Anda di halaman 1dari 6

No.

Dokumen TRI – HSE 02


PROSEDUR SMK Revisi 2
PROSEDUR IDENTIFIKASI BAHAYA DAN Tgl. Berlaku 24/10/2019
PENGENDALIAN RESIKO Halaman Page 1 of 6

1. Tujuan

Memastikan bahwa perusahaan melaksanakan dan memelihara prosedur-prosedur identifikasi


bahaya, penilaian resiko dan menentukan langkah pengendalian yang diperlukan, meliputi:
1. Kegiatan-kegiatan rutin, tidak rutin dan keadaan darurat.
2. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh seluruh karyawan di tempat kerja, termasuk mitra
kerja.
3. Fasilitas yang ada di tempat kerja, baik yang disediakan oleh perusahaan ataupun pihak
ketiga.
4. Perilaku, kemampuan dan faktor manusia lainnya.

2. Ruang Lingkup

Seluruh lokasi lingkungan kerja perusahaan PT. Titan Rajawali Internasional.

3. Definisi

1. Form Identifikasi Bahaya, Penilaian dan Pengendalian Resiko digunakan untuk


mengidentifikasi semua potensi bahaya dalam aktivitas operasional tempat kerja, menilai
resiko dari potensi bahaya tersebut serta menetukan rekomendasi pengendalian resiko di
tempat kerja. Form identifikasi bahaya, penilaian resiko dan pengendalian resiko diperlukan
untuk menentukan perencanaan penerapan K3L yang diperlukan di tempat kerja.
2. Identifikasi Bahaya: proses untuk mengidentifikasi bahaya dan menentukan
karakteristiknya.
3. Penilaian Resiko: proses evaluasi resiko yang ditimbulkan oleh suatu bahaya dengan
mempertimbangan kecukupan pengendalian yang ada dan memutuskan apakah resiko dapat
diterima atau tidak.
4. Resiko: Kombinasi dari kecenderungan dari kejadian dengan kondisi bahaya atau paparan
kondisi bahaya dan keseriusan dari cedera atau gangguan kesehatan yang dapat diakibatkan
oleh kondisi atau paparan tersebut.

4. Prosedur

1. Officer bertanggung jawab dalam melakukan identifikasi resiko bahaya yang ada di setiap
unit kegiatan dan lokasi kerja yang akan dilaksanakan, menilai resiko dari bahaya-bahaya
yang ada dan menentukan kontrol yang dibutuhkan.
2. Langkah-langkah penyusunan JSA dan HIRA:
a. Rincikan langkah-langkah pekerjaan dari awal hingga akhir pekerjaan
b. Identifikasi bahaya,penilaian dan pengendalian resiko
c. Menentukan langkah pengendalian berdasarkan bahaya-bahaya pada setiap langkah-
langkah pekerjaan
3. Pengolahan limbah Cair
Sebagian besar limbah kimia dalam bentuk limbah cair dapat merusak lingkungan, dengan
demikian limbah cair harus terus diolah dengan benar sebagai berikut :
a. Limbah cair di area kerja harus dicatat. Daftar tersebut mencakup jenis limbah cair,
volume dll.
No.Dokumen TRI – HSE 02
PROSEDUR SMK Revisi 2
PROSEDUR IDENTIFIKASI BAHAYA DAN Tgl. Berlaku 24/10/2019
PENGENDALIAN RESIKO Halaman Page 2 of 6

b. Limbah cair dari pelumas mesin atau peralatan dapat dibersihkan dengan menggunakan
lap. Pelumas disekitar mesin dapat dibersihkan dengan deterjen dan disemprot dengan
air bersih
c. Limbah cair dari pelumas dengan volume tinggi karena pemeliharaan dapat
ditempatkan pada drum atau wadah lain jauh dari api atau panas
d. Apabila terdapat ceceran pelumas di area tertentu, area tersebut harus dibatasi sehingga
ceceran tersebut tidak meluas ke area sekitarnya. Area tersebut harus segera
dibersihkan
e. Penggunaan bahan kimia untuk kegiatan kerja seperti asam klorida dengan konsentrasi
harus segera dibersihkan dengan detergen apabila tumpah

4. Dampak Pada Kualitas Air


Limbah domestik pekerja – sampah, air limbah dan air buangan dari mess atau workshop
harus dikurangi dengan perencanaan yang matang termasuk air buangan dan saluran
pembuangan (desain dan konstruksi septik tank), posisi dan penggunaan lubang
pembuangan limbah dan kebersihan umum mess atau workshop

5. Pembuangan Limbah
Pembuangan
a. Barel, drum dan kaleng kosong
b. Minyak pelumas bekas
c. Bahan bakar dan larutan terkontaminasi
d. Sampah logam
e. Limbah sanitasi dan air keruh
f. Limbah domesitik
6. Identifikasi Limbah
Seluruh limbah harus diidentifikasi dan dicatat dalam daftar limbah berbahaya dan tidak
dari mulai dihasilkan sampai dibuang

7. Lokasi Pembuangan

Lokasi pembuangan pihak ketiga akan diaudit sebelum digunakan. Audit pada jarak waktu
teratur juga diperlukan

Alahan pertanian akan digunakan untuk untuk penebangan, akan dibuat prosedur pemilihan
lokasi, operasi dan penutupan mess atau workshop, pengolahan lahan dan pemantauan air
tanah

8. Mess dan Workshop

Diantara masalah lingkungan yang harus dipertimbangkan di dalam konstruksi, operasi dan
penutupan Mess dan Workshop adalah :

a. Pengolahan dan pemindahan limbah dan air kotor


b. Penyediaan air minum
No.Dokumen TRI – HSE 02
PROSEDUR SMK Revisi 2
PROSEDUR IDENTIFIKASI BAHAYA DAN Tgl. Berlaku 24/10/2019
PENGENDALIAN RESIKO Halaman Page 3 of 6

c. Pengumpulan dan pemisahan, penelusuran dan pemmindahan limbah domestik seperti


sisa makanan dan kertas
d. Pencegahan ceceran / tumpahan tangki minyak
e. Pengumpulan, pemisahan, penelusuran dan pembuangan limbah industri seperti bahan
bakar, pelumas, filter
f. Pembongkaran Mess dan Workshop dan pemulihan lokasi ke kondisi semula

9. Saluran Pembuangan Air

Saluran pembuangan akhir dapat diolah dengan menggunakan sistem pengolahan biologis
atau tanki septik dan dibuang kelahan dangkal untuk infiltrasi. Lahan dangkal dapat lebih
efektif didalam daerah hutan hujan tropis akibat kondisi penutup tanah yang dangkal dan
permukaan air yang kemungkinan lebih tinggi. Apabila terdapat kedalaman tanah penutup
yang cukup dan tinggi permukaan air maksimum lebih dari 10 kaki, kuras lubang dapat
dilaksanakan karena ukuran fisik area permukaan yang diperlukan untuk konstruksi.

MCK lubang dapat digunakan untuk camp dan menurunkan kebutuhan sistem tangki septik.
MCK straddle dan cat hole dapat digunakan untuk camp sementara. Sisa kotoran dengan
kapur untuk meningkatkan pembusukan sisa kotoran

Ember plastik untuk menangkap dan mengumpulkan sisa kotoran dan urin. Pembuangan
dengan insinerasi atau penguburan

10. Limbah / Bahan Mudah Terbakar

Limbah organik seperti kertas, katu, bahan lap, saringan minyak non-logam, bantalan
penyerap, limbah dapur dan bahan yang mudah terbakar lainnya dapat dibuang ke luar
lokasi dengan menggunakan incinerator rendah.

11. Limbah / Bahan Tidak Mudah Terbakar

Limbah industri non-organik, yang termasuk kawat bekas,besi bekas, limbah logam harus
didaur ulang atau dibuang dilokasi yang disetujui. Apabila penggunaaan kembali tidak
memungkinkan, limbah drum harus dibuat dari lokasi sebagai limbah atau pembuangan
yang sesuai.

12. Bahan Bakar dan Minyak

Proyek ini memerlukan penggunaan kendaraan, generator, mesin besar atau mesin kecil dan
pompa. Direncanakan untuk menggunakan Stasiun Bensin Pertamina setempat sebanyak
mungkin untuk pengisian ulang bahan bakar kendaraan. Namun demikian, akan timbul
keadaan yang tidak praktis seperti bahan bakar generator dan dengan demikian, minyak
akan disimpan di Workshop.

13. Penyimpanan Bahan Bakar


No.Dokumen TRI – HSE 02
PROSEDUR SMK Revisi 2
PROSEDUR IDENTIFIKASI BAHAYA DAN Tgl. Berlaku 24/10/2019
PENGENDALIAN RESIKO Halaman Page 4 of 6

Area tempat penyimpanan bahan bakar harus sesuai dengan peraturan lokal dan nasional
termasuk Program Pencegahan dan Penanganan Tumpahan Minyak dan Klien. Tangki
digunakan juga drum pada saat tertentu.

a. Penyimpanan bahan bakar akan dipasang untuk mengumpulkan ceceran dan


melindungi tanah dan penetrasi kedalam air tanah
b. Tidak ditempatkan di permukaan rentan banjir atau dekat saluaran air selain yang
direkomendasikan
c. Ditempatkan dengan baik diatas tanda air anak sungai
d. Ditempatkan pada permukaan yang stabil dan rata
e. Memiliki sistem pengumpul sekunder seperti tiang yang dapat menahan isi wadah
terbesar dan volume yang bersesuaian untuk menampung air hujan
f. Dilindungi untuk mencega rembesan air hujan kedalam containtment
g. Tidak mengandung bahan mudah terbakar untuk mengurangi potensi kebakaran
h. Tempatkan penyimpanan pada jarak yang aman diworkshop
i. Bahan bakar harus disimpan dengan cara yang sesuai untuk mengurangi potensi
ceceran/tumpahan
j. Tangki atau drum bahan bakar harus selalu diperiksa untuk mengetahui bocoran.
Departemen SHE harus menetapkan jadwal reguler dengan inspeksi tercatat
k. Setiap kebocoran yang ditemukan harus segera dilaporkan kepada mekanik
l. Setiap tangki bahan bakar di mainfold bersama harus memiliki katup antara keduanya
yang biasa saling tertutup
m. Drum harus disimpan pada sisi diatas permukaan untuk mencegah karat dan
memudahkan deteksi kebocoran. Bungs harus selalu ada di sisi atas drum. Perhatian
harus diberikan untuk memeriksa apaka bung tanda kebocoran atau tampering
n. Apabila drum digunakan sebagian, pastikan bahwa penutup bung memiliki O-Ring
karet dan dapat ditutup kembali dengan benar

14. Bahan Berbahaya Lain


Bahan berbahaya lain terhadap karyawan termasuk baterai, pelarut, cat dan bahan perbaikan
a. Bahan berbahaya lain harus disimpan dan ditutup di tempat yang aman. Tempat
penyimpanan harus sesuai dengan standar yang ditentukan. untuk penyimpanan,
pengangkutan dan penggunaan bahan peledak harus sesuai dengan peraturan atau
undang-undang yang berlaku
b. Seluruh bahan berbahaya harus diidentifikasi dan apabila memungkinkan, diidentifikasi
dan digunakan. Apabila tidak memungkinkan, langkah dibawah ini harus dilaksanakan.
c. Pastikan bahwa seluruh bahan berbahaya harus diberi tanda secara jelas
d. MSDS harus selalu tersedia untuk penggunaan bahan tersebut
e. Pastikan bahwa seluruh pekerja telah menerima pelatihan tentang penggunaan bahan;
bahaya kesalahan penggunaaan dan bantuan pertama yang harus diterapkan dalam
suatu hal kejadian
f. Pastikan bahwa seluruh bahan berbahaya disimpan dengna benar, diberi tanda yang
sesuai dengan isi yang ditunjukan secara jelas berdasarkan rekomendasi fabrikan
g. Seluruh bahan berbahaya harus dibuang dengan cara yang ditetapkan di lokasi yang
telah disepakati
No.Dokumen TRI – HSE 02
PROSEDUR SMK Revisi 2
PROSEDUR IDENTIFIKASI BAHAYA DAN Tgl. Berlaku 24/10/2019
PENGENDALIAN RESIKO Halaman Page 5 of 6

h. Walaupun disetujui sebagai metode pembuangan, dilarang membakar bahan berbahaya


di lokasi kerja atau workshop. Pindahkan ke tempat pembuangan yang benar
i. Catatan lengkap harus dibuat untuk seluruh pembelian bahan berbahaya, penggunaan,
penggunaan, pembuangan dan ceceran /tumpahan sesuai dengan prosedur yang telah
ditentukan
j. Seluruh baterai terutama lithium dan nickel cadmium harus diangkut dan dibuang
dengan cara yang ditetapkan dan sesuai rekomendasi fabrikan

15. Minyak Pelumas

a. Minyak pelumas harus didaur ulang atau dibakar


b. Dilarang membuang pelumas bekas ke permukaan tanah atau kedalam tempat
pengumpulan minyak

16. Pengelolaan Limbah dan Pengendalian Bahan Berbahaya Secara Umum

Pengelolaaan limbah dan pengendalian bahan berbahaya yang harus diperhatikan di dalam
pembangunan dan penggunaan adalah :

a. Pengumpulan, pemisahan dan pemindahan limbah domestik seperti sisa makanan,


wadah makanan dan kertas
b. Pengumpulan ceceran tangki atau drum bahan bakar
c. Pengumpulan, pemusnahan, penelusuran dan pemindahan limbah industri
d. Pembongkaran bangunan dan pemulihan lokasi ke kondisi sebelumnya
e. Pengembalian lokasi kekondisi semula

17. Pelatihan
Untuk memenuhi persyaratan ini, diperlukan info dan pelatihan yang mendasar untuk
seluruh pemula dan staff yang ada yang mencakup hal sebagai berikut
a. Pengendalian yang diberikan untuk mengurangi resiko tersebut
b. Alasan pengendalian
c. Cara pengendalian
d. Alasan penggunaan peralatan pelindung diri dan cara penggunaan
e. Peran dan hasil pemantauan udara di tempat kerja atau pengawasan kesehatan
No.Dokumen TRI – HSE 02
PROSEDUR SMK Revisi 2
PROSEDUR IDENTIFIKASI BAHAYA DAN Tgl. Berlaku 24/10/2019
PENGENDALIAN RESIKO Halaman Page 6 of 6

5. Alur Pengesahan

No Tanggal/ Isi Perubahan/ Content Direvisi Jabatan/


Date Revision Position
Oleh/ Revised by

1 4 Juni 2022 Format Pengesahan, Kop SOP Muhammad Safety Officer


Amien

Disetujui Oleh/ Approved by Jabatan/ Position Tanggal/ Date Tanda Tangan/ Signature

Obaja Hutabalian Nainggolan PJO 4 Juni 2022

Anda mungkin juga menyukai