Anda di halaman 1dari 85

KEPEMIMPINAN KEPALA DESA PEREMPUAN TERHADAP

PEMBANGUNAN DESA
( Studi Kepala Desa Ladang Panjang Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten
Muaro Jambi Provinsi Jambi )

Skripsi

Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Guna


Memperoleh Gelar Sarjan Sosial (S.sos)
Dalam Ilmu Pemerintahan

Oleh :

EKA DESI HARTINI


NIM: SIP.162280

PEMBIMBING:
H. Hermanto Harun, Lc., M.HI, Ph.D
Dr. Maryani, S.Ag., M.HI

FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
TAHUN 2020/1442 H
MOTTO

Artinya : wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah rasul
(Muhammad). Dan ulil amri (Pemegang Kekuasaan) diantara kamu.
Kemudian jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka
kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur’an) danRasul (Sunnahnya),
Jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian yang demikian
itu lebih utama (baginya) dan lebih baik akibatnya.(QS. An-Nissa :
59)1

1
Al-Qur’an danTerjemahan, SuratAn.NissaAyat 59
PERSEMBAHAN

Skripsi ini pernulis persembahkan kepada orang-orang yang telah memberikan

cinta kasih, perhatian serta memberikan motivasi dan dukungan selama penulis

menuntut ilmu.

1. Ayahanda Alm Hasan dan Ibunda Resti Fauzi yang telah mendidik saya sejak

kecil hingga dewasa, dan berkat do’a restu keduanya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan kuliah ini. Semoga semua ini merupakan hadiah terindah untuk

keduanya. Dan Adik Saya Kiki Hawani Putri.

2. Sebagai wujud cinta kasih sayang, skripsi ini penulis persembahkan kepada

keluarga besar Salim Sakban dan keluarga besar Nawawi Ana.

3. Tak lupa juga terima kasih kepada Bapak H. Hermanto Harun. Lc., M.HI. Ph.D
(Pembimbing 1) dan Ibu Dr. Maryani. S.Ag., M.HI (pembimbing 2) yang telah
banyak membantu dalam membimbing skripsiku dengan sabar dan penuh
keikhlasan. Tanpa bapak sekalian yang menuntun selama ini mungkin aku tak
bisa menyusun skripsi ini dengan baik dan benar. Terimakasih banyak dosen
pembimbing terhebatku.
4. Almamaterku tercinta Univertas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin jambi,

tempat penulis menimba ilmu pengetahuan.


ABSTRAK

Kepemimpinan merupakan konsep mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi,


motivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki
kelompok dan budayanya. Selain itu juga mempengaruhi interpretasi mengenai
peristiwa-peristiwa para pengikutnya, pengorganisasian dan aktivitas-aktivitas untuk
mencapai sasaran, memelihara hubungan kerja sama kelompok, perolehan dukungan
dan kerja sama dari orang-orang luar kelompok atau organisasi. Kepala desa Ladang
Panjang ibu Salimah, S. Ag menjabat selamat satu periode yang mana beliau menjabat
dari tahun 2011 sampai 2016. Selama kepemimpinan beliau bukan tidak memiliki
kekurangan namun perubahan atau kemajuanpada masa kepemimpinan beliau tersebut
lebih signifikan dari pada kekurangan pada masa kepemimpinan beliau saat itu. Untuk
mengetahui kinerja pemimpin kepala desa perempuan di Desa Ladang Panjang
Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi Provinsi Jambi. Program
Kepemimpinan kepala desa perempuan di Desa Ladang Panjang Kecamatan Sungai
Gelam Kabupaten Muaro Jambi Provinsi Jambi. Hambatan Kepala Desa Perempuan
Dalam Pelaksanaan Program Pembangunan dan Pelayanan Kepada Masyarakat Di Desa
Ladang Panjang. Dalam mengumpulkan data dan informasi untuk skripsi ini sendiri
saya gunakan metode wawancara dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan menunjukkan Kepala Desa perempuan Desa Ladang Panjang cenderung
menggunakan gaya kepemimpinan demokratis. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan
pernyataan bahwa Kepala Desa Perempuan Desa Ladang Panjang dalam mengambil
keputusan selalu melibatkan bawahan baik melalui sebuah rapat ataupun diskusi.

Kata Kunci : Perempuan, Kepemimpinan.


KATA PENGANTAR

AssalamualaikumWr.Wb

Alhamdulillah puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan hidayah-nya kepada kita semua sehingga penulis mampu menyelesaikan

skripsi ini seperti yang telah direncanakan sebelumnya. Sholawat dan salam tak lupa

dihaturkan kepada baginda Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat

juga pengikutnya hingga akhir zaman. Aamiin.

Skripsi ini dapat diselesaikan dengan judul “Kepemimpinan Kepala Desa

Perempuan Di Desa Ladang Panjang, Kecamatan Sungai Gelam, Kabupaten

Muaro Jambi Provinsi Jambi dalam upaya melengkapi syarat untuk mencapai derajat

Sarjana Strata (S1), dan lebih dari itu sesungguhnya penelitian ini merupakan tugas

akhir dari proses pembelajaran yang telah di tempuh selama masa perkuliahan.

Dalam penulisan skripsi ini tidak lepas dari berbagai hambatan dan rintangan.

Akan tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak, maka segala macam hambatan dapat

teratasi. Untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang tulus kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Su’aidi Asy’ari, MA, Ph.D Selaku Rektor Universitas Islam

Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

2. Bapak Dr. Sayuti Una, S.Ag., MHI Selaku dekan Fakultas Syari’ah Universitas

Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

3. Bapak Agus Salim, S. Th,I., MHI Selaku pembantu dekan I, Bapak Ruslan

Abdul Gani, SH Selaku pembantu dekan II, Dan Bapak Dr. H. Ishaq, SH.,
M.Hum Selaku pembantu dekan III Fakultas Syari’ah Universitas Islam Negeri

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

4. Ibu Dr. Irmawati Sagala, S.IP., M.Si Selaku Ketua Jurusan ilmu pemerintahan

dan bapak Yudi Armansyah, S.Th.I., M.Hum selaku sekretaris jurusan ilmu

pemerintahan Fakultas Syari’ah Universitas Negeri Sultahn Thaha Saifuddin

Jambi

5. Bapak H. Hermanto Harun. Lc., M.HI. Ph.D Selaku pembimbing I dan Ibu Dr.

Maryani. S.Ag., M.HI Selaku pembimbing II yang meluangkan waktu dalam

bimbingan skripsi ini

6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syari’ah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha

Saifuddin Jambi

7. Karyawan Fakultas Syari’ah dan perpustakaan Fakultas Syari’ah Universitas

Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

8. Bapak dan Ibu seluruh pegawai Kantor Kepala Desa Ladang Panjang yang

banyak meluangkan waktu untuk menjadi informan dalam penulisan skripsi ini.

Wassalamualaikum, Wr.Wb

Jambi, Juli 2020


Penulis

Eka Desi Hartini


NIM.SIP.162280
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBARAN PERNYATAAN ....................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................... ii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN ................................................................. iii

MOTTO ............................................................................................................ iv

PERSEMBAHAN ............................................................................................. v

ABSTRAK ........................................................................................................ vi

KATA PENGANTAR ...................................................................................... vii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL............................................................................................. xi

DAFTAR SINGKATAN .................................................................................. xii

BAB I : PENDAHULUAN............................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................. 6

C. Batasan Masalah ..................................................................................... 7

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................................. 8

E. Kerangka Teori ....................................................................................... 10

F. Tinjauan Pustaka .................................................................................... 26

BAB II : METODE PENELITIAN ................................................................ 30

A. Jenis dan Sifat Penelitian ...................................................................... 30

B. Jenis dan Sumber Data ........................................................................... 32

C. Metode Penelitian................................................................................... 33
D. Teknik Analisis Data .............................................................................. 34

E. Jadwal Penelitian .................................................................................... 35

BAB III :KEADAAN DESA LADANG PANJANG KECAMATAN SUNGAI

GELAM KABUPATEN MUARO JAMBI .................................................... 36

A. Keadaan Sosial Budaya Desa Ladang Panjang ...................................... 36

B. Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Ladang Panjang ...................... 40

BAB IV: KEPEMIMPINAN KEPALA DESA PEREMPUAN DESA LADANG

PANJANG KECAMATAN SUNGAI GELAM KABUPATEN MUARO JAMBI

PROVINSI JAMBI .......................................................................................... 41

A. Kinerja Kepala Desa Perempuan Desa Ladang Panjang ........................ 41

B. Program Kerja Kepemimpinan Kepala Desa Ladang Panjang .............. 48

C. Hambatan Kepala Desa Perempuan Dalam Pelaksanaan Program Pembangunan

dan Pelayanan Kepada Masyarakat di Desa Ladang Panjang Kecamatan Maro

Sebo Kabupaten Muaro Jambi ............................................................... 62

BAB V: PENUTUP .......................................................................................... 66

A. Kesimpulan ............................................................................................ 66

B. Saran ....................................................................................................... 67

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 68

LAMPIRAN-LAMPIRAN .............................................................................. 70

RIWAYAT HIDUP .......................................................................................... 72


DAFTAR TABEL

Tabel I jadwal penelitian ............................................................................. 35

Tabel II Jumlah Penduduk Desa Ladang Panjang Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten

Muaro Jambi Berdasarkan Jenis Kelamin ................................................... 36

Tabel III Jumlah Penduduk Desa Ladang Panjang Berdasarkan Usia ........ 37

Tabel IV Mata Pencarian Masyarakat Desa Ladang Panjang Kecamatan Sungai Gelam

Kabupaten Muaro Jambi ............................................................................. 38

Tabel V Tingkat Rata-rata Pendidikan Desa Ladang Panjang Kecamatan Sungai Gelam

Kabupaten Muaro Jambi ............................................................................. 39

Tabel VI Daftar Program Kerja dan Kegiatan Desa Ladang Panjang Kecamatan Sungai

Gelam Kabupaten Muaro Jambi.................................................................. 48


DAFTAR SINGKATAN

GBHN : Garis Besar Haluan Negara

DPR : Dewan Perwakilan Rakyat

MA : Mahkamah Agung

PP : Peraturan Pemerintah

BPD : Badan Permusyawaratan Desa

MENPAN : Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

PNS : Pegawai Negeri Sipil

TNI : Tentara Nasional Indonesia

POLRI : Polisi Republik Indonesia

KAUR : Kepala Urusan

KADUS : Kepala Dusun


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang masalah

Kepemimpinan merupakan konsep mempengaruhi dalam menentukan tujuan

organisasi, motivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk

memperbaiki kelompok dan budayanya. Selain itu juga mempengaruhi interpretasi

mengenai peristiwa-peristiwa para pengikutnya, pengorganisasian dan aktivitas-

aktivitas untuk mencapai sasaran, memelihara hubungan kerja sama kelompok,

perolehan dukungan dan kerja sama dari orang-orang luar kelompok atau organisasi.

Kepemimpinan bukanlah hak mutlak seorang pejabat formal dalam sebuah organisasi

pemerintah atau swasta.2

Pemimpin adalah faktor yang paling penting dalam kemajuan satu bangsa.

Pemimpin yang mempunyai gagasan positif bagi kemajuan bangsanya akan menjadi

faktor yang sangat penting melalui ucapan, gaya pemerintahan, tindakan, dan program-

program yang disusunnya. Para pemimpin adalah “panutan” masyarakatnya. Namun

demikian gagasan dan ucapannya harus sejalan dengan tindakannya. Kita harus dapat

memilih pemimpin yang dapat dipercaya, bermoral, tidak korup, sejalan kata dengan

perbuatan, lebih mementingkan nasib bangsa daripada kepentingan golongan, partai

atau keluarganya sendiri, punya visi tentang masa depan bangsa, dan seterusnya.3

Undang-Undang Dasar Tahun 1945, pada penggalan Pasal 28D ayat (1)

berbunyi, “setiap orang berhak atas perlakuan yang sama di hadapan hukum”. Pasal

28D ayat (3) Undang-Undang Dasar Tahun 1945 amandemen kedua mengamanatkan
2
VeithzalRivai, Kepemimpinan dan Perilaku Politik,(Jakarta: Raja Grafindo Persada,2006), h.2-
3
3
Amri Marzali,Antropologi dan Pembangunan Indonesia, (Jakarta: Kencana,2005), h.98-99
“setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan”.

Pasal 28H ayat (2) yang berbunyi, “setiap orang berhak mendapat kemudahan dan

perlakuan khusus untuk memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna

mencapai persamaan dan keadilan”.4

Sudah jelas tercantum dalam Undang-Undang Dasar bahwa perempuan berhak

mendapatkan perlakuan yang sama dalam pemerintahan. Artinya, perempuan berhak

menjadi pemimpin. Kondisi demikian, hanya sedikit perempuan yang terlibat dalam

dunia politik, sehingga sebagian besar perempuan berada dalam sektor domestik. Hal ini

disebabkan oleh pandangan stereotip masyarakat terhadap perempuan. Partisipasi

perempuan untuk terjun dalam dunia politik terhambat dan mengakibatkan kesenjangan

antara laki laki dan perempuan. Sebenarnya, perempuan memiliki hak dan kewajiban

yang sama dalam dunia politik. Dalam GBHN perempuan mempunyai hak, kewajiban,

dan yang sama dengan laki-laki untuk ikut serta dalam segala kegiatan pembangunan

disegala bidang.5

Kemampuan sama sekali tidak terkait dengan jenis kelamin, tetapi kehidupan

publik mensyaratkan kualifikasi tersebut bilamana kesempatan dimungkinkan, akan

tetapi dalam kenyataannya, kepemimpinan Kepala Desa di Desa Ladang Panjang masih

ada masyarakat yang meragukan kemampuannya karena seorang perempuan.

Masyarakat di desa ini masih ada yang mendiskriminasi kepemimpinan Kepala Desa

perempuan dengan Kepala Desa laki-laki, yang beranggapan bahwa pola dan peran

sosial antara laki-laki dan perempuan berbeda serta beranggapan bahwa laki-laki yang

lebih pantas menjadi pemimpin dalam setiap bidang kehidupan. Tetapi kenyataannya

4
Undang-Undang Dasar Tahun 1945, Pasal 28 A ayat 1dan 3
5
Irwan Abdullah, Sangkan Paran Gender,(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006),h.48
kepemimpinan Ibu Salimah S.Ag itu sendiri ternyata berdampak sangat baik terhadap

pembangunan dan kemajuan untuk Desa Ladang Panjang itu sendiri. Yang mana berkat

kepemimpinan beliau Desa Ladang Panjang tersebut bisa lebih maju dan berkembang

dengan baik.

Dalam wawancara Pada salah satu perangkat Desa ladang Panjang


mengatakan :
Kepala desa Ladang Panjang ibu Salimah, S. Ag menjabat selamat satu
periode yang mana beliau menjabat dari tahun 2011 sampai 2016. Selama
kepemimpinan beliau bukan tidak memiliki kekurangan namun perubahan
atau kemajuan pada masa kepemimpinan beliau tersebut lebih signifikan
dari pada kekurangan pada masa kepemimpinan beliau saat itu. Perubahan
yang tampak dari kepemimpinan ibu salimah yaitu pada pembangunan jalan
dan juga penerangan, terdapat juga pelatihan pada ibu-ibu PKK yang mana
pelatihan tersebut berdampak sangat baik itu ibu-ibu rumah tangga tersebut.
Contohnya seperti pelatihan pembuatan kue dan kerajinan yang mana
pelatihan tersebut jika dikembangkan maka akan menjadi suatu penghasilan
tersendiri bagi ibu-ibu rumah tangga tersbut.6

Kepemimpinan ibu Salimah S.Ag bukan tidak disenangi oleh masyarakat Desa

Ladang Panjang itu sendiri, hanya saja yang membuat beliau hanya menjabat selama

satu periode yaitu pada saat akhir dari kepemimpinan beliau, beliau tidak mencalonkan

diri lagi sebagai Kepala Desa namun beliau tertarik untuk mencalonkan diri di DPR

Muaro Jambi. Makanya beliau menjabat hanya satu periode saja. Dalam

kepemimpinannya ibu Salimah tidak pandang bul, semuanya di sama ratakan oleh ibu

Salimah. Karena ketika beliau menjadi kepala desa tidak ada lagi yang namanya tim kita

dan tim lawan semuanya sama dimata ibu Salimah yang menjabat Kepala Desa,

semuanya di rangkul oleh ibu Salimah.

Pada masa kepemimpianan ibu Salimah beliau juga bijaksana dalam mengambil

sebuah keputusan, karena dalam setiap mengambil keputusan ibu Salimah juga selalu

6
Wawancara Perangkat Desa Ladang Panjang
bermusyawarah dengan dengan bebarapa masyarakat. Beliau tidak pernah mengambil

keputusan secara sepihak. Juga terdapat sikap beliau yang pantas untuk diteladani yaitu

sikap yang senantiasa meminta pertimbangan dari bawahan atas apa yang dilakukan.

Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya kegiatan rutin mengundang kepala lingkungan

dalam rapat koordinasi. Tidak hanya itu, beliau juga membuka kesempatan seluas-

luasnya pada masyarakat untuk berpendapatdan menampung semua aspirasi

masyarakat, memperhatikan apa yang dilakukan masyarakat dan selalu memberikan

semangat dan dorongan.

Kita ketahui bahwa dalam kepemimpinan akan berkaitan langsung dengan

masyarakat, sehingga membutuhkan sosok yang kuat dan tegas seperti halnya dengan

sifat laki-laki. Meskipun berbagai hambatan perempuan untuk terjun dalam dunia publik

dan konstruksi sosial masyarakat terhadap kepemimpinan, namun tidak menutup

kemungkinan untuk seorang pemimpin perempuan akan memajukan dan mesukseskan

visi dan misi dalam kepemimpinan nya tersebut. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian

yang mengatakan bahwa norma dan peran gender tradisional tidak hanya menghalangi

perempuan untuk terjun dalam dunia politik, tetapi juga memotivasi partisipasi politik

perempuan. Contoh kepemimpinan kepala desa perempuan yaitu di Desa Ladang

Panjang Kec. Sungai Gelam Kab. Muaro Jambi Provinsi Jambi.

Dalam hasil wawancara salah satu masyarakat desa ladang panjang sebagai
berikut:
Bermacam-macam pekerjaan masyarakat desa ladang panjang tapi mayoritas
pekerjaan nya yaitu petani sawit dan petani karet dek. 7

7
Wawancara warga desa ladang panjang
Kecamatan Sungai Gelam terdiri dari 10 Desa. Dari 10 desa di Kecamatan

Sungai Gelam terdapat 9 desa yang dipimpin oleh kepala desa laki-laki, sedangkan desa

yang dipimpin oleh perempuan hanya berjumlah 1 desa yaitu Desa Ladang Panjang. 8 Di

desa ini, baru pertama kali dipimpin oleh kepala desa perempuan, sehingga masyarakat

sangat mengamati dan mengikuti perkembangan kemajuan desa yang dipimpin oleh

kepala desa perempuan. Hal ini dapat menjadi dasar untuk meneliti bagaimana

kepemimpinan kepala desa perempuan, karena dari sumber data awal menunjukkan

bahwa tidak sedikit masyarakat yang mengeluh dengan kepemimpinan kepala desa

perempuan.

Partisipasi perempuan dalam suatu kepemimpinan juga masih kurang. Dalam hal

kepemimpinan, perempuan kurang berpartisipasi sehingga sebagian besar pemimpin

adalah laki-laki, hal ini dapat dicontohkan dengan rendahnya partisipasi perempuan

dalam kepemimpinan di bidang pendidikan.

Desa Ladang Panjang sangat menarik sekali untuk diteliti terutama mengenai

kepemimpinan kepala desa perempuan yang masih sangat jarang sekali ada. Latar

belakang tersebut membuat penulis tertarik untuk mengadakan penelitian terhadap

kepemimpinan kepala desa perempuan.

8
Sumber: Data monografi Kecamatan Sungai Gelam, (Kabupaten Muaro Jambi, Tahun 2016-
2021)
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang yang dikemukakan diatas, maka yang

menjadi rumusan dari permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Kinerja Kepala Desa Perempuan Di Desa Ladang Panjang, Kecamatan

Sungai Gelam, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi ?

2. Apa Program Kepemimpinan Kepala Desa Ladang Panjang Kecamatan Sungai

Gelam Kabupaten Muaro Jambi Provinsi Jambi ?

3. Apa yang Menjadi Hambatan Kepala Desa Perempuan Dalam Pelaksanaan

Program Pembangunan Dan Pelayanan Kepada Masyarakat Di Desa Ladang

Panjang Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi Provinsi Jambi ?


C. Batasan Masalah

Pembatasan masalah adalah usaha untuk menetapkan batasan dari masalah

penelitian yang akan diteliti, batasan masalah ini berguna untuk mengidentifikasikan

faktor mana saja yang termasuk dalam ruang lingkup masalah penelitian, dan faktor

mana saja yang tidak termasuk dalam ruang lingkup masalah penelitian.

Oleh karena itu agar tidak terjadi perluasan terhadap pokok bahasan dalam

penulisan skripsi ini, maka penulis akan membatasi penelitian hanya pada hal–hal yang

berkaitan dengan kepemimpinan kepala desa perempuan terhadap pembangunan desa di

desa Ladang Panjang tersebut, penelitian ini akan dilakukan di Kecamatan Sungai

Gelam Kabupaten Muaro Jambi Provinsi Jambi.


D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Berkaitan dengan permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya, maka didalam

penelitian ini ditetapkan beberapa tujuan penelitian yaitu:

a. Untuk mengetahui kinerja pemimpin kepala desa perempuan di Desa Ladang

Panjang Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi Provinsi Jambi.

b. Untuk mengetahui program kepemimpinan Kepala Desa Ladang Panjang

Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi Provinsi Jambi.

c. Untuk mengetahui Hambatan Kepala Desa Perempuan Dalam Pelaksanaan Program

Pembangunan Dan Pelayanan Kepada Masyarakat Di Desa Ladang Panjang

Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi Provinsi Jambi

2. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapakan dapat berguna dan bermanfaat bagi penulis sendiri

maupun orang lain yaitu sebagai berikut:

a. Secara Teoritis
Memberikan sumbangan atau kontribusi bagi dunia akademik khususnya pada

Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Syari’ah untuk mengetahui tentang pertisipasi

masyarakat dalam pembangunan desa di Desa Ladang Panjang.


b. Secara Akademik
Sebagai syarat untuk menyelesaikan program studi strata satu (S1) pada jurusan

Ilmu Pemerintahan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.


E. Kerangka Teori

Teori–teori yang digunakan dalam berargumentasi hendaknya di kuasai

sepenuhnya serta mengikuti perkembangan teori yang muttahir.9 Teori merupakan

serangkaian pernyataan sistematik yang bersifat abstrak tentang subjek itu dapat berupa

pemikiran, pendapat, nilai–nilai, norma–norma, pranata–pranata sosial, peristiwa–

peristiwa dan perilaku manusia. Teori berfungsi sebagai eksplanasi (penjelasan),

eksplorasi (penjelajah), prediksi (meramalkan), dan control (pngendali).10

Agar penelitian ini lebih terarah dan tepat, maka penulisan menganggap

kerangka teori sebagai landasan berpikir guna mendapatkan konsep yang besar dan

tepat penyusunan skripsi ini sebagai berikut.

1. Teori Kepemimpinan

Kepemimpinan dalam bahasa inggris disebut Leadership dan dalam bahasa arab

disebut Zi’amah atau Imamah. Dalam terminologi yang dikemukakan oleh Marifield

dan Hamzah. Kepemimpinan adalah menyangkut dalam menstimulasi, memobilisasi,

mengarahkan, mengkoordinasi motif-motif dan kesetiaan orang-orang yang terlibat

dalam usaha bersama.11

Kepemimpinan (Leadership) adalah kemampuan seseorang (yaitu pemimpin

atau leader) untuk mempengaruhi orang lain (yaitu yang dipimpin atau pengikut-

pengikutnya). Sehingga orang lain tersebut bertingkah laku sebagaimana dikehendaki

9
Ibid hlm 24
10
Sayuti Una (Ed), Pedoman Skripsi , (Jambi,Syari’ah Press Fakultas Syari’ah 2010) Hlm 25
11
Hamzah Zakub, Menuju Keberhasilan, Manajemen dan Kepemimpinan, Bandung, CV
Diponegoro, h.125
oleh pemimpin tersebut. Kadangkala dibedakan antara kepemimpinan sebagai

kedudukan dan kepemimpinan sebagai suatu proses sosial.

Sebagai kedudukan, kepemimpinan merupakan suatu kompleks dari hak-hak dan

kewajiban-kewajiban yang dapat dimiliki oleh seseorang atau suatu badan. Sebagai

salah satu proses sosial, kepemimpinan meliputi segala tindakan yang dilakukan

seseorang atau sesuatu badan yang menyebabkan gerak dari warga masyarakat.

Kepemimpinan merupakan bagian dari fungsi-fungsi manajemen yang

menduduki posisi strategis dalam sistem dan hirarki kerja dan tanggung jawab pada

sebuah organisasi.12

Di lingkungan masyarakat, dalam organisasi formal maupun non-formal selalu

ada seseorang yang yang di anggap lebih dari yang lain. Seseorang yang memiliki

kemampuan lebih tersebut kemudian di angkat atau ditunjuk sebagai orang yang

dipercayakan untuk mengatur orang lainnya. Biasanya orang seperti itu disebut

pemimpin atau manajer. Dari kata itulah, kemudian muncul istilah kepemimpinan

setelah melalui proses yang panjang.

Masalah kepemimpinan sama tuanya dengan sejarah manusia. Dalam

kepemimpinan dibutuhkan manusia karena adanya keterbatasan dan kelebihan tertentu

pada manusia. Apakah orang-orang dalam masyarakat atau organisasi tidak dapat

menjalankan tugas atau fungsinya tanpa adanya seorang pemimpin? Pemimpin

diperlukan, sedikitnya terdapat empat macam alasan : (a) karena banyak orang

memerlukan fiqur pemimpin, (b) dalam beberapa situasi seseorang pemimpin perlu

12
Nasharuddin Baidan& Erwati Aziz, Etika islam dalam Berbisnis, Yogyakarta, Pustaka Pelajar,
2014, h. 126
tampil mewakili kelompoknya, (c) sebagai tempal pengambilan resiko bila terjadi

tekanan terhadap kelompoknya dan (d) sebagai tempat untuk meletakkan kekuasaan.

Pengertian kepemimpinan bervariasi sebanyak orang yang mencoba

mendefinisikan konsep memperngaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, motivasi

perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok

dan budayanya.13 Selain itu juga mempengaruhi interpreatsi mengenai peristiwa-

peristiwa para pengikutnya, pengorganisasian dan aktivitas-aktivitas untuk mencapai

sasaran, memelihara hubungan kerja sama kelompok, perolehan dukungan dan kerja

sama dari orang-orang luar kelompok atau organisasi.

Kepemimpinan terkadang dipahami sebagai kekuatan untuk menggerakkan dan

mempengaruhi orang. Kepemimpinan sebagai sebuah alat, sarana atau proses untuk

membujuk orang agar bersedia melakukan sesuatu sukarela/sukacita. Ada beberapa

faktor yang dapat menggerakkan orang yaitu karena ancaman, penghargaan, otoritas dan

bujukan.

Kepemimpinan juga dikatakan sebagai proses mengarahkan dan mempengaruhi

aktivitas-aktivitas yang ada hubungannya dengan pekerjaan para anggota kelompok.

Tiga implikasi penting yang terkandung dalam hal yaitu: (1) kepemimpinan itu

melibatkan orang lain baik itu bawahan maupun pengikut, (2) kepemimpinan

pendisttribusian kekuasaan antara pemimpin dan anggota kelompok secara seimbang,

karena anggota kelompok bukanlah tanpa daya, (3) adanya kemampuan untuk

menggunakan bentuk kekuasaan yang berbeda untuk mempengaruhi tingkah laku

pengikutnya melalui berbagai cara.

13
Chris Harijanto, S.E., M.M Pemimpin Yang Andal,(PT Mancana Jaya Cemerlang 2007), Hlm.
3
Oleh karena itu, kepemimpinan itu pada hakikatnya adalah proses

mempengaruhi atau member contoh dari pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya

mencapai tujuan organisasi, seni mempengaruhi dan mengarahkan orang dengan cara

kepatuhan, kepercayaan, kehormatan, dan kerja sama yang bersemangat dalam

mencapai tujuan bersama, kepemimpinan untuk mempengaruhi, member inspirasi dan

mengarahkan tindakan seseorang atau kelompok untuk mencapai tujuan yang

diharapakan, melibatkan tiga hal yaitu, pemimpin, pengikut dan situasi tertentu,

kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok untuk mencapai tujuan dan sumber

pengaruh dapat secara formal maupun tidak formal.

Dalam buku Manajemen Syariah Dalam Praktik mengemukakan bahwa

kepemimpinan Islam adalah kepemimpinan yang sesuai dengan ketentuan Islam, maka

harus dipimpin oleh pemimpin yang memiliki sifat amanah untuk mengurus urusan

rakyat serta dapat menempatkan diri pada posisi sebagai pelayan rakyat, selain itu

pemimpin juga harus berpikir cara-cara agar organisasi yang dipimpinnya maju,

karyawan sejahtera, serta masyarakatnya atau lingkungannya menikmati kehadiran

organisasi itu.14

Dari pendapat tokoh diatas penulis mendefinisikan Kepemimpinan Islam adalah

suatu proses mengajak, memotivasi dan mengarahkan karyawan dalam mencapai tujuan

sehingga mampu menciptakan kesejahteraan dan kebahagiaan kepada anggota yang

dipimpinya dalam proses pelaksanaannya sesuai dengan syariah Islam serta menjadikan

Rasulullah sebagai teladan dalam memimpin. Seperti dalam firman Allah SWT;

14
Didin Hafidhuddin dan Hendri Tanjung, Manajemen Syariah dalam Praktik, Jakarta, Gema
Insani, 2003, h.119-120
Artinya;” Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul

(Nya), dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat

tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul

(sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian.

yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.15

15
Departemen Agama RI Mushaf Al-Qur’an Terjemah Edisi Tahun 2002.Depok, Al Huda, 2005,
h.88
2. Teori Kebijakan

Sebelum dibahas lebih jauh mengenai konsep kebijakan publik, kita perlu

mengakaji terlebih dahulu mengenai konsep kebijakan atau dalam bahasa inggris sering

kita dengar dengan istilah policy. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kebijakan

diartikan sebagai rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis besar dan dasar rencana

dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak (tentang

pemerintahan, organisasi, dsb); pernyataan cita-cita, tujuan, prinsip dan garis pedoman

untuk manajemen dalam usaha mencapai sasaran.

Carl J Federick sebagaimana dikutip Leo Agustino mendefinisikan kebijakan

sebagai serangkaian tindakan/kegiatan yang diusulkan seseorang, kelompok atau

pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu dimana terdapat hambatan-hambatan

(kesulitan-kesulitan) dan kesempatan-kesempatan terhadap pelaksanaan usulan

kebijaksanaan tersebut dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Pendapat ini juga

menunjukan bahwa ide kebijakan melibatkan perilaku yang memiliki maksud dan

tujuan merupakan bagian yang penting dari definisi kebijakan, karena bagaimanapun

kebijakan harus menunjukan apa yang sesungguhnya dikerjakan daripada apa yang

diusulkan dalam beberapa kegiatan pada suatu masalah. 16

Proses pembuatan kebijakan publik merupakan proses yang kompleks karena

melibatkan banyak proses maupun variabel yang harus dikaji. Oleh karena itu beberapa

ahli politik yang menaruh minat untuk mengkaji kebijakan publik membagi proses-

proses penyusunan kebijakan publik kedalam beberapa tahap. Tujuan pembagian seperti
16
Faiqoh, “Wanita Dalam Kultur Islam Indonesia,” dalam Azizah al-Hibri, dkk., Wanita Dalam
Masyarakat Indonesia: Akses, Pemberdayaan, dan Kesempatan (Yogyakarta: SunanKalijaga Press,
2001), h. 259.
ini adalah untuk memudahkan kita dalam mengkaji kebijakan publik. Namun demikian,

beberapa ahli mungkin membagi tahap-tahap ini dengan urutan yang berbeda.

Tahap-tahap kebijakan publik menurut William Dunn sebagaimana dikutip Budi

Winarno adalah sebagai berikut:

a) Tahap penyusunan agenda

Para pejabat yang dipilih dan diangkat menempatkan masalah pada agenda

publik. Sebelumnya masalah ini berkompetisi terlebih dahulu untuk dapat masuk dalam

agenda kebijakan. Pada akhirnya, beberapa masalah masuk ke agenda kebijakan para

perumus kabijakan. Pada tahap ini mungkin suatu masalah tidak disentuh sama sekali,

sementara masalah yang lain ditetapkan menjadi fokus pembahasan, atau ada pula

masalah karena alasan-alasan tertentu ditunda untuk waktu yang lama.

b) Tahap formulasi kebijakan

Masalah yang telah masuk ke agenda kebijakan kemudian dibahas oleh para

pembuat kebijakan. Masalah-masalah tadi didefinisikan untuk kemudian dicari

pemecahan masalah terbaik. Pemecahan masalah tersebut berasal dari berbagai

alternatif atau pilihan kebijakan (policy alternatives/policy options) yang ada. Dalam

perumusan kebijakan masing-masing alternatif bersaing untuk dapat dipilih sebagai

kebijakan yang diambil untuk memecahkan masalah. Dalam tahap ini masing-masing

actor akan bersaing dan berusaha untuk mengusulkan pemecahan masalah terbaik.
c) Tahap adopsi kebijakan

Dari sekian banyak alternatif kebijakan yang ditawarkan oleh para perumus

kebijakan, pada akhirnya salah satu dari alternatif kebijakan tersebut diadopsi dengan

dukungan dari mayoritas legislatif, konsensus antara direktur lembaga atau putusan

peradilan. 17

d) Tahap implementasi kebijakan

Suatu program kebijakan hanya akan menjadi catatan-catatan elit jika program

tersebut tidak diimplementasikan, yakni dilaksanakan oleh badan-badan administrasi

maupun agen-agen pemerintah di tingkat bawah. Kebijakan yang telah diambil

dilaksanakan oleh unit-unit administrasikan yang memobilisasikan sumber daya

finansial dan manusia. Pada tahap implementasi ini berbagai kepentingan akan saling

bersaing. Beberapa implementasi kebijakan mendapat dukungan para pelaksana

(implementors), namun beberapa yang lain munkin akan ditentang oleh para pelaksana.

e) Tahap evaluasi kebijakan

Dalam tahap ini kebijakan yang telah dijalankan akan dinilai atau dievaluasi,

unuk melihat sejauh mana kebijakan yang dibuat untuk meraih dampak yang

diinginkan, yaitu memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat. Oleh karena itu

ditentukan ukuran-ukuran atau kriteria-kriteria yamh menjadi dasar untuk menilai

apakah kebijakan publik yang telah dilaksanakan sudah mencapai dampak atau tujuan

yang diinginkan atau belum.

17
Husein Muhammad, “Partisipas Politik Perempuan,” dimuat pada tanggal 14/12/2019 yang
diakses dari http://islamlib.com/id/index.php?page=article&id=605.
3. Fungsi dan Tipe Kepemimpinan

a. Fungsi Kepemimpinan

Fungsi artinya jabatan (pekerjaan) yang dilakukan atau kegunaan sesuatu

hal atau kerja suatu bagian tubuh. Fungsi kepemimpinan berhubungan langsung

dengan situasi sosial dalam kehidupan kelompok/organisasi masing-masing, yang

mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada di dalam dan bukan diluar situasi

itu. Fungsi kepemimpinan merupakan gejala sosial, karena harus diwujudkan dalam

interaksi antar individu di dalam situasi sosial suatu kelompok/organisasi.

Fungsi kepemimpinan memiliki dua dimensi seperti:

1) Dimensi yang berkenaan dengan tingkat kemampuan mengarahkan (direction)

dalam tindakan atau aktivitas pemimpin.

2) Dimensi yang berkenaan dengan tingkat dukungan (support) atau keterlibatan

orang-orang yang dipimpin dalam melaksanakan tugas-tugas pokok

kelompok/organisasi.18

18
Siti Musdah Mulia, Muslimah Reformis: Perempuan Pembaru Agama (Bandung: Mizan,
2005), h. 515.
Secara operasional dapat dibedakan dalam lima fungsi pokok kepemimpinan,

yaitu:

1) Fungsi Instruksi

Fungsi ini bersifat komunikasi satu arah. Pemimpin sebagai komunikator merupakan

pihak yang menentukan apa, bagaimana, bilamana, dan di mana perintah itu dikerjakan

agar keputusan dapat dilaksanakan secara efektif.

2) Fungsi Konsultasi

Fungsi ini bersifat komunikasi dua arah. Pada tahap pertama dalam usaha menetapkan

keputusan, pemimpin kerapkali memerlukan bahan pertimbangan, yang

megharuskannya berkonsultasi dengan orangorang yang dipimpinnnya yang dinilai

mempunyai berbagai informasi yang diperlukan dalam menetapkan keputusan.

3) Fungsi Partisipasi

Dalam menjalankan fungai ini pemimpin berusaha mengaktifkan orang-orang yang

dipimpinnya, baik dalam keikutsertaan mengambil keputusan maupun dalam

melaksanakannya.

4) Fungsi Delegasi

Fungsi ini dilaksanakan dengan memberikan pelimpahan wewenang

membuat/menetapkan keputusan, baik melalui persetujuan maupun tanpa persetujuan

dari pemimpin.
5) Fungsi Pengendalian

Fungsi pengendalian bermaksud bahwa kepemimpinan yang sukses/efektif mampu

mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif,

sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal.19

b. Tipe Kepemimpinan

Dalam melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpinan, maka akan berlangsung

aktivitas kepemimpinan. Apabila aktivitas tersebut dipilahpilah, akan terlihat gaya

kepemimpinan dengan polanya masing-masing. Gaya kepemimpinan tersebut

merupakan dasar mengklasifikasikan tipe kepemimpinan.20

Gaya kepemimpinan memiliki tiga pola dasar, yaitu:

1) Gaya kepemimpinan yang berpola pada kepentingan pelaksaan tugas,

2) Gaya kepemimpinan yang berpola pada pelaksanaan hubungan kerja sama.

3) Gaya kepemimpinan yang berpola pada kepentingan hasil yang dipakai.

Berdasarkan ketiga pola dasar tersebut terbentuk perilaku kepemimpinan yang

terwujud pada ketegori kepemimpinan yang terdiri dari tiga tipe pokok kepemimpinan,

yaitu:

19
Ibid h.31
20
Komang Ardana, Ni Wayan Mujiati, dan Agung Ayu Sriathi, Perilaku Organisasi,
Yogyakarta; Graha Ilmu, 2009, h.101-102
a) Tipe Kepemimpinan Otoriter Tipe kepemimpinan ini menempatkan kekuasaan di

tangan satu orang. Pemimpin bertindak sebagai penguasa tunggal. Kedudukan dan

tugas anak buah semata-mata hanya sebagai pelaksana keputusan, perintah, dan

bahkan kehendak pemimpin.

b) Tipe Kepemimpinan Kendali Bebas Tipe kepemimpinan ini merupakan kebalikan

dari tipe kepemimpinan otoriter. Pemimpin berdudukan sebagai simbol.

Kepemimpinan dijalankan dengan memberikan kebebasan penuh pada orang yang

dipimpin dalam mengambil keputusan dan melakukan kegiatan menurut kehendak

dan kepentingan masing masing, baik secara perorangan maupun kelompok-

kelompok kecil. Pemimpin hanya mengfungsikan dirinya sebagai penasehat.

c) Tipe Kepemimpinan Demokratis Tipe kepemimpinan ini menempatkan manusia

sebagai faktor utama dan terpenting dalam setiap kelompok/organisasi. Pemimpin

memandang dan menempatkan orang-orang yang dipimpinnya sebagai subjek yang

memiliki kepribadian dengan berbagai aspeknya, seperti dirinya juga. Kemauan,

kehendak, kemampuan, buah pikiran, pendapat, kreativitas, inisiatif yang berbeda-

beda dan dihargai disalurkan secara wajar. Tipe pemimpin ini selalu berusaha untuk

memanfaatkan setiap orang yang dipimpin. Ketiga tipe kepemimpinan di atas

dalam pratiknya saling isi mengisi atau saling menunjang secara bervariasi, yang
disesuaikan dengan situasinya sehingga akan menghasilkan kepemimpinan yang

efektif.21

4. Gaya Kepemimpinan

Gaya artinya sikap, gerakan, tingkah laku, sikap yang elok, gerak gerik yang

bagus, kekuatan kesanggupan untuk berbuat baik. Sedangkan gaya kepemimpinan

adalah sekumpulan ciri yang digunakan pimpinan untuk mempengaruhi bawahan agar

sasaran organisasi tercapai atau dapat pula dikatakan bahwa gaya kepemimpinan adalah

pola perilaku dan strategi yang disukai dan sering diterapkan oleh pemimpin.

Gaya kepemimpinan adalah pola menyeluruh dari tindakan seorang pemimpin,

baik yang tampak maupun yang tidak tampak oleh bawahannya. Gaya kepemimpinan

menggambarkan kombinasi yang konsisten dari falsafah, keterampilan, sifat, dan sikap

yang mendasari perilaku seseorang.

Gaya kepemimpinan yang menunjukkan, secara langsung maupun tidak

langsung, tentang keyakinan seorang pemimpin terhadap kemampuan bawahannya.

Artinya, gaya kepemimpinan adalah perilaku dan strategi, sebagai hasil kombinasi dai

falsafah, keterampilan, sifat, sikap, yang sering diterapkan seorang pemimpin ketika ia

mencoba mempengaruhi kinerja bawahannya. Sehingga gaya kepemimpinan yang

paling tepat adalah suatu gaya yang dapat memaksimumkan produktivitas, kepuasan

kerja pertumbuhan, dan mudah menyesuaikan dengan segala situasi. Gaya

kepemimpinan merupakan dasar dalam mengklasifikasikan tipe kepemimpinan.22

21
Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2006.h.36
22
Wirawan, Kepemimpinan, Jakarta; PT Raja Grafindo Persada, 2014, h.396-402
Gaya kepemimpinan memiliki tiga pola dasar yang mementingkan pelaksanaan

tugas yang mementingkan hubungan kerja sama, dan mementingkan hasil yang dapat

dicapai. Gaya kepemimpinan adalah cara yang digunakan pemimpin dalam

mempengaruhi paa pengikutnya. Dalam hal ini usaha menselaraskan persepsi antara

orang yang akan memengaruhi perilaku dengan yang akan dipengaruhi menjadi amat

penting kedudukannya. Gaya kepemimpinan merupakan suatu pola perilaku seorang

pemimpin yang khas saat memengaruhi anak buahnya, apa yang dipilih oleh pemimpin

untuk dikerjakan, cara pemimpin bertindak dalam mempengaruhi anggota kelompok

membentuk gaya kepemimpinannya.

a. Pendekatan Sifat

Pendekatan sifat mencoba menerangkan sifat-sifat yang membuat seorang

berhasil. Pendekatan ini bertolak dari asumsi bahwa individu merupakan pusat

kepemimpinan. Kepemimpinan dipandang sebagai sesuatu yang mengandung lenih

banyak unsur individu, terutama pada sifat-sifat individu. Penganut pendekatan ini

berusaha mengidentifikasi sifat-sifat kepribadian yang dimiliki oleh pemimpin yang

berhasil dan yang tidak berhasil.

Kepemimpinan dengan pendekatan sifat, lebih menekankan pada prinsip

keteladanan. Keteladanan ini berupa sifat-sifat dan perangai yang perlu dimiliki oleh

pemimpin sehingga dapat dirasakan dan dilihat oleh bawahannya. Keteladanan tersebut

pada hakikatnya merupakan kepribadian pemimpin yang didalamnya mengandung arti


luas, ketekunan, daya tahan, kejujuran, keberanian, harga diri dan berbagai nilai moral

dan akhlak yang lain.23

b. Pendekatan Perilaku

Studi memfokuskan dan mengidentifikasi perilaku yang khas dari pemimpin

dalam kegiatannya mempengaruhi orang lain (pengikut). Pendekatan perilaku

kepemimpinan banyak membahas keefektivan gaya kepemimpinan yang dijalankan oleh

pemimpin.

c. Pendekatan Situasional

Pendekatan situasional hampir sama dengan pendekatan perilaku, keduanya

menyoroti perilaku kepemimpinan dalam situasi tertentu. Dalam hal ini kepemimpinan

lebih merupakan fungsi situasi daripada sebagai kualitas pribadi, dan merupakan suatu

kualitas yang timbul karena interaksi orang-orang dalam situasi tertentu.

Menurut Hersey dan Blanchard dalam Crawford, Kydd dan Riches, menyatakan

dalam teori situasional mereka bahwa perilaku kepemimpinan harus berbeda, tergantung

pada kedewasaan para pengikutnya atau bawahannya.24 Situasi dalam teori ini sendiri

ditentukan oleh kedewasaan, dengan dua dimensi yang dinyatakan: kedewasaan

menurut profesi dan kedewasaan menurut profesi dan kedewasaan berkenaan dengan

psikologis. Terdapat juga dimensi pada perilaku kepemimpinan: perilaku tugas, dimana

pemimpin yang menentukan atau menekankan tugas; dan perilaku hubungan, pemimpin

23
Wahjosumidjo, Kepemimpinan, Departemen P&K, Pusat Pendidikan dan Latihan Pegawai.
1982, h. 36
24
Miles, Mathew B. dan A. Michael Huberman. Analisis Data Kualitatif Buku Sumber Tentang
Metode – Metode Baru, Terjemahan Tjetjep Rohendi Rohidi.Jakarta : UI Press, 1992, h. 69
menghabiskan waktunya untuk mengembangkan hubungan interpersonal yang baik

dengan dan di antara kelompoknya.25

25
Muhammad Ismail Yusanto, “Peran Politik Perempuan Dalam Islam,” artikel diakses www.
hti. or. Id.
F. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka merupakan bagian yang penting dalam sebuah penelitian.

Penelitian mengenai persepsi masyarakat terhadap kepemimpinan perempuan telah

banyak dilakukan, hal ini dapat dirujuk sebagai tinjauan pustaka karena menunjukkan

kesamaan dan keragaman dalam berbagai segi. Tinjauan pustaka digunakan sebagai

pembanding dan acuan dalam penelitian yang dilakukan.

1. Berbagai penelitian terdahulu yang menjadi rujukan dalam penelitian ini adalah

penelitian yang dilakukan oleh Situmorang,26 yaitu Skripsi tentang gaya

kepemimpinan perempuan. Metode dalam penelitian Situmorang adalah metode

yang berdasarkan Tinjauan teoritis, sedangkan fokusnya yaitu menemukan model

gaya kepemimpinan yang khas perempuan. Penelitian Situmorang menggunakan

konsep gender dan gaya kepemimpinan. Hasil yang diperoleh dalam penelitian

Situmorang adalah karakteristik pekerjaan dan gaya kepemimpinan perempuan

terbentuk menjadi empat gaya kepemimpinan, yaitu: feminim-maskulin, feminim

transaksional, maskulin transformasional dan transaksional-transformasional.

Persamaan dalam penelitian Situmorang dengan penelitian ini yaitu sama-sama

mengkaji kepemimpinan perempuan. Perbedaannya terletak pada metode yang

digunakannya, metode dalam penelitian Situmorang yaitu metode yang berdasarkan

Tinjauan teoritis, sedangkan metode dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

kuantitatif.

26
Situmorang, Nina Zulida. Gaya Kepemimpinan Perempuan. Jurnal Proceeding PESAT.
2011.Vol 4. ISSN 1858-2559.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Abasaki, Skripsi tentang kepemimpinan perempuan.

Fokus dalam penelitian Abasaki adalah persepsi santri terhadap kepemimpinan

perempuan di sektor publik, kelebihan dan kelemahan pemimpin perempuan

menurut pendapat para santri di Pondok Pesantren Dorrotu Aswaja. Penelitian ini

menggunakan metode deskriptif kuantitatif, dan teori yang digunakan untuk

menganalisis adalah teori nurture dan nature dari Wilson. Hasil penelitian Abasaki

menunjukkan bahwa perempuan sebagai istri masih dipandang sebagai pelayan

suami dan memunyai tugas untuk mengurus anak-anaknya. Namun perempuan

dalam pandangan santri sebagai seorang ibu, perempuan dipandang memiliki

kedudukan sangat terhormat.27 Tidak ada pelarangan bagi perempuan untuk

menjadi pemimpin di sektor publik, santri beranggapan bahwa selama perempuan

memiliki kapasitas, bakat dan kemampuan dalam memimpin, perempuan boleh

menjadi pemimpin selama perempuan tidak mengabaikan tugasnya dalam keluarga

dan seijin suaminya. Kelebihan dan kelemahan yang dimiliki perempuan menurut

pendapat santri dapat disimpulkan bahwa kelebihan maupun kelemahan yang

dimiliki perempuan bersifat relatif, artinya kelebihan yang dimiliki perempuan juga

dimiliki laki-laki, dan kelemahan yang dimiliki perempuan juga dimiliki laki-laki.

Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Abasaki dengan penelitian ini adalah

sama-sama ingin mengetahui persepsi kepemimpinan perempuan dan sama-sama

menggunakan metode deskriptif kuantitatif.

27
Abasaki, Adi. Persepsi Santri Terhadap Kepemimpinan Perempuan di Sektor Publik (Studi di
Pondok Pesantren Dorrotu Aswaja Sekaran, Gunungpati, Semarang.2011.Skripsi: Tidak diterbitkan
3. Penelitian selanjutnya yang menjadi rujukan dalam penelitian ini adalah penelitian

yang dilakukan oleh Suciptaningsih (2010), Skripsi dengan judul Partisipasi

Perempuan dalam Lembaga Legislatif di Kabupaten Kendal. Metode yang

digunakan dalam penelitian Suciptaningsih adalah metode kualitatif dengan

pendekatan fenomenologis, sedangkan subjeknya adalah perempuan yang duduk

dalam lembaga legislatif di Kabupaten Kendal. Fokus dalam penelitian

Suciptaningsih adalah partisipasi perempuan dalam lembaga legislatif dan peran

perempuan dalam penentuan kebijakan di lembaga legislatif Kabupaten Kendal.

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa partisipasi perempuan dalam Lembaga

Legislatif di Kabupaten Kendal masih rendah, dari 45 orang anggota dewan

legislatif, hanya 4 orang saja yang perempuan. Rendahnya partisipasi perempuan

ini disebabkan oleh banyaknya kendala yang menghambat perempuan untuk maju

berpartisipasi dalam lembaga legislatif, yaitu kendala psikologis, ekonomi, politik,

dan sosial budaya.28 Persamaan dalam penelitian ini dengan penelitian yang lain

yaitu samasama mengkaji kepemimpinan perempuan. Perbedaannya terletak pada

metode yang digunakannya, metode dalam penelitian ini benar-benar mengkaji

persepsi masyarakat terhadap kepemimpinan kepala desa sehingga masyarakat

sangat mengamati dan mengikuti perkembangan kemajuan desa yang dipimpin oleh

kepala desa perempuan.

Berdasarkan tinjauan pustaka yang dilakukan oleh Situmorang perbedaannya

terletak pada metode yang digunakannya, metode dalam penelitian Situmorang yaitu

28
Suciptaningsih, Oktaviani Adhi. 2010. Partisipasi Perempuan dalam Lembaga Legislatif di
Kabupaten Kendal.Jurnal Komunitas, Vol. 2 No. 2: 66-73.
metode yang berdasarkan Tinjauan teoritis, sedangkan metode dalam penelitian ini

adalah metode deskriptif kuantitatif. Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Abasaki

dengan penelitian ini adalah sama-sama ingin mengetahui persepsi kepemimpinan

perempuan dan sama-sama menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Perbedaannya

terletak pada metode yang digunakannya, metode dalam penelitian ini benar-benar

mengkaji persepsi masyarakat terhadap kepemimpinan kepala desa sehingga masyarakat

sangat mengamati dan mengikuti perkembangan kemajuan desa yang dipimpin oleh

kepala desa perempuan.


BAB II

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Sifat Penelitian

1. Jenis Penelitian

Berdasarkan masalah yang diteliti, maka penelitian ini dapat digolongkan

kedalam penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian dimana data

dianalisis berupa data kualitatif.29 Dalam penelitian kualitatif menghasilkan prosedur

analisis yang tidak menggunakan analisis statistik atau cara kuantitatif lainnya.

Karakteristik penelitian kualitatif, yaitu:30

a. Dilakukan dalam kondisi yang alamiah, langsung ke sumber data dan peneliti

adalah instrumen kunci.

b. Penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif. Data yang terkumpul berbentuk kata-

kata atau gambar sehingga tidak menemukan angka.

c. Penelitian kualitatif lebih menekankan pada proses dari pada produk atau

aoutcome.

d. Penelitian kualitatif melakukan data analisi data secara induktif.

e. Penelitian kualitatif lebih menekankan makna (data dibalik yang teramati).

29
Endang Komara, Penelitian Tindakan Kelas dan Peningkatan Profesionalisme Guru
(Bandung : Refika Aditama, 2012), h.1
30
Lexy J. Moleong.Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011)
,h. 8.
2. Sifat Penelitian

Sifat penelitian yang penulis gunakan yaitu bersifat deskriptif Kualitatif, yaitu

suatu metode dalam prosedur penelitian yang menghasilkan data-data deskriptif yang

berwujud uraian dengan kata-kata atau kalimat baik tertulis maupun lisan dari orang-

orang yang berprilaku yang diamati.

Penelitian yang bersifat deskriptif dimaksudkan untuk melukiskan objek atau

peristiwanya, kemudian menelaah dan menjelaskan serta menganalisis data secara

mendalam tentang persepsi masyarakat terhadap kepemimpinan kepala desa perempuan,

dengan cara menguji dari berbagai peraturan yang berlaku maupun dari pendapat para

ahli hukum yang ada relevansinya dengan penelitian ini, sehingga dapat diperoleh

gambaran dengan sebenarnya atau data-data faktual yang berhubungan dengan persepsi

masyarakat terhadap kepemimpinan kepala desa perempuan di Desa Ladang Panjang

Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi Provinsi Jambi.


B. Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data

skunder, yaitu sebagai berikut:

a. Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari hasil penelitian di

lapangan dalam hal objek yang akan diteliti atau digambarkan sendiri oleh orang

yang hadir pada waktu kejadian.31 Adapun yang menjadi sumber primer dalam

penelitian ini adalah data yang diperoleh langsung dari lapangan.

b. Data skunder adalah kesaksian atau data yang tidak langsung dengan sumbernya

yang asli.32 Pada data ini penulis berusaha mencari sumber lain atau karya-karya

yang ada kaitanya dengan masalah yang diteliti yang diperoleh dari ruang pustaka

seperti buku-buku atau sumber-sumber lain yang relevan dengan kajian penelitian

ini.

31
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Edisi Revisi III Cet. Ke-
4, Jakarta: Rineka Cipta, 1998), h. 114.
32
Ibid, h. 12.
C. Metode Pengumpulan Data

Metode adalah cara yang tepat untuk melakukan sesuatu dengan menggunakan

pikiran secara seksama untuk mencapai suatu tujuan, sedangkan penelitian adalah suatu

kegiatan untuk mencari, mencatat, merumuskan dan menganalisa sesuatu yang diteliti

sampai menyusun laporan.33

Data yang relavan sangat dibutuhkan, sebagai tujuan dari penelitian yang

dilaksanakan. Sedangkan untuk mendapatkan data tersebut perlu menggunakan metode

yang cocok dan dapat mengangkat data yang dibutuhkan.Adapun metode pengumpulan

data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Metode Wawancara

Wawancara, adalah pengumpulan data melalui tanya jawab kepada dua pihak

yang mempunyai kedudukan berlainan, pihak yang satu dalam kedudukan sebagai

pencari informasi dan yang lain sebagai pemberi informasi (responden). Metode ini

digunakan untuk memperoleh informasi mengenai kepemimpinan kepala Desa Ladang

Panjang Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi Provinsi Jambi.

33
K.R Soegijono MS, Wawancara Sebagai Salah Satu Cara Pengumpulan Data ,(Media
Litbangkes Vol III No. 01 1993)
b. Metode Dokumentasi

Dokumentasi adalah mencari data atau informasi yang berupa benda benda

tertulis, seperti buku, majalah, dokumen peraturan peraturan,dan catatan harian

lainnya.34 Metode ini digunakan untuk memperoleh data mengenai tentang pandangan

tokoh agama terhadap persepsi masyarakat terhadap kepemimpinan Kepala Desa

perempuan di Desa Ladang Panjang Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi

Provinsi Jambi.

D. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis catatan

hasil wawancara dan lainnya untuk meningkatkan pemahaman penelitian tentang kasus

yang diteliti dan menyajikannya sebagai tujuan bagi orang lain.35

Penelitian ini bersifat kualitatif dengan menggunakan analisis deskriptif.

Analisis ini dilakukan untuk menggambarkan keadaan atau fenomena persepsi

masyarakat terhadap kepemimpinan Kepala Desa perempuan di Desa Ladang Panjang

Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi Provinsi Jambi.

34
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Rineka Cipta, Jakarta,1993),h. 131
35
Noeng Muhajir, Metodologi Kualitatif,(Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2004), h. 183
E. Jadwal Penelitian

Tabel 1
Jadwal penelitian
Tahun 2019/2020
Kegiatan November Desember Januari Februari- April-Mei Juni-Juli
Maret
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pengajuan
judul
Pembuatan
proposal
Penyerahan
proposal
Penerbitan
SK judul dan
pembimbing
Konsultasi
dan
bimbingan
Seminar
proposal
Penelitian/ris
et
Perbaikan
Agenda
sidang

NB: Sewaktu-waktu jadwal akan beubah


BAB III

KEADAAN DESA LADANG PANJANG KECAMATAN SUNGAI

GELAM KABUPATEN MUARO JAMBI

Profil Desa Ladang Panjang Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi

1. Keadaan Ekonomi Sosial Budaya

a. Kependudukan

Berdasarkan Data Administrasi Pemerintah Desa, jumlah penduduk yang

tercatat secara administrasi, jumlah total 8803 jiwa. Dengan rincian penduduk berjenis

kelamin laki-laki berjumlah 3397 jiwa, sedangkan berjenis kelamin perempuan

berjumlah 3403 jiwa. Berkaitan dengan data jumlah penduduk dapat dilihat pada tabel

berikut ini:

Tabel 1

Jumlah Penduduk Desa Ladang Panjang Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten

Muaro Jambi Berdasarkan Jenis Kelamin36

No Jenis Kelamin Jumlah Persentase


1 Laki-laki 3397
2 Perempuan 3403
Jumlah 8803
Sumber: Buku Adminitrasi Ladang Panjang

36
Jumlah Penduduk Desa Ladang Panjang Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi
Berdasarkan Jenis Kelamin
Agar dapat mendeskripsikan lebih lengkap informasi keadaan kependudukan di

Desa Ladang Panjang dilakukan identifikasi jumlah penduduk dengan menitikberatkan

pada klasifikasi usia dan jenis kelamin, sehingga akan diperoleh gambaran tentang

kependudukan Desa Ladang Panjang yang lebih komprehensif. Untuk memperoleh

informasi yang berkaitan dengan deskripsi tentang jumlah penduduk di Desa Ladang

Panjang berdasarkan usia dan jenis kelamin secara detil dapat dilihat tabel berikut ini:

Tabel 2

Jumlah Penduduk Desa Ladang Panjang Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten

Muaro Jambi Berdasarkan Usia37

NO Usia Jumlah Persentase


1 0 - 17 tahun 3573 40.59%
2 18 – 55 tahun 4216 47.89%
3 56 tahun ke atas 1014 11.52%
Jumlah 8803 100%
Sumber : Buku Administrasi Desa Ladang Panjang

b. Mata Pencarian

Secara umum mata pencaharian warga masyarakat Desa Muktikarya dapat

teridentifikasi ke dalam beberapa bidang mata pencaharian, seperti: kebun karet, buruh

kebun karet, PNS/TNI/POLRI, karyawan swasta, pedagang.

37
Jumlah Penduduk Desa Ladang Panjang Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi
Berdasarkan Usia
Tabel 3

Mata Pencarian Masyarakat Desa Ladang Panjang Kecamatan Sungai Gelam

Kabupaten Muaro Jambi38

NO Jenis Pekerjaan Jumlah Persentase


1 Berkebun Karet 1.287 50.41 %
2 Buruh Berkebun Karet 610 23. 90 %
3 PNS/TNI/POLRI 33 1.30 %
4 Karyawan Swasta 460 18.01 %
5 Pedagang 25 1%
6 Wirausaha 28 1.09 %
7 Pensiunan 42 1.64 %
8 Tukang Bangunan 30 1.17 %
9 Peternak 10 0.39 %
10 Lain-Lain/ Tidak Tetap 28 1.09 %
Jumlah 2.553 100 %
Sumber : Buku Adminitrasi Desa Ladang Panjang

Dengan demikian dari data tersebut menunjukkan bahwa warga masyarakat di

Desa Ladang Panjang memiliki alternatif pekerjaan selain sektor buruh kebun

karet/sawit dan Buruh Karet/sawit.

c. Pendidikan

Pendidikan adalah salah satu hal penting dalam memajukan kesejahteraan pada

umumnya dan tingkat perekonomian pada khususnya. Dengan tingkat pendidikan yang

tinggi maka akan mendongkrak tingkat kecakapan. Tingkat kecakapan juga akan

medorong munculnya lapangan pekerjaan baru. Dengan sendirinya akan membantu

program pemerintah untuk pembukaan lapangan kerja baru guna mengatasi

pengangguran. Pendidikan biasanya akan dapat mempertajam sistematika pikir atau

38
Mata Pencarian Masyarakat Desa Ladang Panjang Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten
Muaro Jambi
pola pikir individu, selain itu mudah menerima informasi yang lebih maju. Di bawah ini

data yang menunjukkan tingkat rata-rata pendidikan warga Desa Ladang Panjang.

Tabel 4

Tingkat Rata-rata Pendidikan Desa Ladang Panjang39

NO PENDIDIKAN JUMLAH
1 TK 221
2 Sekolah Dasar 696
3 Sekolah Menengah Pertama 333
4 Sekolah Menengah Akhir 410
5 Mahasiswa 124
JUMLAH 1.784
Sumber : Buku Administrasi Desa Ladang Panjang

Berdasarakan data yang diperoleh menunjukkan bahwa di Desa Ladang Panjang

kebanyakan penduduk usia produktif hanya memilki bekal pendidikan formal pada level

pendidikan dasar 39.01% dan pendidikan menengah SLTP 18.66% dan SLTA 23%.

Sementara yang dapat menikmati pendidikan di Perguruan Tinggi hanya 6. 95%.

d. Agama

Dalam perspektif agama, masyarakat di Desa Ladang Panjang termasuk kategori

masyarakat yang mendekati homogen. Hal ini dikarenakan sebagian besar masyarakat

Ladang Panjang beragama Islam. Secara kultural, pegangan ini didapat dari hugungan

kekeluargaan atau kekerabatan yang kental diantara mereka. Selain itu perkembangan

agama berkembang berdasarkan turunan dari orang tua ke anak dan ke cucu. Hal inilah

membuat agama Islam mendominasi agama di Desa Ladang Panjang.

39
Tingkat Rata-rata Pendidikan Desa Ladang Panjang
2. Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Ladang Panjang

Tabel 5
Bagan Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Ladang Panjang
Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi40

BPD KEPALA DESA


AMDI

SEKRETARIS DESA
ISKANDAR. SE

KAUR. KAUR KAUR


PEMERINTAHAN KEUANGAN PERENCANAAN
GUNAWAN. S.Pd BAMBANG H, S.Pd.i SARINI, SE

KADUS

Sumber : Data Dinding Desa Ladang Panjang Kecamatan Sungai Gelam

40
Data Dinding Desa Ladang Panjang Kecamatan Sungai Gelam
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Kinerja Kepala Desa Perempuan Desa Ladang Panjang

Kinerja seorang pemimpin akan sangat berpegaruh terhadap kinerja

bawahannya. Kinerja dapat diartikan sebagai sebuah hasil kerja dari aktivitas pekerjaan

yang dicapai oleh karyawan/bawahan dalam suatu organisasi dalam standar tingkat

keberhasilan yang telah ditentukan sebelumnya oleh organisasi tersebut. Terdapat

sebuah hubungan yang erat antara pengaruh gaya kepemimpinan yang digunakan

terhadap kinerja bawahan.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan Kepala Desa

perempuan Desa Ladang Panjang cenderung menggunakan gaya kepemimpinan

demokratis. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan pernyataan bahwa Kepala Desa

Perempuan Desa Ladang Panjang dalam mengambil keputusan selalu melibatkan

bawahan baik melalui sebuah rapat ataupun diskusi.

Hal tersebut dikuatkan dalam wawancara dengan warga Desa, yakni :

Bapak Abdul Aziz tentang kepemimpinan Bu Salimah, “Sudah baik, Bu Salimah


itu sebelum melakukan sesuatu pasti musyawarah dulu dengan masyarakat dan
perangkat desa lainnya, sangat peduli terhadap kemajuan desa terutama dalam
hal pembangunan desa dan Bu Salimah juga terbuka dengan masyarakat dan
saya kira juga sudah memenuhi syarat sebagai Kepala Desa”. 41

41
Wawancara : Bapak Abdul Aziz pada Wawancara tanggal 24 Maret 2020
Hasil wawancara menunjukkan bahwa terdapat sikap yang pantas diteladani

adalah beliau senantiasa meminta pertimbangan dari bawahan, atas apa yang harus

dilakukan. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya kegiatan rutin mengundang Kepala

Lingkungan dalam rapat Koordinasi. Sebagai Kepala Desa Perempuan Bu Salimah

banyak meminta pertimbangan kepada para Kepala Lingkungan. Sebab secara teknis

Kepala Desa hanya mengetahui secara umum saja, sedangkan Kepala Lingkungan

merupakan sosok yang mengetahui lebih detail mengenai lingkungannya.

Melalui rapat koordinasi tersebut, Kepala Lingkugan diberikan kebebasan penuh

untuk menyampaikan pendapat, karena pada dasarnya seorang Kepala Desa sangat

membutuhkan saran dan masukan dari bawahannya.

Berdasarkan wawancara dengan Bapak Abdul Aziz berikut :

“ Kalau menurut saya ya udah baik Dek, Bu Salimah itu sebelum melakukan
sesuatu pasti musyawarah dulu dengan masyarakat dan perangkat desa
lainnya.”42

Kepemimpinan juga diartikan sebagai cara seorang pemimpin mempengaruhi

perilaku bawahan, agar mau bekerjasama dan bekerja secara produktif untuk mencapai

tujuan organisasi.43 Secara tidak langsung, gaya kepemimpinan beliau juga tidak

menunjukkan adanya indikasi untuk mendikte bawahannya. Tidak hanya itu, beliau juga

membuka kesempatan seluas-luasnya kepada mayarakat untuk berpendapat dan

42
Wacana : Bapak Abdul Aziz pada Wawancara tanggal 24 Maret 2020
43
Mathis, Robert dan John Jackson. . Manajemen Sumber Daya Manusia Buku 2. (Jakarta: PT.
Salemba. 2003). H, 4
menampung semua aspirasi masyarakat memperhatikan apa yang dilakukan masyarakat

dan selalu memberikan semangat dan dorongan.

Berdasarkan wawancara dengan Bapak Subandi berikut:

“Bu Salimah itu orangnya santai dan baik, tidak pernah mengekang
bawahannya, selalu memberikan kebebasan dan dorongan serta semangat.”44

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kepala Desa Perempuan Ladang Panjang

juga mampu mengarahkan bawahannya sekaligus memberikan alternatif-alternatif untuk

mengefisienkan dan mengefektifkan kegiatan yang akan dilakukan. Beliau juga selalu

memberikan arahannya, kepada masyarakat untuk turut serta dalam kegiatan desa

seperti gotong royong atau program pembangunan yang sedang direncanakan. Bahkan

tidak jarang Beliau akan langsung ikut terjun ke lapangan untuk melakukan kegiatan

bersama-sama dengan bawahan dan masyarakatnya. Kepemimpinan demokratis

menghargai potensi setiap individu dan memanfaatkan kapasitas dan kualitas individu

secara efektif.45

Kepala Desa Perempuan Desa Ladang Panjang juga terbukti objektif dalam

memperlakukan bawahannya. Objektif disini lebih memiliki artian bahwa apabila

bawahan melakukan pekerjaan dengan baik dan benar, pujian akan diberikan. Namun,

apabila pekerjaan bawahannya masih terdapat kekurangan atau kesalahan, beliau akan

menegur, mengkritik dan mengarahkan bagaimana seharusnya. Kaitannya dengan gaya

kepemimpinan hal tersebut merupakan tipe kepemimpinan demokratis, yaitu pemimpin

44
Wawancara masyarakat desa ladang panjang 25 maret 2020
45
Thea Hapsari , Pengaruh kepemimpinan perempuan terhadap budaya organisasi dan kinerja
aparat pemerintahan. {Digilib.unila.ac.id, 2011). h,19
bersikap objektif dalam pujian dan ktritik terhadap bawahannya dimana pemimpin

terjun langsung dan berbaur dengan anggota organisasi namun, tanpa terlampau

melakukan banyak pekerjaan bawahannya.

Visi dan misi yang diemban oleh seorang Kepala Desa dalam kapasitasnya

sebagai pemimpin adalah meningkatkan pelayanan publik, dan pengelolaan

pembangunan. Hal ini dapat dicapai dengan mengoptimalkan potensi desa yang ada

serta memperhatikan masyarakat sesuai dengan Sumber Daya Manusia yang ada.

Tentunya hal tersebut tidaklah mudah, apalagi bagi seorang pemimpin perempuan.

Tentunya hal ini dapat diciptakan suasana yang harmonis dengan lingkungan

masyarakat yang dipimpin dan harus mempunyai langkah-langkah strategis dalam

upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

Dari hasil penelitian yang diperoleh, Kepala Desa Ladang Panjang memiliki ciri-

ciri kooperatif. Hal ini ditunjukan dengan adanya peran serta semua pihak untuk

mencapai tujuan yang akan dicapai. Pemimpin dalam kapasitasnya sebagai Kepala Desa

Ladang Panjang memberikan keleluasaan berpendapat dengan tidak memisahkan antara

atasan dan bawahan, sehingga menciptakan suasana kerja yang kompetitif. Karakteristik

dan citi-ciri pemimpin yang kooperatif merupakan bagian dari kepemimpinan

demokratis yang berfungsi sebagai katalisator untuk mempercepat dinamisme dan

kerjasama demi pencapaian tujuan organisasi.46

Kepemimpinan demokratis berorientasi pada manusia dan memberikan

bimbingan yang efisien kepada pengikutnya serta terdapat koordinasi pekerjaan yang

sangat baik kepada bawahannya. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa

46
Kartono, Kartini, Pemimpin dan kepemimpinan.(Jakart: Raja grafindo,1998) h. 71
Kepemimpinan Kepala Desa Ladang Panjang Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten

Muaro Jambi Provinsi Jambi merupakan kepemimpinan dengan gaya kepemimpinan

Demokratis. Pemimipin demokratik biasanya memandang peranannya selaku

koordinator dari berbagai unsur dan komponen organisasi sehingga bergerak sebagai

suatu totalitas, karena tipe pemimpin demokratik adalah tipe pemimipin yang paling

ideal dan paling didambakan.47

Dalam sebuah studi menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan demokratis

memberi pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja bawahan.48 Berdasarkan hasil

penelitian diperoleh hubungan antara gaya kepemimpinan demokratis dengan kinerja

kepala desa perempuan Desa Ladang Panjang. Kepemimpinan demokratis yang

diterapkan ternyata mampu mendongkrak kinerja semua aparatur desa. Hal tersebut

ditunjukkan dengan tingkat kepuasan masyarakat yang terus meningkat terhadap kinerja

beliau. Bu Salimah selaku Kepala Desa perempuan dinilai mampu bersikap cepat

tanggap dalam merespon keinginan warga.

Peningkatan kepuasan masyarakat Desa Ladang Panjang terjadi disebabkan oleh

adanya kemudahan akses layanan kependudukan didapatkan oleh masyarakat Desa

Ladang Panjang. Kemudahan Pelayanan publik tersebut berupa kemudahan dalam

mengurus administrasi kependudukan, pertanahan dan lain -lain. Selain itu, dalam

menunjang pelayanan kepada publik sekaligus mempercepat upaya pelaksanaan

program pembangunan kepada masyarakat Kepala Desa perempuan Desa Ladang

Panjang berusaha melengkapi semua sarana prasarana. Sehingga pembangunan di Desa

47
Thea Hapsari , Pengaruh kepemimpinan perempuan terhadap budaya organisasi dan kinerja
aparat pemerintahan. {Digilib.unila.ac.id, 2011). h,17
48
Jurnal Abdul Wahid Rosyidi , Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pustakawan
Pada Perpustakaan Tinggi Negeri Di Surabaya, (Universitas Airlangga, 2007 ). h, 13
Ladang Panjang benar-benar digenjot. Tentu saja tanpa ada prakarsa dari Kepala Desa

maka hal itu mustahil dapat terjadi. Sehingga kepemimpinan Kepala Desa perempuan

tidak kalah dengan kepemimpinan laki-laki.

Hasil penelitian menunjukkan Kepala Desa Ladang Panjang juga ikut terjun

langsung dalam setiap pelaksanaan program pembangunan. Bersama dengan Aparatur

Desa Lainnya beliau berusaha memenuhi keinginan warganya yang berkaitan dengan

pembangunan desa seperti penerangan jalan dan pembangunan jembatan.

Berdasarkan hasil petikan wawancara bersama Ibu Maryani berikut :

“ Wah, Bu Salimah itu orangnya cekatan Dek, rakyatnya meminta apa saja
insyaallah langsung dituruti, misalnya minta untuk memperbaiki jembatan,
lampu-lampu dijalan buat penerangan, itu semua yang menggerakkan Bu
Salimah dengan dibantu pemuda dan masyarakat desa, ya alhamdulillah
sekarang jembatannya sudah bagus dan layak pakai, jalanan pun sekarang sudah
ada lampunya”.49

Secara umum pelayanan yang dilaksanakan Bu Salimah kepada masyarakat

sudah cukup memuaskan hal tersebut berarti bahwa kinerja beliau sebagai Kepala Desa

Ladang Panjang patut diapresiasi. Lebih lanjut, menurut salah satu warga desa Ladang

Panjang, Kepala Desa Ladang Panjang dengan dibantu perangkat desa memberikan

pelayanan pengurusan administrasi kependudukan, pertahanan dan lain-lain dikerjakan

dengan cepat dan dilayani selama 24 jam, baik pelayanan pada jam kerja di kantor desa

atau Balai Desa maupun diluar jam kerja dirumah Kepala Desa, sekretaris desa atau

perangkat desa lainnya. Pelayanan tersebut tentunya dengan ditunjang adanya sarana

49
Wacana : Ibu Maryani pada Wawancara 25 Maret 2020
dan prasarana yang cukup memadai jadi lebih memudahkan Kepala Desa dan perangkat

desa untuk melakukan pelayanan publik kepada masyarakat.


B. Program Kepemimpinan Kepala Desa Ladang

Tabel Daftar Program dan Kegiatan RPJM Desa Tahun 2016 s.d 2022 yang bersumber dari APBDes, APBD dan APBN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA


RKPJMDesa
TAHUN 2016-2022
N Bidang dan Jenis Proyek Lokasi Sifat Volume Sasaran Waktu Biaya dan Sumber Biaya Ket

O Bidang Jenis B R L /Tahun Manfaat Pelaksanaan Jumlah (Rp) Sumber

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

1 Belanja Kepala 1. Penghasilan tetap, LadangPanjang V 12 Bulan Pemdes 2017 Rp. APBDes
tunjangan Kepala
Desa Dan Desa dan Aparat 194.400.000,-
Desa.
Perangkat Desa 2. Honor Staf Desa
3. Tunjangan kesehatan
untuk aparat desa

LadangPanjang V 12 bulan Pemdes 2017 APBDes

LadangPanjang V 12 bulan Pemdes 2017 Rp. APBDes


14.400.000,-

Rp.

4.590.000,-

2 ProgramOperasion 1. ATK LadangPanjang V 1 Kgtn Pemdes 2017 Rp. APBDes


2. Peralatan dan
alPemerintah Desa perlengkapankantor LadangPanjang V 1 Set Pemdes 2017 7.000.000,- APBDes
3. PemeliharaanGedun
gKantor Desa Rp.
4. Pemeliharaanperleng
kapan dan LadangPanjang V 5 Buah Pemdes 2017 20.000.000,- APBDes
perangkatkantor
5. BiayaRapatMusyaw
arah Desa
6. BiayaRapatKoordina LadangPanjang V 1 Kgtn Pemdes 2017 Rp. APBDes
si RT
7. Perjalanan Dinas 2.500.000,-
8. Monitoring dan
Evaluasi
9. Pakaian Dinas
Kepala Desa dan LadangPanjang V 4 HOK Pemdes 2017 Rp. APBDes
Aparatur Desa
10. BiayaListrik. 2.500.000,-
11. Biaya Internet
12. CetakAdminiustrasi V 12 HOK Pemdes 2017 APBDes
Kantor
13. Pembelian BBM LadangPanjang
14. Pembelianalatkebers
ihan LadangPanjang V 32 HOJ Pemdes 2017 Rp. APBDes
15. PenyusunanMonogr
afi dan Profil Desa. LadangPanjang V 1 kgtn Pemdes 2017 4.000.000,- APBDes
16. PenyusunanLaporan
Desa
17. BelanjaPenerimaanT
amu LadangPanjang V 1 Kgtn Pemdes 2017 Rp. APBDes

4.200.000,-

LadangPanjang V 12 bulan Pemdes 2017 Rp. APBDes

LadangPanjang V 12 bulan Pemdes 2017 3.120.000,- APBDes

LadangPanjang V 1 kegiatan Pemdes 2017 Rp. APBDes

1.000.000,-

LadangPanjang V 105,9 Pemdes 2017 APBDes

LadangPanjang V Liter Pemdes 2017 Rp. APBDes

1 Kegtn 3.500.000,-
LadangPanjang V Pemdes 2017 APBDes

1 kegiatan

LadangPanjang V Pemdes 2017 Rp. APBDes

6 kegiatan 2.400.000,-

LadangPanjang V Pemdes 2017 Rp. APBDes

- 600.000,-

Rp.

1.000.000,-

Rp.

900.000,-

Rp.

300.000,-
Rp.

3.000.000,-

Rp.

1.000.000,-

Rp.

1.500.000,-

3 Tunjangan 1. TunjanganAnggota LadangPanjang V 12 bulan BPD 2017 Rp.121.200.000 APBDes


BPD
Operasional BPD 2. RapatRutin BPD ,-
3. Pencetakan
Administrasi BPD LadangPanjang V 12 HOK BPD 2017 APBDes
4. ATK BPD
5. BiayaMonitoring LadangPanjang V 1 kgtn 2017 Rp. APBDes
dan
EvaluasiKinerjaPem 1.260.000,-
des dan Evaluasi
LPPD LadangPanjang V 1 kgtn BPD 2017 Rp. APBDes
6. Rapat Paripurna
BPD dengan Pemdes LadangPanjang V 3 HOK BPD 2017 200.000,- APBDes
7. Biayajaringan
Asmara
8. BiayaSeragam BPD
Rp.

1.200.000,-

LadangPanjang V 4 HOK BPD 2017 Rp. APBDes

600.000,-

LadangPanjang V 1 HOK BPD 2017 APBDes

LadangPanjang V 1 kegtn BPD 2017 APBDes

Rp.

1.200.000,-

Rp.

500.000,-
Rp.

1.400.000,-

4 Insentif RT 1. Insentif RT V 12 Bln RT 2017 Rp.156.000.000 APBDes


LadangPanjang
,-

5 Program Dasar 1. Pembangunan Kantor Desa V 1 kgtn Pemdes 2017 Rp.105.000.000 APBDes
Kantor Desa
Infrastruktur 2. Rabat Beton ,-
Jalan Ponpes
3. Rabat Beton RT.05 V 280M Masyarakat 2017 APBDes
Jalan
Lingkungan Rp.
Rt.06
4. Rabat Beton RT. 06 V 100 m Masyarakat 2017 180.000.000,- APBDes
Jalan
Lingkungan
Rt.10
5. Rabat Beton RT.10 V 180 M Masyarakat 2017 Rp.100.000.000 APBDes
Jalan TPU Rt.22
6. Pembangunan ,-
Gedung Paud
7. pengerasan jalan Rt.22 V 140 M Masyarakat 2017 APBDes
Lingkungan
RT.19 Rp.
8. Pembangunanje
mbatan box Dusun Sawit V 1 Paket Masyarakat 2017 135.000.000,- APBDes
Culvert Rt.19
9. PemasanganGor
ong-Gorong
Rt.19 RT.19 V 1000M Masyarakat 2017 Rp. APBDes

165.000.000,-

RT.19 V 5 X 6M Masyarakat 2017 APBDes

Rp.

180.000.000,-

RT.19 V 5m Masyarakat 2017 APBDes

Rp.

180.000.000,-

Rp.

45.000.000,-
Rp. 6.000.000,

6 Program 1. Insentif kader V 12 Bln KaderPosya 2017 Rp. APBDes


posyandu.
Pelayanan Dasar LadangPanjang ndu 16.800.000,-

Kesehatan

7 LembagaKemasyar 1. Pelatihan Ladang V 1 kgtn Perangkat 2017 Rp. APBDes


peningkatan SDM
akatan Perangkat Desa. Panjang desa 7.000.000,-
2. Bantuan Kepada
Panitia Hari-hari V 3 kgtn Panitia 2017 APBDes
Besar
3. Bantuan Pendidikan Ladang Rp.
4. Bantuan Kepada
Pemuda Panjang V 5 kgtn Panitia 2017 7.000.000,- APBDes
5. Bantuan Sosial
6. Bulan Bakti Gotong V 1 kgtn Pemuda 2017 APBDes
Royong
7. Bantuan Ladang Rp.
Peningkatan Gizi
Balita, Ibu Hamil Panjang V 1 kgtn Warga 2017 9.000.000,- APBDes
dan Lansia
8. Honor Linmas dan Pemuda V 1 kgtn miskin 2017 Rp. APBDes
Kantibmas.
9. Biaya Pemilihan dan Masyarakat 2.000.000,-
Pelantikan Kepala
Desa Ladang V 1 kgtn 2017 APBDes
10. Honor Ketua
Lembaga Adat Panjang Posyandu Rp.
11. Honor Ketua LPM
12. Honor Pegawai Ladang 3.000.000,-
Syara dan Guru
Ngaji Panjang V 12 bln 2017 Rp. APBDes
13. Honor Tim
Pelaksana ADD Limas/Kntib 1.000.000,-
14. Honor Tim
Pelaksana Kegiatan Ladang V 12 bln mas 2017 APBDes
15. Honor Tim
Peenyusunan Panjang Panpel Rp.
RKPJMDes dan
RKPDes/APBDes 4.800.000,-
16. Honor Tim Profil
Desa. V 12 bln 2017 APBDes
17. Honor Tim Panitia
Pemilihan Kepala Ladang Ket. L. Adat
Desa
18. Pemilihan LPM Panjang V 12 bln 2017 Rp. APBDes
19. Perlengkapan
struktur LPM V 12 bln Ketua LPM 2017 7.200.000,- APBDes
20. Bantuan Kendaraan
Dinas Desa Ladang Syara &
21. Sumbangan
Pelaksanaan MTQ Panjang V 12 bln Guru Ngaji 2017 Rp. APBDes
Kec.
22. Biaya Operasional Tim ADD 15.000.000,-
MTQ Kec.
23. Insentif Kafila V 1 kgtn 2017 APBDes
MTQ.
24. Pemberian Dana Ladang Tim Plksana
Bantuan Oprasional
PKK dari ADD. Panjang V 1 kgtn 2017 Rp. APBDes

Tim 4.800.000,-

Ladang Penyusun

Panjang Rp.

Ladang V 1 Kgtn 2017 2.400.000,- APBDes

Panjang V 1 kgtn Tim Profil 2017 Rp. APBDes

Panitia 18.000.000,-
Ladang pemilihan

Panjang V 1 kgtn 2017 Rp. APBDes

V 1 kgtn LPM 2017 11.460.000,- APBDes

Ladang LPM

Panjang V 1 Unit 2017 Rp. APBDes

Pemdes 9.000.000,-

Ladang V 1 kgtn 2017 APBDes

Panjang Panpel Rp.

MTQ 3.000.000,-

V 1 kgtn 2017 APBDes

Ladang V 1 kgtn Kafilah 2017 APBDes

Panjang V 1 kgtn MTQ 2017 Rp. APBDes

Ladang 3.000.000,-
Panjang Kafilah Rp.

MTQ 3.000.000,-

TP PKK

Ladang

Panjang Rp.

Ladang 500.000,-

Panjang Rp.

500.000,-

Ladang

Panjang Rp.17.095.000,-

Ladang Rp.

Panjang 2.000.000,-
Ladang Rp.

Panjang 5.000.000,-

Ladang Rp.

Panjang 5.000.000,-

Ladang Rp.

Panjang 12.000.000,-
C. Hambatan Kepala Desa Perempuan Dalam Pelaksanaan Program

Pembangunan Dan Pelayanan Kepada Masyarakat Di Desa Ladang

Panjang, Kecamatan Sungai Gelam, Kabupaten Muaro Jambi

Dalam Kamus Besar bahasa Indonesia hambatan atau penghambat

diterjemahkan sebagai hal, penyebab, atau keadaan yang merintangi, menghalangi

atau menahan. Dalam konstruk sosial yang masih sangat kuat dengan pondasi

bahwa hanya laki laki lah yang pantas untuk memimpin tentunya pandangan ini,

tentu dapat menjadi hambatan tersendiri bagi seorang pemimpin perempuan.

Ditambah dengan doktrin agama yang masih sangat kental membuat peran

perempuan dalam birokrasi sangat di batasi. Namun, lain dulu lain sekarang saat

ini perempuan juga mampu berperan penting dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara.

Perempuan mampu hadir dengan segala prestasinya dalam berbagai bidang

baik sosial, politik, ekonomi maupun budaya. Bahkan saat ini kita banyak

menemukan calon bupati dan pemimpin daerah perempuan yang sudah berani

terjun ke dalam komposisi pembuat kebijakan. Kini bisa dikatakan bahwa pondasi

yang tadinya sangat kuat dengan menomor satukan laki laki sudah mulai terkikis.

Kampanye kesetaraan gender yang selama ini di gaungkan telah berhasil

merangsak masuk dan memberikan dampak nyata bahwa perempuan juga bisa

berkiprah dalam struktur pemerintahan.

Kepemimpinan perempuan masih menjadi topik yang selalu relavan untuk

di bahas. Banyak perempuan yang masih menghadapi tantangan dan hambatan


dalam upaya mengelola birokrasi pemerintahan. Hal tersebut masih terlihat dari

belum banyaknya sosok perempuan yang mampu bersaing dengan kaum laki-laki

dalam kompetisi menjadi pemimpin daerah. Kecenderungan masyarakat yang

masih dipengaruhi oleh kultu yang kental tentu menjadi salah satu hal yang

menyebabkan peran perempuan dalam pemeritahan menjadi terbatas.

Sebagai Kepala Desa Perempuan yang memimpin 1.065 jiwa tentu yang

namanya hambatan pasti selalu ada. Apalagi sebagai seorang perempuan yang

memiliki banyak keterbatasan tentu saja untuk mengeksekusi berbagai program

pelaksanaan pembangunan dan pelayanan pasti ada saja hambatan yang dihadapi.

Hal tersebut juga di rasakan langsung oleh Bu Salimah selaku Kepala Desa

Ladang Panjang Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi.

Seperti yang beliau ungkapkan dalam petikan wawancara dibawah ini:


"Yang namanya memimpin pasti ada hambatannya, soalnya kan saya
memimpin masyarakat yang tidak sedikit dan itu terdiri dari banyak orang
yang sifatnya beda, saya juga pernah menemui orang yang sifatnya kaku dan
tidak mau mengikuti kegiatan yang ada didesa, tapi saya tetap akan berusaha
untuk mengajak masyarakat agar mengikuti kegiatan desa dengan cara
menasehati sedikit demi sedikit sampai mereka sadar dan mengikuti
kegiatan desa”.50

Padahal saat ini pemerintah sedang berfokus untuk menggenjot

pembangunan dan pelayanan di desa. Tentu saja hal ini bisa menjadi sebuah

dilema, bagaimana seorang perempuan yang notabene adalah ibu rumah tangga

harus berperan aktif dalam pembangunan dan pelayanan kepada lebih dari seribu

warga masyarakatnya. Bu Salimah mengakui bahwa ia memang tidak paham betul

mengenai teknis pengerjaan proyek, seperti harga bahan bangunan dipasaran, jenis

50
Wacana: Ibu Salimah pada wawancara tanggal 24 Maret 2020
bahan bangunan yang dipakai dan hal lainnya. Untuk itulah ia selalu menunjuk

kepala urusan yang uang membidangi dalam hal pengerjaan berbagai proyek.

Dalam petikan wawancara lainnya Bu Salimah mengungkapkan:


"Alhamdulillah yang saya alami dan saya rasakan masyarakat sini
mendukung kepemimpinan saya, semakin kesini masyarakat semakin
percaya dengan kepemimpinan saya jadi saya semakin semangat
untuk memimpin desa ini. Misalnya saja kalau di desa akan
diadakannya kegiatan pembangunan meskipun tidak semua
masyarakat mendukung dan mengikuti kegiatan pembangunan
namun sebagian besar masyarakat sudah berpartisipasi dalam
kegiatan pembangunan.”51

Berdasarkan hasil penelitian melalui metode observasi diperoleh hasil

bahwa pada dasarnya hambatan yang bersifat sosial berasal dari faktor eksternal

atau faktor diluar diri seseorang. Dalam hal ini, faktor rksternal yang dimaksud

adalah kondisi masyarakat. Bagaimana karakteristik setiap individu tentunya

berbeda. Sehingga dibutuhkan pola penanganan yang berbeda terhadap setiap

individu. Apalagi dengan keterbatasan sebagai seorang perempuan tentu ada rasa

ketidaknyamanan saat mencoba berinteraksi atau memberikan arahan kepada

lawan jenis.

Pada faktanya, hambatan yang bersifat sosial ini tidak begitu memberikan

pengaruh yang signifikan terutama terhadap kinerja dan pelayanan . Terbukti

dengan pembangunan dan pelayanan public yang berjalan optimal di Desa Ladang

Panjang. Pelaksaan program pembangunan yang terlaksana dengan baik maka

akan berdampak langsung terhadap kemajuan Desa. Sehingga masyarakat desa

51
Wacana: Ibu Salimah pada wawancara tanggal 24 Maret 2020
Ladang Panjang akan bisa berdikari, berdiri diatas kaki sendiri, berdaya guna, dan

mampu bersaing dengan masyarakat kota yang tentunya lebih modern.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Kinerja seorang pemimpin akan sangat berpegaruh terhadap kinerja

bawahannya. Kinerja dapat diartikan sebagai sebuah hasil kerja dari aktivitas

pekerjaan yang dicapai oleh karyawan/bawahan dalam suatu organisasi dalam

standar tingkat keberhasilan yang telah ditentukan sebelumnya oleh

organisasi tersebut. Terdapat sebuah hubungan yang erat antara pengaruh

gaya kepemimpinan yang digunakan terhadap kinerja bawahan.

2. Program kerja cukup optimal dan semoga segera terrealisasi dengan baik.

3. Pada faktanya, hambatan yang bersifat sosial ini tidak begitu memberikan

pengaruh yang signifikan terutama terhadap kinerja dan pelayanan . Terbukti

dengan pembangunan dan pelayanan public yang berjalan optimal di Desa

Ladang Panjang. Pelaksaan program pembangunan yang terlaksana dengan

baik maka akan berdampak langsung terhadap kemajuan Desa. Sehingga

masyarakat desa Ladang Panjang akan bisa berdikari, berdiri diatas kaki

sendiri, berdaya guna, dan mampu bersaing dengan masyarakat kota yang

tentunya lebih modern.


B. Saran

a. Kepala Desa juga harus meningkatkan program-program kerja yang lebih

optimal sehingga semua program dapat terealisasi dengan baik. Kepala Desa

perempuan juga harus lebih tegas dalam memimpin dan mengambil

keputusan.

b. Mampu mengatasi apa saja hambatan yang terjadi, dengan menunjukkan

kinerja yang baik dan membuktikan bahwa perempuan juga dapat bekerja di

ranah birokrasi pemerintahan.


DAFTAR PUSTAKA

A. Al-Qur’an

Al Qur’an. Surah An Nisaa’ ayat 59

B. Literatur

Abdul Kadir Muhamad, Hukum dan Penelitian Hukum, Bandung: Citra Aditya,
2014
Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi
III Cet. Ke-4, Jakarta: Rineka Cipta, 1998
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa,
PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2011
Fakih Mansour, Menggeser Konsepsi Gender dan Transformasi Sosial
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996)
Hadi Sutrisno, Metodologi Research I, Fakultas Psikologi UGM,
Yogyakarta,1980
Handayani, Trisakti dan Sugiarti. Konsep dan Teknik Penelitian Gender. Malang:
UMM Press, 2006
Handoyo Eko. Dkk. Studi Masyarakat Indonesia, Semarang: Unnes Press. 2007
Husein Muhammad, “Partisipas Politik Perempuan,” dimuat pada tanggal
14/11/2019 yang diakses dari http://islamlib.com/id/index.php?page=articl
& id=605
Kartono Kartini, Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: Rajawali Pres, 2010
Martodirjdo S. Haryo, Pemahaman Persepsi Lintas Budaya, Jakarta: PT. Raja
Grafindo, 2004
Marzali Amri, Antropologi dan Pembangunan Indonesia, Jakarta: Kencana, 2005
Miles, Mathew B. dan A. Michael Huberman. Analisis Data Kualitatif Buku
Sumber Tentang Metode – Metode Baru, Terjemahan Tjetjep Rohendi
Rohidi.Jakarta : UI Press, 1992
Muhajir Noeng, Metodologi Kualitatif, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003
Musdah Mulia Siti, Muslimah Reformis: Perempuan Pembaru Agama (Bandung:
Mizan, 2005)
Narbuko Cholid dan Abu Ahmad, Metode Penelitian, Rineka Cipta, Cet.4,
Jakarta: 2004
Rivai Veithzal, Kepemimpinan dan Perilaku Politik, Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2006
Sarumpaet, Wanita Teladan, (Bandung: Indonesia Publishing House, 2004), h. 57
Siti Sajaroh Wiwi, “Gender dalam Islam,” dalam Tim Penulis Pusat Studi Kajian
3Wanita (PSW) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Pengantar Kajian
Gender (Jakarta: PSW UIN Jakarta,2003)
Siwi Utami Tari, “Realitas Politik Perempuan di Indonesia,” dalam Proseding
Seminar Internasional, Keterwakilan Perempuan dan Sistem Pemilihan
Umum (Jakarta: National Democratic & Meneg Pemberdayaan Perempuan
RI, 2001)
Wahjosumidjo. Kepemimpinan, Departemen P&K, Pusat Pendidikan dan Latihan
Pegawai, 1982

C. Peraturan Perundang Undangan

Undang-Undang Dasar Tahun 1945, Pasal 28D ayat 1dan 3

Undang-Undang Dasar Tahun 1945,Pasal 28H ayat 2

D. Wawancara

Iskandar S.E Sekretaris Desa Ladang Panjang

Abdullah Tokoh Masyarakat Desa Ladang Panjang

Abdul Aziz Tokoh Masyarakat Desa Ladang Panjang

Samsudin Ketua RT 06 Desa Ladang Panjang

Maryani Anggota PKK Desa Ladang Panjang

Salimah, S. Ag Kepala Desa Ladang Panjang


LAMPIRAN-LAMPIRAN

Gambar 1

Pengambilan Data di Kantor Kepala Desa Ladang Panjang Kecamatan

Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi

Gambar 2

Kegiatan Isra’ Mi’raj Sekaligus Wawancara Masyarakat Desa Ladang

Panjang Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi


Gambar 3

Pengambilan Data Sekaligus Wawancara Salah Satu Staff Kantor Desa

Ladang Panjang Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi

Gambar 4

Gambaran Umum Struktur Pemerintahan Desa Ladang Panjang Kecamatan

Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi


CURRICULUM VITAE

A. Biodata Pribadi

Nama : Eka Desi Hartini

Nim : SIP162280

Tempat Tgl Lahir : Mudung Darat, 19 Desember 1996

Jenis Kelamin : Perempuan

Fakultas/Prodi : Syariah/Ilmu Pemerintahan

Universitas : Universitas IslamNegeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Alamat Universitas : Jln. Jambi – Muara Bulian, Puri Masurai 1 – Muaro Jambi

Provinsi Jambi

Agama : Islam

Golongan Darah : B+

Status : Belum Kawin

Kewarganegaraan : WNI

E-Mail :Ekadesi067@gmail.com

No Handphone : 0823-7209-9001 / 0853-7711-3161

B. Riwayat Pendidikan

a. MIN Mudung Darat : 2003 – 2009

b. SMP N 11 Muaro Jambi : 2010 – 2013

c. SMA N 6 Muaro Jambi 2013 – 2015

Anda mungkin juga menyukai