Nirmana sebagai ilmu dasar pokok dalam seni rupa dan desain,
sesungguhnya memiliki peranan penting dalam mewujudkan karya-
Submitted: 2021-01-26 karya seni rupa dan desain yang bernilai estetik, karena di dalamnya
Review: 2021-02-19 mencakup unsur-unsur titik, garis, bidang, warna, tekstur dengan
Review: 2021-06-26 prinsip-prinsip pengorganisasiannya adalah keseimbangan, kesatuan,
Accepted: 2021-06-25 kesederhanaan, kekontrasan dan keselarasan. Akan tetapi tidak sedikit
Published: 2021-06-29 yang memahami nirmana sebagai dasar yang konstruktif dalam
mengolah elemen-elemen visual sebagai bagian dari proses kreatif dan
imajinatif serta bernilai estetik. Penelitian ini bertujuan untuk memberi
KEYWORDS sudut pandang ilmu nirmana sebagai sesuatu yang konstruktif sebagai
dasar seni rupa dan desain. Penelitian ini menggunakan metodologi
nirmana; proses kreatif; estetika; visual. penelitian kualitatif yang bersifat penelitian terapan. Adpun landasan
teori yang digunakan adalah teori formalisme, yakni suatu kajian yang
CORRESPONDENCE fokus terhadap bentuk dan struktur seni secara objektif. Landasan teori
E-mail: husni_dkv@uigm.ac.id juga didukung dengan teori-teoti esetika dan nirmana. Adapun capaian
hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa eksistensi nirmana sebagai
bagian dari proses kreatif, imajinatif dan esetetik merupakan dasar
yang sangat konstruktif dalam melahirkan karya-karya seni rupa dan
desain baik dalam bentuk dua dimensi maupun tiga dimensi.
PENDAHULUAN Seni rupa dan desain sebagai salah satu
medium proses kreatif melalui berbagai dasar-
Proses kreatif dalam melahirkan karya
dasarnya, seperti menggambar, sketsa, ornamen,
seni rupa dan desain pada umumnya dapat
ilustrasi dan nirmana adalah bagian yang tidak
ditempuh melalui proses pendidikan secara
terpisahkan dalam dunia seni rupa dan desain.
akademik dan otodidak. Secara akademik,
Nirmana sebagai salah satu cabang ilmu seni
proses tersebut ditempuh dengan jenjang
rupa yang mempelajari unsur-unsur seni rupa,
pendidikan seni, mulai dari tingkat Sekolah
seperti titik, garis, bidang, warna, ruang dan
Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah
tekstur yang diorganisasikan dengan
Kejuruan (SMK) sederajat hingga Perguruan
menerapkan prinsip-prinsip dasar seperti
Tinggi, khususnya lembaga pendidikan yang
keseimbangan, kesatuan, irama, harmoni,
bergerak di bidang kesenian. Secara otodidak
proporsi, dan komposisi merupakan dasar pokok
proses kreatif dalam seni rupa biasanya
dalam karya-karya seni rupa dan desain.
diperoleh melalui potensi individu yang
“Istilah nirmana berasal dari bahasa
memiliki kemampuan dan bakat secara alami.
Jawa Kuna (Kawi) yang artinya “tanpa angan-
125
http://creativecommons.org/licenses/by/4.0
Husni Mubarat / JURNAL EKSPRESI SENI – VOL 23 NO. 1. JUNI (2021) 2580-2208
imajinatif, namun hal ini juga merupakan bagian formalisme, yaitu suatu pendekatan analisis seni
dari proses memahami dan mengenali karkater yang menekan pada bentuk dan unsur-usnur
dari unsur-unsur seni rupa itu sendiri (titik, seni rupa sebagai komponen utama dalam
garis, warna, dan tekstur). Unsur-unsur tersebut analisis. Dalam buku Metodologi Penelitian
tidak hanya membentuk objek-objek seni rupa Seni (Rohidi, 2011) mengungkapkan bahwa
dan desain pada medium tertentu, namun “formalisme adalah suatu pendekatan tentang
keberadaan unsur-unsur tersebut dapat pula seni yang menekannkan pada pentingnya bentuk
memberi karakter dan identitas karya terhadap lebih daripada isi sebagai sumber daya tarik
perupa dan desainer. Aspek lain yang tidak subjektif suatu karya. Para pengkaji karya seni
kalah pentingnya dari pada unsur-unsr seni rupa akan mempertimbangkan kesan-kesan yang
dan desain tersebut adalah kesan visual yang ditimbulkan oleh bagian-bagian dari komponen
menghadirkan simbol dan makna yang dapat desainnya. Bagian-bagian ini disebut unsur-
diinterpretasikan sebagai bagian dari karya yang unsur formal yang merupakan asas-asas dari
memiliki nilai filosofi tertentu. bahasa visual seniman, yang mencakup garis,
Secara garis besar, penelitian ini bentuk (shape), ruang, warna, gelap terang,
bertujuan untuk memberikan sudut pandang yang disusun dalam berbagai cara untuk
objektif terhadap pelaku seni rupa dan desain mencapai susunan desain yang lebih rumit.
dalam konteks lembaga akademik, yang mana Desain keseluruhan tersebut disusun dengan
peran dan fungsi nirmana sebagai proses kreatif, mempertimbangkan keseimbangan, keteraturan,
sesungguhnya merupakan sesuatu yang dan proporsi, pola dan irama yang dapat
konstruktif sebagai dasar dalam seni rupa dan membangkitkan tanggapan tertentu pada
desain. Secara khusus, penelitian ini bertujuan pengamatnya”.
untuk mendeskripsikan proses kreatif yang Selain pendekatan teori formalisme,
imajinatif dalam dinamika estetika visual. penelitian ini juga ditunjang dengan teori
Kreativitas sendiri dapat diartikan estetika, teori nirmana, dan teori-teori dasar seni
sebagai sebuah proses dan kemapuan untuk rupa. Teori-teori ini digunakan sebagai landasan
menemukan bentuk-bentuk yang baru atau analisis dan deskripsi terhadap karya-karya
kemampuan untuk menginovasi bentuk-bentuk nirmana, baik dalam lingkup nilai-nilai estetika
yang sudah ada menjadi bentuk yang baru. maupun dalam bentuk unsur-unsur dasar seni
Campbell (2017) dalam (S. Sunarto, 2018) rupa.
menjelaskan bahwa Kreativitas dapat diartikan: Kajian ini menggunakan metodologi
1) kemampuan menanggapi, menanggapi dan penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang
memberikan jalan keluar segala pemecahan didasarkan pada pengumpulan, analisis, dan
yang ada; 2) kemampuan melibatkan diri pada interpretasi data berbetuk narasi serta visual
proses penemuan untuk kemaslahan; 3) (bukan angka) untuk memperoleh pemahaman
kemampuan intelegensi, gaya kognitif, dan mendalam dari fenomena tertentu yang diminati
kepribadian/motivasi; 4) kemampuan untuk (Leo, 2013).
menghasilkan atau mencipta sesuatu yang baru. Data-data visual dikumpulkan melalui
Oleh karenanya kreativitas ini didasari dengan: pengamatan dan analisis terhadap karya-karya
kelenturan (fleksibility), kelancaran (fluencely), yang berkaitan dengan nirmana yaitu unsur-
kecakapan (smartly), dan kepandaian unsur tata rupa, seperti pengorganisasian titik
(inetellegency). atau pointilis, garis, bidang, dan
Adapun pendekatan teori utama yang pengorganisasian warna dengan penerapan
digunakan dalam penelitian ini adalah teori kaidah-kaidah dasar dalam tata rupa, seperti
127
Husni Mubarat http://creativecommons.org/licenses/by/4.0
Husni Mubarat / JURNAL EKSPRESI SENI – VOL 23 NO. 1. JUNI (2021) 2580-2208
kesatuan, keseimbangan, irama, dan proporsi. nirmana juga dianggap sebagai suatu latihan
Karya-karya nirmana tersebut kemudian teknis untuk menghasilkan dan
dianalisis dengan menggunakan pendekatan mengembangkan bentuk artistik melalui repetisi
formalisme sebagai teori utama serta ditunjang (pengulangan) yang membutuhkan intensitas.
dengan teori-teori estetika untuk diuraikan Seperti yang jelaskan oleh (Sanyoto, 2010)
sebagai hasil dari penelitian ini, sebagaimana bahwa tujuan mempelajari dasar-dasar seni dan
yang diungkapkan oleh (Iswandi & Mubarat, desain atau nirmana adalah untuk melatih
2019) “untuk menganalisis sebuah karya seni, kepekaan artistik, keterampilan teknis
pembedahan dilakukan dengan memisahkan kesenirupaan, melatih pemahaman bahasa rupa
unsur-unsur yang ada dalam sebuah karya seni dan sebagai ekspresi diri atau kepekaan estetis.
tersebut, misalnya garis, warna, tekstur, irama, Nirmana berhubungan dengan
bentuk atau wujud, dan lain sebagainya. penyusunan (komposisi) elemen visual menjadi
Sehingga kita dapat mengumpulkan data fakta suatu kesatuan (unity). Suatu karya seni jika di
berupa tafsiran dari elemen-elemen tersebut”. sederhanakan akan menjadi titik, garis, tekstur
dan warna. Secara umum, titik menurut
PEMBAHASAN (Sanyoto, 2010) berbentuk bundar sederhana,
tanpa arah dan dimensi. Meskipun demikian,
Nirmana sebagai Konsep Dasar Tata Rupa titik bisa saja berbentuk segi tiga, elips, segi
dan Desain empat, selama bentuk tersebut hasil sentuhan
Setiap jenis seni dibangun oleh elemen- cap atau suatu alat.
elemen pembentuknya. Seni musik dibangun Konsep dasar tata rupa dan desain
oleh unsur nada, seni tari dibangun dengan berikutnya garis menurut (Bahari, 2004) garis
berbagai elemen gerak. Begitu juga dengan seni memiliki dimensi dan ukuran tertentu, garis bisa
rupa dibangun oleh elemen-elemen rupa yang panjang, pendek, gelombang, tebal, melengkung
diolah sedemikian rupa sehingga menjadi dan sebagainya. Selanjutnya Bahari juga
bentuk tertentu. berpendapat bahwa dari sekian unsur seni rupa
Unsur penting dalam penggarapan karya yang ada, garislah yang paling dominan. Garis
rupa yakni titik, garis, tekstur dan warna. Reaksi merupakan suatu yang sangat diperhitungkan
psikologis akan timbul berdasarkan elemen dan bahkan menjadi prinsip bagi seniman yang
tersebut. Unsur tersebut tidak bisa berdiri sudah mahir. Selanjutnya tekstur merupakan
sendiri. Suatu warna dapat memunculkan permukaan suatu benda, kesan halus atau kasar
suasana, harmoni, kontras dan sebagainya. mengesankan karakter benda. (Bahari, 2004)
Melalui Pengolahan unsur konseptual menyebutkan “ada dua macam tektur pada
nirmana yakni titik, garis, tekstur dan warna, lukisan yaitu tekstur nyata dan tekstur semu.
agaknya dapat mempertajam kepekaan estetik Kemudian unsur warna merupakan gelombang
seperti yang telah disebutkan sebelumnya. cahaya dengan frekuensi yang dapat
Sebab pengolahan nirmana tentu tidak boleh mempengaruhi penglihatan. Dimensi dasar
sembarangan dan membutuhkan pertimbangan- warna terdiri dari tiga yakni, gelombang khusus
pertimbangan (komposisi) tertentu. yang ada pada spektrum warna tertentu (hue),
Untuk mewujudkan suatu karya seni nilai (value) adalah nuansa yang terdapat pada
rupa diperlukan keterampilan artistik. Formulasi warna misalnya nuansa cerah maupun nuansa
bentuk karya seni rupa yang baik sangat gelap,sementara intensitas (intensity)
dipengaruhi oleh pengalaman, penguasaan merupakan kemurnian dari hue warna”.
teknik, alat dan bahan. Dengan demikian,
128
Husni Mubarat http://creativecommons.org/licenses/by/4.0
Husni Mubarat / JURNAL EKSPRESI SENI – VOL 23 NO. 1. JUNI (2021) 2580-2208
visual seperti bentuk, warna, tekstur dengan langsung meneliti dan dalam objek-objek atau
tatanan yang dapat mewakili prinsip-prinsip benda-benda atau alam indah serta karya seni,
desain tertentu. Ruang yang diolah dalam kedua menyoroti situasi kontemplasi rasa indah
sebuah komposisi visual dapat berupa ruang yang sedang dialami si subjek, yang kemudian
dwimatra atau ruang dimensi yang secara umum melahirkan pengalaman estetika. Persoalan
dipahami sebagai ruang dengan dimensi panjang estetika ini kemudian melahirkan berbagai
dan lebar, maupun berupa ruang trimatra dengan pengertian yang sangat bervariatif, dalam arti
dimensi panjang, lebar, dan ketinggian atau memiliki banyak perspektif pendekatan,
kedalaman”. sehingga persoalan estetika bergantung pada
Dari ungkapan tersebut dapat dipahami situasi, kondisi dan posisi dimana ia berada”.
bahwa nirmana sebagai proses kreatif dalam Berdasarkan kutipan tersebut, maka
dinamika estetika visual pada dasarnya dapat dalam analisis “Telah Nirmana sebagai Proses
ditelaah melalui wujud dua dimensi dan tiga Kreatif dalam Dinamika Estetika Visual”
dimesni. Masing-masing elemen tersebut dapat menempatkan pengorganisasian unsur-unsur
dilihat sebagai dinamika estetika visual yang visual dan kaidah-kaidahnya sebagai dasar dari
menarik, baik dari komposisinya maupun analisis tersebut, baik berupa nirmana dua
bentuknya. dimensi (dwimatra) maupun nirmana tiga
Perlu penulis garis bawahi bahwa, dimensi (trimatra).
dinamika estetika visual yang dimaksud adalah
1. Dinamika Estetika Nirmana Dua Dimensi
wujud karya seni (nirmana) yang cenderung
(Dwimatra)
lebih bersifat imajinatif, dengan kata lain karya
Nirmana dwimatra dapat diartikan sebagai
seni yang tidak terikat dengan ssuatu gaya atau
ruang dimensi yang hanya dapat dilihat dari
aliran tertentu, namun dilihat sebagai proses
sisi panjang dan lebar. Ruang dwimatra
kreatif dalam mengeksplorasi elemen-elemen
hanya mengenal arah horizontal, diagonal,
visual sebagai cikal bakal dari sebuah karya seni
dan vertikal yang rata sejajar dengan tafril
yang diciptakan.
(bidang gambar), dan hanya mengenal
Sesungguhnya jika bicara esetika dalam
kedudukan di kiri, tengah, kanan, atas,
konteks filsafat seni tentunya dapat dipahami
tengah, bawah yang terletak pada tafril
sebagai cara pandang yang bersifat subjektif,
(Sanyoto, 2010). Nirmana dwimatra
yang mana nilai estetika dapat saja dihadirkan
merupakan pengorganisasian unsur-unsur
dari karya seni yang tidak mengutamakan
seni rupa pada bidang datar. Dalam
bentuk, melainkan keutamaan nilai-nilai dan
penelitian ini, pengorganisasian unsur-unsur
makna yang disampaikan melalui karya seni.
tersebut tidak hanya dilihat dari tata
(Novitasari, 2018) mengungkapkan bahwa
rupanya, namun juga dilihat sebagai proses
“keindahan tidak semata-mata terbentuk melalui
kreatif dalam dinamika estetika visual.
hal yang indah dan positif saja, melainkan
Berikut adalah beberapa karya nirmana
mampu tercipta dari hal yang sebaliknya. Hal
dwimatra:
yang sebaliknya tersebut maksudnya bukan
a. Komposisi Unsur titik/ pointilis
berarti kosong, tetapi bertentangan dengan yang
memiliki pencitraan untuk menimbulkan suatu Dalam konteks seni rupa dan desain,
pengalaman estetis. titik atau pointilis dapat diartikan sebagai bekas
Mikke Susanto (2011) dalam (Mubarat goresan yang dilakukan dengan satu sentuhan
& Iswandi, 2018) menyatakan bahwa “estetika tanpa menggeserkan alat yang digunakan.
dikenal memiliki dua pendekatan: pertama Secara umum, raut titik atau pointilis biasanya
131
Husni Mubarat http://creativecommons.org/licenses/by/4.0
Husni Mubarat / JURNAL EKSPRESI SENI – VOL 23 NO. 1. JUNI (2021) 2580-2208
Gambar 3.
Gambar 1. Transisi Perpaduan Titik ke Garis M. Edy S, 2020. Komposisi Titik dengan pola garis
lengkung dan lingkaran
132
Husni Mubarat http://creativecommons.org/licenses/by/4.0
Husni Mubarat / JURNAL EKSPRESI SENI – VOL 23 NO. 1. JUNI (2021) 2580-2208
dan terisi (diblok) sehingga karya tersebut dari titik-titik yang disusun secara
terlihat lebih dinamis yang dilakukan secara bersinggungan dan bersifat kontiniu. Garis
kreatif sehingga menghasilkan kesan imajinasi dapat mewakili suatu karakter, nada maupun
tertentu dan bisa saja menghadirkan makna tekstur, dan dalam pengerjaannya dapat bersifat
tertentu apabila karya tersebut ditafsirkan dalam tipis dan tebal (blok). Garis tidak hanya sebagai
konteks karya seni rupa. pembatas batasan bidang, tetapi juga merupakan
unsur utama dalam mewujudkan suatu objek
dalam karya seni dan desain. Dalam karya seni
rupa, khususnya seni lukis, garis dapat saja
menjadi unsur poko sebagai media ekspresi
untuk menghasilkan karya-karya yang bersifat
abstrak.
Gambar 4.
Riajeng SN, 2020. Komposisi Titik dengan pola bebas
menipu mata (optic ilution), yaiut kesan timbul kreatif dalam pengorganisasian garis lengkung
ke depan dan menjorok ke belakang. Kesan- yang menghadirkan visualisasi yang menarik
kesan tersebut dapat ditangkap sebagai kesan dan memuat nilai-nilai keindahan yang tentu
visual yang menempatkan nilai estetiknya pada saja dapat diterapkan pada media karya seni
garis itu sendiri, sebagai yang dijelaskan pada rupa dan desain.
teori formalisme, bahwa unsur-unsur formal Di samping dapat dilihat sebagai nilai
(garis) yang apabila disusun dengan dinamika esetika visual, pengorganisasian garis
mempertimbangkan prinsip-prinsip seni rupa lengkung tersebut dapat pula dimaknai sebagai
dan desain, maka dapat membangkitkan kesan dinamis yang kemudian secara tidak
tanggapan estetik tertentu terhadap langsung mengahdirkan suasana tertentu, seperti
pengamatnya. gelombang gumpalan angin ataupun badai yang
sedang menerjang.
c. Komposisi Unsur Bidang
Gambar 6.
M. Ihsan N, 2020. Komposisi Garis Blok Lengkung.
bidang tersebut diisi dengan tinta bak (warna Secara teknik pengerjaanya, karya
hitam) dan sebahagiannya lagi dibiarkan tersebut tidak berbeda dari karya-karya nirmana
kosong, sehingga iramanya membentuk papan yang lain, seperti teknik dan medium yang
catur. Komposisi bidang tersebut dapat pula digunakan yaitu medium kertas ukuran A3,
disebut sebagai bidang dengan komposisi ruang sedangkan tekniknya menggunakan teknik blok
positif (ruang terisi) dan ruang negatif (ruang dengan tinta bak warna hitam.
kosong). Tetapi di sisi lainnya komposisi estetik
d. Komposisi Unsur Warna
bidang tersebut dapat pula dilihat sebagai
susunan mozaik di mana adanya repetisi bidang Pengenalan warna merupakan aspek yang
dengan ukuran yang sama, berdampingan serta merupakan bagian penting dalam ilmu nirmana,
jarak yang rapat, sehingga adanya kesan tiga mulai dari pengenalan warna primer, sekunder,
dimensi yang semu. tertier, kuarter, hingga pengenalan warna secara
karakteristiknya, seperti warna dinging dan
warna panas. “Dalam teori warna, setiap warna
memiliki karateristik tertentu. Hal ini
bermaksud bahwa setiap warna memilki ciri-ciri
atau sifat khas tersendiri. Dalam warna terdapat
istilah hue (jenis warna), value (tingkat
kecerahan dan kegelapan warna), dan chroma
(kualitas yang menyatakan kekuatan dan
kelemahan warna). Berdasarkan tiga sifat dasar
itu, dapat ditentukan adanya warna sejuk/dingin
dan hangat/panas. Hal tersebut dapat terjadi
karena berdasarkan hue dari warna tersebut”
(Adi, 2017).
Gambar 8.
Elza Adelia Pratiwi, 2020. Komposisi Bidang Geometris
135
Husni Mubarat http://creativecommons.org/licenses/by/4.0
Husni Mubarat / JURNAL EKSPRESI SENI – VOL 23 NO. 1. JUNI (2021) 2580-2208
Gambar 11.
Komposisi warna dingin pola abstrak. Sumber:
Gambar 10. https://id.pinterest.com/pin. 10/12/2020
Dika, 2019. Komposisi warna dengan dominasi warna
panas Secara keseluruhan, komposisi warna
pada karya tersebut divisualisasikan dengan
Secara visual, karya tersebut pada pola bastarak, yang mana pengorganisasian
dasarnya adalah komposisi karakter warna warna tersebut dikomposisikan dengan tidak
panas dan warna dingin, namun tampilan warna beraturan, tumpang tindaih antara satu warna
136
Husni Mubarat http://creativecommons.org/licenses/by/4.0
Husni Mubarat / JURNAL EKSPRESI SENI – VOL 23 NO. 1. JUNI (2021) 2580-2208
137
Husni Mubarat http://creativecommons.org/licenses/by/4.0
Husni Mubarat / JURNAL EKSPRESI SENI – VOL 23 NO. 1. JUNI (2021) 2580-2208
PENUTUP
Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
nirmana adalah dasar berkarya seni rupa dan
desain yang memiliki peran penting untuk
melatih kepekaan rasa terhadap nilai-nilai
estetika dalam dinamika visual. Keilmuan
nirmana dapat dikatakan sebagai dasar pokok
dalam mewujudkan karya seni rupa dan desain,
yang mana di dalamnya mencakup unsur-unsur
seni rupa dan desain seperti titik, garis, bidang,
dan warna dengan prinsip-prinsip penerapanya
yaitu kesatuan, keseimbangan, keselarasan,
irama dan eksplorasi ruang nyata dan semu yang
dikomposisikan dengan proses kraetif dan
imajinatif.
Proses pengorganisasian unsur-unsur
seni rupa dan desain beserta prinsipnya
Gambar 13. merupakan metode dalam mewujudkan
Nirmana Trimatra dengan bahan stik es. Sumber: interpretasi nilai-nlai keindahan, baik dalam
https://id.pinterest.com/pin. 10/12/2020
bentuk dua dimensi (dwimatra) maupun dalam
bentuk nirmana tiga dimensi (trimatra).
Karya nirmana trimatra tersebut
menunjukkan ruang kreativitas yang tidak
UCAPAN TERIMA KASIH
terbatas. Kreator dapat saja menciptakan karya-
Ucapan terima kasih penulis sampaikan
karya trimatra yang menarik dengan
kepada pihak Universitas Indo Global Mandiri
pemanfaatan bahan-bahan yang sederhana,
(UIGM) dan Universitas PGRI Palembang yang
seperti halnya stik es. Dalam karya nirmana
telah memberi kesempatan kepada tim penulis
trimatra, bahan tersebut memang sudah lazim
untuk berkolaborasi dalam penelitian ini.
digunakan, tetapi ada banyak sekali kreasi-
Tentunya penulis menyadari sekali,
kreasi estetik trimatra yang dapat diciptakan,
bahwa dalam artikel ini masih banyak
mulai dari bentuk-bentuk yang formal hingga
kekurangan-kekurangan yang harus
bentuk susunan yang bersifat abstrak.
disempurnakan. Oleh karena itu saran dan
Biasanya bentuk-bentuk karya nirmana
kritikan positif sangat kami harapakan agar
trimatra memiliki nilai estetiknya tersendiri,
kualitas penulisan artikel ini kedepannya dapat
tergantung konsep dan bahan yang digunakan.
ditingkatkan lagi.
Bahan memiliki karakternya sendiri, seperti
bahan kawat, besi, bambu, kayu, triplek dan
KEPUSTAKAAN
yang lainnya. Tidak jarang pula bahan-bahan
Adi, G. B. (2017). Dampak penggunaan warna
tertentu dipadukan dengan kreasi warna,
panas dalam upaya branding suatu produk.
sehingga kesan visual esetik pada karya trimatra
PRODUCTUM Jurnal Desain Produk
menjadi lebih kompleks. Di sisi lain karya-karya
(Pengetahuan Dan Perancangan Produk),
nirmana trimatra dapat pula dicipta dengan
3(2), 58.
memanfaat bahan-bahan limbah, seperti tutup
https://doi.org/10.24821/productum.v3i2.16
botol, kain, maupun limbah kertas. Artinya
23
nirmana tidak hanya melatih ketajaman terhadap
Ayu, A. P. (2013). Dasar Kesenirupaan
bentuk dan visual, namun juga dapat melatih
Fakultas Seni Rupa. 1.
kepekaan terhadap perupa dan desainer dalam
Bahari, N. (2004). No TitleKritik Seni,
mengamati kondisi lingkungan, sosial dan
wacana apresiasi dan kreasi. pustaka
budaya.
Pelajar.
Hendriyana, H. (2019). Rupa Dasar Nirmana
(Giovanny (ed.)). Andi.
138
Husni Mubarat http://creativecommons.org/licenses/by/4.0
Husni Mubarat / JURNAL EKSPRESI SENI – VOL 23 NO. 1. JUNI (2021) 2580-2208