Biografi
singkat
Pahlawan Revolusi
Pierre Tendean
Beliau melanjutkan
pendidikan di Sekolah
Pendidikan Intelijen yang
berlokasi di Bogor yang
kemudian ditugaskan di
Dinas Pusat Intelijen
Angkatan Darat (DIPIAD)
Setelah itu Pierre Tendean
dipromosikan menjadi
Letnan Satu dan menjadi
ajudan Jenderal Besar TNI
Abdul Haris Nasution pada
15 April 1965
Setelah itu Pierre Tendean dipromosikan
menjadi Letnan Satu dan menjadi ajudan
Jenderal Besar TNI Abdul Haris Nasution
pada 15 April 1965
Tragedi
Pada 1 Oktober 1965, pasukan gerakan 30
September mendatangi rumah Jenderal A.H
Nasution dengan tujuan menculik A.H Nasution.
Namun, pasukan tersebut menangkap Pierre
Tendean yang ketika itu sedang tidur di
belakang rumah A.H Nasution dan terbangung
mendengar suara tembakan.
Dengan kondisi rumah yang gelap, para
penculik tersebut mengira Pierre Tendean
adalah A.H Nasution. A.H Nasution sendiri
berhasil menyelamatkan diri.
Pierre Tendean dibawa ke Lubang Buaya,
bersama para enam perwira lainnya. Mereka
dibunuh dengan keji dengan tembakan lalu
mayatnya dimasukkan ke dalam sumur bekas
Jasad Pierre Tendean ditemukan pada 4
Oktober 1965 lalu diangkat dari sumur bersama
para jasad perwira lainnya. Lalu dimakamkan
keesokan harinya di Taman Makam Pahlawan
Kalibata, Jakarta.
Kapten Czi Anumerta Pierre Andreas
Tendean mendapatkan gelar Pahlawan
Revolusi pada 5 Oktober 1965.