul . Jarak kehamilan yang terlalu
pendek dapat menyebabkan ketidaksuburan endometrium karena uterus belum siap
untuk terjadinya implantasi dan pertumbuhan janin kurang baik sehingga dapat
terjadi abortus, jarak kehamilan memiliki peran terhadap kejadian abortus(Tuzzahro
et al., 2021)

2.2 Faktor resiko Jarak Kehamilan


a. Dampak dari kehamilan < 2 tahun pada ibu
3
1) Anemia
Penyebab anemia pada saat hamil disebabkan kurang pengetahuan akan
pentingnya gizi pada saat hamil karena pada saat hamil mayoritas seorang ibu
mengalami anemia. Tambahan zat besi dalam tubuh fungsinya untuk
meningkatkan jumlah sel darah merah, membentuk sel darah merah janin dan
plasenta. Lama kelamaan seorang yang kehilangan sel darah merah akan menjadi
anemis.
2) KEK (Kekurangan Energi Kronik)
Jarak melahirkan yang terlalu dekat akan menyebabkan kualitas janin/anak yang
rendah dan juga akan merugikan kesehatan ibu. Ibu tidak memperoleh kesempatan
untuk memperbaiki tubuhnya sendiri (ibu memerlukan energi yang cukup untuk
memulihkan keadaan setelah melahirkan anaknya). Dengan mengandung kembali
maka akan menimbulkan masalah gizi ibu dan janin/bayi berikut yang dikandung.
(Baliwati, 2004).
3) Pre-eklamsia sampai eklamsia
Kombinasi keadaan alat reproduksi yang belum siap hamil dan anemia makin
meningkatkan terjadinya keracunan hamil dalam bentuk pre-eklampsia atau
eklampsia. Pre-eklampsia dan eklampsia memerlukan perhatian serius karena
dapat menyebabkan kematian.
4) Plasenta previa
Salah satu penyebab dari plasenta previa adalah jarak kehamilan yang terlalu
dekat. Hal ini terjadi karena plasenta previa merupakan implantasi di segmen
bawah rahim dapat disebabkan oleh endometrium di fundus uteri yang belum siap
menerima implantasi, endometrium yang tipis sehingga diperlukan perluasan
plasenta untuk mampu memberikan nutrisi pada janin (Manuaba, 2011).
5) Persalinan yang lama dan macet
Persalinan yang disertai komplikasi pada ibu maupun janin merupakan penyebab
dari persalinan lama yang dipengaruhi oleh kelainan letak janin, kelainan panggul,
kelainan kekuatan his dan mengejan serta pimpinan persalinan yang salah.
Kematian pada saat melahirkan juga disebabkan oleh perdarahan dan infeksi.
6) Perdarahan
Perdarahan pada saat melahirkan antara lain disebabkan karena otot rahim yang
terlalu lemah dalam proses involusi. Selain itu juga disebabkan selaput ketuban

4
stosel (bekuan darah yang tertinggal didalam rahim), kemudian proses pembekuan
darah yang lambat dan juga dipengaruhi oleh adanya robekan pada jalan lahir.
7) Kematian ibu
Kematian ibu pada saat melahirkan banyak disebabkan karena perdarahan dan
infeksi. Selain itu angka kematian ibu karena keguguran juga cukup tinggi yang
kebanyakan dilakukan oleh tenaga non profesional (dukun) (Ubaydillah, 2008).
b. Dampak dari kehamilan < 2 tahun pada anak sebelumnya.
1) Keguguran
Keguguran dapat terjadi secara tidak disengaja. Misalnya : karena terkejut, cemas,
stres. Tetapi ada juga keguguran yang sengaja dilakukan oleh tenaga non
profesional sehingga dapat menimbulkan akibat efek samping yang serius seperti
tingginya angka kematian dan infeksi alat reproduksi yang pada akhirnya dapat
menimbulkan kemandulan
2) Prematur
Kelahiran prematur yang kurang dari 37 minggu (259 hari). Hal ini terjadi karena
pada saat pertumbuhan janin zat yang diperlukan berkurang.
3) Berat badan lahir rendah (BBLR)
Bayi yang lahir dengan berat badan yang kurang dari 2.500 gram kebanyakan
dipengaruhi oleh kurangnya gizi saat hamil dan umur ibu saat hamil kurang dari
20 tahun, dapat juga dipengaruhi penyakit menahun yang diderita oleh ibu hamil.
4) Cacat bawaan
Cacat bawaan merupakan kelainan pertumbuhan struktur organ janin sejak saat
pertumbuhan. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya kelainan
genetik dan kromosom, infeksi, virus rubela serta faktor gizi dan kelainan hormon.
5) Kematian bayi
Kematian bayi yang masih berumur 7 hari pertama hidupnya atau kematian
perinatal yang disebabkan oleh berat badan kurang dari 2.500 11 gram, kehamilan
kurang dari 37 minggu (259 hari), kelainan kongenital serta lahir dengan asfiksia
(Ubaydillah, 2008).
6) Perkembangan janin terhambat
Gizi ibu yang kurang dan ibu mengalami anemia pada jarak kehamilan yang
terlalu dekat menyebabkan perkembangan janin terhambat.
7) Autis

5
Ada hubungan yang erat antara jarak kehamilan yang terlalu dekat kekurangan
nutrisi pada ibu hamil, terutama asam folat yang dibutuhkan selama kehamilan.
Hal ini bisa menjadi salah satu penyebab yang menghubungkan antara jarak
kehamilan dan autisme (dr Keely, 2011).
c. Sibling Rivalry Pada Anak Terkecil Kurang Dari 2 Tahun.
Mempunyai jarak kelahiran kurang dari dua tahun akan mempunyai dampak
pada diri kakak. Karena perhatian dan pengasuhan orangtua pada si kakak mungkin
akan berkurang. Hal itu sering terjadi pada orang tua karena harus mengurus dan
merawat dua balita sekaligus dalam waktu yang bersamaan, sehingga seringkali lebih
banyak untuk mengurus anak yang lebih kecil. Dampaknya, timbul kecemburuan
pada si kakak yang berakibat sibling rivalry atau pertikaian dengan saudara
sekandung. Si sulung yang merasa kurang diperhatikan merasa ada persaingan,
sehingga seolah kehadiran adik menjadi suatu ancaman yang dapat merebut perhatian
orangtua terhadap dirinya. Dalam suatu riset Buckles juga menunjukkan, usia anak
yang beda sedikit dengan adiknya cenderung lebih sering membuat anak ini
menonton teve lebih awal yaitu 12 di usia 3 tahun yang berakibat kurang suka
membaca dibanding dengan anak yang usianya beda 2 tahun atau lebih dari
adiknya(OLELE, 2008)

2.3 Jarak Ideal Kehamilan


Perhitungan jarak kehamilan yang ideal tidak kurang dari 2 tahun atas dasar
pertimbangan kembalinya organ-organ reproduksi ke keadaan semula, sehingga
dikenal istilah masa nifas, yaitu masa organ-organ reproduksi kembali ke
masa sebelum hamil. Setelah melahirkan, direkomendasikan untuk mempersiapkan
kehamilan berikutnya sekurang-kurangnya dalam jangka waktu 24 bulan untuk
mengurangi risiko yang merugikan pada ibu, perinatal, dan bayi. Kehamilandengan
jarak <2 tahun dapat mengakibatkan abortus, berat badan bayi lahir rendah, nutrisi
kurang, dan waktu atau lama menyusui berkurang untuk anak sebelumnya Berbagai
risiko mengenai bahaya jarak kehamilan terlalu dekat perlu di cegah. Berberapa
upaya yang dapat dilakukan seperti meningkatkan pengetahuan tentang risiko
jarak kehamilan terlalu dekat dengan memanfaatkan pendidikan non formal seperti
mengikuti penyuluhan dari tenaga kesehatan dan lebih meluangkan waktu untuk
mencari informasi(Utami et al., 2020)

6
Jarak kehamilan adalah waktu sejak kehamilan sebelum sampai terjadinya
kelahiran berikutnya. Jarak kehamilan ideal antara 2-4 tahun, Perhitungan jarak
kehamilan yang ideal tidak kurang 2 tahun atas dasar pertimbang kembalinya
organ-organ reproduksi ke keadaan semula, yaitu masa organ-organ reproduksi
kembali ke masa sebelum hamil. Jarak kehamilan yang terlalu jauh berhubungan
dengan semakin bertambahnya usia ibu, sehingga terjadi degenatif yang
berpengaruh pada proes kehamilan dan persalinan akibat dari melemahnya
kekuatan fungi-fungsi otot uterus dan otot panggul. Kehamilan sebelum 2
tahun sering mengalami komplikasi dalam kehamilan.Kesehatan fisik dan rahim ibu
masih butuh cukup istirahat, ada kemungkinan ibu masih menyusui, selain itu anak
tersebut masih butuh asuhan dan perhatian orang tuanya. Bahaya yang
mungkin terjadi bagi ibu antara lainperdarahan setelah bayi lahir karena
kondisi ibu masih lemah, bayi premature, bayi BBLR < 2500 gram, dan bisa juga terjadi
keguguran 13.Jarak kehamilan adalah salah satu faktor penyebab terjadinya abortus,
dapat dilihat dari pencarian literatur ditemukan 8 jurnal yang menyatakan bahwa
jarak kehamilan dapat mempengaruhi abortus. Dikarenakan jarak kehamilan yang
terlalu cepat atau < 2 tahun kondisi Rahim dan kesehatan ibu memerlukan waktu
pemulihan untuk mengembalikan uterus seperti sebelum hamil. Selain itu jarak
kehamilan yang terlalu pendek terdapat kemungkinkan ibu masih menyusui, selain
itu anak butuh asuhan dan perhatian orang tua. Dan untuk jarak kehamilan
yang terlalu jauh terdapat hubungan dengan usia ibu yang bertambah, otot-otot
uterus dan panggul belum bekerja secara optimal dan pada ≥ 35 tahun, proses faal
tubuh mengalami penurunan.(Tuzzahro et al., 2021)

2.4 Dampak Kehamilan Usia Tua


Usia reproduksi yang sehat dan aman untuk hamil dan melahirkan yaitu pada rentang
20-35 tahun, sedangkan usia kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun merupakan
usia reproduksi beresiko tinggi. Kehamilan dan persalinan pada usia kurang dari 20
tahun beresiko 2-4 kali lebih tinggi dibandingkan kehamilan dan persalinan pada usia 20-
35 tahun. (Yuniarti, 2015) Selanjutnya kesuburan seorang seorang wanita akan mulai
menurun setelah menginjak usia 35 tahun. Semakin tua usia sel telur berarti sel telur
tersebut bisa terpapar oleh faktor-faktor lingkungan yang dapat mengakibatkan
penurunan kualitas sel telur. Kualitas sel telur yang buruk dapat mempengaruhi kualitas

7
embrio yang pada akhirnya dapat meningkatkan angka kejadian keguguran (abortus).
(Anggraini, 2018)

Perempuan hamil di atas 35 tahun cenderung memiliki resiko seperti preeklamsia,


diabetes, kehamilan ektopik, plasenta previa, abortus/keguguran, kelahiran prematur dan
BBLR. (Hidayah, 2012:37) Wanita yang berusia di atas 35 tahun, selain fisiknya mulai
melemah, juga kemungkinan munculnya berbagai resiko gangguan kesehatan, seperti
darah tinggi, diabetes, dan penyakit lain. (Gunawan, 2010:82). Usia diatas 35 tahun
mengalami resiko persalinan lama ,seksio cesaria.(Anggraini, 2018)

Berikut beberapa dampak yang dapat terjadi terhadap kehamilan usia tua (Sugiarto,
2016):

1. Eklampsi dan preeklampsi

Banyak teori yang telah dikemukakan mengenai terjadinya hipertensi dalam kehamilan.
Harrison et al menyebutkan bahwa preeklampsia dapat terjadi akibat kelainan implantasi
plasenta, serta akibat perubahan pada ginjal dan sistem vaskuler secara keseluruhan,
dimana, akibat adanya disfungsi endotel, faktor-faktor yang memungkinkan
perkembangan pembuluh darah menjadi berubah, menyebabkan pelepasan vasokntriktor
serta prokoagulan ke dalam pembuluh darah plasenta.

Salah satu faktor risiko yang berpengaruh dalam kejadian preeklampsia ialah usia
maternal. Penelitian di Finland menyatakan bahwa insiden preeklampsia meningkat 1,6x
lebih banyak pada ibu hamil di usia tua dibanding ibu hamil yang berusia lebih muda.
Mekanisme terjadinya hal ini belum banyak dibicarakan, namun dipercaya berhubungan
dengan proses penuaan pada pembuluh darah pada uterus. Hal ini sejalan degan
pernyataan Taddei et al, bahwa proses penuaan berhubungan dengan disfungsi endotel
baik pada grup 9 dengan normotensi maupun grup dengan hipertensi esensial. Perubahan
ini disebabkan oleh ketidakseimbangan pada jalur nitrit oksida dan produksi stress
oksidatif yang berlangsung progresif, dimana disfungsi endotel yang diakibatkan oleh
penurunan jumlah nitrit oksida dan peningkatan stress oksidatif merupakan indikator
awal dari kerusakan atherotrombitik dan penyakit kardiovaskular.

2. Diabetes gestasional

Kehamilan merupakan sutau keadaan intoleransi glukosa, meskipun begitu hanya 3-5%
wanita hamil yang kemudian menderita diabetes gestasional. Seiring bertambahnya usia

8
kehamilan, jaringan yang mengalami resistensi terhadap insulin semakin meningkat,
sehingga menciptakan peningkatan kebutuhan insulin. Pada kehamilan normal, resistensi
insulin dan pemenuhan kebutuhannya berada dalam keadaan seimbang. Namun, apabila
resistensi menjadi dominan, ibu akan mengalami kondisi hiperglikemi. Hal ini biasanya
terjadi pada paruh terakhir kehamilan, ditandai dengan meningkatnya resistensi insulin
secara progresif sampai proses persalinan. Risiko ini semakin tinggi pada usia >35 tahun.

3. Plasenta previa

Plasenta previa digunakan untuk menggambarkan plasenta yang berimplantasi di atas


atau sangat berdekatan dengan ostium uteri internum.14,15 Usia ibu yang semakin lanjut
meningkatkan risiko plasenta previa. Terdapat 1 insiden dalam 1500 kehamilan pada
perempuan kelompok usia ≤19 tahun dan sebesar 1 insiden dalam 100 kehamilan pada
perempuan kelompok usia >35 tahun. Selain itu bertambahnya usia ibu di Amerika telah
menyebabkan peningkatan insiden total plasenta previa dari 0.3% pada tahun 1976
menjadi 0,7% pada tahun 1997. Penelitian FASTER juga menyebutkan, mereka yang
berusia >35 tahun memiliki risiko 1,1% untuk mengalami plasenta previa dibandingkan
dengan wanita yang berusia <35 tahun yang hanya beresiko 0,5%.

4. Ketuban pecah dini

Ketuban Pecah Dini (KPD) adalah keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum
persalinan. Bila KPD terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu disebut Ketuban Pecah
Dini pada kehamilan prematur atau Premature Prematur Rupture of Membran
(PPROM).8 Pecahnya ketuban pada kehamilan prematur pada banyak kasus tidak
diketahui sebabnya, namun infeksi intrauterin asimptomatik merupakan prekusor
tersering terjadinya KPD.17 Usia tua merupakan faktor risiko terjadinya bakteriuria
asimptomatik pada kehamilan, hal ini didasarkan bahwa pada ibu usia tua umumnya
telah terjadi beberapa kehamilan sebelumnya (multiparitas), dan multiparitas adalah
salah satu faktor risiko dari bekteriuria asimptomatik.

5. Kelainan letak

Kelainan letak atau malposisi janin merupakan salah satu penyebab utama terjadinya
partus macet. Berdasarkan studi yang dilakukan Turcot et al disimpulkan bahwa Ibu usia
≥35 tahun paling kuat berhubungan dengan persalinan dengan tindakan (Operative
delivery). Hal ini didukung oleh penelitian Johnson et al yang menyebutkan rasio sectio

9
caesaria pada ibu usia 40 sampai 45 tahun mencapai 50% dan angka ini mencapai 80%
pada usia 50 sampai 63 tahun. Dimana, salah satu alasan yang mendasari tingginya
angka persalinan dengan Caesar ialah malposisi janin. Selain itu pada penelitian
sebelumnya, didapatkan dari 60 ibu hamil usia tua yang melahirkan dengan seccio
caesaria, 7 kasus dilakukan atas indikasi kelainan letak. Hal ini diduga akibat semakin
memburuknya fungsi uterus seiring bertambahnya usia ibu yang menyebabkan uterus
menjadi lebih tidak elastis untuk mengakomodir pergerakan janin seiring bertambahnya
usia kehamilan.

2.5 Tujuan Menjaga Jarak Kehamilan


Menjaga jarak antar kehamilan memiliki beberapa tujuan, di antaranya adalah:

1. Memberikan waktu istirahat untuk mengembalikan otot-otot tubuhnya seperti


semula, untuk memulihkan organ kewanitaan wanita setelah melahirkan. Rahim
wanita setelah melahirkan, beratnya menjadi 2 kali lipat dari sebelum hamil. Untuk
mengembalikannya ke berat semula membutuhkan waktu sedikitnya 3 bulan, itu pun
dengan kelahiran normal. Untuk kelahiran dengan cara caecar membutuhkan waktu
lebih lama lagi.
2. Menyiapkan kondisi psikologis ibu yang mengalami trauma pasca melahirkan karena
rasa sakit saat melahirkan atau saat dijahit. Ini membutuhkan waktu yang cukup lama
untuk membuat wanita siap lagi untuk hamil dan melahirkan.
3. Bagi wanita dengan riwayat melahirkan secara caecar, bayi lahir cacat, pre eklamsia,
dianjurkan untuk memberi jarak antar kehamilan yang cukup, karena mereka
memiliki resiko lebih besar dari pada wanita dengan riwayat kelahiran normal.
4. Supaya bayi yang sudah lahir mendapatkan ASI eksklusif dari ibunya.

2.6 Faktor yang Mempengaruhi Jarak Kehamilan


1. Umur
Faktor usia merupakan faktor penting menentukan jarak kehamilan, terutama bagi
wanita bila berusia 38 tahun dan masih menginginkan 2 orang anak maka tidak bisa
hamil dengan jarak umur tiga tahun antara yang satu dengan yang lain, bila usia
dibawah 30 tahun dan tidak mempunyai masalah kesehatan yang membahayakan
kehamilan maka masih mempunyai kesempatan untuk mengatur jarak kehamilan
(Nurdi, 2012).

10
2. Pendidikan
Peningkatan partisipasi pasangan di bidang pendidikan akan berdampak pada
pembatasan jumlah dan jarak anak yang dilahirkan, terutama disebabkan
meningkatnya kesadaran dan tanggung jawab dalam hidup berumah tangga.
Umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin baik pula
pengetahuannya (Nurdi, 2012).
3. Ekonomi
Persiapan mental maupun ekonomi dari pasangan akan mempermudah pasangan
untuk menentukan jarak kehamilan. Salah satu keuntungan dalam mengatur jarak
kehamilan adalah dari segi ekonomi sosial yaitu meningkatkan derajat kualitas hidup
perempuan secara menyeluruh.Selain kesehatan dan kejiwaan, aspek ekonomi juga
tak kalah penting. Jika tidak direncanakan terutama soal penyiapan dananya bisa juga
berakibat fatal. Oleh karena itu persiapan pasangan baik dari segi fisik maupun psikis
sangatlah penting untuk menentukan jarak kehamilan pada pasangan usia subur
(Nurdi, 2012).
4. Sosial budaya
Dalam perencanan kehamilan keputusan pasangan dapat dipengaruhi oleh budaya
yang ada, seperti pengambilan keputusan dalam menentukan jumlah anak dan jarak
antara kehamilan yang dilakukan tidak oleh istri, akan tetapi oleh anggota keluarga
lainnya seperti suami atau ibu mertua. Kejadian ini masih terjadi di Indonesia
terutama di beberapa daerah pedalaman yang masih kuat nilai tradisionalnya (Nurdi,
2012).
5. Sumber informasi
Faktor yang mendasari pasangan memiliki jarak anak yang dekat adalah karena
kurangnya informasi tentang dampak jarak kehamilan yang terlalu dekat. Dengan
pengetahuan dan informasi tentang kehamilan yang aman akan memudahkan
pasangan untuk mengambil keputusan kapan saat yang tepat untuk menentukan
berapa jumlah anak serta jarak kehamilan yang aman) (Nurdi, 2012).
6. Status kesehatan
Status kesehatan sangat mempengaruhi perilaku dan tindakan seseorang sehari-hari.
Pasangan yang tidak mempunyai masalah kesehatan yang membahayakan kehamilan
maka masih mempunyai kesempatan untuk mengatur jarak kehamilan (OLELE,
2008)

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Jarak kehamilan adalah suatu pertimbangan untuk menentukan kehamilan anak yang
pertama dengan kehamilan anak berikutnya. Jarak kehamilan terlalu dekat adalah jarak
antara kehamilan satu dengan kehamilan berikutnya kurang dari 2 tahun (24 bulan).
Jarak ideal antar kehamilan adalah lebih dari 2 tahun, dengan demikian memberi
kesempatan pada tubuh untuk memperbaiki persediannya dan organ – organ reproduksi
untuk siap mengandung lagi. (Faktor Yang Pertama Adalah Daerah Tempat, 2018)

Jarak kehamilan adalah waktu sejak kehamilan sebelum sampai terjadinya


kelahiran berikutnya. Jarak kehamilan yang terlalu dekat dengan sebelumnya
akan memberikan dampak buruk dikarenakan bentuk organ dan fungsi organ
reproduksi belum kembali dengan sempurna Adapun factor resiko jika tidak menjaga
jarak kehamilan yaitu: pada ibu jika jarak kehmailan kurang dari 2 tahun terjadinya
anemia, KEK (Kurang Energi Kronis), Pre-eklampsi dan eclampsia, plasenta previa,
persalinan yang lama dan macet, perdarahan, kematian ibu. Sedangkan dampak dari
kehamilan kurang dari 2 tahun pada anak sebelumnya yaitu: keguguran, premature,
BBLR, cacat bawaan, kematian bayi, perkembangan janin terhambat, autis dan lain
sebagainya.(OLELE, 2008)

Perhitungan jarak kehamilan yang ideal tidak kurang dari 2 tahun atas dasar
pertimbangan kembalinya organ-organ reproduksi ke keadaan semula, sehingga
dikenal istilah masa nifas, yaitu masa organ-organ reproduksi kembali ke
masa sebelum hamil. Setelah melahirkan, direkomendasikan untuk mempersiapkan
kehamilan berikutnya sekurang-kurangnya dalam jangka waktu 24 bulan untuk
mengurangi risiko yang merugikan pada ibu, perinatal, dan bayi. Kehamilandengan
jarak <2 tahun dapat mengakibatkan abortus, berat badan bayi lahir rendah, nutrisi
kurang, dan waktu atau lama menyusui berkurang untuk anak sebelumnya Berbagai
risiko mengenai bahaya jarak kehamilan terlalu dekat perlu di cegah. Berberapa
upaya yang dapat dilakukan seperti meningkatkan pengetahuan tentang risiko
jarak kehamilan terlalu dekat dengan memanfaatkan pendidikan non formal seperti
mengikuti penyuluhan dari tenaga kesehatan dan lebih meluangkan waktu untuk
mencari informasi(Utami et al., 2020)

12
Perempuan hamil di atas 35 tahun cenderung memiliki resiko seperti preeklamsia,
diabetes, kehamilan ektopik, plasenta previa, abortus/keguguran, kelahiran prematur dan
BBLR. (Hidayah, 2012:37) Wanita yang berusia di atas 35 tahun, selain fisiknya mulai
melemah, juga kemungkinan munculnya berbagai resiko gangguan kesehatan, seperti
darah tinggi, diabetes, dan penyakit lain. (Gunawan, 2010:82). Usia diatas 35 tahun
mengalami resiko persalinan lama ,seksio cesaria.(Anggraini, 2018)

Menjaga jarak kehamilan sangat penting bagi ibu. Adapun tujuan pemberian jarak
yang cukup dan ideal bagi ibu yakni : Memberikan waktu istirahat untuk
mengembalikan otot-otot tubuhnya seperti semula, untuk memulihkan organ kewanitaan
wanita setelah melahirkan. Rahim wanita setelah melahirkan, beratnya menjadi 2 kali
lipat dari sebelum hamil. Untuk mengembalikannya ke berat semula membutuhkan
waktu sedikitnya 3 bulan, itu pun dengan kelahiran normal. Untuk kelahiran dengan cara
caecar membutuhkan waktu lebih lama lagi, Menyiapkan kondisi psikologis ibu yang
mengalami trauma pasca melahirkan karena rasa sakit saat melahirkan atau saat dijahit.
Ini membutuhkan waktu yang cukup lama untuk membuat wanita siap lagi untuk hamil
dan melahirkan, Bagi wanita dengan riwayat melahirkan secara caecar, bayi lahir cacat,
pre eklamsia, dianjurkan untuk memberi jarak antar kehamilan yang cukup, karena
mereka memiliki resiko lebih besar dari pada wanita dengan riwayat kelahiran normal,
Supaya bayi yang sudah lahir mendapatkan ASI eksklusif dari ibunya. Adapun factor
factor yang dapat mempengaruhi jarak kehamilan yaitu: umur, Pendidikan, ekonomi,
sosial budaya, sumber informasi dan status Kesehatan.(OLELE, 2008)

3.2 Saran
1) Semoga penyusunan makalah ini dapat menjadi tambahan pengetahuan bagi kita
semua untuk lebih mengenal mengenai Jarak Kehamilan.

2) Kami menyadari apa yang kami paparkan dalam makalah ini tentu masih belum
sesuai apa yang di harapkan dengan ini kami berharap masukan yang lebih banyak
lagi dari dosen pembimbing dan teman – teman semua.

13
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, M. L. (2018). Gambaran Risiko Kehamilan dan Persalinan Pada Ibu Usia diatas
35 Tahun di Ruang Kebidanan RSUD Solok Tahun 2017. Menara Ilmu, XII(6), 143–
150.

Faktor yang pertama adalah daerah tempat. (2018). 7–42.

OLELE, N. F. (2008). No 主観的健康感を中心とした在宅高齢者における 健康関連指


標に関する共分散構造分析 Title. ,‫ الع ا رق‬، ‫ بغداد‬.‫ جامعة بغداد‬-‫ كلية العلوم‬- ‫قسم التقنيات االحيائية‬
73–69 ,)‫(المجلة الع ا رقية للعلوم‬49 ‫المجلد‬.

Sugiarto. (2016). 済無 No Title No Title No Title. 4(1), 1–23.

Tuzzahro, S. F., Triningsih, R. W., & Toyibah, A. (2021). Hubungan Jarak Kehamilan
dengan Kejadian Abortus. Health Care Media, 5(2), 47–52.

Utami, M., Iryanti, Kusniasih, S., & Kamsatun. (2020). Gambaran Pengetahuan Remaja Putri
Tentang Usia Dan Jarak Kehamilan. Jurnal Kesehatan Siliwangi, 1(1), 15–24.
https://jks.juriskes.com/index.php/jks/article/view/1574/212

14

Anda mungkin juga menyukai