Anda di halaman 1dari 133

Capt.

Sanoesi Setrodjijo
PERLENGKAPAN KESELAMATAN
Capt. Sanoesi Setrodjijo
Disajikan dalam workshop “ Life Saving Appliances
on Board Ships Stowage & Deployment”
Perlengkapan Keselamatan

KAPAL KAPAL NON


KONVENSI KONVENSI

Diatur Negara
Solas
Bendera

Marpol,
NCVS
Dll
LANDASAN HUKUM

1. UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG PELAYARAN, BAB V PASAL


5 AYAT (3)

“PENGATURAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD PADA AYAT (2) HURUF A MELIPUTI


PENETAPAN KEBIJAKAN UMUM DAN TEKNIS, ANTARA LAIN,

PENENTUAN NORMA, STANDAR, PEDOMAN, KRITERIA, PERENCANAAN, DAN


PROSEDUR TERMASUK PERSYARATAN KESELAMATAN DAN KEAMANAN
PELAYARAN SERTA PERIZINAN”.

2. SOLAS PART A-1 Reg. 3-1


Structural, mechanical and electrical requirements “………..or
with applicable national standards of the Administration which
provide an equivalent level of safety”
POTENSI DAERAH PELAYARAN
BAGI KAPAL-KAPAL NON KONVENSI
Alat Penolong
Life Saving Appliances

Sekoci Penolong/ Lifeboat

Sekoci penyelamat/ Rescue Boat

Rakit Penolong Liferafts


Alat Penolong
Life Saving Appliances

Pelampung Penolong/ Life Bouys

Baju Penolong/ Life Jacket


Alat Pelempar Tali/ Line Throwing
Apparatus
Alat Penolong
Life Saving Appliances

Cerawat Payung/ Parachute Flare


Rocket
Cerawat Tangan/ Hand Flare

Isyarat Asap/ Smoke Signal


Alat Penolong
Life Saving Appliances

Alat Apung/ Buoyant Apparatus

Pelepas Hidro Statik/ Hidrostatic Release


Alat Penolong
Life Saving Appliances

Baju Cebur/ Immersion Suit

Pelindung Suhu/ Thermal Protection Aid


Persyaratan Teknis

Alat penolong harus dirancang, dibuat, dan diatur agar


tingkat kemungkinan selamat menjadi lebih besar ketika
terjadi kecelakaan kapal

Harus disimpan sedemikian sehingga siap diambil dan


digunakan sesuai fungsinya ketika terjadi kecelakaan

Harus dirancang, dibuat, dan dipelihara sehingga


berfungsi dengan baik ketika diperlukan.
Sekoci Penolong
Lifeboat
LIFEBOAT

A lifeboat is a boat designed to save the lives of


people in trouble at sea. The term is used for vessels
carried by ships to allow passengers and crew to
escape in an emergency. In Britain the term is also
used for special shore-based vessels manned by
volunteers, designed to quickly reach a ship or
individuals in trouble at sea. Both ships' lifeboats
and rescue lifeboats may be rigid or inflatable
vessels.
Sekoci penolong

Sekoci penolong adalah sebuah sekoci yang


dibuat untuk menyelamatkan jiwa manusia
dalam kecelakaan dilaut

Untuk digunakan dikapal yang memungkinkan


penumpang dan ABK menyelamatkan diri dari
bahaya

Digunakan juga untuk pangkalan khusus kapal


didarat yang diawaki sukarelawan untuk
secepatnya mencapai kapal atau perorangan
yang mengalami musibah dilaut.
Modern Lifeboats
• Modern motor lifeboats (MLB) originated as
lifeboats that had been modified with the addition
of an engine and provided more power to get in and
out of the swell area inside the surf. They can be
launched from shore in any weather and perform
rescues further distances out.

• Motor Lifeboat adalah sekoci penolong yang telah


diubah dengan tambahan sebuah mesin dan
dilengkapi dengan kekuatan lebih untuk
menghadapi ombak dilokasi kejadian.
• Dapat diluncurkan dari darat dalam segala macam
cuaca untuk penyelamatan.
Older lifeboats
relied on sails and
oars, which are
slower and
dependent on wind
conditions or
manpower. Both
types remain in use.
All lifeboats of this
type generally have
modern electronic
devices such as
radios and radar to
help locate the
party in distress
and carry medical
and food supplies
for the survivors.
Sekoci Kerja ≠ Sekoci Penolong
Pesyaratan Umum

1.Sekoci penolong bermotor dapat


dilengkapi dengan sarana untuk
mencegah masuknya air di ujung depan;
2.Harus dikonstruksikan secara layak serta
dengan bentuk perbandingan yang
sesuai;
3.Harus memiliki lambung yang tegar dan
mempunyai stabilitas positif.
Pesyaratan Umum

Panjangnya tidak boleh kurang dari 7,3 meter. Jika tidak


memungkinkan panjang tidak boleh kurang dari 4,9
meter.

Sekoci penolong harus memiliki lengkung membujur


rata-rata sekurang-kurangnya 4 persen dari panjang
sekoci dan berbentuk menyerupai parabola.

DLL,
Kapasitas
Kapasitas sekoci penolong harus ditentukan dengan
menggunakan peraturan Simpson (Stirling) atau dengan
cara lain manapun yang menghasilkan tingkat ketelitian
yang sama;

kapasitas sekoci penolong dengan buritan rata harus


dihitung seolah-olah sekoci memiliki buritan runcing.

Kapasitas sekoci penolong dalam meter kubik, dihitung


dengan menggunakan peraturan Simpson dapat dianggap
sebagaimana yang dihasilkan rumus berikut:

Kapasitas = L/12 (4A + 2B + 4C)


Kapasitas
 L : adalah panjang sekoci penolong dalam meter, dari
sisi dalam papan atau pelat-pelat di linggi depan
sampai ke titik dalam linggi buritan, dalam hal sekoci
penolong dengan buritan rata, panjang diukur sampai
ke sisi dalam blok lintang.

 A,B,C : menunjukkan secara berturut-turut luas


penampang melintang di seperempat panjang sekoci
dari depan, di pertengahan panjang sekoci, dan
seperempat panjang sekoci dari buritan, yang berhimpit
tiga titik yang diperoleh dengan membagi panjang
sekoci (L) menjadi 4 bagian yang sama panjang.
V2
V2 V2 V2

V1

Volume ruangan dibawah geladak atas, dihitung dengan menggunakan rumus :


0,50 untuk KLM/PLM
V1 = p x l x d x f *) f = 0,70 untuk KM
0,85 untuk Tongkang.

Bangunan tertutup di atas geladak termasuk kepala palka yang volumenya tidak
melebihi 1 M3 (satu meter kubik) tidak dihitung.
35
L.O.A.

d (dalam)

p (panjang geladak)

36
l (lebar)

pisang-
pisang

d (dalam)

37
Perlengkapan
Perlengkapan sekoci penolong terdiri dari :
1. Empat roket 3. Dua buah 5. Satu cermin 7. Satu peluit atau
pelontar cerawat asap; pemberi isyarat alat pemberi
cerawat 4. Satu lampu di siang hari; isyarat bunyi
payung; senter tahan air 6. Satu salinan dari yang sepadan;
2. Enam buah untuk memberi isyarat 8. Seperangkat
cerawat tangan; isyarat morse; keselamatan peralatan
diatas kertas pertolongan
tahan air; pertama pada
kecelakaan;
9. Dll
Six easy steps to launch an open
life boat are given below which
are self explanatory.
Second Page
Second Page
Second Page
Second Page
Second Page
Second Page
Six easy steps to launch a enclosed life
boat are given below which are self
explanatory.
Second Page
Second Page
Second Page
Second Page
Second Page
Second Page
INSPECTION
Inspection – With the Master
 SOLAS III/20.7
• 7 Monthly inspections
• 7.1 All lifeboats, except free-fall lifeboats,
shall be turned out from their stowed
position….
• 7.2 Inspection of the life-saving
appliances…..shall be carried out monthly…A
report of the inspection shall be entered in
the log-book.
– SOLAS III/20.11
• 11 Periodic servicing of launching appliances
and on-load release gear – ask for the
certificate
– SOLAS III/20.4
• Falls …shall be inspected periodically with
special regard for areas passing through
sheaves, and renewed when necessary ….or at
intervals of not more than 5 years, whichever
is the earlier. Ask for evidence of this- Why?
 SOLAS III/20.6
• 6 Weekly inspection
• The following tests and inspections
shall be carried out weekly and a
report of the inspection shall be
entered in the log-book:
• 1 all survival craft, rescue boats and launching
appliances shall be visually inspected to ensure that
they are ready for use….
• .2 all engines in lifeboats and rescue boats shall be run
for a total period of not less than 3 min, ….
Release from Detention
• Report from Authorised Lifeboat Technician
verifying the Release systems are repaired and
effective
• Can the crew do the repairs? NO!
• Maintenance, testing and inspections of life-
saving appliances shall be carried out based
on the guidelines developed by the
Organization* and in a manner having due
regard to ensuring reliability of such
appliances.
• * Refer to the Guidelines for periodic servicing and maintenance of lifeboats, launching appliances and on-load release gear
(MSC/Circ.1206/Rev.1).
The Cause of the interlock being
‘open’
• Stretched or snapped cables
• Incorrect or poorly fitted cables
• Dirt getting into the hooks arrangement when
they open for a lifeboat drill, preventing the
hooks from closing again correctly.
• Missing or damaged diaphragms
• Defective diaphragm housing
• Numerous other causes
New SOLAS III/1.5 MSC.317(89)
• Owners need to verify that a manufacturer
has taken or will take responsibility for the
self-assessment of the release and retrieval
system installed on their vessels. If no
manufacturer takes responsibility for a hook,
the hook will have to be replaced by the first
drydock after 1 July 2014 but not later than 1
July 2019.
Sekoci Penyelamat
Sekoci Penyelamat
Sekoci penyelamat harus memiliki warna yang
mencolok

Sekoci penyelamat harus memiliki panjang


minimal 3.8 meter.
Tali pegangan harus dipasang di sisi sekoci penyelamat untuk menahan
tubuh orang bagian atas di permukaan air ketika berpegangan pada tali
tersebut dan memfasilitasi pengangkatan orang.

Tali pegangan tidak boleh dipasang lebih dari 150 mm atau


kurang dari 100 mm di bawah bordu.

dll
• Rescue Boat is a boat designed to rescue
persons in distress and to marshal survival
craft
Perlengkapan dan Pemarkaan
Perlengkapan
1. Sebuah motor untuk melakukan mobilitas dan olah
gerak di laut untuk memungkinkan mengangkat
seseorang dari air dan untuk merangkum/menunda
rakit penolong.
2. Baju penolong (Life jacket) harus disediakan untuk
setiap orang yang ditugaskan mengawaki sekoci
penyelamat. Jika tersedia, baju cebur, dianggap
memenuhi standar.
3. Senter kedap air.
4. Tali buangan.
5. Dll
Pemarkaan

• Pita pemantul cahaya (retro-reflektif) harus


dilengkapkan dan dipasang sesuai dengan persyaratan
sekoci penyelamat.
Dewi - dewi
Dewi - Dewi

Dari tipe dengan takal yang bergerak dengan gaya berat yang dikendalikan secara
mekanis dengan satu tuas (lufting gravity), bila massa dari sekoci penolong yang
lengkap peralatannya, diawaki, dan siap untuk meluncur, kurang dari 2,3 ton;

Dari tipe gaya berat, di mana massa melebihi 2,3 ton.

Massa sekoci penolong ketika penuh dengan muatan


orang dan peralatan tidak boleh melebihi 20,3 ton,
dengan catatan berat satu orang dianggap 75 kilogram.
Dewi - Dewi
1. Dewi – dewi gaya berat

• Semua dewi-dewi gaya berat harus dirancang sedemikian sehingga


terdapat moment putar keluar positif (positive turning out moment)
ketika keseluruhan dewi-dewi bergerak dari posisi bagian dalam ke posisi
luar ketika kapal sedang tegak lurus dan juga ketika kapal senget sampai
dengan 25° ke kiri atau ke kanan dari garis tegak..

2. Dewi – dewi dengan takal

• Gir yang mengoperasikan tipe dewi-dewi dengan takal harus cukup kuat
untuk memastikan bahwa sekoci penolong yang penuh dengan muatan
dan dua awak kapal, namun tanpa dimuati orang lain, dapat diayun keluar
ketika senget lebih besar dari 15°

3. Dewi-dewi yang dikendalikan secara mekanis dengan satu tuas


• Beban kerja setiap dewi-dewi yang dikendalikan secara mekanis dengan satu
tuas tidak boleh lebih dari 1,5 ton.
Rakit Penolong Kembung
Persyaratan
Rakit penolong kembung adalah salah satu alat penolong diatas
kapal, penempatannya harus memperhatikan hal – hal sebagai
berikut :
1. Bebas mengapung, 5. Ditempatkan pada ketinggian
aktual di kapal, dan
2. Menggembung secara
otomatis, 6. Mempunyai painter dengan
panjang yang memadai
3. Bila diluncurkan dapat sesuai ketinggian jatuh,
bergerak dengan cepat dan
bebas hambatan. 7. Mempunyai instruksi
peluncuran yang dipajang,
4. Diikat melalui HRU yang
kompatibel dan disetujui, 8. Posisi penempatan dan area
peluncuran diterangi dengan
penerangan darurat
Persyaratan
Rakit penolong yang diluncurkan dari alat peluncur tetap tidak boleh
disimpan atau diluncurkan dari posisi-posisi berikut :
1. Sebelah ke depan dari sekat pelanggaran.
2. Posisi di mana dapat terjadi kerusakan akibat elemen kapal.
3. Pada atau di atas tangki muatan di tanker, tangki air kotor, atau
tangki lain yang berisikan muatan bahan peledak atau berbahaya.
4. Dekat bagian yang miring tajam di badan kapal bagian belakang.
5. Posisi yang dapat mengakibatkan rakit penolong berada di sekitar
baling-baling kapal atau alat penggerak kapal lainnya, bila
diturunkan.
Unit Pelepas Hidrostatis
Jenis – jenis HRU

HRU yang dapat diservis ;

Diservis pada interval tidak lebih dari 12 HRU sekali pakai (disposable) :
bulan dan diuji, Otoritas yang berwenang
dapat memperpanjang periode ini sampai Tidak memerlukan servis selama umur pakai
17 bulan yang ditetapkan oleh pabrik pembuat dan
tergantung instruksi pabrik pembuat diganti
setiap 2 tahun, 3 tahun atau 4 tahun.
Pengujian HRU
Pengujian HRU yang dapat di servis dilakukan di
service station dengan cara ;

 Menggunakan tabung uji yang dilengkapi dengan


manometer dan kompresor.

 HRU diberi beban dan dimasukkan kedalam tabung uji,


lalu tabung ditutup rapat dan diberi tekanan udara sampai
terdengar bunyi HRU terlepas.

 Posisi manometer harus berada pada posisi diantara 0.2


sampai dengan 0.4 bar atau setara dengan kedalaman 2
sampai dengan 4 meter.
2. Pelican Sliphock to loop

1. Raft Painter line to loop shackle

3. Weak link (Red line) to loop


shacle Thimble attached to deck or cradle
Alat Penolong Standar Kapal Non
Konvensi (NCVS) Berbendera
Indonesia.
Sekoci Kategori B
Harus sekoci terbuka dengan dinding tegar.

Mempunyai stabilitas dan lambung timbul yang memadai


bila dimuati peralatan dan jumlah orang sesuai dengan
kapasitasnya.

Panjang sekoci dan jumlah orang ditentukan sesuai dengan tabel


berikut:

Semua tempat duduk di sekoci harus dipasang serendah


mungkin dan papan alas harus dipasang.

Kapal harus mempunyai linggi persegi dan memiliki lengkung rata-


rata paling tidak sama dengan lima persen dari panjang sekoci.

Sekoci harus dilengkapi dengan peralatan apung internal dari


bahan yang disetujui sehingga memantapkan stabilitas sekoci bila
terisi penuh dalam cuaca buruk.

Total volume alat apung internal sekurang-kurangnya harus sama


dengan jumlah volume:
1. untuk mengapungkan sekoci dan peralatannya ketika kapal
kemasukan air dan terbuka terhadap laut; dan
2. sama dengan 5,5 persen kapasitas volume sekoci yang
penentuannya seperti yang diuraikan di bawah.
Perlengkapan Penolong Kapal Penumpang
Daerah Pelayaran Lokal
Batasan
Sekoci dan rakit penolong
Gross tonnnage
GT

GT 300 s.d kurang dari 1) Dilengkapi rakit penolong kembung (Inflatable Life Raft) kategori C yang memenuhi
500 persyaratan dokumen Standar Kapal Non Konvensi Berbendera Indonesia Bab IV Seksi 6
klausul 6.3 dan 7.1 dengan kapasitas tidak kurang dari 125% total jumlah pelayar.
2) Dilengkapi dengan 1 buah sekoci penyelamat (Rescue boat).

GT 35 s.d kurang dari 300 1) Dilengkapi rakit penolong kembung (Inflatable Life Raft) kategori C yang memenuhi
persyaratan dokumen Standar Kapal Non Konvensi Berbendera Indonesia Bab IV. Seksi 6
klausul 6.3 dan 7.1 dengan kapasitas tidak kurang dari 125% total jumlah pelayar.
2) Dilengkapi dengan 1 buah sampan bermotor.

GT 7 s.d kurang dari 35 Dilengkapi rakit penolong tegar (Rigid Life Raft) yang memenuhi persyaratan dokumen Standar
Kapal Non Konvensi Berbendera Indonesia Bab IV Seksi 6 klausul 6.5
atau
Alat apung yang memenuhi persyaratan dokumen Standar Kapal Non Konvensi Berbendera
Indonesia Bab IV Seksi 8 dengan kapasitas tidak kurang dari 125% total jumlah pelayar.

GT kurang dari 7 Alat apung sederhana yang dapat menampung 100% total jumlah pelayar.
Perlengkapan Penolong Kapal Barang* Daerah
Pelayaran Lokal
Batasan
Sekoci dan rakit penolong
Panjang Kapal
Panjang Kapal
Panjang 35 meter atau 1) 1 (satu) buah sekoci kategori B yang memenuhi persyaratan Standar Kapal Non Konvensi
lebih tetapi kurang dari 85 Berbendera Indonesia Bab IV Seksi 2 klausul 2.2 dengan kapasitas 100% total jumlah pelayar
meter pada setiap sisi kapal. Salah satunya dilengkapi motor.
2) Rakit penolong kembung (Inflatable Life Raft) kategori C yang memenuhi persyaratan Standar
Kapal Non Konvensi Berbendera Indonesia Bab IV Seksi 6 klausul 6.3 dan 7.1 dengan kapasitas
100% total jumlah pelayar yang dapat dipindah-pindahkan dari satu sisi kesisi lainnya;

Panjang 20 s.d kurang dari Rakit penolong kembung (Inflatable Life Raft) kategori C yang memenuhi persyaratan
35 meter Standar Kapal Non Konvensi Berbendera Indonesia Bab IV Seksi 6 klausul 6.3 dan 7.1
dengan kapasitas 100% total jumlah pelayar yang dapat dipindah-pindahkan dari satu sisi
kesisi lainnya;

Panjang 10 s.d kurang dari Dilengkapi rakit penolong tegar (Rigid Life Raft) yang memenuhi persyaratan Standar Kapal Non
20 meter Konvensi Berbendera Indonesia Bab IV Seksi 6 klausul 6.5 atau alat apung yang memenuhi
persyaratan Standar Kapal Non Konvensi Berbendera Indonesia Bab IV Seksi 8 dengan kapasitas
tidak kurang dari 125% total jumlah pelayar.

Panjang kurang dari 10 Alat apung sederhana yang dapat menampung 100% total jumlah pelayar.
meter
Perlengkapan Penolong Kapal Penumpang
Daerah Pelayaran Terbatas
Batasan
Sekoci dan rakit penolong
Gross tonnnage
GT

GT 300 s.d kurang dari 1) Dilengkapi rakit penolong kembung (Inflatable Liferaft) yang memenuhi persyaratan Standar
500 Kapal Non Konvensi Berbendera Indonesia Bab IV Seksi 6 klausul 6.4 dan 7.1 dengan kapasitas
tidak kurang dari 125% total jumlah pelayar.
2) Dilengkapi dengan 1 (satu) unit sampan bermotor.

GT 35 s.d kurang dari 1) Dilengkapi rakit penolong kembung (Inflatable Life Raft) yang memenuhi persyaratan dokumen
300 Standar Kapal Non Konvensi Berbendera Indonesia Bab IV. Seksi 6 klausul 6.4 atau alat apung
yang memenuhi persyaratan Standar Kapal Non Konvensi Berbendera Indonesia Bab IV Seksi 8
dengan kapasitas tidak kurang dari 100% total jumlah pelayar.
2) Dilengkapi dengan 1 unit sampan bermotor.

GT 7 s.d kurang dari 35 Dilengkapi rakit penolong tegar (Rigid Life Raft) yang memenuhi persyaratan dokumen Standar
Kapal Non Konvensi Berbendera Indonesia Bab IV Seksi 6 klausul 6.5
atau
Alat apung yang memenuhi persyaratan dokumen Standar Kapal Non Konvensi Berbendera
Indonesia Bab IV Seksi 8 dengan kapasitas tidak kurang dari 125% total jumlah pelayar.

GT kurang dari 7 Alat apung sederhana yang dapat menampung 100% total jumlah pelayar.
Perlengkapan Penolong Kapal Barang* Daerah
Pelayaran Terbatas
Batasan
Sekoci dan rakit penolong
Gross tonnnage
Panjang Kapal
Panjang 35 meter atau 1) 1 (satu) buah sekoci kategori D yang memenuhi persyaratan Standar Kapal Non Konvensi Berbendera
lebih tetapi kurang dari Indonesia Bab IV Seksi 2 klausul 2.4 dengan kapasitas 100% total jumlah pelayar pada setiap sisi kapal.
85 meter Salah satunya dilengkapi motor.
2) Rakit penolong kembung (Inflatable Life Raft) kategori D yang memenuhi persyaratan Standar Kapal Non
Konvensi Berbendera Indonesia Bab IV Seksi 6 klausul 6.4 dan 7.1 dengan kapasitas 100% total jumlah
pelayar yang dapat dipindah-pindahkan dari satu sisi kesisi lainnya;
atau
Rakit penolong kembung (Inflatable Life Raft) kategori D yang memenuhi persyaratan Standar Kapal Non
Konvensi Berbendera Indonesia Bab IV Seksi 6 klausul 6.4 dan 7.1 dengan kapasitas 100% total jumlah
pelayar pada setiap sisi kapal.
Panjang 20 s.d kurang Rakit penolong kembung (Inflatable Life Raft) kategori D yang memenuhi persyaratan Standar Kapal
dari 35 meter Non Konvensi Berbendera Indonesia Bab IV Seksi 6 klausul 6.4 dan 7.1 dengan kapasitas 100% total
jumlah pelayar yang dapat dipindah-pindahkan dari satu sisi kesisi lainnya;
Atau
Rakit penolong kembung (Inflatable Life Raft) kategori D yang memenuhi persyaratan Standar Kapal
Non Konvensi Berbendera Indonesia Bab IV Seksi 6 klausul 6.4 dan 7.1 dengan kapasitas 100% total
jumlah pelayar pada setiap sisi kapal.
Panjang 10 s.d kurang Dilengkapi rakit penolong tegar (Rigid Life Raft) yang memenuhi persyaratan Standar Kapal Non Konvensi
dari 20 meter Berbendera Indonesia Bab IV Seksi 6 klausul 6.5 atau alat apung yang memenuhi persyaratan Standar
Kapal Non Konvensi Berbendera Indonesia Bab IV Seksi 8 dengan kapasitas tidak kurang dari 125% total
jumlah pelayar.

Panjang kurang dari 10 Alat apung sederhana yang dapat menampung 100% total jumlah pelayar.
meter
Perlengkapan Penolong Kapal Penumpang
Daerah Pelayaran Perairan Daratan
Batasan
Sekoci dan rakit penolong
Gross tonnnage
GT

GT 300 s.d kurang dari 1) Dilengkapi rakit penolong tegar (Rigid Life Raft) yang memenuhi persyaratan Standar Kapal
500 Non Konvensi Berbendera Indonesia Bab IV Seksi 6 klausul 6.5 dengan kapasitas tidak kurang
dari 125% total jumlah pelayar.
2) Dilengkapi dengan 1 (satu) unit sampan bermotor.

GT 35 s.d kurang dari 1) Dilengkapi rakit penolong tegar (Rigid Life Raft) yang memenuhi persyaratan dokumen Standar
300 Kapal Non Konvensi Berbendera Indonesia Bab IV. Seksi 6 klausul 6.5 dengan kapasitas tidak
kurang dari 125% total jumlah pelayar.
2) Dilengkapi dengan 1 buah sampan bermotor.

GT 7 s.d kurang dari 35 Dilengkapi rakit penolong tegar (Rigid Life Raft) yang memenuhi persyaratan dokumen Standar
Kapal Non Konvensi Berbendera Indonesia Bab IV Seksi 6 klausul 6.5
atau
Alat apung yang memenuhi persyaratan dokumen Standar Kapal Non Konvensi Berbendera
Indonesia Bab IV Seksi 8 dengan kapasitas tidak kurang dari 125% total jumlah pelayar.

GT kurang dari 7 Alat apung sederhana yang dapat menampung 100% total jumlah pelayar.
Perlengkapan Penolong Kapal Barang* Daerah
Pelayaran Perairan Daratan
Batasan
Sekoci dan rakit penolong
Gross tonnnage
Panjang Kapal
Panjang 35 meter atau 1) Rakit penolong kembung (Inflatable Life Raft) kategori D yang memenuhi persyaratan Standar
lebih tetapi kurang dari Kapal Non Konvensi Berbendera Indonesia Bab IV Seksi 6 klausul 6.4 dan 7.1 dengan kapasitas
85 meter 100% total jumlah pelayar yang dapat dipindah-pindahkan dari satu sisi kesisi lainnya;
atau
Rakit penolong kembung (Inflatable Life Raft) kategori D yang memenuhi persyaratan Standar
Kapal Non Konvensi Berbendera Indonesia Bab IV Seksi 6 klausul 6.4 dan 7.1 dengan kapasitas
100% total jumlah pelayar pada setiap sisi kapal.
2) Dilengkapi dengan 1 (satu) unit sampan.

Panjang 20 s.d kurang Dilengkapi rakit penolong tegar (Rigid Life Raft) yang memenuhi persyaratan dokumen Standar
dari 35 meter Kapal Non Konvensi Berbendera Indonesia Bab IV. Seksi 6 klausul 6.5 dengan kapasitas tidak
kurang dari 125% total jumlah pelayar.

Panjang 10 s.d kurang Alat apung sederhana yang dapat menampung 100% total jumlah pelayar.
dari 20 meter

Panjang kurang dari 10 Alat apung sederhana yang dapat menampung 100% total jumlah pelayar.
meter
Contoh Alat Penolong Sederhana
Alat Apung
Bahan dan Ketahanan Alat Apung
• Persyaratan konvensi nasional,
Bahan apung di kode internasional, dan
dalam alat apung amandemennya yang terkait.
• Bahan apung harus terbungkus di
harus memenuhi dalam penutup luar tahan api dan
; kedap air dengan warna mencolok.

• Alat apung harus dirancang dan


dibuat sehingga tahan, tanpa
Ketahanan alat mengalami kerusakan atau
kehilangan kinerja, jika dijatuhkan
apung ke air dari ketinggian 6 meter.
Perlengkapan Alat Apung
• Mencakup tali pegangan apung yang awet dalam bentuk utas tali
utuh dengan ketentuan berikut:
 Diameter tali tidak boleh kurang dari 10 mm.
 Jarak antara titik-titik pengikatan loop ke alat tidak boleh lebih
besar dari 450 mm atau tidak kurang dari 300 mm antara pusat.
 Setiap loop dari tali apung harus memiliki kedalaman lengkung
tidak kurang dari 150 mm dan tidak lebih dari 200 mm.
 Baik loop dan titik ikatnya ke alat harus cukup kuat sehingga
memungkinkan alat tersebut diangkat dengan satu loop.
Perlengkapan Alat Apung
 Ujung setiap loop harus disimpul, diikat atau diikatkan
pada ujung setiap loop sehingga putusnya tali pada
satu loop tidak menyebabkan semua loop lain tidak
berfungsi.
 Alat apung harus dilengkapi dengan panglen dengan
panjang yang cukup.
 Jumlah orang yang dapat dimuat di dalam alat ini
harus lebih kecil dari jumlah loop tali pegangan keliling
alat
Perlengkapan Alat Apung
 Ujung setiap loop harus disimpul, diikat atau diikatkan
pada ujung setiap loop sehingga putusnya tali pada
satu loop tidak menyebabkan semua loop lain tidak
berfungsi.
 Alat apung harus dilengkapi dengan panglen dengan
panjang yang cukup.
 Jumlah orang yang dapat dimuat di dalam alat ini
harus lebih kecil dari jumlah loop tali pegangan keliling
alat
Penandaan
• Penandaan Alat Apung :
 Kapasitas orang pada alat apung harus ditandai secara
permanen dengan angka yang tingginya tidak kurang dari 75
mm.
 Setiap lajur pita standar panjangnya tidak boleh kurang dari
300 mm dan lebarnya tidak boleh kurang dari 50 mm.
 Bagian atas dan bawah alat apung harus dilengkapi dengan
lajur pita pemantul cahaya (retro-reflektif) yang dipasang
keliling alat sedemikian sehingga jarak antara titik-titik lajur
yang berurutan tidak lebih besar dari 500 mm.
Penandaan
• Penandaan Alat Apung :
 Kapasitas orang pada alat apung harus ditandai secara
permanen dengan angka yang tingginya tidak kurang dari 75
mm.
 Setiap lajur pita standar panjangnya tidak boleh kurang dari
300 mm dan lebarnya tidak boleh kurang dari 50 mm.
 Bagian atas dan bawah alat apung harus dilengkapi dengan
lajur pita pemantul cahaya (retro-reflektif) yang dipasang
keliling alat sedemikian sehingga jarak antara titik-titik lajur
yang berurutan tidak lebih besar dari 500 mm.
Pelampung Penolong
Persyaratan
1. Mampu menahan beban besi seberat 14,5 kg di air
tawar selama 24 jam;
2. Dibuat dari bahan yang sesuai dan tahan terhadap
minyak dan suhu hingga 50° C;
3. Diberi warna mencolok sehingga tampak nyata di air;
4. Memiliki massa tidak kurang dari 2,5 kg dan diameter
lingkaran dalamnya 0,45 m ± 10 persen;
5. Diberi penandaan material pemantul cahaya; dan
6. Diberi penandaan dengan huruf besar latin tegak
dengan tulisan nama kapal dan pelabuhan
pendaftaran kapal yang membawanya
Pelampung Penolong Kapal Non Konvensi
(NCVS) Berbendera Indonesia.
PELAMPUNG PENOLONG
NCVS : Bab IV Seksi 9
KAPAL PENUMPANG

JUMLAH MINIMUM PELAMPUNG PENOLONG


PANJANG KAPAL
(METER) Kawasan Kawasan
Terbatas Pelabuhan Daratan
Indonesia Lokal
< 15 M 2 2 2 2 2
15 ≤ M < 45 4 4 4 4 4
45 ≤ M < 60 6 6 6 6 6
60 ≤ M < 120 12 12 12 12 12
120 ≤ M < 180 18 18 18 18 18
180 ≤ M < 240 24 24 24 24 24
≥ 240 M 30 30 30 30 30

Catatan :
1. Setengah dari jumlah pelampung penolong menggunakan lampu dan untuk kapal dengan
ukuran 60 m keatas minimal 2 buah pelampung penolong dilengkapi dengan isyarat asap.
2. Minimal 2 buah pelampung penolong dilengkapi tali dengan panjang 2 x tinggi penempatannya
dari sarat air kapal kosong atau 30 m mana yang lebih besar.
PELAMPUNG PENOLONG
NCVS : Bab IV Seksi 9
KAPAL BARANG

JUMLAH MINIMUM PELAMPUNG PENOLONG


PANJANG KAPAL
(METER) Kawasan
Kawasan Lokal Terbatas Pelabuhan Daratan
Indonesia

< 30 4 4 4 4 4
30 ≤ M < 60 6 6 6 6 6
60 ≤ M < 100 8 8 8 8 8
100 ≤ M < 150 10 10 10 10 10
≥ 150 M 14 14 14 14 14

Catatan :
1. 50% dari jumlah pelampung penolong menggunakan lampu otomatis, untuk kapal L ≥ 30 m
keatas minimal 2 buah pelampung penolong dilengkapi dengan isyarat asap dan 4 unit
diantaranya dilengkapi tali apung, kecuali untuk kapal 60 < L ≤ 30 m ; 2 diantaranya
dilengkapi tali apung; dan
2. Untuk kapal L < 30 m; hanya 2 unit dilengkapi tali apung tanpa isyarat asap .
3. Persyaratan tali apung dengan panjang 2 x tinggi penempatannya dari sarat air kapal
kosong atau 30 m mana yang lebih besar.
Persyaratan Pelampung Penolong
1. Dibuat dari bahan yang sesuai dan tahan
terhadap minyak dan suhu hingga 50° C;
2. Diberi warna mencolok sehingga tampak
nyata di air;
3. Memiliki massa tidak kurang dari 2,5 kg
dan diameter lingkaran dalamnya 0,45 m
± 10 persen;
4. Diberi penandaan material pemantul
cahaya; dan
5. Diberi penandaan dengan huruf besar latin
tegak dengan tulisan nama kapal dan
pelabuhan pendaftaran kapal yang
membawanya.
Pengujian Pelampung Penolong
A. Sampel bahan apung yang belum diuji harus dikirimkan
sebagai pembanding setelah pelampung penolong lulus
dari semua pengujian.
B. pelampung penolong harus tidak mendapat pengaruh
buruk dari kayu, baja, campuran aluminium, lapisan serat
kaca (glass fibre laminates), cat atau pernis, atau
sebaliknya.
C. pelampung penolong harus tidak mengandung unsur
yang larut dalam air.

Pelapung penolong harus diuji sebagai berikut :


1. Test uji suhu untuk pelampung penolong
2. Test ketahanan terhadap minyak untuk
pelampung penolong
3. Uji jatuh (Drop Test).
4. Uji Apung
Baju Penolong
Persyaratan Baju Penolong
1. Tidak terbakar atau meleleh setelah terkurung api
sepenuhnya secara terus menerus selama jangka waktu 2
(dua) detik.

2. Baju penolong dewasa harus memiliki daya apung dan


stabilitas yang cukup di air tawar.

3. Baju penolong anak harus dibuat sesuai dengan baju


penolong dewasa, dengan tambahan persyaratan.

4. Baju penolong harus memungkinkan orang yang


mengenakannya berenang dalam jarak pendek dan
menaiki sekoci penyelamat;
Persyaratan Baju Penolong
4. Masing-masing baju penolong harus dilengkapi dengan peluit
yang diikat kuat dengan tali dan lampu yang dapat menyala
sendiri bila terendam air.
5. Baju Penolong Kembung
6. Baju penolong harus memiliki tidak kurang dari dua
kompartemen terpisah dan memenuhi persyaratan diatas
Lifejacket light (DFYD-L-A)
Penerangan Baju Penolong
• Penerangan Baju Penolong, harus ;
 Memiliki intensitas cahaya tidak kurang dari 0,75 kandela
seluruh arah;
 Mampu menyediakan intensitas penyinaran sebesar 0,75
kandela untuk jangka waktu tidak kurang dari 8 jam;
 Berwarna putih;
• Bila penerangan baju penolong merupakan penerangan cerlang,
harus:
 Dilengkapi dengan tombol yang dioperasikan secara manual;
 Berkelap-kelip tidak kurang dari 50 kedip tiap menit atau tidak
lebih dari 70 kedip tiap menit.
BAJU CEBUR
SOLAS :
Ch. III reg. 22.4 Immersion suits and thermal
protective aids & reg. 32.3 Immersion suits and
thermal protective aids

JENIS KAPAL SOLAS A B C D E

KAPAL * _ _ _ _
PENUMPANG
KAPAL CARGO * _ _ _ _

• * KAPAL YANG BERLAYAR ANTARA LINTANG 30° LU - 30 ° LS TIDAK


DIWAJIBKAN.
Baju Penolong Kapal Non Konvensi
(NCVS) Berbendera Indonesia.
Baju Penolong
Kategori C
1. Baju penolong Kategori C adalah selain baju penolong kembung
2. Alat ini harus ditandai dengan jelas dengan tulisan ‘BAJU
PENOLONG’ dengan tinggi huruf tidak kurang dari 25 mm dan
tidak mudah terhapus.
3. Setiap baju penolong harus diberi saku atau sarana penyimpan
peluit dan penerangan.
4. Jika bahan apung terbuat dari kapuk;
a) Harus berisikan tidak kurang dari 567 gram kapuk;
b) Kapuk tersebut harus memiliki kualitas apung yang baik
c) Kapuk harus dimasukkan di dalam kantong PVC yang
penutup luarnya tidak tembus minyak; kantong ini harus
memuat udara sesedikit mungkin
Baju Penolong

Kawasan Kawasan
JENIS KAPAL SOLAS Terbatas Pelabuhan Daratan
Indonesia Lokal

KAPAL 115 % 115% Kat.A 115% A 115% B 115% D 115% C


PENUMPANG PELAYAR

KAPAL BARANG 100 % 100% Kat.A 100 % A 100 % B 100 % D 100 % C


PELAYAR

UNTUK KAPAL PENUMPANG 100 % PELAYAR + 5 % CADANGAN DAN 10 %


UNTUK ANAK-ANAK DAN HARUS DILENGKAPI LAMPU DAN PELUIT.
UNTUK KAPAL BARANG DISEDIAKAN CADANGAN SEBANYAK PETUGAS
DINAS JAGA.
Roket Pelontar Cerawat Payung,
Cerawat Tangan dan Isyarat Asap
Roket Pelontar Cerawat Payung
• Persyaratan roket pelontar cerawat payung ;
1. Mempunyai sarana penyulut sendiri
2. Dirancang sedemikian rupa sehingga tidak
menyebabkan ketidaknyamanan bagi orang yang
memegang tabungnya pada waktu digunakan
sesuai dengan petunjuk pengoperasiannya.
3. Bila ditembakkan secara vertikal, mampu
mencapai ketinggian tidak kurang dari 300 meter.
Roket Pelontar Cerawat Payung
• Harus melepaskan cerawat berparasut yang :
a. Menyala dengan warna merah terang;
b.Menyala dengan bentuk nyala tetap dengan
intensitas cahaya tidak kurang dari 30.000 kandela;
c. Mempunyai jangka waktu nyala tidak kurang dari
40 detik;
d.Mempunyai kecepatan turun tidak lebih dari 5
meter per detik;
Cerawat Tangan
• Cerawat tangan harus:
1. Dirancang sedemikian rupa sehingga nyaman bagi orang yang
memegang tabungnya dan tidak membahayakan sekoci
penyelamat, oleh nyala api atau sisa bara sesuai dengan
petunjuk pengoperasian pabrik pembuat
2. Menyala dengan warna merah terang
3. Menyala dengan bentuk nyala yang tetap dengan intensitas
cahaya tidak kurang dari 15.000 kandela.
4. Mempunyai jangka waktu nyala tidak kurang dari 1 menit.
5. Terus menerus menyala setelah terendam selama jangka
waktu 10 detik pada 100 milimeter di bawah permukaan air;
6. Bersertifikat
Isyarat Asap
• Isyarat Asap harus:
1. Tersimpan dalam tabung yang tahan air
2. Tidak meledak saat dinyalakan apabila digunakan
sesuai dengan petunjuk pengoperasian dari
pembuatnya;
3. Memancarkan asap berwarna sangat menyolok
dengan kecepatan tetap selama 3 menit pada waktu
terapung di air yang tenang;
4. Terus menerus memancarkan asap pada waktu
terendam dalam air selama jangka waktu 10 detik
pada 100 milimeter di bawah permukaan air.
5. Bersertifikat
Peralatan Pelontar Tali
Roket Pelontar Cerawat Payung, Cerawat
Tangan dan Isyarat Asap Kapal Non Konvensi
(NCVS) Berbendera Indonesia.
Isyarat Marabahaya Kapal Penumpang
Daerah Pelayaran Lokal
Batasan
Isyarat marabahaya (pyrotechnic)
Gross tonnage
A.8 buah roket parasut isyarat marabahaya yang memenuhi
GT lebih besar dan sama persyaratan Standar Kapal Non Konvensi Berbendera
dengan 300 Indonesia Bab IV Seksi13;
B. 6 buah cerawat tangan merah yang memenuhi
persyaratan Standar Kapal Non Konvensi Berbendera
Indonesia Bab IV Seksi14; dan
C. 2 buah tabung asap oranye yang memenuhi persyaratan
Standar Kapal Non Konvensi Berbendera Indonesia Bab
IV Seksi15;

GT 35 sampai dengan kurang A. 8 buah roket parasut isyarat marabahaya yang memenuhi
dari 300 persyaratan Standar Kapal Non Konvensi Berbendera
Indonesia Bab IV Seksi13;
B. 4 buah cerawat tangan merah yang memenuhi
persyaratan Standar Kapal Non Konvensi Berbendera
Indonesia Bab IV Seksi14; dan
C. 2 buah tabung asap oranye yang memenuhi persyaratan
Standar Kapal Non Konvensi Berbendera Indonesia Bab
IV Seksi15;

GT kurang dari 35 6 buah roket parasut isyarat marabahaya yang memenuhi


persyaratan Standar Kapal Non Konvensi Berbendera
Indonesia Bab IV Seksi13;
Isyarat Marabahaya Kapal Barang
Daerah Pelayaran Lokal
Batasan
Isyarat marabahaya (pyrotechnic)
Gross tonnage
A. 8 buah roket parasut isyarat marabahaya yang memenuhi
GT lebih besar dari 300 s.d 500 persyaratan Standar Kapal Non Konvensi Berbendera
Indonesia Bab IV Seksi13;
B. 4 buah cerawat tangan merah yang memenuhi
persyaratan Standar Kapal Non Konvensi Berbendera
Indonesia Bab IV Seksi14; dan
C. 2 buah tabung asap oranye yang memenuhi persyaratan
Standar Kapal Non Konvensi Berbendera Indonesia Bab
IV Seksi15;

GT lebih besar dari 175 s.d 300 A. 4 buah roket parasut isyarat marabahaya yang memenuhi
persyaratan Standar Kapal Non Konvensi Berbendera
Indonesia Bab IV Seksi13;
B. 4 buah cerawat tangan merah yang memenuhi
persyaratan Standar Kapal Non Konvensi Berbendera
Indonesia Bab IV Seksi14; dan
C. 2 buah tabung asap oranye yang memenuhi persyaratan
Standar Kapal Non Konvensi Berbendera Indonesia Bab
IV Seksi15;

GT kurang dari 175 4 buah roket parasut isyarat marabahaya yang memenuhi
persyaratan Standar Kapal Non Konvensi Berbendera
Indonesia Bab IV Seksi13;
Isyarat Marabahaya Kapal Penumpang
Daerah pelayaran terbatas
Batasan
Isyarat marabahaya (pyrotechnic)
Gross tonnage
A.4 buah roket parasut isyarat marabahaya yang memenuhi
GT lebih besar dan sama persyaratan Standar Kapal Non Konvensi Berbendera
dengan 300 Indonesia Bab IV Seksi13;
B. 4 buah cerawat tangan merah yang memenuhi
persyaratan Standar Kapal Non Konvensi Berbendera
Indonesia Bab IV Seksi14; dan
C. 2 buah tabung asap oranye yang memenuhi persyaratan
Standar Kapal Non Konvensi Berbendera Indonesia Bab
IV Seksi15;

GT 35 sampai dengan kurang A. 2 buah roket parasut isyarat marabahaya yang memenuhi
dari 300 persyaratan Standar Kapal Non Konvensi Berbendera
Indonesia Bab IV Seksi13;
B. 4 buah cerawat tangan merah yang memenuhi
persyaratan Standar Kapal Non Konvensi Berbendera
Indonesia Bab IV Seksi14; dan
C. 1 buah tabung asap oranye yang memenuhi persyaratan
Standar Kapal Non Konvensi Berbendera Indonesia Bab
IV Seksi15;

GT kurang dari 35 4 buah roket parasut isyarat marabahaya yang memenuhi


persyaratan Standar Kapal Non Konvensi Berbendera
Indonesia Bab IV Seksi13;
Isyarat Marabahaya Kapal Barang
Daerah Pelayaran Terbatas
Batasan
Isyarat marabahaya (pyrotechnic)
Gross tonnage
A. 6 buah roket parasut isyarat marabahaya yang memenuhi
GT lebih besar dari 300 s.d 500 persyaratan Standar Kapal Non Konvensi Berbendera
Indonesia Bab IV Seksi13;
B. 4 buah cerawat tangan merah yang memenuhi
persyaratan Standar Kapal Non Konvensi Berbendera
Indonesia Bab IV Seksi14; dan
C. 2 buah tabung asap oranye yang memenuhi persyaratan
Standar Kapal Non Konvensi Berbendera Indonesia Bab
IV Seksi15;

GT lebih besar dari 175 s.d 300 A. 4 buah roket parasut isyarat marabahaya yang memenuhi
persyaratan Standar Kapal Non Konvensi Berbendera
Indonesia Bab IV Seksi13;
B. 4 buah cerawat tangan merah yang memenuhi
persyaratan Standar Kapal Non Konvensi Berbendera
Indonesia Bab IV Seksi14; dan
C. 2 buah tabung asap oranye yang memenuhi persyaratan
Standar Kapal Non Konvensi Berbendera Indonesia Bab
IV Seksi15;

GT kurang dari 175 2 buah roket parasut isyarat marabahaya yang memenuhi
persyaratan Standar Kapal Non Konvensi Berbendera
Indonesia Bab IV Seksi13;
Pemeriksaan dan Pemeliharaan
Pemeriksaan dan Pemeliharaan
• Pemeriksaan dan verifikasi peralatan keselamatan dilakukan dengan
salah satu metode berikut ini:
1. Diuji atau didaftar secara khusus untuk tujuan itu oleh badan
penguji atau pendaftar resmi di Indonesia.
2. Disahkan oleh otoritas yang berwenang atau oleh badan
sertifikasi produk yang berwenang.
3. Metode penilaian untuk pemeliharaan peralatan keselamatan
harus diverifikasi dengan cara yang sesuai dengan risiko yang
mungkin terjadi bila sistem keselamatan gagal kinerjanya.
4. Rakit penolong kembung pantai dan rakit penolong terbuka bolak
balik harus dipelihara pada interval 12 bulan,.
Pemeriksaan dan Pemeliharaan
• Pemeliharaan alat ini harus dilakukan oleh orang atau
organisasi yang disetujui dan diakreditasi untuk melakukan
hal itu oleh pembuat;
Alat peluncur.
• Dipelihara menurut interval yang direkomendasikan sesuai
dengan instruksi pembuatnya

EPIRBs dan radar transponder :


• EPIRBs dan radar transponder harus diperiksa, diuji, jika
perlu sumber energinya diganti,
TANTANGAN
• INDUSTRI NASIONAL HARUS MAMPU MEMBUAT PERLENGKAPAN
KESELAMATAN KAPAL DENGAN MUTU SESUAI STANDAR DAN
HARGA BERSAING DENGAN PRODUK INTERNASIONAL

Anda mungkin juga menyukai