Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS KEBIJAKAN

PUBLIK

MUHAMMAD FAVIAN WIRATNO - 2010413121


PUTRI DEVA CHRISTIANTY - 2010413052
SATRIA ARIANSYAH - 2010413048
SEKAR LUKITA SARI - 2010413008
MUHAMMAD RIZKY MILLA - 2010413022
SILVINASHA ARYANTI - 2010413004
LATAR BELAKANG RT

Analisis Kebijakan Publik mengenai Perserta Didik Baru (PPDB)

Usia menjadi persyaratan dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) yang menimbulkan polemik di masyarakat karena
merasa itu tidak sepadan dengan prestasi yang telah didapat oleh beberapa anak. Perbedaan antara sekolah negeri dan swasta
pun makin tersorot karena sudah pasti kebanyakan masyarakat Indonesia akan mengarahkan anak-anaknya untuk dapat masuk ke
sekolah negeri karena keterbatasan biaya dan juga menjadi ajang bergengsi karena masuk ke sekolah negeri favorit.

Aturan mengenai batas usia bagi calon siswa jenjang SMP dan SMA seperti diketahui diatur dalam Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 44 tahun 2019. Dalam pasal 6 disebutkan, calon peserta didik baru kelas 7
SMP maksimal berusia 15 tahun pada 21 Juli. Sedangkan untuk calon siswa jenjang SMA atau SMK berusia 21 tahun pada 1 Juli
2020.

Menurut Dinas Pendidikan DKI Jakarta, calon siswa yang berusia lebih tua memang akan didahulukan. Alasannya, sistem
sekolah dirancang sesuai dengan tahap perkembangan anak. Oleh karena itu, anak-anak disarankan tidak terlalu muda untuk
masuk sekolah. Namun, prestasi siswa juga tidak diabaikan karena terdapat jalur prestasi untuk menyeleksi siswa berdasarkan
prestasi akademik maupun non-akademik.

Adapun terkait dengan kebijakan usia, peraturan baru ini menargetkan agar ke depannya, para orang tua tidak terlalu cepat saat
mendaftarkan anaknya bersekolah di tingkat dasar.
DIAGNOSA
MASALAH
KEBIJAKAN

Usia pelajar Pandemi Covid-19 Pergaulan pelajar


Ketidaksiapan pemerintah dalam menyikapi kondisi
Usia menjadi persyaratan dalam Para pelajar yang usianya lebih tua
lapangan. Pandemi Covid-19 mengubah banyak proses
Penerimaan Peserta Didik Baru memiliki pergaulan yang lebih luas
kehidupan masyarakat, dengan pendidikan salah
(PPDB) yang menimbulkan polemik daripada pelajar yang lebih muda.
satunya. Gedung sekolah menjadi sepi karena adanya
di masyarakat karena merasa itu tidak Bila pelajar yang lebih tua memiliki
pembelajaran jarak jauh, interaksi antar murid dengan
sepadan dengan prestasi yang telah pergaulan yang buruk maka ini bisa
murid atau guru menjadi berkurang karena tidak adanya
didapat oleh beberapa anak. mempengaruhi pelajar yang lebih
tatap muka langsung hingga peran orang tua dirumah
muda sehingga menyebabkan siswa
menjadi lebih banyak dan lebih aktif terlibat. Ujian
nakal menjadi bertambah dan
nasional (UN) yang diperlakukan di SD, SMP, dan
meningkatkan resiko tawuran hingga
SMA menjadi ditiadakan. Sementara untuk memasuki
perudungan.
ke jenjang selanjutnya diperlukan nilai UN ini, namun
dengan hilangnya nilai ujian ini maka pemerintah harus
mengakali permasalah ini.
TAHAPAN PEMERINTAH PUSAT

PELAKSANAA Fungsi pemerintah pusat sebagai fasilitator itulah yang


kemudian menjadikan pengelolaan PPDB, termasuk

N ANALISIS PPDB 2020, tidak dapat diseragamkan ditiap daerah.


Selain itu, pemerintah pusat menyatakan bahwa terdapat

KEBIJAKAN persoalan yang muncul di lapangan apabila pelaksanaan


PPDB diseragamkan, yakni adanya kesulitan dari
pemerintah daerah dalam melakukan pemetaan jumlah
anak usia sekolah dan daya tampung yang tersedia di
sekolah.

PERATURAN MENTERI UNDANG-UNDANG


ANALISIS KEBIJAKAN PUBLIK

PPDB sekolah negeri di tingkat dasar dan menengah Dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
didasarkan pada Peraturan Menteri yang telah Pendidikan Nasional dan UU Nomor 23 Tahun 2014
mengalami beberapa perubahan seturut dengan tentang Pemerintah Daerah diatur pembagian urusan
pergantian menteri pendidikan. Yang terbaru, PPDB pemerintahan di bidang pendidikan antara pemerintah
tahun ajaran 2020/2021 dilaksanakan berdasarkan pusat dan daerah. Pemerintah pusat bertanggung jawab
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor dalam pengelolaan pendidikan nasional dan penentuan
44 Tahun 2019. kebijakan nasional.
Usia menjadi persyaratan dalam Penerimaan Peserta Didik Baru yang
menimbulkan polemik di masyarakat karena merasa itu tidak sepadan
dengan prestasi yang telah didapat oleh beberapa anak. Untuk tahun 2020

ANALISIS KEBIJAKAN PUBLIK


kemarin sistem PPDB menggunakan sistem zonasi dan usia tanpa adanya
nilai apapun yang terlibat. Hal ini tentu saja mendapatkan banyak kritik
dari para orang tua siswa hingga komnas perlindungan anak. Walaupun
begitu, tidak menghasilkan hasil dengan penerapan usia dalam PPDB tetap
diterapkan dan telah berlangsung.

KESIMPULAN
SARAN
Pendidikan adalah tempat belajar yang bisa dilakukan dimana saja. Setiap manusia pasti mengalami atau
menjalankan pendidikan. Peran pendidikan sangat penting bagi manusia saat ini. Pendidikan juga berguna untuk
membangun karakter manusia sejak dini. Untuk menyelesaikan pendidikan dasar di Indonesia membutuhkan waktu
12 tahun. Manusia membutuhkan pendidikan untuk kehidupannya agar manusia dapat mengembangkan potensinya
melalui proses kegiatan belajar. Dimana ada pendidikan pasti ada pembelajaran. Belajar itu sendiri dapat dilakukan
dimana saja, kapan saja dan dilakukan oleh siapa saja. Proses belajar tidak hanya bisa dilakukan di sekolah atau di
universitas atau perguruan tinggi. Belajar juga bisa dilakukan di rumah, dilakukan oleh orang tua yang mendidik
ANALISIS KEBIJAKAN PUBLIK

anaknya. Pemerintah seharusnya mampu menemukan solusi ini, apalagi bidang pendidikan yang seharusnya diisi
oleh orang-orang berpendidikan.
TERIMA KASIH

13 SEPTEMBER 2021 ANALISIS KEBIJAKAN PUBLIK

Anda mungkin juga menyukai