Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH TEKNOLOGI LAS

PENGELASAN FLUX CORE ARC WELDING (FCAW)

Dosen Pengampu : Ari Wibawa Budi Santosa, ST, M.Si


Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teknologi Las Kelas C

Disusun oleh :

Akira Bajra Yudha 21090121140110


Haidar Ramzi 21090121140105
Muhammad Naufal Athallah 21090121140108
Nugroho Catur Mulyawanto 21090121140115

PROGRAM STUDI TEKNIK PERKAPALAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Pengelasan Flux
Core Arc Welding (FCAW)” dengan tepat waktu.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknologi Las Kelas C. Selain
itu, makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang Pengelasan Flux Core Arc
Welding (FCAW) bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ari Wibawa Budi Santosa, ST, M.Si
selaku dosen pengampu mata kuliah Teknologi Las kelas C. Ucapan terima kasih juga penulis
sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
pemberian saran dan kritik yang membangun diharapkan dapat diberikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Semarang, 02 April 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ......................................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .................................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ...................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 2

A. Pengertian Pengelasan Flux Core Arc Welding (FCAW) ........................................... 2


B. Peralatan Mesin Las FCAW...................................................................................... 2
C. Prinsip Pengelasan FCAW ........................................................................................ 3
D. Skema & Proses Pengelasan FCAW ......................................................................... 4
E. Pengertian Pengelasan AC dan DC ........................................................................... 4
F. Perbedaan Pengelasan AC dan DC............................................................................ 8
G. Elektroda Pada FCAW ............................................................................................. 9
H. Pengaturan Besar Arus Dan Tegangan Pengelasan ................................................... 13
I. Perawatan Las ......................................................................................................... 15
J. Kelebihan dan Kekurangan Las FCAW ................................................................... 17
K. Keselamatan & Kesehatan Kerja .............................................................................. 17

BAB III PENUTUP ...........................................................................................................21

A. Kesimpulan .............................................................................................................21
B. Saran .......................................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................22

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengelasan adalah penyambungan dua material secara permanen dengan cara
mencairkan kedua material yang akan disambung dan diikuti oleh material pengisi.
Perkembangan teknologi pengelasan saat sekarang sudah berkembang secara pesat
salah satunya untuk membuat konstruksi kapal dengan memasukan ukuran utama kapal
itu otomatis konstruksi itu sudah jadi, pada praktekmya teknologi pengelasan kapal ada
panas listrik. Listrik dan gas, panas rekasi campuran gas, dan isotermis.Dalam
pengelasan sering terjadi perubahan bentuk pengelasan,oleh karena itu kita harus tahu
cara mencegah dan mengenali perubahan bentuk pengelasan.
Seiring dengan perkembangan zaman, maka pengelasan sendiri mengalami
beberapa perkembangan yang diantaranya memiliki jenisnya yang berbeda juga,
diantaranya SMAW, SAW, SW, EWR, FCAW, dll. Setiap jenis las tersebut pun
memiliki caranya yang berbeda. Pada makalah ini akan dibahas tentang pengelasan
tentang FACW (Flux Cored Arc Welding).
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pokok permasalahan yang terdapat dilatar belakang, maka


pemahasan ini terdapat rumusan masalah yaitu

1. Apa itu FCAW?


2. Bagaimana peralatan Las FCAW?
3. Bagaimana prinsip kerja Las FCAW?
4. Bagaiman perawatan pada Las?
5. Bagaimana pengelasan plat baja dan pipa dengan Las FCAW?
6. Apa Kelebihan dan kekurangan FCAW?
C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka maksud dan tujuan dari penulisan ini adalah

1. Untuk mengetahui definisi dari FCAW


2. Untuk mengetahui apa saja peralatan dari Las FCAW
3. Untuk mengetahui bagaimana prinsip kerja Las FCAW
4. Untuk mengetahui bagaimana perawatan dari mesin Las FCAW
5. Untuk mengetahui bagaimana pengelasan Plat Baja dan Pipa dengan Las FCAW

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pengelasan Flux Core Arc Welding (FCAW)
Pengertian Proses Pengelasan FCAW Flux Core Arc Welding Adalah sebuah
proses pengelasan yang menggunakan sumber panas yang berasal dari energi listrik
yang dikonversi menjadi sumber panas pada busur listrik, pada pengelasan FCAW ini
jenis pelindung yang digunakan adalah flux atau serbuk yang berada di inti kawat las
(kawat las digulung dalam sebuah roll). Selain flux, FCAW juga menggunakan gas
pelindung untuk melindungi logam las yang mencair saat proses pengelasan
berlangsung.
Las FCAW (Flux Core Arc Welding) mempunyai dua tipe yang dibedakan
menurut jenis perlindungan yang digunakan yaitu Self Shielding dan Gas Shielding.
Self Shielding FCAW adalah proses pengelasan FCAW yang menggunakan flux yang
berada di inti kawat las untuk melindungi logam las saat mencair. Sedangkan Gas
Shielding FCAW adalah proses pengelasan FCAW yang menggunakan flux dan
tambahan gas yang berasal dari luar sistem atau gas dari tabung.
B. Peralatan Mesin Las FCAW

1. Tabung Gas CO2


Tabung gas CO2 adalah tabung yang digunakan sebagai tempat gas pelindung
wire yang menggunakan gas karbon dioksida(CO2).
2. Regulator
Regulator pada gas CO2 berbeda dengan tabung gas pada umumnya karena
pada bagian belakang regulator terdapat oven untuk memanaskan gas CO2 karena

2
gas CO2 bersifat dingin, jika tidak dipanaskan maka akan terjadi penyumbatan pada
saluran gas buang.
3. Selang Gas CO2
Selang gas CO2 adalah alat penyalur gasCO2 ke mesin.
4. Torch / Gun / Stang Las
Gun berfungsi sebagai alat penyalur gas buang dan kawat wire pada benda
kerja.Serta sebagai penghantar massa.Skema bagian-bagian Torch (stang las fcaw).
5. Control Box
Digunakan untuk mengatur posisi, kecepatan, besar kecil ayunan, laju mesin
Gun/Torch pada saat pengerjaan.
6. Welding Wire
Wire pada mesin FCAW berbeda dengan wire pada umumnya karena wire pada
FCAW memiliki selaput pelindung yang melindungi hasil pengelasan dari
kontaminasi udara luar.
7. Control System
Kontrol system adalah mesin yang digunakan untuk mengatur arus pada mesin
FCAW otomatis.
8. Kabel Power
Kabel power adalah kabel yang menghubungkan antara mesin dan supply
tenaga.
9. Trafo
Digunakan untuk mengubah arus voltase pada supply tenaga untuk
menggerakkan motor pada control box.
10. Rail
Digunakan sebagai dudukan control box agar dapat melakukan pengelasan
dengan jarak yang panjang.
C. Prinsip Pengelasan FCAW
 Termasuk dalam pengelasan busur (arc welding process)
 Menggunakan elektroda terumpan(consumable electrode)
 Produktivitas yang kontinu dari pasokan elektroda las
 Sifat metalurgy las yang dapat dikontrol dari pemilihan fluks
 Pembentukan manik las yang cair dapat ditopang oleh slag yang tebal dan kuat

3
D. Skema & Proses Pengelasan FCAW

 Saat terjadi busur listrik elektrode ikut mencair dan berfungsi sebagai logam pengisi.
 Elektroda merupakan kawat yang terus menerus diarahkan dari spul melalui slang
dan akhirnya diumpankan ke las melalui nozel welding gun.
 Panas untuk pengelasan dihasilkan dari busur antara kawat(inti dari fluks) dan
permukaan kerja.
E. Pengertian Pengelasan AC dan DC
a. Pengelasan AC
Arus bolak-balik menggambarkan arus listrik yang digunakan dalam
pengelasan AC.Tidak seperti pengelasan DC, AC menggunakan arus yang bergantian
antara positif dan negatif. Alih-alih arus tetap (garis lurus), gambarkan arus yang
berfluktuasi (garis bergelombang) pada grafik. Arus bolak-balik adalah standar untuk
kabel rumah, jadi tukang las ini hanya meneruskan arus tanpa modifikasi.
 Kekurangan Las AC
AC bukanlah jenis polaritas yang disukai untuk sebagian besar jenis
pengelasan. Hasil las terbaik banyak ditemukan dari pengelasan DC. Berikut
adalah beberapa kelemahan dari pengelasan AC.
1. Kekurangan Busur
Karena arus berfluktuasi bolak-balik, busur perlu memulai
kembali sendiri pada setiap putaran arus antara positif dan
negatif. Terkadang, busur tidak dapat memulai ulang sendiri dan
Anda harus memulai ulang secara manual. Hal ini merupakan
4
kendala utama bagi welder pemula, karena membuat lasan putus
dan menjadi lemah.
2. Spatter
Spatter adalah potongan kecil puing-puing logam yang
sering ditemukan di sekitar las AC. Spatter ini adalah hasil dari
arus yang berfluktuasi. Banyak jenis pengelasan menghasilkan
percikan tapi yang terburuk adalah pada pengelasan AC dan
kualitas pengelasan tidak semulus pengelasan DC. Anda akan
menghabiskan lebih banyak waktu untuk menghilangkan
percikan jika Anda menggunakan polaritas ini.
Kesimpulan :
1. Lebih banyak percikan
2. Kualitas las tidak semulus dengan pengelasan DC
3. Kurang dapat diandalkan daripada pengelasan DC
 Kelebihan Pengelasan AC
Meskipun ada banyak kelemahan dalam menggunakan pengelasan AC,
terutama karena hasil las yang berantakan, ada juga kelebihan dari las AC ini.
Pengelasan AC bisa diaplikasikan ke banyak materi yang membuatnya mudah
digunakan dan praktis untuk perbaikan di bidang industri.
Salah satu keuntungan terbesar dari pengelasan AC adalah
kemampuannya yang stabil untuk digunakan pada logam yang memiliki medan
magnet. Kadang ketika busur las keluar dan biasanya diikuti dengan arus
magnet dalam logam las yang disebut arc wandering, hal ini dapat menyulitkan
Anda untuk mendapatkan lasan yang bersih dan lurus.
Pengelasan AC yang tidak rentan terhadap arc wandering, berbeda
dengan pengelasan DC dan hal ini menjadi keunggulan khusus, terutama saat
memperbaiki mesin berat (yang sering mengandung medan magnet) seperti
konstruksi, peralatan penebangan, dan bahkan mesin yang lebih kecil seperti
forklift.
Meskipun pengelasan DC umumnya memiliki arus yang lebih baik dan
digunakan pada sebagian besar kebutuhan industri, pengelasan AC sangat
berguna bagi welder kecil karena harga mesin las AC yang relatif lebih murah
dibanding dengan mesin las DC dan menjadi opsi kedua ketika arus 220 tidak
tersedia. Pengelasan AC ini adalah cara yang baik untuk mengelas saat opsi

5
daya terbatas, seperti di toko, rumah atau garasi untuk keperluan, memperbaiki
peralatan kecil dan suku cadang otomotif.
Arus bolak – balik juga disukai untuk aluminium las TIG. Aluminium
dilapisi dengan lapisan aluminium oksida yang sangat tipis, yang mengganggu
bentuk lasan. Lompatan polaritas arus bolak-balik yang cepat dapat menggosok
yang memecah lapisan ini dan menjaga sambungan dari kontaminasi.
Kesimpulan :
1. Arus bolak-balik antara polaritas positif dan polaritas negative
memungkinkan busur yang lebih stabil untuk mengelas bagian magnetic
2. Memperbaiki masalah dengan arc blow
3. Memungkinkan pengelasan aluminium yang efektif
4. Mesin las AC lebih murah daripada peralatan DC
b. Pengelasan DC
Pengelasan DC menggunakan arus searah untuk memasok listrik ke elektroda
yang menghubungkan dua logam yang dilas bersama. Ketika Anda membayangkan
garis bergelombang pada grafik, itu berfluktuasi bolak-balik. Jenis pengelasan ini akan
terlihat seperti aliran lurus dan stabil pada grafik yang mencegah busur berhenti terus-
menerus pada setiap perubahan polaritas.
Arus searah dapat menggunakan polaritas elektroda-positif atau elektroda-
negatif. Polaritas negatif memiliki aliran arus dari mesin las ke elektroda ke lempengan
kerja kembali ke mesin las. Polaritas positif memiliki aliran arus dari mesin las ke
lempengan kerja ke elektroda kemudian kembali ke mesin las.
Polaritas elektroda-negatif dapat disebut sebagai polaritas “lurus”. Ini lebih
disukai untuk pekerjaan pengelasan umum. Polaritas lurus menghasilkan busur yang
lebih panas dan pelelehan elektroda yang lebih cepat. Ini memungkinkan Anda
menghasilkan lasan lebih cepat dan lebih produktif. DC polaritas lurus (negatif) hampir
selalu menjadi pilihan yang terbaik, kecuali Anda memiliki kebutuhan khusus untuk
yang memerlukan polaritas positif.
Meskipun proses pengelasan menjadi lebih lambat daripada polaritas lurus
elektroda-positif atau polaritas “terbalik”, tetapi dapat menghasilkan penetrasi yang
jauh lebih dalam cocok untuk mengelas bahan yang tebalnya lebih dari setengah inci.
 Kekurangan Pengelasan DC
Pengelasan DC, meskipun menghasilkan las yang lebih baik secara
keseluruhan, memiliki beberapa kelemahan yang membuatnya lebih sulit untuk

6
digunakan dalam pemakaian sehari-hari. Kekurangan terbesar adalah biaya.
Arus DC tidak disuplai ke jaringan listrik, sehingga memerlukan transformator
internal untuk mengubah arus AC menjadi DC. Mesin DC juga memerlukan
sirkuit 220 vol. Mesin DC atau trafo berbobot lebih berat dan harganya yang
cenderung lebih mahal.
Arc blow juga merupakan masalah dengan pengelasan DC. Arus
magnet dalam logam las akan menarik busur keluar dari keseimbangan dengan
elektroda dan merusak lasan. Karena arc blow adalah masalah dengan
pengelasan DC, banyak tukang las lebih memilih pengelasan AC di hampir
semua pengerjaan.
Ada lebih sedikit masalah secara umum saat menggunakan pengelasan
DC daripada AC, tetapi pengelasan DC membutuhkan lebih banyak
keterampilan dari operator. Meskipun pengelasan DC lebih mahal, tipe
pengelasan ini banyak dipakai oleh tukang las profesional. Jika Anda ingin
menggunakan MIG atau TIG, pilihlah arus searah.
Kesimpulan :
1. Pengelasan DC tidak dapat memperbaiki masalah pukulan busur/arc
blow
2. Peralatan lebih mahal karena arus DC memerlukan transformator
internal untuk mengalihkan arus
 Kelebihan Pengelasan DC
Terlepas dari kekurangan menggunakan pengelasan DC, ada juga
kelebihan yang dimilikinya jika dibandingkan dengan pengelasan AC. Las DC
sangat cocok ketika Anda mau menghasilkan lasan yang mulus dengan
percikan yang minim dan polaritas yang stabil dan tidak berubah
Umumnya pengelasan DC digunakan untuk mengelas furnitur,
kendaraan, dan peralatan. Pengelasan DC juga berguna dalam membuat bagian-
bagian yang harus tahan terhadap tekanan berat atau penyalahgunaan yang
ekstrim.
Beberapa contoh aplikasi pengelasan DC termasuk tow hitches, chassis,
gussets, tangki bahan bakar besar, dan crossmembers. Jenis aplikasi ini
membutuhkan lasan untuk menahan beban untuk waktu yang lama dan terlihat
bersih.

7
Kesimpulan :
1. Output pengelasan yang lebih halus dibandingkan dengan AC
2. Busur yang lebih stabil
3. Lebih sedikit percikan
4. DC negative menawarkan tingkat deposisi yang lebih cepat saat
mengelas logam lembaran tipis
5. DC positif memberikan penetrasi yang lebih kasar ke dalam logam las
F. Perbedaan Pengelasan AC dan DC
Pengelasan AC dan DC adalah bentuk pengelasan busur yang menggunakan arus yang
berbeda untuk menghasilkan busur listrik. Jenis pengelasan ini melibatkan pembuatan busur
listrik antara elektroda dan logam yang dilas. Busur listrik menyediakan panas untuk
menyatukan logam. Power supply digunakan untuk menghasilkan busur dan busur ini dapat
menggunakan arus bolak-balik (AC) atau arus searah (DC). Pilihan sumber daya (AC atau
DC) menentukan polaritas arus listrik yang mengalir melalui elektroda. Sumber daya yang
digunakan juga mempengaruhi las yang dihasilkan. Pengelasan DC didasarkan pada arus
polaritas lurus/langsung, sedangkan pengelasan AC bergantian dengan cepat antara DC negatif
dan DC positif.

Spesifikasi Pengelasan AC Pengelasan DC


Polaritas Polaritas alternatif Polaritas tinggal: bisa positif
dan bisa negatif
Pengaplikasian Alumunium, bahan magnetic, Bisa untuk Sebagian besar
logam tebal, pengelasan panjang pengelasan, pengelasan stainless
tig, cutting tap
Kekuatan Las Lemah, banyak spater Kuat dan halus
Arc Blow Tidak Ya
Kelebihan Aluminium tig, kecepatan Konstan dan stabil
pengisian, pengerjaan plat berat

Meskipun pengelasan DC lebih disukai untuk sebagian besar aplikasi pengelasan, AC


dapat diandalkan dalam beberapa situasi khusus. Situasi khusus tersebut termasuk aluminium
las TIG; berkaitan dengan tiupan busur (arc blow); dan pengelasan di lokasi yang outlet
listriknya dibatasi hanya 110 volt. AC juga lebih umum di tukang las entry-level kecil. Di sisi
lain pengelasan DC sangat berguna untuk aplikasi yang lebih berat. Hasil lasan menjadi halus

8
tanpa banyak percikan, dan hasil lasan jauh lebih kuat. Tukang las DC memerlukan komponen
elektronik internal untuk mengubah polaritas bolak-balik menjadi polaritas lurus. Ini
menambah ukuran dan biaya mesin. Mereka juga biasanya membutuhkan arus 220 volt, yang
memerlukan kabel khusus di rumah atau toko.
G. Elektroda Pada FCAW
FCAW adalah proses las yang menggunakan kawat elektroda kontinyu, di mana
inti fluksi akan melindungi cairan las dan kemudian membentuk terak (tipis) setelah
cairan las beku, seperti proses las busur manual.
Beberapa tipe kawat elektroda dapat melindungi secara keseluruhan proses
tersebut, artinya fluksinya dapat melindungi cairan las dari kontaminasi udara luar pada
saat proses las berlangsung dan membentuk terak pelindung saat pembekuan. Namun
ada tipe kawat elektroda yang membutuhkan gas pelindung tambahan ( kedua ), seperti
gas Carbon Dioksida ( CO2 ) atau campuran gas Argon / CO2.
Campuran yang umum digunakan dalam gas FCAW terlindung adalah 75
persen Argon dan 25 persen Karbondioksida logam las dengan campuran ini
umumnya memiliki kekuatan tarik dan kekuatan yield lebih tinggi di banding yang
lain. Penggunaan shielding gas campuran dengan persentase tinggi untuk elektroda
yang dirancang melindungi C02 menyebabkan penumpukan berlebihan mangan,
silikon, dan elemen deoxidizing lain dalam logam las.
75%Ar + 25% CO2
Kawat elektroda berinti fluksi ( flux-core electrode wire ) diklasifikasikan
berdasarkan beberapa hal, antara lain :
 bahan yang dilas
 gas pelindung yang gunakan
 posisi pengelasan
 jenis arus yang dipakai
 bentuk konstruksi
Sistem penulisan pada pengklasifikasian kawat elektroda dibagi tiga kelompok,
di mana tiap kelompok terdiri dari huruf dan angka yang akan menunjukkan arti dari
klasifikasi kawat tersebut. Ada beberapa sistem klasifikasi elektroda yang dipakai saat
ini, antara lain menurut sistem klasifikasi American Welding Society ( AWS ),
Australian Standard ( AS ), JIS, DIN, dll. Berikut ini adalah salah satu contoh sistem
klasifikasi elektroda las flux core yakni berdasarkan Australian Standard AS 2203.

9
Kelompok Pertama :
E = Elektroda

T = disain elektroda berongga/ pipa / tubular ( disambung atau tidak )

D = posisi pengelasan : horizontal pada sambungan sudut ( fillet ) atau fIlat

P = cocok untuk semua posisi

S = hanya cocok untuk jalur tunggal

Contoh:

1. Elektroda dengan label ETD artinya hanya dapat dipakai untuk pengelasan pada
posisi flat dan sambungan sudut posisi horizontal.
2. Elektroda dengan label ETP artinya dapat dipakai untuk semua posisi

Kelompok kedua:

G = menunjukkan bahwa pengelasan membutuhkan gas pelindung tambahan/ kedua

N = Tidak membutuhkan gas pelindung ( tambahan )

C = gas pelindung : CO2

M = gas pelindung campuran

Kemudian huruf N, C atau M akan diikuti oleh hurf kecil yang akan menunjukkan jenis
arus yang dipakai.

n = DC elektroda negatif ( DC - ), potensial konstan

p = DC elektroda positif ( DC + ) , potensial konstan

a = AC atau DC , arus konstan atau potensial konstan

Contoh : ETP-GCp artinya proses pengelasan memerlukan gas pelindung CO2 dan

10
jenis arus yang dipakai adalah DC +

Kelompok Ketiga : Sifat Mekanik dan Komposisi Kimia

Pada kelompok ketiga ini dimulai dengan huruf W ( weld metal) yang kemudian
diikuti oleh dua digit untuk menunjukkan tegangan tarik minimum (dalam MPa) dan
digit ketiga adalah nomor tingkat (grade) tegangan tekan.

Setelah digit ketiga diikuti oleh huruf dan angka yang menunjukkan kondisi
perlakuan panas, komposisi kimia bahan dan kontrol hydrogen.

Contoh:

ETD-GMp-W769A.K3H5 artinya :

ETD = Elektroda tubular untuk pengelasan posisi flat atau posisi horizontal untuk
sambungan sudut GMp = Jenis gas pelindung campuran Argon/CO2 , menggunakan
arus DC +

W769A.K3H5

W = Bahan las (weld metal)

76 = 0,1 x tegangan tarik minimum = 760 MPa.

9 = no. tingkat tegangan tekan (lihat AS 2203)

A = dilakukan perlakuan panas (lihat AS 2203)

K3 = kandungan kimia (lihat AS 2203)

H5 = hydrogen controlled dengan konten kurang dari 5 mL/100 g.

Jenis elektroda yang akan digunakan pada suatu pengelasan sangat ditentukan
oleh keperluan pengelasan itu sendiri.

Secara umum jenis kawat elektroda untuk FCAW adalah : rutile, hydrogen
controlled, serbuk besi (metal cored) dan self-shieding yang penggunaannya adalah
sebagai berikut :

1. Rutile
Kawat elektroda rutile digunakan untuk pengelasan sambungan tumpul (butt)
dan sudut (fillet) jalur tunggal atau bertumpuk (multiple) pada baja tegangan rendah
atau medium untuk posisi flat, vertikal dan di atas kepala.
11
2. Basic (Hydrogen Controlled)
Kawat elektroda jenis ini digunakan untuk pengelasan kualitas tinggi, sehingga
susuai untuk mengelas baja tegangan tinggi atau untuk penggunaan di mana
dibutuhkan sifat mekanik yang baik.
Secara umum kawat elektroda hydrogen controlled cocok untuk pengelasan
semua posisi.
3. Serbuk Besi (Metal Cored)
Kawat elektroda jenis ini dibuat dengan menambahkan serbuk besi, bahan-
bahan paduan dan sedikit stabiliser arus. Proses pengelasan menggunakan DC +
dan gas pelindung adalah Argon-mix . Menghasilkan pengisian/ jalur las yang baik
pada penggunaan arus tinggi dan volume yang banyak dengan terak yang tipis.
4. Self-Shielding
Jenis kawat elektroda ini tidak membutuhkan gas pelindung tambahan, artinya
kebutuhan gas pelindung sudah tercukupi oleh fluksi yang ada pada inti kawat.

Kelebihan kawat las self-shielding :

 Biaya pengoperasian lebih murah, karena tidak memerlukan gas pelindung,


regulator, dan flow meter.
 Dapat digunakan pada pengelasan di daerah terbuka, di mana tiupan angin
menjadi masalah.
 Harga tang las dan biaya perawatan lebih murah.

 Jenis kawat las lebih bervariasi ( a.l : untuk jalur bertumpuk, root, paduan, dan
untuk konstruksi berat ).

Kelemahan kawat las self-shielding :

 Sensitif terhadap kondisi pengelasan (hasil tidak maksimal jika teknik las dan
penanganan atau setting tidak sesuai).
 Asap las sangat banyak, sehingga memerlukan sistem pengisap jika mengelas
dalam ruangan (tempat) tertutup.

Stickout adalah panjang kawat elektroda yang keluar dari ujung nozzle. Untuk
mendapatkan hasil yang terbaik, maka pengaturan stickout harus sesuai dengan jenis
pekerjaan dan diameter kawat, namun secara umum adalah lebih panjang bila
dibandingkan dengan penggunaan pada GMAW, yaitu antara 10 mm untuk kawat
diameter kecil sampai 30 mm untuk kawat diameter besar.
12
Biasanya tiap fabrik pembuat kawat las flux cored merekomendasikan panjang
stickout yang sesuai untuk memperoleh hasil las yang optimum, yakni dengan mengacu
pada :

- jenis gas pelindung (jika tipe kawat non self-shielding)

- diameter kawat

- posisi pengelasan

- pengkutuban.

H. Pengaturan Besar Arus Dan Tegangan Pengelasan


1. Rutile
Tabel berikut ini adalah ketentuan untuk DC positif, gas pelindung CO2 pada
penggunaan 8 – 12 L/min:

Diameter Kawat Arus (Ampere) Tegangan (Volt) Stickout


1,2 150-320 25-34 19
1,6 200-400 26-35 25
2,4 290-525 26-36 25
2. Hydrogen Controlled

Tabel berikut ini adalah ketentuan untuk DC positif, gas pelindung 18%
Argon/ CO2 pada penggunaan 15 – 20 L/min:
Diameter Kawat Arus (Ampere) Tegangan (Volt) Stickout

13
1,2 140-280 22-29 19
1,6 180-380 23-30 25
3. Serbuk Besi

Diameter Kawat Arus (Ampere) Tegangan (Volt) Stickout


1,6 350-400 31-32 30
4. Self-Shielding
Pengelasan hanya menggunakan DC negative

Diameter Kawat Arus (Ampere) Tegangan (Volt) Stickout


0,9 70-150 13-17 12
1,2 100-180 14-18 12
1,6 150-250 16-21 19
2,0 200-280 17-22 19
2,4 250-350 17-22 19

Proses kontrol FCAW mencakup :

1. Weding current

2. Arc voltage

3. Electrode extention
4. Travel speed

5. Shielding gas flow

6. Deposition rate

7. Electrode angle

Arus pada FCAW berpengaruh langsung secara proposional terhadap elctrode :

1. Feed rate 16

2. Diameter

3. Composition

4. Extension rate

Pengaruh dari variabel:

1. Penggunaan voltage constant pada FCAW ialah untuk mempertahankan pelelehan


14
elektroda pada panjang busur tetap.
2. Tegangan busur (arc voltage) dan panjang busur mempunyai hubungan erat karena
mutu tampilan, kemulusan, dan sifat lasan dengan FCAW akan sangat dipengaruhi
oleh kondisi panjang busur dan voltage. Jika voltage busur arus terlalu panjang akan
berakibat banyak weld spatter dan manik las melebar. Apabila voltage busur terlalu
pendek (rendah) akan berakibat capping yang mengecil dan convex / cembung,
menurunnya daya penetrasi dan banyak weld spatter.
3. Electrode extension perlu diperhatikan karena merupakan hambatan dalam
pemanasan elektrode sebelum meleleh.
4. Travel speed berpengaruh pada penetrasi dan bentuk ulir pengelasan.
5. Penetrasi pada travel speed yang lambat akan lebih dalam daripada travel speed
tinggi.
6. Keakuratan aliran gas pelindung tergantung dari bentuk nozzle las, jarak ujung
nozzle dengan benda kerja, media gerak dari gas pada area pengelasan
7. Electrode angle sangat berpengaruh terhadap hasil lasan. Apabila sudut dalam
proses mengelas tepat, maka hasil akan lebih maksimal

Efisiensi pengelasan ialah perbandingan antara jumlah berat kawat las yang
digunakan dengan jumlah berat lasan yang jadi / beku dalam persen Umunnya
deposition rate eficiency FCAW :

1. Pelindung gas : 80 – 90 %

2. tanpa pelindung gas (self shielding) : 78 – 87 % 18

Mutu lasan FCAW bergantung :

1. Jenis elektrode yang digunakan

2. Metode yang digunakan

3. Kondisi bahan bakar

4. Desain sambungan las

5. Kondisi pengelasan

I. Perawatan Las
Semua peralatan pengelasan memerlukan modal yang relatif
besar/mahal.Peralatan pengelasan yang terawat dengan baik dapat menjadikan
pekerjaan pengelasan lebih mudah dan lebih efektif. Tanggung jawab dan perawatan
15
bukan hanya kepentingan pemilik bengkel akan tetapi setiap tukang las (welder) harus
selalu memeriksa dan merawat peralatan las yang telah dipercayakan kepadanya dan
jangan beranggapan bahwa perawatan peralatan las hanya masalah aturan.
Berhentinya pekerjaan pengelasan karena peralatan las yang rusak sama dengan
kehilangan pendapatan.Perhatian setiap hari pada peralatan las berarti dapat dikatakan
bahwa peralatan tersebut menjadi awet dan bebas gangguan. Harus dilakukan
perawatan secara teratur oleh tukang las (staf bengkel) tanpa menghentikan
pengoperasiannya dan ini dilakukan di tempat yang biasanya mesin/peralatan las
tersebut disimpan. Beritahukan kepada supervisor jika terdapat kerusakan/gangguan
listrik pada kumparan, alat kontrol, saklar atau komponen-komponen internal lainnya
yang ada pada peralatan las. Tukang las atau orang yang bertanggungjawab terhadap
pemeriksaan peralatan sehari-hari harus mengikuti petunjuk pengoperasian dan
perawatan yang diberikan oleh pabrik peralatan las.Hal – hal yang harus dilakukan
dalam perawatan mesin las adalah :
1. Pengawasan secara teratur dan setiap hari
Peralatan las (motor generator, transformator, rectifier) harus selalu ditempatkan
yang sedemikian rupa, sehingga seminim mungkin kotoran seperti debu, udara
kotor dan partikel-partikel padat bisa memasuki peralatan bersama udara pendingin.
Pastikan hujan dan embun tidak merusak bagian-bagian penting dari peralatan las
tersebut dan gunakan kain terpal atau tutup sebagai pelindung.Semua peralatan las
memerlukan udara pendingin, sirkulasi tidak boleh terhalang oleh tutup pelindung
dan beri lubang kasa pada jalan masuk dan keluar ventilasi.
Jangan sekali-kali meletakkan peralatan las di dekat mesin yang menghasilkan
kepingan-kepingan/sayatan-sayatan dan sebagainya (mesin gerinda, mesin bor,
mesin bubut dan semacamnya), karena kepingan/sayatan atau debu gerinda dari
baja akan mudah menempel pada bagian-bagian yang mengandung magnet pada
peralatan dan dapat mengakibatkan hubungan singkat.
Satu kali atau dua kali dalam sebulan dan gunakanlah udara bertekanan untuk
menyemprot keluar kotoran dari bagian dalam komponen-komponen peralatan
las.Pada tempat-tempat yang debunya sangat banyak atau kotoran-kotoran lain
harus lebih sering dilakukan pembersihan dengan udara bertekanan.Bawa mesin ke
tempat terbuka, semprot dengan udara bertekanan dan semprotan tersebut dalam
segala arah, termasuk kotak kontrol peralatan las.Pada saat yang sama ketika
melaksanakan pembersihan dengan udara bertekanan, periksalah dan bersihkan
dengan sikat pembersih dan kain lap.
16
Periksa komutator (kolektor arus), arus kecil tidak berbahaya karena tidak
menimbulkan bunga api yang dapat menimbulkan kerusakan dan jika ternyata
menimbulkan masalah gosok dengan amplas halus, beri kepingan kayu yang pas
dengan komutator, dan jangan gunakan kikir atau scraper.Untuk membersihkan
plat-plat pada rectifier logam sensitif 20 terhadap beban berlebihan bisa
dilaksanakan dengan menyemprotkan udara bertekanan dan periksa apakah kipas
pendingin bekerja dengan baik.
2. Menyambung kabel dan peralatan lain
Pastikan konektor pada kabel las dan soket pada peralatan las terhubung dengan
baik, karena sambungan yang kurang rapat/kuat dapat mengakibatkan panas dan
berpengaruh terhadap pengelasan, dimana antara kabel las, penahan elektroda dan
klem pada benda kerja harus terhubung dengan baik.
3. Kerusakan dan Tindakan perbaikan
Aturan umum untuk semua tipe peralatan las sebelum menghubungkan pada
aliran listrik, selalu periksa bahwa motorgenerator, rectifier jika ada, rectifier las
atau transformator las distel pada tegangan/arus yang benar.
Pertimbangan yang sama berlaku untuk transformator dan rectifier peralatan las,
walaupun di samping transformator tiga fasa, rectifier mempunyai bagian
penyearah dengan kipas pendingin dan komponenkomponen lain yang memerlukan
instruksi perawatan khusus, instruksi tersebut harus diikuti secara terinci dalam
semua pekerjaan perawatan dan perbaikan.
J. Kelebihan dan Kekurangan Las FCAW
Kelebihan Proses Las Flux Core Arc Welding :
1. Proses pengelasan lebih cepat dibandingkan dengan SMAW, karena pada FCAW
tidak perlu sering mengganti kawat las karena sudah dalam bentuk wire roll yang
panjang.
2. FCAW merupakan jenis mesin las yang otomatis dan semiotomatis sehingga lebih
mudah digunakan.

Kekurangan Proses Las Flux Core Arc Welding :

1. Karena menggunakan flux sebagai pelindung maka perlu proses pembersihan


setelah proses pengelasan selesai.
2. Terkadang akan muncul cacat porositi atau lubang lubang kecil jika terkena
hembusan angin yang mencapai kecepatan 5 mph.
3. Dari segi harga memang mesin las FCAW cukup mahal untuk usaha kecil
17
menengah.
K. Keselamatan & Kesehatan Kerja
Sama halnya dengan proses-proses las yang lain, khususnya yang menggunakan
las busur listrik, maka pekerjaan FCAW adalah salah satu jenis pekerjaan yang cukup
berpotensi menyebabkan gangguan terhadap kesehatan atau malah dapat menyebabkan
kecelakaan kerja.
Gangguan kesehatan atau kecelakaan dapat diakibatkan oleh beberapa faktor,
yakni operator atau teknisi las itu sendiri, mesin dan alatalat las, atau lingkungan kerja,
namun secara umum ada beberapa resiko kalau bekerja dengan proses FCAW, yaitu
kejutan listrik (electric shock), sinar las, debu dan asap las dan luka bakar serta
kebakaran.
1. Kejutan Listrik
Kecelakaan akibat kejutan listrik dapat terjadi setiap saat, baik itu pada saat
pemasangan peralatan, penyetelan atau pada saat pengelasan. Resiko yang akan
terjadi dapat berupa luka bakar, terjatuh, pingsan serta dapat meninggal dunia.
Tindakan yang harus diperhatikan agar terhindar dari bahaya tersengat aus listrik
1. Penyambungan listrik oleh yang ahli listrik
2. Kabel listrik jangan terkelupas
3. Kabel tersambung dengan baik
4. Ukuran kabel disesuaikan dengan kapasitas arus yang akan digunakan
5. Hindari dari kebasahan/lembab
2. Sinar las
Dalam proses pengelasan menggunakan FCAW timbul sinar yang
membahayakan operator las dan pekerja lain didaerah pengelasan.
Sinar yang membahayakan tersebut adalah :
 Cahaya tampak
 Sinar infra merah
 Sinar ultra violet
Pencegahan Kecelakaan karena Sinar Las :
 Memakai pelindung mata dan muka ketika mengelas, yaitu kedok atau helm
las.
 Memakai peralatan keselamatan dan kesehatan kerja (pakaian pelindung)
pakaian kerja , apron / jaket las, sarung tangan , sepatu keselamatan kerja.
 Buatlah batas atau pelindung daerah pengelasan agar orang lain tidak

18
terganggu menggunakan kamar las yang tertutup, menggunakan tabir
penghalang
3. Radiasi
Ultrviolet dan infrared dapat mengakibatka luka bakar, kerusakan kulit dan mata.
Besarnya radiasi ini tergantung jenis proses las yang digunakan. Cara
menghindarinnya yaitu dengan jaga jarak dan menggunakan APD yang memadai
4. Debu dan Asap Las
Debu dan asap las besarnya berkisar antara 0,2 m sampai dengan 3 m yang
biasanya terdiri dari jenis debu eternit dan hidrogen rendah. Butir debu atau asap
dengan ukuran 0,5 m dapat terhisap, tetapi sebagian akan tersaring oleh bulu
hidung dan bulu pipa pernapasan, sedang yang lebih halus akan terbawa ke dalam

dan ke luar kembali. Debu atau asap yang tertinggal dan melekat pada kantong
udara diparuparu akan menimbulkan penyakit, seperti sesak napas dan lain
sebagainya. Karena itu debu dan asap las perlu dapat perhatian khusus. Pencegahan
kecelakaan karena debu dan asap las:
a) Peredaran udara atau ventilasi harus benar-benar diatur dan diupayakan, di
mana setiap kamar las dilengkapi dengan pipa pengisap debu dan asap yang
penempatannya jangan melebihi tinggi rata-rata / posisi wajah (hidung) operator
las yang bersangkutan.
b) Menggunakan kedok/ helm las secara benar, yakni pada saat pengelasan
berlangsung harus menutupi sampai di bawah wajah (dagu), sehingga
mengurangi asap/ debu ringan melewati wajah.
c) Menggunakan baju las (Apron) terbuat dart kulit atau asbes.
d) Menggunakan alat pernafasan pelindung debu, jika ruangannya tidak ada
sirkulasi udara yang memadai (sama sekali tidak ada).
5. Luka Bakar
Luka bakar dapat terjadi karena terkena logam panas, busur cahaya dan loncatan
bunga api. Pencegahan Luka Bakar : Untuk mencegah luka bakar, operator las harus
memakai baju kerja yang lengkap yang meliputi :
 Baju kerja (overall) dari bahan katun
 Apron / jaket kulit
 Sarung tangan kulit
 Topi kulit ( terutama untuk pengelasan posisi di atas kepala )
 Sepatu kerja
19
 Helm / kedok las
 Kaca mata bening, terutama pada saat membuang terak
6. Suara/bunyi
Tingkat kebisingan tergantung proses las yang digunakan
GTAW : 50 -60 dB SMAW : 62 – 82 dB
FCAW : 50 – 86 dB Air Carbon Arc : 96 – 116 dB
Oxyfuel : < 70 dB GMAW : 70 – 82 dB
Flame gouging : 80 – 90 dB Flame cutting : 88 – 95 dB
Carbon arc gouging : 110 – 120 dB Hammering in a vessel : 120-135 Db
Density kebisingan dapat diterima telinga max. 85 dB, dengan cara menggunakan
alat proteksi kebisingan.

20
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengelasan FCAW (Flux Core Arc Welding) Adalah sebuah proses pengelasan
yang menggunakan sumber panas yang berasal dari energi listrik yang dikonversi
menjadi sumber panas pada busur listrik, pada pengelasan FCAW ini jenis pelindung
yang digunakan adalah flux atau serbuk yang berada di inti kawat las (kawat las
digulung dalam sebuah roll).
Peralatan yang ada dalam pengelasan FCAW meliputi ;
1. Tabung gas CO2,
2. Regulator,Selang gas CO2,
3. Torch,Control
4. Box,Welding Wire,Control
5. System,Kabel Power,Trafo,Rail.
Proses pengelasan FCAW menggunakan sumber panas yang berasal dari energi
listrik yang dikonversi menjadi sumber panas pada busur listrik pada pengelasan
FCAW ini jenis pelindung yang digunakan adalah flux atau serbuk yang berada di inti
kawat las (kawat las digulung dalam sebuah roll). Selain flux, FCAW juga
menggunakan gas pelindung untuk melindungi logam las yang mencair saat proses
pengelasan berlangsung.
B. Saran

Pengetahuaan mesin las kerap saat ini telah berkembang dan banyak bentuk mesin
skrap yang setiap cara kerjanya berbeda akan tetapi penggunaannya sama maka dari itu kita
harus mengembangkan pengetahuan dalam ilmu teknik mesin las FCAW sebab teknik
mesin las FCAW sangat dibutuhkan dalam kehidupan dan dunia perkapalan.

Saran dari penulis adalah dalam menggunakan mesin FCAW jangan lupa menggunakan
peralatan keselematan kerja , karena dari mesin las FCAW tersebut bisa terjadi yang kita
tidak inginkan oleh sebab itu penting keselamatan kerja dan sebaiknya sebelum
menggunakan mesin bengkel perkakas tersebut di cek kondisi fisik dan kelistrikan dari
mesin tersebut.

21
DAFTAR PUSTAKA

Jokosisworo, Sarjito. 2010, “Pengaruh Perbedaan Posisi Pengelasan Terhadap Kekuatan


Sambungan T-Joint Pengelasan Fillet Dengan Las FCAW Pada Plat Mild Stell”.
Jurnal Perkapalan Vol. 7, No 2. Universitas Diponegoro. Semarang
Metallography and Microstructure. 2004. ASM Metals Handbook, Vol 9.
Wiryoso, H. 1996. Teknologi Pengelasan Logam. Cetakan ke-7. PT. Pradnya Paramitha,
Jakarta
Susetyo, F. B., Syaripuddin, & Hutomo, S. (2013). Studi Karakteristik Hasil Pengelasan
MIG. Jurnal Mechanical, 4(2), 13.

22

Anda mungkin juga menyukai