Anda di halaman 1dari 10

1

PUSAT PENDIDIKAN ARHANUD


SATUAN PENDIDIKAN PERWIRA

TUGAS TERSTRUKTUR
PENGETAHUAN MERIAM 40 MM/L-70

NAMA : MUHAMMAD SYAHRUL


NO : 019-a
MK : PERALATAN ALUTSISTA ARHANUD
MATERI : PENGETAHUAN MERIAM 40 MM/L-70
NAMA GUMIL : LETTU ARH ADI SUTANTO

Batu, Agustus 2023


2

PUSAT PENDIDIKAN ARHANUD


SATUAN PENDIDIKAN PERWIRA

 Persoalan.

1. Dalam rangka memelihara dan meningkatkan kemampuan Perwira Siswa, khususnya


kemampuan tentang Pal Meriam 40 mm L-70, yang merupakan upaya peningkatan
profesionalisme Prajurit,di bidang latihan guna mendukung pelaksanaan tugas.

2. Sasaran :

1) Para Perwira Siswa mampu memahami tentang ketentuan teknik Pal Meriam 40
mm/L-70.
2) Para Perwira Siswa mampu menjelaskan tentang nama bagian Pal Meriam 40
mm/L-70.
3) Para Perwira Siswa mampu menjelaskan fungsi bagian Pal Meriam 40 mm/L-70.
4) Para Perwira Siswa mampu menjelaskan prinsip kerja bagian Pal Meriam 40
mm/L-70.

3. Materi :

a. Ketentuan Teknik Meriam 40 mm L-70.

1) Balistik.
2) Berat bagian-bagian meriam.
3) Konstruksi
4) Pelayanan
5) Pelayanan listrik
b. Nama bagian, Fungsi dan Prinsip kerja Meriam 40 mm L-70.

1) Nama bagian Meriam 40 mm L-70


2) Fungsi bagian Meriam 40 mm L-70
3) Prinsip kerja bagian Meriam 40 mmL-70

4. Referensi : Bujuknik / Hanjar Pal Meriam 40 mm L-70.

JAWABAN :
3

Satuan Artileri Pertahanan Udara (Arhanud) tidak terlepas dari


perkembangan Artileri semasa perjuangan bangsa Indonesia. Satuan Artileri sudah ikut
berjuang melawan penjajah untuk meraih kemerdekaan Republik Indonesia.Pada masa
itu para pejuang hanya bermodalkan senjata rampasan untuk berperang menghadapi
penjajah yang memiliki persenjataan yang lebih lengkap dan modern.
Arhanud adalah merupakan salah satu kecabangan TNI Angkatan Darat, yang memiliki tugas
pokok untuk menyelenggarakan pertahanan udara aktif dalam rangka menangkal segala macam
serangan udara musuh baik berupa pesawat terbang ataupun serangan peluru balistik musuh,
berbagai macam alutsista yang dimiliki oleh kecabangan Arhanud angkatan darat diantaranya
Meriam 40 mm/L-70.

Meriam 40mm L-70 adalah meriam anti pesawat terkenal buatan dari Swedia tahun 1960.
Meriam ini biasa disebut sebagai Bofors gun. Meriam 40 mm L-70 ini adalah salah satu
alutsista yang masih aktif digunakan di Indonesia, terutama masih digunakan sebagai kekuatan
dalam satuan Arhanud TNI-AD. Dilihat dari efek gempurnya, Bofors 40 mm L-70 mampu
menghantam sasaran secara efektif di udara hingga jarak 3.000 meter, sedangkan jarak tembak
maksimum secara teori mencapai 12.500 meter. Dalam satu menit, awak meriam yang terlatih
dapat memuntahkan 240 peluru. Untuk kecepatan luncur proyektilnya mencapai 1.021 meter per
detik. Dalam operasionalnya, Bofors 40 mm L-70 diawaki oleh 6 personel, dimana 2 orang
bertindak sebagai juru tembak dan 4 orang lainnya bertindak sebagai loader (pengisi) peluru.

 Ketentuan Teknik Meriam 40 mm L-70.

1. Balistik.
a. Cepat awal : 1000 m/dt.
b. Jarak datar maksimum : 12.600 m.
c. Jarak efektif : 2000 - 4000 m.
d. Tekanan maksimum dalam laras : 3250 kg/cm2.
e. Berat peluru : 2,4 kg.
f. Berat proyektil : 0,96 kg.
g. Berat isian dorong : 0,43 kg.
h. Berat isian peledak : 0,115 kg.
i. Berat satu perangkai (4 peluru + 1 perangkai) : 10,2 kg.
4

j. Waktu kerja perusak sendiri (self destroyer) : 8 detik.

2. Berat bagian-bagian Meriam.

a. Laras dan pegas dorong : 157,6 kg.


b. Pegas dorong : 26,6 kg.
c. Corong peredam api : 5,4 kg.
d. Blok belakang dengan Peralatan tutup : 67 kg.
e. Bagian yang bergerak mundur : 235 kg.
f. Ampu atas tanpa mekanik elevasi : 1250 kg.
g. Ampu bawah termasuk roda : 2890 kg.
h. Roda depan : 590 kg.
i. Roda belakang : 460 kg.
j. Berat sikap angkut : 4700 kg.
k. Berat sikap tempur : 3850 kg.
l. Berat mekanik elevasi : 560 kg.

3. Konstruksi.

a. Kaliber : 40 mm.
b. Jumlah aluran/galangan : 16 buah.
c. Panjang laras : 2800 mm.
d. Panjang bagian beralur : 2423,8 mm.
e. Titik berat diukur dari penyerat pada ampu (ke depan) : 39,5 mm.
f. Kecepatan tembak : 240 peluru/mnt.
g. Jejak roda : 1700 mm.

4. Pelayanan.

a. Elevasi.

1) Pelayanan tanpa listrik : -5o s.d. 90o.


2) Pelayanan dengan listrik.
(a) Dengan tongkat kemudi (Joystick) : -5o s.d. 90o.
5

(b) Dengan kendali jauh (P3SF/Fire Director) : 0o s.d. 80o.


3) Satu putaran engkol elevasi : 8o.

b. Arah Samping/Azimuth.

1) Tak terbatas.
2) Satu putaran engkol arah samping : 10o.

c. Pembatas Tembakan (hanya untuk kendali listrik).

1) Arah bawah, atas/elevasi : -5o s.d. 50o.


2) Arah samping/Azimuth : tak terbatas.

d. Kecepatan Maksimum.

1) Arah bawah, atas/elevasi : 45o/det.


2) Arah samping/Azimuth : 85o/det.

5. Peralatan Listrik.

a. Type Peralatan.

1) Motor penggerak elevasi : OD – 016.


2) Motor penggerak arah samping : OB - 042. 5
3) Synchro : Nifegon 23CT 4a.
4) Pilot valve elevasi : No 94.
5) Motor penggerak ASEA MBB 12 B : 2900 Rpm.
6) Tekanan minyak sistem hidrolis : 1400 kg/cm2.

b. Tenaga Listrik.

1) Tegangan sumber tenaga (PTL) : 3 x 220 V 50 HZ.


2) Tenaga minimum (selama tracking : 4,5 KW. 3)
Tenaga maksimum (selama slewing) : 12 KW.
3) Tenaga yang masuk ke P3SF : 120 V 400 HZ 8 W.
6

c. Synchro.

1) Kasar : 1 : 1.
2) Halus : 1 : 6.
3) Tekanan gerak mundur : 2700 kg.
4) Panjang gerak mundur : 190 s.d. 250 mm.
5) Tebal perisai : 5 mm.
6) Isi rak munisi : 48 btr plr.
7) Isi peralatan otomatis : 4 rangkum.
8) Tinggi mulut laras horizontal pada sikap angkut : 1585 mm.
9) Tinggi mulut laras horizontal pada sikap tempur : 1335 mm.
10) Tinggi meriam pada sikap angkut : 2350 mm.
11) Panjang meriam pada sikap angkut : 6066 mm.
12) Panjang meriam pada sikap tempur : 5933 mm.
13)
2. Nama bagian, Fungsi dan Prinsip kerja Meriam 40 mm L-70.

a. Nama bagian Meriam 40 mm L-70

1) Bagian Besar.

a) Kelompok elevasi.
b) Peralatan ampu.
c) Peralatan kendali.
d) Peralatan hidrolis.

2) Bagian Kecil.

a) Kelompok elevasi.
b) Peralatan Ampu.
c) Peralatan kendali.
d) Peralatan hidrolis.
7

b. Fungsi bagian Meriam 40 mm L-70

1) Fungsi. Fungsi Ampu bawah untuk tempat bersandar Ampu atas dan
tempat peralatan listrik maupun Hidrolik.
2) Fungsi. Fungsi peralatan hidrolis untuk menyediakan minyak dengan tekanan
tertentu yang diperlukan bagian-bagian/peralatan yang bekerja secara hidrolis.
3) Fungsi. Fungsi Ampu atas untuk menopang kanon dan tempat peralatan
Kendali.
4) Fungsi kanon untuk memberikan percepatan, arah dan rotasi pada
proyektil serta mengatur penempatan peluru berikutnya pada saat terjadi
penembakan (melakukan gerak mundur dan maju pada waktu penembakan).

5) Fungsi Laras adalah :

a) Untuk memberikan arah pada proyektil.


b) Untuk memberikan rotasi pada proyektil agar stabil.
c) Untuk memberikan percepatan pada proyektil.

6) Fungsi Peralatan otomatis adalah peralatan yang berada di bagian


belakang buaian, terdiri dari beberapa kelompok peralatan yang secara sebagian
ataupun bersama-sama mengatur peluru-peluru dalam posisi tertentu sebelum,
selama dan setelah penembakan.

7) Fungsi Peralatan isi pada pokoknya adalah untuk menempatkan peluru


pada posisi-posisi tertentu pada saat sebelum, selama dan sesudah berlang-
sungnya penembakan.

8) Fungsi Peralatan tembak pada umumnya berfungsi untuk mengatur


penembakan pada saat dan cara yang tepat dalam hubungannya dengan peralatan-
peralatan yang lain.

9) Fungsi Silinder Rem adalah energi gerak mundur sebagai akibat terjadinya
8

tembakan sebagian ditampung oleh pegas dorong dan oleh gerakan-gerakan


peralatan otomatis dan peralatan isi sedangkan sebagian lagi ditampung oleh
silinder rem. Silinder rem menggunakan sistem hidrolis dan pegas dorong
mengembalikan kanon apabila gerak mundur telah berakhir. Gerak maju ini diatur
kecepatannya oleh rem gerak mundur sedemikian rupa sehingga sewaktu
dilakukan penembakan otomatis pada saat terjadinya tembakan, kanon berada di
dekat kedudukan terdepan. Rem gerak maju yang dimaksud tersusun di dalam rem
gerak mundur dan memiliki beberapa bagian bersama.

10) Fungsi Indikator gerak mundur untuk menunjukkan besar gerak


mundur kanon yang dicapai setelah setiap penembakan.

c. Prinsip kerja bagian Meriam 40 mmL-70, Di persoalan ini kami akan menjelaskan
salah satu prinsip kerja yang harus kita ketahui, yaitu prinsip kerja pada bagian pal
penutup, karena pada bagian ini dapat mempengaruhi kerja meriam dari mulai pengisian
hingga penembakan. Ada dua cara untuk membuka pal penutup ini, yaitu dengan cara
manual dan otomatis dan kami juga akan menjelaskan korelasi dari proses tersebut.

1) Prinsip kerja membukanya pal penutup secara manual, yaitu :

a) Engkol tegang diputar 2 kali kekiri sehingga tangkai penegang


menarik bubungan pegas tutup, pegas tutup tegang. Tertegangnya pegas
tutup memutarkan poros hantar dan lengan hantar kiri kanan berputar.
b) Bubungan hantar kiri menekan lengan bengkok jungkit tegang
sehingga lengan depan jungkit tegang menekan pundak pena pukul
sehingga pena pukul masuk kedalam baji tutup dan pegas nya ikut
tertegang.
c) Bubungan hantar kanan menekan baji tutup ke bawah sehingga
dataran sentuh baji menyentuh bubungan embunan pelempar kelongsong
dan pelempar kelongsong bergerak ke belakang.
d) Pada saat baji tutup tetap tertahan di bawah bubungan kait baji
tutup terkait pada kait pelempar kelongsong. Sehingga dengan demikian
Meriam dinyatakan tertegang.
9

2) Prinsip kerja membukanya pal penutup secara otomatis, yaitu :

a) Rol tegang menggeleser pada geleser tegang sehingga poros hantar


berputar.

b) Berputarnya poros hantar menyebabkan lengan hantar kiri kanan


ikut berputar ke bawah dan pegas tutup tertegang.

c) Bubungan hantar kiri menekan lengan bengkok jungkit tegang


sehingga lengan depannya menekan pundak pena pukul dan pena pukul
masuk ke dalam baji pegasnya tertegang.

d) Pena pukul tertahan di dalam karena kerja dari baut Grendel.

e) Bubungan hantar kanan menekan baji tutup ke bawah sedangkan


bubungan hantar kiri tetap menekan lengan bengkok jungkit tegang.

f) Pada saat baji tutup bergerak ke bawah, dataran sentuh baji


menyentuh bubungan embunan pelempar kelongsong. Sehingga pelempar
kelongsong bergerak ke belakang sambil melempar kelongsong ke luar
dari kamar.

g) Pada saat baji tutup mencapai kedudukan paling bawah, bubungan


kaitnya terkait oleh bubungan kait pelempar kelongsong sehingga baji
tutup tetap tertahan di bawah.

h) Dengan demikian meriam dinyatakan tegang.


3) Dalam pelaksanaan penembakan, proses masuknya munisi ke dalam
kamar sangat dipengaruhi oleh kinerja dari peralatan tutup. Hal ini dapat ditandai
dengan membukanya pal tutup secara manual yaitu dengan proses penegangan.
Setelah pal tutup membuka dan munisi masuk kamar, munisi siap untuk
ditembakkan. Setelah terjadinya penembakan berlangsung membukanya pal tutup
secara otomatis, berlanjut hingga munisi berikutnya sampai munisi dihentikan
tembak. Proses diatas merupakan korelasi yang terjadi dari membukanya pal tutup
10

secara manual dan membukanya pal tutup secara otomatis.

 Penutup. Ke depan Arhanud masih tetap memiliki peran signifikan dalam


pertempuran modern dan terdapat peran yang masih belum dapat digantikan oleh sistem
senjata kekinian, Artileri Pertahanan Udara masih efektif digunakan untuk menangkal
berbagai ancaman, baik yang berasal dari udara maupun permukaan. berkaitan dengan
persoalan Pengetahuan meriam 40 MM/L-70, dibuat sebagai bahan pembelajaran bagi kami
dalam mempersiapkan diri pada tugas selanjutnya disatuan, jika dalam penulisan terdapat
kesalahan dan kekeliruan kami mohon maaf yang sedalam dalamnya.

Batu, 21 Agustus 2023


Penulis,

Muhammad Syahrul
Letnan Dua Arh. Pasis No. 019

Anda mungkin juga menyukai