PPPK Pertemuan 3 FIX
PPPK Pertemuan 3 FIX
PELAYANAN
KEFARMASIAN DI
RUMAH SAKIT
PERATURAN MENTERI
KESEHATAN NOMOR 72
TAHUN 2016
01 Pengelolaan Sediaan Fa
Alat Kesehatan, dan Ba
Medis Habis Pakai
Pemilihan berdasarkan:
FORMULARIUM dan STANDAR
PENGOBATAN/PEDOMAN
DIAGNOSA DAN TERAPI, POLA
PENYAKIT, EFEKTIF
PEMILIHAN
Tahapan Penyusunan Staf Medik Farmasi (SMF) mengajukan
Formularium usulan obat
a. Persiapan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menyusun rencana
kebutuhan obat:
1) Perlu dipastikan kembali program dan komoditas apa yang akan
disusun perencanaannya.
2) Perlu ditetapkan stakeholder yang terlibat dalam proses
perencanaan, diantaranya adalah pemegang kebijakan dan
PENETUAN
pemasok/vendor.
3) Daftar obat harus sesuai Formularium Nasional dan Formularium
Rumah Sakit. Formularium rumah sakit yang telah diperbaharui
PERENCANAAN
b. Pengumpulan data
Data: data penggunaan obat pasien periode sebelumnya (data
konsumsi), sisa stok, data morbiditas dan usulan kebutuhan obat dari
unit pelayanan.
c. Analisa terhadap usulan kebutuhan meliputi:
1) Spesifikasi item obat:
data usulan = data penggunaan obat sebelumnya
2) Kuantitas kebutuhan
kuantitas obat yang diusulkan TIDAK JAUH BEDA dengan kuantitas
penggunaan obat sebelumnya
a. Metode Konsumsi
menggunakan data dari konsumsi periode sebelumnya dengan
penyesuaian yang dibutuhkan
RUMUS:
Buffer stock:
10% - 20% dari
kebutuhan
tergantung
kebijakan RS
PERENCANAAN
CONTOH SOAL:
EVALUASI PERENCANAAN
DEFINISI:
Kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan yang telah direncanakan
dan disetujui, melalui Pembelian, Produksi/pembuatan sediaan
farmasi, dan sumbangan/droping/ hibah.
PEMBELIAN
METODE PEMBELIAN:
Tender Tender Pembelian
Terbuka Berlaku untuk Langsung Tawar
Terbatas Dilakukan bila
semua Menawar
Nama lain: item tidak Pembelian
distributor yang
lelang tertutup penting, tidak jumlah kecil
terdaftar dan
banyak
sesuai kriteria
Hanya
dilakukan pd
Penentuan Dilakukan
distributor yang Perlu segera
harga lebih pendekatan
sudah terdaftar tersedia
menguntungkan langsung
dan memiliki
riwayat baik
Pelaksaan:
butuh staf yang Harga masih
kuat, waktu dapat Harga tertentu
yang lama, dikendalikan
perhatian penuh
Tenaga dan
Relatif agak
beban kerja
mahal
lebih ringan
PRODUKSI
Tujuan penyimpanan:
• memelihara mutu sediaan farmasi
• menghindari penggunaan yang tidak bertanggungjawab,
• menghindari kehilangan dan pencurian
• memudahkan pencarian dan pengawasan.
PENYIMPANAN
• Obat dan bahan kimia yang didistribusikan dengan pengemasan
ulang (repacking) harus diberikan etiket: nama,
konsentrasi/kekuatan, tanggal pengemasan dan beyond use
date (BUD).
• Tersedia sistem pendingin yang dapat menjaga suhu ruangan di
bawah 25ºC
• Jarak antara barang yang diletakkan di posisi tertinggi dengan
langit-langit minimal 50 cm
• Tersedia pallet yang cukup untuk melindungi sediaan farmasi
dari kelembaban lantai
• Lantai terbuat dari bahan yang tidak berongga vinyl/floor
hardener (tahan zat kimia)
PENYIMPANAN
OBAT EMERGENSI
OBAT EMERGENSI
SISTEM PENDISTRIBUSIAN
a. Sistem distribusi sentralisasi → distribusi dilakukan oleh
Instalasi Farmasi secara terpusat ke semua unit rawat inap
di rumah sakit secara keseluruhan.
b. Sistem distribusi desentralisasi → distribusi dilakukan oleh
beberapa depo/satelit yang merupakan cabang pelayanan di
rumah sakit.
PENDISTRIBUSIAN
TAHAPAN PEMUSNAHAN:
1. membuat daftar Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai yang akan dimusnahkan
2. menyiapkan Berita Acara Pemusnahan
3. mengoordinasikan jadwal, metode dan tempat pemusnahan
kepada pihak terkait
4. menyiapkan tempat pemusnahan
5. melakukan pemusnahan disesuaikan dengan jenis dan bentuk
sediaan serta peraturan yang berlaku.
PEMUSNAHAN
PERLU DIPERHATIKAN:
• Obat kadaluwarsa atau rusak harus dimusnahkan sesuai dengan jenis dan
bentuk sediaan.
• Pemusnahan Obat kadaluwarsa atau rusak yang mengandung narkotika
atau psikotropika dilakukan oleh Apoteker dan disaksikan oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota.
• Pemusnahan Obat selain narkotika dan psikotropika dilakukan oleh
Apoteker dan disaksikan oleh tenaga kefarmasian lain yang memiliki surat
izin praktik atau surat izin kerja.
• Resep dan/ atau surat permintaan tertulis yang telah disimpan
melebihi 5 (lima) tahun dapat dimusnahkan. Pemusnahan resep
dilakukan oleh Apoteker Penanggung Jawab dan disaksikan oleh
sekurang-kurangnya seorang petugas Fasilitas Pelayanan Kefarmasian.
PEMUSNAHAN
PEMUSNAHAN
PENARIKAN
RUMUS:
SO = SK + SWK + SWT + BUFFER STOCK
SO = Stok Optimum
SK = Stok Kerja (stok pada periode berjalan)
SWK = Stok Waktu Kosong (jumlah yang dibutuhkan pada waktu kekosongan obat)
SWT = Stok Waktu Tunggu (jumlah yang dibutuhkan pada waktu tunggu (lead time)
Buffer stok = Stok pengaman
PENGENDALIAN
KARTU STOK
Paraf
Tanggal Jumlah Jumlah
Sisa stok petugas yang
kedaluarsa penerimaan pengeluaran
mengerjakan
SOAL
Cara penyimpanan obat emergensi di rumah sakit adalah sebagai berikut,
kecuali …
A. Dilakukan monitoring secara berkala terhadap kelengkapan, kondisi, dan
kedaluarsa obat yang disimpan
B. Dilengkapi kunci pengaman yang bukan sekali pakai
C. Dilakukan perganti segera obat emergensi yang terpakai
D. Memperhatikan aspek keamanan dalam penyimpanannya
E. Jumlah, jenis, dan penempatan obat emergensi melibatkan apoteker
Jawaban: B
Pembahasan:
Khusus penyimpanan Obat untuk keadaan darurat (Emergensi) pada Puskesmas, Rumah
Sakit dan Klinik, penyimpanan Obat harus:
a. memperhatikan aspek keamanan dalam penyimpanannya dan hanya digunakan pada saat
emergensi;
b. dilakukan monitoring secara berkala terhadap kelengkapan, kondisi, dan kedaluwarsa obat
emergensi yang disimpan;
c. dilakukan penggantian segera obat emergensi yang terpakai, kedaluwarsa, atau rusak;
d. dilengkapi dengan kunci pengaman disposable yang menjamin integritas/keutuhan dan
keamanan penyimpanan obat emergensi dari akses pihak yang tidak berwenang;
e. ditetapkan jumlah, jenis, dan penempatan obat emergensi dengan melibatkan Apoteker;
dan
f. dilaporkan segera oleh petugas yang membuka dan menggunakan obat emergensi yang
tersedia untuk setiap obat emergensi yang digunakan kepada Apoteker Penanggung
Jawab.
Cara penyimpanan diazepam tablet di instalasi farmasi rumah sakit adalah …
A. Disimpan bersama dengan obat narkotika lainnya
B. Disimpan pada lemari khusus yang mempunyai dua kunci berbeda
C. Disimpan bersama dengan obat haloperidol tablet
D. Disimpan pada lemari obat yang dikunci
E. Disimpan pada lemari yang dikunci yang dipegang oleh tenaga teknis
kefarmasian
Jawaban: B
Pembahasan:
PBPOM No 24 Tahun 2021
Diazepam tablet termasuk kategori obat psikotropika.
Cara penyimpanan obat psikotropika:
- Psikotropika harus disimpan dalam lemari khusus penyimpanan Psikotropika.
- Lemari khusus penyimpanan Psikotropika harus mempunyai 2 (dua) buah kunci
yang berbeda, satu kunci dipegang oleh Apoteker Penanggung Jawab dan satu
kunci lainnya dipegang oleh pegawai lain yang dikuasakan.
Berita Acara Pemusnahan Obat dibuat rangkap. Di bawah ini bukan termasuk
pihak yang akan dikirimkan berita acara pemusnahan obat adalah …
A. Dinas Kesehatan Provinsi
B. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
C. Arsip di fasilitas pelayanan kesehatan
D. Badan Pengawas Obat dan Makanan
E. Balai Pemeriksaan Obat dan Makanan
Jawaban : D
Pembahasan:
Berita acara ini dibuat rangkap 4 (empat) dan dikirim kepada :
1.Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota
2.Kepala Balai Pemeriksaan Obat dan Makanan
3.Kepala Dinas Kesehatan Provinsi
4.Arsip di fasilitas pelayanan kesehatan (IFRS/Apotek/Puskesmas)
Di bawah ini bukan termasuk keterangan yang perlu dimuat dalam lembar stok
opname adalah …
a. Tujuan pengeluaran barang
b. Tanggal pelaksanaan stok opname
c. Jumlah pemasukan/ penerimaan dari jangka waktu terakhir stok opname
sampai melakukan stok opname kembali
d. Stok akhir pada saat melakukan stok opame
e. Paraf yang melakukan stok opname
Jawaban: A
Pembahasan:
Stok opname secara berkala dibuktikan dengan keterangan pada
lembar stok opname yang memuat:
a. tanggal pelaksanaan stok opname,
b. rekonsiliasi jumlah pemasukan/penerimaan, jumlah
pengeluaran/penggunaan dan stok akhir, dan
c. paraf manual/elektronik petugas yang melakukan stok opname
Petugas penerimaan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai dalam
menerima barang dari distributor, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah …
a. Pemeriksaan mutu secara organoleptik
b. Kesesuaian nama barang, spesifikasi, dan jumlah dalam surat pemesanan,
faktur, dan fisik barang
c. Tanggal kedaluarsa
d. Nomor batch
e. Certificate of origin untuk bahan berbahaya
Jawaban: E
Pembahasan:
Penerimaan dan pemeriksaan merupakan salah satu bagian dari kegiatan
pengadaan agar obat yang diterima sesuai dengan jenis, jumlah dan
mutunyaberdasarkan dokumen yang menyertainya dilakukan oleh panitia
penerimaan yang salah satu anggotanya adalah tenaga farmasi. Pemeriksaan
mutu obat dilakukan secara organoleptik, khusus pemeriksaan label dan
kemasan perlu dilakukan pengecekan terhadap tanggal kedaluwarsa, dan
nomor batch terhadap obat yang diterima.
Certificate of origin untuk alat kesehatan,
02 Pelayanan Farmasi Klinik
PENGKAJIAN DAN PELAYANAN RESEP
• Nama obat
• Bentuk dan kekuatan sediaan, jumlah obat
FARMASETIK • Stabilitas dan inkompatibilitas
• Aturan dan cara penggunaan
Sebelum
Penyerahan obat
diserahkan,
Menyiapkan obat disertai informasi
pemeriksaan
sesuai dengan obat (nama obat,
Melakukan kembali . Aspek
permintaan resep kegunaan, aturan
peracikan obat yang diperiksa 5
yang sudah dikaji pakai, efek terapi,
bila diperlukan TEPAT ( OBAT,
(terdapat double efek samping,
PASIEN, DOSIS,
check) cara penggunaan
RUTE, WAKTU
obat)
PEMBERIAN)
PENELUSURAN RIWAYAT
PENGGUNAAN OBAT
penggalian informasi penggunaan baik masih atau sudah selesai (riwayat)
DEFINISI:
Kegiatan mendapatkan informasi yang akurat mengenai seluruh
obat dan sediaan farmasi lain, baik resep maupun non resep yang
pernah atau sedang digunakan pasien.
PENELUSURAN RIWAYAT
PENGGUNAAN OBAT
TUJUAN Mendeteksi terjadinya dikrepansi (perbedaan) sehingga dapat
mencegah duplikasi obat ataupun dosis yang tidak diberikan
DEFINISI:
Proses mendapatkan dan memelihara daftar semua obat (resep
dan nonresep) yang sedang pasien gunakan secara akurat dan
rinci, termasuk dosis dan frekuensi, sebelum masuk RS dan
membandingkannya dengan resep/instruksi pengobatan
ketika admisi, transfer dan discharge, mengidentifikasi adanya
diskrepansi dan mencatat setiap perubahan, sehingga dihasilkan
daftar yang lengkap dan akurat
REKONSILIASI OBAT
DEFINISI:
Kegiatan penyediaan dan pemberian informasi, rekomendasi obat
yang independen, akurat, tidak bias, terkini dan komprehensif yang
dilakukan oleh apoteker
PELAYANAN INFORMASI OBAT
▪ menyediakan informasi untuk membuat kebijakan yang
berhubungan dengan obat/Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan,
dan Bahan Medis Habis Pakai, terutama bagi Tim Farmasi
dan Terapi
▪ menunjang penggunaan obat yang rasional
▪ membuat kajian obat secara rutin sebagai acuan penyusunan
Formularium Rumah Sakit
▪ membuat kajian obat untuk uji klinik di rumah sakit
▪ mendorong penggunaan obat yang aman dengan
meminimalkan efek yang merugikan
▪ mendorong penggunaan obat yang efektif dengan tercapainya
tujuan terapi secara optimal serta efektifitas biaya
PELAYANAN INFORMASI OBAT
MANFAAT
PROMOTIF PREVENTIF KURATIF REHABILITATIF
• Penyuluhan • Penyuluhan • Pemberian • Rumatan
• CIBA HIV, TB informasi obat metadon
• Penyuluhan • Edukasi pada • Program
Imunisasi pasien rawat berhenti
• Penyuluhan inap merokok
terhadap
Bahaya
Rokok,
Bahaya
Narkotika
PELAYANAN INFORMASI OBAT
PUSTAKA
PUSTAKA
PUSTAKA PRIMER TERSIER
SEKUNDER
DEFINISI:
suatu aktivitas pemberian nasihat atau saran terkait terapi obat dari
apoteker (konselor) kepada pasien dan/atau keluarganya.
TUJUAN:
meningkatkan kepatuhan pasien, mengoptimalkan hasil terapi,
meminimalkan risiko Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki (ROTD),
dan meningkatkan cost-effectiveness yang pada akhirnya
meningkatkan keamanan penggunaan obat bagi pasien (patient
safety)
KONSELING
DEFINISI:
Kegiatan kunjungan ke pasien rawat inap yang dilakukan
apoteker secara mandiri atau bersama tim tenaga kesehatan
untuk mengamati kondisi klinis pasien secara langsung, dan
mengkaji masalah terkait obat, memantau terapi obat dan Reaksi
Obat yang Tidak Dikehendaki, meningkatkan terapi obat yang
rasional, dan menyajikan informasi obat kepada dokter, pasien
serta profesional kesehatan lainnya
VISITE / RONDE BANGSAL
Mengalami
Baru masuk Menerima lebih
Dalam perawatan penurunan fungsi
dalam 24 jam dari 5 macam
intensif organ terutama
pertama obat
hati dan ginjal
DEFINISI:
Kegiatan untuk memastikan terapi obat yang aman, efektif dan
rasional bagi pasien
PEMANTAUAN TERAPI OBAT
Memastikan kebenaran
identitas pasien
PEMANTAUAN TERAPI OBAT
DOKUMENTASI:
1. Prosedur tetap pelayanan kefarmasian di rumah
2. Catatan Penggunaan Obat pasien
3. Lembar persetujuan untuk apoteker dari pasien
4. Kartu kunjungan
PHARMACY HOME CARE
Jawaban : A
Pembahasan:
Kegiatan Pelayanan Informasi Obat di Apotek meliputi:
1. menjawab pertanyaan baik lisan maupun tulisan;
2. membuat dan menyebarkan buletin/brosur/leaflet, pemberdayaan
masyarakat (penyuluhan);
3. memberikan informasi dan edukasi kepada pasien;
4. memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada mahasiswa farmasi yang
sedang praktik profesi;
5. melakukan penelitian penggunaan Obat;
6. membuat atau menyampaikan makalah dalam forum ilmiah;
7. melakukan program jaminan mutu.
Dalam melakukan konseling diawali dengan memberikan Three Prime
Questions. Di bawah ini bukan termasuk Three Prime Questions adalah …
A. Apa yang dikatakan dokter terkait obat pasien
B. Apa yang dikatakan dokter terkait outcome theraphy dari obat tersebut
C. Apa yang dikatakan dokter terkait cara pemusnahan obat tersebut
D. Apa yang dijelaskan dokter terkait cara penggunaan obat tersebut
E. Apa yang dijelaskan dokter terkait hasil yang didapatkan setelah menerima
terapi
Jawaban: C
Pembahasan:
Three Prime Questions, yaitu:
a. Apa yang disampaikan dokter tentang Obat Anda?
b. Apa yang dijelaskan oleh dokter tentang cara pemakaian
Obat Anda?
c. Apa yang dijelaskan oleh dokter tentang hasil yang
diharapkan setelah Anda menerima terapi Obat tersebut (outcome theraphy)?
Resep dibuat harus memenuhi persyaratan administrasi,
farmasetik, dan klinis. Di bawah ini bukan termasuk dalam
persyaratan klinis resep adalah …
a. Aturan dan cara penggunaan obat
b. Dosis dan waktu penggunaan obat
c. Reaksi obat yang tidak dikehendaki
d. Interaksi obat
e. Ketepatan indikasi
Jawaban: A
Pembahasan:
Persyaratan klinis meliputi:
a. ketepatan indikasi, dosis dan waktu penggunaan Obat;
b. duplikasi pengobatan;
c. alergi dan Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki (ROTD);
d. kontraindikasi; dan
e. interaksi Obat.
Ruang aseptic dispensing memiliki persyaratan berbeda dengan
ruang farmasi lainnya. Perbedaan tekanan udara antara ruangan
dalam ruang aseptic dispensing adalah …
a. 20-25 pascal
b. 16-25 pascal
c. 5-10 pascal
d. 10-15 pascal
e. 45-55 pascal
Jawaban: D
Pembahasan:
ruang bersih, ruang penyangga, ruang ganti pakaian steril
dan ruang ganti pakaian kerja hendaknya mempunyai
perbedaan tekanan udara 10-15 pascal.
Tekanan udara dalam ruangan yang mengandung risiko
lebih tinggi terhadap produk hendaknya selalu lebih
tinggi dibandingkan ruang sekitarnya.
Pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan tekanan darah
200/100mmHg dan GDS 230 mg/dL. Pasien diberikan obat
amlodipine dan candesartan oleh dokter. Masalah terkait obat
dalam kasus tersebut adalah …
a. Pemberian obat tanpa indikasi
b. Pemilihan obat yang tidak tepat
c. Ada indikasi tetapi tidak diterapi
d. Dosis terlalu rendah
e. Reaksi obat yang tidak dikehendaki
Jawaban: C
Pembahasan:
Ada indikasi tetapi tidak diterapi
Pasien yang diagnosisnya telah ditegakkan dan
membutuhkan terapi obat tetapi tidak diresepkan. Perlu
diperhatikan bahwa tidak semua keluhan/gejala klinik
harus diterapi dengan obat
Pemantauan Terapi Obat tidak dilakukan pada semua pasien tetapi
diseleksi. Seleksi pasien dapat berdasarkan obat yang diterima
pasien. Obat yang diterima pasien sehingga pasien dilakukan PTO
adalah, kecuali
A. Digoksin tablet
B. Gentamisin injeksi
C. Nitrogliserin tablet
D. Ciprofloxacin infus
E. Warfarin tablet
Jawaban: D
Pembahasan:
Jenis obat dengan risiko tinggi seperti :
(1) obat dengan indeks terapi sempit (contoh: digoksin, fenitoin),
(2) obat yang bersifat nefrotoksik (contoh: gentamisin) dan hepatotoksik
(contoh: OAT),
(3) sitostatika (contoh: metotreksat),
(4) antikoagulan (contoh: warfarin, heparin),
(5) obat yang sering menimbulkan ROTD (contoh: metoklopramid, AINS),
(6) obat kardiovaskular (contoh: nitrogliserin).
Thank you