Anda di halaman 1dari 2

Nama : Agum Wangsa Gumintang

NIM : 210910301066

Riview bahan Bacaan


Judul :Girls Are... Boys Are... : Myths, Stereotypes & Gender Differences

1. How Much Gender Count?


Sebagai Manusia, kita cenderung berasumsi bahwa perempuan dan laki laki itu berlawanan
jenis kelamin. Kita melihat jenis kelamin seseorang sebagai indikator mengenai kemampuan dan
minatnya. Anggapan itu hanya memberi tahu kita tentang mereka secara biologis, tetapi hal ini tidak
dapat memberi tahu kita informasi tentang mereka dalam hal lain. Faktanya, jenis kelamin bukanlah
prediktor yang baik untuk kemampuan akademis, minat, atau bahkan karakteristik emosional pada
seseorang.

2. How big are the differences?


Pada kenyataannya, perempuan dan laki laki adalah suatu kelompok yang lebih mirip
dibandingkan perbedaannya. Perbedaan antara anak perempuan jauh lebih besar dari “rata-rata” anak
perempuan, begitu juga sebaliknya. Kita cenderung menggeneralisasi dari “rata-rata” menjadi
individu dan rata-rata hasilnya sangat menipu. Perbedaan jenis kelamin cenderung lebih kecil
dibandingkan perbedaan demografi lainnya secara keseluruhan.

3. Myths and Realities


Terdapat banyak mitos yang menjelaskan bahwa suatu hal yang dapat dilakukan dan tidak
dilakukan oleh laki-laki ataupun perempuan. Pada realita nya, hal tersebut tidak bisa dibuktikan
dengan menggeneralisasi antara laki- laki dan perempuan pada umumnya. Ada alasan yang mendasar
mengapa hal tersebut terjadi

4. Why do Myths persist?


Alasan mengapa mitos berdasarkan gender terus berlanjut
• Sejarah
Hal umum yang terjadi bahwa laki laki adalah produsen utama dalam masyarakat modern,
tetapi fakta yang terjadi adalah tidak seperti itu. Ada beberapa teori mengapa hal ini berubah.
Beberapa peneliti merasa bahwa berkembangnya kepemilikan pribadi, perempuan kehilangan
tempat mereka dalam kehidupan produktif, sosial dan budaya, dan nilai mereka merosot
seiring dengan status mereka sebelumnya. Peneliti juga menggunakan kapasitas reproduksi
perempuan untuk menyimpulkan inferioritas intelektual perempuan, kemudian berbalik dan
menyimpulkan bahwa penggunaan kecerdasan akan menghancurkan kapasitas reproduksi.
• Penekanan penelitian pada perbedaan
Penelitian ilmu sosial didasarkan pada pencarian perbedaan. Perbedaan tersebut mendasari
teori penelitian. Konsep perbedaan yang signifikan secara statistik diterima dan digunakan
secara luas. Ketika penelitian berfokus pada berbedaan dan ketika hanya perbedaan yang
dilaporkan, stereotip berbasis perbedaan diperkuat dan dilanjutkan.
• The allure of oversimplification
Kita sering kali menghadapi kompleksitas dengan kembali ke kesederhanaan. Kita cenderung
mengategorikan dan membuat penilaian berdasarkan kategori tersebut. Stereotip sangat
mudah ditiru, akan tetapi stereotip sering kali diperkuat dan jarang dilawan.

6. Is it real or is it a Stereotype
Stereotip ialah anggapan karakteristik seseorang hanya berdasarkan anggota kelompok.
Misalnya, penggambaran bagaimana anak laki-laki dan perempuan “seharusnya” adalah sebuah
stereotip. Mungkin sebuah stereotip jika sebuah buku tentang tumbuh dewasa yang terdaftar sebagai
“untuk anak laki-laki” belum tentu bersifat stereotip meskipun mungkin terdapat stereotip di
dalamnya.

Anda mungkin juga menyukai