Anda di halaman 1dari 15

LEMBAR LATIHAN

Menyusun Policy Brief

di susun oleh:

BETI HERLINA
Judul
HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KUNJUNGAN NEONATAL
PERTAMA (KN1) TERHADAP KEMATIAN BAYI DI KABUPATEN
TEMANGGUNG

Ringkasan Eksekutif
Cakupan KN1 di Kabupaten Temanggung sudah 100%, ketenagaan mencukupi
(hampir tiap desa mempunyai bidan desa), standar kebijakan pelayanan KN1 ada, tetapi
angka kematian bayi meningkat, bagaimana kualitas pelayanan kunjungan neonatal I oleh
bidan di Puskesmas Kabupaten Temanggung? Diperlukan upaya meningkatkan kualitas
pelayanan kunjungan neonatal guna menurunkan angka kematian bayi di Kabupaten
Temanggung yang masih cenderung stagnan dalam 10 tahun terakhir. Faktor penyebab
tingginya angka kematian bayi di Indonesia dan lambatnya penurunan angka tersebut
meliputi kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak yang perlu ditingkatkan, risiko tinggi
kematian bayi pada tahun pertama kehidupan terutama pada periode neonatus, status
Indonesia sebagai salah satu negara dengan jumlah bayi baru lahir meninggal tertinggi, serta
pelayanan kunjungan neonatal yang kurang berkualitas di Kabupaten Temanggung
meskipun cakupannya sudah memenuhi target. Rekomendasinya : Rekomendasi kebijakan
yang diusulkan adalah meningkatkan kualitas pelatihan dan sertifikasi tenaga kesehatan
yang memberikan kunjungan neonatal, serta membangun atau meningkatkan fasilitas
kesehatan di daerah yang sulit dijangkau, untuk meningkatkan kualitas pelayanan kunjungan
neonatal dan meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan tersebut. Rekomendasi
lainnya adalah melakukan kampanye dan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya
kunjungan neonatal dan cara menjaga kesehatan bayi, guna meningkatkan kesadaran
masyarakat dan meningkatkan cakupan kunjungan neonatal, dengan harapan dapat
menurunkan angka kematian bayi.

Rumusan Masalah
Deskripsi masalah
● Angka kematian bayi (AKB) menjadi salah satu masalah prioritas bidang kesehatan ibu
dan anak di Indonesia. Target pencapaian SDGs (Sustainable Development Goals),
menetapkan bahwa akan mengakhiri kematian bayi baru lahir dan kematian balita di
Indonesia dari rata – rata 32 meninggal per 1000 kelahiran hidup menjadi 12 per 1000
kelahiran hidup pada tahun 2030. Tingginya angka kematian bayi serta lambatnya
penurunan angka tersebut, menunjukkan bahwa pelayanan kesehatan ibu dan anak
sangat mendesak untuk ditingkatkan, baik dari segi jangkauan maupun kualitas
pelayanan (Depkes RI, 2007).
● Berdasarkan data dari UNICEF, di tahun 2016 angka kematian bayi di Indonesia sebesar
22,2, yang berarti ada 22 kematian bayi per 1.000 bayi yang lahir hidup. Angka ini
tergolong tinggi dibandingkan Negara di wilayah ASEAN lain seperti Negara Malaysia
yang memiliki tingkat kematian bayi sebesar 7.1, dan Negara Singapore sebesar 2,2.
(UNICEF, 2017)
● Lebih dari setengah kematian bayi terjadi pada tahun pertama kehidupan dan paling
banyak terjadi pada periode neonatus. Masa neonatus (usia bayi 0-28 hari setelah lahir)
adalah masa paling rentan untuk bayi terhadap risiko munculnya berbagai
permasalahan kesehatan. Negara Indonesia masuk dalam daftar 10 besar Negara
dengan jumlah bayi baru lahir meninggal tertinggi pada tahun 2016, yaitu sebesar 68
kematian per 1000 bayi baru lahir. Intervensi untuk menurunkan angka kematian bayi
baru lahir dapat diwujudkan dengan melakukan kunjungan neonatal.
● Kunjungan neonatal adalah pelayanan sesuai standar yang diberikan tenaga kesehatan
yang kompeten kepada neonatus, sedikitnya 3 (tiga) kali selama periode 0-28 hari
setelah lahir, baik di fasilitas kesehatan maupun kunjungan rumah yaitu: Kunjungan
Neonatal ke-1 (KN1) dilakukan pada kurun waktu 6-48 jam setelah lahir; Kunjungan
Neonatal ke-2 (KN2) dilakukan pada kurun waktu hari 3 hari-7 hari setelah lahir, dan
Kunjungan Neonatal ke-3 (KN3) dilakukan pada kurun waktu hari 8 hari - 28 hari setelah
lahir.
● Pada Permenkes RI Nomor 4 tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu
Pelayanan Dasar pada SPM Bidang Kesehatan disebutkan bahwa ada 12 jenis SPM
Kesehatan yang wajib diberikan kepada masyarakat, salah satunya yaitu pelayanan
kesehatan bayi baru lahir. Pelayanan kesehatan pada bayi baru lahir meliputi pendataan
bayi baru lahir, pelayanan kesehatan bayi baru lahir, pengisian dan pencatatan KMS,
skrining bayi baru lahir secara rutin, dan pelaksanaan kunjungan neonatal minimal tiga
kali dari tenaga kesehatan selama 42 hari pertama kehidupannya.
● Dengan adanya SPM tersebut, Kementrian Kesehatan sudah menetapkan target
pencapaian dari masing-masing indikator. Meskipun cakupan kunjungan neonatal
sudah melebihi target Kemenkes, penurunan angka kematian bayi (AKB) masih lambat.
Hal ini kemungkinan disebabkan oleh pelayanan kunjungan neonatal yang diberikan
tidak cukup berkualitas.
● Kab. Temanggung dalam 10 tahun terakhir memiliki AKB yang cenderung stagnan (Data
Profil DKK Temanggung). Cakupan Kunjungan neonatal sudah melebihi target
Kemenkes, tetapi belum berpengaruh terhadap penurunan AKB di Kab. Temanggung.
Bagaimana kualitas kunjungan neonatal 1 yang diberikan?
Trend Kematian Bayi di Kabupaten Temanggung dari tahun
2013 - 2022
200 184
173 167
180
160
136 137 132 132 132
140 123 123
120
100
80
60
40
12,21 15,4 15,17 16,82 12,67 13,2 12,85 12,65 12,61 13,2
20
0
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Jumlah Kematian Bayi AKB

Dampak Masalah
● Angka kematian bayi (AKB) menjadi salah satu masalah prioritas di bidang kesehatan ibu
dan anak di Indonesia. Target pencapaian SDGs menetapkan bahwa akan mengakhiri
kematian bayi baru lahir dan kematian balita di Indonesia dari rata-rata 32 meninggal
per 1000 kelahiran hidup menjadi 12 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2030.
Namun, data dari UNICEF menunjukkan bahwa pada tahun 2016, angka kematian bayi
di Indonesia sebesar 22,2, yang tergolong tinggi dibandingkan dengan negara di wilayah
ASEAN lainnya. Lebih dari setengah kematian bayi terjadi pada tahun pertama
kehidupan dan paling banyak terjadi pada periode neonatus. Kabupaten Temanggung
memiliki AKB yang cenderung stagnan dalam 10 tahun terakhir. Meskipun cakupan
kunjungan neonatal sudah melebihi target Kemenkes, penurunan angka kematian bayi
masih lambat. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh pelayanan kunjungan neonatal
yang diberikan tidak cukup berkualitas. Oleh karena itu, perlu adanya upaya untuk
meningkatkan kualitas pelayanan kunjungan neonatal guna menurunkan angka
kematian bayi di Kabupaten Temanggung.

Faktor Penyebab Masalah


Faktor penyebab masalah terkait tingginya angka kematian bayi di Indonesia dan
lambatnya penurunan angka tersebut meliputi:
● Kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak yang perlu ditingkatkan baik dari segi
jangkauan maupun kualitas pelayanan.
● Lebih dari setengah kematian bayi terjadi pada tahun pertama kehidupan dan paling
banyak terjadi pada periode neonatus, yang merupakan masa paling rentan untuk bayi
terhadap risiko munculnya berbagai permasalahan kesehatan.
● Negara Indonesia masuk dalam daftar 10 besar Negara dengan jumlah bayi baru lahir
meninggal tertinggi pada tahun 2016, yaitu sebesar 68 kematian per 1000 bayi baru
lahir.
● Meskipun cakupan kunjungan neonatal sudah melebihi target Kemenkes, penurunan
angka kematian bayi masih lambat, kemungkinan disebabkan oleh pelayanan kunjungan
neonatal yang diberikan tidak cukup berkualitas.
● Kabupaten Temanggung dalam 10 tahun terakhir memiliki AKB yang cenderung stagnan,
meskipun cakupan kunjungan neonatal sudah melebihi target Kemenkes, tetapi belum
berpengaruh terhadap penurunan AKB di Kabupaten Temanggung

Usulan Kebijakan
● Rekomendasi kebijakan yang diusulkan :
 Meningkatkan kualitas pelatihan dan sertifikasi tenaga kesehatan yang memberikan
kunjungan neonatal, sehingga mereka dapat memberikan pelayanan yang lebih
berkualitas.
 Meningkatkan akses dan ketersediaan fasilitas kesehatan yang memberikan
kunjungan neonatal, terutama di daerah yang sulit dijangkau.
 Meningkatkan promosi dan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya
kunjungan neonatal dan cara menjaga kesehatan bayi.
 Meningkatkan pengawasan dan monitoring terhadap pelaksanaan kunjungan
neonatal, sehingga dapat terjamin kualitas dan efektivitasnya

● Bentuk dan manfaat dari rekomendasi :


1. Dengan memberikan pelatihan dan sertifikasi kepada tenaga kesehatan yang
memberikan kunjungan neonatal, sehingga mereka memiliki pengetahuan dan
keterampilan yang memadai dalam memberikan pelayanan kesehatan pada bayi baru
lahir. Manfaat dari opsi ini adalah meningkatkan kualitas pelayanan kunjungan
neonatal, sehingga dapat membantu menurunkan angka kematian bayi dan
meningkatkan kesehatan bayi baru lahir
2. Dengan membangun atau meningkatkan fasilitas kesehatan yang memberikan
kunjungan neonatal di daerah-daerah yang sulit dijangkau. Manfaat dari rekomendasi
ini adalah meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan neonatal
yang berkualitas sehingga dapat menurunkan angka kematian bayi. Dengan adanya
fasilitas kesehatan yang lebih dekat dan mudah dijangkau, masyarakat akan lebih
mudah untuk mendapatkan pelayanan kunjungan neonatal yang berkualitas dan tepat
waktu
3. Dengan melakukan kampanye dan penyuluhan kepada masyarakat tentang
pentingnya kunjungan neonatal dan cara menjaga kesehatan bayi. Manfaat dari
rekomendasi ini adalah meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya
kunjungan neonatal dan cara menjaga kesehatan bayi sehingga masyarakat akan lebih
aktif dalam memperhatikan kesehatan bayi mereka dan melakukan kunjungan
neonatal secara rutin
4. Dengan melalui kampanye dan sosialisasi tentang pentingnya kunjungan neonatal
dan cara menjaga kesehatan bayi, baik melalui media massa, brosur, maupun
penyuluhan langsung kepada masyarakat. Manfaat dari rekomendasi ini adalah
meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kunjungan neonatal dan
cara menjaga kesehatan bayi, sehingga masyarakat dapat lebih proaktif dalam
memperhatikan kesehatan bayi mereka dan melakukan kunjungan neonatal secara
rutin. Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat, diharapkan akan terjadi
peningkatan cakupan kunjungan neonatal dan penurunan angka kematian bayi.
Lembar Latihan Stakeholder Mapping
Nama: BETI HERLINA / KEMATIAN BAYI
Anda perlu mengisikan pemetaan pengambil keputusan. Untuk peserta mengetahui
kekuatan dari pengambil keputusan atau stakeholder yang telah disusun, maka bisa ditinjau
dari kedudukan lembaga / direktorat atau bidang dalam struktur organisasi internal /
sumber daya yang dimiliki (keuangan, SDM dan waktu).
Kekuatan Ketertarikan Pengetahuan
Terbatas = 1 Menolak = 1 Tidak memahami= 1
Target Stakeholder Total Poin
Sedang = 2 Netral = 2 Sedang = 2
Kuat = 3 Mendukung = 3 Sangat memahami= 3

Kemenkes 3 3 3 9

Kementerian Kesehatan Kementerian Sebagai kementerian


memiliki kekuasaan dan Kesehatan yang bertanggung
otoritas dalam memiliki jawab untuk masalah
mengatur kebijakan kepentingan tinggi kesehatan,
kesehatan, termasuk dalam Kementerian
program-program yang menurunkan angka Kesehatan diharapkan
berhubungan dengan kematian bayi dan memiliki pemahaman
kematian bayi. meningkatkan yang mendalam
kesehatan ibu dan tentang faktor-faktor
anak yang mempengaruhi
kematian bayi dan
upaya untuk
mengatasinya.

LSM Kesehatan 1 3 3 7
Masyarakat
LSM biasanya memiliki LSM Kesehatan ebagai organisasi yang
kekuatan yang lebih Masyarakat bergerak di bidang
terbatas dibandingkan umumnya kesehatan, LSM ini
dengan lembaga berfokus pada diharapkan memiliki
pemerintah, namun upaya pemahaman
dapat memiliki meningkatkan mendalam tentang
pengaruh dalam kesehatan masalah kematian bayi
advokasi dan kampanye masyarakat, dan solusi yang
kesehatan termasuk relevan.
mengurangi angka
kematian bayi.

Media Masa 2 3 2 7

Media massa memiliki Media massa Meskipun media


kekuatan untuk dapat mendukung massa dapat memiliki
menginformasikan dan upaya pencegahan pengetahuan tentang
mempengaruhi opini kematian bayi isu kematian bayi,
publik, namun tidak melalui pengetahuan yang
memiliki kekuatan pemberitaan dan mereka miliki mungkin
langsung dalam kampanye yang bervariasi tergantung
mengatur kebijakan. membawa pada liputan dan
kesadaran akan isu jurnalis yang
tersebut. melaporkan tentang
masalah kesehatan

Keterangan:
● Target stakeholder adalah daftar pemangku kepentingan yang telah masuk
dalam daftar pemangku kepentingan dan pemetaan kekuatan pemangku
kepentingan.
● Kekuatan merupakan bagian yang perlu diidentifikasi, apakah pengambil
keputusan atau pemangku kepentingan yang menjadi target Anda memiliki
kewenangan, keterlibatan dan pengaruh terhadap isu, masalah dan
rekomendasi yang Anda usulkan. Jika mereka memiliki kewenangan,
keterlibatan dan pengaruh terhadap kebijakan dari isu itu yang secara
langsung dan sangat besar maka berikan poin 3, tapi jika mereka memiliki
kewenangan dan terlibat tetapi tidak mempengaruhi penyusunan
kebijakannya (biasanya ini adalah target pengambil keputusan yang berada
di level paling bawah atau sebagai implementor) maka berikan poin 2, dan
jika pemangku kepentingan terlibat dalam suatu isu tetapi tidak memiliki
kewenangan atau tidak dapat mempengaruhi dan menentukan perubahan
kebijakan maka berikan poin 1.
● Ketertarikan adalah menjelaskan tentang apakah pengambil keputusan
tersebut mendukung, menolak atau netral terhadap isu, masalah dan
rekomendasi kebijakan yang diusulkan. Pemangku kepentingan yang tertarik
adalah mereka yang memiliki perhatian (sebelum atau setelah Anda
melakukan advokasi) terhadap usulan perubahan Anda (isu dan
rekomendasi), berikan poin 2. Pemangku kepentingan yang menolak adalah
pemangku kepentingan yang memberikan pandangan bahwa usulan Anda
(isu dan rekomendasi) adalah hal prioritas, ini dapat Anda ketahui dari
apakah pemangku kepentingan terkait itu pernah membahas isu atau
masalah Anda dalam forum publik atau menjadikan salah satu masalah
kesehatan dokumen perencanaan pembangunan? Atau apakah pemangku
kepentingan itu memiliki program untuk masalah yang Anda usulkan? Jika
tidak ada, maka berikan poin 1. Anda dapat mengubah poin ini jika telah
melakukan diskusi dengan target pemangku kepentingan dan mereka
merespons untuk menyetujui dan menyadari adanya isu dan masalah. Ada
pula memangku kepentingan yang memberikan ketertarikannya masih
netral, mereka adalah kelompok yang belum memberikan pendapat respons
atau sikap spesifik untuk mendukung atau menolak tetapi selalu
mendengarkan pesan dan pendapat advokasi kebijakan Anda.
● Pengetahuan, dalam advokasi kebijakan, Anda juga perlu mengetahui
bagaimana pengetahuan pemangku kepentingan terhadap isu yang Anda
bawa. Poin 1 ini untuk stakeholder yang tidak memahami tentang isu yang
Anda bawa, poin 2 untuk stakeholder yang hanya mengetahui isu Anda bawa
tetapi tidak memiliki banyak pemahaman (hasil penelitian dan data), dan
poin 3 adalah pemangku kepentingan yang memahami isu dengan memiliki
banyak pengalaman lapangan, hasil penelitian, dan data.
● Total poin, dari total poin ini Anda akan mengetahui stakeholder yang perlu
dilibatkan dan dapat bantuannya (total poin 4-6). Lalu akan ada pula
stakeholder yang yang hanya perlu dilibatkan (total poin 4). Sementara poin
3-1 perlu untuk mendapatkan pemantau (untuk mengubah dari tidak
mendukung menjadi mendukung atau mencarikan sumber daya agar mereka
memiliki kekuatan). Jumlah total poin ini juga harus disesuaikan interpretasi
dalam penjelasan kerangka pemetaan.
Latihan Menyusun Tujuan Advokasi
Dari isu prioritas yang telah Anda pilih, tetapkan tujuan advokasi Anda. Kerjakan
pada kertas plano.
Situasi saat ini Tujuan / output Tujuan Akhir / outcome
(Isu Prioritas)

Kemenkes : Terbentuk Juknis


terbaru tentang penurunan
AKB

Cakupan KN1 di Dinas Kesehatan : Peningkatan


Kabupaten Temanggung kualitas pelayanan (kualitas
sudah 100%, ketenagaan pelayanan KN 1 yang optimal
mencukupi (hampir tiap meliputi pemeriksaan
desa mempunyai bidan menyeluruh untuk deteksi dini Angka Kematian Bayi
desa), standar kebijakan masalah kesehatan pada bayi menurun menjadi 12 /
pelayanan KN1 ada, baru lahir) 1.000 KH (Target SDGs
tetapi angka kematian 2030)
bayi meningkat (dalam 10 Nakes / Bidan :
tahun terakhir kondisinya Pengidentifikasian Risiko
stagnan) , bagaimana Kesehatan pada Bayi Baru
kualitas pelayanan Lahir
kunjungan neonatal I oleh
bidan di Puskesmas LSM Kesehatan : Penyuluhan
Kabupaten Temanggung? dan edukasi untuk kampanye
tentang pentingnya
pemeriksaan KN1

Masyarakat : Timbulnya
kesadaran untuk bersalin di
nakes/faskes dan melakukan
pemeriksaan KN1 pada bayi
baru lahir

1
Latihan Penyusunan Rencana Advokasi
Tujuan Taktik Bentuk Kegiatan Estimasi Penanggung Waktu Kegiatan
Biaya Jawab dan Afiliasi

 Pendidikan Kesehatan  Penyuluhan tentang perawatan Rp. Bagian Promkes September –


Ibu Hamil dan Keluarga kesehatan selama kehamilan. 15.000.000 Desember 2023
 Pemberian informasi tentang
nutrisi yang tepat selama
kehamilan.
 Edukasi tentang pentingnya
pemeriksaan medis rutin selama
kehamilan.

 Perawatan Maternal dan  Meningkatkan akses ibu hamil ke Bagian Kesga September –
Neonatal fasilitas kesehatan berkualitas. Menggunakan Desember 2023
 Memastikan perawatan bersalin dana BOK
yang aman dan terlatih.
Terbentuk Juknis  Pemeriksaan rutin untuk
terbaru tentang mendeteksi komplikasi pada ibu
penurunan AKB hamil dan bayi baru lahir

 Imunisasi dan  Program imunisasi untuk ibu Rp. Bagian Imunisasi September –
Pencegahan Penyakit hamil dan bayi. 60.000.000 Desember 2023

2
Tujuan Taktik Bentuk Kegiatan Estimasi Penanggung Waktu Kegiatan
Biaya Jawab dan Afiliasi

Pelatihan Tenaga  Melatih petugas medis dan Rp. Bagian SDMK + Tahun 2024
Kesehatan perawat dalam melakukan 50.000.000 Kesga
pemeriksaan menyeluruh pada
bayi baru lahir.
 Memastikan mereka memiliki
pemahaman yang mendalam
tentang tanda-tanda masalah
kesehatan pada bayi.

Peningkatan kualitas
pelayanan (kualitas Pengembangan Protokol Membuat protokol pemeriksaan Rp. 1.000.000 Bagian Kesga September –
pelayanan KN 1 yang Pemeriksaan yang jelas dan komprehensif untuk Desember 2023
optimal meliputi pemeriksaan bayi baru lahir,
pemeriksaan termasuk langkah-langkah yang
menyeluruh untuk harus diambil jika ditemukan
deteksi dini masalah masalah kesehatan
kesehatan pada bayi
baru lahir)
Kolaborasi dengan Berkolaborasi dengan institusi Rp. Bagian SDMK + September –
Institusi Lain kesehatan lain, termasuk pusat 10.000.000 Kesga Desember 2023
kesehatan ibu dan anak, untuk
meningkatkan pelayanan dan
deteksi dini masalah kesehatan
pada bayi

3
Tujuan Taktik Bentuk Kegiatan Estimasi Penanggung Waktu Kegiatan
Biaya Jawab dan Afiliasi

Melakukan pemeriksaan  Memeriksa tanda-tanda vital Menggunakan Bagian Kesga + September –


fisik yang komprehensif seperti suhu tubuh, detak dana BOK Bidan Koordinator Desember 2023
pada bayi baru lahir. jantung, dan pernapasan.
 Memeriksa kulit, mata, telinga,
hidung, dan organ tubuh
lainnya.
 Memeriksa tali pusat dan
memastikan penanganan yang
benar.

Melakukan pemeriksaan memeriksa kelainan jantung, Menggunakan Bagian Kesga + September –


Pengidentifikasian deteksi dini untuk kelainan pendengaran, atau dana BOK Bidan Koordinator Desember 2023
Risiko Kesehatan masalah kesehatan masalah lain yang dapat
pada Bayi Baru Lahir tertentu diidentifikasi pada tahap awal

Berkolaborasi dengan Merujuk bayi ke spesialis atau Menggunakan Bagian Kesga + September –
dokter atau spesialis jika mengonsultasikan masalah dana BOK Bidan Koordinator Desember 2023
ditemukan risiko dengan anggota tim kesehatan
kesehatan yang lainnya.
memerlukan perhatian
lebih

4
Tujuan Taktik Bentuk Kegiatan Estimasi Penanggung Waktu Kegiatan
Biaya Jawab dan Afiliasi

Pengembangan materi  Membuat materi edukasi yang Rp. Humas LSM September –
edukasi informatif dan menarik tentang 15.000.000 Desember 2023
pentingnya pemeriksaan KN1.
 Mengembangkan brosur,
pamflet, video pendek, infografis,
dan materi edukasi lainnya yang
mudah dipahami oleh
masyarakat umum.

Penyuluhan dan Kampanye media sosial  Menggunakan media sosial Rp. Humas LSM September –
edukasi untuk untuk menyebarkan informasi 15.000.000 Desember 2023
kampanye tentang tentang pemeriksaan KN1.
pentingnya  Membuat postingan, gambar,
pemeriksaan KN1 dan video pendek yang
mendukung kampanye, serta
menggunakan hashtag yang
relevan untuk memperluas
jangkauan

Pelatihan relawan  Melibatkan relawan dalam Rp. Dinkes + LSM September –


kampanye kampanye penyuluhan. 40.000.000 Desember 2023
 Melakukan pelatihan kepada
relawan tentang isu kesehatan
neonatal dan bagaimana
memberikan penyuluhan kepada
masyarakat.

5
Tujuan Taktik Bentuk Kegiatan Estimasi Penanggung Waktu Kegiatan
Biaya Jawab dan Afiliasi

Timbulnya kesadaran Kampanye kesadaran  Menggunakan media sosial, Rp. Dinkes September –
untuk bersalin di iklan cetak, spanduk, dan materi 40.000.000 Desember 2023
nakes/faskes dan visual lainnya untuk menjelaskan
melakukan manfaat melahirkan di fasilitas
pemeriksaan KN1 kesehatan dan melakukan
pada bayi baru lahir pemeriksaan KN1.
 Mengajak tokoh-tokoh setempat
untuk memberikan testimoni
tentang manfaat persalinan di
fasilitas kesehatan dan
pemeriksaan KN1.
 Membuka forum diskusi untuk
membicarakan keuntungan
melahirkan di tempat yang aman
dan melakukan pemeriksaan
KN1

Memberikan insentif atau Menyediakan layanan atau hadiah Rp. Bidan desa, bidan September –
penghargaan bagi ibu kecil sebagai penghargaan atas 15.000.000 koordinator Desember 2023
hamil yang memilih untuk partisipasi ibu hamil yang memilih
melahirkan di fasilitas untuk melahirkan di fasilitas
kesehatan dan kesehatan dan melakukan
melakukan pemeriksaan pemeriksaan KN1
KN1

Anda mungkin juga menyukai