Anda di halaman 1dari 6

BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras
atau lunak yang dapat larut. Kapsul dengan cangkang keras dari gelatin
pertama kali dibuat di prancis pada tahun 1834 oleh Mothes dan Dublanc.
Istilah kapsul berasal dari bahasa latin ‘capsula’ yang berarti kotak kecil.
Cangkang (shell) adalah yang dikenal sehari-hari dengan sebutan kapsul
kosong tanpa isi bahan obat. Cangkang kapsul dapat berupa kapsul keras dan
kapsul lunak , dibuat dari bahan baku gelatin, gula dan air. Cangkang kapsul
dapat jernih dan buram (ditambah titanium oksida), berwarna atau polos,
tidak berasa, mudah larut dalam air panas dan bersifat higroskopis.
Berdasarkan bentuknya, kapsul dalam farmasi dibedakan menjadi dua yaitu
kapsul keras (capsulae durae, hard capsul) dan kapsul lunak (capsulae molles,
soft capsul). Perbedaannya :

Ukuran kapsul manunjukkan ukuran volume dari kapsul dan dikenal 8


macam ukuran yang dinyatakan dalam nomor kode. 000 ialah ukuran
terbesar, 00; 0; 1; 2; 3; 4 dan 5 ialah ukuran terkecil. Sebelum massa serbuk
dimasukan kedalam capsul prinsip pencampuran bahan sama seperti
pencampuran serbuk untuk puyer. Menurut Farmakope Indonesia III, serbuk
diracik dengan cara:
1. Bahan obat dalam jumlah kecil digerus bersama bahan tambahan.
2. Bahan obat dengan berat jenis (BJ) besar digerus terlebih dahulu, kemudian
bahan obat dengan BJ nya kecil.
3. Bahan obat berbentuk kristal atau bongkahan digerus hingga halus.

1.2 Tujuan Praktikum


Mahasiswa mampu membuat sediaan kapsul
BAB II
Tinjauan Pustaka

2.1 Kapsul
Capsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau
lunak yang dapat larut.

1. Jenis-jenis Kapsul
a. Kapsul keras
Cangkang capsul keras umumnya terbuat dari gelatin; tetapi dapat juga
terbuat dari pati atau bahan lain yang sesuai. Capsul gelatin keras terdiri
atas dua bagian, bagian tutup dan bagian induk. Capsul keras terdapat
dalam berbagai ukuran disesuaikan dengan serbuk obat yang akan
diisikan. Untuk serbuk obat yang berjumlah kecil, agar cangkang capsul
wadah terisi penuh dapat ditambahkan zat tambahan yang cocok. Dalam
praktik pelayanan resep di apotek, capsul cangkang keras dapat diisi
dengan tangan; cara ini memilih obat tunggal atau campuran dengan
dosis tepat yang paling baik bagi setiap pasien pasien. Fleksibilitas ini
merupakan kelebihan capsul cangkang keras dibandingkan bentuk
sediaan tablet dan capsul cangkang keras dibandingkan bentuk sediaan
tablet dan capsul cangkang lunak. Capsul cangkang keras biasanya diisi
dengan serbuk, butiran dan granul. Butiran gula inert dapat dilapisi
dengan komposisi bahan aktif dan penyalut yang memberikan profil
lepas lambat atau bersifat enterik. Sebagai alternatif, bahan aktif bentuk
pellet dan kemudian disalut.
b. Kapsul lunak
Capsul lunak/ kenyal adalah capsul yang menggunakan capsul dasar yang
dibuat dari campuran terdiri dari gelatin, gliserol dan sorbitol atau
metilselulosa dalam perbandingan yang sesuai dengan kekerasan capsul
yang dikehendaki. Obat berupa cairan atau setengah padat dibungkus
dengan capsul dasar dan dicetak menggunakan cetakan khusus dalam
bentuk bulat, lonjong atau tabung berujung bulat. Pengisian soft capsul
hanya dapat dilakukan di pabrik. Cangkang capsul lunak digunakan
untuk bahan obat yang berupa cairan seperti capsul minyak ikan,
chloralhydras, capsul vitamin E, dan vitamin A.

2. Ukuran kapsul
Ukuran cangkang umumnya bervariasi dari nomor paling kecil (5) sampai
nomor paling besar (000). Umumnya ukuran 00 adalah ukuran terbesar yang
dapat diberikan kepada pasien. Ukuran capsul terbesar 000 biasanya
digunakan untuk hewan.

3. Keuntungan obat dalam bentuk kapsul


Selain mempunyai bentuk dan warna yang menarik, capsul dapat digunakan
untuk bahan-bahan obat :
1. Mempunyai rasa yang sangat pahit seperti Kloramfenikol, Erythromycin.
2. Mempunyai bau yang tidak enak seperti minyak ikan, Chloralhidras.
3. Yang diinginkan bekerjanya pada usus halus misalnya obat cacing.
4. Yang mempunyai profil lepas lambat
Kekurangan sediaan bentuk capsul tidak dapat diberikan kepada pasien yang
tidak dapat menelan obat (capsul, tablet). Dalam praktek prinsip
pengerjaannya sama seperti resep puyer hanya hasil akhirnya, serbuk tidak
dibungkus tetapi dimaksukkan kedalam cangkang capsul keras.
Pada saat membuat sediaan capsul mahasiswa harus memilih capsul sesuai
dengan banyaknya serbuk yang akan dimasukkan kedalam capsul, tidak boleh
ada obat yang tersisa. Ukuran capsul dan warnanya harus sama serta
dibersihkan permukaan capsulnya sebelum capsul diserahkan kepada pasien
4. Cara memasukkan serbuk kedalam kapsul
Siapkan cangkang capsul yang ukurannya sesuai untuk volume serbuk yang
telah dibagi dengan sama rata. Serbuk yang sudah dibagi sama rata
dimasukkan dengan sempurna kedalam capsul, kemudian capsul ditutup dan
ditekan. Seluruh capsul yang telah selesai diisi dibersihkan permukaannya
dari serbuk obat yang menempel. Bagi Anda yang tangannya sering
berkeringat, harus sering dikeringkan agar permukaan capsul tidak menjadi
lembab. Pengisian capsul juga dapat dilakukan dengan bantuan alat pengisi
capsul.
BAB III
Metode Kerja

3.1 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada penelitian ini, yaitu oven, lumping dan mortar, dry
oven, timbangan analitik, ayakan mesh 10, pH meter, botol coklat, desikator.
Sedangkan bahany yang digunakan adalah ekstrak kental, vivapur 101,
amilum jagung, aerosol, Mg Stearat, talk, cangkang kapsul.

3.2 Pembuatan Ekstrak Kering


Ekstrak kental 1,5 gram ditambah vivapur 101 (1,5 gram), digerus hingga
homogen, kemudian dikeringkan menggunakan oven selama 30 menit dengan
suhu 50 ⁰C, lalu ditentukan nilai moisture content serbuk kering.

3.3 Formula Sediaan


Formula kapsul dengan bobot per kapsul 150 mg:
No Bahan Konsentrasi (%)
1 Ekstrak daun 15 mg
2 Vivapur 101 15 mg
3 Aerosol 3%
4 Talk 2%
5 Mg Stearat 1%
6 Amilum jagung Ad 100%

3.4 Perhitungan bahan


Ekstrak daun : 15 mg x 100% = 15 mg
Vivapur : 15 mg x 100% = 15 mg
Aerosol : 3% x 100% = 3 gram
Talk : 2% x 100% = 2 gram
Mg Stearat : 1% x 100% = 1 gram
Amilum jagung ad 100%
3.5 Pembuatan Sediaan
Semua bahan ditmbang sesuai dengan konsentrasi dalam formula (100
kapsul). Masukkan amilum jagung, aerosol, dan ekstrak kering kedalam
mortar diaduk hingga homogen, kemudian tambahkan Mg Stearat dan talk
aduk hingga homogen, lalu keringkan menggunakan dry oven selama 30
menit dengan suhu 50⁰C, lalu diayak dan ditentukan nilai moisture content
kemudian diayak kembali dan dimasukan kedalam cangkang kapsul.

3.6 Evaluasi sediaan


- Uji keseragaman bobot
Diambil 20 kapsul, ditimbang sekaligus kemudian kapsul ditimbang satu
persatu. Dikeluarkan isi semua kapsul kemudian semua cangkang kapsul
ditimbang. Dihitung bobot isi kapsul dan bobot rata-rata tiap isi kapsul.
Perbedaan dala mpersen bobot isi tiap kapsul terhadap bobot rata-rata isi
kapsul tidak boleh lebih dari yang ditetapkan kolom A dan untuk setiap 2
kapsul tidak lebih dari yang ditetapkan kolom B.
- Waktu hancur
Sejumlah 6 kapsul dimasukkan pada masing-masing tabung pada
keranjang, yang di bawahnya terdapat kasa baha berukuran 10 mesh.
Digunakan media air bersuhu 37 ± 20⁰C. Dilakukan pengamatan terhadap
kapsul, semua kapsul harus hancur, kecuali bagian dari cangkang kapsul.
Dicatat waktu yang diperlukan kapsul untuk hancur sempurna. Waktu
hancur yang baik tidak kurang dari 15 menit
- pH
Pengukuran pH dilakukan dengan menggunakan pH meter. pH yang
muncul dilayar dan stabil lalu dicatat. Pengukuran dilakukan terhadap
masing-masing sediaan

Anda mungkin juga menyukai