Anda di halaman 1dari 18

PERANCANGAN

ALINYEMEN VERTIKAL
Pengertian Alinyemen Vertikal
Landai Maksimum & Panjang Kritis
Lengkung Vertikal
Alinyemen Vertikal
► Alinyemen Vertikal suatu jalan, adalah proyeksi
sumbu jalan tegak lurus bidang vertikal yang
terdiri dari bagian landai vertikal dan bagian
lengkung vertikal.
► Alinyemen Vertikal merupakan garis potong
yang dibentuk oleh bidang vertikal melalui sumbu
jalan (bentuk geometri jalan dalam arah vertikal).
► Alinyemen Vertikal bisa disebut sebagai
Penampang/Potongan Memanjang jalan.
Alinyemen Vertikal
► Landai Vertikal (Kelandaian Memanjang – PDGJ-
2021), dapat berupa:
landai positif (tanjakan),
landai negatif (turunan), dan
landai nol (datar).
(Catatan : gambar rencana dibaca dari kiri ke kanan).
► Lengkung Vertikal : bagian lengkung dari jalan arah
vertikal yang diadakan pada setiap terdapat pergantian
kelandaian.
SITUASI/PLAN ALINYEMEN
HORISONTAL

ALINYEMEN
POTONGAN MEMANJANG VERTIKAL
Landai Jalan
► Kelandaian memanjang jalan, besaran yang
menunjukkan besarnya kenaikan atau penurunan
vertikal dalam satuan jarak horisontal (%).
► Pengaruh kelandaian : berkurangnya kecepatan
jalan kendaraan atau dengan dipergunakannya gigi
rendah.
(Kelandaian masih dapat diterima bila mengakibat-
kan kecepatan jalan > ½ Vr)
► Jenis kendaraan yang terpengaruh : truk
► Kemampuan kendaraan truk, kemampuannya
diukur atas dasar : WEIGHT-POWER Ratio
Fenomena truk menanjak
dengan WPR=120kg/kw pada
kecepatan awal 110Km/Jam
melalui variasi nilai kelandaian
hingga pada kecepatan stabil
(konstan)

Fenomena truk menanjak


dengan WPR=120kg/kw pada
kecepatan awal rendah melalui
variasi nilai kelandaian.
Truk hanya bisa berekselerasi
hingga kecepatan 40Km/Jam
PDGJ-2021
Landai Jalan
► Problem : terjadi pengurangan kecepatan.
► Pengurangan kecepatan di Indonesia (Bina Marga) ditetapkan
sebesar 15-25 km/jam
► Solusi Problem :
1) Perbaikan kemampuan kendaraan
2) Perbaikan (perancangan) geometri jalan :
 Pembatasan landai memanjang
(Landai Maksimum & Panjang Kritis) ;
 Penyediaan Lajur-Pendakian
(Climbing-lane)
► Perlu pembatasan landai karena adanya tingkat gangguan
kendaraan truk terhadap lalu lintas lainnya.
► Pembatasan landai maksimum untuk memungkinkan
kendaraan bergerak terus tanpa kehilangan kecepatan yang
berarti.
Kelandaian Memanjang Maksimum

Spesifikasi Penyediaan
Prasarana Jalan

PDGJ-2021
Kelandaian Memanjang Minimum
► Landai datar (0%) : ideal untuk kepentingan
pergerakan arus lalu lintas.
► Untuk kepentingan drainase : jalan perlu landai
minimum meskipun medan jalannya datar.
► Saran penggunaan dalam perancangan :

PDGJ-2021
Panjang Kelandaian Kritis
► Disamping membatasi landai maksimum, perlu juga ada
pembatasan panjang landai.
► Pertimbangan : ada pengurangan kecepatan

► Panjang Kelandaian Kritis : adalah panjang pendakian


yang menyebabkan pengurangan kecepatan kendaraan truk
bermuatan penuh sampai batas tertentu yang dianggap tidak
memberikan pengaruh yang berarti pada jalannya arus lalu
lintas secara keseluruhan.
► Panjang Kelandaian Kritis merupakan pembatasan panjang landai
maksimum yang harus disediakan bila kelandaian memanjangnya
maksimum agar kendaraan berat dapat mempertahankan
kecepatannya sedemikian rupa sehingga penurunan kecepatan tidak
lebih dari setengah kecepatan rencana dengan lama perjalanan tidak
lebih dari satu menit.
Panjang Kelandaian Kritis

PDGJ-2021
PDGJ-2021
Climbing Lane (Lajur Pendakian)

► Kemungkinan dilampauinya panjang kritis masih dibenarkan


dalam batas alasan teknis dan ekonomis yang dapat
dipertanggung-jawabkan.
► Misal : ada kendala topografis, tetapi sebaiknya dilengkapi
dengan Climbing Lane.

► Climbing Lane, diberikan pada segmen tanjakan, terutama


yang memiliki kelandaian besar (maksimum) atau tanjakan
panjang (melampaui panjang kritis) .
► Climbing Lane, untuk menampung kendaraan-kendaraan
berat (kendaraan yang berjalan lambat), sehingga kendaraan
lain yang lebih ringan dengan kecepatan lebih tinggi dapat
mendahuluinya, sehingga lalu lintas tetap lancar.
Climbing Lane (Lajur Pendakian)
► Ketentuan dalam menyediakan Lajur Pendakian (Climbing Lane) :
1. Lajur pendakian harus disediakan pada ruas jalan dengan
kelandaian besar, menerus dengan volume lalu lintas yang
relatif padat (LHRTD ≥ 3.750 smp/hari dengan persentase
kendaraan berat/truk > 15%), dan panjang tanjakan
melampaui panjang kritis.
2. Penempatan lajur pendakian, terutama pada jalan tol, arteri
atau kolektor.
3. Lebar lajur pendakian sama dengan lajur desain (jalan tol
minimal 3,60 m).
4. Lajur pendakian dimulai 30 meter dari awal perubahan
kelandaian dengan serongan sepanjang 45 meter dan berakhir
50 meter sesudah puncak kelandaian dengan serongan
sepanjang 45 meter.
5. Jarak minimum antara 2 lajur pendakian adalah 1,5Km
Tanjakan
Awal Lajur
Pendakian
Tanjakan

Akhir
Awal

POTONGAN MEMANJANG

30 m 45 m 50 m 45 m

Lajur Pendakian

Lajur Utama

TAMPAK ATAS

Tipikal Lajur Pendakian – Jalan 2 Lajur 2 Arah


Tanjakan
Awal Lajur
Pendakian
Tanjakan

Akhir
Awal

POTONGAN MEMANJANG

30 m 45 m 50 m 45 m

Lajur Pendakian

Lajur Utama

TAMPAK ATAS

Tipikal Lajur Pendakian – Jalan 2 Lajur 1 Arah


Jarak Antara 2 Lajur Pendakian
Minimal 1,5 Km

POTONGAN MEMANJANG

50 m 45 m Minimal 1,5 Km 30 m 45 m

Lajur Pendakian 1
Lajur Pendakian 2

Lajur Utama Lajur Utama

TAMPAK ATAS

Tipikal Jarak Antara Dua Lajur Pendakian

Anda mungkin juga menyukai