PERTEMUAN : PERTAMA
Pendahuluan
Ancaman yang dihadapi oleh negara dalam aspek serangan udara musuh,
dapat menimbulkan akibat kerusakan yang besar dan dapat melumpuhkan kekuatan
perang. Satuan Yonarhanud dalam sistem pertahanan udara harus mampu
melindungi secara tepat dan berhasil terhadap setiap bentuk ancaman serangan
udara tersebut. Pelibatan Yonarhanud dalam operasi pertahanan udara bersama-
sama dengan unsur pertahanan udara lainnya, secara strategis harus memberikan
kemampuan daya tangkal (detterent effect) pertahanan udara dan harus dapat
menjamin serta memelihara keunggulan udara secara terus-menerusa. Satuan-
satuan Arhanud memiliki beberapa jenis Alut Sista yang digunakan untuk
mendukung tugas pokoknya dan mempunyai fungsi maupun karakteristik masing-
masing.
Dalam rangka mengantisipasi adanya serangan darat dan udara musuh yang
semakin canggih maka diperlukan sistim senjata meriam yang memiliki tingkat
kecepatan dan ketepatan yang sangat tinggi dan akurat. Meriam 40 mm/L-70
“BOFORS” yang terpasang pada trailer beroda empat termasuk salah satu jenis
meriam Artileri Pertahanan Udara jarak dekat bekerja secara otomatis. Peralatan-
peralatan meriam seperti laras, peralatan mekanik, peralatan isi, peralatan elevasi
serta peralatan-peralatan lainnya telah disusun sedemikian rupa sehingga
memungkinkan bagi meriam ini untuk memberikan tembakan rentetan berkecepatan
tinggi.
Pembahasan
Meriam 40mm L-70 adalah meriam anti pesawat terkenal buatan dari
Swedia tahun 1960. Meriam ini biasa disebut sebagai Bofors gun. Meriam 40
mm L-70 ini adalah salah satu alutsista yang masih aktif digunakan di
Indonesia, terutama masih digunakan sebagai kekuatan dalam satuan
Arhanud TNI-AD. Dilihat dari efek gempurnya, Bofors 40 mm L-70 mampu
menghantam sasaran secara efektif di udara hingga jarak 3.000 meter,
sedangkan jarak tembak maksimum secara teori mencapai 12.500 meter.
Dalam satu menit, awak meriam yang terlatih dapat memuntahkan 240
peluru. Untuk kecepatan luncur proyektilnya mencapai 1.021 meter per detik.
Dalam operasionalnya, Bofors 40 mm L-70 diawaki oleh 6 personel, dimana 2
orang bertindak sebagai juru tembak dan 4 orang lainnya bertindak sebagai
loader (pengisi) peluru.
1. Balistik.
3. Konstruksi.
a. Kaliber : 40 mm.
e. Titik berat diukur dari penyerat pada ampu (ke depan) : 39,5 mm.
4. Pelayanan.
a. Elevasi.
b. Arah Samping/Azimuth.
1) Tak terbatas.
d. Kecepatan Maksimum.
5. Peralatan Listrik.
a. Type Peralatan.
b. Tenaga Listrik.
c. Synchro.
1) Kasar : 1 : 1.
2) Halus : 1 : 6.
1) Bagian Besar.
a) Kelompok elevasi.
b) Peralatan ampu.
c) Peralatan kendali.
d) Peralatan hidrolis.
7
2) Bagian Kecil.
a) Kelompok elevasi.
b) Peralatan Ampu.
c) Peralatan kendali.
d) Peralatan hidrolis.
Ginanjar Saputra
Letda Arh No Pasis 014
11