Anda di halaman 1dari 30

TANGGUNG JAWAB PROFESIONAL

BIDAN dalam SITUASI EMERGENCY

disampaikan oleh
Indra Supradewi
Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia

Dalam Rangka Webinar Kebidanan


29 Juli 2023

Citra Delima
Dr. Indra Supradewi, MKM
Bidang Pendidikan - Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia
Dosen Kebidanan

D III Kebidanan
S1 & S2 FKM Kespro Universitas Indonesia
S3 Penelitian & Evaluasi Pendidikan Universitas Negeri Jakarta
i.supradewi@yahoo.co.id
Jakarta
Topik Pembahasan
Proses
Reproduksi
Perempuan Masalah Kebidanan dalam Situasi Emergency
Masalah
Kebidanan
Dampak Tanggung
Proses jawab
Reproduksi profesional
Bidan
Fungsi
Bidan Tanggung Jawab Profesional Bidan dalam
Situasi Situasi Emergency
Emergensi
Tujuan Sesi
Meningkatnya rasa tanggung
jawab bidan dalam mengatasi
masalah Kebidanan pada Situasi
Emergency.
Bidan mengawal fungsi & proses reproduksi
perempuan sepanjang kehidupan
Proses Reproduksi Perempuan

i.supradewi@yahoo.co.id
Bidan Pendamping PEREMPUAN dalam menjalankan proses &
fungsi reproduksi (Berketurunan)
Pengasuhan
anak & masa interval,
klimaterium,
Sejak Pre Konsepsi menopause
Nifas &
 Menjadi Ibu & mengasuh anak menyusui,
bayi
Bersalin & BBL
Hamil

Pre
Konsepsi

Risiko mengalami komplikasi & kegawatdaruratan ibu & bayi  berakhir dengan kesakitan dan kematian
Angka kematian ibu di 83% kematian Dapat dicegah
Indonesia: dengan asuhan kebidanan termasuk Keluarga
189/100.000
Berencana (Lancet Series on Midwifery, Juni 2014)
kelahiran hidup (LFSP
2020) Penyebab kematian ibu (SRS Litbang 2016)
Target RPJMN 2024: Gangguan hipertensi 34%
AKI 183/100.000 Perdarahan obstetri 27%
kelahiran hidup Komplikasi non obstetrik 16%
AKB 16/1000 Komplikasi obstetrik lainnya 12%
kelahiran hidup Infeksi pada kehamilan 6%
Lain-lain 5%
Angka kematian
bayi di Indonesia:
24/1000 3 Terlambat, 4 Terlalu
kelahiran hidup
(SDKI 2017)
7 (tujuh) Prinsip Moral Keutamaan
1. Duty of Fidelity (Kewajiban mentaati)  taat janji, loyal dan tidak
berbohong
2. Duty of Beneficence (Kewajiban menguntungkan)  kewajiban membantu
orang lain
3. Duty of non-maleficence  tidak membahayakan
4. Duty of Justice (Kewajiban berlaku adil)  tidak diskriminasi
5. Duty of Reparation  kewajiban utk mengganti
6. Duty of Gratitude (Kewajiban berterimakasih)  tk kpd orang tua, orang
yang pernah berjasa  loyal
7. Duty of Self-improvement (Kewajiban utk meningkatkan diri)
(Jones, 1994)

9
Kegawatdaruratan adalah kejadian yang tidak kegawatdaruratan obstetri adalah
diduga atau terjadi secara tiba-tiba, seringkali kondisi kesehatan yang mengancam
merupakan kejadian yang berbahaya (Dorlan, jiwa yang terjadi dalam kehamilan atau
2011). selama dan sesudah persalinan dan
Kegawatdaruratan dapat juga didefinisikan kelahiran. Terdapat sekian banyak
sebagai situasi serius dan kadang kala penyakit dan gangguan dalam kehamilan
berbahaya yang terjadi secara tiba-tiba dan yang mengancam keselamatan ibu dan
tidak terduga dan membutuhkan tindakan bayinya (Chamberlain, Geoffrey, &
segera guna menyelamatkan jiwa/nyawa Phillip Steer, 1999). Kasus gawat darurat
(Campbell, 2000) obstetri adalah kasus obstetri yang
apabila tidak segera ditangani akan
berakibat kematian ibu danjaninnya

Kegawatdaruratan neonatal adalah situasi yang membutuhkan evaluasi dan manajemen


yang tepat pada bayi baru lahir yang sakit kritis (≤ usia 28 hari), serta membutuhkan
pengetahuan yang dalam mengenali perubahan psikologis dan kondisi patologis yang
mengancam jiwa yang bisa saja timbul sewaktu-waktu (Sharieff, Brousseau, 2006)
Undang-undang RI Nomor 36 Th 2009
Tentang Kesehatan

.
Contoh Kasus Kegawatdaruratan
Maternal : perdarahan , darah tinggi pada kehamilan, dll

Neonatal: Asfiksia (Bayi lahir sesak/tidak menangis),


Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR), dan lain-lain.
Pencegahan Konflik Etik
1. Informed Concent
2. Negosiasi
3. Persuasi
4. Komite Etik

13
Undang-Undang Tenaga Kesehatan
Nomor 36 Th 2014 Pasal 68
1) Setiap tindakan pelayanan kesehatan perseorangan yang dilakukan oleh Tenaga Kesehatan harus mendapat
persetujuan.
2) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan setelah mendapat penjelasan secara cukup dan
patut.
3) Penjelasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sekurang-kurangnya mencakup :
a. Tata cara tindakan pelayanan;
b. Tujuan tindakan pelayanan yang dilakukan;
c. Alternatif tindakan lain;
d. Risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi; dan
e. Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan.
4) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat diberikan, baik secara tertulis maupun lisan.
5) Setiap tindakan Tenaga Kesehatan yang mengandung risiko tinggi harus diberikan dengan persetujuan
tertulis yang ditandatangani oleh yang berhak memberikan persetujuan.

14
KEWENANGAN BIDAN
(UU RI Nomor 4 Th 2019 tentang Kebidanan )

Pelayanan Wewenang Keadaan


Keterbatasan
Kesehatan BIDAN Tertentu
Ibu

Pelayanan Menjalankan
Kesehatan Anak Pelimpahan
. Wewenang
Pelayanan
Kesehatan
Reproduksi
Perempuan & KB
i.supradewi@yahoo.co.id
PERAN BIDAN
( UU RI no 4/ 2019 TTG KEBIDANAN Pasal 47)

PEMBERI LAYANAN
Pemberi Informasi, Deteksi PENDIDIK
Dini, .Pertolongan, Asuhan, PEMBIMBING,
Pendamping, FASILITATOR
Memperjuangkan hak,
Dukungan, Bimbingan PENGGERAK Peran Serta Bentuk Layanan
Masy, PEMBERDAYAAN Mandiri,
Kolaborasi,
PENYULUH, Rujukan
KONSELOR
PENELITI

PENGELOLA
PELAYANAN

Bentuk Layanan :
Mandiri (Promotif & Preventif), Kolaborasi, Rujukan
17

UPAYA PROMOTIF-PREVENTIF, KOLABORASI dan RUJUKAN


DALAM PELAYANAN KEBIDANAN

Menjaga dan meningkatkan


kesehatan perempuan Deteksi dini dan Tindakan Segera pada
kegawat daruratan perempuan, janin,
Memberikan perlindungan bayi/anaknya
khusus terhadap perempuan
Meminimalisir risiko/ trauma terhadap
Rehabilitasi fisik, mental, sosial perempuan, janin, bayi/anaknya

Bidan profesional yang dimaksud harus memiliki kompetensi klinis (midwifery skills), sosial-
budaya untuk menganalisa, melakukan advokasi dan pemberdayaan dalam mencari solusi dan
inovasi untuk meningkatkan kesejahteraan perempuan, keluarga dan masyarakat
(KEPMENKES HK.01.07/MENKES/320/2020 TENTANG STANDAR PROFESI BIDAN)
i.supradewi@yahoo.co.id
DIAGRAM IDENTIFIKASI MASALAH
Identifikasi
masalah

1. Masalah yang memerlukan


tindakan segera
2. Masalah yang memerlukan
tindakan
antisipatif/pencegahan
3. Masalah yang memerlukan
asuhan komprehensif
IDENTIFIKASI MASALAH PRIORITAS
TATA CARA KOMUNIKASI DALAM
RENCANA RUJUKAN
1. Menyampaikan masalah/diagnosis dan tindakan yang dilakukan
2. Alasan dan tujuan merujuk pasien
3. Risiko yang dapat timbul apabila tidak dirujuk
4. Risiko yang dapat timbul selama rujukan
5. Waktu yang tepat untuk merujuk, waktu yang dibutuhkan untuk merujuk
6. Modalitas dan cara transportasi yang digunakan, petunjuk arah dan cara menuju
tujuan rujukan
7. Nama tenaga kesehatan yang akan menemani pasien
8. Jam operasional dan no telp RS rujukan
9. Perkiraan lamanya waktu perawatan
10. Perkiraan biaya dan sistem pembiayaannya
11. Pilihan akomodasi untuk keluarga
INFORMASI YANG PENTING DISAMPAIKAN KEPADA FASYANKES
PENERIMA RUJUKAN
1. Nama pasien
2. Nama tenaga kesehatan yang merujuk
3. Indikasi rujukan
4. Kondisi ibu dan janin
5. Penatalaksanaan yang telah dilakukan sebelumnya
6. Nama dan profesi tenaga kesehatan yang mendampingi pasien
7. Lampirkan berkas administrasi: surat rujukan (identitas ibu, hasil pemeriksaan,
diagnosis/masalah, tindakan yang telah dilakukan, tujuan rujukan, nama dan tanda
tangan bidan penolong), foto kopi dokumen kunjungan ANC, dokumen terkait kondisi
saat ini, pemeriksaan penunjang (jika ada), berkas-berkas lainnya utk jaminan kesehatan
NILAI KEMBALI KONDISI PASIEN SEBELUM DIRUJUK :

KU, TANDA VITAL IBU, KEADAAN JANIN (DJJ, LETAK, PRESENTASI, DILATASI
SERVIK, AIR KETUBAN), KONTRAKSI UTERUS
Untuk memudahkan dan meminimalisir risiko dalam perjalanan rujukan, penting dipersiapkan:

BIDAN ALAT KELUARGA SURAT - SURAT

OBAT KENDARAAN UANG /PEMBIAYAAN


PERAN BIDAN DALAM PELAYANAN
KESEHATAN IBU & ANAK
DI RUMAH, Di KOMUNITAS DI BPM, PUSKESMAS
1. Pemantauan, Asuhan, Deteksi dini
2. Pertolongan Gadar, Stabilisasi
1. Pemantauan & Asuhan, Promotif, Preventif, 3. Penguatan Kapasitas Klien
Deteksi dini 4. Community Mobilization, Rujukan , Kolaborasii
2. Keputusan Merujuk
3. Pertolongan Kegawatdaruratan (Gadar)
4. Penguatan Kapasitas Klien DI PERJALANAN
5. Community Mobilization, Rujukan , Kolaborasi
1. Pemantauan & Asuhan, Deteksi Dini
2. Stabilitasi
3. Pertolongan Kegawatadaruratan
(gadar)
DI RUMAH SAKIT
1. Pendampingan, Penguatan kapasitas klien
2. Pemantauan, Asuhan, Deteksi Dini BIDAN TETAP MEMBERIKAN SEMANGAT,
3. Pertolongan Gadar DUKUNGAN, TANGGAP & PEDULI
4. Kolaborasi, Konsultasi, Rujukan
5. Advokasi, Fasilitasi
i.supradewi@yahoo.co.id
MENJADI BIDAN SEBAGAI PROFESI LUHUR
yang PROFESIONAL dan BERETIKA

Berpegang teguh pada filosofi, etika profesi dan aspek legal.


MEWUJUDKAN IBU SEHAT, BAYI SEHAT, BANGSA SEHAT
MEMPERSIAPKAN KESEHATAN IBU HAMIL MENDAPAT
PEREMPUAN UNTUK HAMIL PERLINDUNGAN KEAMANAN &
1. Pastikan bebas dari faktor KESELAMATAN IBU SEHAT
risiko (penyakit, perilaku 1. Pemantauan kesehatan ibu,
berisiko, lingkungan berisiko) perkembangan kehamilan BAYI
2. Pencegahan komplikasi,
2. Pastikan perempuan siap
untuk hamil (bebas dari kesakitan dan kematian SEHAT
paksaan, kekerasan) 3. Pertolongan
termasuk bebas KTD kegawatdaruratan dengan BANGSA
cepat dan tepat
3. Perempuan mendapat
dukungan psiko-sosial ( 4. Melakukan rujukan yang SEHAT
non judgmental, non cepat dan tepat
diskriminatif, human dignity) 5. Mendapatkan asuhan
4. Perempuan berdaya (women berkesinambungan,
empowerment) responsif gender dan RMC
Bidan Mengawal Kesehatan Reproduksi Perempuan
Sepanjang Kehidupannya sejak dalam kandungan

IBU SEHAT,
ANAK SEHAT, BANGSA SEHAT, NEGARA KUAT

Midwives Defender of Women Right


Midwives Guardians of The Future
Terima Kasih

i.supradewi@yahoo.co.i
d

Anda mungkin juga menyukai