Anda di halaman 1dari 9

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Model Pengembangan Sistem


Penelitian pengembangan (Research and Development/R&D) adalah proses
sistematis untuk mencari pengetahuan baru, mengembangkan produk atau
teknologi baru, atau meningkatkan produk atau teknologi yang sudah ada. R&D
sering dilakukan dalam konteks ilmiah, industri, atau teknologi, dan merupakan
bagian penting dari inovasi dan kemajuan dalam berbagai bidang.

Berikut adalah beberapa langkah umum dalam model penelitian


pengembangan:
1. Identifikasi masalah atau peluang: Langkah pertama dalam R&D adalah
mengidentifikasi masalah yang perlu dipecahkan atau peluang untuk
meningkatkan produk atau teknologi yang ada. Hal ini melibatkan analisis
kebutuhan pasar, tinjauan literatur, observasi, atau interaksi dengan para ahli
di bidang terkait.
2. Perencanaan penelitian: Setelah masalah atau peluang diidentifikasi, perlu
dilakukan perencanaan penelitian secara menyeluruh. Tahap ini meliputi
penentuan tujuan penelitian, perumusan pertanyaan penelitian,
pengembangan hipotesis atau gagasan awal, dan perancangan metodologi
penelitian yang tepat.
3. Pengumpulan data: Langkah berikutnya adalah mengumpulkan data yang
relevan untuk menjawab pertanyaan penelitian atau menguji hipotesis.
Metode pengumpulan data dapat bervariasi, termasuk survei, wawancara,
observasi, eksperimen, atau pengumpulan data sekunder.
4. Analisis data: Setelah data terkumpul, dilakukan analisis untuk
mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang masalah atau
peluang yang diteliti. Analisis data dapat melibatkan metode statistik,

32
pemodelan, atau teknik lainnya tergantung pada jenis data yang
dikumpulkan.
5. Interpretasi dan penarikan kesimpulan: Hasil analisis data dievaluasi untuk
menginterpretasikan temuan penelitian dan menarik kesimpulan yang
relevan. Kesimpulan ini harus didasarkan pada bukti yang kuat dan relevan
terhadap tujuan penelitian.
6. Pengembangan produk atau teknologi: Jika penelitian ini bertujuan untuk
mengembangkan produk atau teknologi baru, langkah ini melibatkan
merancang, menguji, dan memperbaiki prototipe. Ini mungkin melibatkan
iterasi dan penyesuaian berulang sampai mencapai hasil yang diinginkan.
7. Evaluasi dan implementasi: Tahap terakhir adalah evaluasi produk atau
teknologi yang dikembangkan dan persiapan untuk implementasi. Evaluasi
dapat mencakup pengujian lapangan, uji coba pengguna, atau evaluasi
kinerja. Setelah produk atau teknologi dianggap siap, langkah selanjutnya
adalah mengimplementasikannya dalam skala yang lebih luas.

Model penelitian pengembangan ini dapat bervariasi tergantung pada


disiplin ilmu dan konteks spesifik penelitian. Penting untuk merencanakan
penelitian dengan cermat, mengikuti metodologi yang tepat, dan melibatkan
kolaborasi antara peneliti, industri, dan pemangku kepentingan lainnya untuk
memastikan kesuksesan proyek R&D.

Pada gambar 3.1 adalah rangkaian proses pengembangam sistem model


Waterfall. Model Waterfall adalah model satu arah yang dimulai dari tahap
persiapan sampai perawatan, dan model inilah yang dipakai dalam menganalisa
sistem yang akan dikerjakan.[11]

33
Gambar 3.1 Alur metode waterfall.[11]

3.2 Metode Pengembangan Sistem


Adapun Metode Penelitian yang digunakan kuantitatif dalam skripsi ini
dengan judul Sistem Pelaporan pengaduan mahasiswa terhadap permasalahan
yang ada di kampus ISB Atma Luhur Berbasis Android antara lain adalah ;
a. Studi literatur
Studi literatur dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang teknologi
dan konsep-konsep yang terkait dengan pengembangan sistem Pelaporan
Pengaduan mahasiswa dalam teknologi informasi. Studi literatur juga dapat
dilakukan untuk mencari referensi mengenai pengembangan aplikasi serupa
yang telah dilakukan oleh peneliti lain, sehingga dapat menjadi acuan untuk
mengembangkan sistem yang lebih baik.
b. Analisis kebutuhan
Analisis kebutuhan dilakukan untuk menentukan kebutuhan pengguna,
baik dari sisi fungsional maupun non-fungsional. Kebutuhan ini kemudian
dijadikan dasar untuk mengembangkan sistem yang sesuai dengan harapan
pengguna.

34
c. Perancangan sistem
Perancangan sistem dilakukan berdasarkan hasil analisis kebutuhan.
Tahapan ini mencakup desain antarmuka pengguna (user interface), desain
basis data, desain arsitektur sistem, dan desain algoritma untuk mengelola data.
d. Implementasi sistem
Implementasi sistem dilakukan dengan mengembangkan aplikasi sesuai
dengan rancangan yang telah dibuat. Implementasi sistem ini meliputi
pemrograman, pengujian, debugging, dan integrasi aplikasi dengan berbagai
teknologi yang terkait.
e. Pengujian sistem
Pengujian sistem dilakukan untuk memastikan bahwa aplikasi bekerja
dengan baik dan sesuai dengan kebutuhan pengguna. Pengujian sistem dapat
dilakukan dengan menggunakan berbagai teknik seperti pengujian fungsional,
pengujian beban, dan pengujian keamanan.
f. Evaluasi dan analisis
Evaluasi dan analisis dilakukan untuk mengevaluasi kinerja aplikasi dan
membandingkan hasil dengan standar atau target yang telah ditetapkan.
Evaluasi dan analisis ini dilakukan untuk memastikan bahwa aplikasi sesuai
dengan kebutuhan pengguna dan memenuhi tujuan pengembangan.
Untuk lebih jelas menggunkan metode penjelasan akan di tampilkan pada
gambar 3.2.

35
ISI DATA Halaman
MULAI LOGIN Utama
DIRI

PILIH
PENGADUA ISI DATA
PENGADUAN LAPORAN
DI TANGANI N DITERIMA PENGADUA
PENGADUA
N
N
Gambar 3.2
Metode Sistem Laporan Pengaduan Masyarakat.[Sumber Pribadi]

3.3 Tool Pengembangan Sistem


1. Android Studio
Android Studio adalah Integrated Development Environment (IDE) yang
dirancang khusus untuk pengembangan aplikasi Android. IDE ini dikembangkan
oleh Google dan merupakan salah satu alat utama yang digunakan oleh
pengembang untuk membuat, menguji, dan menerapkan aplikasi Android.
Menurut para ahli, Android Studio memiliki beberapa fitur dan keunggulan
yang membuatnya menjadi pilihan utama bagi pengembang aplikasi Android.
Berikut adalah beberapa penjelasan tentang Android Studio dari perspektif ahli:
1. Lingkungan pengembangan yang terpadu: Android Studio menyediakan
lingkungan pengembangan yang terpadu, yang memungkinkan pengembang
untuk melakukan berbagai tugas dalam satu tempat. IDE ini dilengkapi
dengan Editor kode yang kuat, alat pemecahan masalah, pengaturan proyek,
dan alat visual untuk merancang antarmuka pengguna.
2. Dukungan bahasa pemrograman Kotlin dan Java: Android Studio
mendukung bahasa pemrograman Kotlin dan Java. Kotlin adalah bahasa
pemrograman yang secara resmi didukung oleh Google untuk
pengembangan aplikasi Android. Dengan Android Studio, pengembang
dapat memilih bahasa pemrograman yang sesuai dengan preferensi dan
kebutuhan mereka.
3. Pembuatan antarmuka pengguna yang visual: Android Studio menyediakan

36
Editor Layout yang intuitif untuk merancang antarmuka pengguna secara
visual. Pengembang dapat menambahkan widget, mengatur tata letak, dan
melihat tampilan aplikasi secara real-time saat merancang antarmuka
pengguna.
4. Alat pengujian dan debugging yang kuat: Android Studio dilengkapi dengan
alat pengujian dan debugging yang kuat, termasuk emulator Android
bawaan dan dukungan untuk perangkat fisik. Pengembang dapat
menjalankan, menguji, dan melakukan debugging aplikasi Android secara
efisien di berbagai lingkungan perangkat.
5. Integrasi dengan layanan Google: Android Studio memiliki integrasi yang
kuat dengan layanan dan API Google. Pengembang dapat dengan mudah
mengintegrasikan fitur seperti login dengan akun Google, peta, notifikasi
push, dan banyak lagi ke dalam aplikasi mereka menggunakan Android
Studio.
6. Dukungan untuk pengembangan aplikasi Android yang kompleks: Android
Studio dirancang untuk mendukung pengembangan aplikasi Android yang
kompleks. IDE ini menyediakan berbagai alat dan fitur untuk mengelola
sumber daya, mengoptimalkan kinerja aplikasi, dan mengintegrasikan
dengan layanan pihak ketiga.
Android Studio terus diperbarui dan ditingkatkan oleh Google dan
komunitas pengembang. Ini memastikan bahwa pengembang memiliki akses ke
alat terbaru, pembaruan keamanan, dan dokumentasi yang diperlukan untuk
mengembangkan aplikasi Android yang inovatif dan berkualitas tinggi.

2. Sequence Diagram
Menurut peneliti sequence diagram menggambarkan interaksi antar objek
selama jangka waktu tertentu.[12] Karena pola interaksi bervariasi dari satu use
case ke yang lain, setiap sequence diagram hanya menunjukkan interaksi yang
berkaitan dengan use case yang spesifik. Sedangkan menurut [13], sequence
diagram mewakili interaksi terperinci antara aktor dan sistem atau antara objek
yang berkolaborasi dalam blok waktu tertentu.[14] mengemukakan bahwa

37
sequence diagram menunjukkan waktu interaksi antara objek ketika berlangsung.
Menurut peneliti sequence diagram adalah diagram yang mendeskripsikan
interaksi antara objek untuk memenuhi suatu tugas tertentu.[8]

3. Use-Case Diagram
Use case adalah sebuah kegiatan yang menggambarkan perilaku suatu
sistem dalam berbagai kondisi ketika sistem merespon permintaan dari pelaku
utama. Pelaku utama melakukan permintaan terhadap sistem terkait suatu tujuan
dan istem akan meresponnya.[12] use case adalah diagram yang memungkinkan
kita untuk menggambarkan kemungkinan skenario penggunaan yang
dikembangkan sistem.
Ini mengungkapkan apa yang harus dilakukan sistem tetapi tidak membahas
rincian realisasi. Sedangkan menurut peneliti [13], use case adalah model
persyaratan sistem pada tingkat tinggi. use case diagram terutama digunakan
untuk memvisualisasikan use case, sektor terkait, dan interaksinya.[8]

4. Activity Diagram
Activity diagram digunakan untuk menggambarkan proses bisnis dan urutan
aktivitas dalam sebuah proses. Activity diagram sangat bermanfaat dalam
memodelkan sebuah proses untuk membantu dalam memahami proses tersebut
secara keseluruhan. “Diagram aktivitas atau activity diagram menggambarkan
workflow (alirankerja) atau aktivitas dari sebuah sistem atau proses bisnis atau
menu yang adapada perangkat lunak”.[9]

5. Firebase
Firebase adalah platform pengembangan untuk aplikasi web dan seluler.
Dengan Firebase, Anda dapat membuat aplikasi berkualitas tinggi, meningkatkan
basis pengguna yang aktif, dan menaikkan penghasilan dengan cepat. Platform
ini berisi beberapa fitur yang sangat terintegrasi yang dapat Anda kombinasikan,
termasuk alat backend berorientasi seluler, analisis, serta alat pengembangan dan
monetisasi aplikasi untuk memaksimalkan kesuksesan aplikasi.

38
Firebase memiliki berbagai fungsi yang dapat digunakan oleh pengembang
aplikasi. Berikut adalah beberapa fungsi utama Firebase:
1. Basis Data: Firebase menyediakan berbagai jenis database yang dapat
digunakan untuk menyimpan dan mengelola data aplikasi Anda. Database
Realtime Firebase adalah database NoSQL yang disinkronkan secara real-
time, memungkinkan aplikasi untuk mengirim dan menerima pembaruan
data secara langsung. Firebase juga menyediakan Cloud Firestore, yang
merupakan database dokumentasi yang kuat dengan skala otomatis dan
dukungan transaksi.
2. Otentikasi Pengguna: Firebase menyediakan layanan otentikasi pengguna
yang dapat digunakan untuk mengelola sistem otentikasi dan otorisasi
pengguna di aplikasi Anda. Ini mencakup pendaftaran pengguna, masuk
dengan email/password, masuk dengan Google, Facebook, Twitter, dan
penyedia lainnya. Firebase juga mendukung otentikasi pengguna kustom
dan integrasi dengan penyedia identitas pihak ketiga.
3. Penyimpanan File: Firebase menyediakan layanan penyimpanan file yang
memungkinkan Anda menyimpan, mengunggah, dan mengunduh file di
cloud. Ini dapat digunakan, misalnya, untuk menyimpan gambar profil
pengguna, file PDF, atau file media lainnya yang terkait dengan aplikasi
Anda.
4. Hosting Aplikasi Web: Firebase Hosting adalah layanan hosting yang
mudah digunakan untuk meng-host aplikasi web Anda. Dengan Firebase
Hosting, Anda dapat dengan cepat menerapkan dan mempublikasikan situs
web atau aplikasi web Anda secara global dengan domain HTTPS yang
aman.
5. Pesan Notifikasi: Firebase Cloud Messaging (FCM) adalah layanan
pengiriman pesan yang memungkinkan Anda mengirimkan notifikasi push
ke perangkat seluler dan web. Dengan FCM, Anda dapat mengirim pesan ke
pengguna secara individual, secara berkelompok, atau ke semua pengguna
aplikasi Anda.
6. Analitik Aplikasi: Firebase Analytics membantu Anda memahami

39
penggunaan dan perilaku pengguna aplikasi Anda. Anda dapat melacak
metrik kunci seperti pengguna aktif bulanan, retensi pengguna, kejadian
aplikasi, konversi, dan banyak lagi. Firebase Analytics juga dapat
diintegrasikan dengan Google Analytics untuk memperoleh wawasan yang
lebih mendalam tentang pengguna aplikasi Anda.
Selain fungsi-fungsi utama di atas, Firebase juga menyediakan layanan lain
seperti Test Lab (untuk menguji aplikasi secara otomatis), Performance
Monitoring (untuk memantau kinerja aplikasi), Remote Config (untuk mengelola
pengaturan aplikasi), dan masih banyak lagi. Firebase dirancang untuk
menyederhanakan pengembangan aplikasi dengan menyediakan backend yang
aman, handal, dan mudah digunakan, sehingga pengembang dapat fokus pada
pengembangan fitur dan pengalaman pengguna yang unggul.

40

Anda mungkin juga menyukai