Anda di halaman 1dari 6

KELAS : 2EA36

KELOMPOK 4 :
1. Asha Anindita Pratiwi (10221331)
2. Aulia Ramadani Hi. Wahab (10221373)
3. Muhamad Basits Kamal (11221201)
4. Muhamad Raffy Adzakky (12221276)
5. Nurul Sri Wahyuni (11221549)
6. Windy Claudia Pramesti (12221126)

PT. UNILEVER INDONESIA Tbk.

Pada PT. Unilever Indonesia Tbk. sudah menggunakan cbis dan mencakup beberapa aspek yaitu:

1) Sistem Informasi Akuntansi (SIA)


SIA menyediakan Database yang lengkap dapat digunakan dalam pemecahan masalah.
Database ini menyediakan banyak input bagi subsistem CBIS lain terutama SIM dan DSS.
Pada PT Unilever Tbk menerapkan beberapa Sistem Informasi Akuntansi dalam pengelolaan
data yang dilakukan oleh perusahaan, diantaranya seperti sistem akuntansi siklus pendapatan,
sistem akuntansi siklus pengeluaran, sistem akuntansi siklus produksi, dan sistem akuntansi
siklus pengupahan dan sumber daya manusia. Sistem yang digunakan Oleh PT. Unilever
dalam siklus akuntansi pendapatan dan pengeluaran yaitu bernama sistem ASIA, yang
berfungsi mencatat semua aktivitas yang terjadi dalam perusahaan dalam suatu periode.
Sistem ini secara otomatis akan menhitung dan memberikan output berupa informasiyang
dapat digunakan sebagai pengambilan keputusan. Selain sistem ASIA, PT Unilever Tbk juga
memiliki sistem pendukung bernama sistem Mc Frame, sistem ini berfungsi mencatat semua
aktivitas produksi yang terjadi dalam perusahaan dalam suatu periode dan secara otomatis
akan menghitung dan memberikan output berupa informasi dan mentransfer informasi yang
telah diolah tersebut ke Sistem ASIA untuk dijadikan laporan keseluruhan perusahaan.
Data Pada SIA :
a. Desain Database Konseptual: Informasi dikumpulkan pada saat analisis persyaratan
digunakan untuk mengembangkan deskripsi data tingkat tinggi yang harus disimpan
dalam database, bersama dengan batasan yang telah diketahui untuk menetapkan
penyimpanan data tersebut. Langkah ini sering dilakukan dengan menggunkan model ER.
Model ER adalah salah satu dari model data tingkat tinggi, atau semantik, yang
digunakan dalam desain database. Tujuannya adalah menciptakan gambaran sederhana
tentang data yang mirip dengan pemikiran pengguna dan pengembang mengenai data
tersebut (orang dan proses yang dinyatakan dalam data tersebut). Hal tersebut
menfasilitasi diskusi di antara orang-orang yang terlibat dalam proses desain, bahkan
mereka yang tidak mempunyai latar belakang teknis. Pada saat yang sama, desain awal
harus akurat untuk membantu ketapatan translasi ke dalam sebuah model data yang
didukung oleh sistem database komersial (yang dalam prakteknya berarti
modelrelasional).
b. Desain Database Logika: Kita harus memilih sebuah DBMS untuk mengimplementasikan
desain database kita, dan mengubah konsep desain databasemenjadi sebuah skema
database dalam model data dari DBMS terpilih. Kita hanya akan memperhatikan DBMS
relasional, dan dengan demikian tugas desain logika adalahmengubah skema ER menjadi
skema database relasional.
c. Perbaikan Skema: Langkah keempat dalam desain dataase adalah analisis
sekumpulanrelasi dalam skema database relasional untuk mengidentifikasi permasalahan
yang muncul, dan memperbaikinya. Berbeda dengan alaisis persyaratan dan langkah-
langkah desain konseptual, yang secara esensial bersifat subjektif, perbaikan skema dapat
dipandu oleh beberapa teori yang kuat dan bagus. Langkah keempat ini, para akademis IT
lebih sering disebut dengan Normalisasi.

2) Sistem Informasi Manajemen (SIM)

Salah satu perusahaan yang memanfaatkan teknologi adalah PT. Unilever Tbk. PT.Unilever
Tbk. mempunyai tiga bagian sistem informasi manajemen yang digunakan, yaitu CRM
(Customer Relationship Management/Manajemen Hubungan Pelanggan), IMC(Integrated
Marketing Communication/Komunikasi Pasar Terpadu), dan CSR (OutputSistem Informasi
Pemasaran). Sistem Informasi Manajemen pada PT. Unilever ada tiga bagian, yaitu:

a. CRM (Customer Relationship Management), Manajemen Hubungan Pelanggan,


Unilever.

CRM (Customer Relationship Management) merupakan suatu jenis manajemen yang


secara khusus membahas mengenai penanganan hubungan antara perusahaan dengan
pelanggannya. CRM dapat diartikan sebagai satu kesatuan penjualan, pemasaran dan
strategi pelayanan yang mencegah terjadinya aktivitas pekerjaan yang tidak terkoordinasi
antar bagian dengan baik dan itu tergantung pada aksi – aksi perusahaan yang
terkoordinasi. CRM berkonsentrasi pada apa yang dinilai oleh pelanggan, bukan pada apa
yang perusahaan ingin jual. Sasaran dari kerangka kerja bisnis CRM adalah
menggunakan hubungan yang ada untuk meningkatkan penghasilan, menggunakan
informasi yang terintegrasi untuk pelayanan yang baik, memperkenalkan konsisten,
proses dan prosedur chanel yang replicable. Tujuan utama dari CRM adalah untuk
meningkatkan pertumbuhan jangka panjang dan profitabilitas perusahaan. Fungsi CRM
untuk mendukung kegiatan bisnis perusahaan, seperti penjualan / sales, marketing,
customer service, training, HRD, dll.

b. IMC (Integrated Marketing Communication)

IMC adalah sebuah konsep dari perencanaan komunikasi pemasaran yang


memperkenalkan nilai tambah dari rencana komprehensif yang mengevaluasi peran
strategis dari berbagai disiplin komunikasi misalnya periklanan umum, respon
langsung, sales promotion, dan Public Relations. Dan mengombinasikan disiplin-disiplin
ini untuk memberikan kejelasan, konsistensi dan dampak komunikasi yang maksimal.
IMC dapat diartikan sebagai “Proses dari pengelolaan customer relationships yang
menggerakkan brand value.” PT Unilever menggunakan strategi Komunikasi Pasar
Terpadu atau Integrated Marketing Communication (IMC). Strategi ini berupaya untuk
memadukan dan mengkoordinasikan semua saluran komunikasi untuk menyampaikan
pesan secara jelas, konsisten, dan berpengaruh kuat terhadap perusahaan dan produknya.
Interactive marketing disini lebih tertuju kepada bagaimana suatu perusahaan tersebut
mampu atau tidak berkomunikasi dengan customernya atau mampu memberikan solusi
yang baik, yang terkait dengan penggunaan produk. Dalam hal ini interactive marketing
juga terkait dengan customer relationship management. Prinsip dasar dari IMC sendiri
adalah komunikasi. IMC berusaha memaksimalkan pesan positif dan meminimalkan
pesan negative dari suatu produk dengan sasaran menciptakan dan menyokong hubungan
antar produk.

3) Office Automation (OA) :

Cara Kerja Unilever


Unilever membuat dan menjual lebih dari 400 brand di seluruh dunia. Dua miliar orang
menggunakan produk kami tiap harinya. Inilah rangkaian brand utama unilever yang tersedia
di banyak negara.
a. Food and drink: Lipton, Royco, Walls, Bango, Best food, Buavita, Cornetto, Feast,
Jawara, Magnum, Paddle pop, Populaire, SariWangi
b. Home care : Cif, Domestos, Surf, Rinso, Sunlight, Molto, Super pell, Vixal, Wipol.
Personal care : Axe, Closeup, Dove, Lifebuoy, Lux, Pond’s, Rexona,
Sunsilk,TREsemme, Vaseline, Citra, CLEAR, Fair&Lovely, Zwitsal, Pureline
HijabFresh, LAKME, NAMEERA, Pepsodent, Koreglow.
c. Water Purifier : Pureit (pemurin air)

Dalam metode pengerjaannya kami mengambil contoh dalam proses pembuatan teh
celup, sbb: Bahan Baku Bahan baku yang dugunakan untuk memproduksi teh celup di
pabrik TBB (salah satu kategori dari Divisi foods) hanya teh dalam bentuk blended tea.
Blended tea merupakan teh hasil pencampuran (blending) dengan formulasi tertentudari
berbagai grades komponen teh hitam sesuai dengan kebutuhan. Bahan baku ini
didatangkan dari PT. Unilever Indonesia yang berlokasi di Citeureup-Bogor. Jadi proses
blending (formulasi) dilakukan di pabrik yang berlokasi di Citeureup tersebut.

4) Sistem Pakar (SP)


Banyak strategi yang digunakan perusahaan khususnya di bidang teknologi informasi untuk
meningkatkan efisiensi perusahaan, PT. Unilever Indonesia Tbk menjalankan komunikasi
pasar terpadu (Integrated Marketing Communication/IMC). Strategi ini merupakan upaya
perusahaan untuk memadukan dan mengkoordinasikan semua saluran komunikasi untuk
menyampaikan pesannya secara jelas, konsisten dan berpengaruh kuat tentang organisasi-
organisasi produknya.

Konsep dasar pengembangan berbagai program IMC PT. Unilever:


a. Direct marketing
Direct marketing merupakan salah satu fungsi IMC yang terdiri dari front-end dan back
end operations.Front-end menyusun harapan harapan dari konsumen yang mencakup the
offer (yakni segala sesuatu yang nyata maupun tidak dijanjikan oleh perusahaan, misal:
garansi) sedangkan berusaha mempertemukan harapan konsumen dengan produk.
b. Sales Promotion
Merupakan istilah dari penawaran nilai tambah yang dirancang untuk menggerakan dan
mempercepat respons dari customer.
c. Public Relations/PR
PR digunakan sebagai media tanpa bayar untuk menyampaikan brand information dan
mempengaruhi calon customer atau customer secara positif.
d. Personal Selling
Personal selling adalah komunikasi dua arah dimana seorang penjual menjelaskan fitur
dari suatu brand untuk kepentingan pembeli. Dalam personal selling dilibatkan
komunikasi yang Sifatnya tetap muka. Personal selling, sendiri merupakan bagian dari
direct marketing.
e. Advertising
Merupakan “suatu bentuk dari presentasi non-personal Dan promosi dari suatu ide,
barang atau jasa yang tidak gratis (berbayar) dan dilakukan oleh sponsor (perusahaan)
yang teridentifikasi.
f. Publicity
Publicity sendiri merupakan salah satu jasa yang disediakan oleh Public Relations Firm
maupun Advertising Agency untuk membantu menangkap perhatian publik dan
membedakan tiap-tiap perusahaan tersebut dari perusahaan-perusahaan lain yang menjadi
saingan nya.
g. Events/Sponsorship
Event Marketing adalah situasi yang signifikan atau peristiwa promosional yang
mempunyai fokus utama untuk menangkap perhatian dan melibatkan customer dalam
event. Sponsorship adalah dukungan finansial kepada suatu organisasi, orang, atau
aktivitas yang dipertukarkan dengan publisitas merek dan suatu hubungan.
h. Interactive Marketing
Interactive marketing di sini lebih tertuju kepada bagaimana suatu perusahaan mampu
atau tidak berkomunikasi dengan customernya.

5) Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

PT Unilever Indonesia Tbk. Tandatangani Perjanjian ETS dengan Unilever Pusat Bisnis
Eropa BVPT Unilever Indonesia Tbk. terus mengembangkan bisnis yang tujuan
berlandaskan mulia (berdasarkan tujuan) serta relevan dan mampu bersaing di masa depan
(fit-future). Selama ini telah berhasil membangun merek yang kuat di beberapa kategori
produk di Indonesia, berkat adanya peningkatan kapabilitas dari tahun ke tahun. Salah satu
kapabilitas yang penting untuk dibangun dan yang akan menjadi kunci sukses Perseroan di
masa yang akan datang adalah kapabilitas dibidang digital / teknologi informasi.
Perseroan berkeinginan untuk melakukan digitalisasi di sepanjang operasinya, dari
hulu sampai hilir, di tahun-tahun yang akan datang, baik yang hal baik dengan
kegiatan penjualan di garda depan, pengelolaan informasi & analisis untuk
membantu Perseroan melakukan pengambilan keputusan secara dinamis, atau
permainan kata-kata untuk menciptakan operasional rantai pasok yang efisien dan
cermat. Tujuan dari digitalisasi adalah mendorong pertumbuhan, mencapai proses
keunggulan, mengurangi risiko dan meningkatkan biaya efisiensi. Untuk mendukung hal
ini, Perseroan telah berjanji Perusahaan teknologi Larutan Melayani (ETS Persetujuan)
dengan Unilever Eropa BisnisTengah BV (UEBC), yang saya rupakan entitas di bawah
Unilever Kelompok yang akan menyediakan atau melakukanpembelian untuklayanan-
layanan yang relevan guna memaksimalkan sinergi dan efisiensi. Layanan dalam Perjanjian
ETS meliputi, antara lain, layanan terkait dengan bisnis dan keuangan (bisnis dan
keuangan jasa), layanan terkait dengan informasi dan analisis (informasi dan analitik
jasa), layanan terkait dengan pasokan (Pasokan jasa) dan layanan terkait dengan
program baru/inovasi (baru program/inovasi jasa). nilai layanan ini akan dihitung
sebesar kontes aktual penyediaan layanan (Biaya aktual) oleh UEBC ditambah dengan biaya
jasa penyediaan layanan (penandaan) 5% untuk setiap jenis layanan (kecuali untuk
Bought-in Costs, yang akan dikenakan secara aktual (at cost)). Layanan ini berperan penting
bagi Perseroan untuk mencapai tujuannya dalam digitalisasi. Dengan digitalisasi di
sepanjang kegiatan operasionalnya dari hulu sampai hilir, Perseroan akan dapat
melakukan pengambilan keputusan bisnis secara lebih dinamis dan beroperasi secara lebih
efisien dan lebih cermat.Adanya sinergi dalam teknologi antar anggota Grup
Unilever jelas sangatdiperlukan, karena akan lebih suldia dan kurang
menguntungkan bagi Perseroanbila menggunakan layanan serupa yang terpisah dari yang
digunakan oleh grup,yakni apabila memperoleh layanan ETS dari pesta diluar Grup
Unilever. Melalui pelaksanaan transaksi ini, Perseroan dapat meningkatkan keunggulandan
efisiensi proses sesuai standar tatakelolaperusahaan dalamGrup Unilever.
Perseroanyakinbahwaberinvestasi dalam ETS merupakan langkah nyata untuk menghasilkan
nilai lebih bagi para pemangku kepentingan (pemangku kepentingan).

Anda mungkin juga menyukai