Anda di halaman 1dari 12

2

D ISI 445 H
E R1
A FA
S

Wawasan Agama Untuk Dunia

Oleh: Tgk. Hafiz

K ita sering mendengar istilah "ikhtiyar", satu term yang dibahas dalam ilmu Aqidah. Istilah ini adalah
jurang pemisah antara kita dan kelompok ekstrem kanan, Jabbariyah. Namun, Istilah ini terkadang
salah diartikan. Sehingga seolah-olah kita sama dengan kelompok ekstrem kiri, Qadariyah.
Perbedaan antara Ahlussunnah Waljamaah dengan Jabbariyah adalah pada Qudrah Haditsah
(kekuatan/kemampuan). Jabbariyah menafikan Qudrah sama sekali. Mereka mengatakan bahwa
perbuatan hamba semuanya adalah paksaan, tanpa dibarengi dengan Qudrah. Tak ubahnya, hamba
itu seperti wayang menurut mereka. Wayang tidak memiliki kekuatan sama sekali. Gerakannya murni
karena dalang yang menggerakannya. Atau contoh lain yang lebih simpel, seperti saat menggigil,
gemetar yang timbul di luar dari kekuasan (qudrah) kita. Kita tidak merasakan adanya Qudrah yang
membarenginya (gemetar). Begitulah, semua perbuatan manusia menurut Jabbariyah.
Ini tentunya salah. Tidak sesuai dengan dalil, baik naqli atau aqli. Al-Quran telah mengonfirmasi
bahwa manusia memiliki Qudrah (kekuasaan) yang membarengi aktifitasnya. Allah SWT. berfirman:
EDISI 2 HALAMAN 1

‫ﻻ ﻳﻜﻠﻒ اﻟﻠﻪ ﻧﻔﺴﺎ اﻻ وﺳﻌﻬﺎ‬ menisbahkan perbuatan kepada aktifitas tanpa campur tangan
"Allah SWT tidak memerintahkan pelakunya Allah. Tak ubahnya seperti jam
suatu pekerjaan melainkan sesuai ‫ﻟﻬﺎ ﻣﺎ ﻛﺴﺒﺖ وﻋﻠﻴﻬﺎ ﻣﺎ اﻛﺘﺴﺒﺖ‬ dinding, setelah pemiliknya
memberikan daya (baterai), lantas
kesanggupannya."
"Seseorang mendapatkan manfaat jam tersebut berputar dengan
Artinya, ada sebagian aktifitas
dan mudharat dari apa yang ia sendirinya.
manusia yang dibarengi dengan
perbuat." Rasulullah saw bersabda:
Qudrah. Seseorang kadang merasai
Dalam Kitab At-Tauhid, halaman 228, ‫اﻟﻘﺪرﻳﺔ ﻣﺠﻮس ﻫﺬه اﻻﻣﺔ‬
adanya kekuatan yang
Imam Matturidi berkata: "Qadariyah adalah Majusi
membarengi perbuatannya.
Seolah-olah kekuatan itulah yang ‫ﺛﺒﺖ أن ﺣﻘﻴﻘﺔ ذﻟﻚ اﻟﻔﻌﻞ اﻟﺬي ﻫﻮ‬ daripada umat ini."
menggerakkannya. Walaupun pada Keduanya (Qadariyah dan
hakikatnya, kekuatan tersebut tidak
‫ﻟﻠﻌﺒﺎد ﻣﻦ ﻃﺮﻳﻖ اﻟﻜﺴﺐ وﻟﻠﻪ ﻣﻦ ﻃﺮﻳﻖ‬ Majusi) memiliki kesamaan.
memiliki pengaruh (ta'tsir) apapun. ‫اﻟﺨﻠﻖ‬ Sama-sama menetapkan Fa'il
Yang menciptakan kekuatan dan (pelaku/pencipta) selain Allah.
"Suatu perbuatan dinisbahkan kepada Sebagaimana Majusi, yang
perbuatan secara bebarengan pada
hamba dari sisi KASAB dan mengiktikadkan adanya Fa'il
orang tersebut adalah Allah SWT..
dinisbahkan kepada Allah swt dari sisi (pencipta/Tuhan) Kebaikan, yakni
Tak ubahnya seperti mobil
remote control. Setelah kita Khalaq." Nur (cahaya) dan Fa'il Keburukan,
memberi daya dengan mengisi Tentu, arti Khalaq sudah tidak asing yakni Zhulmah (kegelapan).
baterai, lalu kita juga yang bagi kita, yaitu penciptaan. Artinya, kita Bahkan lebih parah Qadariyah,
menjalankan dengan remote mengatakan bahwa perbuatan hamba mereka tidak hanya meyakini
adalah perbuatan Allah SWT. karena adanya dua Fa'il, tapi tidak
control. Artinya jalannya mobil dan
Allah lah yang menciptakannya, terhingga. Zaid adalah fa'il, Amar
mengisi daya (baterai), kedua-
sebagaimana firman-Nya: adalah Fa'il, dan seterusnya.
duanya adalah tugas pemiliknya.
Makanya para Ulama berkata:
Tentu tidak sama persis, namanya ‫واﻟﻠﻪ ﺧﻠﻘﻜﻢ وﻣﺎ ﺗﻌﻤﻠﻮن‬
saja contoh. Pada mobil, kita tidak ‫اﻟﻤﺠﻮس أﺳﻌﺪ ﺣﺎﻻ ﻣﻦ اﻟﻤﻌﺘﺰﻟﺔ‬
bisa mengontrolnya tanpa adanya "Allah SWT. yang menciptakan
baterai (daya) yang kita isi. kalian, dan perbuatan kalian." "Majusi lebih Bagus ketimbang
Sedangkan Allah swt., bisa saja Kasab adalah timbulnya perbuatan Mu'tazilah (Qadariyah)."
menghasilkan gerak pada manusia berbarengan dengan Qudrah. Jadi, Untuk membedakan ketiga
tanpa memberi Allah SWT memiliki adat/kebiasaan aliran tersebut, Imam Muhammad
kekuatan/kekuasaan (Qudrah) sama menciptakan perbuatan pada Ad-Dasuqi berkata:
sekali. Seperti seseorang berjalan hamba berbarengan dengan Versi Mu'tazilah, Manusia adalah
saat tidur. Dia tidak merasai adanya memberi hamba tersebut kekuatan. mukhtaran zhahiran wa bathinan.
wewenang (Qudrah) yang Pembangerangan ini disebut dengan Versi Jabbariyah, Manusia adalah
membarenginya. Jangankan Kasab. majburan, zhahiran wa bathinan
merasai, sadar pun tidak. Sedangkan ikhtiyar (kehendak Versi Sunni, Manusia adalah
Asya'irah tidak menampik adanya manusia) berstatus sebagai sebab mukhtaran zhahiran wa
perbuatan manusia yang sifatnya 'Adi (‫ )ﺳﺒﺐ ﻋﺎدي‬pada penciptaan majburan bathinan.
Jabbari, tidak dibarengi dengan Allah SWT. akan perbuatan dan Semoga bermanfaat.
Qudrah, Seperti gemetar yang qudrah pada hamba. Supaya mudah
timbul saat menggigil. Atau seperti
cinta, benci dan semisalnya. Artinya,
memahaminya, bisa diurutkan
sebagai berikut; Pertama, adalah Sirah Nabawiyah
menurut Asya'irah, perbuatan kehendak melakukan sesuatu Ilmu Penting,
manusia itu ada dua macam, ada
yang tidak dibarengi dengan
(Ikhtiyar); Kedua, Allah menciptakan
perbuatan (Fi'il) berbarengan dengan
Bukan Sekedar
Qudrah Haditsah, dan ada yang kekuatan (Qudrah). Formalitas
dibarengi. Yang kedua ini yang Berbeda lagi dengan Qadariyah Kurikulum
menjadi ranah taklif. (Mu'tazilah), mereka berkata bahwa
Oleh: Tgk. Fauzan Inzaghi
Nah, karena berbarengan dengan Qudrah yang ada pada hamba itu
Qudrah (kekuatan) yang Allah SWT.
anugerahkan, dan seseorang
adalah yang menciptakan perbuatan
pada hamba. Artinya, setelah Allah
S irah Nabawiyah sebagai sebuah
ilmu sering kali dianggap remeh
merasai seolah-olah perbuatannya menciptakan Qudrah (kekuatan) oleh para pelajar, bahkan oleh
itu hasil dari kekuatannya, maka pada hamba, lantas dengan Qudrah sebagian lembaga pendidikan.
dalam Al-Quran, Allah SWT. tersebut hamba melakukan segala Salah satu sebabnya karena
dianggap
EDISI 2 HALAMAN 2

"gampang" untuk dipelajari. Ini yang perdebatan, tapi suatu yang praktis dan Agar pandangan kita pada Islam
membuat sebagian lembaga bisa diterapkan. jadi utuh dan sempurna, begitu
pendidikan hanya menjadikannya Ilmu Sirah Nabawiyah mempelihatkan juga motivasi dalam
sebagai mata pelajaran tambahan bagaimana ilmu tersebut diterapkan mempraktekan ilmu yang ada.
saja. Bahkan guru yang sebagai satu kesatuan dan bagaimana Wallahu a'lam.
mengampunya hanya perubahan yang terjadi dalam
membacanya sebatas formalitas
pelengkap kurikulum, sehingga
kehidupan ketika teori itu dipraktekan
dalam kehidupan. Dengan mempelajari
Ilmu Adab Bahas,
seringkali ilmu Sirah Nabawiyah Sirah, seorang santri seharusnya akan Ilmu yang
tidak dikhatamkan ketika diajarkan. lebih memahami keadaan, dan bisa Dilupakan
Apakah benar ilmu Sirah lebih memahami kapan suatu teori bisa Oleh: Tgk. Muhammad Zulfa
Nabawiyah "setidak penting itu", dipraktekkan dengan benar, dan apa
atau kesalahan pada muslim ketika
tidak melihat Sirah sebagai ilmu
efeknya dalam kehidupan.
Belum lagi dengan mempelajari Sirah,
S ekitaran 10 tahun lalu, diadakan
dialog pemikiran yang sangat
yang penting? Tentu saja Sirah kita juga akan memahami bahwa bergengsi di dunia Arab saat itu.
abawiyah ilmu yang penting untuk mempraktekan ketiga rukun Selain tema yang sangat hangat
sebagai bukti ada lebih dari 10 agama itu kita akan menghadapi dibahas dalam dunia pemikiran
cabang ilmu yang lahir dari Sirah tantangan. Di sana kita melihat Islam, juga diisi oleh narasumber
Nabawiyah, dan tak terhitung para bagaimana teori-teori dari ilmu Aqidah, yang sangat tersohor saat itu yaitu
ulama yang menulis tentang Sirah. Fikih dan Tasawuf yang kita pelajari itu Syekh Ramadhan al-Buthi mewakili
Bahkan bisa dikatakan, hampir juga bisa menyelesaikan tantangan mazhab 'Asy'ari dan teman
setiap Imam menulis salah satu hidup dan permasalahan hidup bisa dialognya Dr. Tayyib Tizzani seorang
buku atau risalah dalam ilmu Sirah diselesaikan secara Islami tanpa harus tokoh filsafat Marxisme yang sangat
Nabawiyah. Ini bukti bahwa ilmu keluar dari jalur dari teori atau ajaran terkenal di Arab kala itu.
Sirah Nabawiyah itu sangat penting yang ada. Dengan begitu seorang santri Di awal diskusi Syekh al-Bhuti
posisinya dalam Islam. makin yakin bahwa ilmu agama bener mengajukan saran berupa "diskusi
Lalu apa yang membuat menjadi solusi kehidupan, yaitu yang akan berlangsung supaya
sebagian santri di era modern ini kebahagiaan di dunia dan akhirat. Itulah dijalankan berdasarkan undang-
menganggap remeh ilmu ini? manfaat belajar Sirah Nabawiyah dari undang diskusi", karena dengan
Jawabannya simpel. Mereka tidak sisi ilmiah. undang-undang tersebut
tahu tentang pentingnya ilmu ini, Adapun sisi ruhaniah, kita akan makin kebenaran bisa diraih melalui
tidak tahu tentang fungsi ilmu ini, mengenal Nabi lebih dalam, dan itu diskusi. Di pertengahan dialog
tidak tahu tentang posisi ilmu ini bisa mempengaruhi hati kita agar kebenaran sudah jelas berpihak di
dalam keilmuan Islam, bahkan makin mencintainya. Cinta itu akan mana. Hujjah Syekh Buthi sangat
dalam peradaban Islam. Karena itu membuat ruh menjadi safa (suci) dan kuat dan tidak terbantahkan, setiap
mereka hanya menjadikannya membuat kita makin memotivasi untuk argumen yang dibawa oleh lawan
sebagai pelengkap. melakukan hal yang dicintainya, yaitu diskusinya dengan mudah
Jika demikian keadaan, melaksanakan ajarannya dengan dibantahnya. Bahkan ceritanya
seharusnya kita mulai mencari tahu penuh cinta. dialog tersebut berhasil mengurangi
tentang posisi penting ilmu ini, Jadi ilmu yang kita pelajari tidak lagi populasi penganut pemikiran
sehingga kita bisa menghormati hanya sekedar bahan ceramah dan Marxisme di Suriah.
ilmu ini sebagaimana yang mengajar tapi untuk kita laksanakan, Dari kisah singkat di atas
dilakukan oleh para Imam. Lalu apa dengan motivasi mendapatkan cinta tersimpulkan bahwa kebenaran
posisinya dalam keilmuan islam? dari Rasulullah saw., dan tanpa kita yang tersampaikan dengan dialog
Ada dua fungsi utama, dimana mengenal beliau lebih jauh, motivasinya yang sehat bisa menghasilkan
keduanya sebenarnya saling mungkin tidak akan sama. pengaruh yang besar. Begitu juga
berkaitan. Yang pertama sisi ilmiah. Dan Sirah Nabawiyah dengan sebaliknya, kebenaran yang
Yang kedua sisi ruhaniah. berbagai cabangnya adalah salah satu disampaikan bukan dengan jalur
Sisi ilmiahnya yaitu pentingnya pintu paling penting untuk yang sehat (undang-undang
seorang santri paham bahwa ilmu mengenalnya. diskusi), maka kebenaran yang
dasar keislaman yang menjadi 3 Ada banyak manfaat lain, yang dituju dapat sukar untuk dihasilkan,
rukun asas dari agama mulai dari disebutkan hanya diantara yang bahkan bisa menjadi bumerang
aqidah, fikih dan tasawuf itu terpenting. Seharusnya dengan bagi si pembela kebenaran
hanyalah teori, dan kita sebagai mengetahui manfaat dari ilmu ini bisa tersebut.
manusia butuh contoh nyata dalam membuat kita para santri lebih Dalam beberapa bukunya, Syekh
mempraktekan ilmu tersebut di mendalaminya, tidak hanya ilmu Buthi kerap kali menyampaikan
dunia nyata, sehingga teori tidak formalitas yang dipelajari sekedar lewat, bahwa "etika dialog yang sehat"
jadi bahan omongan, diskusi atau tapi ilmu yang benar-benar dibutuhkan. yang sudah dirumuskan oleh
EDISI 2 HALAMAN 3

ilmuwan sebelumnya perlu Kenapa? Karena ilmu itu berupa mengatakan "hampir dipastikan
diperkenalkan kembali dan masail/masalah yang setiap masalahnya seorang yang tidak paham ilmu
diajarkan. Karena salah satu ilmu itu pasti ada perdebatan di kalangan Adab Bahas bakal tidak bisa
yang hampir dilupakan adalah ilmu para ilmuan. Sudah pasti cara ideal memahami ilmu Ushul Fiqh,
"adab bahas/etika dialog. menyelesaikan persilihan tersebut ialah Mantiq dan ilmu Kalam secara
Apa, sih, ilmu adab bahas itu? dengan ilmu adab bahas! Perlu sempurna. sayangnya ilmu-ilmu
Singkatnya, ilmu adab bahas adalah diketahui juga semakin hari persoalan ini hampir dilupakan. Bahkan
ilmu yang menjelaskan etika dalam ilmiah muncul, banyak pikiran sampah menurut curhat Ibnu Khaldun,
berdialog, posisi-posisi yang harus yang dikampanyekan, antara satu “ilmu ini sudah menjadi asing
diisi oleh pelaku diskusi. Ilmu ini pendapat dengan lainya saling semenjak eranya.” Salam.
mengajarkan bagaimana mencari bertabrakan, tidak ada cara lain untuk
kebenaran melalui dialog, menyelesaikan persoalan tersebut kalau
walaupun nantinya kebenaran itu bukan dengan kaedah ilmu ini. Mantik dan Dayah
lahir dari pihak lawan diskusi. Coba cek setiap kitab Hasyiah dalam Oleh: Tgk. Syakier Anwar
Ilmu ini sudah dikembangkan berbagai ilmu, Nahwu, Saraf, Balaghah,
sejak pertengahan abad 5H. Lebih
lanjut, Ibnu Khaldun dalam
Fikih, Mantiq, Tauhid, pasti anda akan
menemukan kaedah ilmu ini. Saya
D ayah adalah tempat belajar
agama terbaik. Dayah sudah
Muqaddimahnya mengungkapkan, yakin anda tidak asing dengan kalimat terbukti selama beberapa abad
“ilmu etika berdialog memiliki dua "‫ﻣﻨﻊ‬،‫وﻧﻘﺾ‬،‫اﻋﺘﺮض‬ di celah-celah melestarikan dan
corak: lembaran syarah dan hasyiah. mengembangkan kajian ilmu
1. Corak yang digagas oleh al- Konon, saya mendapatkan cerita dari agama. Dayah memiliki cara
Bazdawi (seorang ulama beberapa guru bahwa Abuya Muda pengajaran yang terbuka untuk
pembesar mazhab hanafi). Waly yang dikenal sangat tahqiq dalam segala kalangan, dari muda belia
2. Corak yang diasuh oleh al- menguraikan ibarat kitab, dalam sampai yang tua bisa ikut belajar
'Amidi (ulama besar mazhab menjelaskan isi kitab, Abuya mengikuti di dayah. Kurikulumnya unik,
hanafi juga). metode kitab Nafahat yang ditulis oleh diracik dan dijaga turun-
Perbedaan antara keduanya, yang Syekh Ahmad Khatib al-Minangkabawi. temurun, sudah terbukti berhasil
pertama kaedah ilmu dialog Bagi yang sudah baca kitab Nafahat kita mencetak ahli agama dari
dihidangkan untuk diskusi kursus bakal menemukan spesial kitab ini generasi ke generasi. Memang
Fikih antar mazhab, karena pada karena menghadirkan perdebatan di ada cibiran dan kritik terhadap
masanya, dialog antar mazhab setiap ibarat Syarah Waraqat. sistem pendidikan dan
sangat populer yang dikenal Begitulah cara Abuya Muda Waly kurikulum dayah—yang
dengan istilah Ilmu Khilaf. Sehingga menjelaskan ilmu, yang secara tidak kebanyakannya tak mendasar
banyak para ulama menulis khusus langsung itulah metode Adab Bahas dan disampaikan oleh orang
kitab seputaran ilmu khilaf. yang sedang dipraktikkan. Karena yang tak pernah merasakan
Diantaranya Ta’sinul Ma’akhidz Nafahat kitab hasyiah yang mengikuti dayah—sudah banyak
karya Imam al-Ghazali. corak hasyiah umumnya. Apalagi menghampiri, namun dayah
Sedangkan jalur kedua dipakai Nafahat merupakan generasi terakhir masih tetap bisa membuktikan
untuk semua ilmu, tidak ada kitab hawasyi. diri sebagai institusi yang berhasil
eksklusivitas terhadap ilmu tertentu Dan juga tidak kalah penting yang merawat tradisi keilmuan dan
untuk diberlakukan kaedah ilmu harus diketahui, ilmu ini menjadi kunci menjaga generasi. Dalam
dialog. Melalui kitab al-Irsyad imam untuk memahami ilmu Ushul Fiqh. mengajarkan ilmu agama, dayah
al-Amidi meracik undang-undang Karena peran ilmu Adab Bahas juga menggabungkan
dialog. Kitab inilah yang menjadi sangatlah besar di pembahasan pengajaran dan praktek dalam
cikal bakal lahirnya kitab setelahnya, qawadihul illah. Yang mana segenap ilmu yang diajarkan.
seperti Risalah al-Waladiyah, pembahasan ini lumayan rumit. Para Santri tidak hanya diajarkan teori-
Taqrirul Qawanin, Risalah Adab ulama berucap “jika tidak memahami teori berbagai ilmu keislaman,
Bahas Munazarah, dan lainnya. qawadihul ialah sama dengan belum namun juga dipapah untuk
Perlu diketahui, ilmu ini faham Ushul Fiqh”dan memahami mengamalkan dan melatih
fungsinya seperti Mantiq. persoalan qawadih ialah dengan cara ilmunya. Institusi yang mampu
Sebagaimana Mantiq menjamur ke mempelajari ilmu Adab Bahas. Begitu melakukan hal demikian adalah
semua ilmu, begitu juga ilmu Adab juga ilmu Kalam dan Mantiq. Karena tempat belajar agama terbaik.
Bahas, tidak ada satupun ilmu yang para ulama menulis syarah terhadap Ilmu agama yang diajarkan di
tidak digunakan kaedah ini oleh ilmu Kalam dan Mantiq memakai dayah bukan hanya fikih, hadis,
para ulama. Jika anda tanyakan undang-undang ilmu Adab Bahas. dan tafsir—yang di kesempatan
ilmu apa yang masuk ke semua Dalam kitab Taqrirul Qawanin karya lain akan kita elaborasi lebih jauh
ilmu selain Mantiq? Jawabannya Sajaqli Zadah (1145 H) beliau —, namun juga seperangkat ilmu
“ilmu adab bahas”. alat termasuk mantik. Berbicara
tentang mantik, dayah sudah
EDISI 2 HALAMAN 4

menunaikan perannya dalam munadharah. Memang ada kalangan lembaga yang terkenal dengan
mengajarkan ilmu alat ini dalam ulama yang menyarankan agar mantik keilmuan mantik yang sudah
kurikulum, mulai dari pengenalan, dipelajari sampai kitab tertentu, seperti melegenda, namun hari ini
pengembangan, dan praktek Syarah Mathali’-nya Qutb al-Razi atau generasi dayah hanya membaca
langsung yang sudah menjadi ciri Syarah Syamsiyah-nya al-Taftaazani, sampai Idhah al-mubham atau
khas dayah. Bahkan, dalam periode namun kadar yang dijadikan kurikulum paling banter satu pertiga Syarah
masa tertentu, yang tergambar di kebanyakan dayah sudah cukup, Shaghir. Penyebabnya banyak. Di
dalam benak masyarakat saat walau tidak mewah, untuk membentuk antaranya adalah kondisi santri
mendengar “ureung dayah” adalah cara pikir kritis dan penalaran yang yang sudah banyak teralihkan
ahli mantik. Hal sama juga terjadi benar dan untuk mencapai tujuan perhatiannya kepada hal-hal
saat mereka melihat orang yang pendidikan dayah sendiri, yaitu yang tidak bermanfaat dan
pandai bersilat lidah, “ahli mantik, tafaqquh fiddin. sistem pengajaran di sebagian
nih,” dugaan mereka. Asosiasi Dikatakan cukup, karena tak perlu dayah yang “menjebak” guru
keahlian mantik kepada orang menjadi Alfarabi atau Ibnu Sina untuk yang tidak menguasai mantik
dayah ini dalam periode tersebut bisa mendalami ilmu agama. Berbeda namun harus mengajar mantik.
tentunya adalah kesan masyarakat halnya dengan pengajaran mantik Tak dapat dibayangkan
atas kelihaian para ulama dan dengan tujuan mendalami ilmu kalam bagaimana mantik diajarkan oleh
Teungku-Teungku dayah dalam yang tujuannya adalah mampu orang yang—selain tidak suka dan
menyampaikan agama dan menegakkan hujjah akidah dan tidak menguasai mantik—juga
menyelesaikan berbagai masalah menghadang syubhat-syubhat membuat mantik sulit dipahami
masyarakat. keimanan. Demi mencapai tujuan ini dan menzuhudkan para santri
Secara akademis, Mantik yang tentunya tak cukup dengan hanya dari belajar mantik. Penyebab
diajarkan di dayah untuk membaca Sullam dan satu-dua terakhir disebut tentunya cukup
pengenalan ilmu ini dan tema- syarahnya, namun harus mengunyah mudah ditanggulangi, yakni
temanya berangkat dari Matan kitab mantik babon. Juga berbeda dengan cara mengamanahkan
Sullam, ini tingkat paling dasar. dengan pengajaran logika di tempat pengajaran mantik pada setiap
Untuk pengembangannya lain yang di antara tujuan utamanya tingkat kepada guru yang
diajarkan Idhah al-Mubham sebagai adalah menciptakan tenaga kerja menguasai minimal kitab yang ia
penjelasan ringkas terhadap Sullam dalam bidang pengolahan data, ampu. Beruntung jika ada guru
dan diajarkan Syarah Shaghir al- finansial, pengembangan software, dan yang selain menguasai juga
Mallawi atas Sullam sebagai kitab bidang kreatif lainnya yang menyukai ilmu yang sangat
pemungkas untuk mengetahui membutuhkan keahlian problem penting ini.
sekelumit pendalilan dan kaid-kaid solving dan critical thinking yang Kelemahan dalam ilmu logika,
atas kaidah yang sudah dikuasai. keduanya adalah hasil dari ilmu logika pada gilirannya, mengandung
Sebagian kecil dayah ada yang yang mapan. Dikatakan cukup juga dan mengundang banyak akibat
mengajarkan Isaghuji beserta dengan catatan kitab-kitab tersebut buruk. Sebut saja kegagapan
syarahnya. Bahkan ada dayah yang dipelajari dengan tuntas, bukan mengolah informasi yang datang
mengajarkan Syarah Syamsiah dan setengah-setengah. bertubi-tubi di zaman internet ini
Mihak-nya Imam Ghazali. Dengan Itu semua, hubungan dan asosiasi dan yang paling fatal adalah
kitab-kitab tersebut sebagai pijakan insan dayah dengan mantik di atas, gagap dalam menalar hukum
memahami teori, santri juga agaknya sudah tak seperti dulu yang agama yang menjadi salah satu
diajarkan cara mengaplikasikan idealnya pembelajaran mantik di dayah tujuan utama dayah. Akhir kalam,
teori tersebut ketika belajar fikih, memang begitu. Di samping kelompok sangat disayangkan bila
tafsir, dan ilmu-ilmu lain. Lebih jauh, wahabi yang mengharamkan mantik kesempatan kita di dayah yang
santri bukan hanya menghafal untuk dipelajari, hari ini mantik di memiliki banyak waktu, kitab,
nazam dan teori mantik, namun dayah, pun, terlihat mulai lesu. Ia tak lagi guru, dan kawan berdiskusi
santri juga memiliki ruang yang luas begitu laku. Indikasinya: a) minat namun kesempatan itu terlewat
untuk melatih berpikir logis dan ini terhadap ilmu ‘aqliyat yang menurun; b) dan kita tidak menguasai dengan
adalah tahapan yang paling keengganan santri senior membaca tuntas sebuah ilmu yang Imam
penting dalam sebuah ilmu. kitab Usul Fikih level muntahi karena Ghazali sebut dalam al-
Melatih nalar yang dimaksud bisa sebagian besarnya diawali dengan Mushtashfa sebagai
dengan membaca karya para pembahasan mantik dan suguhan muqaddimah semua ilmu.
ulama yang menggunakan teori isinya yang banyak membutuhkan Adalah sebuah kerugian besar
tersebut seperti kitab-kitab ilmu penguasaan mantik secara mendalam; ketika orang lain menguasai ilmu
kalam dan usul fikih tingkat akhir c) ketertarikan yang minim terhadap logika padahal tujuan mereka
atau dengan berdiskusi. Dari sini ilmu adab bahats wal munadharah; d) sangat sepele, cuma buat kerja,
kita tahu kenapa sembari belajar banyaknya keluhan tentang kitab ajaran sedangkan kita yang memiliki
mantik, sangat dianjurkan pemungkas yang disebut di atas tak tujuan yang mulia, memahami
mempelajari ilmu adab bahats wal tuntas dibaca. Bayangkan sebuah agama, malah mengabaikannya.
Salam,
EDISI 2 HALAMAN 5

Thasawwuf: Ilmu dan Perilaku


K
Oleh: Tgk. Muntashier Waly
etika Allah SWT. mengajarkan yang seluhur itu dikatakan sebagai referensi sekunder). Ia memiliki
agama kepada manusia ini melalui penyebab kemunduran bahkan ta’rif (definisi) dalam setiap bab
perantara Jibril, kemudian kepada penyebab kesesatan. dan pembahasannya. Dan,
Nabi Muhammad SAW., Allah Ilmu Tashawwuf itu intinya adalah tentunya, memiliki rambu-rambu
meringkas agama ini dalam tiga mengajarkan kepada insan untuk ushulnya.
kata, yaitu; Iman, Islam dan Ihsan. berakhlak dan beradab dengan Semua ini membuktikan bahwa
Iman adalah unsur agama yang sesamanya dan dengan Tuhannya. ia adalah sebuah disiplin ilmu
meliputi kepercayaan dan nurani. Inilah inti Tashawwuf sesungguhnya yang tertata rapi yang berada di
Sedangkan Islam adalah kata yang yaitu akhlak dan adab. Ia bukanlah ilmu dalam naungan ilmu Nabi
mewakili kegiatan fisik materi yang yang mengajarkan sesuatu yang baru Muhammad ‫ﷺ‬. Walaupun kata
diinginkan oleh Allah untuk dan asing dalam Islam, bahkan ia Tashawwuf sendiri tidak pernah
dikerjakan manusia di dalam bumi. merupakan ilmu yang menjaga intisari terdengar di masa hidup Nabi,
Sedangkan ihsan adalah diksi yang dari Islam itu sendiri. sahabat maupun tabi’in. Sama
mengibaratkan tentang pekerjaan Ini tercerminkan ketika Jibril pertama seperti ilmu-ilmu lainnya di
hati dan tugasnya. kali mengenalkan kata Ihsan kepada dalam islam. Ilmu-ilmu seperti
Tiga unsur dasar agama ini sudah Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬: Fiqh, Tashawwuf, Ushul Fiqh,
terpatri dengan rapi di dalam ‫أن ﺗﻌﺒﺪ اﻟﻠﻪ ﻛﺄﻧﻚ ﺗﺮاه وإن‬ Mushtalah Hadist, Hadist Dirayah,
agama kita lewat tiga disiplin ilmu dan lain-lain. Semuanya tak
yang membahas tuntas unsur- ‫ﻟﻢ ﺗﻜﻦ ﺗﺮاه ﻓﺈن اﻟﻠﻪ ﻳﺮاك‬ pernah tergaungkan di masa
unsur ini. Ketiga ilmu tersebut “Beribadah kepada Allah dengan rasa Rasulullah ‫ﷺ‬, akan tetapi benih-
adalah ilmu Tauhid yang melihat Allah, atau dilihat oleh Allah.” benih dari ilmu ini semuanya
menjelaskan perkara iman, ilmu Ringkasnya, agama mengajarkan kita sudah ada pada diri Rasulullah ‫ﷺ‬
Fiqih yang menjelaskan perkara untuk selalu beradab di manapun dan beliau ajarkan kepada para
islam, dan ilmu Tashawwuf yang kapanpun dan dengan siapapun di shahabatnya seperti penjelasan
menjelaskan tentang perkara ihsan. dunia ini, karena semua gerak-gerik kita tentang diksi ihsan di atas.
Lewat ketiga disiplin ilmu inilah dipantau dan diawasi oleh Allah SWT.. Nah, oleh karena Tashawwuf
pemahaman tentang iman, islam, Oleh karenanya, kita merasa aneh jika ini merupakan ilmu, maka ia juga
dan ihsan ini masih terjaga dengan ada orang kemarin sore yang sangsi memiliki ahli yang mumpuni dan
rapi hingga masa sekarang. terhadap ilmu yang sekokoh ini. ahli yang sekedar pengaku saja.
Islam ini adalah agama ilmu, Entah dari mana natijah buruk itu Tashawwuf sendiri tidak terlepas
segala sesuatu unsur yang berkaitan berasal, entah syakal apa yang mereka dari orang-orang pendakunya
dengannya selalu ada ilmu yang gunakan sehingga menyimpulkan yang ceroboh, dan ia juga
menjaga keotentikannya. Ia kesimpulan yang sangat bobrok itu memiliki ranah ijtihadi di
bukanlah agama dongeng dan tentang Tashawwuf. dalamnya sehingga membuka
cocokologi sehingga mudah Let’s say, jika itu datang ketika peluang bagi para ahli untuk
digoyah unsurnya dan mudah mereka lihat kelakuan para pendaku mengemukakan pendapatnya
dihancurkan prinsipnya. Tashawwuf yang jauh dari ajaran tentang tema-tema yang
Nah, aneh rasanya ketika kita sunnah, atau bahasa-bahasa dan dibicarakan di dalam Tashawwuf.
mendengar suara yang sayup-sayup peribahasa para mutashawwif yang Ada yang ijtihadnya diterima dan
kemudian mendengung besar dianggap salah secara kasatmata ada ijtihadnya yang tertolak
mengatakan bahwa Tashawwuf ini syariat. karena berseberangan dengan
merupakan penyebab Kembali ke pembahasan di atas, prinsip ushul serta furu’ ilmu
kemunduran dan kejumudan perlu digarisbawahi bahwa Tashawwuf tersebut dan nash syariat.
Islam. adalah suatu fan ilmu dalam islam. Ia Dalam pada itu, sebagaimana
Aneh bukan? Saya rasa adik-adik sama seperti Fiqh, Kalam, Ushul Fiqh, fan ilmu lainnya, Tashawwuf juga
santri di dayah akan merasa aneh Hadist, Nahwu, Balaghah, Manthiq dan mempunyai pengaku ahli yang
ketika mendengar statement sebagainya. Ia tidak lebih dan tidak sesat dalam mengeluarkan
semacam itu nantinya ketika keluar kurang merupakan disiplin ilmu yang pernyataannya. Dalam hal ini
dari dayah. Kenapa? Karena kita memiliki rumus, teori dasar, dan sungguh aneh jika kita memukul
memang dididik di sana untuk furu’nya. rata sebuah kulli ketika
menjunjung tinggi nilai ihsan dalam Sebagaimana disiplin ilmu lain, ia juga mendapatkan kesalahan pada
keseharian kita, dalam kita memiliki ilmuwan-ilmuwan yang ahli juz’i-nya dan di sini terletak
bertauhid, dan juga dalam kita dalam perjalanannya. Ia juga memiliki kecacatan berfikir empunya
beribadah. Aneh rasanya suatu ilmu kitab yang bersifat maraji’ (referensi natijah itu.
primer) maupun mashadir
EDISI 2 HALAMAN 6

Sebuah fan ilmu itu dilihat dari yang selevel bahkan dengan gurunya berarti ketika Imam Ibnul Qayyim
intinsari ajaran dan dasarnya, bukan pun sering kita dapatkan. Karena menyanggah pendapat sang
dari perilaku pendakunya. Jika mereka paham inti Tashawwuf, bukan Syaikhul Islam di dalam kitabnya
Tashawwuf mempunyai pendaku anggôk itek asék meuruwa, bukan itu, ia merasa lebih alim dan
yang sesat, maka Fiqih juga hanya sami’na wa atha’na, tapi diskusi Syaikhul Islam direndahkan
mempunyai itu, Ushul juga ilmiah inipun adalah amanat olehnya. Persis sama seperti
mempunyai itu, Manthiq juga ada, Tashawwuf itu sendiri. burung hudhud membawa
bahkan ilmu-ilmu umum pun Akan tetapi, satu hal yang mereka berita dan melihat apa yang
mempunyai pendaku-pendaku jaga ketika melakukan itu, adab serta tidak diketahui oleh Sulaiman,
yang rusak itu. Jika karenanya akhlak. Semua yang keluar dari sufi tanpa mengurangi sedikitpun
Tashawwuf sesat dan ditinggalkan hakiki itu adalah adab dan akhlak, baik adab dan akhlaknya dengan Nabi
maka lemparkanlah tuduhan itu bicaranya, gerak geriknya, bantahannya, Sulaiman.
kepada ilmu-ilmu lainnya dan kritisnya, diskusinya dan sebagainya.
silahkan tinggalkan ilmu itu, karena Semuanya berlandaskan adab dan Mu'jam; Konsep,
setiap ilmu tidak selamat dari
pendakunya yang sesat. Selaras
akhlak, karena ini adalah buah dari
pohon yang mereka tanam di dalam Sejarah dan
dengan qaedah Tashawwuf yang
ada di dalam kitabnya Imam
hati yang bernama Tashawwuf. Tidak Teknik
berarti diskusi ilmiah dan kritik ilmiah ini
Ahmad Zarruq, Qawa’id membuat permusuhan, ini salah sama Penulisannya
Tashawwuf: sekali. Akan tetapi sebaliknya, untuk Oleh: Tgk. Fahrizal Fadhil
‫ﻓﺎن ﻓﺴﺪ اﻟﻔﺎﺳﺪ اﻟﻴﻪ ﻳﻌﻮد‬ menghidupkan nilai silaturahmi plus
“Karena kesalahan orang yang
salah itu hanya kembali pada
empunya kesalahan.”
ilmiah serta amanat ilmiah yang telah
ada pada kedua belah pihak. S
bangsa
ebelum adanya Mu'jam,
Arab mengandalkan
Contohnya adalah yang terjadi di
‫ﻏﻼة اﻟﻤﺘﺼﻮﻓﺔ ﻛﺎﻫﻞ اﻻﻫﻮاء ﻣﻦ‬ masa Ibnul Qayyim, beliau adalah ingatan mereka dalam
‫اﻻﺻﻮﻟﻴﻴﻦ وﻛﺎﻟﻤﻄﻌﻮن ﻋﻠﻴﻬﻢ ﻣﻦ‬ seorang ulama yang tegas dan mengingat makna-makna dari
berakhlak dalam sejarah Islam. Di masa kalimat Bahasa Arab.
‫اﻟﻤﺘﻔﻘﻬﻴﻦ‬ itu beliau mendapati beberapa Syekh Ahmad Abdul Ghafur
“Kesalahan seorang ahli Tashawwuf, kesalahan yang ada pada kitab Manahij mengartikan Mu'jam sebagai
sama seperti kesalahan ahli Ushul As-Sairin yang disusun oleh seorang sebuah kitab yang
Fiqh dan ahli Fiqih.“ mengumpulkan sebanyak
yang bergelar Syaikhul Islam di kala itu.
Namun, Tashawwuf ini selalu Ketika membantah pendapat di kitab mungkin kata-kata bahasa Arab
mengajarkan ilmu berbarengan itu imam Ibnul Qayyim berkata: yang disertai dengan penjelasan
dengan akhlak dan adab, karena itu “Syaikhul Islam sangat kami cintai, akan singkat maknanya dan disusun
tujuan dasarnya. Tashawwuf sendiri tetapi kebenaran lebih kami cintai. Jika dengan susunan, baik disusun
membuka peluang sebesar- aku mendapati di dalam kitabnya suatu sesuai huruf Hijaiyah atau sesuai
besarnya untuk diskusi tentang kesalahan atau kecacatan yang tidak ia dengan tema tertentu.
tema dan pembahasannya. Ia perhatikan maka perumpaan antara Bagian terpenting dari Mu'jam,
tidaklah jumud seperti tuduhan kami berdua ini adalah seperti burung setelah dikumpulkan katanya
segelintir orang, walaupun di dalam hud-hud dan Nabiyullah Sulaiman. dan dijelaskan maknanya adalah
Tashawwuf itu mengajarkan kita Ketika hud-hud berkata: menguatkannya dengan
untuk tawadhu’, tasamuh (toleransi)
‫اﺣﻄﺖ ﺑﻤﺎ ﻟﻢ ﺗﺤﻂ ﺑﻪ وﺟﺌﺘﻚ ﻣﻦ ﺳﺒﺎء‬
ُ berbagai dalil, biasanya dalil
dan cinta persatuan, bukan berarti diambil dari al-Qur'an, kemudian
ia anti terhadap kritik dan menutup ‫ﺑﻨﺒﺎء ﻳﻘﻴﻦ‬ hadits, kemudian syiir-syiir
mata ketika melihat kesalahan. “Aku melihat apa yang tidak kau lihat, bahasa Arab.
Ketika kita membaca kitab-kitab dan aku membawa berita yang yakin Dalil ini merupakan komponen
Fiqh turast, kita banyak mendapati kepadamu dari negeri Saba'.” yang sangat penting dari Mu'jam.
diskusi-diskusi ilmiah di dalamnya, (QS. An-naml 22) Karena dengan adanya dalil,
kritikan ilmiah, mua’radhah dan Kemudian Imam Ibnul Qayyim makna akan menjadi lebih jelas,
sebagainya. Yang dimana para melanjutkan: dan menghilangkan kesamaran
pengarang kitab Fiqih ini rata-rata ‫واﻟﻬﺪﻫﺪ ﻫﻮ اﻟﻬﺪﻫﺪ وﺳﻠﻴﻤﺎن ﻫﻮ‬ antara satu kata dengan kata
adalah kaum sufi yang sangat yang lainnya.
menjunjung tinggi nilai Tashawwuf,
‫ﺳﻠﻴﻤﺎن‬ Konsep Mu'jam ini secara kasat
seperti Imam Nawawi, bahkan sang “Sedangkan hud-hud cuma burung mata fungsinya untuk
maestro Tashawwuf imam Al- hud-hud, dan Sulaiman adalah menjelaskan makna-makna kata
Ghazali juga demikian. Mereka Sulaiman” samar atau yang belum jelas
melakukan kegiatan diskusi kritis ini Beginilah akhlak mereka para sufi itu artinya. Di sini terjadi kontradiksi
bukan hanya dengan lawannya dalam berdialog dan berdiskusi, tidak antara makna etimologi dan
terminologi.
EDISI 2 HALAMAN 7

Secara etimologi, Mu'jam ini Kedua mu'jam tersebut akhirnya intelektual lebih mengenal buku-
berasal dari kalimat "‫ "ﻋﺠﻢ‬yang dikenal dengan sebutan al-Mu'jam Al- buku yang menjelaskan makna
justru bermakna samar-samar atau Kabir yang disematkan pada karya kata dengan sebutan Qamus.
tidak jelas. Ibnu Jinni memaparkan Syekh Abi Ya'la, dan al-Mu'jam ash- Majma' Lughah Arabiyyah juga
kasus ini dalam kitabnya Sir Shagir pada karya Syekh al-Baghawi. sudah menetapkan secara resmi
Shina'ah al-'Irab (1/36-37). Dia Pada abad ke-4 istilah Mu'jam mulai bahwa Qamus dan Mu'jam
berkata, "Kalimat (‫ )ﻋﺠﻢ‬dalam naik daun, dengan banyaknya kitab- memiliki makna yang sama.
bahasa Arab dituju untuk sesuatu kitab hadits dan Qiraat yang Perkembangan Mu'jam dari
yang masih samar, dikatakan menggunakan istilah ini. Sebut saja Waktu ke Waktu
seseorang itu 'Ajam jika bahasanya Mu'jam al-Kabir, Mu'jam al-Ashgar, Dalam kepenulisan Mu'jam,
tidak dikenali". dan Mu'jam al-Awsath yang berisi bangsa Arab tertinggal oleh
Ibnu Jinni melanjutkan: "Adapun nama-nama para ahli Qiraat karya bangsa-bangsa lainnya. Seperti
kalimat mu'jam itu berbentuk isim Syekh Abi Bakr Muhammad bin Hasan bangsa Assyiria, China, Yunani,
maf'ul, dari fi'il madhi (‫)أﻋﺠﻢ‬. Dan al-Mushili (W. 351 H). Dan kitab-kitab dan lain-lainnya dengan
salah satu makna dari bentuk lainnya. beberapa sebab yang nanti akan
tersebut adalah menghilangkan Atas sejarah tersebut, Syekh Abdut diutarakan.
makna asal fi'ilnya. Sebagaimana Tawwab seorang guru bahasa Arab di Bangsa Assyiria atau disebut
dalam lafadz mu'jam yang berarti Universitas al-Azhar memandang juga bangsa Asyur, adalah salah
menghilangkan kesamarannya". bahwa ulama-ulama bahasa satu kelompok etnoreligius asli
Kapan Mu'Jam Mulai dikenal? meminjam kalimat Mu'jam pada buku- Timur Tengah. Sebagian besar
Diperkirakan, para ulama lughah buku mereka dari kitab-kitab ahli hadits orang Assyiria berbicara suatu
mulai membukukan kata-kata dan ahli Qiraat. bahasa yang disebut Neo-Aram.
bahasa Arab dan menjelaskan Antara Istilah Mu'jam dan Qamus Mu'jam bangsa Assyiria dibuat
maknanya semenjak abad ke-2 H. Istilah Qamus memiliki makna sama untuk memenuhi kebutuhan
Namun, pada saat itu belum ada dengan isitlah Mu'jam. Bedanya, Qamus mereka ketika mereka
satupun kitab yang beri nama muncul pada zaman jauh setelah istilah meninggalkan tradisi lama;
dengan "Mu'jam". Mu'jam ada. menulis dengan rumus-rumus
Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani Ulama yang pertama kali kuno, dan menggantinya dengan
juga menyinggung perihal menggunakan istilah Qamus adalah potongan-potongan isyarat yang
kemunculan istilah mu'jam. Beliau Syekh Fairuz Abadi (W. 817). Istilah ini berbentuk alfabet. Mu'jam
berkata dalam kitab Fath al-Bari digunakan untuk sebuah karyanya yang tersebut ditulis di atas
(7/326), "Kami tidak mengetahui dinamakannya dengan Qamus al- lempengan tanah liat, dan
secara pasti kapan istilah Mu'jam Muhith. diletakkan di perpustakaan
digunakan. Yang kami ketahui, Niniwi (Ibu kota bangsa Asiria).
Kamus ini sangat terkenal, bahkan
ulama yang pertama kali Lempengan tersebut diperikaran
lebih terkenal dari pada buku Mu'jam
menggunakannya adalah para ahli ditulis pada tahun 668-625 SM.
pendahulunya. Para intelektual
Hadits pada abad ke-3 H." Bangsa China juga telah
menggunakannya sebagai sebuah
Pendapat Ibnu Hajar ini mengenal istilah Mu'jam atau
referensi utama ketika mencari makna-
dibuktikan, dengan apa yang ada kamus untuk membantu mereka
makna kata yang samar atau belum
dalam kitab Tarikh al-Kabir karya menjelaskan kalimat-kalimat
diketahui artinya. Kenapa bisa lebih
Imam al-Bukhari. Dalam kitab pada nas-nas agama mereka.
terkenal?
tersebut, Imam al-Bukhari Diperkirakan mereka telah
Sebab kepopuleran Kamus ini sangat
menyusun nama-nama periwayat mengenalnya sejak tahun 200
banyak. Antara lain Qamus al-Muhith
hadits sesuai dengan huruf Mu'jam SM.
tidak menyebutkan dalil-dalil kata
yang dimulai dengan periwayat Di dua bangsa tersebut ada
sehingga meringkas kitabnya hanya
yang namanya diawali dengan dua Mu'jam yang sangat terkenal
berisi makna-makna kata saja.
Muhammad. pada saat itu. Salah satu di
Ditambah kamus tersebut diisi dengan
Adapun kitab yang pertama kali antaranya adalah Mu'jam yang
ilmu baru yang padat dan sarat akan
disebut sebagai mu'jam adalah bernama Cu Fan yang ditulis oleh
makna, menggunakan diksi yang
kitab yang berjudul Mu'jam Ash- Hu Chin yang memuat 10.600
mudah dipahami, dan meringkas
Shahabah yang ditulis oleh Syekh kalimat.
kalimat sedemikian rupa. Sebab
Abi Ya'la Ahmad bin Ali al- Adapun bangsa Yunani,
ketenaran Qamus al-Muhith ini, semua
Mutsanna (W. 307 H). mereka merupakan bangsa kuno
kitab yang berisi tentang bahasa pada
Kemudian, Imam Abdullah bin yang maju dalam keilmuan.
zaman tersebut disebut sebagai
Muhammad al-Baghawi (W. 315 H) Mereka memiliki peninggalan
"Qamus" di mana maknanya sama
seorang muhaddits yang terkenal intelektual yang sangat
dengan "Mu'jam".
mengikuti jejak Syekh Abi Ya'la bersejarah dan bernilai tinggi;
Sebutan ini terus berlanjut hingga
dalam menulis Mu'jam ash- baik dalam
zaman sekarang, sehingga para
Shabah.
EDISI 2 HALAMAN 8

bahasa, filsafat, dan lain-lainnya. Kata-kata yang tidak diketahui makna Di fase ini ada kitab-kitab yang
Salah satu peninggalan mereka tersebut kemudian ditanyakan kepada mulai ditulis, seperti Abu Zaid al-
adalah mu'jam. Di antara Mu'jam Rasulullah, atau kepada sahabat semisal Anshari yang menulis kitab
tersebut ditulis dengan tuntutan Ibnu Abbas. Penjelasan-penjelasan tentang hujan, Imam al-Asma'i
huruf abjad, isinya juga hanya seperti ini merupakan langkah awal dari (W. 213 H) yang menulis beberapa
terbatas pada bahasa para orator terbentuknya Mu'jam. buku kecil tentang unta, kurma,
pada masanya atau bahasa para Setelah kalimat-kalimat tersebut dan lain-lain.
filsuf dari bangsanya. dijelaskan oleh Rasulullah dan para Fase ketiga: Membuat sebuah
Di antara Mu'jam milik bangsa sahabat, para ulama meresponnya Mu'jam yang mencakup banyak
Yunani yang paling kuno adalah dengan membukukan penjelasan- kata bahasa Arab yang disusun
Mu'jam Yulius yang membahas penjelasan yang diberikan oleh dengan cara khusus, agar
tentang makna-makna lafadz. Ada Rasulullah dan sahabat, yang disebut mempermudah orang yang ingin
juga Mu'jam Hazesius pada abad dengan kitab Gharib al-Qur'an. Kitab ini mencari makna sebuah kata.
ke-4 Masehi yang membahas pertama kali ditulis oleh seorang faqih Pada fase ini, Mu'jam berada di
tentang logat bahasa, dan Mu'jam yang ahli bahasa bernama Syekh Aban titik yang hampir bisa dikatakan
lainnya. bin Taglab bin Ribah al-Jariri (W. 141 H) sempurna. Karena fase ini kata-
Kenapa Bangsa Arab Terlambat yang diberi judul Gharib al-Qur'an. kata bahasa Arab dikumpulkan,
dalam Menulis Mu'jam? Sebagaimana yang kita ketahui, dijelaskan, serta dikuatkan
Pada masa jahiliyah, bangsa Arab bahwa sebelum adanya mu'jam, dengan dalil Al-Qur'an, Hadits
tidak memiliki tanda-tanda bangsa Arab mengandalkan ingatan dan riwayat dari syair-syair.
keberadaan Mu'jam yang tertulis mereka dalam mengingat makna- Ulama yang pertama kali
dan dibukukan. Kenapa? Karena makna dari kalimat bahasa Arab. menulis dengan teknik ini adalah
pada saat itu bahasa di bangsa Karena anugerah ingatan itulah, al-Khalil bin Ahmad al-Farahidi.
mereka masih bersih dari sumber utama dalam periwayatan Setelahnya ada Ibnu Duraid (W.
kesalahan, dan makna dari setiap makna bahasa yang ada pada mu'jam 321 H), Abi Ali al-Qali (W. 356 H)
lafadz tersimpan baik di ingatan melalui dua jalur; Sama'i dan Riwayat. dan Ibnu al-Faris (W 395 H) yang
mereka. Oleh karena ini, mereka Sama'i adalah mengambil makna menulis buku al-Maqayis dan al-
tidak membutuhkan mu'jam. bahasa langsung dari orang-orang yang Mujmal.
Karena hanya dengan mengucapkannya. Cara ini Yang perlu diperhatikan
mengandalkan tajamnya ingatan dipraktekkan dengan mendatangi adalah, tiga fase tersebut tidak
bangsa Arab, bahasa mereka suku-suku Arab di pedalaman dan bisa ditentukan dengan kapan
terjaga, dan menjadi sebuah mendengarkan apa yang mereka kitab itu ditulis, tapi dengan
kebanggaan bagi setiap ucapkan dalam keseharian. Di antara bagaimana teknik kitab tersebut
Qabilahnya. Ulama-ulama yang pertama kali ditulis. Karena beberapa kitab,
Alasan yang lainnya, karena mencari makna bahasa dengan sama'i ada yang ditulis setelah masa
kebanyakan mereka tidak bisa adalah Abu 'Amr bin Al-'Ala (W. 154 H), Ibnu al-Faris namun ditulis
menulis. Mereka pada saat itu Al-Khalil bi Ahmad (W. 175 H), Abu Zaid dengan gaya fase kedua. Dari titik
masih tinggal di pelosok, dan al-Anshari (W. 215 ), dan banyak lainnya. inilah, mu'jam terus berkembang
menjadi Badui. Sedangkan Mu'jam Adapun Riwayat adalah memahami dari masa ke masa. Hingga saat
adalah karya tulis yang tersusun rapi bahasa dari kata-kata yang dipakai oleh ini, dengan inovasi-inovasi
dan menjadi sebuah tanda para penyair pada masa lampau. Cara terbaru yang diterbitkan oleh
kemajuan sebuah bangsa. ini harus sangat teliti dalam melihat para ulama dari setiap zamannya.
Perkembangan Mu'jam Dalam jalur periwayatan. Dengan dua jalan
Bangsa Arab tersebut mu'jam mulai berkembang di
Perkembangan ini dimulai ketika bangsa Arab, setidaknya terdapat 3 fase
umat muslim mengangkat perkembangan Mu'jam:
beberapa kata dalam Al-Qur'an Fase Pertama: Pengumpulan kata
yang tidak mereka ketahui yang disepakati maknanya.
maknanya, dan mereka Fase ini seorang ulama akan pergi ke
menginginkan agar makna itu pelosok Arab dan mendengar kata
diperjelas dengan kalimat yang tentang hujan, pedang, pertanian, dan
lainnya. kata-kata lainnya di pelosok tersebut,
Dalam kitab al-Itqan (1/150), dan mengumpulkannya menjadi satu
Ikrimah meriwayatkan dari tanpa ada susunan yang rapi.
Ibnu'Abbas. Dia berkata, "Saya Fase kedua: Pengumpulan kata-kata
mengetahui makna semua kata yang berkaitan dengan satu tema.
dari al-Qur'an kecuali 4 kata:
(‫ و ﺣﻨﺎن و أوه و اﻟﺮﻗﻴﻢ‬،‫)ﻏﺴﻠﻴﻦ‬
EDISI 2 HALAMAN 9

Sejarah Penulisan mendiskusikan dan menerapkan Manhaj dan


Kitab Qawaid berbagai kasus dengan merujuk
kepadanya. Maka disimpulkanlah
Mazhab Asy’ari
Fiqhiyyah dalam qaedah jual beli yang bersifat umum
Oleh: Sayyid Ahmad Kamil Assegaf

Mazhab Syafi'i serta dijelaskan metode penerapannya. I mam Hujjatul Islam al-Ghazali
Orang pertama yang membuka pintu dalam kitab al-Mustashfa, beliau
Oleh: Tgk. Muhammad Iqbal Jalil
dalam persoalan ini adalah Sulthanul membagi ilmu secara umum
U shul Fiqh adalah metodologi
dalam menggali hukum fiqh dari
Ulama, Syaikh Izzuddin bin Abdissalam
ketika mengembalikan seluruh
kepada tiga macam: (1) Ilmu yang
menjadi patokan dan tolak ukur
sumbernya, yaitu Alquran, sunnah, persoalan fiqh kepada satu qaedah, hanyalah akal, atau yang
Ijma' dan qiyas. Melalui ushul fiqh, yaitu mempertimbangkan disebutkan oleh beliau sebagai
para Mujtahid berhasil menggali kemaslahatan serta menolak kerusakan. ‫ ﻋﻠﻢ ﻋﻘﻠﻲ ﻣﺤﺾ‬seperti matematika,
dan menemukan hukum fiqh. Beliau menyusun dua kitab yang fisika dan lainnya. (2) Ilmu yang
Namun hukum fiqh itu sangat lah dinamakan dengan qaedah sughra dan menjadi tolak ukurnya hanyalah
luas sebanyak permasalahannya qaedah kubra. Demikian dijelaskan oleh teks agama ‫ﻋﻠﻢ ﻧﻘﻠﻲ ﻣﺤﺾ‬.
yang terus bertambah seiring Imam Suyuthi dalam kitab Asybah-nya Contohnya Tafsir yang sifatnya
waktu, maka dirumuskanlah dalam bidang nahwu. ma`tsur dan Hadist yang sifatnya
qaedah umum yang digali dari Kemudian setelah itu muncul sosok riwayah. Karena sudah barang
hukum fiqh sendiri sebagai formula Al Allamah Badruddin Muhammad Az tentu tafsir bil ma`qul dan hadist
untuk memahami problematika Zarkasyi yang juga mengikuti dirayah membutuhkan
hukum fiqh lainnya yang sangat penyusunan kitab qawaid. Beliau penalaran. (3) Ilmu perpaduan
luas dan tidak terbatas menyusun satu kitab (Al-Mansur fil antara akal dengan al-Quran dan
‫وﻫﻮ ﻓﻦ واﺳﻊ ﻣﻨﺘﺸﺮ‬ Qawaid) yang memuatkan banyak Hadist ‫ﻋﻠﻢ زوج ﻓﻴﻪ اﻟﻨﻘﻞ واﻟﻌﻘﻞ‬.
qaedah-qaedah fiqh. Lalu setelah itu Seperti Ushuliddin, Ushul Fiqih
‫ﻓﺮوﻋﻪ ﺑﺎﻟﻌﺪ ﻻ ﺗﻨﺤﺼﺮ‬ muncul Syaikh Sadruddin Muhammad dan lainnya.
‫وإﻧﻤﺎ ﺗﻀﺒﻂ ﺑﺎﻟﻘﻮاﻋﺪ‬ bin Umar yang populer dengan Dan ilmu Ushuluddin atau
panggilan Ibnu Wakil (W 716 H) yang
‫ﻓﺤﻔﻈﻬﺎ ﻣﻦ أﻋﻈﻢ اﻟﻔﻮائ‬ Tauhid termasuk dari bagian
mengarang kitab Asybah wan Nazhair yang ke tiga yaitu perpaduan
Syaikh Yasin Al Fadani dalam kitab dengan mengikuti Syaikh Izzuddin bin antara naqal dan aqal, ketika kita
Fawaid Al-Janiyyah menjelaskan Abdissalam. membaca kitab-kitab Tauhid
sejarah penulisan kitab ushul fiqh Kemudian setelah itu muncul sosok tidak asing lagi dengan sebutan
dan qaedah fiqh. Berikut kurang Imam Tajussubki yang mengurai imam al-Asy`ari dan kita tahu
lebih terjemahannya: kembali kitab karangan Ibnu Wakil bahwa beliau adalah pendiri
Faedah setelah mendapatkan arahan dari mazhab Asya`irah ,dan mazhab
Ketahuilah bahwa para Ulama ayahnya, Imam Taqiyyuddin As-Subki. tersebut salah satu dari tiga
dalam menyusun ushul fiqh dan Beliau menyusun pembagian fikih dan mazhab Ahlussunnah wal
qaedah fiqh terbagi dalam dua cabang-cabangnya yang belum Jama'ah dalam berkeyakinan
metode: terdapat dalam kitab yang lain. atau beraqidah. Dan yang dua
Pertama (penyusunan ushul fiqh) Setelah itu kemudian muncul Al lagi adalah mazhab Maturidiyyah
adalah menyusun qaedah-qaedah Allamah Syaikh Sirajuddin Umar bin Ali dan mazhab Atsariyyah atau
yang dapat menuntun para As-Syafi'i (W 804 H) yang menyusun yang dikenal dengen Ahlul
Mujtahid dalam menggali hukum- kitab dalam bidang Asybah wan Hadist. Ahlul Hadist yang di
hukum fiqh dari sumbernya, yaitu Nazhair. Dalam kitab tersebut dikutip maksud bukanlah Ahlul Hadist
Alquran, sunnah, Ijma' dan qiyas. hal-hal yang tersirat dari kitab karya yang mujassimah.
Orang pertama yang menyusun Tajussubki. Yang menjadi pembahasan
kerangka kajian ini adalah Setelah itu kemudian muncul sosok utama kita adalah apa itu
Imamuna As-Syafi'i. Beliau Imam As-Suyuthi yang memperbaiki mazhab Asya`irah? Sebelumnya
menyusun kitabnya yang bernama beberapa kumpulan qaedah dalam kita harus paham dan juga bisa
Ar-Risalah yang kemudian menjadi kitabnya Syawaridul Fawaid fid membedakan antara manhaj
pedoman bagi generasi setelahnya Dhawabit wal Qawaid. Kemudian dan mazhab. Manhaj adalah
dari Ulama mazhab yang lain. Tidak beliau berinisiatif untuk menyusun kitab suatu metodologi (wasilah) yang
ada yang meragukan keunggulan yang lebih luas yang di dalamnya mengantarkan kepada mazhab.
kitab ini kecuali orang takabbur lagi dikumpulkan beberapa ilmu-ilmu fikih Sedangkan mazhab sendiri
keras kepala. yang dinamakan untuk kumpulannya adalah tujuan utama yang
Metode kedua (penyusunan dengan nama ilmu Asybah wan dihasilkan oleh metodologi atau
qaedah fiqh) adalah menggali Nazhair. yang kita sebutkan tadi dengan
qaedah-qaedah fiqh yang bersifat (Disadur dari kitab Fawaid Al-Janiyyah kalimat manhaj. Maka tidak
umum dari setiap bab dalam fiqih, karya Syaikh Yasin Al Fadani, Jilid I Hal mungkin ada mazhab tapi tidak
66 - 67, Cet. Dar Al Basyair Al Islamiyah). mempunyai manhaj, dan untuk
EDISI 2 HALAMAN 10

menjawab pertanyaan di atas maka Mereka mengatakan demikian dasarnya. Tapi kita memahami al-
kita harus membahas dulu apa dengen tujuan supaya tidak jatuh Quran dan Hadist ditopang oleh
manhaj atau metodologinya Imam dalam menduakan yang qadim karna akal yang sehat, karena salah satu
al-Asy`ari dalam membangun itu mustahil adanya. Mereka perinsip beliau adalah:
mazhabnya? mempunyai anggapan kalau ada sifat ‫اﻟﻌﻘﻞ اﻟﺼﺮﻳﺢ ﻳﺆﻳﺪ اﻟﺪﻳﻦ اﻟﺼﺤﻴﺢ‬
Mazhab Asya`irah adalah mazhab pada Allah maka sifat Allah juga harus
yang berpegang teguh kepada qadim, sedangkan sifat bukan zat, maka “Akal sehat bisa memperkuat
qaedah: ketika demikian harus ada dua yang agama yang benar.”
‫اﻟﺠﻤﻊ ﺑﻴﻦ ﻫﺬا وذاك‬ qadim yaitu sifat dan zat, sedangkan Dengan ini semua kita bisa
Maksudnya adalah perpaduan yang qadim bentuknya dua itu memahami bahwa manhajnya
antara kebenaran wahyu yaitu al- mustahil. Maka karena demikan mereka Asya`irah adalah manhaj yang
Quran Hadist dan akal yang sehat, tidak mengakui sifat kepada Allah berada di tengah atau yang
bukan mengandalkan wahyu saja sehingga mereka dikenal dengen kaum dikenal dengen sebutan
ataupun akal saja. Akan tetapi TA`THIL karna tidak menganggap MANHAJ WASATHI,yaitu manhaj
kedua duanya. Dan sebenarnya adanya sifat pada Allah. Sedangkan kita yang tidak berpihak ke salah satu
qaedah tersebut adalah prinsipnya mempunyai pandangan yang berbeda kelompok, tapi menyatukan
orang orang dahulu yaitu tabi`in dengan mereka karena kita mengakui antara dua kelompok tadi,
hingga sahabat dan beliau adanya sifat pada Allah dan kita sebagaimana yang dikatakan:
hanyalah pengungkap terhadap mengatakan: tidak bolehnya dua yang ‫ﻟﻴﺲ ﻫﺬا وﻻ ذاك وإﻧﻤﺎ اﻟﺠﻤﻊ ﺑﻴﻦ‬
apa yang telah di jalani oleh orang qadim kalau seandainya hal tersebut
orang sebelumnya. Dan Imam terpisah dari zat, sedangkan sifatnya
‫ﻫﺬا وذاك‬
Asy`ari menjadikan pondasi Allah tidak terlepas dari zat Allah. Maka Maka lahirnya mazhab Asy`ari
mazhabnya beliau dengan menurut kita itu tidak termasuk dalam diantara dua kesesatan tadi.
metodologi tersebut dikarenakan kategori menduakan yang qadim. Kesesatan yang pertama adalah
beliau hidup pada zaman yang Dengan landasan di ataslah mereka kelompok yang terlalu
terjadi pergolakan yang sangat meniadakan sifatnya Allah sehingga mengagungkan akal dan
panas diantara dua kelompok yang mereka di gelar dengan kaum Ta`thil. kelompok kedua yang menutup
tidak bisa bertemu, yaitu: Sedangkan Mujassimah karena mata dari akal dan pasrah
mu`tazilah dan mujassimah. mereka mengatakan tidak boleh kepada nash, sehingga dikatakan:
Mu`tazilah mereka sangat memakai akal dalam menafsirkan nash, mazhabnya imam Asy`ari itu
berpegang teguh dan terlalu sehingga ketika menafsirkan ayat umpamanya susu yang bersih
mengagungkan akal sehingga mutasyabihat mereka mengartikannya yang keluar di antara nanah dan
sangat gampang untuk mentakwil- dengan secara dhahir, sehingga mereka darah.
takwil wahyu/nash yang tidak sesuai jatuh dalam perkara menyamakan Imam al-Habib Abdullah juga
dengen akal mereka. Sedangkan Allah dengen makhluk (tasybih). pernah berkata:
Mujassimah berprinsip bahwa salah Sedangkan Asya`irah bukan kedua ‫وﻛﻦ أﺷﻌﺮﻳﺎ ﻓﻰ اﻋﺘﻘﺎدك ﻫﻮ‬
menggunakan akal dalam duanya. Tetap mengakui adanya sifat
mengartikan nash sehingga mereka pada Allah dengan cara seperti tadi
‫اﻟﻤﻨﻬﻞ اﻟﺼﺎﻓﻰ ﻋﻦ اﻟﺰﻳﻎ واﻟﻜﻔﺮ‬
mengartikan semua nash dengan yang berbeda dengan Mu`tazilah.Dan Yang dimaksud dengan sesat
dhahirnya. Dan ini adalah manhaj ketika berhadapan dengan ayat dalam sya`ir tersebut adalah
nya Asya`irah secara garis besar,dan mutasyabihat kita mengartikannya mu`tazilah dan yang dimaksud
kalau di perkecilkan lagi manhajnya dengan cara yang layak dengan kufur adalah mujassimah,dan
adalah: keagungannya Allah. Maka inilah mazhab yang benar adalah
‫اﻟﺘﻮﺳﻂ ﺑﻴﻦ اﻟﺘﻌﻄﻴﻞ واﻟﺘﺸﺒﻴﻪ‬ Manhaj Asya`irah. Dan yang harus kita asy`ari.
Mu`tazilah tidak mengakui adanya ketahui Imam Asy`ari meyakini bahwa Kembali lagi ke inti masalah
sifat bagi Allah sehingga mereka sumbernya akidah [masdarul aqidah] tadi yaitu apa itu maksud
mengatakan: Allah berkuasa itu Alquran dan Hadist tapi dengan cara mazhab Asy`ari? Maka
dengen zatnya [‫ ]ﻗﺎدر ﺑﺬاﺗﻪ‬tidak memakai bahasa yang sesuai dengan jawabannya adalah mazhab yang
mengakui itu sebagai sifat, dan zamannya. Zaman yang menghendaki memakai metodologi Wasathiah
akhirnya tidak beda antara kita dan untuk memahami agama saat itu harus dalam membangun mazhabnya.
Mu`tazilah sama sama mengatakan ditopang dengan akal bahkan filsafat, Mazhab Asy`ari bisa ditemukan
Allah Qadirun dan seterusnya. Tapi yang tujuannya adalah untuk di dalam kitab-kitab yang kita
yang membedakan antara kita menghindari kesesatan tadi. Dan pelajari seperti Nadham Jauharat
dengen mereka, kita mengakui itu dengan cara seperti ini bukan berarti Tauhid, Ummul Barahin, dan
sifat Allah dan mereka mengatakan imam Asy`ari mengingkari bahwa lainnya. Karena kitab tersebut
itu bukan sifat tapi itu adalah zat. masdarul aqidah adalah al-Quran dan menjelaskan keyakinan-
Hadist, tetap itu yang menjadi keyakinan yang diwarisi oleh
Imam Asy`ari.
Redaksi Serambi Huda menerima tulisan kalangan
dayah dengan kriteria:
1. Tulisan menyangkut wawasan keilmuan islam,
review (ulasan) kitab, dan biografi ulama.
2. Tulisan memuat 600-1000 kata.
3. Tulisan dikirim ke serambihuda@gmail.com

Pelindung: Ayah Jeunieb


Koordinator: Tgk. Fauzan
Redaksi: Tgk. Zulfa Editor: Jabal Sab Layout: Zuhdi. A

Redaksi menerima kritik dan saran dari pembaca. Silakan


kirimkan kritik dan saran anda ke serambihuda@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai