Kegiatan ini diawali dengan mencari pelaku usaha di Dusun Ringinrejo, kemudian hal pertama
yang dilakukan adalah mewawancarai pelaku usaha tersebut mengenai produk yang mereka buat,
serta memberikan penawaran untuk pembuatan sertifikat halal bagi produknya. Terdapat 2 pelaku
usaha yang bersedia mendaftarkan produknya untuk program sertifikasi halal.
Acara Sosialisasi Sertifikasi Halal diadakan di Kantor Kecamatan Wonotirto yang dihadiri oleh
beberapa panitia dari perwakilan setiap desa, para pelaku usaha yang didampingi oleh penanggung
jawab dari perwakilan divisi ekonomi setiap kelompok, serta pihak dari Lembaga Penelitian dan
Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M). Dalam sosialisasi ini, narasumber berasal dari pihak
LP2M yaitu Bapak Rahman yang memberikan penjelasan mengenai cara pendaftaran sertifikat
halal bagi para pelaku usaha.
Pada akhirnya dihari yang telah disepakati yaitu tepat pada hari Rabu tanggal 1 Februari Tahun
2023 kami telah melaksanakan kegiatan program kerja wawancara pembuatan kripik pisang dan
ketela. Kegiatan program kerja ini berlokasi di Rumah Mbak Putri yang ada di Dusun Ringin Rejo,
Desa Kaligrenjeng, Kec Wonotirto. Kegiatan ini berlangsung setidaknya selama hampir 3-4 jam.
Dengan jumlah total 8 orang dari divisi ekonomi kelompok KKN Kaligrenjeng 2, kami merasa
sangat terkesan dengan seorang Mbak Putri yang notabene seorang ibu rumah tangga mampu
menghasilkan keuntungan dengan produksi keripik tersebut. Dalam kegiatan tersebut, kami tidak
hanya melakukan wawancara saja, disitu kami juga belajar sekaligus membantu dalam proses
produksi.
Keripik pisang dan ketela ini merupakan salah satu hasil olahan alam yang menjadi sebuah ladang
penghasilan bagi beberapa pelaku usaha. Dalam proses produksinya, produsen keripik pisang dan
ketela ini masih menggunakan metode produksi rumahan yang bisa dikatakan cukup sederhana.
Lalu terkait dengan sistem marketing yang digunakan, selama ini mereka cenderung “menitipkan”
produknya di warung-warung terdekat ataupun terkadang juga menerima pesanan dari beberapa
tetangga sekitar.
Selama kami mendampingi proses produksi tersebut, kami diberi pengetahuan sekaligus pelatihan
terkait dengan bahan-bahan yang diperlukan dalam proses produksi dan juga terkait dengan tata
cara pembuatan atau pengolahan mulai dari bahan mentah sampai menjadi produk yang sudah siap
diedarkan. Bahan-bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan keripik pisang dan keripik ketela kami
rasa tidak jauh berbeda dengan pembuatan keripik pada umumnya. Sedangkan untuk tata cara
pembuatannya, menurut penjelasan dari Mbak Putri sebagai pelaku usaha. Dalam proses
menggoreng harus dilakukan dua kali. Penggorengan yang pertama cukup digoreng sebagaimana
menggoreng keripik pada umumnya. Namun pada penggorengan yang kedua, keripik yang sudah
digoreng tersebut dicampur dengan gula dan berbagai perasa yang lain.
Pada intinya jika terkait dengan proses produksi, dapat dikatakan bahwa prosesnya tidak jauh
berbeda dengan yang lain. Lalu terkait dengan pemasaran atau marketing-nya. Kami juga
membantu untuk memasarkannya yaitu tetap dengan proses yang sama. Lantas mengapa kami
belum mengarah ke digital marketing ? Jawabannya cukup sederhana, hanya sebatas karena
kurangnya waktu serta adanya keterbatasan dalam segi SDM yang ada. (Divisi Ekonomi
Kelompok 2 Desa Kaligrenjeng)