1. Tujuan
2. Ruang Lingkup
3. Definisi
4. Prosedur
1. Officer bertanggung jawab dalam melakukan identifikasi resiko bahaya yang ada di setiap
unit kegiatan dan lokasi kerja yang akan dilaksanakan, menilai resiko dari bahaya-bahaya
yang ada dan menentukan kontrol yang dibutuhkan.
2. Langkah-langkah penyusunan JSA dan HIRA:
a. Rincikan langkah-langkah pekerjaan dari awal hingga akhir pekerjaan
b. Identifikasi bahaya,penilaian dan pengendalian resiko
c. Menentukan langkah pengendalian berdasarkan bahaya-bahaya pada setiap langkah-
langkah pekerjaan
3. Pengolahan limbah Cair
Sebagian besar limbah kimia dalam bentuk limbah cair dapat merusak lingkungan, dengan
demikian limbah cair harus terus diolah dengan benar sebagai berikut :
a. Limbah cair di area kerja harus dicatat. Daftar tersebut mencakup jenis limbah cair,
volume dll.
No.Dokumen TRI – HSE 02
PROSEDUR SMK Revisi 2
PROSEDUR IDENTIFIKASI BAHAYA DAN Tgl. Berlaku 24/10/2019
PENGENDALIAN RESIKO Halaman Page 2 of 6
b. Limbah cair dari pelumas mesin atau peralatan dapat dibersihkan dengan menggunakan
lap. Pelumas disekitar mesin dapat dibersihkan dengan deterjen dan disemprot dengan
air bersih
c. Limbah cair dari pelumas dengan volume tinggi karena pemeliharaan dapat
ditempatkan pada drum atau wadah lain jauh dari api atau panas
d. Apabila terdapat ceceran pelumas di area tertentu, area tersebut harus dibatasi sehingga
ceceran tersebut tidak meluas ke area sekitarnya. Area tersebut harus segera
dibersihkan
e. Penggunaan bahan kimia untuk kegiatan kerja seperti asam klorida dengan konsentrasi
harus segera dibersihkan dengan detergen apabila tumpah
5. Pembuangan Limbah
Pembuangan
a. Barel, drum dan kaleng kosong
b. Minyak pelumas bekas
c. Bahan bakar dan larutan terkontaminasi
d. Sampah logam
e. Limbah sanitasi dan air keruh
f. Limbah domesitik
6. Identifikasi Limbah
Seluruh limbah harus diidentifikasi dan dicatat dalam daftar limbah berbahaya dan tidak
dari mulai dihasilkan sampai dibuang
7. Lokasi Pembuangan
Lokasi pembuangan pihak ketiga akan diaudit sebelum digunakan. Audit pada jarak waktu
teratur juga diperlukan
Alahan pertanian akan digunakan untuk untuk penebangan, akan dibuat prosedur pemilihan
lokasi, operasi dan penutupan mess atau workshop, pengolahan lahan dan pemantauan air
tanah
Diantara masalah lingkungan yang harus dipertimbangkan di dalam konstruksi, operasi dan
penutupan Mess dan Workshop adalah :
Saluran pembuangan akhir dapat diolah dengan menggunakan sistem pengolahan biologis
atau tanki septik dan dibuang kelahan dangkal untuk infiltrasi. Lahan dangkal dapat lebih
efektif didalam daerah hutan hujan tropis akibat kondisi penutup tanah yang dangkal dan
permukaan air yang kemungkinan lebih tinggi. Apabila terdapat kedalaman tanah penutup
yang cukup dan tinggi permukaan air maksimum lebih dari 10 kaki, kuras lubang dapat
dilaksanakan karena ukuran fisik area permukaan yang diperlukan untuk konstruksi.
MCK lubang dapat digunakan untuk camp dan menurunkan kebutuhan sistem tangki septik.
MCK straddle dan cat hole dapat digunakan untuk camp sementara. Sisa kotoran dengan
kapur untuk meningkatkan pembusukan sisa kotoran
Ember plastik untuk menangkap dan mengumpulkan sisa kotoran dan urin. Pembuangan
dengan insinerasi atau penguburan
Limbah organik seperti kertas, katu, bahan lap, saringan minyak non-logam, bantalan
penyerap, limbah dapur dan bahan yang mudah terbakar lainnya dapat dibuang ke luar
lokasi dengan menggunakan incinerator rendah.
Limbah industri non-organik, yang termasuk kawat bekas,besi bekas, limbah logam harus
didaur ulang atau dibuang dilokasi yang disetujui. Apabila penggunaaan kembali tidak
memungkinkan, limbah drum harus dibuat dari lokasi sebagai limbah atau pembuangan
yang sesuai.
Proyek ini memerlukan penggunaan kendaraan, generator, mesin besar atau mesin kecil dan
pompa. Direncanakan untuk menggunakan Stasiun Bensin Pertamina setempat sebanyak
mungkin untuk pengisian ulang bahan bakar kendaraan. Namun demikian, akan timbul
keadaan yang tidak praktis seperti bahan bakar generator dan dengan demikian, minyak
akan disimpan di Workshop.
Area tempat penyimpanan bahan bakar harus sesuai dengan peraturan lokal dan nasional
termasuk Program Pencegahan dan Penanganan Tumpahan Minyak dan Klien. Tangki
digunakan juga drum pada saat tertentu.
Pengelolaaan limbah dan pengendalian bahan berbahaya yang harus diperhatikan di dalam
pembangunan dan penggunaan adalah :
17. Pelatihan
Untuk memenuhi persyaratan ini, diperlukan info dan pelatihan yang mendasar untuk
seluruh pemula dan staff yang ada yang mencakup hal sebagai berikut
a. Pengendalian yang diberikan untuk mengurangi resiko tersebut
b. Alasan pengendalian
c. Cara pengendalian
d. Alasan penggunaan peralatan pelindung diri dan cara penggunaan
e. Peran dan hasil pemantauan udara di tempat kerja atau pengawasan kesehatan
No.Dokumen TRI – HSE 02
PROSEDUR SMK Revisi 2
PROSEDUR IDENTIFIKASI BAHAYA DAN Tgl. Berlaku 24/10/2019
PENGENDALIAN RESIKO Halaman Page 6 of 6
5. Alur Pengesahan
Disetujui Oleh/ Approved by Jabatan/ Position Tanggal/ Date Tanda Tangan/ Signature