Anda di halaman 1dari 3

Nama: Ni Komang Ayu Dinda Febrina Putri

Fakultas: Ekonomi dan Bisnis


Program Studi: Akuntansi
Nama/No Group: Suling/28
No Absen: 25
PERAN BNN DALAM PENCEGAHAN DAN PENYULUHAN NARKOBA DI LINGKUGAN
PENDIDIKAN
Pendahuluan
Saat ini bahaya dan dampak narkoba atau narkotika dan obat-obatan pada kehidupan dan kesehatan
pecandu dan keluarganya semakin meresahkan. Bagai dua sisi mata uang narkoba menjadi zat yang
bisa memberikan manfaat dan juga merusak kesehatan. Seperti yang sudah diketahui, ada beberapa
jenis obat-obatan yang termasuk ke dalam jenis narkoba yang digunakan untuk proses penyembuhan
karena efeknya yang bisa menenangkan. Namun jika dipakai dalam dosis yang berlebih, bisa
menyebabkan kecanduan. Penyalahgunaan ini mulanya karena si pemakai merasakan efek yang
menyenangkan.
Dari sinilah muncul keinginan untuk terus menggunakan agar bisa mendapatkan ketenangan yang
bersifat halusinasi. Meski dampak narkoba sudah diketahui oleh banyak orang, tetap saja tidak
mengurangi jumlah pemakainya termasuk dilingkungan Pendidikan. Bahaya narkoba hingga menjadi
kecanduan tersebut memang bisa disembuhkan, namun akan lebih baik jika berhenti menggunakannya
sesegera mungkin atau tidak memakai sama sekali.

Tinjauan Literatur
Secara etimologis narkoba atau narkotika berasal dari bahasa Inggris narcoseatau narcosisyang berarti
menidurkan dan pembiusan.Narkotika berasal dari bahasa Yunani yaitu narkeatau narkamyang berarti
terbius sehingga tidak merasakan apa-apa. 1 Sylvianamendefinisikan narkotika secara umum sebagai
zatzat (obat) yang dapat mengakibatkan ketidaksadaran atau pembiusan dikarenakan zat-zat tersebut
bekerja mempengaruhi susunan syaraf otak. Efek narkotika disamping membius dan menurunkan
kesadaran, adalah mengakibatkan daya khayal/halusinasi (ganja), sertamenimbulkan daya rangsang
atau stimulan (cocaine). Narkotika tersebut dapat menimbulkan ketergantungan (dependence)
Badan Narkotika Nasional (disingkat BNN) adalah sebuah Lembaga Pemerintah Non Kementerian
(LPNK) Indonesia yang mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pencegahan,
pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika, psikotropika, prekursor dan bahan
adiktif lainnya kecuali bahan adiktif untuk tembakau dan alkohol. BNN dipimpin oleh seorang kepala
yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden.
Dasar hukum BNN adalah Undang-Undang Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika. Sebelumnya,
BNN merupakan lembaga nonstruktural yang dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 17
Tahun 2002, yang kemudian diganti dengan Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2007. Dalam artikel
ini saya membahas tentang Peran BNN dalam pencegahan dan penyuluhan narkoba di lingkungan
pendidikan
Analisis
Dalam dunia Pendidikan, Para pelajar adalah generasi harapan bangsa. Mereka diharapkan tekun
belajar dan menjalankan pola hidup sehat, agar tumbuh dan berkembang menjadi generasi yang
berilmu, cerdas, kuat, dan berdaya saing tinggi, untuk menjalani berbagai profesi, menyambut estapet
kepemimpinan, dan menyongsong masa depan yang gemillang dalam berbagai bidang kehidupan.
Untuk memenuhi harapan tersebut, para orang tua, di desa dan di kota, yang kaya dan yang miskin, rela
mengorbankan harta benda demi mendukung pendidikan mereka; para pendidik bekerja keras dengan
penuh dedikasi untuk membangun karakter mereka dan membekali mereka dengan ilmu pengetahuan
dan ketrampilan; dan pemerintah terus membuat kebijakan-kebijakan pembangunan bidang pendidikan
dan mengembangkan program-program pendidikan yang relevan dan bermutu, untuk menghantarkan
para pelajar menjadi sumber daya manusia yang berkualitas. Megiringi para orang tua, guru-guru dan
pemerintah, tokoh agama dan tokoh masyarakat terus aktif memberikan pertimbangan- pertimbangan,
pengawasan, dan dukungan terhadap berbagai kebijakan atau program pendidikan.
Tetapi kenyataan tidak selalu sejalan dengan keinginan. Banyak pelajar yang malas belajar dan terlibat
dalam berbagai kasus penyalahgunaan Narkoba, baik sebagai pengguna maupun pengedar. Banyak
diantara mereka yang tidak hanya mengorbankan pendidikan, tetapi juga harus merelakan masa depan
mereka ditelan zaman, karena menjadi pecandu acute yang mengalami kerusakan fisik, mental, dan
kejiwaan yang sulit disembuhkan.
Bahan Adiktif berbahaya lainnya adalah bahan-bahan alamiah, semi sintetis maupun sintetis yang dapat
dipakai sebagai pengganti morfin atau kokain yang dapat mengganggu sistim syaraf pusat. Bahan-
bahan dimaksud antara lain adalah sebagai berikut:
1. Alkohol yang mengandung ethyl etanol, inhalen/sniffing (bahan pelarut) berupa zat organik
(karbon) yang menghasilkan efek yang sama dengan yang dihasilkan oleh minuman yang
beralkohol atau obat anaestetik jika aromanya dihisap, seperti lem perekat, aceton, dan ether.
2. Heroin adalah derivatif 3.6-diasetil dari morfin (diasetilmorfin) dan disintesiskan darinya
melalui asetilasi yang dapat menyebabkan kecanduan. Bentuk kristal putihnya umumnya adalah
garam hidroklorida, diamorfin hidroklorida.
3. Ganja (Cannabis sativa syn. Cannabis indica) adalah tumbuhan budidaya penghasil serat,
namun lebih dikenal karena kandungan zat narkotika pada bijinya, tetrahidrokanabinol (THC, tetra-
hydro-cannabinol) yang dapat membuat pemakainya mengalami euforia (rasa senang yang
berkepanjangan tanpa sebab).
Badan Narkotika Nasional (BNN) memiliki peran sentral dalam upaya pencegahan dan penyuluhan
terhadap narkotika di Indonesia. Dalam kerangka hukum, BNN diamanatkan untuk memimpin dan
mengkoordinasikan kegiatan penanggulangan penyalahgunaan dan peredaran narkotika (Undang
Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009) Selain itu, BNN juga bertugas menyusun
kebijakan dan strategi nasional terkait pencegahan dan penanggulangan narkotika
Dalam konteks pendidikan, peran BNN menjadi semakin penting. Pendidikan merupakan salah satu
sektor kunci untuk melakukan intervensi dini terhadap penyalahgunaan narkotika, terutama di kalangan
generasi muda (UNODC, 2015) yaitu pelajar. Program-program pencegahan dan penyuluhan yang
diselenggarakan oleh BNN di lingkungan pendidikan berperan dalam membentuk pengetahuan, sikap,
dan perilaku yang sehat terkait narkotika (Subagio, 2018)
Upaya pencegahan narkotika di lingkungan pendidikan yang melibatkan BNN telah memberikan
dampak positif Studi oleh Pratiwi et al(2020) menemukan bahwa program penyuluhan narkotika yang
dilaksanakan oleh BNN di sekolah-sekolah mampu meningkatkan pengetahuan pelajar tentang bahaya
narkotika dan mendorong mereka untuk mengambil sikap anti-narkotika.
Kesimpulan: Peredaran dan penggunaan Narkoba bisa disebabkan oleh tindakan iseng tanpa tujuan,
tetapi bisa juga dipicu oleh tujuan-tujuan ekonomi dan atau tujuan-tujuan ideologis. Tetapi apapun
yang melarbelakanginya, penyalahgunaan Narkoba berdampak sangat destruktif terhadap kehidupan
dan masa depan para pelajar. Sebagai lembaga pendidikan yang mendapat kepercayaan dari orang tua
dan pemerintah, pihak sekolah tidak boleh berpangku tangan atau menjadi penonton dalam berbagai
upaya memberantas penyalahgunaan Narkoba. Pihak sekolah dituntut untuk terus berperan aktif dengan
mengambil inisiatif dan mengembangkan langkah-langkah edukatif, konsultatif, dan kooperatif untuk
membentengi para pelajar dari pengaruh para pengedar dan pengguna Narkoba.

Anda mungkin juga menyukai