Anda di halaman 1dari 104

STANDAR

PELAYANAN
KEFARMASIAN DI
RUMAH SAKIT

PERATURAN MENTERI
KESEHATAN NOMOR 72
TAHUN 2016
01 Pengelolaan Sediaan Fa
Alat Kesehatan, dan Ba
Medis Habis Pakai

CONTENTS 02 Pelayanan Farmasi Klin


01 Pengelolaan Sediaan Farmasi
PEMILIHAN

Pemilihan berdasarkan:
FORMULARIUM dan STANDAR
PENGOBATAN/PEDOMAN
DIAGNOSA DAN TERAPI, POLA
PENYAKIT, EFEKTIF
PEMILIHAN
Tahapan Penyusunan Staf Medik Farmasi (SMF) mengajukan
Formularium usulan obat

Komite/Tim Farmasi dan Terapi membuat rekapitulasi


usulan obat dari semua pengusul dan mengelompokkan
usulan obat berdasarkan kelas Terapi

Komite/Tim Farmasi dan Terapi membahas


usulan tersebut bersama Kelompok Staf
Medik (KSM) pengusul,
Menetapkan obat yang masuk formularium
untuk diajukan pengesahan ke Direktur
Rumah Sakit;

Direktur Rumah Sakit mengesahkan


pemberlakuan formularium rumah sakit.
PEMILIHAN
a) obat yang memiliki nomor izin edar (NIE) dari
Syarat Obat
Badan POM
masuk ke dalam
b) terutama obat generik;
Formularium
c) memiliki rasio manfaat-risiko (benefit-risk
ratio) yang paling menguntungkan pasien;
d) mudah penggunaannya sehingga
meningkatkan kepatuhan dan penerimaan oleh
pasien;
e) memiliki rasio manfaat-biaya (benefit-cost
ratio) yang tertinggi berdasarkan biaya langsung
dan tidak lansung; dan
f) terbukti paling efektif secara ilmiah (evidence
based medicine), aman dan banyak dibutuhkan
untuk pelayanan dengan harga yang terjangkau.
PEMILIHAN
Obat yang dapat (1) Obat tidak beredar lagi di pasaran
dihapuskan dari (2) Obat tidak ada yang menggunakan lagi
Formularium (3) Sudah ada obat baru yang lebih costeffective
(4) Obat yang setelah dievaluasi memiliki risiko
efek samping yang serius
(5) Berdasarkan hasil pembahasan oleh
Komite/Tim Farmasi dan Terapi
(6) Terdapat obat lain yang memiliki efikasi yang
lebih baik dan/atau efek samping yang lebih
ringan
(7) Masa berlaku NIE telah habis dan tidak
diperpanjang oleh industri farmasi
PERENCANAAN

a. Persiapan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menyusun rencana
kebutuhan obat:
1) Perlu dipastikan kembali program dan komoditas apa yang akan
disusun perencanaannya.
2) Perlu ditetapkan stakeholder yang terlibat dalam proses
perencanaan, diantaranya adalah pemegang kebijakan dan
PENETUAN
pemasok/vendor.
3) Daftar obat harus sesuai Formularium Nasional dan Formularium
Rumah Sakit. Formularium rumah sakit yang telah diperbaharui
PERENCANAAN

b. Pengumpulan data
Data: data penggunaan obat pasien periode sebelumnya (data
konsumsi), sisa stok, data morbiditas dan usulan kebutuhan obat dari
unit pelayanan.
c. Analisa terhadap usulan kebutuhan meliputi:
1) Spesifikasi item obat:
data usulan = data penggunaan obat sebelumnya
2) Kuantitas kebutuhan
kuantitas obat yang diusulkan TIDAK JAUH BEDA dengan kuantitas
penggunaan obat sebelumnya

Jika BERBEDA --> konfirmasi ke pengusul


PERENCANAAN

d. Menyusun dan menghitung rencana kebutuhan obat menggunakan


metode yang sesuai.
e. Melakukan evaluasi rencana kebutuhan menggunakan analisis yang
sesuai
f. Revisi rencana kebutuhan obat (jika diperlukan)
g. IFRS menyampaikan draft usulan kebutuhan obat ke manajemen
rumah sakit untuk mendapatkan persetujuan
PERENCANAAN
METODE PERHITUNGAN

a. Metode Konsumsi
menggunakan data dari konsumsi periode sebelumnya dengan
penyesuaian yang dibutuhkan

RUMUS:
Buffer stock:
10% - 20% dari
kebutuhan
tergantung
kebijakan RS
PERENCANAAN
CONTOH SOAL:

Selama tahun 2018 (Januari–Desember) pemakaian Natrium DiklofenaK


50 mg sebanyak 300.000 tablet. Sisa stok per 31 Desember 2018
adalah 10.000 tablet. Diketahui buffer stok 20% dan waktu tunggu obat
1 bulan Jumlah perencanaan kebutuhan Natrium Dikofenak untuk tahun
2019 adalah ...
A. 250.000 tablet
B. 320.000 tablet
C. 285.000 tablet
D. 375.000 tablet
E. 405.000 tablet
PERENCANAAN
PEMBAHASAN
(1) Stok Kerja (B) = Pemakaian rata-rata x 12 bulan.
Jadi stok kerja = 25.000 tab x 12 bulan = 300.000 tablet.
(2) Buffer stock (C) diperkirakan 20%
20% x 300.000 tab = 60.000 tablet.
(3) Lead time stock (D)
1 bulan x 25.000 tablet = 25.000 tablet.
(4) Jumlah kebutuhan tahun 2019=
Stok Kerja + Buffer stock + Lead time stok =
300.000 tablet + 60.000 tablet + 25.000 tablet = 385.000 tablet.
(5) Jika sisa stok adalah 10.000 tablet (E), maka Rencana Kebutuhan
untuk tahun 2019=
A=(B+C+D)-E = 385.000 tablet –10.000 tablet = 375.000 tablet.
PERENCANAAN
b. Metode Morbiditas
Definisi: perhitungan kebutuhan obat berdasarkan
pola penyakit.
Penentuan berdasarkan: jumlah obat, dan kejadian penyakit umum,
dan mempertimbangkan pola standar pengobatan untuk penyakit
tertentu.

Metode ini tepat untuk perencanaan pengadaan sistem


suplai fasyankes khusus, atau untuk program baru yang belum ada
riwayat penggunaan obat sebelumnya.

Faktor yang perlu diperhatikan: perkembangan pola penyakit dan lead


time.
PERENCANAAN

EVALUASI PERENCANAAN

Teknik yang dapat dilakukan:


a) Analisa ABC, untuk evaluasi aspek ekonomi
b) Pertimbangan/kriteria VEN, untuk evaluasi aspek medik/terapi
c) Kombinasi ABC dan VEN
d) Revisi rencana kebutuhan obat
ANALISIS ABC

Pengelompokan item obat berdasarkan kebutuhan dananya:


a) Kelompok A: kelompok jenis obat yang jumlah nilai rencana
pengadaannya menunjukkan penyerapan dana sekitar 70%
dari jumlah dana obat keseluruhan.
b) Kelompok B: Adalah kelompok jenis obat yang jumlah nilai
rencana pengadaannya menunjukkan penyerapan dana
sekitar 20%.
c) Kelompok C: Adalah kelompok jenis obat yang jumlah nilai
rencana pengadaannya menunjukkan penyerapan dana
sekitar 10% dari jumlah dana obat keseluruhan.
ANALISIS ABC
Langkah-langkah menentukan Kelompok A, B dan C:
a) Hitung jumlah dana yang dibutuhkan untuk masing-masing obat dengan
cara mengalikan jumlah obat dengan harga obat.
b) Tentukan peringkat mulai dari yang terbesar dananya sampai yang terkecil.
c) Hitung persentasenya terhadap total dana yang dibutuhkan.
d) Hitung akumulasi persennya.
e) Obat kelompok A termasuk dalam akumulasi 70%
f) Obat kelompok B termasuk dalam akumulasi >70% s/d 90% (menyerap
dana ± 20%)
g) Obat kelompok C termasuk dalam akumulasi > 90% s/d 100% (menyerap
dana ± 10%).

Tutorial cara penentuan kelompok A, B, C:


https://www.youtube.com/watch?v=ANrrySaj1uM
KELOMPOK VEN
V (Vital) E (Esensial) N (Non Esensial)

• Kelompok obat yang • Kelompok obat yang • Obat penunjang,


mampu bekerja pada sumber kerjanya ringan,
menyelamatkan jiwa penyebab penyakit digunakan untuk
• Obat syok anafilaksis dan paling menimbulkan
dibutuhkan di faskes, kenyamanan atau
untuk mengatasi untuk mengatasi
penyakit penyebab keluhan ringan
kematian terbesar • suplemen
• Antidiabetes,
analgesic, antibiotik,
antikonvulsi
ANALISIS KOMBINASI
Metode gabungan ini digunakan untuk melakukan
pengurangan obat.
Mekanismenya adalah :
1) Obat yang masuk kategori NA menjadi
prioritas pertama untuk dikurangi atau
dihilangkan dari rencana kebutuhan, bila dana
masih kurang, maka obat kategori NB menjadi
prioritas selanjutnya dan obat yang masuk
kategori NC menjadi prioritas berikutnya. Jika
setelah dilakukan dengan pendekatan ini dana
yang tersedia masih juga kurang lakukan
langkah selanjutnya.
2) Pendekatannya sama dengan pada saat
pengurangan obat pada kriteria NA, NB, NC
dimulai dengan pengurangan obat kategori
EA, EB dan EC
PENGADAAN

DEFINISI:
Kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan yang telah direncanakan
dan disetujui, melalui Pembelian, Produksi/pembuatan sediaan
farmasi, dan sumbangan/droping/ hibah.
PEMBELIAN

KRITERIA PEMASOK berdasarkan pada:


• mutu produk
• reputasi produsen
• distributor resmi
• Harga
• berbagai syarat
• ketepatan waktu pengiriman
• mutu pelayanan pemasok
• dapat dipercaya
• kebijakan tentang barang yang dikembalikan
• pengemasan.
PEMBELIAN

METODE PEMBELIAN:
Tender Tender Pembelian
Terbuka Berlaku untuk Langsung Tawar
Terbatas Dilakukan bila
semua Menawar
Nama lain: item tidak Pembelian
distributor yang
lelang tertutup penting, tidak jumlah kecil
terdaftar dan
banyak
sesuai kriteria
Hanya
dilakukan pd
Penentuan Dilakukan
distributor yang Perlu segera
harga lebih pendekatan
sudah terdaftar tersedia
menguntungkan langsung
dan memiliki
riwayat baik
Pelaksaan:
butuh staf yang Harga masih
kuat, waktu dapat Harga tertentu
yang lama, dikendalikan
perhatian penuh

Tenaga dan
Relatif agak
beban kerja
mahal
lebih ringan
PRODUKSI

Kriteria sediaan farmasi yang diproduksi :


a. Sediaan farmasi dengan formula khusus
b. Sediaan farmasi dengan mutu sesuai standar dengan harga
lebih murah
c. Sediaan farmasi yang memerlukan pengemasan kembali
d. Sediaan farmasi yang tidak tersedia di pasaran
e. Sediaan farmasi untuk penelitian
f. Sediaan farmasi yang harus selalu dibuat baru
PRODUKSI
Jenis Sediaan farmasi yang diproduksi:
1) Produksi steril, meliputi pembuatan sediaan steril (contoh:
gauze/tulle) dan pengemasan kembali sediaan steril.
2) Produksi non steril, terdiri dari pembuatan puyer, pembuatan sirup,
pembuatan salep, pembuatan kapsul, pengemasan kembali, dan
pengenceran.
(a) Pembuatan sirup Sirup yang umum dibuat di rumah sakit:
kloralhidrat, omeprazole, mineral mix
(b) Pembuatan salep Salep luka bakar
(c) Pengemasan kembali Alkohol, H2O2, Povidon iodin, klorheksidin
(d) Pengenceran Antiseptik dan disinfektan
PRODUKSI

Sediaan farmasi yang diproduksi oleh IFRS harus akurat


dalam identitas, kekuatan, kemurnian, dan mutu.

Yang harus diperhatikan dalam produksi:


• Persyaratan stabilitas
• Kecocokan rasa
• Kemasan
• Pemberian etiket pada produk yang dibuat
PENERIMAAN

Pemeriksaan mutu obat dilakukan secara organoleptik, khusus


pemeriksaan label dan kemasan perlu dilakukan pengecekan
terhadap tanggal kedaluwarsa, dan nomor batch terhadap obat
yang diterima.
PENERIMAAN
Pemeriksaan Mutu secara Organoleptik:

TABLET: kemasan, label, bentuk fisik, warna, bau, rasa


TABLET SALUT: warna, bau , rasa, bentuk fisik, kemasan, label
CAIRAN: warna, bau, kejernihan, homogenitas, kemasan, label
SALEP: warna, konsistensi, homogenitas, kemasan, label
INJEKSI: warna, kejernihan, homogenitas, kemasan, label
SIRUP KERING: warna, bau, penggumpalan, kemasan, label
SUPPOSITORIA: warna, konsistensi, kemasan, label
PENERIMAAN

Hal lain yang perlu diperhatikan:


1. Harus mempunyai Material Safety Data Sheet (MSDS), untuk
bahan berbahaya.
2. Khusus untuk alat kesehatan harus mempunyai Certificate of
Origin.
3. Sertifikat Analisa Produk
4. Khusus vaksin dan enzim harus diperiksa cool box dan catatan
pemantauan suhu dalam perjalanan
PENYIMPANAN

Tujuan penyimpanan:
• memelihara mutu sediaan farmasi
• menghindari penggunaan yang tidak bertanggungjawab,
• menghindari kehilangan dan pencurian
• memudahkan pencarian dan pengawasan.
PENYIMPANAN
• Obat dan bahan kimia yang didistribusikan dengan pengemasan
ulang (repacking) harus diberikan etiket: nama,
konsentrasi/kekuatan, tanggal pengemasan dan beyond use
date (BUD).
• Tersedia sistem pendingin yang dapat menjaga suhu ruangan di
bawah 25ºC
• Jarak antara barang yang diletakkan di posisi tertinggi dengan
langit-langit minimal 50 cm
• Tersedia pallet yang cukup untuk melindungi sediaan farmasi
dari kelembaban lantai
• Lantai terbuat dari bahan yang tidak berongga vinyl/floor
hardener (tahan zat kimia)
PENYIMPANAN

• Obat yang mendekati kadaluwarsa (3 sampai 6 bulan sebelum


tanggal kedaluwarsa tergantung kebijakan rumah sakit)
disimpan terpisah dan diberikan penandaan khusus.
• Pemantauan suhu ruangan dilakukan 1 kali sehari, pemantauan
lemari pendingin 3 kali sehari.
• Ruang penyimpanan obat harus diprioritaskan untuk mendapat
pasokan listrik cadangan/genset apabila terjadi pemadaman
listrik. Jika terjadi pemadaman listrik, dilakukan tindakan
pengamanan terhadap obat dengan memindahkan obat tersebut
ke tempat yang memenuhi persyaratan
PENYIMPANAN

OBAT HIGH ALERT


obat yang harus diwaspadai karena berdampak serius pada
keselamatan pasien jika terjadi kesalahan dalam penggunaannya.

LASA (Penulisannya ELEKTROLIT ELEKTROLIT


OBAT RISIKO
menggunakan KONSENTRAT: KCl KONSENTRAT
TINGGI: Insulin,
TallManLettering >2mEq/mL, Kalium TERTENTU: KCl
heparin,
untuk yang ejaannya Fosfat, NaCl > 0,9%, 1mEq/mL, Mgso4
kemoterapetik
mirip) MgSO4 50% > 20% dan 40%

Elektrolit konsentrat dan elektrolit konsentrasi tertentu hanya tersedia di


Instalasi Farmasi/ Satelit Farmasi.
PENYIMPANAN

OBAT EMERGENSI

Pengelolaan Obat Emergensi harus menjamin:


a. jumlah dan jenis Obat sesuai dengan daftar Obat emergensi
yang telah ditetapkan;
b. tidak boleh bercampur dengan persediaan Obat untuk
kebutuhan lain;
c. bila dipakai untuk keperluan emergensi harus segera diganti
d. dicek secara berkala apakah ada yang kedaluwarsa
e. dilarang untuk dipinjam untuk kebutuhan lain.
PENYIMPANAN

OBAT EMERGENSI

• Sediaan farmasi emergensi harus dapat diakes dan sampai ke


pasien dalam waktu kurang dari 5 menit.
• Sediaan farmasi emergensi harus selalu tersedia. Tidak boleh
ada sediaan farmasi yang kosong.
• Persediaan sediaan farmasi emergensi harus diinspeksi oleh
staf Instalasi Farmasi secara rutin.
PENDISTRIBUSIAN

SISTEM PENDISTRIBUSIAN
a. Sistem distribusi sentralisasi → distribusi dilakukan oleh
Instalasi Farmasi secara terpusat ke semua unit rawat inap
di rumah sakit secara keseluruhan.
b. Sistem distribusi desentralisasi → distribusi dilakukan oleh
beberapa depo/satelit yang merupakan cabang pelayanan di
rumah sakit.
PENDISTRIBUSIAN

METODE PENYIAPAN SEDIAAN FARMASI DAN BMHP UNTUK


PASIEN:
A. Persediaan di ruang rawar (floorstock)
- Berdasarkan sistem persediaan di ruang rawat.
- Dilakukan oleh perawat berdasarkan resep dokter
- Sediaan farmasi dan BMHP disimpan di ruang rawat.
PJ: PERAWAT
- Hanya diperbolehkan untuk memenuhi kebutuhan darurat.
B. Resep perorangan (individu)
digunakan untuk pasien rawat jalan
PENDISTRIBUSIAN

C. Dosis Unit (Unit Dose Dispensing)


- Unit dose → penyiapan sediaan farmasi dan BMHP yang dikemas
dalam satu kantong/wadah untuk satu kali penggunaan obat (dosis)
sehingga siap diberikan ke pasien.
- Obat yang sudah dikemas dapat disimpan di lemari obat pasien
untuk persediaan tidak lebih dari 24 jam.
- Metode ini meningkatkan keselamatan pasien → digunakan untuk
pasien rawat inap
- RS menggunakan Automatic Dispensing Cabinet (ADC) untuk
meningkatkan akurasi dan efisiensi dalam penyiapan obat.
PEMUSNAHAN

PEMUSNAHAN DILAKUKAN JIKA:


• produk tidak memenuhi persyaratan mutu
• telah kedaluwarsa
• tidak memenuhi syarat untuk dipergunakan dalam pelayanan
kesehatan atau kepentingan ilmu pengetahuan
• dicabut izin edarnya.
PEMUSNAHAN

TAHAPAN PEMUSNAHAN:
1. membuat daftar Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai yang akan dimusnahkan
2. menyiapkan Berita Acara Pemusnahan
3. mengoordinasikan jadwal, metode dan tempat pemusnahan
kepada pihak terkait
4. menyiapkan tempat pemusnahan
5. melakukan pemusnahan disesuaikan dengan jenis dan bentuk
sediaan serta peraturan yang berlaku.
PEMUSNAHAN
PERLU DIPERHATIKAN:
• Obat kadaluwarsa atau rusak harus dimusnahkan sesuai dengan jenis dan
bentuk sediaan.
• Pemusnahan Obat kadaluwarsa atau rusak yang mengandung narkotika
atau psikotropika dilakukan oleh Apoteker dan disaksikan oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota.
• Pemusnahan Obat selain narkotika dan psikotropika dilakukan oleh
Apoteker dan disaksikan oleh tenaga kefarmasian lain yang memiliki surat
izin praktik atau surat izin kerja.
• Resep dan/ atau surat permintaan tertulis yang telah disimpan
melebihi 5 (lima) tahun dapat dimusnahkan. Pemusnahan resep
dilakukan oleh Apoteker Penanggung Jawab dan disaksikan oleh
sekurang-kurangnya seorang petugas Fasilitas Pelayanan Kefarmasian.
PEMUSNAHAN
PEMUSNAHAN
PENARIKAN

Penarikan dilakukan terhadap produk yang izin edarnya dicabut


oleh Menteri.

Penarikan sediaan farmasi yang tidak memenuhi standar/ketentuan


peraturan perundang-undangan dilakukan oleh:
• pemilik izin edar berdasarkan perintah penarikan oleh BPOM
(mandatory recall)
• berdasarkan inisiasi sukarela oleh pemilik izin edar (voluntary
recall) dengan tetap memberikan laporan kepada Kepala BPOM
PENGENDALIAN

Cara untuk mengendalikan persediaan


a. melakukan evaluasi persediaan yang jarang digunakan (slow
moving)
b. melakukan evaluasi persediaan yang tidak digunakan dalam
waktu tiga bulan berturut-turut (death stock)
c. Stok opname yang dilakukan secara periodik dan berkala.
PENGENDALIAN

Untuk obat-obat yang kedaluarsa minimal 6, yang dilakukan:


1) Diberi penandaan khusus dan disimpan sesuai FEFO
2) Untuk sediaan yang sudah ED disimpan ditempat terpisah dan
diberi keterangan “sudah kedaluwarsa”
3) Dikembalikan ke distributor atau dimusnahkan sesuai ketentuan
4) Waktu kedaluwarsa: saat sediaan tidak dapat digunakan lagi
sampai akhir bulan tersebut.
Contoh: ED 01-2016 berarti sediaan tersebut dapat
digunakan sampai dengan 31 Januari 201
PENGENDALIAN
PENGENDALIAN PENGGUNAAN
Menentukan Stok Optimum
→ stok obat yang diserahkan kepada unit pelayanan agar tidak
mengalami kekurangan/kekosongan.

RUMUS:
SO = SK + SWK + SWT + BUFFER STOCK
SO = Stok Optimum
SK = Stok Kerja (stok pada periode berjalan)
SWK = Stok Waktu Kosong (jumlah yang dibutuhkan pada waktu kekosongan obat)
SWT = Stok Waktu Tunggu (jumlah yang dibutuhkan pada waktu tunggu (lead time)
Buffer stok = Stok pengaman
PENGENDALIAN
KARTU STOK

Fungsi: Mencatat mutase perbekalan farmasi (penerimaan,


pengeluaran, hilang, rusak atau kedaluarsa)

Tiap lembar kartu stok hanya untuk pencatatan 1 jenis


perbekalan farmasi yang berasal dari 1 anggaran

Data dari kartu stok digunakan untuk menyusun laporan,


perencanaan, pengadaan, distribusi, pembanding terhadap
keadaan fisik perbekalan farmasi
PENGENDALIAN
KARTU STOK

HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN:


1) Kartu stok diletakkan bersamaan/berdekatan dengan sediaan
farmasi dan BMHP bersangkutan
2) Pencatatan dilakukan secara rutin dari hari ke hari
3) Setiap terjadi mutasi sediaan farmasi dan BMHP (penerimaan,
pengeluaran, hilang, rusak/kedaluwarsa) langsung dicatat di
dalam kartu stok
4) Penerimaan dan pengeluaran dijumlahkan pada setiap akhir
bulan
PENGENDALIAN
KARTU STOK

KOLOM PADA KARTU STOK

Sumber asal sediaan


Tanggal Nomor dokumen
farmasi/ kepada
penerimaan / penerimaan / No batch
sediaan farmasi
pengeluaran pengeluaran
diberikan

Paraf
Tanggal Jumlah Jumlah
Sisa stok petugas yang
kedaluarsa penerimaan pengeluaran
mengerjakan
SOAL
Cara penyimpanan obat emergensi di rumah sakit adalah sebagai berikut,
kecuali …
A. Dilakukan monitoring secara berkala terhadap kelengkapan, kondisi, dan
kedaluarsa obat yang disimpan
B. Dilengkapi kunci pengaman yang bukan sekali pakai
C. Dilakukan perganti segera obat emergensi yang terpakai
D. Memperhatikan aspek keamanan dalam penyimpanannya
E. Jumlah, jenis, dan penempatan obat emergensi melibatkan apoteker

Jawaban: B
Pembahasan:
Khusus penyimpanan Obat untuk keadaan darurat (Emergensi) pada Puskesmas, Rumah
Sakit dan Klinik, penyimpanan Obat harus:
a. memperhatikan aspek keamanan dalam penyimpanannya dan hanya digunakan pada saat
emergensi;
b. dilakukan monitoring secara berkala terhadap kelengkapan, kondisi, dan kedaluwarsa obat
emergensi yang disimpan;
c. dilakukan penggantian segera obat emergensi yang terpakai, kedaluwarsa, atau rusak;
d. dilengkapi dengan kunci pengaman disposable yang menjamin integritas/keutuhan dan
keamanan penyimpanan obat emergensi dari akses pihak yang tidak berwenang;
e. ditetapkan jumlah, jenis, dan penempatan obat emergensi dengan melibatkan Apoteker;
dan
f. dilaporkan segera oleh petugas yang membuka dan menggunakan obat emergensi yang
tersedia untuk setiap obat emergensi yang digunakan kepada Apoteker Penanggung
Jawab.
Cara penyimpanan diazepam tablet di instalasi farmasi rumah sakit adalah …
A. Disimpan bersama dengan obat narkotika lainnya
B. Disimpan pada lemari khusus yang mempunyai dua kunci berbeda
C. Disimpan bersama dengan obat haloperidol tablet
D. Disimpan pada lemari obat yang dikunci
E. Disimpan pada lemari yang dikunci yang dipegang oleh tenaga teknis
kefarmasian

Jawaban: B
Pembahasan:
PBPOM No 24 Tahun 2021
Diazepam tablet termasuk kategori obat psikotropika.
Cara penyimpanan obat psikotropika:
- Psikotropika harus disimpan dalam lemari khusus penyimpanan Psikotropika.
- Lemari khusus penyimpanan Psikotropika harus mempunyai 2 (dua) buah kunci
yang berbeda, satu kunci dipegang oleh Apoteker Penanggung Jawab dan satu
kunci lainnya dipegang oleh pegawai lain yang dikuasakan.
Berita Acara Pemusnahan Obat dibuat rangkap. Di bawah ini bukan termasuk
pihak yang akan dikirimkan berita acara pemusnahan obat adalah …
A. Dinas Kesehatan Provinsi
B. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
C. Arsip di fasilitas pelayanan kesehatan
D. Badan Pengawas Obat dan Makanan
E. Balai Pemeriksaan Obat dan Makanan

Jawaban : D
Pembahasan:
Berita acara ini dibuat rangkap 4 (empat) dan dikirim kepada :
1.Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota
2.Kepala Balai Pemeriksaan Obat dan Makanan
3.Kepala Dinas Kesehatan Provinsi
4.Arsip di fasilitas pelayanan kesehatan (IFRS/Apotek/Puskesmas)
Di bawah ini bukan termasuk keterangan yang perlu dimuat dalam lembar stok
opname adalah …
a. Tujuan pengeluaran barang
b. Tanggal pelaksanaan stok opname
c. Jumlah pemasukan/ penerimaan dari jangka waktu terakhir stok opname
sampai melakukan stok opname kembali
d. Stok akhir pada saat melakukan stok opame
e. Paraf yang melakukan stok opname

Jawaban: A
Pembahasan:
Stok opname secara berkala dibuktikan dengan keterangan pada
lembar stok opname yang memuat:
a. tanggal pelaksanaan stok opname,
b. rekonsiliasi jumlah pemasukan/penerimaan, jumlah
pengeluaran/penggunaan dan stok akhir, dan
c. paraf manual/elektronik petugas yang melakukan stok opname
Petugas penerimaan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai dalam
menerima barang dari distributor, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah …
a. Pemeriksaan mutu secara organoleptik
b. Kesesuaian nama barang, spesifikasi, dan jumlah dalam surat pemesanan,
faktur, dan fisik barang
c. Tanggal kedaluarsa
d. Nomor batch
e. Certificate of origin untuk bahan berbahaya

Jawaban: E
Pembahasan:
Penerimaan dan pemeriksaan merupakan salah satu bagian dari kegiatan
pengadaan agar obat yang diterima sesuai dengan jenis, jumlah dan
mutunyaberdasarkan dokumen yang menyertainya dilakukan oleh panitia
penerimaan yang salah satu anggotanya adalah tenaga farmasi. Pemeriksaan
mutu obat dilakukan secara organoleptik, khusus pemeriksaan label dan
kemasan perlu dilakukan pengecekan terhadap tanggal kedaluwarsa, dan
nomor batch terhadap obat yang diterima.
Certificate of origin untuk alat kesehatan,
02 Pelayanan Farmasi Klinik
PENGKAJIAN DAN PELAYANAN RESEP

Pengkajian dan pelayanan resep bagian dari DISPENSING meliputi:


Penerimaan → pengkajian resep → pemeriksaan ketersediaan
produk → penyiapan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan
Bahan Medis Habis Pakai → telaah obat → penyerahan disertai
pemberian informasi.
PENGKAJIAN RESEP
• Data pasien: Nama, Nomor rekam medis, Umur/tanggal lahir,
Jenis kelamin, Berat badan, Tinggi badan
• Data dokter: Nama, no SIP, alamat, paraf dokter
ADMINISTRASI • Tanggal resep
• Ada tidaknya alergi
• Ruangan/unit asal resep

• Nama obat
• Bentuk dan kekuatan sediaan, jumlah obat
FARMASETIK • Stabilitas dan inkompatibilitas
• Aturan dan cara penggunaan

• Ketepatan indikasi, obat, dosis dan waktu penggunaan obat


• Duplikasi pengobatan
KLINIS •

Alergi dan ROTD
Kontraindikasi
• Interaksi obat
PELAYANAN RESEP

Sebelum
Penyerahan obat
diserahkan,
Menyiapkan obat disertai informasi
pemeriksaan
sesuai dengan obat (nama obat,
Melakukan kembali . Aspek
permintaan resep kegunaan, aturan
peracikan obat yang diperiksa 5
yang sudah dikaji pakai, efek terapi,
bila diperlukan TEPAT ( OBAT,
(terdapat double efek samping,
PASIEN, DOSIS,
check) cara penggunaan
RUTE, WAKTU
obat)
PEMBERIAN)
PENELUSURAN RIWAYAT
PENGGUNAAN OBAT
penggalian informasi penggunaan baik masih atau sudah selesai (riwayat)

DEFINISI:
Kegiatan mendapatkan informasi yang akurat mengenai seluruh
obat dan sediaan farmasi lain, baik resep maupun non resep yang
pernah atau sedang digunakan pasien.
PENELUSURAN RIWAYAT
PENGGUNAAN OBAT
TUJUAN Mendeteksi terjadinya dikrepansi (perbedaan) sehingga dapat
mencegah duplikasi obat ataupun dosis yang tidak diberikan

Mendeteksi riwayat alergi obat

Mencegah terjadinya interaksi obat (obat&obat, obat&makanan)

Mengidentifikasi kepatuhan pasien terhadap rejimen terapi obat

Mengidentifikasi adanya medication error (salah penyimpanan


obat, salah minum jenis obat, dosis obat)
REKONSILIASI OBAT

mengumpulkan obat kemudian membandingkan obat yang sedang dipakai

DEFINISI:
Proses mendapatkan dan memelihara daftar semua obat (resep
dan nonresep) yang sedang pasien gunakan secara akurat dan
rinci, termasuk dosis dan frekuensi, sebelum masuk RS dan
membandingkannya dengan resep/instruksi pengobatan
ketika admisi, transfer dan discharge, mengidentifikasi adanya
diskrepansi dan mencatat setiap perubahan, sehingga dihasilkan
daftar yang lengkap dan akurat
REKONSILIASI OBAT

TUJUAN Memastikan informasi yang akurat tentang obat yang


digunakan pasien
Mengidentifikasi ketidaksesuaian akibat tidak
terdokumentasinya instruksi dokter
Mengidentifikasi ketidaksesuaian akibat tidak
terbacanya instruksi dokter
Mencegah kesalahan penggunaan obat

Menjamin penggunaan obat yang aman dan efektif


REKONSILIASI OBAT

YANG PERLU DIPERHATIKAN:

Rekonsiliasi obat saat


admisi: obat resep dan non Obat yang tidak diketahui
resep, herbal maupun food Namanya saat admisi tetap
supplement yang digunakan harus ditulis sesuai
sebulan terakhir dan masih keterangan pasien/keluarga
digunakan saat masuk pasien
rumah sakit
PELAYANAN INFORMASI OBAT

DEFINISI:
Kegiatan penyediaan dan pemberian informasi, rekomendasi obat
yang independen, akurat, tidak bias, terkini dan komprehensif yang
dilakukan oleh apoteker
PELAYANAN INFORMASI OBAT
▪ menyediakan informasi untuk membuat kebijakan yang
berhubungan dengan obat/Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan,
dan Bahan Medis Habis Pakai, terutama bagi Tim Farmasi
dan Terapi
▪ menunjang penggunaan obat yang rasional
▪ membuat kajian obat secara rutin sebagai acuan penyusunan
Formularium Rumah Sakit
▪ membuat kajian obat untuk uji klinik di rumah sakit
▪ mendorong penggunaan obat yang aman dengan
meminimalkan efek yang merugikan
▪ mendorong penggunaan obat yang efektif dengan tercapainya
tujuan terapi secara optimal serta efektifitas biaya
PELAYANAN INFORMASI OBAT

MANFAAT
PROMOTIF PREVENTIF KURATIF REHABILITATIF
• Penyuluhan • Penyuluhan • Pemberian • Rumatan
• CIBA HIV, TB informasi obat metadon
• Penyuluhan • Edukasi pada • Program
Imunisasi pasien rawat berhenti
• Penyuluhan inap merokok
terhadap
Bahaya
Rokok,
Bahaya
Narkotika
PELAYANAN INFORMASI OBAT

PUSTAKA

PUSTAKA
PUSTAKA PRIMER TERSIER
SEKUNDER

• Laporan hasil • Artikel ulasan • Buku teks


penelitian • Meta analisis • kompendium
• Laporan kasus • Indeks
• Studi evaluasi • Abstrak
• Laporan deskriptif
KONSELING

DEFINISI:
suatu aktivitas pemberian nasihat atau saran terkait terapi obat dari
apoteker (konselor) kepada pasien dan/atau keluarganya.

TUJUAN:
meningkatkan kepatuhan pasien, mengoptimalkan hasil terapi,
meminimalkan risiko Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki (ROTD),
dan meningkatkan cost-effectiveness yang pada akhirnya
meningkatkan keamanan penggunaan obat bagi pasien (patient
safety)
KONSELING

THREE PRIME QUESTIONS


• Apa yang disampaikan dokter tentang
obat Anda?
• Apa yang dijelaskan oleh dokter tentang
cara pemakaian obat Anda?
• Apa yang dijelaskan oleh dokter tentang
hasil yang diharapkan setelah Anda
menerima terapi obat tersebut dan efek
samping yang mungkin terjadi?
VISITE / RONDE BANGSAL

DEFINISI:
Kegiatan kunjungan ke pasien rawat inap yang dilakukan
apoteker secara mandiri atau bersama tim tenaga kesehatan
untuk mengamati kondisi klinis pasien secara langsung, dan
mengkaji masalah terkait obat, memantau terapi obat dan Reaksi
Obat yang Tidak Dikehendaki, meningkatkan terapi obat yang
rasional, dan menyajikan informasi obat kepada dokter, pasien
serta profesional kesehatan lainnya
VISITE / RONDE BANGSAL

KRITERIA PASIEN YANG DIJADIKAN PRIORITAS UNTUK


DILAKUKAN VISIT:

Mengalami
Baru masuk Menerima lebih
Dalam perawatan penurunan fungsi
dalam 24 jam dari 5 macam
intensif organ terutama
pertama obat
hati dan ginjal

Hasil pemeriksaan Mendapatkan obat dengan indeks


laboratorium mencapai terapi sempit, berpotensi
nilai kritis menimbulkan ROTD
PEMANTAUAN TERAPI OBAT

DEFINISI:
Kegiatan untuk memastikan terapi obat yang aman, efektif dan
rasional bagi pasien
PEMANTAUAN TERAPI OBAT

SELEKSI PASIEN YANG AKAN DILAKUKAN PTO berdasarkan:

Kondisi Pasien Obat Kompleksitas Regimen

• Masuk RS dengan • Indeks terapi sempit • Polifarmasi


polifarmasi • Nefrotoksik • Variasi rute pemberian
• Kanker • Sitostatika • Variasi aturan pakai
• Gangguan fungsi • Antikoagulan • Cara pemberian
organ,termasuk hati • Menimbulkan ROTD khusus
dan ginjal
• Kardiovaskular
• Geriatri dan pediatri
• Hamil dan menyusui
• Perawatan intensif
PEMANTAUAN TERAPI OBAT
PROSES PELAKSANAAN
Follow Up

Menyusun rencana asuhan (PTO)

Identifikasi masalah terkait obat

Pengumpulan data pasien

Memastikan kebenaran
identitas pasien
PEMANTAUAN TERAPI OBAT

IDENTIFIKASI MASALAH TERKAIT OBAT

Masalah Terkait Obat (menurut Helper dan Strand)


Pemilihan obat yang
Ada indikasi Pemberian
tepat (bukan pilihan Dosis terlalu
tetapi tidak obat tanpa
pertama, obat tidak tinggi
diterapi indikasi
cost effective, KI)

Reaksi Obat Pasien tidak


Dosis terlalu
yang Tidak Interaksi Obat menggunakan obat
rendah
Dikehendaki karena suatu sebab
PEMANTAUAN TERAPI OBAT

MENYUSUN RENCANA ASUHAN (PLAN), meliputi:

Rekomendasi KIE Monitoring


PEMANTAUAN TERAPI OBAT

Pemantauan Terapi Obat (PTO) yang dilakukan harus


dikomunikasikan dengan dokter, perawat dengan metode
komunikasi SOAP (Subjective Objective Assessment Plan) sebagai
dokumen tertulis dan dapat dilakukan metode SBAR (Situation
Background Assessment Recommendation) jika dilakukan
komunikasi verbal.
PEMANTAUAN TERAPI OBAT
Bersumber dari pasien atau keluarganya atau orang lain
SUBYEKTIF yang tidak dapat dikonfirmasi secara independen
• Keluhan pasien terkait obat, penyakit
• Riwayat pengobatan pasien

Bersumber dari hasil observasi, pengukuran yang dilakukan


Obyektif oleh profesi kesehatan lain
• Hasil laboratorium, tekanan darah, hasil USG, hasil laboratorium

Apoteker memformulasikan rencana pelayanan kefarmasin


Asesmen sesuai DRP yang ditemukan
Plan Urutan penulisan plan sama dengan cara penulisan resep
EVALUASI

JENIS-JENIS EVALUASI PENGGUNAAN OBAT

• Cth: pola peresepan obat, pola


KUANTITATIF
penggunaan obat
• Kerasionalan penggunaan
KUALITTATIF farmakoekonomi, analisis minimalisasi
biaya
RUANG STERIL
(1) Ruang persiapan: Ruangan yang digunakan
untuk administrasi dan penyiapan alat
kesehatan dan bahan obat (etiket, pelabelan,
penghitungan dosis dan volume cairan).
(2) Ruang cuci tangan dan ruang ganti pakaian
(kelas 100.000). Sebelum masuk ke ruang
antara, petugas harus mencuci tangan, ganti
pakaian kerja dan memakai alat pelindung diri
(APD).
(3) Ruang antara (Ante room) (kelas 100.000)
Petugas yang akan masuk ke ruang bersih
melalui suatu ruang antara
(4) Ruang bersih (Clean room) kelas 10.000
Ruang bersih (clean room) yang didesain
sedemikian sehingga memenuhi persyaratan
dalam pengendalian jumlah partikel, suhu
ruangan, kelembaban dan perbedaan tekanan
RUANG STERIL

Tekanan udara di dalam ruang pencampuran obat non sitostatik


harus lebih positif dibandingkan tekanan udara di sekitarnya.
Sedangkan untuk tekanan udara di dalam pencampuran obat
sitostatik harus lebih negatif dibandingkan tekanan udara di
sekitarnya.
RUANG STERIL
PHARMACY HOME CARE

DOKUMENTASI:
1. Prosedur tetap pelayanan kefarmasian di rumah
2. Catatan Penggunaan Obat pasien
3. Lembar persetujuan untuk apoteker dari pasien
4. Kartu kunjungan
PHARMACY HOME CARE

Monitoring dan evaluasi yang dilakukan:


1) Menilai respon atau akhir pelayanan kefarmasian untuk
membuat keputusan penghentian pelayanan kefarmasian di
rumah
2) Mengevaluasi kualitas proses dan hasil pelayanan kefarmasian
di rumah
SOAL
Di bawah ini bukan termasuk kegiatan pelayanan informasi obat adalah …
a. Menyerahkan obat kepada pasien
b. Menjawab pertanyaan baik lisan maupun tulisan
c. Membuat kampanye terkait penggunaan obat
d. Memberikan pengetahuan kepada mahasiswa farmasi yang sedang praktik
profesi
e. Melakukan penelitian penggunaan obat

Jawaban : A
Pembahasan:
Kegiatan Pelayanan Informasi Obat di Apotek meliputi:
1. menjawab pertanyaan baik lisan maupun tulisan;
2. membuat dan menyebarkan buletin/brosur/leaflet, pemberdayaan
masyarakat (penyuluhan);
3. memberikan informasi dan edukasi kepada pasien;
4. memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada mahasiswa farmasi yang
sedang praktik profesi;
5. melakukan penelitian penggunaan Obat;
6. membuat atau menyampaikan makalah dalam forum ilmiah;
7. melakukan program jaminan mutu.
Dalam melakukan konseling diawali dengan memberikan Three Prime
Questions. Di bawah ini bukan termasuk Three Prime Questions adalah …
A. Apa yang dikatakan dokter terkait obat pasien
B. Apa yang dikatakan dokter terkait outcome theraphy dari obat tersebut
C. Apa yang dikatakan dokter terkait cara pemusnahan obat tersebut
D. Apa yang dijelaskan dokter terkait cara penggunaan obat tersebut
E. Apa yang dijelaskan dokter terkait hasil yang didapatkan setelah menerima
terapi

Jawaban: C
Pembahasan:
Three Prime Questions, yaitu:
a. Apa yang disampaikan dokter tentang Obat Anda?
b. Apa yang dijelaskan oleh dokter tentang cara pemakaian
Obat Anda?
c. Apa yang dijelaskan oleh dokter tentang hasil yang
diharapkan setelah Anda menerima terapi Obat tersebut (outcome theraphy)?
Resep dibuat harus memenuhi persyaratan administrasi,
farmasetik, dan klinis. Di bawah ini bukan termasuk dalam
persyaratan klinis resep adalah …
a. Aturan dan cara penggunaan obat
b. Dosis dan waktu penggunaan obat
c. Reaksi obat yang tidak dikehendaki
d. Interaksi obat
e. Ketepatan indikasi

Jawaban: A
Pembahasan:
Persyaratan klinis meliputi:
a. ketepatan indikasi, dosis dan waktu penggunaan Obat;
b. duplikasi pengobatan;
c. alergi dan Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki (ROTD);
d. kontraindikasi; dan
e. interaksi Obat.
Ruang aseptic dispensing memiliki persyaratan berbeda dengan
ruang farmasi lainnya. Perbedaan tekanan udara antara ruangan
dalam ruang aseptic dispensing adalah …
a. 20-25 pascal
b. 16-25 pascal
c. 5-10 pascal
d. 10-15 pascal
e. 45-55 pascal

Jawaban: D
Pembahasan:
ruang bersih, ruang penyangga, ruang ganti pakaian steril
dan ruang ganti pakaian kerja hendaknya mempunyai
perbedaan tekanan udara 10-15 pascal.
Tekanan udara dalam ruangan yang mengandung risiko
lebih tinggi terhadap produk hendaknya selalu lebih
tinggi dibandingkan ruang sekitarnya.
Pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan tekanan darah
200/100mmHg dan GDS 230 mg/dL. Pasien diberikan obat
amlodipine dan candesartan oleh dokter. Masalah terkait obat
dalam kasus tersebut adalah …
a. Pemberian obat tanpa indikasi
b. Pemilihan obat yang tidak tepat
c. Ada indikasi tetapi tidak diterapi
d. Dosis terlalu rendah
e. Reaksi obat yang tidak dikehendaki

Jawaban: C
Pembahasan:
Ada indikasi tetapi tidak diterapi
Pasien yang diagnosisnya telah ditegakkan dan
membutuhkan terapi obat tetapi tidak diresepkan. Perlu
diperhatikan bahwa tidak semua keluhan/gejala klinik
harus diterapi dengan obat
Pemantauan Terapi Obat tidak dilakukan pada semua pasien tetapi
diseleksi. Seleksi pasien dapat berdasarkan obat yang diterima
pasien. Obat yang diterima pasien sehingga pasien dilakukan PTO
adalah, kecuali
A. Digoksin tablet
B. Gentamisin injeksi
C. Nitrogliserin tablet
D. Ciprofloxacin infus
E. Warfarin tablet

Jawaban: D
Pembahasan:
Jenis obat dengan risiko tinggi seperti :
(1) obat dengan indeks terapi sempit (contoh: digoksin, fenitoin),
(2) obat yang bersifat nefrotoksik (contoh: gentamisin) dan hepatotoksik
(contoh: OAT),
(3) sitostatika (contoh: metotreksat),
(4) antikoagulan (contoh: warfarin, heparin),
(5) obat yang sering menimbulkan ROTD (contoh: metoklopramid, AINS),
(6) obat kardiovaskular (contoh: nitrogliserin).
Thank you

Anda mungkin juga menyukai