Anda di halaman 1dari 10

SATUAN PENDIDIKAN PERWIRA

PENDIDIKAN KECABANGAN PERWIRA

TUGAS TERSTRUKTUR
PERALATANMERIAM 40 MM L-70

NAMA : NATALINO CRISTIAN FERNANDES


NOMOR : 021-A
MATA KULIAH : PERALATAN ALUTSISTA ARHANUD
MATERI : PENGETAHUAN MERIAM 40 MM/L-70
NAMA GUMIL : LETTU ARH ADI SUTANTO

Batu, Agustus 2023


BAB 1
PENDAHULUAN

Satuan-satuan Arhanud memiliki beberapa jenis Alut Sista yang digunakan


untuk mendukung tugas pokoknya dan mempunyai fungsi maupun karakteristik
masing-masing

Meriam 40 mm/L-70 “BOFORS” yang terpasang pada trailer beroda empat


termasuk salah satu jenis meriam Artileri Pertahanan Udara jarak dekat bekerja
secara otomatis. Peralatan-peralatan meriam seperti laras, peralatan mekanik,
peralatan isi, peralatan elevasi serta peralatan-peralatan lainnya telah disusun
sedemikian rupa sehingga memungkinkan bagi meriam ini untuk memberikan
tembakan rentetan berkecepatan tinggi

Guna mendukung kelancaran proses belajar mengajar, maka diperlukan


adanya bahan ajaran mengenai Pal Meriam 40 mm/L-70 sebagai pedoman bagi
Pendidikan Perwira Kecabangan Arhanud TNI AD dalam pengoperasian di
Satuan

BAB 2
PEMBAHASAN

a. Penugasan I.

- Untuk memelihara kemampuan Perwira Siswa uraikan tentang korelasi


prinsip kerja laras pada saat terjadi tembakan serta prinsip kerja pada bagian
Silinder rem pada saat gerak mundur dan pada saat gerak maju pada Meriam 40
mm L-70.

Jawaban :

Arhanud adalah merupakan salah satu kecabangan TNI Angkatan Darat,


yang memiliki tugas pokok untuk menyelenggarakan pertahanan udara aktif
dalam rangka menangkal segala macam serangan udara musuh baik berupa
pesawat terbang ataupun serangan peluru balistik musuh, berbagai macam
alutsista yang dimiliki oleh kecabangan Arhanud angkatan darat diantaranya
Meriam 40 mm/L-70.

Meriam 40mm L-70 adalah meriam anti pesawat terkenal buatan dari
Swedia tahun 1960. Meriam ini biasa disebut sebagai Bofors gun. Meriam 40
mm L-70 ini adalah salah satu alutsista yang masih aktif digunakan di Indonesia,
terutama masih digunakan sebagai kekuatan dalam satuan Arhanud TNI-AD.
Dilihat dari efek gempurnya, Bofors 40 mm L-70 mampu menghantam sasaran
secara efektif di udara hingga jarak 3.000 meter, sedangkan jarak tembak
2

maksimum secara teori mencapai 12.500 meter. Dalam satu menit, awak
meriam yang terlatih dapat memuntahkan 240 peluru. Untuk kecepatan luncur
proyektilnya mencapai 1.021 meter per detik. Dalam operasionalnya, Bofors 40
mm L-70 diawaki oleh 6 personel, dimana 2 orang bertindak sebagai juru tembak
dan 4 orang lainnya bertindak sebagai loader (pengisi) peluru.

Ketentuan Teknik Meriam 40 mm L-70.

1. Balistik.
a. Cepat awal : 1000 m/dt.
b. Jarak datar maksimum : 12.600 m.
c. Jarak efektif : 2000 - 4000 m.
d. Tekanan maksimum dalam laras : 3250 kg/cm2.
e. Berat peluru : 2,4 kg.
f. Berat proyektil : 0,96 kg.
g. Berat isian dorong : 0,43 kg.
h. Berat isian peledak : 0,115 kg.
i. Berat satu perangkai (4 peluru + 1 perangkai) : 10,2 kg.
j. Waktu kerja perusak sendiri (self destroyer) : 8 detik.

2. Berat bagian-bagian Meriam.

a. Laras dan pegas dorong : 157,6 kg.


b. Pegas dorong : 26,6 kg.
c. Corong peredam api : 5,4 kg.
d. Blok belakang dengan Peralatan tutup : 67 kg.
e. Bagian yang bergerak mundur : 235 kg.
f. Ampu atas tanpa mekanik elevasi : 1250 kg.
g. Ampu bawah termasuk roda : 2890 kg.
h. Roda depan : 590 kg.
i. Roda belakang : 460 kg.
j. Berat sikap angkut : 4700 kg.
k. Berat sikap tempur : 3850 kg.
l. Berat mekanik elevasi : 560 kg.
3

3. Konstruksi.

a. Kaliber : 40 mm.
b. Jumlah aluran/galangan : 16 buah.
c. Panjang laras : 2800 mm.
d. Panjang bagian beralur : 2423,8 mm.
e. Titik berat diukur dari penyerat pada ampu (ke depan) : 39,5 mm.
f. Kecepatan tembak : 240 peluru/mnt.
g. Jejak roda : 1700 mm.

4. Pelayanan.

a. Elevasi.

1) Pelayanan tanpa listrik : -5o s.d. 90o.


2) Pelayanan dengan listrik.
(a) Dengan tongkat kemudi (Joystick) : -5o s.d. 90o.
(b) Dengan kendali jauh (P3SF/Fire Director) : 0o s.d.
80o.
3) Satu putaran engkol elevasi : 8o.

b. Arah Samping/Azimuth.

1) Tak terbatas.
2) Satu putaran engkol arah samping : 10o.

c. Pembatas Tembakan (hanya untuk kendali listrik).

1) Arah bawah, atas/elevasi : -5o s.d. 50o.


2) Arah samping/Azimuth : tak terbatas.
4

d. Kecepatan Maksimum.

1) Arah bawah, atas/elevasi : 45o/det.


2) Arah samping/Azimuth : 85o/det.
5. Peralatan Listrik.

a. Type Peralatan.

1) Motor penggerak elevasi : OD – 016.


2) Motor penggerak arah samping : OB - 042. 5
3) Synchro : Nifegon 23CT 4a.
4) Pilot valve elevasi : No 94.
5) Motor penggerak ASEA MBB 12 B : 2900 Rpm.
6) Tekanan minyak sistem hidrolis : 1400 kg/cm2.

b. Tenaga Listrik.

1) Tegangan sumber tenaga (PTL) : 3 x 220 V 50 HZ.


2) Tenaga minimum (selama tracking : 4,5 KW.
3) Tenaga maksimum (selama slewing) : 12 KW.
4) Tenaga yang masuk ke P3SF : 120 V 400 HZ 8 W.
c. Synchro.

1) Kasar : 1 : 1.
2) Halus : 1 : 6.
3) Tekanan gerak mundur : 2700 kg.
4) Panjang gerak mundur : 190 s.d. 250 mm.
5) Tebal perisai : 5 mm.
6) Isi rak munisi : 48 btr plr.
7) Isi peralatan otomatis : 4 rangkum.
8) Tinggi mulut laras horizontal pada sikap angkut : 1585 mm.
9) Tinggi mulut laras horizontal pada sikap tempur : 1335 mm.
10) Tinggi meriam pada sikap angkut : 2350 mm.
11) Panjang meriam pada sikap angkut : 6066 mm.
12) Panjang meriam pada sikap tempur : 5933 mm.
5

2. Nama bagian, Fungsi dan Prinsip kerja Meriam 40 mm L-70.

a. Nama bagian Meriam 40 mm L-70

1) Bagian Besar.

a) Kelompok elevasi.
b) Peralatan ampu.
c) Peralatan kendali.
d) Peralatan hidrolis.

2) Bagian Kecil.

a) Kelompok elevasi.
b) Peralatan Ampu.
c) Peralatan kendali.
d) Peralatan hidrolis.

b. Fungsi bagian Meriam 40 mm L-70

1) Fungsi. Fungsi Ampu bawah untuk tempat bersandar Ampu atas


dan tempat peralatan listrik maupun Hidrolik.
2) Fungsi. Fungsi peralatan hidrolis untuk menyediakan minyak
dengan tekanan tertentu yang diperlukan bagian-bagian/peralatan yang
bekerja secara hidrolis.
3) Fungsi. Fungsi Ampu atas untuk menopang kanon dan tempat
peralatan Kendali.
4) Fungsi kanon untuk memberikan percepatan, arah dan rotasi pada
proyektil serta mengatur penempatan peluru berikutnya pada saat terjadi
penembakan (melakukan gerak mundur dan maju pada waktu
penembakan).
6

5) Fungsi Laras adalah :

a) Untuk memberikan arah pada proyektil.


b) Untuk memberikan rotasi pada proyektil agar stabil.
c) Untuk memberikan percepatan pada proyektil.

6) Fungsi Peralatan otomatis adalah peralatan yang berada di bagian


belakang buaian, terdiri dari beberapa kelompok peralatan yang secara
sebagian ataupun bersama-sama mengatur peluru-peluru dalam posisi
tertentu sebelum, selama dan setelah penembakan.

7) Fungsi Peralatan isi pada pokoknya adalah untuk menempatkan


peluru pada posisi-posisi tertentu pada saat sebelum, selama dan sesudah
berlang-sungnya penembakan.

8) Fungsi Peralatan tembak pada umumnya berfungsi untuk mengatur


penembakan pada saat dan cara yang tepat dalam hubungannya dengan
peralatan-peralatan yang lain.

9) Fungsi Silinder Rem adalah energi gerak mundur sebagai akibat


terjadinya tembakan sebagian ditampung oleh pegas dorong dan oleh
gerakan-gerakan peralatan otomatis dan peralatan isi sedangkan sebagian
lagi ditampung oleh silinder rem. Silinder rem menggunakan sistem hidrolis
dan pegas dorong mengembalikan kanon apabila gerak mundur telah
berakhir. Gerak maju ini diatur kecepatannya oleh rem gerak mundur
sedemikian rupa sehingga sewaktu dilakukan penembakan otomatis pada
saat terjadinya tembakan, kanon berada di dekat kedudukan terdepan.
Rem gerak maju yang dimaksud tersusun di dalam rem gerak mundur dan
memiliki beberapa bagian bersama.
7

10) Fungsi Indikator gerak mundur untuk menunjukkan besar gerak


mundur kanon yang dicapai setelah setiap penembakan.

c. Prinsip kerja bagian Meriam 40 mmL-70, Di persoalan ini kami akan


menjelaskan salah satu prinsip kerja yang harus kita ketahui, yaitu prinsip kerja
pada bagian pal penutup, karena pada bagian ini dapat mempengaruhi kerja
meriam dari mulai pengisian hingga penembakan. Ada dua cara untuk membuka
pal penutup ini, yaitu dengan cara manual dan otomatis dan kami juga akan
menjelaskan korelasi dari proses tersebut.

1) Prinsip kerja membukanya pal penutup secara manual, yaitu :

a) Engkol tegang diputar 2 kali kekiri sehingga tangkai


penegang menarik bubungan pegas tutup, pegas tutup tegang.
Tertegangnya pegas tutup memutarkan poros hantar dan lengan
hantar kiri kanan berputar.
b) Bubungan hantar kiri menekan lengan bengkok jungkit
tegang sehingga lengan depan jungkit tegang menekan pundak
pena pukul sehingga pena pukul masuk kedalam baji tutup dan
pegas nya ikut tertegang.
c) Bubungan hantar kanan menekan baji tutup ke bawah
sehingga dataran sentuh baji menyentuh bubungan embunan
pelempar kelongsong dan pelempar kelongsong bergerak ke
belakang.
d) Pada saat baji tutup tetap tertahan di bawah bubungan kait
baji tutup terkait pada kait pelempar kelongsong. Sehingga dengan
demikian Meriam dinyatakan tertegang.

2) Prinsip kerja membukanya pal penutup secara otomatis, yaitu :

a) Rol tegang menggeleser pada geleser tegang sehingga


poros hantar berputar.
8

b) Berputarnya poros hantar menyebabkan lengan hantar kiri


kanan ikut berputar ke bawah dan pegas tutup tertegang.

c) Bubungan hantar kiri menekan lengan bengkok jungkit


tegang sehingga lengan depannya menekan pundak pena pukul
dan pena pukul masuk ke dalam baji pegasnya tertegang.

d) Pena pukul tertahan di dalam karena kerja dari baut Grendel.

e) Bubungan hantar kanan menekan baji tutup ke bawah


sedangkan bubungan hantar kiri tetap menekan lengan bengkok
jungkit tegang.

f) Pada saat baji tutup bergerak ke bawah, dataran sentuh baji


menyentuh bubungan embunan pelempar kelongsong. Sehingga
pelempar kelongsong bergerak ke belakang sambil melempar
kelongsong ke luar dari kamar.

g) Pada saat baji tutup mencapai kedudukan paling bawah,


bubungan kaitnya terkait oleh bubungan kait pelempar kelongsong
sehingga baji tutup tetap tertahan di bawah.

h) Dengan demikian meriam dinyatakan tegang.

3) Dalam pelaksanaan penembakan, proses masuknya munisi ke


dalam kamar sangat dipengaruhi oleh kinerja dari peralatan tutup. Hal ini
dapat ditandai dengan membukanya pal tutup secara manual yaitu dengan
proses penegangan. Setelah pal tutup membuka dan munisi masuk kamar,
munisi siap untuk ditembakkan. Setelah terjadinya penembakan
berlangsung membukanya pal tutup secara otomatis, berlanjut hingga
munisi berikutnya sampai munisi dihentikan tembak. Proses diatas
merupakan korelasi yang terjadi dari membukanya pal tutup secara manual
dan membukanya pal tutup secara otomatis.
9

BAB 3
PENUTUP

Kesimpulan
Meriam 40 mm/L-70 adalah salah satu senjata yang dimiliki Satuan Arhanud yang
mempunyai karakteristik dan kemampuan yang berbeda dengan meriam lainnya.
Kemampuan tersebut karena dipengaruhi oleh peralatannya itu sendiri maupun oleh
jenis munisinya,dari semua meriam banyak meriam 40 mm L70 banyak terdapat alat alat
yang sudah susah di cari dan banyak yang di kanibal,sehingga pada saat di gunakan
menembak tidak maksimal.

Saran
Dengan ada nya kemajuan teknologi yang di hadapkan dengan situasi perang seperti
Rusia dan Ukraina sehingga meriam 40 mm L 70 sudah tidaj dapat bersaing lagi dengan
kecanggihan yang ada seperti sekarang ini,mohon kira nya dapat di ganti dengan
senjata yang lebih canggih dan modern sesuai dengan perang modern sekarang

Batu, Agustus 2023


Penulis,

Natalino Cristian Fernandes


Letda Arh No Pasis 021-A

Anda mungkin juga menyukai