Anda di halaman 1dari 11

1

PUSAT PENDIDIKAN ARHANUD


SATUAN PENDIDIKAN PERWIRA

DIKCABPA ARHANUD ABIT DIKTUKPA TA 2023

NAMA : GINANJAR SAPUTRA


NOSIS : 014
MATA KULIAH : PERALATAN ALUTSISTA ARHANUD

MATERI : PAL MERIAM 40 MM /L-70

PERTEMUAN : PERTAMA

NAMA GUMIL : LETTU ARH EDI SUTANTO

Batu, 21 Agustus 2023


2

Pendahuluan

Ancaman yang dihadapi oleh negara dalam aspek serangan udara musuh,
dapat menimbulkan akibat kerusakan yang besar dan dapat melumpuhkan kekuatan
perang. Satuan Yonarhanud dalam sistem pertahanan udara harus mampu
melindungi secara tepat dan berhasil terhadap setiap bentuk ancaman serangan
udara tersebut. Pelibatan Yonarhanud dalam operasi pertahanan udara bersama-
sama dengan unsur pertahanan udara lainnya, secara strategis harus memberikan
kemampuan daya tangkal (detterent effect) pertahanan udara dan harus dapat
menjamin serta memelihara keunggulan udara secara terus-menerusa. Satuan-
satuan Arhanud memiliki beberapa jenis Alut Sista yang digunakan untuk
mendukung tugas pokoknya dan mempunyai fungsi maupun karakteristik masing-
masing.

Dalam rangka mengantisipasi adanya serangan darat dan udara musuh yang
semakin canggih maka diperlukan sistim senjata meriam yang memiliki tingkat
kecepatan dan ketepatan yang sangat tinggi dan akurat. Meriam 40 mm/L-70
“BOFORS” yang terpasang pada trailer beroda empat termasuk salah satu jenis
meriam Artileri Pertahanan Udara jarak dekat bekerja secara otomatis. Peralatan-
peralatan meriam seperti laras, peralatan mekanik, peralatan isi, peralatan elevasi
serta peralatan-peralatan lainnya telah disusun sedemikian rupa sehingga
memungkinkan bagi meriam ini untuk memberikan tembakan rentetan berkecepatan
tinggi.

Pembahasan

Arhanud adalah merupakan salah satu kecabangan TNI Angkatan


Darat, yang memiliki tugas pokok untuk menyelenggarakan pertahanan udara
aktif dalam rangka menangkal segala macam serangan udara musuh baik
berupa pesawat terbang ataupun serangan peluru balistik musuh, berbagai
macam alutsista yang dimiliki oleh kecabangan Arhanud angkatan darat
diantaranya Meriam 40 mm/L-70.
3

Meriam 40mm L-70 adalah meriam anti pesawat terkenal buatan dari
Swedia tahun 1960. Meriam ini biasa disebut sebagai Bofors gun. Meriam 40
mm L-70 ini adalah salah satu alutsista yang masih aktif digunakan di
Indonesia, terutama masih digunakan sebagai kekuatan dalam satuan
Arhanud TNI-AD. Dilihat dari efek gempurnya, Bofors 40 mm L-70 mampu
menghantam sasaran secara efektif di udara hingga jarak 3.000 meter,
sedangkan jarak tembak maksimum secara teori mencapai 12.500 meter.
Dalam satu menit, awak meriam yang terlatih dapat memuntahkan 240
peluru. Untuk kecepatan luncur proyektilnya mencapai 1.021 meter per detik.
Dalam operasionalnya, Bofors 40 mm L-70 diawaki oleh 6 personel, dimana 2
orang bertindak sebagai juru tembak dan 4 orang lainnya bertindak sebagai
loader (pengisi) peluru.

Ketentuan Teknik Meriam 40 mm L-70.

1. Balistik.

a. Cepat awal : 1000 m/dt.

b. Jarak datar maksimum : 12.600 m.

c. Jarak efektif : 2000 - 4000 m.

d. Tekanan maksimum dalam laras : 3250 kg/cm2.

e. Berat peluru : 2,4 kg.

f. Berat proyektil : 0,96 kg.

g. Berat isian dorong : 0,43 kg.

h. Berat isian peledak : 0,115 kg.

i. Berat satu perangkai (4 peluru + 1 perangkai) : 10,2 kg.

j. Waktu kerja perusak sendiri (self destroyer) : 8 detik.

2. Berat bagian-bagian Meriam.

a. Laras dan pegas dorong : 157,6 kg.


4

b. Pegas dorong : 26,6 kg.

c. Corong peredam api : 5,4 kg.

d. Blok belakang dengan Peralatan tutup : 67 kg.

e. Bagian yang bergerak mundur : 235 kg.

f. Ampu atas tanpa mekanik elevasi : 1250 kg.

g. Ampu bawah termasuk roda : 2890 kg.

h. Roda depan : 590 kg.

i. Roda belakang : 460 kg.

j. Berat sikap angkut : 4700 kg.

k. Berat sikap tempur : 3850 kg.

l. Berat mekanik elevasi : 560 kg.

3. Konstruksi.

a. Kaliber : 40 mm.

b. Jumlah aluran/galangan : 16 buah.

c. Panjang laras : 2800 mm.

d. Panjang bagian beralur : 2423,8 mm.

e. Titik berat diukur dari penyerat pada ampu (ke depan) : 39,5 mm.

f. Kecepatan tembak : 240 peluru/mnt.

g. Jejak roda : 1700 mm.

4. Pelayanan.

a. Elevasi.

1) Pelayanan tanpa listrik : -5o s.d. 90o.

2) Pelayanan dengan listrik.


5

(a) Dengan tongkat kemudi (Joystick) : -5o s.d. 90o.

(b) Dengan kendali jauh (P3SF/Fire Director) : 0o s.d.


80o.

3) Satu putaran engkol elevasi : 8o.

b. Arah Samping/Azimuth.

1) Tak terbatas.

2) Satu putaran engkol arah samping : 10o.

c. Pembatas Tembakan (hanya untuk kendali listrik).

1) Arah bawah, atas/elevasi : -5o s.d. 50o.

2) Arah samping/Azimuth : tak terbatas.

d. Kecepatan Maksimum.

1) Arah bawah, atas/elevasi : 45o/det.

2) Arah samping/Azimuth : 85o/det.

5. Peralatan Listrik.

a. Type Peralatan.

1) Motor penggerak elevasi : OD – 016.

2) Motor penggerak arah samping : OB - 042. 5

3) Synchro : Nifegon 23CT 4a.

4) Pilot valve elevasi : No 94.

5) Motor penggerak ASEA MBB 12 B : 2900 Rpm.

6) Tekanan minyak sistem hidrolis : 1400 kg/cm2.

b. Tenaga Listrik.

1) Tegangan sumber tenaga (PTL) : 3 x 220 V 50 HZ.


6

2) Tenaga minimum (selama tracking : 4,5 KW.

3) Tenaga maksimum (selama slewing) : 12 KW.

4) Tenaga yang masuk ke P3SF : 120 V 400 HZ 8 W.

c. Synchro.

1) Kasar : 1 : 1.

2) Halus : 1 : 6.

3) Tekanan gerak mundur : 2700 kg.

4) Panjang gerak mundur : 190 s.d. 250 mm.

5) Tebal perisai : 5 mm.

6) Isi rak munisi : 48 btr plr.

7) Isi peralatan otomatis : 4 rangkum.

8) Tinggi mulut laras horizontal pada sikap angkut : 1585 mm.

9) Tinggi mulut laras horizontal pada sikap tempur : 1335 mm.

10) Tinggi meriam pada sikap angkut : 2350 mm.

11) Panjang meriam pada sikap angkut : 6066 mm.

12) Panjang meriam pada sikap tempur : 5933 mm.

2. Nama bagian, Fungsi dan Prinsip kerja Meriam 40 mm L-70.

a. Nama bagian Meriam 40 mm L-70

1) Bagian Besar.

a) Kelompok elevasi.

b) Peralatan ampu.

c) Peralatan kendali.

d) Peralatan hidrolis.
7

2) Bagian Kecil.

a) Kelompok elevasi.

b) Peralatan Ampu.

c) Peralatan kendali.

d) Peralatan hidrolis.

b. Fungsi bagian Meriam 40 mm L-70

1) Fungsi. Fungsi Ampu bawah untuk tempat bersandar Ampu atas


dan tempat peralatan listrik maupun Hidrolik.

2) Fungsi. Fungsi peralatan hidrolis untuk menyediakan minyak


dengan tekanan tertentu yang diperlukan bagian-bagian/peralatan
yang bekerja secara hidrolis.

3) Fungsi. Fungsi Ampu atas untuk menopang kanon dan tempat


peralatan Kendali.

4) Fungsi kanon untuk memberikan percepatan, arah dan rotasi


pada proyektil serta mengatur penempatan peluru berikutnya pada
saat terjadi penembakan (melakukan gerak mundur dan maju pada
waktu penembakan).

5) Fungsi Laras adalah :

a) Untuk memberikan arah pada proyektil.

b) Untuk memberikan rotasi pada proyektil agar stabil.

c) Untuk memberikan percepatan pada proyektil.

6) Fungsi Peralatan otomatis adalah peralatan yang berada di


bagian belakang buaian, terdiri dari beberapa kelompok peralatan yang
secara sebagian ataupun bersama-sama mengatur peluru-peluru
dalam posisi tertentu sebelum, selama dan setelah penembakan.
8

7) Fungsi Peralatan isi pada pokoknya adalah untuk menempatkan


peluru pada posisi-posisi tertentu pada saat sebelum, selama dan
sesudah berlang-sungnya penembakan.

8) Fungsi Peralatan tembak pada umumnya berfungsi untuk


mengatur penembakan pada saat dan cara yang tepat dalam
hubungannya dengan peralatan-peralatan yang lain.

9) Fungsi Silinder Rem adalah energi gerak mundur sebagai akibat


terjadinya tembakan sebagian ditampung oleh pegas dorong dan oleh
gerakan-gerakan peralatan otomatis dan peralatan isi sedangkan
sebagian lagi ditampung oleh silinder rem. Silinder rem menggunakan
sistem hidrolis dan pegas dorong mengembalikan kanon apabila gerak
mundur telah berakhir. Gerak maju ini diatur kecepatannya oleh rem
gerak mundur sedemikian rupa sehingga sewaktu dilakukan
penembakan otomatis pada saat terjadinya tembakan, kanon berada di
dekat kedudukan terdepan. Rem gerak maju yang dimaksud tersusun
di dalam rem gerak mundur dan memiliki beberapa bagian bersama.

10) Fungsi Indikator gerak mundur untuk menunjukkan besar gerak


mundur kanon yang dicapai setelah setiap penembakan.

c. Prinsip kerja bagian Meriam 40 mmL-70, Di persoalan ini kami akan


menjelaskan salah satu prinsip kerja yang harus kita ketahui, yaitu prinsip kerja
pada bagian pal penutup, karena pada bagian ini dapat mempengaruhi kerja
meriam dari mulai pengisian hingga penembakan. Ada dua cara untuk
membuka pal penutup ini, yaitu dengan cara manual dan otomatis dan kami
juga akan menjelaskan korelasi dari proses tersebut.

1) Prinsip kerja membukanya pal penutup secara manual, yaitu :

a) Engkol tegang diputar 2 kali kekiri sehingga tangkai


penegang menarik bubungan pegas tutup, pegas tutup tegang.
Tertegangnya pegas tutup memutarkan poros hantar dan
lengan hantar kiri kanan berputar.
9

b) Bubungan hantar kiri menekan lengan bengkok jungkit


tegang sehingga lengan depan jungkit tegang menekan pundak
pena pukul sehingga pena pukul masuk kedalam baji tutup dan
pegas nya ikut tertegang.
c) Bubungan hantar kanan menekan baji tutup ke bawah
sehingga dataran sentuh baji menyentuh bubungan embunan
pelempar kelongsong dan pelempar kelongsong bergerak ke
belakang.
d ) Pada saat baji tutup tetap tertahan di bawah bubungan
kait baji tutup terkait pada kait pelempar kelongsong. Sehingga
dengan demikian Meriam dinyatakan tertegang.

2) Prinsip kerja membukanya pal penutup secara otomatis, yaitu :

a) Rol tegang menggeleser pada geleser tegang sehingga


poros hantar berputar.

b) Berputarnya poros hantar menyebabkan lengan hantar


kiri kanan ikut berputar ke bawah dan pegas tutup tertegang.

c) Bubungan hantar kiri menekan lengan bengkok jungkit


tegang sehingga lengan depannya menekan pundak pena pukul
dan pena pukul masuk ke dalam baji pegasnya tertegang.

d) Pena pukul tertahan di dalam karena kerja dari baut


Grendel.

e) Bubungan hantar kanan menekan baji tutup ke bawah


sedangkan bubungan hantar kiri tetap menekan lengan bengkok
jungkit tegang.

f) Pada saat baji tutup bergerak ke bawah, dataran sentuh


baji menyentuh bubungan embunan pelempar kelongsong.
10

Sehingga pelempar kelongsong bergerak ke belakang sambil


melempar kelongsong ke luar dari kamar.
g) Pada saat baji tutup mencapai kedudukan paling bawah,
bubungan kaitnya terkait oleh bubungan kait pelempar
kelongsong sehingga baji tutup tetap tertahan di bawah.
h) Dengan demikian meriam dinyatakan tegang.

3) Dalam pelaksanaan penembakan, proses masuknya munisi ke


dalam kamar sangat dipengaruhi oleh kinerja dari peralatan tutup. Hal
ini dapat ditandai dengan membukanya pal tutup secara manual yaitu
dengan proses penegangan. Setelah pal tutup membuka dan munisi
masuk kamar, munisi siap untuk ditembakkan. Setelah terjadinya
penembakan berlangsung membukanya pal tutup secara otomatis,
berlanjut hingga munisi berikutnya sampai munisi dihentikan tembak.
Proses diatas merupakan korelasi yang terjadi dari membukanya pal
tutup secara manual dan membukanya pal tutup secara otomatis.

Batu, 21 Agustus 2023


Pasis Dikcabpa,

Ginanjar Saputra
Letda Arh No Pasis 014
11

Anda mungkin juga menyukai