Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH LAPORAN KEGIATAN

Kunjungan Pembelajaran Di Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan Dan


Pengendalian Penyakit Jakarta (BBTKLPP)

Disusun oleh :
Muhamad Hamdan Syakir
CMR0220047

REGULER B
PRODI S1 KESEHATAN MASYARAKAT (B)
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN
Jl. Lingkar Kadugede No.2 Kadugede – Kuningan 45561
KATA PENGANTAR

Memanjatkan puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Mah Esa karena
atas Rahmat dan Karunia-Nyalah sehingga makalah mengenai pembahasan
kegiatan study banding di Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan Dan
Pengendalian Penyakit Jakarta (BBTKLPP) dapat selesai tepat pada waktunya
dapat menyusun laporan dengan baik guna memenuhi kelengkapan bukti kegiatan.
Mengenai Kesehatan Lingkungan Hidup dengan lingkungan yang bersih dan sehat
tentu memberi dampak positif pada hidup kita. Secara tidak langsung lingkungan
yang sehat akan menyehatkan jiwa dan raga. Lingkungan yang sehat adalah
lingkungan yang bersih, dengan udara yang segar, dan sedikit polusi udara.
Lingkungan seperti ini tentu diinginkan semua orang tapi sulit diwujudkan. Hal
itu dikarenakan, banyak orang lalai menjaga kesehatan lingkungan.
Laporan kegiatan study banding ini dapat di susun dengan baik berkat
bantuan dari semua pihak-pihal yang telah memberikan bimbingan dan dukungan.
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan keliruan dalam penulisan
laporan ini. Untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun semangat saya. Akhir kata saya mengucapkan terima kasih atas
segala dukungan, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi saya dan yang
membacanya.

Kuningan, 25 Januari 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................


DAFTAR ISI...................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................


1.1 Latar Belakang............................................................................................
1.2 Tujuan.........................................................................................................
1.3 Manfaat.......................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................


2.1 Profil BTKL................................................................................................
2.2 Ruang Lingkup Bidang Kesling di BTKL..................................................
2.3 Peran Kesling Dalam Penanggulangan Permasalahan Kesmas..................
2.4 Gambaran Dan Fungsi IPAL......................................................................

BAB III PENUTUP.........................................................................................


3.1 Kesimpilan..................................................................................................
3.2 Saran ..........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................


LAMPIRAN ...................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan lingkungan adalah kesehatan yang sangat penting bagi
kelancaran kehidupan di bumi, karena lingkungan adalah tempat dimana
pribadi itu tinggal. Lingkungan yang sehat dapat dikatakan sehat bila sudah
memenuhi syarat-syarat lingkungan yang sehat. Kesehatan lingkungnan
yaitu bagian integral ilmu kesehatan masyarakat yang khusus menangani
dan mempelajari hubungan manusia dengan lingkungan dalam
keseimbangan ekologis. Jadi kesehatan lingkungan merupakan bagian dari
ilmu kesehatan mayarakat. Kesehatan lingkungan merupakan faktor penting
dalam kehidupan sosial kemasyarakatan, bahkan merupakan salah satu
unsur penentu atau determinan dalam kesejahteraan penduduk. Di mana
lingkungan yang sehat sangat dibutuhkan bukan hanya untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat, tetapi juga untuk kenyamanan hidup dan
meningkatkan efisiensi kerja dan belajar.
Menjaga Kesehatan Lingkungan merupakan suatu kewajiban bagi
setiap individu, selain merupakan anugerah yang diberikan sang pencipta
kepada hamba-Nya, Kesehatan Lingkungan harus tetap dijaga agar keluarga
kita terhindar penyakit. Karena kesehatan tidak ternilai harganya. Terkadang
pada saat kita sehat, kita lupa akan nikmat tersebut dan ketika sakit kita baru
sadar dan merasakan betapa kesehatan itu sungguh sangat berharga. Tubuh
yang sehat bisa didapatkan dari berolahraga secara teratur, mengkomsumsi
makananan bergizi dan lingkungan yang sehat serta bersih. Lingkungan
yang sehat terkadang sering tidak kita perhatikan karena kesibukan dalam
bekerja sehingga lingkungan sekitar tidak dijaga kebersihannya. Akibat dari
lingkungan yang tidak sehat dapat menimbulkan berbagai macam penyakit,
salah satu yang mengkhawatirkan adalah deman berdarah (DBD) karena
dapat menyebabkan kematian. Kebersihan lingkungan merupakan keadaan
bebas dari kotoran, termasuk di dalamnya, debu, sampah dan bau. Di
Indonesia, masalah kebersihan lingkungan selalu menjadi perdebatan dan
masalah yang berkembang. Kasus-kasus yang menyangkut masalah
kebersihan lingkungan setiap tahunnya terus meningkat.
Kita harus tahu tentang manfaat menjaga kebersihan lingkungan,
karena menjaga. kebersihan lingkungan sangatlah berguna untuk kita semua
karena dapat menciptakan kehidupan yang aman, bersih, sejuk dan sehat.
Hidup dengan lingkungan yang bersih dan sehat tentu memberi
dampak positif pada hidup kita. Secara tidak langsung lingkungan yang
sehat akan menyehatkan jiwa dan raga. Lingkungan yang sehat adalah
lingkungan yang bersih, dengan udara yang segar, dan sedikit polusi udara.
Lingkungan seperti ini tentu diinginkan semua orang tapi sulit diwujudkan.
Hal itu dikarenakan, banyak orang lalai menjaga kesehatan lingkungan.

1.2 Tujuan
Studi banding merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dengan
tujuan menambah wawasan dan pengetahuan yang akan diterapkan
kedepannya untuk menjadi lebih baik. Kegiatan seperti ini tentunya sangat
bagus bagi perkembangan suatu kinerja suatu organisasi.
Berdasarkan latar belakang yang ada, maka dapat disimpulkan bahwa
tujuan dari penulisan makalah yaitu:
1. Untuk mengetahui profil BTKL
2. Untuk mengetahui Ruang lingkup bidang kesling di BTKL
3. Untuk mengetahui Peran kesling dalam penanggualangan
permasalahan kesehatan masyarakat
4. Untuk mengetahui Gambaran dan Fungsi IPAL

1.3 Manfaat
1. Sebagai riset
2. Mematik motivasi
3. Memperluas perspektif
4. Menumbuhkan toleransi
5. Membangun relasi
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Profil BTKL


Jauh sebelum Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya pada
tanggal 17 Agustus 1945, cikal bakal BBTKL PPM (Balai Besar Teknik
Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit Menular) Jakarta telah
eksis di Indonesia. BBTKL PPM Jakarta pertama kalinya terbentuk oleh
pemerintahan hindia belanda dengan tajuk Dienst Voor De Volks
Deandheid (bagian technisch) yang diserahi tugas untuk melaksanakan
pembangunan penyediaan air, berbagai sumber air, dan pengawasan kualitas
minuman. eselon III b. BTKL Jakarta kembali mengalami perubahan nama,
klasifikasi, struktur organisasi dan tata kerja, menjadi BALAI BESAR
TEKNIK KESEHATAN LINGKUNGAN DAN PEMBERANTASAN
PENYAKIT MENULAR (BBTKL PPM) JAKARTA, melalui SK Menkes
RI No. 267/Menkes/SK/III/2004, dan mengalami peningkatan eselon
menjadi IIb. BBTKL PPM Jakarta berdasarkan SK Menkes RI No.
266/Menkes/SK/III/2004, memiliki wilayah layanan sebanyak 5 (lima)
provinsi yaitu : Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Lampung, dan
Kalimantan Barat.
Pesatnya pembangunan di segala sector telah membawa kesejahteraan
bagi manusia, namun disisi lain juga membawa dampak lain berupa
penurunan perubahan iklim, perubahan pola penyakit dan penurunan
kualitas lingkungan. Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan Dan
Pengendalian Penyakit ( BBTKLPP) yang melaksanakan tugas di bidang
teknik kesehatan linkungan dan pengendlian penyakit. BBTKLP Jakarta
terletak dijalan Rambu Apus No. 6 Blok C1, Cipayung, Jakarta Timur
13890, bbtklp Jakarta memiliki 5 wilayah layanan yaitu : Provinsi DKI
Jakarta, Jawa Barat, Banten, Lampung dan Kalimantan Barat. BBTKLPP
Jakarta di dasari oleh Praturan Mentri Kesehatan Republic Indonesia
Nomor 78 Tahun 2020 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Unit Pelaksana
Teknis Bidang Teknik Kesehatan Lingkungan Dan Pengendalian Penyakit,
bbtklpp mempunyai tugas melaksanakan surveilans epidemiologi, kajian
dan penapisan teknolgi, laboratorium rujukan, kendali mutu kalibrasi,
pendidikan dan pelatihan, pengembangan model dan teknologi tepat guna,
kewaspadaan dini, dan penanggulangan kejadian luar biasa (klb) di bidang
pengendalian penyakit dan kesehatan lingkungan serta kesehatan matra.
Dalam melaksanakan tugasnya bbtklpp Jakarta menyelenggarakan fungsi
pelaksanaan survailans epidemiologi, pelaksanaan analisis dampak
kesehatan lingkungan, pelaksanaan laboratorium rujukan, pelaksanaan
pengembangan model dan teknologi tepat guna, pelaksanaan uji pengendali
mutu dan kalibrasi, pelaksanaan penilaian dan respon cepat kewaspadaan
diri dan penanggulngan KLB wabah dan bencana, pelaksanaan surveilans
factor resiko penyakit tifak menular, pelaksanaan pendidikan dan pelatihan.
Stuktur organisasi BBTKLPP terdiri atas : 1 orang Kepala, Sub bagian
administrasi umum, Instalasi, Kelompok jabatan fungsional. Sub bagian
administrasi umum mempunyai tugas melakukan koordinasi susunan
rencana program, anggaran, pengelolaan keuangan dan barang milik
Negara, urusan kepegawaian organisasi dan tata laksana dan hubungan
masyarakat, pemantauan evaluasi dan pelaporan, kearsipan, penyuratan dan
kerumah tanggaan bbtklpp. Untuk mendukung pelaksana tugas dan fungsi
UPT bidang teknik kesehatan lingkungan dan pengendalian penyakit
kepala upt dapat membentuk instalasi setelah mendapat persetujuan dari
Direktur Jendral. Instalasi yang ada di bbtklpp Jakarta terdiri dari : instalasi
laboratorium factor resiko lingkungan fisika media cair dan biologi
lingkungan, instalasi laboratorium fektor dan binatang pembawa penyakit,
instalasi laboratorium intervensi perubahan perilaku , instalasi laboratorium
firologi dan imonologi, instalasi laboratorium layanan miorobiologi,
instalasi laboratorium pelayanan farasitologi, instalasi laboratorium
teknologi tepat guna atau TTG, instalasi uji restansi dan efektivitas, instalasi
mutu pemeliharaan dan kalibrasi , instalasi media dan reagenesia limbah
kesehatan dan keselamatan kerja atau K3, instalasi pelayanan publik dan
hubungan masyarakat.
2.2 Ruang Lingkup Kesling di BTKL
Kegiatan Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Pengendalian Penyakit
(BTKL-PP) Kesehatan mencakup tiga aspek yaitu aspek kegiatan kesehatan,
aspek lingkungan dan aspek regional. aspek kegiatan kesehatan, terdiri dari
menjaga kesehatan masyarakat meliputi promosi & prevensi dan membantu
penanganan bila terjadi KLB. Aspek Lingkungan meliputi menjaga standar
lingkungan, dengan melakukan pemeriksaan berkala dan pemeriksaan
sampel dari perusahaan, mengidentifikasi aspek lingkungan dari kejadian
penyakit dan keadaan-keadaan khusus (bencana dan lain sebagainya). Aspek
Regional, karena memang belum ada BTKL di semua provinsi, penyakit
menular dapat berpindah dari satu provinsi ke provinsi lainnya, misalnya
melalui satu aliran sungai.
Untuk melakukan pekerjaan di BTKL diperlukan 5 unsur penting
yaitu SDM, alat laboratorium, sistem kerja laboratorium yang baik,
manajemen organisasi dan ketaatan pada aturan kedinasan. Tiga tujuan kerja
yang harus dicapai berupa pencapaikan tujuan sesuai target dan indikator
yang sudah ditentukan dalam kedinasan, pelayanan prima pada masyarakat
serta peningkatan derajat kesehatan masyarakat.

2.3 Peran Kesling Dalam Penanggulangan Permasalahan Kesmas


Peranan Kesehatan Lingkungan dalam Bidang Kesehatan Masyarakat
Kesehatan lingkungan merupakan bagian dari ilmu kesehatan masyarakat.
Menurut CEA Winslow (1920), salah satu sasaran kesehatan masyarakat
yaitu lingkungan hidup yang sanitair. Winslow berpendapat bahwa sanitasi
memastikan kondisi lingkungan yang sehat sebagai tahap awal dalam
kesehatan masyarakat. Peran kesehatan lingkungan yaitu: Menyediakan air
bersih yang cukup dan memenuhi persyaratan kesehatan, Makanan dan
minuman yang diproduksi dalam skala besar dan dikonsumsi secara luas
oleh masyarakat, Pencemaran udara akibat sisa pembakaran BBM, batu
bara, kebakaran hutan, dan gas beracun yang berbahaya bagi kesehatan dan
makhluk hidup lain dan menjadi penyebab terjadinya perubahan ekosistem.
Limbah cair dan padat yang berasal dari rumah tangga, pertanian,
peternakan, industri, rumah sakit, dan lain-lain. Kontrol terhadap arthropoda
dan rodent yang menjadi vektor penyakit dan cara memutuskan rantai
penularan penyakitnya. Perumahan dan bangunan yang layak huni dan
memenuhi syarat kesehatan. Kebisingan, radiasi, dan kesehatan kerja.
Survei sanitasi untuk perencanaan, pemantauan, dan evaluasi program
kesehatan lingkungan.
Kesehatan masyarakat memiliki peran penting dalam upaya
peningkatan kualitas sumber daya manusia, penanggulangan kemiskinan
dan pembangunan ekonomi. Indeks Pembangunan Manusia meletakkan
kesehatan adalah salah satu komponen utama pengukuran selain pendidikan
dan pendapatan.
Kondisi umum kesehatan Indonesia dipengaruhi oleh faktor
lingkungan, perilaku, dan pelayanan kesehatan. Sementara itu pelayanan
kesehatan terdiri dari beberapa komponen antara lain ketersediaan dan mutu
fasilitas pelayanan kesehatan, obat dan perbekalan kesehatan, tenaga
kesehatan, pembiayaan dan manajemen kesehatan. Fasilitas pelayanan
kesehatan dasar, yaitu Puskesmas yang diperkuat dengan Puskesmas
Pembantu dan Puskesmas Keliling, telah didirikan di hampir seluruh
wilayah Indonesia, namun pemerataan dan keterjangkauan pelayanan
kesehatan masih menjadi kendala.
Dalam kondisia keterjangkauan pelayanan yang masih belum merata
dan kebutuhan perubahan perilaku masyarakat, negara telah mengakui peran
penting organisasi masyarakat sipil, terutama bagi respon atas penyakit
menular yang tingkat penyebarannya masih relatif tinggi di lingkungan
masyarakat, seperti TBC, Malaria dan HIV/AIDS.

2.4 Gambaran dan Fungsi IPAL


 Instalasi Pengolahan Air Limbah ( IPAL)
IPAL adalah sebuah struktur teknik dan perangkat peralatan
beserta perlengkapannya yang dirancang secara khusus untuk
memproses atau mengolah cairan sisa proses, sehingga sisa proses
tersebut menjadi layak dibuang ke lingkungan.
Cairan sisa proses atau limbah bisa berasal dari proses industri,
pabrik, pertanian, dan perkotaan yang tidak lain merupakan hasil
limbah rumah tangga. Hasil dari pembuangan tersebut dapat
membahayakan manusia maupun lingkungan, oleh karena itu
diperlukan proses pengolahan lebih lanjut sebelum dibuang ke saluran
pembuangan. Menyaring dan membersihkan cairan yang sudah
tercemar baik oleh pencemar organik atau kimia industri menjadi
tujuan utama IPAL. Oleh sebab itu, IPAL memiliki urgensi untuk
dilakukan. IPAL yang dikelola secara benar pun menjanjikan
sejumlah manfaat atau kegunaan.
 Teknologi Pengolahan Air Limbah
Tujuan utama pengolahan air limbah ialah untuk mengurai
kandungan bahan pencemar di dalam air terutama senyawa organik,
padatan tersuspensi, mikroba patogen, dan senyawa organik yang
tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme yang terdapat di alam.
Pengolahan air limbah tersebut dapat dibagi menjadi 5 (lima) tahap:
1. Pengolahan Awal (Pretreatment)
Tahap pengolahan ini melibatkan proses fisik yang
bertujuan untuk menghilangkan padatan tersuspensi dan minyak
dalam aliran air limbah. Beberapa proses pengolahan yang
berlangsung pada tahap ini ialah screen and grit removal,
equalization and storage, serta oil separation.
2. Pengolahan Tahap Pertama (Primary Treatment)
Pada dasarnya, pengolahan tahap pertama ini masih
memiliki tujuan yang sama dengan pengolahan awal. Letak
perbedaannya ialah pada proses yang berlangsung. Proses yang
terjadi pada pengolahan tahap pertama ialah neutralization,
chemical addition and coagulation, flotation,sedimentation, dan
filtration.
3. Pengolahan Tahap Kedua (Secondary Treatment)
Pengolahan tahap kedua dirancang untuk menghilangkan
zat-zat terlarut dari air limbah yang tidak dapat dihilangkan
dengan proses fisik biasa. Peralatan pengolahan yang umum
digunakan pada pengolahan tahap ini ialah activated sludge,
anaerobic lagoon, tricking filter, aerated lagoon,stabilization
basin, rotating biological contactor, serta anaerobic contactor
and filter.
4. Pengolahan Tahap Ketiga (Tertiary Treatment)
Proses-proses yang terlibat dalam pengolahan air limbah
tahap ketiga ialah coagulation and sedimentation, filtration,
carbon adsorption, ion exchange, membrane separation, serta
thickening gravity or flotation.
5. Pengolahan Lumpur (Sludge Treatment)
Lumpur yang terbentuk sebagai hasil keempat tahap
pengolahan sebelumnya kemudian diolah kembali melalui
proses digestion or wet combustion, pressure filtration, vacuum
filtration,centrifugation, lagooning or drying bed, incineration,
atau landfill.
 Fungsi dan Manfaat IPAL
1. Mengolah Air Limbah Menjadi Air yang Lebih Bersih
Karena air limbah telah dilkakukan proses penyaringan
ketat sehingga air limbah menjadi lebih bersih dan tidak
berbahaya. Menjaga Ekosistem, Pengolahan air limbah yang
baik akan bermanfaat bagi ekosistem di air tersebut yang
tentunya tidak akan merusak ekosistem. Selain itu juga air tidak
membahayakan masyarakat yang masih menggunakan seperti
sungai dalam beraktifitas. Dapat Dimanfaatkan Kembali
Ketika air limba telah diolah dengan baik sehingga air
menjadi bersih kembali maka suatu industri dapat
memanfaatkan kembali air tersebut untuk proses industri. Hal ini
juga menjadi nilai lebih karena dapat mengurangi biaya dalam
kebutuhan pembelian air bersih.
2. Mengolah air limbah agar dapat digunakan kembali sesuai
dengan kebutuhan masing-masing
3. Membuat aliran air menuju sungai menjadi bersih dan layak
digunakan
4. Efektif menjaga tumbuhan yang ada didalam tanah dan air
terbebas dari kematian akibat racun
 Unit instalasi pengolahan limbah cair yang dikembangkan
laboratorium BBTKLPP Jakarta terdiri dari unit :
1. Unit sedimentasi
2. Unit biofilter karbon yang terdiri ari filter karbon dengan ukuran
6 x 13 mm dan batu koral ukuran 2 x 3 cm.
3. Unit aerasi pada unit ini menggunakan bakteri ?MICROPLUS?
merupakan bakteri aerob yang terdiri dari Nitrobacter sp,
Aerobacter sp, Bacillus sp, Lactobacillus, Shacaromyces c.
4. Unit desinfection pada unit menggunakan ozon generator
sebagai desinfektan.
5. Unit uji hayati pada unit menggunakan aerator dan aquarium
dengan ikan sebagai indikator.
6. Unit penampung lumpur pada unit menggunakan filter pasir dan
koral.
7. Unit bangunan pelindung mesin.
Peralatan penunjang yang terdiri dari : mesin?mesin Blower,
Pompa semizet, filter tabung fiber karbon dan resin, microfilter 1
micro yang 10 in dan 20 in, pompa samersible, timer digital.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Salah satu masalah besar yang terjadi di Indonesia diantaranya adalah
masalah kesehatan. Kualitas kesehatan masyarakat Indonesia masih
tergolong sangat rendah. Hal ini disebabkan selain faktor dari fasilitas
kesehatan yang kurang memadai juga faktor dari partisipasi atau kesadaran
masyarakat tentang pola hidup sehat. Salah satu cara agar kita dapat
menjalani pola hidup sehat yaitu dengan cara menjaga kebersihan dengan
tidak membuang sampah sembarangan. Membuang sampah sembarangan
akan mengundang bakteri dan penyakit yang akan menyebar ke tubuh
manusia. Kebersihan lingkungan merupakan suatu hal yang sangat penting
bagi kelangsungan hidup manusia. Karena lingkungan merupakan faktor
yang berpengaruh sangat besar bagi hidup manusia. Lingkungan dapat
mempengaruhi pola pikir manusia, perilaku serta gaya hidup manusia.
Apabila keadaan lingkungan sangat baik tentu akan baik pula kepada
penghuninya. Limbah industri adalah semua jenis bahan sisa atau buangan
yang berasal dari hasil proses industri. Limbah industri dapat menjadi
pencemar air sungai yang sangat berbahaya bagi lingkungan hidup
khususnya untuk perairan. Parameter limbah Tissu yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Chemchal Oxsygen Demind (COD).

3.2 Saran
1. Perlu adanya pemantauan secara rutin terhadap parameter Chemichal
Oxsygen Demind (COD) pada air limbah, agar dapat secara dini
diketahui perubahan efektivitas IPAL dalam menurunkan kadar bahan
pencemar pada air limbah yang terolah.
2. Perlu adanya pemeliharaan instalasi IPAL secara rutin agar proses
pengolahan air limbah dapat berjalan dengan lancar dan dapat
mengurangi kandungan bahan pencemar dalam air limbah secara
efisien.
3. Untuk penelitian selanjutnya hendaknya dilakukan pengendalian debit
air limbah dari departemen produksi agar kiriman air limbah dari
departemen produksi ke departemen IPAL tidak terlalu besar dan
lebih stabil. Penelitian selanjutnya juga dapat dilakukan dengan
melihat dampak pengaruh yang terjadi terhadap departemen produksi
jika dilakukan pengendalian debit air limbah ke pembuangan IPAL.
DAFTAR PUSTAKA

https://bbtklppjakarta.org/category/profil/
https://bbtklppjakarta.org/ipal-bbtklpp-jakarta/
LAMPIRAN

Foto Dokumentasi Kunjungan Di BBTKLPP

1. Rumah Mesin 2. Proses Biologi

3. Baksedimentasi 4. Proses Kimia/Tangki Kimia


5. Blowmeter / Blower 6. Tangki PAC/Clorin

Anda mungkin juga menyukai