Anda di halaman 1dari 5

TIROID

Tiroid merupakan kelenjar yang terdapat pada bagian tenggorokan dan seringkali
diibaratkan bentuk seperti kupu-kupu yang melingkupi tenggorokan. Kelenjar tiroid
tepatnya terletak pada bagian leher yang berperan sebagai penghasil hormon tiroid
yang berfungsi untuk mengendalikan proses metabolisme, mengatur suhu tubuh, dan
mengatur denyut jantung. Hipertiroid merupakan penyakit dimana kadar hormon tiroid
diproduksi terlalu tinggi dalam tubuh sehingga hormon tersebut akan menimbulkan
beberapa gejala penyakit hipertiroid.

Apa penyebab hipertiroid?


Menurut dr. Rochsismandoko, Sp.PD, KEMD, FINASIM, FACE dari Bethsaida Hospital,
hipertiroid dapat disebabkan oleh penyakit autoimun yang diturunkan secara genetik,
efek samping obat, hingga konsumsi makanan yang mengandung yodium terlalu tinggi
dengan frekuensi yang cukup sering. Makanan yang mengandung yodium tinggi
misalnya adalah makanan laut, produk susu, dan telur.

Gejala penyakit hipertiroid

 Metabolisme meningkat: jika metabolisme anda meningkat, artinya aliran darah


anda juga akan meningkat sehingga membuat ginjal akan memproduksi lebih
banyak urin dan anda akan menjadi lebih sering buang air kecil.
 Cepat merasa lelah dan lemas padahal tidak melakukan aktivitas yang berat.
 Seringkali kesulitan bernapas atau sesak napas padahal tidak memiliki riwayat
asma yang akut.
 Berat badan turun tiba-tiba tanpa alasan yang jelas, padahal anda tidak
melakukan diet sama sekali. Hal ini berhubungan dengan proses metabolisme
yang cepat.
 Kaki terlihat lebih bengkak.
 Diare.
 Siklus menstruasi yang tidak teratur.
 Denyut jantung yang berubah menjadi sangat cepat pada saat-saat tertentu,
padahal anda tidak melakukan aktivitas berat atau aktivitas yang memacu
adrenalin.

Kapan anda harus periksa ke dokter?


Anda dapat memeriksakan diri anda ke dokter apabila anda sudah merasakan gejala
dan tanda hipertiroid seperti yang disebutkan diatas dalam beberapa bulan atau jangka
waktu yang cukup lama. Hipertiroid dapat menyebabkan komplikasi yang mematikan
jika didiamkan saja. Anda dapat berkunjung ke Thyroid and Metabolic Center di
Bethsaida Hospital. Anda juga dapat mendaftarkan diri anda pada promo deteksi dini
yang tersedia.
HIPOTIROID

Apa itu hipotiroidisme?


Hipotiroidisme atau lebih umum disebut dengan hipotiroid adalah kondisi yang terjadi
saat kelenjar tiroid tidak menghasilkan cukup hormon tiroid.
Tiroid adalah kelenjar berbentuk kupu-kupu di depan leher. Tugasnya menghasilkan
hormon tetraiodothyronine (T4) dan triiodothyronine (T3) yang berfungsi mengendalikan
cara kerja tubuh dalam menggunakan energi.
Orang dengan usia berapa pun dapat terkena hipotiroid, tapi kondisi ini lebih banyak
terjadi pada lansia. Selain itu, perempuan di atas 60 tahun dan orang yang memiliki
riwayat penyakit tiroid juga lebih berisiko mengalami kondisi ini.
Namun, hipotiroidisme dapat ditangani dengan mengurangi faktor-faktor risikonya.
Diskusikan dengan dokter untuk informasi lebih lanjut.

Apa saja tanda-tanda dan gejala hipotiroid?

Tanda-tanda dan gejala hipotiroid biasanya tergantung pada seberapa parahnya tubuh
Anda kekurangan hormon tiroid. Namun, umumnya masalah yang muncul akan
berkembang dengan perlahan dalam beberapa tahun.
Pada awalnya, Anda mungkin jarang menyadari tanda-tanda dan gejala dari
hipotiroidisme, seperti kelelahan dan bertambahnya berat badan. Anda mungkin
merasa gejala itu sebagai gejala umum yang dirasakan ketika seseorang bertambah
usia.
Namun, hipotiroidisme mengakibatkan metabolisme Anda jadi lambat. Melambatnya
metabolisme mungkin akan membuat Anda mengalami tanda-tanda dan gejala yang
lebih jelas. Berikut ini tanda-tanda dari hipotiroidisme.

1. Kelelahan
Hormon tiroid mengatur koordinasi dan keseimbangan energi tubuh, sekaligus
mengatur jam biologis tubuh saat beristirahat dan beraktivitas.
Orang yang mengalami hipotiroidisme akan merasa tubuhnya lelah meskipun sudah
beristirahat dan mendapatkan waktu tidur yang cukup.

2. Mudah kedinginan
Saat tidak beraktivitas fisik, proses metabolisme tubuh tetap berjalan. Namun,
hipotiroidisme menyebabkan metabolisme menurun dan tubuh pun lebih sensitif
terhadap suhu dingin.
Hal ini disebabkan karena saat metabolisme berlangsung, tubuh akan menghasilkan
panas sebagai produk turunannya.

3. Sembelit
Gejala umum yang dialami oleh pengidap hipotiroidisme adalah sembelit. Kadar
hormon tiroid yang menurun akan mengganggu kinerja otot usus dalam mencerna
makanan. Akibatnya, makanan dicerna lebih lama dan terjadi sembelit.
4. Nyeri sendi dan otot
Melambatnya metabolisme membuat tubuh menghasilkan energi lewat proses
katabolisme. Proses ini akan menyebabkan adanya penguraian jaringan tubuh.
Akibatnya, massa dan kekuatan otot menjadi berkurang dan timbul rasa nyeri di bagian
sendi dan otot. Apabila hipotiroidisme tidak diatasi, gejalanya dapat menjadi lebih serius
secara bertahap.
Rangsangan terus-menerus yang terjadi pada kelenjar tiroid untuk menghasilkan lebih
banyak hormon akan menyebabkan pembesaran tiroid (gondok). Selain itu, Anda
mungkin menjadi lebih pelupa, lama dalam proses berpikir, atau depresi.
Pada beberapa kasus, hipotiroidisme bisa saja berkembang menjadi tingkat lanjut yang
disebut dengan myxedema. Meskipun merupakan kondisi langka, kondisi ini dapat
membahayakan nyawa.
Tanda-tanda dan gejala yang muncul bisa meliputi tekanan darah rendah, menurunnya
pernapasan, menurunnya suhu tubuh, tidak responsif, dan bahkan koma.

Apa penyebab hipotiroidisme?

Hipotiroid terjadi ketika kelenjar tiroid tidak mampu menghasilkan hormon secara efektif.
Akibatnya, keseimbangan reaksi kimia dalam tubuh dapat terganggu.
Berikut merupakan beberapa faktor yang dapat menjadi penyebabnya.

1. Penyakit autoimun
Penyakit autoimun terjadi saat sistem imun menghasilkan antibodi yang menyerang
jaringan tubuh Anda sendiri. Kadang proses ini melibatkan kelenjar tiroid.
Salah satu penyakit autoimun yang dapat memengaruhi kelenjar tiroid ialah penyakit
Hashimoto.

2. Perawatan untuk hipertiroidisme


Orang yang menghasilkan terlalu banyak hormon tiroid (hipertiroidisme) sering kali
ditangani dengan obat anti-tiroid untuk mengurangi dan menormalkan fungsi tiroid.
Namun, pada beberapa kasus, perawatan untuk hipertiroidisme dapat mengakibatkan
hipotiroidisme permanen.

3. Operasi tiroid
Pengangkatan seluruh atau sebagian besar kelenjar tiroid (tiroidektomi) dapat
mengganggu produksi hormon. Pada kasus tersebut, Anda perlu menggunakan hormon
tiroid dari luar seumur hidup.

ARTIKEL TERKAIT

4. Terapi radiasi
Radiasi untuk mengatasi kanker pada kepala dan leher dapat memengaruhi kelenjar
tiroid dan menyebabkan hipotiroidisme.

5. Pengobatan tertentu
Berbagai obat-obatan dapat berperan pada hipotiroidisme. Salah satunya adalah
lithium, yang digunakan untuk mengatasi beberapa gangguan psikologis.

6. Kurangnya asupan yodium


Kelenjar tiroid amat membutuhkan yodium untuk menghasilkan hormon. Oleh karena
tubuh tidak bisa menghasilkan yodium sendiri, Anda harus mendapatkannya dari
makanan. Kurangnya asupan yodium bisa menyebabkan hipotiroidisme.

Apa saja faktor yang meningkatkan risiko hipotiroid?

Ada banyak faktor pemicu untuk hipotiroid, yaitu:


 wanita berusia di atas 60 tahun,
 memiliki penyakit autoimun,
 terdapat keluarga yang juga punya penyakit tiroid,
 memiliki penyakit autoimun lain, seperti rheumatoid arthritis atau lupus,
 mengalami peradangan kronis,
 telah diobati dengan yodium radioaktif atau obat anti-tiroid,
 menerima radiasi pada leher atau dada atas,
 pernah menjalani operasi pengangkatan sebagian kelenjar tiroid, serta
 mengalami pembengkakan tiroid setelah melahirkan (postpartum thyroiditis).

Bagaimana hipotiroid didiagnosis?


Apabila dokter menduga Anda mengalami kondisi ini, pemeriksaan fisik akan dilakukan
dan dokter akan merekomendasikan berbagai tes. Tes darah selalu digunakan untuk
mengonfirmasi diagnosis hipotiroid atau hipotiroidisme ringan.
Tes yang paling sering digunakan yakni pengukuran thyroid-stimulating hormone (TSH)
dan thyroxine (T4).
Apabila hasil tes tidak normal, tes antibodi antitiroid dapat menentukan apakah Anda
memiliki penyakit Hashimoto. Penyakit Hashimoto merupakan kondisi ketika sistem
pertahanan tubuh menyerang kelenjar tiroid.
CT scan atau MRI pada hipotalamus atau kelenjar pituitari juga dapat dilakukan untuk
melihat perubahan pada area otak tersebut.

Bagaimana cara mengobati hipotiroid?

Dipercaya bahwa penanganan standar untuk hipotiroid meliputi penggunaan hormon


tiroid buatan, levothyroxine. Pengobatan oral ini mengembalikan level hormon yang
cukup sehingga mengurangi gejala hipotiroid.
Untuk menentukan dosis levothyroxine, dokter akan memeriksa kadar TSH setelah 2–3
bulan. Jumlah hormon yang berlebih dapat menyebabkan efek samping, seperti:
 meningkatnya nafsu makan
 insomnia
 jantung berdebar, dan
 gemetar.
Apabila Anda memiliki penyakit arteri koroner atau hipotiroid parah, dokter akan
memulai pengobatan dengan jumlah kecil dan meningkatkannya secara bertahap.
Tindakan ini membantu jantung menyesuaikan diri terhadap peningkatan metabolisme.
Obat-obatan, suplemen, dan beberapa makanan tertentu dapat memengaruhi
kemampuan tubuh dalam menyerap levothyroxine.
Bicarakan dengan dokter apabila Anda mengonsumsi produk kedelai atau makanan
berserat tinggi dalam jumlah besar, atau obat-obatan lain seperti berikut.
 Suplemen zat besi atau multivitamin yang mengandung zat besi.
 Cholestyramine.
 Aluminum hidroksida, yang ditemukan dalam beberapa antasida.
 Suplemen kalsium.
Apabila Anda memiliki hipotiroidisme subklinis, diskusikan perawatan yang bisa Anda
gunakan dengan dokter. Untuk peningkatan TSH yang relatif ringan, Anda mungkin
tidak mendapatkan manfaat dari terapi hormon tiroid, justru perawatan dapat
berbahaya.
Untuk kadar TSH yang lebih tinggi, hormon tiroid dapat meningkatkan kadar kolesterol,
kemampuan memompa jantung, dan energi.

Anda mungkin juga menyukai