Oleh:
IR. SUGIYANTO, M.T
1
ALAT PENUKAR PANAS (APP)
ALAT PENUKAR KALOR (APK)
HEAT EXCHANGER (HE)
2
PERPINDAHAN PANAS LANJUT
REFERENSI:
J. P. Holman, Heat Transfer
John H. Leinhard,
A Heat Transfer Textbook
Coulson & Richardson's
Chemical Engineering design
Volume 6
3
BAB I TEKNOLOGI ALAT PENUKAR PANAS (APP)
1. DEFINISI: Alat Penukar Panas adalah suatu alat
untuk memindahkan energi panas dengan bantuan
dua fluida atau lebih dari sumber yang lebih panas
ke sumber yang lebih dingin.
out
Fluida Alat Penukar Panas harus
panas
in
out memungkinkan terjadinya
perpindahan energi dalam
Fluida in
Aliran sejajar bentuk panas antara dua
(Parallel flow)
dingin fluida atau lebih yang
Fluida
in dingin mempunyai temperatur atau
Fluida suhu berbeda.
panas
in out Contoh: Alat Penukar
Panas Tabung Sedernaha
Aliran lawan arah
out (Counter flow) 4
2. KLASIFIKASI APP BERDASARKAN PROSES:
Klasifikasi secara umum:
A. Fluida kerja kontak langsung (Direct Heat Exchanger).
B. Fluida kerja dipisahkan oleh dinding pemisah (Indirect
Heat Exchanger).
A. Fluida kerja kontak langsung.
Gas
keluar
air udara
masuk keluar
air
masuk
udara
masuk udara
pendingin
masuk
Gas
masuk
air
air keluar
pompa keluar
6
3. KLASIFIKASI APP BERDASARKAN ALIRAN FLUIDA:
A. ALIRAN/LALUAN TUNGGAL (SINGLE PASS)
ALIRAN SEJAJAR ALIRAN LAWAN ARAH
(PARALLEL FLOW) (COUNTER FLOW)
ALIRAN SILANG
(CROSS FLOW)
7
B. ALIRAN/LALUAN JAMAK (MULTI PASS)
8
4. KLASIFIKASI APP BERDASARKAN KONSTRUKSI:
1. Tipe Pipa dan Tabung (Shell and Tube Heat Exchanger)
2. Tipe Pelat (Plate Heat Exchanger)
3. Tipe Spiral (Spiral Heat Exchanger)
4. Tipe Permukaan Terbuka (extended surface)
13
APP Tipe Spiral (Spiral Heat Exchanger) 14
Instalasi APP Tipe Spiral (Spiral Heat Exchanger)
15
APP Tipe Permukaan Terbuka (extended surface)
16
5. KLASIFIKASI APP BERDASARKAN FUNGSI:
HEATER: adalah untuk menambahkan panas sensibel
pada fluida kerja sehingga temperatur fluida menjadi
naik. Fluida pemanas dapat berupa uap atau gas
panas dan proses pemanasan fluida kerja dapat
disertai dengan proses kondensasi uap menjadi air.
COOLER: adalah untuk mendinginkan fluida kerja
(cairan atau gas) sehingga temperatur menjadi
turun dengan cara membuang panas sensibel.
Fluida pendingin dapat berupa air atau udara.
SKEMA KERJA
CHILLER
22
Spesifikasi:
Terdiri dari 1 buah
tube bundles,
terletak di dalam
shell (silinder).
Tube bundles
24
NAMA-NAMA BAGIAN APP (HEAT EXCHANGER)
25
FIXED-TUBES HEAT EXCHANGER
KETERANGAN:
1. Shell 5. Shell nozzle or branch 11. Stationary tube sheet
12. Channel or stationary head 14. Channel nozzle or branch 15. Tubes (straight)
17. Tie rod and spacer 18. Baffles or support pelates 22. Pass partition
26
FLOATING-HEAD HEAT EXCHANGER
KETERANGAN:
1. Shell 10. Floating head backing ring 22. Pass partition
3. Shell flange (channel end) 13. Channel cover 24. Drain connection
4. Shell flange (cover end) 14. Channel nozzle or branch 25. Instruments connection
KETERANGAN:
1. Shell 12. Channel or stationary head 22. Pass partition
3. Shell flange (channel end) 14. Channel nozzle or branch 25. Instruments connection
KETERANGAN:
1. Shell 14. Channel nozzle or branch 25. Instruments connection
3. Shell flange (channel end) 16. Tubes (U-type) 27. Support saddles
5. Shell nozzle or branch 18. Baffles or support pelates 28. Lifting lugs
30
STANDAR “TEMA”
(SAMBUNGAN)
31
STANDAR “TEMA”
32
STANDAR “TEMA”
(SAMBUNGAN)
33
STANDAR “TEMA”
(SAMBUNGAN)
34
CONTOH-CONTOH PHOTO, GAMBAR DAN
KONSTRUKSI ALAT PENUKAR PANAS JENIS
SHELL AND TUBES.
35
PHOTO ALAT PENUKAR PANAS TIPE SHELL & TUBES
36
ALAT PENUKAR PANAS TIPE SHELL & TUBES
38
ALAT PENUKAR PANAS TIPE SHELL & TUBES
40
ALAT PENUKAR PANAS TIPE SHELL & TUBES
46
Fabrikasi APP shell and tubes
ALAT PENUKAR PANAS TIPE SHELL & TUBES
48
Fabrikasi APP shell and tubes
ALAT PENUKAR PANAS TIPE SHELL & TUBES
E
A
S
52
2. APP ukuran19-84 Tipe BGU
Artinya: APP tipe Bonnet untuk stationary head dan aliran
shell terjadi split (G) serta berkas tube berbentuk U.
Diameter dalam shell 19 inchi dan panjang 84 inchi.
Bonnet
U-Tube bundle
(Integral Cover) Split Flow
U
G
53
3. APP ukuran23/37-192 Tipe CKT
Artinya: Reboiler pull-throught floating head (tipe T)
dengan shell tipe Kettle. Stationary head bersatu dengan
tube sheet (tipe C). Diameter shell yang berhubungan
dengan stationary head (port diameter) 23 inchi,
diameter dalam shell 37 inchi dan panjang tube 192 inchi.
C
k
T 54
PERTIMBANGAN UMUM PERANCANGAN
FLUIDA DIALIRKAN PADA SISI SHELL ATAU TUBES
56
4. TEKANAN KERJA FLUIDA
Fluida bertekanan tinggi lebih baik dialirkan pada sisi
tubes, jika dialirkan pada sisi shell, maka diperlukan
dinding logam yang tebal dan diameter yang besar
sehingga harganya lebih mahal dibandingkan jika
dialirkan pada sisi tubes.
5. TEMPERATUR FLUIDA
Fluida yang mempunyai temperatur tinggi lebih baik
dialirkan pada sisi tubes, jika dialirkan pada sisi shell
diperlukan logam paduan yang tahan panas dan
harganya lebih mahal. Fluida panas pada sisi tubes
dapat mengurangi temperatur permukaan shell
sehingga mengurangi kehilangan panas dan
memberikan keamanan pada para pekerja.
57
6. PENURUNAN TEKANAN (PRESSURE DROP)
Jika penurunan tekanan merupakan hal yang kritis
dan harus ditinjau secara teliti, maka harus dialirkan
melalui sisi tubes, karena hal tersebut dapat
dihitung secara teliti, sedangkan pressure drop pada
sisi shell dapat menyimpang sangat besar dari nilai
teoritis, tergantung pada clearance APP. Untuk
penurunan tekanan yang sama, koefisien
perpindahan panas yang lebih tinggi didapat pada
sisi tubes dibandingkan pada sisi shell.
7. JUMLAH ALIRAN FLUIDA
Jumlah aliran fluida yang kecil dialirkan pada sisi
shell karena akan memberikan perencanaan APP
yang lebih ekonomis.
58
8. VISKOSITAS FLUIDA
Viskositas fluida mempengaruhi kecepatan aliran.
Koefisien perpindahan panas yang tinggi dapat dicapai
dengan menempatkan fluida viskos pada sisi shell,
selama alirannya turbulen. Untuk membuat aliran
menjadi turbulen pada sisi shell dapat dipasang
beberapa baffles. Jika aliran turbulen tidak dapat
dicapai pada sisi shell, lebih baik fluida tersebut
dialirkan pada sisi tubes, karena koefisien perpindahan
panas sisi tubes dapat diprediksi dengan lebih akurat
9. KECEPATAN ALIRAN FLUIDA
Kecepatan fluida yang tinggi memberikan koefisien
perpindahan panas tinggi dan menghidari terjadinya
pengotoran (fouling), tetapi jika terlalu tinggi dapat
menaikkan pressure drop dan menyebabkan erosi
pada permukaan dinding. 59
Kecepatan aliran fluida sebagai berikut:
Cairan: untuk mengurangi fouling, kecepatan mengalir
fluida proses pada sisi tube: 1 sampai 2 m/det, dan
maksimum = 4 m/det.
Jika fluida tersebut adalah berupa air, maka
kecepatan mengalir pada sisi tubes antara 1,5 sampai
2,5 m/det.
Sedangkan pada sisi shell adalah: 0,3 sampai 1 m/det.
Uap: kecepatan mengalir tergantung pada tekanan
operasional dan massa-jenis fluida. Harga terendah
di bawah ini ditujukan untuk fluida yang mempunyai
berat molekul tinggi:
Vacum, kecepatan aliran, v = 50 70 m/det
Tekanan atmosfir, v = 10 30 m/det
Tekanan tinggi, v = 5 10 m/det
60
PROSEDUR PERANCANGAN APP SHELL AND TUBES
Informasi Proses:
• Jenis fluida yang digunakan, termasuk sifat-sifat
dari fluida (misal: bersifat korosif , density,
konduktivitas panas, panas spesifik dan lain-lain).
• Laju kecepatan aliran fluida dan jumlah fluida
yang digunakan.
• Temperatur masuk dan keluar dari fluida.
• Ada atau tidaknya perubahan fasa dan berapa
besarnya.
• Tekanan operasi dan besar penurunan tekanan
yang diijinkan baik pada sisi shell maupun pada
sisi tubes.
• Faktor-faktor pengotoran (fouling factor).
• Besar laju perpindahan panas (dapat juga dari
perhitungan) 61
PROSEDUR PERANCANGAN APP SHELL AND TUBES
Informasi Mekanikal
• Ukuran shell dan tubes yang digunakan meliputi:
diameter, panjang dan tebal shell maupun tubes.
• Tata letak/lay out dan susunan tubes (vertikal
atau horisontal).
• Jarak masing-masing tubes.
• Temperatur, tekanan maksimum dan minimum
dari material yang diijinkan.
• Jenis material yang direkomendasikan untuk
digunakan.
• Jaminan terhadap korosi sesuai dengan yang
diperlukan.
62
DIAMETER TUBES
Diameter tubes yang biasa digunakan berkisar 5/8 inchi
(16 mm) sampai 2 inchi (50 mm). Penggunaan diameter
tubes yang kecil antara 5/8 inchi (16 mm) sampai 1 inchi
(25 mm) untuk beban besar dapat diaplikasikan sehingga
biaya lebih murah. Pada pemakaian fluida kotor, dipilih
diameter tubes yang besar karena memudahkan untuk
pembersihan. Ketebalan dinding tubes dipilih berdasarkan
tekanan kerja dan kecenderungan korosi.
Tabel dimensi standar untuk Steel Tubes:
DIAMETER LUAR KETEBALAN DINDING (mm)
(mm)
16 1,2 1,6 2,0 -- --
20 -- 1,6 2,0 2,6 --
25 -- 1,6 2,0 2,6 3,2
30 -- 1,6 2,0 2,6 3,2
38 -- -- 2,0 2,6 3,2
63
50 -- -- 2,0 2,6 3,2
PANJANG TUBES
Panjang tubes yang biasa digunakan adalah 6 ft (1,83 m),
8 ft (2,44 m), 12 ft (3,66 m), 16 ft (4,88 m), 20 ft (6,10
m) dan 24 ft (7,32 m). Untuk area permukaan
perpindahan panas yang telah ditentukan, maka
pemakaian tubes yang lebih panjang dapat mengurangi
ukuran diameter shell yang digunakan, sehingga dapat
menurunkan biaya pembuatan Heat Exchanger.
Perbandingan antara panjang tubes optimum dengan
diameter shell antara 5 sampai 10.
UKURAN PANJANG TUBES
FEET (ft) METER (m)
6 1,83
8 2,44
12 3,66
20 6,10
24 7,32 64
SUSUNAN TUBES (TUBES ARRANGEMENTS)
Susunan tubes dapat berbentuk triangular, square dan
rotated square. Susunan triangular dan rotated square
memberikan laju perpindahan panas lebih tinggi tetapi
menaikkan pressure drop. Susunan Square dan rotated
square digunakan untuk pemakaian fluida kotor, karena
lebih mudah pembersihannya. Ukuran pitch (Pt) pada
umumnya berkisar 1,25 -1,50 kali diameter luar tubes (d o).
65
LINTASAN TUBES (TUBES PASS)
Aliran fluida di dalam tubes biasanya dibuat bolak-balik
menjadi beberapa lintasan (pass) untuk memperpanjang
lintasan aliran. Jumlah pass dipilih untuk memberikan
kecepatan aliran fluida sisi tubes sesuai dengan yang
dibutuhkan dalam perancangan. APP (Heat Exchanger)
dapat dibuat dari 1 sampai 16 lintasan tubes.
6 tubes passes
4 tubes passes
2 tubes passes
66
BUNDEL TUBES (TUBES BUNDLES)
Diameter bundel tubes sangat tergantung dengan
jumlah dan lintasan tubes. Diameter tubes Bundle dapat
diperkirakan dengan persamaan:
ni 1 KETERANGAN:
Db Nt ni
Nt : jumlah tube
N t K i Db d o
do
Db : diameter tubes bundle
Ki do : diameter luar tube
Tabel nilai Ki dan ni
TRIANGULAR PITCH, pt = 1,25 do
No. passes 1 2 4 6 8
Ki 0,319 0,249 0,175 0,0743 0,0365
ni 2,142 2,207 2,285 2,499 2,675
SQUARE PITCH, pt = 1,25 do
No. passes 1 2 4 6 8
Ki 0,215 0,156 0,158 0,0402 0,0331
ni 2,207 2,291 2,263 2,617 2,643 67
DIMENSI SHELL
Diameter shell yang biasa digunakan berkisar antara
6 inchi (150 mm) sampai 42 inchi (1067 mm). Pada
standar TEMA, diameter shell dapat dibuat sampai 60
inchi (1520 mm).
KETEBALAN SHELL MINIMUM (mm)
DIAMETER CARBON STEEL ALLOY STEEL
SHELL NOMINAL (mm) (mm)
(mm) PIPE pelat
69
LINTASAN SHELL (SHELL PASS)
Aliran fluida di dalam shell telah distandarkan
berdasarkan standar TEMA:
KETERANGAN:
(a) One-pass shell
(b) Split flow
(c) Divided flow
(d) Two-pass shell with longitudinal baffle
(e) Double split flow
70
SEKAT (BAFFLES)
Baffles berfungsi untuk membelokkan atau membagi
aliran dan juga untuk menaikkan kecepatan aliran fluida
sehingga didapat aliran turbulen yang berfungsi untuk
memperbaiki laju perpindahan panas.
Menentukan jenis sekat diperlukan pertimbangan teknis
dan operasional karena mempengaruhi besarnya
penurunan tekanan, bentuk dan distribusi aliran fluida.
Beberapa jenis sekat yang dapat dipilih:
- sekat berbentuk segment,
- sekat berbentuk batang (rod),
- potongan sekat atau baffles cut.
Secara umum jarak antar buffle adalah (0,2 sampai
dengan 1,0) kali diameter shell. Jarak yang terlalu dekat
dapat meningkatkan koefisien perpindahan panas, tetapi
sekaligus menaikkan pressure drop. Jarak antar buflle
optimum adalah (0,3 sampai 0,5) kali diameter shell. 71
Baffles/sekat berbentuk segment
72
Baffles/sekat berbentuk ROD
73
Potongan sekat (baffles cut)
74
METODE PERANCANGAN APP JENIS SHELL & TUBES
HIPOTESIS
1) Fluida kerja dipisahkan oleh dinding tetap.
2) Keadaan aliran stedi atau tetap.
3) Tidak ada kehilangan panas ke sekeliling.
4) Hanya kuantitas inlet/outlet yang diketahui
atau dicari.
Dinding pemisah
OK OK
Fluida panas
Fluida dingin
OK
?
75
ALAT PENUKAR PANAS TIPE SHELL & TUBES
Tipe Tabung sedernaha
Tc2 Tc1
NOTASI:
Th1: Temperatur/suhu fluida panas masuk
Th2: Temperatur/suhu fluida panas keluar
Tc1: Temperatur/suhu fluida dingin masuk
Tc2: Temperatur/suhu fluida dingin keluar 76
NOTASI
Skema pertukaran panas pada aliran berlawanan
KETERANGAN
mh , mc: Laju aliran massa fluida panas, dingin (kg/s)
hh , hc : Entalpi spesifik fluida panas dan dingin (J/kg)
Th , TC : temperatur fluida panas dan dingin (°C)
Fluida panas
Fluida dingin
mC ,TC1 , hC1
mC ,TC2 , hC2
Fluida dingin
A
Q = U A ΔTm
Q
TA TB
r0
ln
1 ri 1
hi Ai 2 k L h0 A0
Atau: Q = U A ∆Tm
1
Ui
r0
Ai ln
1 ri 1 Ai
hi 2 k L h0 A0 81
1
U0
r0
A0 ln
1 A0 ri 1
hi Ai 2 k L h0
Besaran U dapat didasarkan pada bidang dalam
(Ui) atau bidang luar (UO) dari silinder
AO d O L Ai d i L
sehingga U dapat ditulis:
1
U0
r0 r0 d 0
d 0 L ln
1 d 0 L ri 1 ri di
hi d i L 2 k L h0 82
Koefisien perpindahan panas menyeluruh pada
perancangan APP tipe Shell and Tubes dalam
kondisi BERSIH adalah:
1
U0
d0
d 0 ln
1 d0 di 1
hi d i 2k h0
1
Ui
d0
d i ln
1di di 1
ho d 0 2k hi
83
1
U0
r0
A0 ln
1 A0 ri 1
hi Ai 2 k L h0
1
U0 r0 d 0
r0
2 r0 L ln ri di
(1) 2 r0 L ri 1
hi 2 ri L 2 k L h0 84
sehingga U dapat ditulis:
1
U0
r0
r0 ln
r0 ri 1
hi ri k h0
To
ho
T2
Q ri
T1 L
r0
Ti hi
k
85
Tabel Nilai konduktivitas panas beberapa material
LOGAM SUHU (0C) k (W/m 0C)
Aluminium 0 202
100 206
Kuningan 0 97
(70%Cu, 30% Zn) 100 104
400 116
Tembaga 0 388
100 378
Nikel 0 62
212 59
Cupro Nikel, 10% Ni 0 100 45
Monel 0 100 30
Stainless Steel 0 100 16
Baja (Steel) 0 45
100 45
600 36
Titanium 0 100 16
86
Tabel koefisien perpindahan panas menyeluruh, U
87
CONTOH SOAL:
Sebuah APP mempunyai diameter tube, D = 20 mm
mengalirkan air dingin, m = 0,0983 kg/s (Angka Prandtl,
Pr = 4,3, konduktivitas panas air, k = 0,632 W/mK,
density air, ρ = 1000 kg/m3 dan viskositas dinamik, μ =
0,651 x 10-3 kg/ms) untuk mendinginkan udara pada
bagian luar tube. Koefisien perpindahan panas konveksi
bagian luar, ho = 100 W/m2K. Jika tahanan panas pada
dinding tube diabaikan, hitung koefisien perpindahan
panas menyeluruh. Koefisien perpindahan panas konveksi
bagian dalam tube menggunakan formula Dittus-Boelter
dengan aliran turbulen:
Nud = 0,023 Re0,8 Pr0,4
PENYELESAIAN:
Menentukan besaran koefisien perpindahan panas
konveksi bagian dalam tube hi harus diketahui besaran
bilangan Reynold. 88
Bilangan Reynolds aliran air pada tube,
w vw D
Red D = 20 mm = 0,02 m
w
Debit aliran air atau jumlah volume aliran air setiap
satuan waktu:
mw 0,0983 kg / s m3
Vh 3
0,0000983
w 1000 kg / m s
Luas penampang tube bagian dalam,
Ai = π r² r = ½ (D) = ½ (20) = 10 mm = 0,01 m
Vh
Kecepatan aliran air di dalam tube: vw
Ai 89
Kecepatan aliran air di dalam tube:
Vh 0,0000983 m
vw 0,313
0,01
2
Ai s
w vw D
Red
w
10000,313 0,02
Red 3
9616 > 2300 (turbulen)
0,651x 10
90
Cara lain menentukan Bilangan Reynolds aliran
air di dalam tube,
w vw D
Red
w
m D 2
Laju massa air , m v A v A
A 4
Jadi Bilangan Reynolds aliran air di dalam tube,
w vw D 4m D 4m
Red
w D D
2
4m 40,0983
Red 9616 (turbulen)
D 0,02 0,651x10 3
91
Menurut Dittus and Boelter: untuk aliran turbulen
1 1 W
U 95,23 2
1 1 1 1 m K
h1 h0 2000 100
92
TUGAS (HOME WORK)
Sebuah APP digunakan untuk mendinginkan 0li mesin.
Tube bagian dalam dari stainless steel, k = 16 W/mK dan
diameter d = 25 mm serta ketebalan 3 mm mengalirkan
air = 0,25 kg/s. Tube bagian luar mempunyai diameter =
90 mm dan mengalirkan oli = 0,12 kg/s. Hitung koefisien
perpindahan panas menyeluruh dan fluida mana untuk
pengontrolan koefisien perpindahan panas.
Nud = 5,6 jika ReD < 2300
Nud = 0,023 Re0,8 Pr0,4 jika ReD > 2300
J kg W
Fluida c p 0 k 0
kg K ms m K
Air 4.173 725 (10-6) 0,625
Oli 2.131 3,25 (10-2) 0,138
93
NILAI U DENGAN FAKTOR PENGOTORAN
(FOULING FACTOR)
Fouling factor (Rf) didefinisikan sebagai perbandingan
antara perbedaan temperatur/suhu yang melintasi
area pengotoran ΔTf dengan flux panas (Q/A).
T f
Rf
Q/ A
Koefisien perpindahan panas
kondisi kotor adalah:
1 Q/ A
hf
Rf T f
94
Dengan cara yang sama, maka Koefisien Perpindahan
Panas Menyeluruh U, dengan menghitung Faktor
Pengotoran (Fouling) adalah:
Berdasarkan pada bidang luar (Uof)
1
U0 f
r0
A0 ln
1 A0 R fi A0 ri 1
R fo
hi Ai Ai 2 k L h0
1
U0 f
d0
d 0 ln
d0 d0 di 1 1
hi d i h fi d i 2k h0 h fo 95
Besaran U dapat didasarkan pada bidang dalam
(Ui) atau bidang luar (UO) dari silinder
AO 2 rO L Ai 2 ri L r0 d 0
ri di
sehingga U dapat ditulis:
1
U0 f
r0
2 r0 L ln
1 2 r0 L R fi 2 r0 L ri 1
R fo
hi 2 ri L 2 ri L 2 k L h0
1
U0 f
r0
r0 ln
1 r0 R fi r 0 ri 1
R fo
hi ri ri k h0 96
Berdasarkan pada bidang dalam (Uif)
1
U if
r0
Ai ln
1 ri R fo Ai 1 Ai
R fi
hi 2 k L A0 h0 A0
1
U if
d0
d i ln
1 1 di di di
hi h fi 2k h f 0 d 0 ho d 0
97
1
U if
r0
ri ln
1 ri R fo ri 1 ri
R fi
hi k r0 h0 r0
Perpindahan panas yang terjadi pada APP kondisi
terdapat faktor pengotoran (fouling factor):
99
LMTD
LMTD (Log Mean Temperature Difference), atau beda
temperatur rata-rata Log.
Profil temperatur
Tc2
Aliran paralel
Th1 Th
1 2
mh ch mc cc
1 2
1 1
dTh dTc d Th Tc dq … (3)
mh ch mc cc
Dari persamaan (2), dq = U (Th – Tc) dA maka:
1 1
d Th Tc U Th Tc dA
mh ch mc cc : (Th –TC)
101
Atau dapat ditulis:
d Th Tc 1 1
U dA
Th Tc mh ch mc cc
Integral persamaan di atas, kondisi 1 dan 2, didapat:
Th 2 Tc 2 1 1
ln U …. (4)
Th1 Tc1 mh ch mc cc
Kembali ke persamaan (1), maka:
Q Q
mh ch mc cc
Th1 Th 2 Tc 2 Tc1
102
Dimasukkan ke persamaan (4) Profil temperatur
didapat:
Th1 Th
q U A
Th 2 Tc 2 Th1 Tc1 Th2
ln
Th 2 Tc 2 Tc
dq
TC2
1 2
LMTD Tm
Th 2 Tc 2 Th1 Tc1
ln
Th 2 Tc 2
Th1 Tc1
103
LMTD
Th1 Profil temperatur CARA LAIN MENENTUKAN LMTD:
Th
Th2 ΔTX1 = Th1 – Tc1
ΔTX1 ΔTX2
Tc
dq ΔTX2 = Th2 – Tc2
TC2
dA TX 2 TX 1
Tc1 LMTD
TX 2
1 2
ln
ALIRAN PARALEL
TX 1
LMTD Tm
Th 2 Tc 2 Th1 Tc1
ln
Th 2 Tc 2
Th1 Tc1 104
Dengan cara yang sama, untuk aliran lawan arah
(counter flow) maka LMTD didapat:
12790800
Q 213180 W 213,18 kW
60 106
Menentukan LMTD: aliran paralel
Th1 = 1100C Th2 = 800C
Th1
Profil temperatur Tc1 = 300C Tc2 = 750C
Th2
Th
TX 2 TX 1
ΔTX1 ΔTX2 LMTD
TX 2
Tc
TC2 ln
TX 1
Tc1
Tm
1 2
ln
Th 2 Tc 2
Th1 Tc1
Tm
80 75 110 30 75 27 0 C
ln
80 75 2,7726
110 30 107
Laju perpindahan panas : Q = A U ΔTm
Luas permukaan penukar panas:
Q 213180
A 24,67 m 2
U Tm 320 27
Menentukan LMTD: aliran lawan arah
Th1 Profil temperatur TX 2 TX 1
LMTD
ΔTX1 TX 2
Th2 ln
TC2 TX 1
ΔTX2
Tc1
Tm
Th 2 Tc1 Th1 Tc 2
1 2
ln
Th 2 Tc1
Aliran lawan arah
Th1 Tc 2 108
Tm
80 30 110 75
15
420 C
ln
80 30 0,3567
110 75
Laju perpindahan panas : Q = A U ΔTm
Luas permukaan penukar panas:
Q 213180 2
A 15,86 m
U Tm 320 42
A lawan arah = 15,86 m2 < A paralel = 24,67 m2
FAKTOR KOREKSI
Aliran paralel, LMTD = LMTDP, F = 1
Aliran lawan arah, LMTD = LMTDC, F = 1
Aliran yang lain, LMTD = LMTDF , F ≠ 1
F = f (P, R) atau F = f (S, R) dapat dilihat dari grafik.
110
T2
t1
R
T1 T2
S
t 2 t1
t2 t2 t1 T1 t1
T1
R
T1 T2
S
t 2 t1
t1 t2 t1 T1 t1
T2
R
T1 T2
S
t 2 t1
t1 t2 t1 T1 t1
T2
R
T1 T2
S
t 2 t1
t2 t2 t1 T1 t1
T1
t1
P
t 2 t1
R
T1 T2
t2
T1 t1 t2 t1
T1
MISAL:
t1 = 800C
t2 = 540C
T1 = 300C
T2 = 500C
Faktor
koreksi
P
t 2 t1 54 80
0,32
T2 F = 0,95
T1 t1 30 80 t1
t2
R
T1 T2 30 50
1,25
t2 t1 54 80 T1
116
T1
t2
P
t 2 t1
R
T1 T2
t1
T1 t1 t2 t1
T2
t1 t2
T2
P
t 2 t1
T1 t1
R
T1 T2
t2 t1 Faktor koreksi suhu (F): APP 2 aliran silang
dengan kedua fluida bercampur.
119
T1
t1 t2
T2
P
t 2 t1
T1 t1
R
T1 T2
t2 t1 Faktor koreksi suhu (F): APP 2 aliran silang
dengan kedua fluida tidak bercampur.
120
CONTOH SOAL: FAKTOR KOREKSI LMTD
Laju massa Air 68 kg/menit pada sisi shell dipanaskan
dari suhu 300C menjadi 750C pada sebuah alat penukar
panas pipa ganda. Panas spesifik air, cw = 4,18 kJ/kg 0C.
Sebagai fluida pemanas adalah minyak dengan suhu
masuk dan keluar masing-masing = 1100C dan 800C
dialirkan pada sisi tube dengan 3 buah lintasan. Koefisien
perpindahan panas menyeluruh U = 320 W/m2 0C, hitung
luas permukaan penukar panas untuk aliran lawan arah.
PENYELESAIAN:
Perpindahan panas ditentukan dari energi yang diserap air.
Panas spesifik air, cw = 4180 J/kg 0C
Q = mw cw ΔTw = (68)(4180)(75 – 30) = 12790800 J/menit
12790800
Q 213180 W 213,18 kW
60 121
Menentukan LMTD: aliran lawan arah
Th1 Profil temperatur TX 2 TX 1
LMTD
ΔTX1 TX 2
Th2 ln
TC2 TX 1
ΔTX2
Tm
Th 2 Tc1 Th1 Tc 2
1 2
Tc1
ln
Th 2 Tc1
Aliran lawan arah Th1 Tc 2
Tm
80 30 110 75
15
420 C
ln
80 30 0,3567
110 75
122
T1 = 300C T2 = 750C t1 = 1100C t2 = 800C
T1
t 2 t1 80 110
t2 P 0,375
T1 t1 30 110
t1
T1 T2 30 75
T2 R 1,5
t 2 t1 80 110
123
Dari GRAFIK didapat nilai faktor koreksi, F = 0,85
Laju perpindahan panas : Q = F A U ΔTm
Q = 213180 W, U = 320 W/m0C dan ΔTm = 420C
Q 213180
A 18,66 m 2
F U Tm 0,85320 42
Dari hasil akhir pada aliran lawan arah, jumlah lintasan
tube mempengaruhi luas permukaan penukar panas.
ALIRAN PARALEL
Koefisien perpindahan 1 1 1 x
panas menyeluruh: U hg hw k
Karena dinding pipa sangat tipis, maka x dianggap = 0
1 1 1
0,004 U 250
U 300 1500
Panas yang ditransfer oleh gas ke air: Q = mh cph (Th1 - Th2)
Q 15820
Tc 2 Tc1 10 19,44 0C
mc c pc 0,4 4190
Th1 Profil temperatur
Menentukan LMTD, aliran paralel
Th2
Th ΔTX1 = Th1 – Tc1
ΔTX1 ΔTX2 = 350 – 10 = 3400C
Tc
TC2 ΔTX2 = Th2 – Tc2
Tc1 = 100 – 19,44 = 80,560C
1 2 127
TX 2 TX 1 80,56 340
LMTD 180
TX 2 80,56
ln ln
TX 1 340
Luas permukaan perpindahan panas (A):
Q = A U ∆Tm
Q 15820 2
A 0,35155 m
U Tm (250) 180
Menentukan panjang tube (L): A = π d L
A 0,35155
L 1,493 m
d 0,075 128
ALIRAN LAWAN ARAH: Menentukan LMTD
Tc2 Tc1
TX 2 TX 1
Tm
TX 2
ln
TX 1
129
= 100 – 10 = 90 C 0
TX 2 TX 1 90 330,56
Tm 185 0C
TX 2 90
ln ln
TX 1 330,56
A 0,342
L 1,452 m
d 0,075
Dari hasil panjang tube, aliran lawan arah lebih
efisien dibandingkan dengan aliran paralel/sejajar.
130
TUGAS (HOME WORK)
131
CONTOH SOAL: PERANCANGAN APP SEDERHANA
Sebuah APP digunakan untuk memanaskan air 0,89 kg/s
dari suhu 25°C menjadi 45°C. Sebagai media pemanas
digunakan air limbah industri, laju aliran massa 0,59 kg/s
pada suhu 85°C. Air limbah dialirkan pada sisi tube terbuat
dari SS dengan konduktivitas termal 45 W/m°C, diameter
dalam 32 mm dan ketebalan 1,5 mm. Air dingin dialirkan
pada sisi shell. Diameter dalam shell 45 mm. Jika
diasumsikan APP dalam keadaan bersih, tentukan panjang
tube yang diperlukan jika: a. Aliran dibuat counter flow, b.
Aliran dibuat parallel flow
kg J kg W
Fluida 3 c p 0 k 0
m kg C ms m C
Air dingin 979 4.190 4,14 (10-4) 0,665
132
Air panas 973 4.190 3,56 (10-4) 0,669
PENYELESAIAN: A. Kasus aliran LAWAN ARAH
Tc1 Kebutuhan panas fluida dingin:
Q = mc cpc (Tc2 – Tc1)
Th1 Th2 = 0,89 (4.190) (45 – 25)
Aliran lawan arah = 74.580 Watt
Tc2 (Counter flow)
Q
Suhu air panas keluar:
Th 2 Th1
mh c ph
74580 0
Th 2 85 54,8 C
0,59. 4190 133
Koefisien perpindahan panas menyeluruh (U),
APP dalam kondisi bersih:
1
U0
d0
d 0 ln d i do D
1d0 di 1
hi d i 2k h0
Menentukan besaran hi: Bilangan Reynolds aliran air panas,
h vh d h
Reh dh = di = 0,032 m
h
Jumlah volume aliran setiap satuan waktu:
mh 0,59 kg / s m3
Vh 3
0,0006
h 973 kg / m s 134
Luas penampang pipa bagian air panas,
Ah = π r² r = ½ (32) = 16 mm = 0,016 m
Kecepatan aliran air panas:
Vh 0,0006 m
vh 0,75434
Ah 0,016 2
s
9730,75 0,032
Reh 4
65975 > 2300 (turbulen)
3,56.10
h vh d h m D2
Reh m v A v A
h A 4
135
h vh d h h 4m d h 4m
Reh
h d h h d h h
2
h
40,59
Red 65975
0,0323,56 x10
4 > 2300 (turbulen)
N uc k h 209,8 0,669 W
hi 4385 2 0
di 0,032 m C
136
Menentukan besaran ho:
c vc d c
Bilangan Reynolds aliran air dingin, Rec
c
Jumlah volume aliran setiap satuan waktu:
mc 0,89 kg / s m3
Vc 3
0,0009
c 979 kg / m s
Luas penampang pipa bagian air dingin:
Ac
4
2
D d 0 0,785 (0,0452 0,0352 ) 0,00063 m 2
2
N uh kc 142 0,665 W
ho 2700 2 0
do 0,035 m C
138
Jadi Koefisien perpindahan panas menyeluruh:
1
U0 1530
0,035
0,035 ln
1 0,035 0,032
1
4385 0,032 2 45 2700
Tm
54,8 25 85 45
34,65 0C
Tc1
ln
54,8 25
1 2 85 45
139
Th1 Profil temperatur Cara lain menentukan LMTD (ΔTm):
ΔTX1 Th1 = 850C Th2 = 54,80C
Th2
TC2 Tc1 = 250C Tc2 = 450C
ΔTX2
Tc1
ΔTX1 = Th1 – Tc2 = 85 – 45 = 400C
1 2 ΔTX2 = Th2 – Tc1 = 54,8 – 25 = 29,80C
Q = AO UO ∆Tm 140
Q
Luas permukaan: AO
U O Tm
74580 2
AO 1,407 m
1530 34,65
AO 1,407
L 12,8 m
d 0 0,035
Jika panjang setiap tube ditentukan 2,6 m,
maka jumlah tube = 5
141
B. Kasus aliran SEJAJAR
TC2
Menentukan LMTDP
Tm
Th 2 Tc 2 Th1 Tc1
Th1 Th2 ln
Th 2 Tc 2
Aliran sejajar
Th1 Tc1
Tc1 (Parallel flow)
Tm
54,8 45 85 25
27,7 0C
di d o D
ln
54,8 45
85 25
Aliran paralel secara murni, faktor koreksi F = 1
Menentukan luas permukaan perpindahan panas (Ao):
Q 74580
AO AO 1,76 m 2
U O Tm 153027,7 142
Menentukan panjang tube:
AO 1,76
L 16 m
d 0 0,035
Jika panjang setiap tube ditentukan 2 m,
jumlah tube = 8
143
PERANCANGAN APP SHELL & TUBES
METODA NTU - EFEKTIVITAS
NTU = NUMBER OF TRANSFER UNIT
Qaktual
Qaktual Qmaks.
Qmaks.
144
NTU = NUMBER OF TRANSFER UNIT
A. ALIRAN SEJAJAR
Perpindahan panas aktual,
Th1 ALIRAN SEJAJAR untuk aliran sejajar:
Th
Th2 Qaktual = mh cph (Th1 – Th2)
Tc TC2
= mc cpc (Tc2 – Tc1)
Tc1
Perpindahan panas maksimum
1 2 yang mungkin terjadi:
Qmaks. = (m cp)min (Th masuk – Tc masuk)
Atau
145
Qmaks = (m c)min ∆Tmaks.
Kapasitas panas (Heat Capacity), C
Kapasitas panas adalah massa x panas spesifiknya
(C = m c)
mh hh1 hh 2
Fluida panas: Ch mh c ph
Th1 Th 2
mc hc1 hc 2
Fluida dingin: Cc mc c pc
Tc1 Tc 2
(m c)min = Cmin = min (Ch , Cc)
c
Tc 2 Tc1
Tc
Th1 Tc1
1 2
Tmaks147
Perbedaan suhu maksimum (ΔTmak.) adalah fungsi
dari hasil suhu efektif dari fluida panas atau dingin.
Jadi, ε = maks (εh , εc)
Laju perpindahan panas sebenarnya adalah:
Q = ε Cmin (Th1 – Tc1)
= ε Cmin ∆Tmaks
PROSEDUR PERANCANGAN APP METODA NTU
1. Hitung suhu efektif ε dari fluida panas dan dingin, ambil
harga yang lebih besar atau maksimum.
2. Hitung kapasitas panas (m c) dari fluida panas dan dingin,
ambil harga yang lebih kecil atau minimum.
3. Hitung Ratio kapasitas panas (Rh, Rc) dari fluida panas dan
dingin, ambil harga yang lebih kecil atau minimum.
4. Dari data ε dan R, maka dapat dibaca di grafik NTU dan
didapatkan nilai NTU maksimum.
148
B. ALIRAN LAWAN ARAH
Th1 Perpindahan panas nyata,
TC2 aliran lawan arah:
Th2
Q = mh cph (Th1 – Th2)
Tc1 = mc cpc (Tc2 – Tc1)
Laju perpindahan panas maksimum yang mungkin
terjadi untuk aliran lawan arah:
Qmax= mh cph (Th1 - Tc1), jika mh cph < mc cpc
Qmax= mc cpc (Th1 - Tc1), jika mc cpc < mh cph
Th1
∆Th
Th2
∆Tmaks
Tc2
Tc1
∆Tc Atau
Qmaks = (m c)min ∆Tmaks.
149
ALIRAN LAWAN ARAH
TEMPERATUR/SUHU EFEKTIF (ε):
ALIRAN LAWAN ARAH Fluida panas:
Th1
Th2
∆Th
h
Th1 Th 2
Th
Tc2
∆Tmaks
Th1 Tc1 Tmaks
∆Tc
Tc1
Fluida dingin:
c
Tc 2 Tc1
Tc
Th1 Tc1 Tmaks
Perbedaan suhu maksimum (ΔTmak.) adalah fungsi
dari hasil suhu efektif dari fluida panas atau dingin.
Jadi, ε = adalah fungsi dari maks (εh , εc),
dalam perhitungan ambil harga εh atau εc
yang mempunyai nilai lebih besar 150
CONTOH SOAL: PERANCANGAN APP METODA NTU
Sebuah APP digunakan untuk memanaskan air 0,89 kg/s
dari suhu 25°C menjadi 45°C. Sebagai media pemanas
digunakan air limbah industri, laju aliran massa 0,59 kg/s
pada suhu 85°C. Air limbah dialirkan pada sisi tube terbuat
dari SS dengan konduktivitas termal 45 W/m°C, diameter
dalam 32 mm dan ketebalan 1,5 mm. Air dingin dialirkan
pada sisi shell. Diameter dalam shell 45 mm. Jika
diasumsikan APP dalam keadaan bersih, tentukan panjang
tube yang diperlukan jika aliran dibuat counter flow.
kg J kg W
Fluida 3 c p 0 k 0
m kg C ms m C
Air dingin 979 4.190 4,14 (10-4) 0,665
Q
Suhu air panas keluar: Th 2 Th1
mh c ph
74580
Th 2 85 54,80 C
0,59. 4190
152
Koefisien perpindahan panas menyeluruh (U),
APP dalam kondisi bersih:
1
U0
d0
d 0 ln d i do D
1d0 di 1
hi d i 2k h0
Menentukan besaran hi: Bilangan Reynolds aliran air panas,
h vh d h
Reh dh = di = 0,032 m
h
Jumlah volume aliran setiap satuan waktu:
mh 0,59 kg / s m3
Vh 3
0,0006
h 973 kg / m s 153
Luas penampang pipa bagian air panas,
Ah = π r² r = ½ (32) = 16 mm = 0,016 m
Kecepatan aliran air panas:
Vh 0,0006 m
vh 0,75434
Ah 0,016 2
s
9730,75 0,032
Reh 4
65975 > 2300 (turbulen)
3,56.10
h vh d h m D2
Reh m v A v A
h A 4
154
h vh d h h 4m d h 4m
Reh
h d h h d h h
2
h
40,59
Red 65975
0,0323,56 x10
4 > 2300 (turbulen)
N uc k h 209,8 0,669 W
hi 4385 2 0
di 0,032 m C
155
Menentukan besaran ho:
c vc d c
Bilangan Reynolds aliran air dingin, Rec
c
Jumlah volume aliran setiap satuan waktu:
mc 0,89 kg / s m3
Vc 3
0,0009
c 979 kg / m s
Luas penampang pipa bagian air dingin:
Ac
4
2
D d 0 0,785 (0,0452 0,0352 ) 0,00063 m 2
2
N uh kc 142 0,665 W
ho 2700 2 0
do 0,035 m C
157
Jadi Koefisien perpindahan panas menyeluruh:
1
U0 1530
0,035
0,035 ln
1 0,035 0,032
1
4385 0,032 2 45 2700
h
Th1 Th 2
Th
Th2
∆Th
Th1 Tc1 Tmaks
∆Tmaks
Tc2
∆Tc Fluida dingin:
Tc1
c
Tc 2 Tc1
Tc
Th1 Tc1 Tmaks
158
h
85 54,8 30,2
0,503
85 25 60
c
45 25
20
0,333
85 25 60
ε = maks (εh) = 0,503
Cmin
R
Cmaks
Lihat grafik
160
GRAFIK NTU ALIRAN LAWAN ARAH
Data ε = 0,503
Cmin
R 0,662
Cmaks
A0 U 0
NTU mak
Cmin
163
164
BEBERAPA GRAFIK NTU
165
BEBERAPA GRAFIK NTU
CONTOH SOAL 1: PERANCANGAN APP METODE NTU
Laju massa Air 68 kg/menit dipanaskan dari suhu 30 0C
menjadi 750C pada sebuah alat penukar kalor pipa ganda.
Panas spesifik air, cw = 4,18 kJ/kg 0C. Sebagai fluida
pemanas adalah minyak dengan suhu masuk dan keluar
masing-masing = 1100C dan 800C dan panas spesifik
minyak = 1,9 kJ/kg 0C. Jika koefisien perpindahan panas
menyeluruh U = 320 W/m2 0C, hitung luas permukaan
penukar kalor dan bandingkan untuk aliran sejajar dan
lawan arah. Hitung suhu air keluar, jika laju massa air
adalah 40 kg/menit air yang dipanaskan.
PENYELESAIAN:
Panas spesifik air, cw = 4180 J/kg 0C
Perpindahan panas total yang diserap air (Q).
Tm
80 75 110 30
75
27 0 C
ln
80 75 2,7726
110 30 167
Luas permukaan perpindahan panas (A):
Q 213180
Q = A U ΔTm A 24,67 m 2
U Tm 320 27
W
Ch mh ch 3,73 1900 7087 0
C
W
Cc mc cc 0,6666 4180 2788 0
C
Heat Capacity Rate Ratio (R),
Cmin 2788
R 0,393
Cmaks 7087
U A 320 24,67
NTU mak 2,83
Cmin 2788 169
NTU maks. = 2,83 dan R = 0,393
Dari grafik NTU, didapat ε = 0,66
Fluida dingin (air)
yang minimum, jadi:
Tc
c
Tmaks
Tc c Tmaks .
Tw = 30 + 52,8 = 82,80C
170
B. ALIRAN LAWAN ARAH
Menentukan LMTD
Th1 Profil temperatur
ΔTX1 Tm
Th 2 Tc1 Th1 Tc 2
Th2
ln
Th 2 Tc1
Th1 Tc 2
TC2
ΔTX2
Tc1
Tm
80 30 110 75
420 C
1 2
ln
80 30
Aliran lawan arah 110 75
Luas permukaan perpindahan panas (A):
213180 2
Q = A U ΔTm A 15,86 m
320 42
171
Laju aliran massa minyak dapat dihitung dari:
mh ch ΔTh = mc cc ΔTc
U A 32015,86
NTU mak 1,82
Cmin 2788
173
NTU maks. = 1,82 dan R = 0,393
Dari grafik NTU, didapat ε = 0,76
Fluida dingin (air)
yang minimum, jadi:
Tc
c
Tmaks
Tc c Tmaks .
175
CONTOH SOAL 2: METODE NTU
Penukar kalor Tabung bersirip, digunakan untuk
memanaskan udara 2,0 m3/s, tekanan 1 atm dari 300C
menjadi 500C. Air panas, m = 0,26 kg/s masuk tabung
pada suhu 900C dan udara melintasi sirip tabung dengan
perpindahan panas menyeluruh U = 230 W/m2 0C. Luas
permukaan total perpindahan panas = 9 m2. Hitung suhu
air keluar dan laju perpindahan panas.
PENYELESAIAN:
Perpindahan panas dihitung
dari neraca energi udara,
Aliran
udara density udara masuk aliran
adalah:
P
Aliran
air
RT
176
T = 300C = 303 K P = 1 atm = 10332 kg/m2
R udara = 29,7 kgm/kg K
Density udara:
P 10332 kg
1,15 3 Cp udara = 1006 J/kg 0C
R T 29,7303 m
U A 230 9
NTU mak 1,9
Cmin 1086,8
Dari grafik NTU, maka didapat nilai ε. 178
Aliran silang, fluida tidak bercampur
NTU maks. = 1,9 & R = 0,47
Dari grafik NTU,
didapat nilai ε = 0,7
Fluida panas (air) yang
minimum, jadi:
Th
h
Tmaks
TH 0,7 90 30 430 C
Tw = 90 - 43 = 470C 179
TUGAS (HOME WORK)
1. Pada soal di atas, hitung perpindahan kalor yang
terjadi dan temperatur/suhu air keluar TABUNG
dengan menggunakan neraca energi fluida air
panas. Bandingkan dengan metode NTU.
Tw2 750C
Tm2 Tm3
Tm4 800C 880C
181
PERANCANGAN APP SHELL & TUBES
SECARA PRAKTIS METODE KERN
KOEFISIEN PERPINDAHAN PANAS DAN PRESSURE
DROP (FASE TUNGGAL) PADA SISI TUBES
PERPINDAHAN PANAS ALIRAN TURBULEN
Data perpindahan panas aliran turbulen di dalam pipa
(tubes) yang seragam biasanya dihubungkan dengan
persamaan Nusselt:
c Angka Nusselt
hi d e
Nu C Re Pr
a b
Nu
w kf
Angka Reynold Angka Prandtl
de G de cp
Re Re Pr
kf 182
c
hi d e de G de
b Nu Re Re
Nu C Re Pr
a
kf
w
cp
KETERANGAN: Pr
kf
de: diameter tubes/ shell ekivalen (m)
v : kecepatan aliran fluida (m/s)
kf : kondukstivitas panas fluida (W/m K)
G : aliran massa fluida per satuan luas (kg/m 2 s)
hi: koef. Perpanas konveksi bagian dalam tube (W/m2 K)
μ : viskositas dinamik fluida (Ns/m2)
μw : viskositas dinamik fluida pada dinding (Ns/m2)
cp : panas spesifik fluida (J/kg 0C)
Secara umum nilai indek (a) pada angka Reynold = 0,8 dan
nilai indek (b) pada angka Prandtl adalah, b = 0,3 untuk
pendinginan dan b = 0,4 untuk pemanasan fluida. Nilai
indek (c) pada viskositas = 0,14.
183
Untuk desain APP Shell & Tubes, secara umum
dapat dipakai persamaan berikut:
Nilai Indek (C) adalah:
C = 0,021 untuk gas
C = 0,023 untuk cairan encer
C = 0,027 untuk cairan viskos
0 , 33 0 ,14
de
Nu 1,86Re Pr
0 , 33
L w
L : panjang tube 184
FAKTOR PERPINDAHAN PANAS (jh)
Faktor perpindahan panas dapat digunakan untuk aliran
laminer maupun turbulen. Nilai jh didapat dari Grafik
hubungan antara Angka Reynold dan perbandingan
antara panjang tube dengan diameter tube (L/D).
185
Faktor perpindahan panas sisi tube.
FAKTOR KOREKSI VISKOSITAS
Pada umumnya faktor koreksi viskositas hanya
digunakan untuk fluida viskos. Penggunaan faktor
koreksi memerlukan data suhu dinding.
hi (tw – t) = U (T – t)
KETERANGAN:
t: suhu rata-rata sisi tube (0C)
T : suhu rata-rata sisi shell (0C)
tw : suhu dinding yang diestimasi (0C)
186
KOEFISIEN PERPINDAHAN PANAS UNTUK AIR (hw)
Air banyak digunakan untuk media pendinginan,
koefisien perpindahan panas untuk air dapat
diadopsi untuk perhitungan dalam perancangan
APP (Heat exchanger).
KETERANGAN:
hw: koefisien perpindahan panas untuk air…W/m0C
t : temperatur/suhu air…0C
v : kecepatan aliran air… m/s
di : diameter dalam tube …m
187
PRESSURE DROP SISI TUBES
Terdapat dua sumber yang dapat mengakibatkan
kehilangan tekanan (pressure drop) pada sisi tubes
yaitu karena faktor gesekan dan faktor pengecilan
atau pembesaran luas penampang laluan fluida.
Pada aliran fluida isothermis, maka kehilangan
tekanan adalah:
j f : faktor gesekan
L' v 2
L': panjang pipa efektiv ... m
P 8 j f
di 2 : density fluida ... kg / m 3
v : kecepa tan aliran ... m / s
L m v2
Pt N p 8 j f 2,5
d i w 2
Np : jumlah lintasan tube, L : panjang tube,
ΔPt : pressure drop sisi tube
Faktor gesekan jf didapat dari Grafik hubungan antara
Angka Reynold dan garis faktor gesekan (lihat grafik). 189
Grafik nilai faktor gesekan jf pada sisi tube.
190
PROSEDUR PERANCANGAN APP
SHELL & TUBES METODE KERN
1. Menghitung luas/area (As) pada daerah antara
bundel tube (tube Bundles) dengan shell, yaitu:
Diameter shell ekivalen dapat dihitung menggunakan
luasan area antara beberapa tube dengan keliling
tube.
As
pt d o Ds l B
pt
KETERANGAN:
pt : jarak pitch (m)
do : diameter luar tube (m)
Ds : diameter dalam shell (m)
lB : jarak baffle (m)
pt d o adalah perbandingan jarak (clearance) antara
pt tubes dan jarak total titik pusat tubes.
194
2. Menghitung kecepatan aliran massa fluida per
satuan luas (G) pada sisi shell dan kecepatan
liniernya (v):
G m
G = ρ (v) (kg/m2 s) v
s
m kg
G 2
As m s
KETERANGAN:
G : aliran massa fluida per satuan luas (kg/m2 s)
m : debit massa aliran (kg/s)
ρ : density fluida sisi shell (kg/m3)
195
3. Menghitung diameter ekivalen pada sisi shell (de):
Untuk susunan pitch jenis SQUARE:
pt2 d 02
4
4 1,27 2
de
d0
d0
pt 0,7854 d 02
L
: jumlah aliran lewat bundle N b 1
lB
Nb : jumlah baffles 198
Prosedur perancangan APP secara umum (KERN):
199
Prosedur perancangan APP secara umum (KERN):
10.Hitung pressure drop sampai sesuai dengan yang
diijinkan, jika diperlukan kembali lagi ke langkah 7 atau
4 atau 3.
11.Optimalisasi perancangan dengan cara mengulang dari
langkah 4 sampai dengan 10 untuk menghasilkan APP
yang sesuai dengan beban yang dibutuhkan dan
menghasilkan perancangan APP yang ekonomis.
200
CONTOH SOAL: PERANCANGAN APP METODE KERN
PENYELESAIAN:
Desain hanya difokuskan pada keseimbangan panas.
Dalam kasus ini air dianggap bersifat korosif, maka
dialirkan sisi TUBE.
Debit aliran methanol pada sisi shell,
mh = 100.000 kg/h
100000 kg
mh
3600 s 201
BEBAN ENERGI PANAS UNTUK METHANOL:
Q = mh cph (ΔTh)
100000
Q 2,8495 40 4340kW
3600
BEBAN ENERGI PANAS UNTUK AIR:
Q = mc cpc (ΔTc)
Q 4340 kg
mc 69
c pc Tc 4,2 40 25 s
202
Menentukan LMTD, untuk aliran lawan arah:
Tm
Th 2 Tc1 Th1 Tc 2 40 25 95 40
310 C
ln
Th 2 Tc1
ln
40 25
Th1 Tc 2 95 40
APP (Heat exchanger) didesain terdiri dari 2
lintasan tubes dan 1 lintasan shell. Faktor
koreksi LMTD dari GRAFIK, F = 0,84 (lihat grafik)
203
T2
t1
P
t 2 t1
R
T1 T2
t2
T1 t1 t2 t1
T1
t1 = 950C
t2 = 400C
T1 = 250C
T2 = 400C
t 2 t1 40 95 T1 T2 25 40
P 0,786 R 0,273
T1 t1 25 95 t 2 t1 40 95 204
Tabel koefisien perpindahan panas menyeluruh, U
205
Estimasi koefisien perpindahan panas menyeluruh,
dari tabel untuk fluida methanol (organic solvent)
dan air (water) didapat nilai U = 250 sd 750 W/m2
C, misal diambil U = 600 W/m2 0C
Perpindahan panas total: Q = U A ΔTm
Luas permukaan tube secara keseluruhan:
Q 4340 x 103 2
Atube 278 m
U Tm 600 26
Bahan tube dipilih jenis Cupro-Nickel, diameter luar
tube, do = 20 mm, diameter dalam di = 16 mm dan
panjang tube = 4,88 m (¾ inchi x 16 feet)
Untuk alokasi tube-sheet, maka panjang tube
ditetapkan, L = 4,83 m 206
Luas permukaan luar setiap panjang tube,
20
A do L 4,83 0,303 m 2
1000
Jadi jumlah tube yang digunakan:
Atube 278
Nt 918 tube
A 0,303
Sisi shell Fluida pada sisi shell berupa methanol
bersih, maka susunan PITCH TUBE
dibuat TRIANGULAR dan pt = 1,25 d0
1
Diameter Bundle Nt ni
tubes adalah: Db d o
Ki 207
1 KETERANGAN:
Nt ni
Nt : jumlah tube
Db d o
Db : diameter tubes bundle
Ki
do : diameter luar tube
Tabel nilai Ki dan ni
TRIANGULAR PITCH, pt = 1,25 do
No. passes 1 2 4 6 8
Ki 0,319 0,249 0,175 0,0743 0,0365
ni 2,142 2,207 2,285 2,499 2,675
SQUARE PITCH, pt = 1,25 do
No. passes 1 2 4 6 8
Ki 0,215 0,156 0,158 0,0402 0,0331
ni 2,207 2,291 2,263 2,617 2,643
1
Diameter Bundle 918 2 , 207
209
Clearence antara diameter dalam shell dengan diameter
bundle tubes tergantung jenis heat exchanger.
210
STANDAR DIMENSI SHELL
Diameter shell yang biasa digunakan berkisar
antara 6 in (150 mm) sampai 42 in (1067 mm).
Pada standar TEMA, diameter shell dapat dibuat
sampai 60 in (1520 mm).
KETEBALAN SHELL MINIMUM (mm)
212
Kecepatan aliran massa air di dalam tube:
mc 69 kg
vw 750
A2t 0,092 s m2
Density air, ρ = 1000 kg/m3, kecepatan aliran air:
vw 750 m
v 0,75
1000 s
Jadi koefisien perpindahan panas air sisi dalam tube:
Angka REYNOLD:
v d i 1000 0,7516.10 3
Re 3
15000
0,8.10
Angka PRANDTL:
cp 4200 0,8.10 3
Pr 5,7
kf 0,59 214
Abaikan nilai:
w
L 4,83.103
302 Dari GRAFIK didapat,
di 16 jh = 4 x 10-3
Angka Nusselt:
hi d i
Nu
kf
3
4.10 150005,7 107
1/ 3
Nu k f 1070,59 W
hi 3
3945 2 0
di 16.10 m C 215
Dari angka Reynold Re = 15.000 dan perbandingan L/D =
302, maka didapat faktor perpindahan panas jh = 4 x 10-3.
Ds 894
Jarak antar baffles dipilih: lb 178 mm
5 5
Pitch, pt = 1,25 do = 1,25 x 20 = 25 mm.
As
pt d 0 Ds
xl
25 20894
x 178.10 6 0,032 m 2
b
pt 25
ms 100000 kg
Gs 868
As 3600 0,032 s m2 217
Diameter shell ekivalen:
1,10 2 1,10 2
de
d0
pt 0,917 d 0
2
20
25 0,917 x 20 2 14,4 mm
95 40
Temperatur methanol rata-rata : tm 67,50 C
2
Density methanol, ρ = 750 kg/m3
Viskositas dinamik methanol, μ = 0,34. 10-3 Ns/m2
Panas spesifik methanol, cp = 2,84 kJ/kg 0C
Konduktivitas panas methanol, kf = 0,19 W/m 0C
218
Angka REYNOLD:
Gs d e 86814,4 .10 3
Re 3
36762
0,34 .10
Angka PRANDTL:
Pr
cp
2,84 .10 0,34.10
3 3
5,1
kf 0,19
hs d e
Nu 3,3 x10 3 36762 5,11/ 3 207
kf
220
GRAFIK ANGKA REYNOLD - FAKTOR PERPINDAHAN
PANAS SISI SHELL (jh) DAN POTONGAN BAFFLES
221
ESTIMASI TEMPERATUR DINDING SHELL
Perbedaan temperatur rata-rata methanol
dengan air di dalam semua tahanan pada shell:
Tw 67,5 8 59,50 C
222
Menghitung Koefisien perpindahan panas menyeluruh (U).
1
U0 f
d0
d 0 ln
d0 d0 di 1 1
hi d i h fi d i 2k h0 h fo
224
1
U0 f
0,020
0,02 ln
0,02 0,02 0,016 1 1
38500,016 20000,016 2 50 2730 4000
1
U0 f
0,000325 0,000625 0,0000446 0,000366 0,00025
W
U 0 f 620 2 0
m C
Hasil perhitungan Koefisien perpindahan panas
menyeluruh (U) mendekati dengan nilai yang
diestimasikan, yaitu 620 W/m2 0C mendekati nilai
600W/m2 0C
225
MENENTUKAN PRESSURE DROP SISI TUBE
L m v2
Pt N p 8 j f 2,5
d i w 2
Dari angka Reynold Re = 15.000, didapat faktor
gesekan pada sisi tube, jf = 4,3 x 10-3 (lihat grafik)
m
Abaikan nilai:
w
10000,75
2
4,83
Pt 2 8 4,3 x 10 3
2,5
0,016 2
N
Pt 212,8845281,25 7247 2 0,07247 bar
m 226
Dari angka Reynold Re = 15.000, didapat faktor gesekan
pada sisi tube, jf = 4,3 x 10-3.
Gs 868 m
Kecepatan aliran methanol: v 1,16
750 s
0 ,14
Abaikan nilai:
w
228
Dari angka Reynold Re = 15.000, potongan buffles = 25 %
didapat faktor gesekan pada sisi shell, jf = 4 x 10-2.
N
Ps 272020 2 2,72 bar Terlalu tinggi
m
Diperlukan perubahan ulang perancangan dengan
merubah jarak antar buflle optimum adalah (0,3
sampai 0,5) kali diameter shell.
230
CONDENSER
Desain Condenser sama seperti APP (Heat exchanger)
tetapi pada umumnya jarak antar buffle sama dengan
diameter shell ( Lb = Ds).
Konfigurasi Condensor:
1. Horisontal, kondensasi pada sisi shell dan
media pendingin pada sisi tubes.
2. Horisontal, kondensasi pada sisi tubes.
3. Vertikal, kondensasi pada sisi shell.
4. Vertikal, kondensasi pada sisi tubes.
Konfigurasi Condenser yang sering digunakan
adalah jenis horisontal, kondensasi pada sisi shell
dan jenis vertikal, kondensasi pada sisi tube.
231
Air keluar Uap CONDENSER Ventilasi
Halus
(smooth)
Tidak halus
(not smooth)
hc Nr hc 1 N r 1 / 4
234
Dalam kenyataan, kondensasi jarang terjadi aliran halus,
sehingga oleh KERN persamaan harus ditambahkan
faktor koreksi, sehingga koefisien kondensasi rata-rata
untuk bundle tube yaitu:
1/ 3
L L v g W
hc b 0,95k L N 1 / 6
r 2 0
L h m C
Wc
KETERANGAN: h
L Nt
L : panjang tube
Wc : aliran total kondensasi, Susunan baris vertikal
pada tube horisontal
Nt : jumlah total tubes pada bundle,
Nr : jumlah rata-rata tubes horisontal pada susunan
baris vertikal.
Hilai Nr dapat diambil sekitar 2/3 dari jumlah tube dari
235
titik tengah susunan tube.
KONDENSASI PADA DINDING DALAM DAN
LUAR TUBE VERTIKAL
Koefisien lapisan kondensasi pada sisi dalam dan
luar dari tube vertikal, sesuai dengan model Nusselt
dapat digunakan persamaan:
1/ 3
L L v g W
hc v 0,926k L 2 0
L v m C
Гv : aliran massa fluida kondensasi per unit keliling
tube (kg/s m)
Wc Wc
Untuk seluruh bundle tube: v atau
do Nt di Nt
c p L
Angka Prandtl: Prc
kL 237
Grafik koefisien kondensasi untuk tube Vertikal
k L 0,8 0, 43
h 0,021 Re Pr
i
'
di
Jika pada Condenser aliran masuk berupa uap basah
dan uap tersebut terkondensasi secara keseluruhan,
maka koefisien kondesasi hubungan antara 2 titik :
1 L / v W
hc BK hi
'
2 0
2 m C
239
PRESSURE DROP PADA CONDENSER
Koefisien pada sisi tube dievaluasi untuk aliran
fasa tunggal dari kondensasi keseluruhan (hi’)
k L 0,8 0, 43
h 0,021 Re Pr
i
'
di
Jika pada Condenser aliran masuk berupa uap basah
dan uap tersebut terkondensasi secara keseluruhan,
maka koefisien kondesasi hubungan antara 2 titik :
1 L / v W
hc BK hi
'
2 0
2 m C 240
CONTOH SOAL: CONDENSER
Estimasikan nilai koefisien perpindahan panas kondensasi
untuk kondensat uap/steam pada sisi luar dan dalam dari
tube vertikal, panjang 3,66 m, diameter luar tube 25 mm
dan diameter dalam 21 mm. Rate kondensasi steam =
0,015 kg/s per tube dan beroperasi pada tekanan 3 bar.
Aliran steam ke bawah.
PENYELESAIAN:
Dari tabel uap basah, untuk tekanan, p = 3 bar,
didapat suhu saturasi/penguapan = 133,50C
Sifat-sifat air/uap basah pada t = 133,50C:
ρL = 931 kg/m3
ρv = 1,65 kg/m3
kL = 0,688 W/m°C
μL = 0,21 x 10-3 Ns/m2
Prc = 1,21 241
Data-data proses dan mekanikal pada Condenser:
Rate kondensasi steam, Wc = 0,015 kg/s
Panjang tube, L = 3,66 m
Diameter luar tube, do = 25 mm
Diameter dalam tube, di = 21 mm
Kondensasi pada sisi luar pipa (tube)
Aliran massa fluida kondensasi pada seluruh bundle tube.
Jumlah tube, Nt = 1 buah
Wc 0,015 kg
v 0,191
d o N t 25 x 10 1
3
sm
Angka Reynold:
4 v 4 0,191
Rec 3
3638
L 0,21x 10 242
Dari grafik hubungan antara Rec = 3638 dengan
Prc = 1,21 didapat:
1
hc L2 3 1
1,65 x10
kL L L v g
L L v 931931 1,659,81
W
hc 6554 2 0
m C
244
Kondensasi pada sisi dalam pipa (tube)
Rate kondensasi steam, Wc = 0,015 kg/s
Panjang tube, L = 3,66 m
Diameter luar tube, do = 25 mm
Diameter dalam tube, di = 21 mm
Aliran massa fluida kondensasi pada seluruh bundle tube.
Jumlah tube, Nt = 1 buah
Wc 0,015 kg
v 0,227
d i N t 21 x 10 1
3
sm
Angka Reynold:
4 h 4 0,227
Rec 3
4324
L 0,21.10 245
Dari grafik hubungan antara Rec = 4324 dengan
Prc = 1,21 didapat:
1
hc L2 3 1
1,72 x10
kL L L v g
L L v 931931 1,659,81
W
hc 6832 2 0
m C
247
Perbadingan penyelesaian masalah dengan
menggunakan metoda Boyko-Kruzhilin:
Luas penampang sisi dalam tube,
2
d
Ait 0,7854 21x 10 3,4636 x10 4 m 2
i 3 2
4
Kecepatan aliran pada sisi dalam tube,
Wc 0,015 m
v 0,0465
L At 931 3,4636 x 10 4
s
Angka Reynold:
L v d i 9310,046521x10 3
Re 3
4330
L 0,21x 10
248
Boyko and Kruzhilin (BK) digunakan untuk hubungan:
k L 0,8 0, 43
h 0,021 Re Pr
i
'
di
0,688 W
i
'
h 0,021 3
4330 1,21 605 2 0
0 ,8 0 , 43
21x10 m C
Jika pada Condenser aliran masuk berupa uap basah
dan uap tersebut terkondensasi secara keseluruhan,
maka koefisien kondesasi hubungan antara 2 titik
rata-rata:
1 L / v W
hc BK hi
'
2 0
2 m C 249
Jadi:
1 931 / 1,65 W
hc BK 605 7488 2 0
2 m C
Metoda KERN:
W
hc 6832 2 0
m C
Nilai hc diambil yang tertinggi, yaitu
hc = 7488 W/m2 0C
250
TUGAS DESAIN CONDENSER
Desain Condenser dengan beban 45000 kg/h uap
campuran hydrocarbon ringan yang harus
dikondensasikan, suhu masuk campuran uap hydrocarbon
= 60°C dan terkondensasi sempurna pada 45°C. Berat
molekul campuran uap hydrocarbon = 52 dan nilai entalpi
h = 596,5 kJ/kg, entalpi hasil kondesat = 247 kJ/kg.
Condenser beroperasi pada tekanan 10 bar. Air sebagai
media pendingin suhu masuk = 30°C dan keluar = 40°C.
Tube standar yang digunakan, diameter luar = 20 mm,
diameter dalam = 16,8 mm, panjang = 4,88 m (16 ft) dan
bahan dari kuningan (admiralty brass). Desain hanya
sampai koefisien perpindahan panas menyeluruh (U).
Tidak mencakup sampai pressure drop.
251
KONDENSASI PADA DINDING DALAM TUBE HORISONTAL
Jika kondensasi terjadi pada tube HORISONTAL, maka
koefisien perpindahan panas kondensasi pada setiap
titik tergantung dengan pola aliran kondensat di dalam
tube. Pada kondisi awal, pada sisi masuk, aliran berupa
uap dan berubah menjadi cairan pada sisi keluar.
di
1 L / v W
hc BK hi
'
2 0
2 m C 255
BAB IV APP TIPE PELAT
256
ALAT PENUKAR PANAS TIPE PELAT
Konstruksi dibangun dari pelat-pelat tipis, disusun
seri membentuk kanal-kanal.
Permukaan pelat: bisa halus atau gelombang.
Tekanan kerja: Lebih rendah dibandingkan dengan
tipe shell and tubes.
Luas perpindahan panas: 100 sampai 600 m²/m³.
257
Pelat metal tipis, disusun seri dan diklem bersama-
sama membentuk sejumlah kanal aliran fluida.
Perapat (Gasket) sebagai perapat mencegah
bocoran fluida cair keluar atau ke dalam kanal
fluida satu dengan yang lain.
Jarak antar pelat (secara umum) = 5 mm.
258
ALAT PENUKAR PANAS TIPE PELAT
259
Alat Penukar Panas (APP) tipe Pelat juga sering
disebut Plate Heat Exchanger (PHE)
KEUNTUNGAN APP TIPE PELAT
1. Lay out kompak, tidak memerlukan area yang luas.
2. Mudah dalam pemeliharaan dan perawatan.
3. Dapat digunakan untuk pencapain beda suhu yang
rendah (10C) dibandingkan dengan APP tipe shell &
tube sebesar 5 – 100C.
4. Fleksibel untuk penambahan atau pengurangan pelat
sesuai dengan beban yang diperlukan.
5. Sangat cocok untuk operasi fuilda dengan viskositas
tinggi.
6. Kemungkinan terjadinya faktor pengotoran (fouling
factor) lebih kecil dibandingkan dengan APP tipe shell
& tube.
260
KEKURANGAN APP TIPE PELAT
1. Pada umumnya tidak mampu beroperasi dengan
tekanan tinggi di atas 30 bar oleh karena faktor
karet perapat (rubber seal)
2. Pemilihan karet perapat (rubber seal) harus teliti
untuk mengurangi terjadinya kebocoran.
3. Suhu operasi tidak dapat terlalu tinggi (maksimum
2500C) oleh karena faktor kekuatan karet perapat
(rubber seal).
262
Prosedur perancangan APP tipe pelat:
263
Susunan aliran
Aliran fluida dapat disusun secara seri atau paralel,
kombinasi seri atau paralel. Setiap aliran dapat dibagi
dalam beberapa lintasan seperti perancangan APP tipe
shell and tubes.
264
ESTIMASI FAKTOR KOREKSI TEMPERATUR/SUHU
Untuk APP tipe pelat, faktor koreksi suhu adalah fungsi
dari NTU dan susunan aliran (pass arrangement). Secara
normal nilai faktor koreksi suhu APP tipe pelat (Ft) lebih
besar dibandingkan APP tipe shell and tubes pada
operasi yang sama. Nilai Ft dapat diambil sekitar = 0,95
NTU
t 0 ti
TLM
ti = temperatur/suhu aliran masuk (°C)
t0 = temperatur /suhu aliran keluar (°C)
ΔTLM = LMTD (°C)
Nilai NTU berkisar antara 0,5 sampai dengan 4,0 265
Faktor koreksi temperatur/suhu LMTD pada APP tipe
pelat tergantung dari nilai NTU dan susunan APP.
Pass arrangement
a = 0,8
b = 0,3 untuk pendinginan dan b = 0,4 untuk pemanasan.
c = 0,14
Perpindahan panas untuk aliran turbulen pada APP tipe
pelat dihubungkan dengan persamaan Nusselt:
0 ,14
hp d e
Nu 0,26 Re 0 , 65
Pr
0, 4
kf w
267
0 ,14
hp d e
Nu 0,26 Re 0 , 65
Pr
0, 4
kf w
hp d e p de G p de cp G m
Nu Red Pr p
kf kf Af
KETERANGAN:
de : diameter ekivalen (2 x jarak antar pelat) (m)
vp : kecepatan aliran fluida (m/s)
hp : Koef. Perpanas lapisan (W/m0C)
kf : konduktivitas panas fluida kondensasi (W/m0C)
ρL : density fluida kondensasi (kg/m3)
ρ : density fluida uap (kg/m3)
μ : viskositas dinamik fluida kondensasi (Ns/m2)
Gp : debit aliran massa (kg/m s) 268
Af : luas permukaan aliran (m2)
Tidak terdapat perpindahan panas pada masing-masing
ujung pelat, maka jumlah pelat efektif dikurangi dua.
Penurunan tekanan (pressure drop)
Pressure drop dapat diestimasi dengan persamaan:
2
Lp v p Gp
Pp 8 j f vp
de 2
Lp = panjang path (laluan).
Nilai faktor gesekan jf tergantung pada desain pelat yang
digunakan. Untuk desain awal, untuk aliran turbulen
dapat digunakan persamaan berikut:
0 , 3
j f 0,6 Re
Transisi aliran laminar menjadi turbulen secara normal
terjadi pada angka Reynolds antara 100 sampai dengan
400 tergantung desain pelat. 269
Pressure drop sehubungan dengan terjadinya
pengecilan atau pembesaran saluran, maka harus
ditambahkan pada pressure drop oleh karena
gesekan.
2 2
v pt d pt
Ppt 1,3 x Np Ap
2 4
dpt : diameter port (m)
vp : kecepatan aliran fluida lewat port (m/s)
Ap : luas permukaan aliran port (m2)
Np : jumlah laluan/lintasan
NTU
t0 ti 95 40
1,8
TLM 31
271
Percobaan 1: susunan lintasan dibuat 1:1 dan nilai
NTU = 1,8. Dari grafik NTU > < susunan lintasan,
didapat faktor koreksi suhu, Ft = 0,96
Pass arrangement
272
Untuk fluida methanol (light organic) dan air
(water), maka koefisien Perpindahan panas total
diasumsikan, U = 2000 W/m2 °C
273
Laju perpindahan panas: Q = U A ΔTm
Luas permukaan:
Q 4340.103
Atotal 72,92m 2
U Tm 20000,9631
Atotal 72,92
Jumlah pelat yang digunakan, Np 97
A1 0,75
Jumlah kanal setiap lintasan,
Nc
N p 1
97 1
48
2 2 274
Pilih jarak antar pelat (kanal) = 3 mm, sehingga luas
masing-masing kanal, Ac = (3 x 10-3) x 0,5 = 0,0015 m2
dan diameter cairan de = 2 x (3 x 10-3) = (6 x 10-3) m.
FLUIDA METHANOL
Gm mm kg
Kecepatan aliran, vm
Gm
m
Af m s
Gm mm mm 27,8 m
vm 0,51
m m A f m Ac xN c 7500,0015 x 48 s
Angka Reynold,
m m d e 7500,516 x10 3
Re 6750
m 0,34 x10
3
275
Angka Nusselt:
0 ,14
hm d e 0, 4
Nu 0,26 Re Pr
0 , 65
kf w
Abaikan nilai:
w
Nu 0,266750
0 , 65 0, 4
5,1 153,8
hm
Nu k f
153,80,19
4870
W
3 2 0
de 6 x10 m C
276
FLUIDA AIR
Gw mw kg
Kecepatan aliran, vw Gw
w Af m s
Gw mw mw 69 m
vw 0,96
w w A f w Ac xN c 9950,0015 x 48 s
Angka Reynold,
Nu 0,266876
0 , 65 0, 4
5,7 162,8
Koefisien perpindahan panas sisi air:
hw
Nu k f
162,80,59
16009
W
de 6 x10 3 m 2 0C
48
Re x6750 5400
60 280
Angka Nusselt:
Nu 0,265400
0 , 65
5,10, 4 133
Koefisien perpindahan panas sisi methanol:
hm
Nu k f
1330,19
4215
W
de 6 x10 3 m 2 0C
FLUIDA AIR
48
Angka Reynol aliran air, Re x6876 5501
60
48 m
Kecepatan aliran air, vw x0,96 0,77
60 s 281
Angka Nusselt:
Nu 0,265501
0 , 65 0, 4
5,7 140,8
Koefisien perpindahan panas sisi air:
hw
Nu k f
140,80,59
13846
W
de 6 x10 3 m 2 0C
282
3
1 1 1 0,75 x10 1 1
U all 4215 10000 21 13846 6000
W
U all 1634 2 0
m C
48 W
U all 2000 x 1600 2 0
60 m C
Jadi jumlah kanal setiap lintasan = 60
sudah mencukupi.
283
CARA LAIN PERCOBAAN 2:
Menurunkan asumsi U = 1600 W/m2 °C
Laju perpindahan panas: Q = U A ΔTm
Q 4340.103
Atotal 91,146m 2
U Tm 16000,9631
Nc
N p 1
121 1
60
2 2 284
Pilih jarak antar pelat (kanal) = 3 mm, sehingga luas
masing-masing kanal, Ac = (3 x 10-3) x 0,5 = 0,0015 m2
dan diameter cairan de = 2 x (3 x 10-3) = (6 x 10-3) m.
FLUIDA METHANOL
Gm mm kg
Kecepatan aliran, vm Gm
m Af m s
Gm mm mm 27,8 m
vm 0,412
m m A f m Ac xN c 7500,0015 x60 s
Angka Reynold,
kf w
Abaikan nilai:
w
Nu 0,265450
0 , 65 0, 4
5,1 133,8
hm
Nu k f
133,80,19
4237
W
3 2 0
de 6 x10 m C
286
FLUIDA AIR
Gw mw kg
Kecepatan aliran, vw Gw
w Af m s
Gw mw mw 69 m
vw 0,77
w w A f w Ac xN c 9950,0015 x60 s
Angka Reynold,
Nu 0,265746
0 , 65 0, 4
5,7 144,8
Koefisien perpindahan panas sisi air:
hw
Nu k f
144,80,59
14238
W
de 6 x10 3 m 2 0C
j f 0,6 5400
0 , 3 0 , 3
j f 0,6 Re 0,046
Panjang Path (laluan) = panjang pelat x jumlah pass.
Lp = 1,5 x 1 = 1,5 m
2
Lp v p
Pressure drop dapat diprediksi: Pp 8 j f
de 2
Pp 80,046
1,5 750 0, 412
N
5799 2
3
6 x10 2 m 290
Pressure drop pada port, ambil diameter port =
100mm, maka luas port, Ap = 0,007854 m2.
Kecepatan aliran melalui port:
mm 27,8 m
v pt 0,4,72
m Ap 7500,007854 s
Pressure drop pada port:
Ppt 1,3
v pt
2
1,3
7504,72 2
N
10860 2
2 2 m
Jadi, pressure drop secara total pada sisi methanol:
N
Ptoal 5799 10860 16659 2 0,16659bar
m 291
PENURUNAN TEKANAN (PRESSURE DROP)
FLUIDA AIR
Nilai faktor gesekan jf j f 0,6 Re 0,3
j f 0,6 5501
0 , 3
0,045
L p w vw 2
Pressure drop dapat diprediksi: Pp 8 j f
de 2
mw 69 m
v pt 8,88
w Ap 9950,007854 s
Pressure drop pada port:
Ppt 1,3
w v 2pt
1,3
9958,882 N
50999 2
2 2 m
Jadi, pressure drop secara total pada sisi air:
N
Ptoal 26547 50999 77546 2 0,78bar
m
293
KESIMPULAN:
SECARA UMUM DESAIN APP TIPE PELAT
TERSEBUT DAPAT DIPERTIMBANGAKAN UNTUK
DAPAT MENERIMA BEBAN (DUTY) YANG TELAH
DISEBUTKAN, UNTUK MENURUNKAN PRESSURE
DROP PADA PORT, MAKA DAPAT
MEMPERBESAR DIAMETER PORT.
294
295